produk makan lain yang memerlukan tingkat pengembangan volume. Tepung labu kuning mempunyai kualitas tepung yang baik karena mempunyai sifat
gelatinisasi yang baik, sehingga akan dapat membentuk adonan dengan konsistensi, kekenyalan, viskositas maupun elastisitas yang baik, sehingga
roti yang dihasilkan akan berkualitas baik pula kekenyalan antara granula pati dan protein akan menimbulkan kontinuitas struktur adonan Hendrasty,
2003.
B. Metode penelitian
Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
pada bulan Maret 2013. Alat yang digunakan kompor gas, LPG, timbangan, baskom, pisau, slicer, oven, loyang, sendok, mesin penggiling blender,
pengayakan 60 mesh, mangkok, piring, micropipet, rak tabung reaksi, fotometer, vacutainer, waterbath boehringer dan fotometer boehrinnger 1040
dan bahan sampel yang digunakan adalah kulit singkong. Bahan tambahan yang digunakan adalah buah labu kuning
Cucurbita moschata
Durch. Bahan kimia untuk analisis kadar protein adalah 90 ml aquades, 27 ml reagent
biuret. Penelitian ini menggunakan Rancangan yang terdiri dari 1 faktor yaitu
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan dengan satu faktor, yaitu tepung terigu 100 gram K
, perbandingan kulit singkong 75 gram dan labu kuning 25 gram K
1
, perbandingan kulit singkong 50 gram dan labu kuning 50 gram K
2
, perbandingan kulit singkong 25 gram dan labu kuning 75 gram K
3
,dengan 3 kali ulangan. Pelaksanaan penelitian sebagai berikut : Kulit singkong bagian dalam yang terang di dipisahkan dengan
bagian luar. Kulit singkong dipotong kecil-kecil dengan ukuran sama ± 1 cm. Kulit singkong yang bagian dalam dicuci air mengalir dan direndam selama
1-2 hari untuk menghilangkan kadar HCN. Kemudian dikeringkan dalam sinar matahari sampai kering ditandai dengan sifatnya yang mudah
dipatahkan ± 2-3 hari. Kulit singkong di dinginkan dengan suhu kamar. Kulit
singkong digiling dengan alat penggiling. Hasil penggilingan diayak dengan saringan 60 mesh. Bagian yang tertahan di ayakan digiling lagi. Buah labu
dibelah dan dipisahkan dari biji-bijinya. Belahan labu dibelah lagi, kemudian diiris tipis-tipis menggunakan pisau tipis dengan ketebalan yang sama. Irisan
labu dikukus selama 1 menit. Irisan labu dijemur dibawah sinar matahari sampai kering dengan ditandai dengan sifatnya yang mudah dipatahkan.
Dioven selama 10 menit dengan suhu 37
o
C. Labu kering kemudian disimpan dalam plastik. Labu kering digiling dan diayak dengan saringan 60 mesh.
Membuat perlakuan I, perlakuan II, dan perlakuan III tabel 1. Masukkan gula dan telur dan ovalet pada baskom, kemudian mixer sampai
mengembang. Masukkan blue band cair pada adonan gula dan telur tadi, setelah itu masukkan campuran tepung kulit singkong dengan tepung labu
sampai adonan tercampur rata. Adonan dimasukkan pada loyang yang sudah diolesi blue band. Panaskan oven, kemudian masukkan loyang dan panggang
kurang lebih 20 menit.
Cake
dikeluarkan dari oven, dipotong-potong dan siap
untuk disajikan. Setelah itu melakukan uji organoleptik dan daya terima
masyarakat yang ditentukan oleh panelis sebanyak 20 orang. Panelis diminta untuk mengamati, merasakan, mencium bau atau aroma, dan memberikan
penilaiannya terhadap hasil penelitian. Analisis uji protein: menimbang 1 gr sampel
cake
dan mengencerkannya dengan 10 ml air. Mengambil 0,02 ml sampel
cake
dengan menggunakan micropipet dan memasukkannya ke dalam tabung reaksi. Menambahkan reagen biuret sebanyak 1 ml. Menginkubasi
campuran bahan tersebut selama 10 menit pada suhu kamar 37
o
C. Membaca pada fotometer dengan panjang gelombang 1040. Analisis yang digunakan
adalah Deskripsi kualitatif. Deskripsi Kualitatif digunakan untuk menguji kadar protein, mutu organoleptik dan daya terima masyarakat
,
.
C. Hasil Dan Pembahasan