Uji Tingkat Kesukaran Perhitungan Daya Beda

Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013 PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kriteria pengujian reliabelitas adalah jika r hitung r tabel dengan tingkat kepercayaan 95 dan dk= n-2, maka tes tersebut dikatakan reliabel dan apabila r 11 ≤ r tabel. tes tersebut dikatakan tidak reliabel.

3. Uji Tingkat Kesukaran

Soal tes yang baik adalah soal tes yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat dari proporsi keseluruhan responden yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran butir soal dihitung dengan menggunakan rumus rumus di bawah ini : Js B P  Arikunto, 2010: 208 Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya responden yang menjawab butir soal dengan benar Js = jumlah seluruh responden Penafsiran tingkat kesukaran butir soal dalam instrumen tes digunakan kriteria sebagai berikut: Tabel. 3.2 Kriteria Tingkat Kesukaran Indeks Kesukaran Evaluasi 0,00 ≤ P 0,30 Sukar S 0,30 ≤ P 0,70 Sedang Sd 0,70 ≤ P ≤ 1,00 Mudah M Arikunto, 2010:210

4. Perhitungan Daya Beda

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan sutu soal untuk membedakan antara responden yang berkemampuan tinggi dengan responden yang kemampuannya rendah. Daya pembeda D dalam intrumen penelitian disebut dengan istilah indeks diskriminasi suatu butir item soal. Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013 PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Perumusan yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda setiap item soal sebagai berikut : B B A A J B J B D   = P A - P B Arikunto, 2010: 213 Keterangan: B A = Banyaknya peserta kelompok atas menjawab soal dengan benar. B B = Banyaknya peserta kelompok bawah menjawab soal dengan benar. J A = Banyaknya peserta kelompok atas. J B = Banyaknya peserta kelompok bawah. P A = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar. P B = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Penafsiran nilai interpretasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel. 3.3 di bawah ini : Tabel. 3.3 Kriteria daya pembeda Indeks Diskriminasi Evaluasi D : negatif Nilai D negatif sebaiknya dibuang D 0,20 Buruk poor 0, 20 ≤ D 0,30 Cukup satisfactory 0,30 ≤ D 0,40 Baik good 0,40 ≤ D Baik Sekali excellent Arikunto, 2010:218 Daryanto 2007:184- 185 menjelaskan bahwa “ cara menentukan daya pembeda atau nilai D perlu dibedakan antara kelompok kecil kurang dari 100 dan kelompok besar 100 orang ke atas”, yaitu : 1. Untuk kelompok kecil, seluruh kelompok tes dibagi dua sama besar, 50 kelompok atas J A dan 50 kelompok bawah J B . 2. Untuk kelompok besar, biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27 skor teratas sebagai kelompok atas J A dan 27 skor terbawah sebagai kelompok bawah J B . Uji coba daya pembeda dalam penelitian ini, peneliti mengambil 50 kelompok atas J A dan 50 kelompok bawah J B dari jumlah responden uji coba yang ada. Hanisa Fajarindawati Kurnia, 2013 PENGUASAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BKBPP DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan PIK-KRR (Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) SMA di Medan Tahun 2011

1 44 59

Kebiasaan makan dan pengetahuan reproduksi remaja putri peserta Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR)

1 7 9

Kebiasaan Makan dan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Peserta Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR)

0 9 145

Kebiasaan Makan dan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Peserta Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK KRR)

0 4 78

PENGARUH PERAN KONSELOR SEBAYA, MEDIA INFORMASI, DAN METODE PEMBERIAN INFORMASI TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG TRIAD KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA SMA N 1 PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN.

0 0 14

PERAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK-KRR) TERHADAP PEMBERDAYAAN REMAJA abstrak. 5. PIK KRR

1 9 12

PENGELOLAAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA.

0 4 202

View of PENGARUH PROGRAM PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK-KRR) TERHADAP PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 1 BALEENDAH

0 0 13

KEBIASAAN MAKAN DAN PENGETAHUAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI PESERTA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK-KRR)

0 0 8

PERBEDAAN PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI ANTARA REMAJA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA DI SMA 1 SEWON

0 0 10