Seni Rupa Zaman Logam Seni Rupa Zaman Hindu-Budha.

d. Seni Rupa Zaman Megalitikum Batu Besar

Karya peninggalannya : • Menhir • Dolmen Kubur batu • Keranda batu sarcopagus • Punden berundak • Arca batu

2. Seni Rupa Zaman Logam

Zaman logam di Indonesia dimulai sejak tahun 500 SM, yaiitu sejak kebudayaan indo-cina masuk ke Indonesia. Kebudayaan logam di Indonesia hanya mengalami zaman perunggu. Berikut adalah beberapa peninggalan seni rupa zaman perunggu : • Gendering perunggu • Kapak perunggu • Bejana perunggu • Ragam hias Dari peninggalan benda-benda di atas, maka jelas sejak zaman prasejarah orang Indonesia sudah mengenal seni rupa meskipun masih sangat sederhana. Seni rupa tradsional Indonesia khususnya zaman prasejarah, selain untuk keperluan bertahan hidup, benda-benda karya seni mereka cenderung digunakan untuk kepentingan pemujaan magis, seperti lukisan telapak tangan di gua leang-leang. Lukisan telapak tangan tersebut diduga sebagai lambang rasa duka cita atas meninggalnya keluarga mereka. Kemudian lukisan babi yang terluka diartikan sebagai lambang pengharapan agar perburuan mereka berhasil.

3. Seni Rupa Zaman Hindu-Budha.

Zaman Hindu-Budha merupakan babak baru periodesasi kebudayan di Indonesia. Zaman ini juga di katakana sebagai akhir dari zaman prasejarah dan menjadi awal zaman sejarah. Hal ini di buktikan dengan adanya penemuan tulisan. Masa inipun sering dikatakana sebagai masa klasik. Peninggalan karya seni rupa pada masa Hindu-Budha yaitu prasasti dan candi. Prasasti adalah batu yang berisi sebuah tulisan tentang sesuatu peristiwa atau upacara tertentu yang dilakukan oleh orang-orang di lingkungan kerajaan. Pada zaman Hindu-Budha,banyak sekali kerajaan yang berdiri, mulai dari kerajaan kecil sampai kerajaan besar. Hampir semua kerajaan memiliki peninggalan yang berupa prasasti. Berikut adalah beberapa prasasti peninggalan kerajaan-kerajaan pada masa Hindu-Budha. 1. Prasasti ciaruteum yang bergambar telapak kaki Kerajaan Tarumanegara 2. Prasasti kedukan bukit 683,menyebutkan kemenangan Raja Dapunta hyang Kerajaan Sriwijaya 3. Prasasti canggal di Gunung Wakir 732, menyebutkan Banga Sanjaya membangun sebuah lingga di daerah Kunjara Kunya di jawa Dwipa Kerajaan Mataram Kuno 4. Prasasti tukmas di lereng Gunung Merbabu,menyebutkan adanya mata air dari sumber yang dapat di samakan dengan sungai gangga Kerajaan Kaling Selain prasasti yang di sebutkan di atas, masih banyak lagi peninggalan kerajaan yang berkembang pada masa Hindu-Budha. Candi merupakan peninggalan zaman Hindu-Budha yang paling megah dan agung, karena orang zaman klasik membangunnya untuk tujuan yang agung yaitu untuk kegiatan spiritual. Candi berasal dari kata” Candika Gerha” yang artinya rumah dewi candika. Dewi Candika disebut juga Dewi Durga atau Dewi Maut. Orang membangun candi dengan harapan mendapat pertolongan dari dewi durga dalam kematianya sehingga candi kebanyakan berfungsi sebangai kuburan raja-raja. Pada perkembangan selanjutnya, Fungsi candi menjadi bermacam-macam di antaranya sebangai berikut : 1. Sebagai hiasan Candi Sari 2. Sebagai kuburan Abu Jenazah Candi Budha 3. Sebagai Pemujaan Candi penataran 4. Sebagai tempat Semedi Candi Jalatunda 5. Sebagai Pemandian Candi Belahan 6. Sebagai Gapura Candi Bajang Ratu Seperti halnya zaman Hindu-Budha, zaman Islam juga memiliki peninggalan karya seni rupa yang cukup megah. Hasil karya seni rupa zaman Islam berupa arsitektur dan seni hias Seni Arsitektur meliputi • Masjid • Makam • Istana Seni hias meliputi : • Seni ukir • Seni kaligrafi arab • Seni wayang • Seni batik • Seni lukisSeni Rupa Moderen Seni rupa moderen merupakan babak baru dalam perkembangan seni rupa. Menurut konsepnya, karya seni rupa tidak lagi menjadi simbol-simbol kehidupan yang kaku, namun ia lebih cenderung menjadi pengungkap ekspresi dan nilai seorang seniman secara bebas. Perkembangan seni rupa Indonesia modern terbagi dalam beberapa babak periodesasi.

a. Masa Raden Saleh Perintisan