Sejarah Singkat Tentang Perkembangan filsafat

islam untk menjawab tantangan zaman, yang membahas hubungan antara Allah dan alam semesta. Pembahasan ini juga mencakup hubungan antara wahyu, aqidah dan hikmah, filsafat, dan agama.  Menurut Al Kindi, Kegiatan manusia yang memiliki tingkat tertinggi adalah filsafat yang merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia . Bagian filsafat yang paling mulia adalah filsafat pertama, yaitu pengetahuan kebenaran pertama yang merupakan sebab dari segala kebenaran.  Menurut Merriam-Webster dalam Soeparmo, 1984, filsafat merupakan pengetahuan tentang kenyataan-kenyataan yang paling umum dan kaidah-kaidah realitas serta hakekat manusia dalam segala aspek perilakunya seperti: logika, etika, estetika dan teori pengetahuan.

2.2 Sejarah Singkat Tentang Perkembangan filsafat

Filsafat Islam muncul sebagai imbas dari gerakan penerjemahan besar- besaran dari buku-buku peradapan Yunani dan peradaban-peradaban lainnya pada masa kejayaan Daulah Abbasiah, dimana pemerintahan yang berkuasa waktu itu memberikan sokongan penuh terhadap gerakan penerjemahan ini, sehingga para ulama bersemangat untuk melakukan penerjemahan dari berbagai macam keilmuan yang dimiliki peradaban Yunani kedalam bahasa Arab, dan prestasi yang paling gemilang dari gerakan ini adalah ketika para ulama berhasil menerjemahkan ilmu filsafat yang mejadi maskot dari peradaban Yunani waktu itu, baik filsafat Plato, Aristoteles, maupun yang lainnya. Sebenarnya gerakan penerjemahan ini dimulai semenjak masa Daulah Umawiyyah atas perintah dari Khalid bin Yazid Al-Umawî untuk menerjemahkan buku-buku kedokteran, kimia dan geometria dari Yunani, akan tetapi para Ahli Sejarah lebih condong bahwa gerakan ini benar-benar dilaksanakan pada masa pemerintahan Daulah Abbasiah saja, dan mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Al-Manshur 136-158 H hingga masa pamerintahan AL-Mamun 198-218 H , dimana penerjemahan ini tidak terbatas pada beberapa bidang keilmuan saja,akan tetapi meliputi berbagai cabang keilmuan sehingga kita bisa melihat lahirnya para ilmuan besar pada masa ini, contohnya Al-Kindi 155-256 H seorang filosof besar yang menguasai beraneka bidang keilmuan, seperti matematika, astronomi, musik, geometri, ii kedokteran dan politik, disamping nama-nama besar yang muncul setelahnya, sebut saja Ar-Razi, Ibn Sina 370-428 H, Al-Farabi 359-438 H dan yang lainnya .2.3 Hubungan Antara Agama dan filsafat Ibn Rusyd berpendapat bahwa agama dan filsafat atau akal dan wahyu tidak bertentangan dan tidak mesti dipertentangkan karena pada hakekatnya keduanya berhubungan erat. Kebenaran filosofis dapat diperoleh melalui rasio, tetapi kebenaran religius haruslah diterima berdasar keimanan. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Al Kindi bahwa ajaran filsafat berdasar akal fikiran manusia, sedangkan agama berdasarkan wahyu. Dalil-dalil al Qur’an lebih pasti dan lebih meyakinkan daripada dalil-dalil filosofis manusia. Menurut Al Iraqi, meskipun jalan yang ditempuh agama dan filsafat berbeda, namun tujannya sama yaitu mendapat kebenaran. Usaha untuk mempertemukan agama dan filsafat ini tidak mungkin tercapai kecuali dengan menakwilkan nash sebab Al Qur’an tidak menganjurkan untuk berpegang kepada nash saja. Bahkan sebaliknya Al Qur’an menganjurkan untuk menggunakan akal. Dengan demikian dapat kita pahami pada dasarnya filsafat dan agama itu berbeda tapi saling membutuhkan dan melengkapi satu sama lainnya. Hal ini ditegaskan oleh franz Magnis-Suseno dalam bukunya Berfilsafat dari Konteks, bahwa filsafat itu dapat membantu agama dengan alasan:  filsafat dapat membantu agama dalam mengartikan menginterpretasikan teks-teks suci  filsafat menyediakan metode pemikiran untuk teologi. Teologi sebagai pemikiran orang beriman tentang imannya memerlukan metode pemikiran filsafat yang membantunya  filsafat membantu agama dalam menghadapi masalah-masalah baru. misalnya masalah bayi tabung, filsafat membantu dengan prinsip-prinsip moralitasnya sendiri  filsafat membantu agama dalam menghadapi tantangan idiologi dari dalam ataupun luar. Jadi filsafat tidak menyaingi agama dan agama tidak dapat digantikan oleh filsafat. Franz Magnis Suseno1992:19-20

2.4 Tujuan, Fungsi dan Manfaat Filsafat