Contoh Makalah Perkembangan Peradaban Seni dan Budaya di Indonesia

(1)

Makalah

“ Perkembangan Peradaban Seni & Budaya

di Indonesia “

Disusun oleh Kelompok I

Enden R

Aris

Cecep

Della

Dini

Eneng

Faisal

Fitriyani

Hari

Indra

Irfan M

Jajang

M. Fajar

M. Rangga

Nandang

Nunik

Revi

Reza

Saeful

Virly

Winda

Yayan S

( Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah ISBD Semester II

STT – Garut )


(2)

Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah kita haturkan kehadirat Allah SWT, karena sampai saat ini masih memberikan rahmat nikmat serta hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Perkembangan Peradaban Seni & Budaya Indonesia” dapat terselasaikan.

Selawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang berhasil merubah corak hidup jahiliyah pada tatanan kehidupan bernafaskan islam yang risalahnya sebagai suri tauladan bagi umat manusia.

Dalam penulisan makalah ini, penulis sangat menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan baik isi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu kritik, saran dan pendapat dari pembaca kami sangat harapkan.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan serta memperluas pengetahuan bagi penulis dan para pembaca umumnya.

Penulis


(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya. Terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau. Masing-masing suku bangsa memiliki keanekaragaman seni budaya tersendiri. Di setiap seni budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial yang tinggi. Pada kondisi saat ini seni dan kebudayaan mulai ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan seni dan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan hilangnya keanekaragaman seni budaya Indonesia secara perlahan-lahan, yang tidak terlepas dari pengaruh budaya luar dan karakter mayarakat Indonesia yang suka meniru. Dalam menjaga kelestarian seni budaya Indonesia tersebut banyak cara yang dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan yang ada. Jangan sampai di saat seni budaya kita diambil bangsa lain, baru kita menyadari betapa bagusnya nilai-nilai yang terkandung dalam budaya kita itu sendiri. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin lama semakin canggih serta perdagangan bebas yang telah terjadi di dunia khususnya Indonesia telah meracuni bangsa Indonesia terhadap moral akhlak dan tatakrama pergaulan anak remaja, adat budaya Indonesia yang dulu katanya Indonesia kaya akan seni budayanya kini terhapus semua oleh yang namanya kemajuan zaman.

Perkembangan zaman era Globalisasi sekarang ini amatlah pesatnya sehingga membuat kita sering takjub dengan segala penemuan-penemuan baru disegala bidang. Penemuan-penemuan baru yang lebih banyak didominasi oleh negara-negara Barat tersebut dapat kita simak dan saksikan melalui layar televisi, koran, internet dan sebagainya yang sering membuat kita geleng-geleng kepala sebagai orang Indonesia yang hanya bisa menikmati dan memakai penemuan orang-orang Barat tersebut. Penemuan-penemuan baru tersebut merupakan sisi positif yang dapat kita ambil dari negara-negara Barat itu sedangkan di negara-negara Barat itu sendiri makin maju dan modern diiringi pula dengan bebasnya mereka dalam bertindak dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi suatu kebiasaan yang membudaya.

Kebiasaan-kebiasaan orang Barat yang telah membudaya tersebut hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya seni dan kebudayaan orang-orang Barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-norma ke timuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-rang Barat. Seni dan Kebudayan-kebudayaan Barat tersebut dapat kita mulai dari pakaian dan mode, musik, film sampai pada pergaulan dengan lawan jenis.


(4)

1.2 Rumusan Masalah

Hal-hal yang akan penulis uraikan dalam penulisan makalah tentang seni dan budaya indonesia yaitu:

a. Apa pengertian dari seni dan budaya ?

b. Bagaimana sejarah peradaban seni dan budaya di Indonesia ? c. Apa macam-macam Seni Dan Budaya Indonesia ?


(5)

BAB II PEMBAHASAN

PERKEMBANGAN PERADABAN SENI & BUDAYA DI INDONESIA 2.1 Seni Rupa Tradisional Indonesia

Perkembangan seni rupa tradisional Indonesia sudah dimulai sejak zaman prasejarah. Meskipun tidak ada orang yang tahu secara pasti kapan dimulainya zaman prasejarah. Periodesasi zaman prasejarah di Indonesia di bagi menjadi beberapa periode di antaranya : zaman batu dan zaman logam. Kedua zaman prasejarah ini, sama-sama memiliki karya seni rupa ( tradisional ) hal itu dapat di buktikan dengan adanya peninggalan-peninggalan yg berupa karya seni rupa yg bersipat tradisional seperti kapak genggam, gelang, kalung, tembikar bahkan ada lukisan.

Khusus mengenai lukisan tersebut, pertama kali di temukan di gua leang-leang sulawesi dan lukisan tersebut berupa penjiplakan telapak tangan pada dinding gua. Selain lukisan telaapak tangan,juga terdapat gambar binatang berupa gambar babi yang sedang meloncat dengan kondisi leher terluka.

1. Zaman Batu /Seni Rupa Zaman Batu

a. Seni Rupa Zaman Poleolitikum( Batu Tua ), Karya peninggalanya : 1. Kapak gengam ( chopper ).

2. Batu berwarna ( Chalcedon ) 3. Lukisan tangan dan babi

b. Seni Rupa Zaman Meseolitikum ( Batu tengah), Karya peninggalannya : 1. Mata panah

2. Batu penggiling 3. Kapak batu

c. Seni Rupa Zaman Neolitikum ( Batu Muda/Dasar Kebudayaan Bangsa Indonesia)

Karya peninggalannya : • Kapak persegi

• Kapak lonjong • Gelang

• Kalung

• Cincin dari batu berwarna


(6)

d. Seni Rupa Zaman Megalitikum( Batu Besar )

Karya peninggalannya : • Menhir

• Dolmen Kubur batu • Keranda batu (sarcopagus) • Punden berundak

• Arca batu

2. Seni Rupa Zaman Logam

Zaman logam di Indonesia dimulai sejak tahun 500 SM, yaiitu sejak kebudayaan indo-cina masuk ke Indonesia. Kebudayaan logam di Indonesia hanya mengalami zaman perunggu. Berikut adalah beberapa peninggalan seni rupa zaman perunggu :

• Gendering perunggu • Kapak perunggu • Bejana perunggu • Ragam hias

Dari peninggalan benda-benda di atas, maka jelas sejak zaman prasejarah orang Indonesia sudah mengenal seni rupa meskipun masih sangat sederhana. Seni rupa tradsional Indonesia khususnya zaman prasejarah, selain untuk keperluan bertahan hidup, benda-benda karya seni mereka cenderung digunakan untuk kepentingan pemujaan (magis), seperti lukisan telapak tangan di gua leang-leang.

Lukisan telapak tangan tersebut diduga sebagai lambang rasa duka cita atas meninggalnya keluarga mereka. Kemudian lukisan babi yang terluka diartikan sebagai lambang pengharapan agar perburuan mereka berhasil.

3. Seni Rupa Zaman Hindu-Budha.

Zaman Hindu-Budha merupakan babak baru periodesasi kebudayan di Indonesia. Zaman ini juga di katakana sebagai akhir dari zaman prasejarah dan menjadi awal zaman sejarah. Hal ini di buktikan dengan adanya penemuan tulisan. Masa inipun sering dikatakana sebagai masa klasik. Peninggalan karya seni rupa pada masa Hindu-Budha yaitu prasasti dan candi. Prasasti adalah batu yang berisi sebuah tulisan tentang sesuatu peristiwa atau upacara tertentu yang dilakukan oleh orang-orang di lingkungan kerajaan.


(7)

Pada zaman Hindu-Budha,banyak sekali kerajaan yang berdiri, mulai dari kerajaan kecil sampai kerajaan besar. Hampir semua kerajaan memiliki peninggalan yang berupa prasasti. Berikut adalah beberapa prasasti peninggalan kerajaan-kerajaan pada masa Hindu-Budha.

1. Prasasti ciaruteum yang bergambar telapak kaki (Kerajaan Tarumanegara)

2. Prasasti kedukan bukit ( 683),menyebutkan kemenangan Raja Dapunta hyang (Kerajaan Sriwijaya)

3. Prasasti canggal di Gunung Wakir (732), menyebutkan Banga Sanjaya membangun sebuah lingga di daerah Kunjara Kunya di jawa Dwipa (Kerajaan Mataram Kuno)

4. Prasasti tukmas di lereng Gunung Merbabu,menyebutkan adanya mata air dari sumber yang dapat di samakan dengan sungai gangga (Kerajaan Kaling)

Selain prasasti yang di sebutkan di atas, masih banyak lagi peninggalan kerajaan yang berkembang pada masa Hindu-Budha. Candi merupakan peninggalan zaman Hindu-Budha yang paling megah dan agung, karena orang zaman klasik membangunnya untuk tujuan yang agung yaitu untuk kegiatan spiritual.

Candi berasal dari kata” Candika Gerha” yang artinya rumah dewi candika. Dewi Candika disebut juga Dewi Durga atau Dewi Maut. Orang membangun candi dengan harapan mendapat pertolongan dari dewi durga dalam kematianya sehingga candi kebanyakan berfungsi sebangai kuburan raja-raja. Pada perkembangan selanjutnya, Fungsi candi menjadi bermacam-macam di antaranya sebangai berikut :

1. Sebagai hiasan (Candi Sari)

2. Sebagai kuburan Abu Jenazah (Candi Budha) 3. Sebagai Pemujaan (Candi penataran)

4. Sebagai tempat Semedi (Candi Jalatunda) 5. Sebagai Pemandian (Candi Belahan) 6. Sebagai Gapura (Candi Bajang Ratu)

Seperti halnya zaman Hindu-Budha, zaman Islam juga memiliki peninggalan karya seni rupa yang cukup megah. Hasil karya seni rupa zaman Islam berupa arsitektur dan seni hias

Seni Arsitektur meliputi • Masjid

• Makam • Istana


(8)

Seni hias meliputi : • Seni ukir

• Seni kaligrafi (arab) • Seni wayang • Seni batik

• Seni lukisSeni Rupa Moderen

Seni rupa moderen merupakan babak baru dalam perkembangan seni rupa. Menurut konsepnya, karya seni rupa tidak lagi menjadi simbol-simbol kehidupan yang kaku, namun ia lebih cenderung menjadi pengungkap ekspresi dan nilai seorang seniman secara bebas. Perkembangan seni rupa Indonesia modern terbagi dalam beberapa babak / periodesasi.

a. Masa Raden Saleh (Perintisan)

Raden Saleh Syariep Bustaman adalah putra seorang bangsawan. Ketika umurnya 10 Tahun (1817) beliau di serahkan oleh pamannya kepada belanda untuk dididik menjadi pegawai. Pada tahun 1826, beliau mendapat pelajaran menggambar dari A.A.J. Payen, seorang pelukis dari Belgia. Payen meminta Jendral V. Der Capelen untuk memberi izin kepada Raden Saleh untuk meneruskan pelajaran di negeri Belanda. Cornelius Krusemen dan pelukis pemandangan yang bernama Andrean Schelf Vernet menjadi guru beliau.

Raden Saleh tinggal di kota Dresden (Jerman) selama 5 tahun dan lukisanya banyak disukai oleh orang-orang di sana dan beliaupun dikenal sebagai pelukis ‘potret’ yang handal. Setelah 10 tahun berkelana di Eropa, Raden Saleh kembali ke Indonesia bersama istrinya Ny.Winkelman pada tahun 1851. Raden Saleh Syarief Bustaman merupakan orang Indonesia yang pertama merintis jalan menuju seni rupa indonesia moderen meskipun corak lukisanya romantis, naturalis dan bergaya Barat.

Beberapa Karya Raden Saleh :

a. Antara hidup dan mati (pertarungan seekor banteng dengan seekor singa) b. Berburu banteng di jawa

c. Merapi yang meletus d. Banjir


(9)

b. Masa Indonesia Jelita (Indie Mooi) 1878

Beberapa pengamat seni menilai bahwa masa Indie Mooi menghasilkan karya-karya lukisan yang bersifat turistik, dengan “Gaya Denting” yaitu melukis dengan merekam langsung obyek-obyek pemandangan di sekitarnya dengan pelukisan naruralistik. Dan romatik. Lukisan-lukisan era Indie Mooi hanya menyenangkan secara visual, serba indah namun miskin kreativitas dan tidak menghayati subyek yang di lukisnya, karena mereka terkena getah kesuraman seni lukis Belanda yang diakibatkan oleh peperangan Napoleon di Eropa yang tak kunjung padam.

Tokoh seniman dari masa Indie Mooi adalah Abdullah Soro Subroto, putra dari Dr.Wahidin Sudiro Husodo. Abdullah Soro Subroto dikenal dengan sebutan Abdullah S.R yang kemudian diikuti oleh anak-anaknya untuk menjadi seniman di antaranya Sujono Abdullah, Basuki Abdullah, Tijito Abdullah,sedangkan pelukis lainnya ada Pirngadi, Henk Ngantung,Lee Man Fong, dll.

Beberapa lukisan masa Indie Mooi:

1. Pemandangan di sekitar gunung merapi(Abdullah S.R) 2. Pelabuhan ratu(pirngadi)

3. Balik ke alam (Basuki Abdullah) 4. Gadis Thailand

5. Gadis solo

c. Masa Cita Nasional

Pada masa ini, kesenian indonesia sedang berusaha untuk mencari ciri khas kesenian Nasional. S. Sudjojono adalah figur yang meledak-ledak dibakar rasa Nasionalisme dan tidak puas dengan kehidupan seni rupa.

Pada masa Indie Mooi semua lukisan serba indah, karena hal ini, dianggap mengingkari kenyataan yang ada di Indonesia. S.Sudjono bersama rekan-rekanya mendirikan sebuah organisasi yang bernama PERSAGI (Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia) dan diketuai oleh Agus Jayasuminta.

Persagi bertujuan untuk mengembangkan seni lukis di kalangan bangsa Indonesia dengan mencari gaya indonesia asli. Kelompok pelukis Persagi lebih mementingkan penumpahan jiwa dan isi hati pada karya bukan teknik dan bahan seperti yang diutamakan oleh para pelukis masa Indie Mooi.

Berikut adalah beberapa karya lukisan Masa Cita Nasional :

a. Karya Sudjono

Di depan kelambu terbuka • Sayang saya bukan anjing


(10)

• Bunga kamboja

b. Karya Agus Jayasuminta Barata yudha

• Arjuna wiwaha

• Dalam taman nirwana, dll.

c. Karya Otto Jaya Wanita impian • Penggodaan, dll

d. Masa Pendudukan Jepang

Pada masa ini di dirikan sebuah kelompok lukis oleh jepang yang bernama Keimin Bunka Shidoso dengan sebagai propaganda pembentuk ke kaisaran Asia Timur Raya. Pada masa ini juga berdiri sebuah organisasi yang di bentuk oleh 4 serangkai yaitu Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Kihajar dewantara, KH. Mas-mansur.Perkumpulan ini bernama PUTRA (Pusat Tenaga Rakyat) dan di tangani oleh S.Sudjojono dan Affandi tetapi organisasi ini di bubarkan oleh jepang pada tahun 1944 dan S.Sudjojono mengajar di keimin Bunka Shidoso.

e. Masa Sesudah Kemerdekaan

Pada masa ini banyak sekali organisasi yang bergerak di bidang seni rupa (lukis) bermunculan di antaranya SIM (Seniman Indonesia Muda), Pelukis rakyat, Taman Siswa dll. Semua organisasi ini mencetuskan sebuah organisasi baru yang bernama ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia).

f. Masa Pendidikan Formal

Masa Pendidikan Formal, Indonesia banyak meresmikan pusat pendidikan seni rupa untuk mencetak para seniman di antaranya ASRI, Balai Perguruan Tinggi ,Guru Gambar, ITB, dll.

g. Masa Seni Rupa Baru Di Indonesia

Masa Seni Rupa Baru di Indonesia di mulai pada tahun 1974 dengan munculnya kelompok baru dari kalangan seniman muda.


(11)

5 BUDAYA INDONESIA YANG MENDUNIA

Sebagai warga negara Indonesia, kita patut berbangga bahwa 5 warisan budaya Indonesia turut menjadi kebanggaan dunia. Apa saja budaya tersebut dan apa yang membuatnya menjadi kebanggan dunia? Simak ulasannya berikut ini:

1. Wayang

Wayang diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya bangsa Indonesia pada tahun 2003. Wayang sebagai “Karya Agung Budaya Dunia” yang diakui oleh UNESCO bukan hanya wayang Jawa tapi wayang Indonesia, termasuk wayang Bali, wayang golek Sunda, wayang Lombok, dll. Cerita-cerita yang dimainkan berkisah tentang dewa-dewi, persilatan, percintaan dan kepahlawanan yang pertunjukkannya selalu diiringi dengan musik gamelan. Sang dalang dalam pertunjukan wayang sangat pandai membawa suasana emosi penonton mulai dari serunya peperangan sampai cerita lucu yang dibawakan sang dalang sampai membuat penonton tertawa. Tahun 1950-1960an adalah puncak kejayaan wayang yang diakui para peneliti Barat, sebagai seni pertunjukan terindah di dunia.

2. Keris

UNESCO menyatakan Keris sebagai “Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity” pada tanggal 25 November 2005. Keris merupakan senjata tradisional Indonesia yang diyakini mengandung kekuatan supranatural. Raja-raja di nusantara menjadikan keris menjadi senjata pusaka. Keris telah digunakan sejak abad ke-9 dibuat dengan logam dan gagangnya dibuat dari tulang, tanduk atau kayu. Keris dibuat dari logam yang berkualitas. Keris Kuno bahkan logamnya berasal dari meteor yang jatuh ke bumi. Para Peneliti menyebut bahwa keris kuno mengandung unsur logam titanium suatu bahan yang baru pada abad 20 digunakan sebagai bahan pelapis kendaraan angkasa luar, tapi ternyata para Mpu pembuat keris telah menemukannya terlebih dahulu sebagai bahan pembuat keris.


(12)

3. Batik

Batik Indonesia sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage). Batik dihasilkan dengan proses penulisan gambar atau ragam hias pada media apapun dengan menggunakan lilin panas dengan menggunakan canting. Batik biasanya digambar pada kain katun dan sutra. Kesenian batik telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Menurut Prof. Yohanes Surya, PhD, ahli fisika Indonesia, Batik adalah lukisan tentang alam dan dinamikanya. Berbeda dengan para pelukis naturalis yang melukis alam persis seperti apa yang dilihatnya, para pencipta batik melukis alam dari sisi yang lebih dalam. Pencipta batik mencari pola dasar dari suatu fenomena yang dilihatnya itu. Dari pola dasar ini ditambah dengan beberapa aturan sederhana, pencipta batik dapat menghasilkan lukisan batik. Butuh suatu kejeniusan untuk melihat pola dasar dan mencari aturan ini.

4. Angklung

Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.


(13)

5. Tari Saman

Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tarian saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik,kerena hanya menampilkan gerak tepuk tangan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo) Tari Saman dari Gayo Lues dan sekitarnya di Provinsi Aceh resmi diakui dan masuk dalam daftar warisan budaya tak benda yang memerlukan perlindungan mendesak UNESCO, pada Sidang akbar tahunan yang dihadiri lebih dari 500 anggota delegasi dari 69 negara, LSM internasional, pakar budaya dan media di Bali pada 22 sampai 29 November 2011 lalu.


(14)

BAB III PENUTUP Kesimpulan

Peradaban Indonesia yang terus menerus mengalamai kemajuan yang pesat, khususnya dibidang seni dan budaya telah mampu mengangkat nama baik Indonesia di kancah Internasional. Kebanggaan ini merupakan sesuatu yang harus di jaga dan ditingkatkan oleh generasi Indonesia sekarang, khususnya di era globalisasi sekarang yang mana persaingan sudah semakin ketat dan keras.

Daftar Pustaka

 Alam S, dan henry hidayat. 2006. Ilmu pengetahuan social, Penerbit erlangga

 http://www.anneahira.com/7-unsur-kebudayaan.htm

 http://ltoeti.wordpress.com/2009/01/31/faktor-faktor-penyebab-keberagaman-budaya/

 http://www.anneahira.com/macam-macam-budaya.htm

7 unsur kebudayaan :

1. Mata pencaharian = petani, nelayan, pertambangan, pedagang 2. Bahasa = bahasa daerah yang banyak

3. IPTEK =

4. Kesenian = sangat banyak dan beragam 5. Agama = beragam

6. Kelengakapan hidup masyarakat = tradisional - modern 7. Sistem Organisasi = banyak kelompok social ( beragam )


(1)

b. Masa Indonesia Jelita (Indie Mooi) 1878

Beberapa pengamat seni menilai bahwa masa Indie Mooi menghasilkan karya-karya lukisan yang bersifat turistik, dengan “Gaya Denting” yaitu melukis dengan merekam langsung obyek-obyek pemandangan di sekitarnya dengan pelukisan naruralistik. Dan romatik. Lukisan-lukisan era Indie Mooi hanya menyenangkan secara visual, serba indah namun miskin kreativitas dan tidak menghayati subyek yang di lukisnya, karena mereka terkena getah kesuraman seni lukis Belanda yang diakibatkan oleh peperangan Napoleon di Eropa yang tak kunjung padam.

Tokoh seniman dari masa Indie Mooi adalah Abdullah Soro Subroto, putra dari Dr.Wahidin Sudiro Husodo. Abdullah Soro Subroto dikenal dengan sebutan Abdullah S.R yang kemudian diikuti oleh anak-anaknya untuk menjadi seniman di antaranya Sujono Abdullah, Basuki Abdullah, Tijito Abdullah,sedangkan pelukis lainnya ada Pirngadi, Henk Ngantung,Lee Man Fong, dll.

Beberapa lukisan masa Indie Mooi:

1. Pemandangan di sekitar gunung merapi(Abdullah S.R) 2. Pelabuhan ratu(pirngadi)

3. Balik ke alam (Basuki Abdullah) 4. Gadis Thailand

5. Gadis solo

c. Masa Cita Nasional

Pada masa ini, kesenian indonesia sedang berusaha untuk mencari ciri khas kesenian Nasional. S. Sudjojono adalah figur yang meledak-ledak dibakar rasa Nasionalisme dan tidak puas dengan kehidupan seni rupa.

Pada masa Indie Mooi semua lukisan serba indah, karena hal ini, dianggap mengingkari kenyataan yang ada di Indonesia. S.Sudjono bersama rekan-rekanya mendirikan sebuah organisasi yang bernama PERSAGI (Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia) dan diketuai oleh Agus Jayasuminta.

Persagi bertujuan untuk mengembangkan seni lukis di kalangan bangsa Indonesia dengan mencari gaya indonesia asli. Kelompok pelukis Persagi lebih mementingkan penumpahan jiwa dan isi hati pada karya bukan teknik dan bahan seperti yang diutamakan oleh para pelukis masa Indie Mooi.

Berikut adalah beberapa karya lukisan Masa Cita Nasional : a. Karya Sudjono

Di depan kelambu terbuka • Sayang saya bukan anjing


(2)

• Bunga kamboja

b. Karya Agus Jayasuminta Barata yudha

• Arjuna wiwaha

• Dalam taman nirwana, dll. c. Karya Otto Jaya

Wanita impian • Penggodaan, dll

d. Masa Pendudukan Jepang

Pada masa ini di dirikan sebuah kelompok lukis oleh jepang yang bernama Keimin Bunka Shidoso dengan sebagai propaganda pembentuk ke kaisaran Asia Timur Raya. Pada masa ini juga berdiri sebuah organisasi yang di bentuk oleh 4 serangkai yaitu Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Kihajar dewantara, KH. Mas-mansur.Perkumpulan ini bernama PUTRA (Pusat Tenaga Rakyat) dan di tangani oleh S.Sudjojono dan Affandi tetapi organisasi ini di bubarkan oleh jepang pada tahun 1944 dan S.Sudjojono mengajar di keimin Bunka Shidoso.

e. Masa Sesudah Kemerdekaan

Pada masa ini banyak sekali organisasi yang bergerak di bidang seni rupa (lukis) bermunculan di antaranya SIM (Seniman Indonesia Muda), Pelukis rakyat, Taman Siswa dll. Semua organisasi ini mencetuskan sebuah organisasi baru yang bernama ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia). f. Masa Pendidikan Formal

Masa Pendidikan Formal, Indonesia banyak meresmikan pusat pendidikan seni rupa untuk mencetak para seniman di antaranya ASRI, Balai Perguruan Tinggi ,Guru Gambar, ITB, dll. g. Masa Seni Rupa Baru Di Indonesia

Masa Seni Rupa Baru di Indonesia di mulai pada tahun 1974 dengan munculnya kelompok baru dari kalangan seniman muda.


(3)

5 BUDAYA INDONESIA YANG MENDUNIA

Sebagai warga negara Indonesia, kita patut berbangga bahwa 5 warisan budaya Indonesia turut menjadi kebanggaan dunia. Apa saja budaya tersebut dan apa yang membuatnya menjadi kebanggan dunia? Simak ulasannya berikut ini:

1. Wayang

Wayang diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya bangsa Indonesia pada tahun 2003. Wayang sebagai “Karya Agung Budaya Dunia” yang diakui oleh UNESCO bukan hanya wayang Jawa tapi wayang Indonesia, termasuk wayang Bali, wayang golek Sunda, wayang Lombok, dll. Cerita-cerita yang dimainkan berkisah tentang dewa-dewi, persilatan, percintaan dan kepahlawanan yang pertunjukkannya selalu diiringi dengan musik gamelan. Sang dalang dalam pertunjukan wayang sangat pandai membawa suasana emosi penonton mulai dari serunya peperangan sampai cerita lucu yang dibawakan sang dalang sampai membuat penonton tertawa. Tahun 1950-1960an adalah puncak kejayaan wayang yang diakui para peneliti Barat, sebagai seni pertunjukan terindah di dunia.

2. Keris

UNESCO menyatakan Keris sebagai “Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity” pada tanggal 25 November 2005. Keris merupakan senjata tradisional Indonesia yang diyakini mengandung kekuatan supranatural. Raja-raja di nusantara menjadikan keris menjadi senjata pusaka. Keris telah digunakan sejak abad ke-9 dibuat dengan logam dan gagangnya dibuat dari tulang, tanduk atau kayu. Keris dibuat dari logam yang berkualitas. Keris Kuno bahkan logamnya berasal dari meteor yang jatuh ke bumi. Para Peneliti menyebut bahwa keris kuno mengandung unsur logam titanium suatu bahan yang baru pada abad 20 digunakan sebagai bahan pelapis kendaraan angkasa luar, tapi ternyata para Mpu pembuat keris telah menemukannya terlebih dahulu sebagai bahan pembuat keris.


(4)

3. Batik

Batik Indonesia sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage). Batik dihasilkan dengan proses penulisan gambar atau ragam hias pada media apapun dengan menggunakan lilin panas dengan menggunakan canting. Batik biasanya digambar pada kain katun dan sutra. Kesenian batik telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Menurut Prof. Yohanes Surya, PhD, ahli fisika Indonesia, Batik adalah lukisan tentang alam dan dinamikanya. Berbeda dengan para pelukis naturalis yang melukis alam persis seperti apa yang dilihatnya, para pencipta batik melukis alam dari sisi yang lebih dalam. Pencipta batik mencari pola dasar dari suatu fenomena yang dilihatnya itu. Dari pola dasar ini ditambah dengan beberapa aturan sederhana, pencipta batik dapat menghasilkan lukisan batik. Butuh suatu kejeniusan untuk melihat pola dasar dan mencari aturan ini.

4. Angklung

Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.


(5)

5. Tari Saman

Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tarian saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik,kerena hanya menampilkan gerak tepuk tangan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo) Tari Saman dari Gayo Lues dan sekitarnya di Provinsi Aceh resmi diakui dan masuk dalam daftar warisan budaya tak benda yang memerlukan perlindungan mendesak UNESCO, pada Sidang akbar tahunan yang dihadiri lebih dari 500 anggota delegasi dari 69 negara, LSM internasional, pakar budaya dan media di Bali pada 22 sampai 29 November 2011 lalu.


(6)

BAB III PENUTUP Kesimpulan

Peradaban Indonesia yang terus menerus mengalamai kemajuan yang pesat, khususnya dibidang seni dan budaya telah mampu mengangkat nama baik Indonesia di kancah Internasional. Kebanggaan ini merupakan sesuatu yang harus di jaga dan ditingkatkan oleh generasi Indonesia sekarang, khususnya di era globalisasi sekarang yang mana persaingan sudah semakin ketat dan keras.

Daftar Pustaka

 Alam S, dan henry hidayat. 2006. Ilmu pengetahuan social, Penerbit erlangga  http://www.anneahira.com/7-unsur-kebudayaan.htm

 http://ltoeti.wordpress.com/2009/01/31/faktor-faktor-penyebab-keberagaman-budaya/  http://www.anneahira.com/macam-macam-budaya.htm

7 unsur kebudayaan :

1. Mata pencaharian = petani, nelayan, pertambangan, pedagang 2. Bahasa = bahasa daerah yang banyak

3. IPTEK =

4. Kesenian = sangat banyak dan beragam 5. Agama = beragam

6. Kelengakapan hidup masyarakat = tradisional - modern 7. Sistem Organisasi = banyak kelompok social ( beragam )