Pengaruh efek residu terhadap karakter fisik dan kimiawi serta aktivitas antioksidan kulit buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

i

PENGARUH EFEK RESIDU TERHADAP KARAKTER FISIK
DAN KIMIAWI SERTA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT
BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

DITA NURUL LATIFAH
A24060671

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

RINGKASAN

DITA NURUL LATIFAH. Pengaruh Efek Residu terhadap Karakter Fisik
dan Kimiawi serta Aktivitas antioksidan Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.) oleh ANI KURNIAWATI.
Komoditas manggis memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan sangat
potensial untuk dikembangkan menjadi komoditas ekspor unggulan. Potensi

manggis tidak hanya terbatas pada buahnya saja, tetapi hampir seluruh bagian
tumbuhan manggis menyimpan potensi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Species Garcinia diketahui kaya akan kandungan senyawa polifenol
yang memiliki aktivitas antioksidan tinggi. Adanya pengaruh suatu faktor
budidaya terhadap peningkatan sejumlah senyawa kimia tertentu yang terdapat
pada buah manggis dan bermanfaat bagi kesehatan, merupakan suatu peluang
untuk meningkatkan nilai tambah buah manggis. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh hara N, P, dan K terhadap karakter fisik dan kimia buah
manggis dan mengetahui pengaruh hara terhadap aktivitas antioksidan kulit
manggis.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Pasca Panen dan Laboratorium
Analisis Tanaman dan Kromatografi, Departemen Agronomi dan Hortikultura,
Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari – Juli 2010.
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan, tanaman manggis yang digunakan
merupakan tanaman yang sebelumnya pernah digunakan untuk penelitian
pemupukan selama 5 tahun sejak tahun 2004 hingga 2008 dan tanaman tersebut
sudah pernah berbuah beberapa kali.
Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
faktor tunggal yaitu pemupukan. Aplikasi pemupukan N, P, dan K masing-masing
dilakukan secara terpisah. Masing-masing terdiri dari 3 dosis pemupukan dengan

3 ulangan. Pemupukan terakhir dilakukan pada bulan November 2008 dengan
dosis pupuk, yaitu: (a). N (N0); 600 g N/tanaman/tahun (N2); 1 200 g
N/tanaman/tahun (N4) dengan pupuk dasar 600 g P2O5/tanaman/tahun dan 800 g
K2O/tanaman/tahun. (b). P (P0); 600 g P2O5/tanaman/tahun (P2); 1 200 g

P2O5/tanaman/tahun (P4) dengan pupuk dasar 600 g N/tanaman/tahun dan 800 g
K2O/tanaman/tahun. (c). K (K0); 800 g K2O/tanaman/tahun (K2); 1 600 g
K2O/tanaman/tahun (K4) dengan pupuk dasar 600 g N/tanaman/tahun dan 600 g
P2O5/tanaman/tahun.
Pemupukan nitrogen dan fosfor tidak memberikan pengaruh terhadap
karakter fisik dan karakter kimia buah manggis. Pemupukan kalium berpengaruh
terhadap karakter fisik dan kimia buah manggis terhadap peningkatan bobot buah,
bobot aril buah, dan kandungan vitamin C buah.
Pemupukan nitrogen, fosfor, dan kalium tidak berpengaruh terhadap
kandungan polifenol dan aktivitas antioksidan kulit buah manggis. Korelasi antara
kandungan polifenol dan aktivitas antioksidan pada perlakuan nitrogen bernilai
negatif namun tidak nyata. Korelasi antara kandungan polifenol dan aktivitas
antioksidan pada perlakuan fosfor nyata bernilai positif, diasumsikan peningkatan
kandungan polifenol akan menurunkan aktivitas antioksidan pada kulit manggis.
Korelasi antara kandungan polifenol dan aktivitas antioksidan pada perlakuan

kalium nyata bernilai negatif, diasumsikan peningkatan kandungan polifenol akan
meningkatkan aktivitas antioksidan pada kulit manggis.

iv

PENGARUH EFEK RESIDU TERHADAP KARAKTER FISIK
DAN KIMIAWI SERTA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT
BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh
DITA NURUL LATIFAH
A24060671

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

LEMBAR PENGESAHAN
Judul

: PENGARUH EFEK RESIDU TERHADAP KARAKTER FISIK
DAN KIMIAWI SERTA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT
BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

Nama

: DITA NURUL LATIFAH

NRP

: A24060671

Menyetujui,
Dosen Pembimbing


Ani Kurniawati, SP. MSi.
NIP. 19691113 1994 03 2 001

Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc.Agr
NIP.19611101 1987 03 1 003

Tanggal Pengesahan:

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bandung, Jawa Barat pada tanggal 06 Mei
1988. Penulis merupakan anak kedua dari pasangan Bapak Nurjani dan Ibu
Mimin.
Tahun 2000 penulis lulus dari SD Angkasa 3 Bandung, kemudian pada
tahun 2003 penulis menyelesaikan studi di SLTPN 26 Bandung. Selanjutnya
penulis lulus dari SMUN 3 Cimahi pada tahun 2006. Tahun 2006 penulis diterima

di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI, pada tahun 2007 penulis diterima
sebagai mahasiswi di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Selama menempuh studi di IPB penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan
dan organisasi mahasiswa. Tahun 2007/2008 penulis aktif dalam organisasi
Himpunan Mahasiswa Agronomi dan Hortikultura (HIMAGRON) pada Divisi
Kewirausahaan dan menjadi panitia Festival tanaman XXIX. Tahun 2007-2009
penulis juga aktif dalam organisasi Forum Komunikasi Rohis Departemen
(FKRD) pada Divisi Syiar. Tahun 2008 dan 2010 penulis aktif mengikuti kegiatan
Pekan Kreatifitas Mahasiswa di bidang Kewirausahaan dan lolos mendapat dana.
Selain itu, tahun 2009 penulis juga menjadi asisten pada mata kuliah Pembiakan
Tanaman di S1. Tahun 2010 penulis menjadi asisten pada mata kuliah Tanaman
Penyegar, Obat, dan Aromatik di S1, asisten mata kuliah Praktek Usaha Pertanian
di S1, dan asisten pada mata kuliah Fisiologi Tanaman di D3.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala petunjuk dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Efek
Residu terhadap Karakter Fisik dan Kimiawi serta Kapasitas Antioksidan Kulit
Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)”. Skripsi ini disusun sebagai persyaratan

untuk menyelesaikan program sarjana pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan untuk menggali potensi lain dari
manfaat buah manggis.
Penulis menyadari, bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini bukan
sepenuhnya hasil kerja penulis sendiri. Ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada Ani Kurniawati, SP. MSi. selaku pembimbing skripsi serta kepada Dr. Ir.
Winarso, MSi dan Dr. Ir. Ade Wachjar, MSi. sebagai dosen penguji atas segala
bimbingan dan perhatian yang telah diberikan.
Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua Papah dan Mamah, atas kasih sayang dan doa.
2. Kakakku tersayang Ecka, serta kedua adikku Jilan dan Deri serta seluruh
keluarga tercinta, semoga kita menjadi keluarga yang sakinah dunia
akhirat.
3. Desta Wirnas, SP. MSi. selaku pembimbing akademik penulis atas
bimbingan yang diberikan selama penulis menempuh studi di IPB.
4. Ani Kurniawati, SP. MSi. yang telah memberi bantuan bahan kimia pada
penelitian ini.
5. Mas Bambang selaku teknisi laboratorium “Analisis dan Kromatografi
Tanaman” Departemen AGH., atas bantuan dan saran selama penulis
penelitian di laboratorium.

6. Keluarga Bapak Nanang yang telah berkenan mengizinkan penulis
menggunakan kebun manggisnya untuk dipakai dalam penelitian.
7. Teh Lasih atas masukan,, dukungan, perhatian, dan konsultasi dalam
penelitian.
8. Noni, Mawar , Andri Kusuma, Kartika, Kustyana, Fitri, Oyok, Rendi atas
keikhlasannya menjadi bagian dalam tim penelitian ini.

9. Uma Fathul J, Purnawati, Ismail, Andri Indrayasa, dan Hendi atas
bimbingan dan arahan dalam pengolahan data statistik.
10. Teman-teman satu bimbingan Kukuh Roxa K dan Devilera atas dukungan,
kerjasama, dan bantuannya dalam penelitian.
11. Teman- teman Agronomi dan Hortikultura ‘42, ‘43, ’44, dan teman-teman
yang Allah pertemukan di IPB atas semangat, bantuan, dan dukungan yang
diberikan.
12. Serta pihak-pihak lain yang telah mendukung dan membantu dalam
penelitian dan penyusunan skripsi ini.
Akhir kata semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Maret 2011


Penulis

v

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ……………………………………….……………..…………….....

v

DAFTAR TABEL ……………………………….………………………………..

vi

DAFTAR GAMBAR …………………………………..…………………………

viii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………….

ix


PENDAHULUAN
Latar Belakang …………………………………………………………....

1

Tujuan …………………………………………………………………….

3

Hipotesis ………………………………………………………………….

3

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Manggis ………………………………………………….

4

Budidaya Tanaman Manggis ………………………………………………


4

Antioksidan ………………………………………………………………...

5

Senyawa Polifenol …………………………………………………………

7

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………………..

10

Bahan dan Alat …………………………………………………………….

10

Metode Penelitian …………………………………………………………. 10
Pelaksanaan Penelitian …………………………………………………….

13

Pengamatan Penelitian …………………………………………………….

17

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum di Lapangan …………………………………….………...

23

Pengaruh Pemupukan Nitrogen …………………………………………… 25
Pengaruh Pemupukan Fosfor ……………………………………………...

38

Pengaruh Pemupukan Kalium ……………………………………………..

49

KESIMPULAN …………………………………….………………………………

60

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………...

61

LAMPIRAN
……………………………………………………………….………………………

66

vi

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1

Jenis dan Dosis Aplikasi Pupuk N pada Percobaan Nitrogen….........

12

2

Jenis dan Dosis Aplikasi Pupuk P pada Percobaan Fosfor….............

12

3

Jenis dan Dosis Aplikasi Pupuk K pada Percobaan Kalium…….…...

13

4

Rekapitukasi Sidik Ragam Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen terhadap
Peubah-Peubah yang Diamati……………………………………......

5

25

Pengaruh Dosis Pupuk N terhadap Bobot Buah, Bobot Aril+Biji,
Bobot kulit Basah (KB), Bobot Kulit Kering (KK), dan Bobot
Tangkai…………………………………………………………….…

6

Pengaruh Dosis Pupuk N terhadap Bobot Buah, Bobot Kulit Basah,
Diameter Buah, dan Tebal Kulit…………………………………….

7

30

Pengaruh Dosis Pupuk N terhadap Bobot CE, Kadar Polifenol,
Aktivitas Antioksidan,

Kadar N pada Daun, dan Kadar N pada

Kulit…………………………………………………………………..
11

29

Pengaruh Dosis Pupuk N terhadap pH dan Vitamin C Buah
Manggis……………………………………………………………...

10

28

Pengaruh Dosis Pupuk N terhadap Padatan Total Terlarut dan Asam
Total Tertitrasi Buah Manggis……………………………………….

9

27

Pengaruh Dosis Pupuk N terhadap Tingkat Kemulusan Burik, Getah
Kuning Aril Buah, dan Getah Kuning Kulit Buah…………...............

8

26

Aktivitas

Penangkap

Radikal

Bebas

Standar

Vitamin

31

C

(Asam Askorbat)……………………………………………………..

35

12

Korelasi antara Kadar Polifenol dan Kapasitas Antioksidan ………..

37

13

Rekapitukasi Sidik Ragam Pengaruh Dosis Pupuk P terhadap
Peubah-Peubah yang Diamati……………………………………….

14

Pengaruh Dosis Pupuk P terhadap Bobot Buah, Bobot Aril, Bobot
Kulit Basah (KB), Bobot Kulit Kering (KK), dan Bobot Tangkai….

15

38

39

Pengaruh Dosis Pupuk P terhadap Bobot Buah, Bobot Kulit
Diameter Buah, dan Tebal Kulit……………………………………..

40

vii
16

Pengaruh Dosis Pupuk P terhadap Tingkat Burik, Getah Kuning
Aril, dan Getah Kuning Kulit………………………………………..

17

42

Pengaruh Dosis Pupuk P terhadap Padatan Total Terlarut dan Asam
Total Tertitrasi Buah Manggis……………………………………….

43

18

Pengaruh Dosis Pupuk P terhadap Nilai pH dan Vitamin C Buah….

43

19

Pengaruh Dosis Pupuk P terhadap Bobot CE, Kadar Polifenol,
Aktivitas Antioksidan,

Kadar P pada Daun, dan Kadar P pada

Kulit…………………………………………………………………
20

Korelasi antara Dosis Pupuk P, Kadar Polifenol, dan Kapasitas
Antioksidan …………………………………………………………

21

48

Rekapitukasi Sidik Ragam Pengaruh Dosis Pupuk K terhadap
Peubah-Peubah yang Diamati……………………………………….

22

44

49

Pengaruh Dosis Pupuk K terhadap Bobot Buah, Bobot Aril+Biji,
Bobot kulit Basah (KB), Bobot Kulit Kering (KK), dan Bobot
Tangkai………………………………………………………………

23

Pengaruh Dosis Pupuk K terhadap Bobot Buah, Bobot Kulit,
Diameter Buah, dan Tebal Kulit…………………………………….

24

52

Pengaruh Dosis Pupuk K terhadap Tingkat Kemulusan Burik, Getah
Kuning Buah, dan Getah Kuning Kulit Buah………………………..

25

50

52

Pengaruh Dosis Pupuk K terhadap Padatan Total Terlarut dan Asam
Total Tertitrasi Buah Manggis………………………………..….…..

53

26

Pengaruh Dosis Pupuk K terhadap Nilai pH dan Vitamin C Buah….

55

27

Pengaruh Dosis Pupuk K terhadap Bobot CE, Kadar Polifenol,
Aktivitas Antioksidan, Kadar K pada Daun, dan Kadar K pada

28

Kulit………………………………………………………..…………

56

Korelasi antara Kadar Polifenol dan Kapasitas Antioksida …….…..

59

xii

DAFTAR GAMBAR
Nomor
1

Halaman
Proses Ekstraksi, Proses Penyaringan, Residu dari Perasanan
Ekstraksi dan Crude Ekstract Kulit Manggis….………...………...

2

16

Data Iklim Wilayah Leuwiliang Bulan November 2008 – Bulan
Februari 2010 ……………………………………………...………

23

3

Tingkat Warna Kemasakan Buah Manggis Siap Panen …………..

24

4

Pengaruh Dosis Pupuk N terhadap Diameter Buah dan Tebal Kulit

27

5

Kurva Hubungan Konsentrasi dengan Absorbansi pada Standar
Asam Galat ………………………………………………………..

6

Perubahan Warna Larutan Sampel Perlakuan 600 g N pada
Analisis Kadar Total Fenolik ……………………………………...

7

33

Kurva Hubungan Konsentrasi dengan Persen Inhibisi Antioksidan
pada Standar Vitamin C (Asam Askorbat) ……………………….

8

30

34

Perubahan Warna Larutan Sampel Perlakuan Nitrogen pada
Analisis Kapasitas Antioksidan ………..………………………….

36

9

Skoring Getah Kuning pada Kulit ………………………...……...

42

10

Perubahan Warna Larutan Sampel Perlakuan Fosfor pada Analisis
Kapasitas Antioksidan …………………………………………….

47

11

Skoring Burik pada Kulit…………… ……………………….…...

53

12

Perubahan Warna Larutan Sampel Perlakuan Kalium pada
Analisis Kapasitas Antioksidan ……………………...……………

58

xii

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman

1

Data Iklim Lokasi Penelitian…………………….…………………..

2

Hasil Analisis Tanah pada Saat Penelitian dan Kriteria Penilaian
Sifat Kimia Tanah……………………………………..…………….

3

69

Pengaruh Dosis Pupuk P terhadap Aktivitas Penangkap Radikal
Ekstrak Kulit Buah Manggis dengan Metode DPPH ……………….

5

68

Pengaruh Dosis Pupuk N terhadap Aktivitas Penangkap Radikal
Ekstrak Kulit Buah Manggis dengan Metode DPPH ……………….

4

67

69

Pengaruh Dosis Pupuk K terhadap Aktivitas Penangkap Radikal
Ekstrak Kulit Buah Manggis dengan Metode DPPH ……………….

70

6

Prosedur Ekstraksi Kulit Kering ………………………………........

71

7

Prosedur Penetapan Senyawa Polifenol ………………....................

72

8

Prosedur Penetapan Kapasitas Antioksidan ………………………...

73

9

Prosedur Penetapan Asam Tertitrasi Total ……………………….....

74

10

Prosedur Penetapan Kadar Vitamin C ………………………………

75

11

Perubahan Warna Larutan Sampel Manggis pada Penetapan Kadar
Vitamin C …………………………………………………………...

12

76

Perubahan Warna Larutan Vitamin C (Asam Askorbat) pada
Analisis Reaksi Antioksidan ………………………………………..

77

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Komoditas manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu
komoditas buah eksotik yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan sangat
potensial untuk dikembangkan menjadi komoditas ekspor unggulan. Potensi dan
peluang pasar manggis cukup besar, baik untuk pasar domestik maupun luar
negeri. Hal tersebut menjadi peluang bagaimana meningkatkan produksi manggis,
salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki faktor-faktor
budidaya agar produktivitas dan kualitas manggis meningkat.
Menurut catatan dari Pusat Kajian Buah-buahan Tropika (PKBT) IPB
Bogor (2004), kendala dalam produksi manggis sekarang ini adalah rendahnya
produktivitas dan kualitas manggis yang diproduksi. Hal ini terkait dengan waktu
berbuah manggis yang bersifat tahunan sehingga masa juvenilnya lama sampai
menghasilkan buah. Selain itu pohon manggis yang dipanen umumnya merupakan
tanaman hutan yang belum dibudidayakan secara baik atau hasil dari kebun rakyat
yang kurang baik dengan umur pohon sudah puluhan tahun. Oleh karena
pertumbuhan dan produktivitas tanaman manggis sangat tergantung pada teknik
penanaman dan pemeliharaan, maka perlu dilakukan upaya perbaikan sehingga
dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas manggis.
Salah satu upaya perbaikan yang telah banyak dilakukan adalah dengan
kegiatan pemupukan. Hasil penelitian menunjukan bahwa unsur hara yang
menentukan produksi dan kualitass buah diantaranya ialah unsur N, P, dan K
(Crizinszky, 1984). Pupuk N, P, dan K sebagai kombinasi campuran pupuk yang
umum digunakan merupakan unsur hara yang mempunyai peranan sangat penting
terhadap pertumbuhan, perbaikan kualitas, dan produksi tanaman. Sehingga
perbaikan produktivitas dan kualitas dari buah manggis dapat terpenuhi.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa peningkatan sejumlah faktor budidaya
dapat meningkatkan hasil tanaman dan meningkatkan beberapa senyawa kimia
pada tanaman. Diketahui bahwa potensi manggis tidak hanya terbatas pada
buahnya saja, tetapi hampir seluruh bagian tumbuhan manggis menyimpan
potensi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Adanya pengaruh faktor

2
budidaya terhadap peningkatan sejumlah senyawa kimia tertentu yang bermanfaat
bagi kesehatan, merupakan suatu peluang untuk meningkatkan nilai tambah dari
buah manggis.
Beberapa penelitian menemukan bahwa species Garcinia diketahui kaya
akan kandungan senyawa xanthon. Senyawa xanthon diketahui

mempunyai

aktivitas biologis dan farmakologis yang beragam dan sangat menarik, seperti:
sitotoksik, antifungal, antimikrobial, antioksidan, antimalarial, antiinflamasi, dan
aktivitas anti-HIV (Merza, 2004; Lannang, 2005).
Senyawa

bioaktif

fenolik

pada

umumnya

memiliki

kemampuan

antioksidan (Susana et al., 2004). Senyawa xanthon, mangostin, garsinon,
flavonoid dan tanin yang terkandung dalam kulit buah manggis merupakan
senyawa-senyawa bioaktif fenolik (Soedibyo, 2008). Senyawa-senyawa ini diduga
berperan dalam menentukan aktivitas antioksidan pada kulit buah manggis. Kulit
buah manggis yang mengandung senyawa xanthon memiliki fungsi antioksidan
tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk melindungi dan mengurangi kerusakan sel
terutama yang diakibatkan oleh radikal bebas.
Peranan

antioksidan

sangat

penting

dalam

menetralkan

dan

menghancurkan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan juga
kerusakan biomolekul, seperti DNA, protein, dan lipoprotein di dalam tubuh yang
akhirnya dapat memicu terjadinya penyakit degeneratif, seperti kanker, jantung,
artritis, katarak, diabetes, dan hati (Silalahi, 2002). Penggunaan antioksidan
sintetik sekarang ini mulai mendapat perhatian serius karena ada yang bersifat
merugikan. Pengembangan antioksidan yang berasal dari alam, yang relatif lebih
mudah didapat dan aman tengah digalakan saat ini.
Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian aktivitas antioksidan
terhadap kulit buah manggis yang berpotensi sebagai salah satu sumber
antioksidan alami. Aktivitas antioksidan akan di uji dengan menggunakan metode
efek penangkapan radikal bebas DPPH (Diphenyl picryl hydrazil). Soeksmanto et
al. (2007) menjelaskan mengenai prinsip DPPH yang merupakan penangkapan
hidrogen dari anti oksidan oleh radikal bebas. Pada hal ini DPPH menjadi sumber
radikal bebas, untuk dipertemukan dengan ekstrak kulit buah manggis yang
menjadi antioksidan. Penangkapan hidrogen dari antioksidan oleh radikal bebas,

3
akan menyebabkan terjadinya perubahan warna yang akan dideterminasikan
menggunakan spektofotometer.
Tujuan
1. Mengetahui pengaruh hara N, P, dan K terhadap karakter fisik dan kimia buah
manggis
2. Mengetahui pengaruh hara N, P, dan K terhadap aktivitas antioksidan kulit
manggis
Hipotesis
1. Hara N, P, dan K mempengaruhi karakter fisik dan kimia buah manggis
2. Hara N, P, dan K mempengaruhi aktivitas antioksidan kulit manggis
3. Terdapat korelasi antara aktivitas antioksidan dan kapasitas bioaktif polifenol

4

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Manggis
Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan
tropis di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau Indonesia.
Tanaman ini kemudian menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis
lainnya seperti Srilangka, Malagasi, Karibia, Hawai, dan Australia Utara.
Manggis (Garcinia mangostana L) tergolong dalam family Guttiferae dan
termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae. Buah manggis merupakan buah yang
eksotik karena memiliki warna yang menarik dan kandungan gizi yang tinggi,
karena itu buah manggis memiliki prospek yang cukup baik untuk dikembangkan
(Wijaya, 2004).
Pohon manggis berdaun rapat, tingginya dapat mencapai 6-25 m,
batangnya lurus, cabangnya simetris membentuk piramid kearah ujung tanaman.
Semua bagian tanaman mengeluarkan getah berwarna kuning jika terluka (Ashari,
1995).
Posisi duduk daun manggis berlawanan dan tangkai daun pendek.
Daunnya tebal, lebar dengan ukuran 15-25 cm x 7-13 cm, berwarna hijau
kekuning-kuningan pada sisi bawah, sedangkan pada bagian dekat daun utama
berwarna pucat. Bunganya soliter atau berpasangan di ujung tunas, tangkai bunga
pendek dan tebal, kelopak bunganya sebanyak 4 tersusun teratur dan berpasangan,
mahkota bunganya tebal dan berdaging berjumlah 4, bunga jantan rudimenter, dan
bakal buah sessil, 4-8 ruang (Ashari, 1995).
Budidaya Tanaman Manggis
Tanaman manggis merupakan tanaman yang cocok hidup di daerah tropis
basah. Tanaman ini hidup dengan baik pada daerah panas dengan kelembaban
tinggi, namun musim panas yang kering dan pendek berguna untuk mendorong
inisiasi pembungaan bersama dengan suplai air yang kontinu. Pertumbuhan
tanaman lambat pada suhu 20 °C, sedangkan batas temperature tertinggi antara
38-40 °C (Ashari, 1995).

5
Tanaman manggis tumbuh didaerah rendah sampai ketinggian di bawah
1 000 m dpl. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah dengan ketinggian 500-600
m dpl. Curah hujan yang diperlukan adalah 1 500-2 500 mm/tahun dan merata
sepanjang tahun. Temperatur udara yang ideal berada pada kisaran 22-32 °C.
Jenis tanah yang sesuai adalah tanah yang subur, gembur, dan mengandung bahan
organik dengan pH tanah 5-7 serta memiliki drainase baik dan kedalaman air
tanah 50-200 m (Prihatman, 2000).
Pohon manggis dapat diperbanyak dengan biji atau bibit hasil
penyambungan pucuk dan susuan. Pohon yang ditanam dari biji baru berbunga
pada umur 10-15 tahun sedangkan yang ditanam dari bibit hasil sambungan dapat
berbunga pada umur 5-7 tahun. Perbanyakan dengan biji dilakukan pada bedengan
dengan ukuran lebar 100-120 cm dan jarak antar bedengan 60-100 cm. Bibit
ditanam di musim hujan kecuali di daerah yang beririgasi sepanjang tahun. Media
tanam terdiri dari campuran pasir, tanah, dan bahan organik halus dengan
perbandingan 3:2:1. Jarak tanam pada bedengan 3 x 3 cm dan jarak antar baris
5 cm dengan kedalaman 0.5 – 1.0 cm.
Tempat pembibitan diberi atap jerami atau daun kelapa, karena tanaman
manggis membutuhkan naungan. Fungsi naungan pada areal pembibitan adalah
untuk mengatur sinar matahari yang masuk ke pembibitan sehingga berkisar
antara 30-60 %, menciptakan iklim mikro yang sesuai dengan pertumbuhan awal
bibit, menghindari bibit dari sengatan matahari langsung yang dapat membakar
daun-daun muda, menurunkan suhu tanah di siang hari, memelihara kelembaban
tanah, mengurangi derasnya curahan air hujan, dan menghemat penyiraman air
(Prastowo et al., 2006). Pada awal pertumbuhan, manggis memerlukan pengairan
yang cukup (Prihatman, 2000).
Antioksidan
Potensi manggis tidak hanya terbatas pada buahnya saja, tetapi juga
hampir seluruh bagian tumbuhan manggis menyimpan potensi yang sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Menurut Sidik (2008), buah manggis
menyimpan banyak manfaat dan perlu digali lebih dalam agar dapat menemukan
khasiatnya yang lebih banyak lagi. Secara empirik, manggis berkhasiat seperti

6
berikut: akarnya berguna mengatasi haid yang tidak teratur, kulit batangnya
(kambium) dapat mengatasi diare, disentri dan sariawan mulut. Buahnya dapat
digunakan sebagai bahan sari buah atau dikonsumsi secara langsung. Selain itu,
kulit buah manggis dapat digunakan untuk: astringent, diare, disentri, radang
saluran kemih, radang amandel, pendarahan usus, obat cacing, wasir, borok,
tumor dalam rongga mulut dan kerongkongan, serta sariawan.
Kandungan kimia kulit buah manggis (perikarp) diketahui terdapat
senyawa biologis aktif yang diidentifikasi sebagai xanthon, mangostin, garsinon,
flavonoid dan tanin, yang memiliki sifat menyembuhkan berbagai penyakit
(Soedibyo, 2008). Penelitian sebelumnya terhadap tanaman Garcinia dulcis
(Roxb)

ditemukan

dua

senyawa

xanthon

sederhana

yaitu

1,3,4,5,8-

pentahidroksisanton (1) dan 1,4,5,8-tetrahidroksisanton (2) yang diisolasi dari
kayu batang G. dulcis. Sukamat (2006) menyatakan bahwa senyawa (1) diketahui
memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi terhadap radikal bebas DPPH (2.2Diphenil-1-pikrilhidrazil).
Antiradikal bebas (antioksidan) adalah bahan yang dalam kadar rendah
dapat mencegah terjadinya oksidasi dari substrat yang mudah teroksidasi.
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat spesies oksigen
reaktif/spesies nitrogen reaktif, dan juga radikal bebas sehingga antioksidan dapat
mencegah penyakit-penyakit yang dihubungkan dengan radikal bebas seperti
karsinogenesis, kardiovaskuler, dan penuaan. Dalimartha dan Soedibyo (1998)
menyebutkan bahwa radikal bebas merupakan suatu molekul yang sangat reaktif
karena mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas
sangat reaktif karena kehilangan satu atau lebih elektron yang bermuatan listrik,
dan untuk mengembalikan keseimbangan maka radikal bebas berusaha
mendapatkan elektron dari molekul lain atau melepas elektron yang tidak
berpasangan tersebut.
Metode uji antioksidan dengan DPPH dipilih karena metode ini adalah
metode sederhana untuk evaluasi aktivitas antioksidan dari senyawa bahan alam
(Fagliano, 1999). Senyawa yang aktif sebagai antioksidan akan mereduksi radikal
bebas DPPH (difenil pikril hidrazil) (Conforti, 2002). Besarnya aktivitas
penangkap radikal bebas dinyatakan dengan nilai IC50 yaitu besarnya konsentrasi

7
larutan uji yang mampu menurunkan 50 % absorbansi DPPH dibandingkan
dengan larutan blanko (Lannang, 2005).
Senyawa Polifenol
Polifenol memiliki spektrum luas dengan sifat kelarutan pada suatu pelarut
yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh gugus hidroksil pada senyawa yang
dimiliki tersebut berbeda jumlah dan posisinya. Polifenol alami merupakan
golongan dari suatu senyawa metabolit sekunder tanaman, termasuk didalamnya
adalah golongan tanin, flavonoid, katekin, xanthon, karotenoid.
Salah satu dari senyawa polifenol alami adalah senyawa tanin. Tanin
adalah senyawa fenolik kompleks yang memiliki berat molekul 500 – 3 000.
Tanin dibagi menjadi dua kelompok atas dasar tipe struktur dan aktivitasnya
terhadap senyawa hidrolotik terutama asam, tanin terkondensasi (condensed tanin)
dan tanin yang dapat dihidrolosis (byrolyzable tanin) (Naczk et al., 2004).
Menurut Soedibyo (2008) tanin merupakan salah satu senyawa bioaktif fenol yang
terkandung dalam kulit buah manggis. Senyawa tanin biasanya akan
menimbulkan warna coklat pada bagian buah jika teroksidasi.
Senyawa-senyawa polifenol lain seperti flavonoid mampu menghambat
reaksi oksidasi melalui mekanisme penangkapan radikal (radical scavenging)
dengan cara menyumbangkan satu elektron pada elektron yang tidak berpasangan
dalam radikal bebas sehingga banyaknya radikal bebas menjadi berkurang.
Penentuan kapasitas bioaktif polifenol ekstrak kulit buah dapat dilakukan
dengan menggunakan metode Folin-Ciocalteu (Singleton and Rossi, 1965).
Serapan diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 756 nm. Pada
analisis kandungan senyawa polifenol digunakan asam galat sebagai standar.
Pemupukan
Penambahan unsur hara ke dalam tanah idealnya adalah melengkapi
jumlah unsur yang telah tersedia di dalam tanah hingga jumlah nitrogen, kalium,
dan fosfor yang tersedia untuk tanaman menjadi tepat (Buckman, 1982). Unsur
hara makro yang paling banyak digunakan adalah N, P, dan K. Ketiga unsur ini
memiliki peranan yang sangat penting terhadap pertumbuhan, perbaikan kualitas,

8
dan produksi tanaman, ketiga unsur ini akan saling berinteraksi satu sama lain
dalam menunjang pertumbuhan tanaman. Unsur nitrogen dapat diperoleh dari
pupuk urea dan ZA. Unsur fosfor dapat diperoleh dari pupuk TSP/SP-36,
sedangakan unsur kalium dalam KCI dan ZK (Rauf, et. al., 2000).
Pemupukan manggis diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas buah manggis yang dihasilkan. Menurut Poerwanto (2004), pemupukan
manggis dilakukan secara dua tahap, yaitu pemupukan untuk fase juvenile dan
tanaman yang sudah menghasilkan buah. Pupuk yang diberikan kepada tanaman
terdiri dari pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk anorganik (Urea, SP-36,
dan KCI). Tanaman manggis yang masih berumur 4-6 tahun sebaiknya diberikan
pupuk urea 200 gram/pohon, SP-36 100 gram/pohon, dan KCI 100 gram/pohon.
Pemupukan pada tanaman manggis yang telah memasuki masa produktif
(> 10 tahun) memiliki dosis sepuluh kali lebih besar dibandingkan tanaman pada
masa juvenile. Dosis pupuk yang diberikan tersebut adalah 1 000 gram
urea/pohon, 2 500 gram/pohon SP-36 dan 1 500 gram/pohon KCI.
Yaacob dan Tindall (1995) merangkum beberapa hasil penelitian dan
kebiasaan petani memupukan tanaman manggis di Malaysia dan Thailand,
rekomendasi campuran pupuk yang biasa diberikan untuk tanaman manggis
adalah nitrogen, fosfor, dan kalium (NPK). Campuran ini direkomendasikan
bervariasi diantaranya 15:15:10, 10:10:9, 10:10:14, dan 9:24:24. Campuran
terakhir biasanya direkomendasikan pada pohon menjelang pemasakan buah.
Unsur N merupakan unsur yang cepat terlihat pengaruhnya terhadap
tanaman. Peran utama nitrogen (N) bagi tanaman adalah merangsang
pertumbuhan vegetatif, khususnya batang, cabang, dan daun. Unsur N juga
mempengaruhi warna hijau pada daun yang penting bagi tanaman untuk
melakukan fotosintesis. Sedangkan pada tanaman serealia, nitrogen berperan
penting dalam meningkatkan jumlah anakan, jumlah bulir, dan kandungan protein.
Kekurangan unsur N dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil
dan daun berwarna kekuningan serta sistem perakaran terbatas (Buckman dan
Brady, 1982).
Tanaman yang kekurangan nitrogen akan mengalami penguningan pada
daun dan berhubungan dengan penghambatan sintesis klorofil. Kekurangan yang

9
berlebihan akan melemahkan pertumbuhan trubus yang akan berhenti lebih cepat
dari yang normal dan diikuti pengguguran daun lebih awal. Sedangkan
pemupukan daun yang berlebih akan mengakibatkan pertumbuhan vegetatif yang
berlebih, pembentukan buah yang sedikit, buah relatif besar, lunak, warnanya
jelek, dan tidak berasa. Selain itu, buah akan rentan terhadap kerusakan.
Menurut Siauw (2006) pemberian pupuk nitrogen memberikan respon
pertumbuhan yang cepat pada bagian vegetatif tanaman manggis. Nitrogen tidak
memberikan pengaruh terhadap peningkatan kualitas buah juga peningkatan
jumlah produksi tanaman manggis.
Unsur fosfor (P) bagi tanaman berpengaruh terhadap pembelahan sel,
pembentukan lemak serta albumin, pembuahan dan pembentukan biji,
perkembangan akar khususnya akar lateral dan akar serabut, kekuatan batang pada
tanaman serealia, dan memberikan kekebalan kepada tanaman terhadap penyakit
tertentu (Buckman dan Brady, 1982). Soepardi (1983) menyatakan bahwa fosfor
merupakan unsur yang berperan penting dalam metabolisme energi dan
persenyawaan kompleks. Selain itu, juga berperan sebagai aktivator, kofaktor,
proses enzimatis, dan proses fisiologis.
Berdasarkan hasil penelitian Wulandari (2009) pemberian aplikasi kalsium
dosis 3.5 ton Ca2+/ha (17.5 ton dolomit/ha) mampu mengurangi munculnya getah
kuning pada permukaan kulit buah manggis. Berdasarkan simanjuntak (2006),
pemberian pupuk kalium memberikan respon yang baik terhadap pertumbuhan
jumlah bunga pada tanaman manggis. Pemberian pupuk kalium tidak berpengaruh
terhadap jumlah bunga yang rontok namun lebih berpengaruh terhadap jumlah
buah yang rontok. semakin tinggi dosis pupuk K yang diberikan maka kandungan
K pada bagian buah semakin tinggi. Namun peningkatan pupuk K tidak
memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan kualitas buah tanaman
manggis. Peningkatan pemupukan K lebih menunjukkan hasil yang tinggi
terhadap mutu fisik buah manggis yang meliputi bobot buah, tebal kulit, bobot
kulit, diameter transversal dan longitudinal buah. Penambahan pupuk K juga
dapat meningkatkan total padatan terlarut pada buah (PTT).

10

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Pengamatan karakter fisik serta pengamatan mutu kimia buah manggis
dilakukan di Laboratorium Pasca Panen, analisis senyawa fenol dan aktivitas
antioksidan dilakukan di Laboratorium Analisis Tanaman dan Kromatografi,
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Analisis
jaringan tanaman dan tanah dilakukan di Laboratorium Terpadu Umum,
Departemen Manajemen Sumberdaya Lahan. Penelitian dilaksanakan dari bulan
Februari – Juli 2010.
Bahan dan Alat
Bahan penelitian yang digunakan adalah buah manggis yang telah matang
(± 105 Hari Setelah Antesis). Buah dipilih dari pohon manggis yang sebelumnya
telah diberi aplikasi pemupukan. Pengambilan sampel buah dilakukan di sentra
produksi manggis di Kampung Cengal, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang,
Kabupaten Bogor.
Bahan kimia yang digunakan adalah metanol PA, etanol PA 99 %,
akuades, iodin 0.01 N, NaOH 0.1 N, Vitamin C (Asam Askorbat), asam galat,
DPPH 0.4 mM, Folin-Ciocalteus 10 %, dan Na2CO3 (Natrium Karbonat) 7.5 %.
Peralatan yang digunakan adalah peralatan tanam, penggaris, label, caliper, labu
takar, tabung reaksi, timbangan analitik (dua digit dan empat digit di belakang
koma), buret, refraktometer, pH meter digital, blender, kertas saring, kain katun,
vortexer, waterbath, spektrofotometer dan alat-alat penunjang penelitian lainnya.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan, tanaman manggis yang
digunakan merupakan tanaman yang sebelumnya pernah digunakan untuk
penelitian pemupukan selama lima tahun sejak tahun 2004 hingga 2008 dan
tanaman tersebut sudah pernah berbuah beberapa kali. Berdasarkan Kurniadinata
(2010) penelitian pemupukan nitrogen, fosfor, dan kalium pada tanaman manggis

11
produktif dilakukan pertama kali oleh Liferdi (2006) yang dilakukan pada tahun
2004 dan 2005, kemudian penelitian dilanjutkan oleh Safrizal (2007) pada tahun
2006 dan Abdillah (2009) pada tahun 2007, dan pemupukan terakhir dilakukan
oleh Kurniadinata (2010) pada bulan Oktober tahun 2008.
Pada penelitian sebelumnya perlakuan pupuk terdiri atas lima taraf dosis
dengan enam ulangan pada masing-masing perlakuan N, P, dan K. Sedangkan
pada percobaan ini hanya digunakan tiga taraf dosis pupuk dan tiga ulangan pada
masing-masing perlakuan N, P, dan K.
Berdasarkan Abdillah (2009) pupuk yang diberikan berbentuk granular,
aplikasi pemupukan pada tanaman manggis dilakukan dengan cara menabur
pupuk pada alur yang dibuat mengelilingi batang dengan jarak sesuai proyeksi
tajuk pohon, kedalaman alur kurang lebih 10 – 20 cm, pupuk yang disebar dalam
alur kemudian ditimbun kembali. Pemupukan dilakukan secara bertahap dan
sesuai dengan dosis perlakuan yang telah ditetapkan.
Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu
faktor untuk masing-masing aplikasi pupuk N, P, dan K. Percobaan aplikasi
pupuk terdiri atas 3 sub percobaan terpisah yaitu hara N, hara P, dan hara K.
Masing-masing perlakuan pemupukan terdiri atas 3 taraf perlakuan dan 3 ulangan.
Masing-masing ulangan terdiri atas 3 pohon, sehingga untuk masing-masing
percobaan terdiri atas 9 pohon manggis. Hara N, P, dan K yang digunakan berasal
dari pupuk Urea, SP36, dan KCI.
Masing-masing percobaan terdiri atas 9 unit percobaan (pohon). Setiap
unit percobaan (pohon) diambil sampel buahnya sebanyak 10 buah. Total satuan
unit percobaan adalah 27 pohon dengan total buah manggis sebanyak 270 buah..
Model rancangan statistik yang digunakan adalah :
Yij = µ + αi + βj + εij
Keterangan :
Yij

: Respon pengamatan perlakuan ke-j dan ulangan ke-i

µ

: Rataan umum

αi

: Pengaruh ulangan ke-i

βj

: Pengaruh perlakuan pemupukan ke-j

εij

: Galat perlakuan ke-j dan ulangan ke-i

12
Uji F dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan yang
dicobakan pada hasil pengamatan, jika hasil uji F menunjukkan pengaruh nyata
maka dilakukan uji lanjut DMRT pada taraf 5 %. Selanjutnya untuk melihat
hubungan senyawa polifenol terhadap aktivitas antioksidan maka pada data
kandungan polifenol dan aktivitas antioksidan dilakukan uji korelasi pada taraf 95
% dan 99 %.
Adapun ke-9 variasi perlakuan dosis masing-masing jenis pupuk N, P, dan
K dapat dilihat pada Tabel 1, 2, dan 3.
Tabel 1. Jenis dan Dosis Aplikasi Pupuk Nitrogen

No

Kode Perlakuan N

Dosis Pupuk N
(g/tanaman)

1
2
3

N0
N2
N4

0
600
1 200

Dosis Pupuk Dasar per pohon
(g/tanaman)
P2O5
K2 O
600
800
600
800
600
800

Sumber : Kurniadinata (2010)

Kurniadinata (2010) menyatakan bahwa pemupukan diberikan sebanyak
3 tahap yaitu tahap pertama pada awal bulan Mei 2008, sebanyak 50 % dari dosis
pupuk yang ditetapkan; tahap kedua pada bulan September 2008 saat menjelang
berbunga, sebanyak 20 % dari dosis pupuk yang ditetapkan; sedangkan tahap
ketiga pada bulan November 2008 saat buah manggis berdiameter kurang lebih
2 cm, sebanyak 30 % dari dosis pupuk yang ditetapkan. Pemberian pupuk dasar
diberikan bersamaan dengan pemberian pupuk tahap pertama yaitu 600 g P2O5
/tanaman/tahun dan 800 g K2O/tanaman/tahun.
Tabel 2. Jenis dan Dosis Aplikasi Pupuk Fosfor

No
1
2
3

Kode Perlakuan P
P0
P2
P4

Sumber : Kurniadinata (2010)

Dosis Pupuk P
(g/tanaman)
0
600
1 200

Dosis Pupuk Dasar per pohon
(g/tanaman)
N
600
600
600

K2 O
800
800
800

13
Kurniadinata (2010) menyatakan bahwa pemupukan diberikan sebanyak
3 tahap, tahap pertama pada awal bulan Mei 2008, sebanyak 20 % dari dosis
pupuk yang ditetapkan; tahap kedua diberikan pada awal bulan September 2008
saat menjelang berbunga (awal musim hujan), tahap kedua sebanyak 60 % dari
dosis pupuk yang ditetapkan; sedangkan tahap ketiga diberikan pada bulan
November 2008 saat buah manggis berdiameter kurang lebih 2 cm, sebanyak
20 % dari dosis pupuk yang ditetapkan. Pemberian pupuk dasar diberikan
bersamaan dengan pemberian pupuk tahap pertama yaitu 600 g N/tanaman/tahun
dan 800 g K2O/tanaman/tahun.
Tabel 3. Jenis dan Dosis Aplikasi Pupuk Kalium

No
1
2
3

Kode Perlakuan K
K0
K2
K4

Dosis Pupuk K
(g/tanaman)

Dosis Pupuk Dasar per pohon
(g/tanaman)
N
600
600
600

0
800
1 600

P2O5
600
600
600

Sumber : Kurniadinata (2010)

Kurniadinata (2010) menyatakan bahwa pemupukan diberikan sebanyak 3
tahap, tahap pertama pada awal bulan Mei 2008, sebanyak 20 % dari dosis pupuk
yang ditetapkan; tahap kedua diberikan pada awal bulan September 2008 saat
menjelang berbunga (awal musim hujan), sebanyak 30 % dari dosis pupuk yang
ditetapkan; sedangkan tahap ketiga diberikan pada bulan November 2008 saat
buah manggis berdiameter kurang 2 cm, sebanyak 50 % dari dosis pupuk yang
ditetapkan. Pemberian pupuk dasar diberikan bersamaan dengan pemberian pupuk
tahap pertama yaitu 600 g N/tanaman/tahun dan 600 g P2O5/tanaman/tahun.
Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan dan analisis sampel daun.

Daun yang akan dianalisis

diambil dari empat arah mata angin tanaman (timur, utara, barat, dan selatan), dari
masing-masing arah diambil satu helai daun sehingga dibutuhkan empat helai
daun dari setiap tanaman. Daun yang digunakan merupakan daun dari trubus

14
terakhir yang telah membuka sempurna. Pengambilan sampel daun dilakukan
bersamaan ketika panen buah (Februari 2010).
Daun yang telah diambil kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu
105 °C selama satu hari. Daun yang telah kering dari masing-masing perlakuan
digabungkan dan dihaluskan dengan blender. Sampel daun yang telah halus
kemudian diambil sebanyak 10 gram pada masing-masing perlakuan untuk
dianalisis kandungan hara N, P, dan K. Analisis unsur hara N, P, dan K dilakukan
di Laboratorium Terpadu Umum, Departemen Manajemen Sumberdaya Lahan.
Pengambilan dan analisis sampel kulit buah.

Kulit

yang

akan

dianalisis terlebih dahulu dikeringkan dengan oven pada suhu 60 °C hingga
bobotnya konstan. Kulit yang telah kering dari masing-masing perlakuan diambil
kemudian digabungkan dan dihaluskan dengan blender. Sampel kulit yang telah
halus kemudian diambil sebanyak 10 gram pada masing-masing perlakuan untuk
dianalisis kandungan hara N, P, dan K. Analisis unsur hara N, P, dan K dilakukan
di Laboratorium Terpadu Umum, Departemen Manajemen Sumberdaya Lahan.
Pengambilan dan analisis sampel tanah. Tanah yang akan dianalisis
diambil dari daerah perakaran di sekitar tanaman manggis. Permukaan tanah
digali sedalam ± 20 cm, kemudian tanah dari masing-masing tanaman sampel
diambil sebanyak ± 1 kg. Sampel tanah kemudian dikeringanginkan dan diayak.
Sampel tanah dari masing-masing tanaman sampel pada perlakuan yang sama
kemudian digabungkan untuk diambil sampel tanah akhir secara komposit untuk
dikeringkan. Pengambilan sampel tanah dilakukan bersamaan ketika panen buah
(Februari 2010).
Sampel tanah akhir hasil pemisahan secara komposit sebanyak ± 0.5 kg
kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 105 °C selama satu hari. Tanah
yang telah kering kemudian dihaluskan dan di ayak. Sampel tanah yang telah
halus diambil sebanyak 30 gram pada masing-masing perlakuan untuk dianalisis
hara N, P, dan K. Analisis unsur hara N, P, dan K dilakukan di Laboratorium
Terpadu Umum, Departemen Manajemen Sumberdaya Lahan.
Panen buah. Panen dilakukan pada buah manggis yang telah matang dan
berwarna merah keunguan, berumur sekitar 105 Hari Setelah Antesis (HSA). Pada
masing-masing unit percobaan (pohon), buah dipanen sebanyak 10 buah.

15
Pengambilan sampel buah dilakukan pada bulan Februari 2010. Buah yang
digunakan untuk percobaan ini merupakan buah terakhir dari periode buah 2009 2010. Sehingga ukuran buah relatife lebih kecil dan jumlahnya terbatas.
Pengamatan fisik buah. Pengamatan fisik buah meliputi diameter,
morfologi (skor getah kuning kulit dan skor burik pada kulit), bobot total buah,
bobot kulit basah, bobot aril buah, skor getah kuning aril buah, dan ketebalan
kulit. Pengamatan dilakukan segera setelah buah dipanen.
Pengeringan kulit buah. Pengeringan kulit buah dilakukan setelah
pengamatan ukuran buah (diameter buah, bobot buah, bobot aril+biji, tebal kulit),
skor getah kuning kulit, skor burik, skor getah kuning aril, pengukuran nilai pH,
PTT, ATT, dan vitamin C buah. Kulit buah manggis dikeringkan dengan oven
pada suhu 60 °C hingga bobot kulit konstan. Setelah kulit kering kemudian
dilakukan penimbangan bobot keringnya. Kulit manggis yang telah kering
kemudian ditumbuk dan diblender hingga menjadi serbuk yang lebih halus dan
disimpan ke dalam plastik kering dan dirapatkan.
Pengamatan mutu kimia buah. Pengamatan mutu kimia buah meliputi
Padatan Total Terlarut (PTT), Asam Total Tertitrasi (ATT), dan kandungan
vitamin C buah. Pengamatan mutu kimia dilakukan dengan metode duplo
(pengambilan dua sampel pada bahan yang sama). Sampel duplo diperoleh dari
lima buah manggis yang digabung menjadi satu pada masing-masing ulangan.
Ekstrak kulit kering. Kulit manggis kering yang telah halus ditimbang
sebanyak 10 gram untuk kemudian diekstrak dengan metanol PA. Ekstraksi kulit
menggunakan tabung erlenmeyer yang ditutup plastik dan diikat karet hingga
kedap udara (Gambar 1A). Ekstraksi kulit dilakukan sebanyak dua kali dengan
perbandingan antara sampel bahan dan metanol 1:1. Sampel bahan sebanyak 10
gram diekstrak dengan metanol 10 ml kemudian dimaserasi selama ± satu minggu
pada suhu ruang.
Setelah satu minggu bahan ekstrak pertama disaring dengan kain dan
kertas saring dengan sedikit diperas (Gambar 1B), residu dari sisa perasan
(Gambar 1C) diekstrak kembali dengan metanol 10 ml kemudian di maserasi
kembali selama ± satu minggu. Setelah satu minggu bahan ekstrak di saring
kembali untuk memisahkan larutan ekstrak dan residu. Ekstrak yang dihasilkan

16
kemudian dipanaskan dengan waterbath pada suhu 40 °C agar metanol pelarut
menguap, pemanasan dilakukan hingga larutan ekstrak yang sebelumnya cair
berubah menjadi karamel atau crude ekstract (CE). CE untuk analisis kemudian
dimasukan ke dalam tube 2 ml (Gambar 1D) dan di simpan di dalam freezer
(Lampiran 6). Selanjutnya hasil ekstrak yang telah berupa CE dianalisis
kandungan

fenol

dan

aktivitas

antioksidannya

dengan

menggunakan

spektrofotometer.

A

B

C

D

Gambar 1. (A) Proses Ekstraksi, (B) Proses Penyaringan, dan(C) Residu
dari Perasan Ekstraksi, (D) crude ekstract Kulit Manggis
Analisis senyawa polifenol pada kulit manggis.

Pada analisis senyawa

fenolik hasil analisis sampel dibandingkan dengan asam galat sebagai standar.
Analisis senyawa fenolik pada kulit manggis diawali dengan pembuatan larutan
stok solution (SS) dengan konsentrasi 5 000 ppm sebanyak 2 ml. Larutan SS 5
000 ppm diperoleh dari 10 mg CE yang dilarutkan pada metanol PA 2 ml. Larutan
SS kemudian diencerken menjadi larutan work solution (WS) dengan konsentrasi
500 ppm. Larutan WS 500 ppm diperoleh dari 200 µL larutan SS yang diencerkan
menjadi 2 000 µL dengan metanol PA. Pembuatan larutan SS dan WS dilakukan
juga pada asam galat yang akan digunakan sebagai standar pada saat analisis.

17
Larutan WS pada asam galat dibuat dalam 4 konsentrasi (ppm) yang berbeda
yaitu: 50, 100, 250, dan 500 yang diencerken dari larutan SS 5 000 ppm. Larutan
WS sampel 500 ppm dan asam galat (50 ppm, 100 ppm, 250 ppm, 500 ppm)
masing-masing diambil sebanyak 100 µL untuk kemudian dianalisis dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 765 nm. Pada analisis senyawa fenolik
digunakan reagen folin-ciocalteus dengan metode (modifikasi dari Javanmardi et
al. 2003) (Lampiran 7).
Analisis aktivitas antioksidan pada kulit manggis. Pada analisis
aktivitas antioksidan hasil analisis dibandingkan dengan asam askorbat (vitamin
C) sebagai standar. Larutan WS untuk analisis aktivitas antioksidan terdiri atas 4
konsentrasi (ppm) yaitu: 10, 20, 30 dan 40. Sedangkan larutan WS untuk vitamin
C terdiri atas 6 konsentrasi (ppm) yaitu: 1, 2, 4, 6, 8, dan 10. Larutan WS sampel
dari 4 konsentrasi (ppm) (10, 20, 30 dan 40) dan vitamin C dari 6 konsentarasi
(ppm) (1, 2, 4, 6, 8, dan 10) masing-masing diambil sebanyak 100 µL untuk
kemudian dianalisis dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 517 nm.
Pada analisis aktivitas antioksidan digunakan metode DPPH (Rohman dan
Riyanto, 2005) (Lampiran 8).
Pengamatan Penelitian
Pengamatan Kuantitatif Buah Manggis
Bobot buah. Buah yang diperoleh dari kebun, dibersihkan dari kotoran
kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik. Satuan bobot buah
dinyatakan dalam (g).
Diameter buah. Diameter diukur dengan menggunakan jangka sorong
pada dua sisi yang berbeda dengan arah horizontal melingkari buah (transversal).
Pengukuran dilakukan pada awal pengamatan. Satuan diameter buah dinyatakan
dalam (cm).
Bobot kulit basah, tangkai, dan aril buah. Buah manggis dibelah dan
dipisahkan antara kulit basah, tangkai, dan aril buahnya, kemudian masing-masing
bagian ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik. Satuan bobot kulit
basah, bobot tangkai, dan bobot aril buah dinyatakan dalam (g).

18
Ketebalan kulit buah. Ketebalan kulit buah diukur dengan menggunakan
jangka sorong dilakukan sebanyak empat kali (pada keempat sisi kulit yang telah
dibelah) kemudian dirata-ratakan. Satuan ketebalan kulit buah dinyatakan dalam
(cm).
Bobot kulit kering. Kulit manggis yang telah kering oven dan bobotnya
konstan kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik. Satuan
bobot kulit kering buah dinyatakan dalam (cm).
Penentuan aktivitas antioksidan. Penentuan daya antioksidan ekstrak
kulit buah dilakukan dengan menggunakan metode DPPH. Dilakukan juga
pengukuran absorbansi blanko. Hasil penetapan antioksidan dibandingkan dengan
vitamin C sebagai standar. Satuan aktivitas antioksidan dinyatakan dalam

(%

antioksidan). Besarnya daya antioksidan dihitu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Perubahan Kadar Enzim AST, ALT serta Perubahan Makroskopik dan Histopatologi Hati Mencit Jantan (Mus musculus L) strain DDW setelah diberi Monosodium Glutamate (MSG) diban

1 68 118

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59