Perubahan Psikologis Pasien Kanker Sariawan

di RSUD Dr. Moewardi Noviana Ayu Ardika Berdasarkan Tabel 4.2. dapat diketahui hasil pengumpulan data oleh peneliti tentang perubahan fisik dari pasien kanker serviks dengan kemoterapi didapatkan hasil presentase yang tertinggi pada responden adalah kelelahan, pusing, mual atau muntah, kehilangan nafsu makan dan sembelit yaitu terdapat 42 responden dari 42 responden dengan jumlah presentase 100.

b. Perubahan Fisik yang Paling Sering

Dialami Pasien Kanker Serviks dengan Kemoterapi Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa distribusi perubahan fisik pasien kanker serviks dengan kemoterapi yang menempati persentase paling sering dialami responden adalah kelelahan, pusing, hilang nafsu makan, mual atau muntah dan sembelit terdapat 42 responden dengan jumlah presentase 100, sedangkan presentase kedua yang paling sering dialami adalah rambut rontok terdapat 40 responden dengan jumlah presentase 95, susah tertidur menempati presentase tertinggi ketiga terdapat terdapat 39 responden dengan jumlah presentase 93, bibir kering menempati presentase keempat setelah susah tertidur terdapat 35 responden dengan jumlah presentase 83.

c. Perubahan Psikologis Pasien Kanker

Serviks dengan Kemoterapi Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang efek psikologis pasien kanker serviks dengan kemoterapi didapatkan hasil yang tampak pada tabel berikut : Tabel 4.3. Distribusi Perubahan Psikologis Pasien Kanker Serviks dengan Kemoterapi. Efek psikologis pasien kanker serviks dengan kemoterapi Frekue nsi Persent ase Sering marah 42 100 Cemas 41 97 Merasa menjadi beban 38 90 Stress 36 85 Tidak percanya diri 13 31 Sulit mengingat pelupa 1 2 Total 42 100 Sumber: Data yang diolah, 2015 Berdasarkan Tabel 4.3. dapat diketahui hasil pengumpulan data oleh peneliti tentang efek samping psikologis pasien kanker serviks dengan kemoterapi dan hasil yang paling sering muncul atau paling tinggi presentase yang dialami oleh responden setelah mendapatkan kemoterapi yaitu sering marah terdapat 42 responden dengan jumlah presentase 100 dan presentase tertinggi berikutnya yaitu cemas didapatkan hasil 41 responden dengan jumlah presentase 23.

d. Perubahan Psikologis yang Paling

Sering Dialami Pasien Kanker Serviks dengan Kemoterapi Berdasarkan Tabel 4.3. diatas didapatkan distribusi perubahan psikologis pada pasien kanker serviks dengan kemoterapi dengan persentase tertinggi yang paling sering dialami responden adalah sering marah yaitu 42 responden dengan jumlah presentase 100, presentase tertinggi kedua ditempati oleh kecemasan yaitu 41 responden dengan jumlah presentase 97, merasa menjadi beban keluarga menempati peringkat ketiga setelah kecemasan yaitu 38 responden dengan jumlah presentase 90, selanjutnya yaitu stress terdapat 36 responden dengan jumlah presentase 85 setelah menjadi beban keluarga. PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Umur Hasil penelitian menunjukkan distribusi berdasarkan umur responden didapatkan data bahwa sebagian besar pasien kanker serviks adalah yang berusia 50 tahun sebanyak 29 pasien dengan jumlah di RSUD Dr. Moewardi Noviana Ayu Ardika persentase 69. Sedangkan sebagian kecil pasien kanker serviks berusia 30-40 tahun sebanyak 3 pasien dengan jumlah persentase 7. Menurut Kartikawati 2013 yang menjelaskan bahwa kanker serviks biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur atau wanita dewasa, tetapi bukti statistik menunjukkan bahwa kanker serviks juga dapat menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Brunner and Suddart 2002, yaitu kanker serviks terjadi paling umum pada usia antara 30 sampai 45 tahun wanita dewasa, tetapi dapat terjadi pada usia 18 tahun pada mereka yang mempunyai pasangan seksual multipel dan beberapa kehamilan dini.

2. Jumlah kemoterapi

Hasil penelitian menunjukkan distribusi berdasarkan jumlah kemoterapi dari responden menunjukan yang paling banyak adalah 3-6 kali yaitu sebanyak 31 orang pasien dengan jumlah persentase 73. Menurut Utami 2012, pengobatan kemoterapi pada umumnya diberikan sesuai siklus jenis kanker. Meskipun ada perbedaan siklus antara jenis kanker yang satu dengan kanker lainnya, jarak antar siklus pada umumnya 3 minggu. Satu pengobatan kemoterapi umumnya perlu waktu beberapa bulan, tetapi lamanya tergantung banyaknya faktor dan akan berbeda- beda untuk setiap pasien.

3. Kadar Hemoglobin

Hasil penelitian 100 responden mengalami anemia dengan masing-masing kelompok data terbesar adalah 8-9 gramdl terdapat 27 responden. Menurut Schuchter 2014, kemoterapi mempengaruhi produksi sel darah baru di sumsum tulang, spons, massa dalam tulang. Gejala dan komplikasi yang timbul dari jumlah darah rendah adalah salah satu efek samping yang paling umum dari kemoterapi. Sebuah tes disebut hitung darah lengkap HDL akan menunjukkan kadar sel darah merah dan sel darah putih dalam darah. Tingkat abnormal rendahnya sel darah merah mengakibatkan anemia. Kondisi ini mengurangi kemampuan tubuh untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh, sehingga kelelahan, pusing, atau sesak napas. Menurut Sariedj 2008, Anemia yang disebabkan oleh kanker, bisa terjadi sebagai efek langsung dari keganasan, dapat sebagai akibat produksi zat-zat tertentu yang dihasilkan kanker, atau dapat juga sebagai akibat pengobatan kanker itu sendiri. Anemia akibat kemoterapi dan pengaruhnya terhadap kualitas hidup penderita kanker akan mempengaruhi pemberian kemoterapi selanjutnya. Oleh karena itu harus diperhatikan derajat anemia pada setiap penderita kanker. Menurut WHO dalam Sariedj, 2008 adalah sebagai berikut kriteria anemia berdasarkan kadar hemoglobin penderita : Tabel 5.1. Distribusi Derajat Anemia Derajat Berat WHO 0. batas normal 11,0 gdl 1. Ringan 9,5 – 10,9 gdl 2. Sedang 8,0 – 9,4 gdl 3. Berat 6,5 – 7,9 gdl Analisa Univariat

1. Perubahan Fisik Pasien Kanker

Serviks Dengan Kemoterapi Menurut penelitian Orge Oskan 2008, menjelaskan bahwa perubahan fisik yang dialami penderita kanker karena kemoterapi diantaranya mual, muntah, kurang tenaga, diare, atau di RSUD Dr. Moewardi Noviana Ayu Ardika konstipasi, insomnia, kurang konsentrasi, mulut kering, ketidaknyamanan, dan ketakutan yang cenderung meningkat setelah menjalani kemoterapi. Dari penelitian tersebut ada persamaan dengan hasil penelitian ini yaitu pada penelitian ini juga terdapat mual, muntah, kurang tenaga, diare, atau konstipasi, insomnia, kurang konsentrasi, mulut kering dan ketidaknyamanan. Berikut adalah hasil penelitian ini: a. Kelelahan Hasil penelitian didapatkan 100 responden mengalami kelelahan. Menurut Schuchter 2014, kelelahan adalah gejala yang paling umum dilaporkan oleh pasien yang menerima kemoterapi karena adanya pengurangan produksi sel darah merah sehingga pengikatan oksigen dalam darah akan berkurang maka tubuh akan terasa lemas walaupun tidak melakukan aktivitas. Teori tersebut hampir sama menurut Vitkauskaite et al 2011, yaitu kelelahan dapat disebabkan banyak faktor seperti anemia, gangguan tidur, nyeri, gangguan emosi, efek pengobatan dari kanker dan disfungsi organ. Sedangkan menurut Ream, Richardson dan Dann 2006 kelelahan dapat terjadi karena kebutuhan nutrisi yang kurang sehingga kebutuhan energi dalam tubuh tidak tercukupi. Kelelahan dapat muncul beberapa hari setelah pengobatan kemoterapi dan akan terus akan semakin memburuk. a. Nyeri Kepala pusing Hasil penelitian didapatkan 100 responden mengalami nyeri kepala pusing. Menurut Schuchter 2014 kemoterapi dapat menyebabkan rasa sakit bagi sebagian pasien, termasuk sakit kepala, nyeri otot, sakit perut, dan rasa sakit dari kerusakan saraf, seperti terbakar, mati rasa, atau rasa nyeri paling sering di jari tangan dan kaki. Nyeri biasanya berkurang dari waktu ke waktu, tetapi beberapa pasien mungkin memiliki gejala selama beberapa bulan atau tahun setelah kemoterapi selesai karena kerusakan permanen pada saraf.

b. Sariawan

Hasil penelitian didapatkan data 12 responden dengan jumlah presentase 29 mengalami sulit menahan kencing. Menurut Schuchter 2014, Kemoterapi dapat merusak sel-sel yang melapisi mulut dan tenggorokan. Luka di mulut mucositis biasanya berkembang 5 sampai 14 hari setelah menerima kemoterapi. Meskipun luka dapat terinfeksi, biasanya sembuh dengan sendirinya ketika pengobatan selesai. Pasien yang menerima kemoterapi jika memiliki pola makan tidak sehat dan kesehatan gigi yang buruk dapat meningkatkan risiko mulut dan tenggorokan bisa terluka. c. Sulit untuk Menelan Hasil penelitian didapatkan data 20 responden dengan jumlah presentase 47 mengalami sulit menahan kencing. Menurut Schuchter 2014, dysphagia kesulitan menelan terjadi ketika seseorang kesulitan menelan makanan atau cairan untuk memasukan ke tenggorokan. Beberapa pasien mungkin muntah, batuk, atau tersedak ketika mencoba menelan, sementara yang lain mungkin merasa seperti makanan tertinggal di tenggorokan karena fibrosis yang merupakan jaringan parut atau kekakuan di tenggorokan, kerongkongan, atau mulut juga bisa terjadi karena infeksi pada mulut atau kerongkongan dari terapi radiasi atau kemoterapi. d. Mual atau Muntah Hasil penelitian didapatkan 100 responden mengalami mual atau muntah. Menurut Gralla, Grumberg dan Messner 2008, mual dan muntah akut terjadi pada 24 jam pertama setelah kemoterapi sedangkan mual dan muntah yang terlambat merupakan efek samping yang terjadi sehari setelah kemoterapi atau bahkan beberapa hari setelah kemoterapi. di RSUD Dr. Moewardi Noviana Ayu Ardika

e. Kehilangan Nafsu Makan

Dokumen yang terkait

Gambaran Fisik dan Psikologis Klien dengan Kanker Serviks di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

0 3 6

GAMBARAN PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS PASIEN KANKER SERVIKS DENGAN KEMOTERAPI Gambaran Perubahan Fisik Dan Psikologis Pasien Kanker Serviks Dengan Kemoterapi Di RSUD Dr. Moewardi.

0 2 17

PENDAHULUAN Gambaran Perubahan Fisik Dan Psikologis Pasien Kanker Serviks Dengan Kemoterapi Di RSUD Dr. Moewardi.

0 3 7

Daftar Pustaka Gambaran Perubahan Fisik Dan Psikologis Pasien Kanker Serviks Dengan Kemoterapi Di RSUD Dr. Moewardi.

0 5 4

RESPON FISIK DAN PSIKOLOGI WANITA DENGAN KANKER SERVIKS YANG TELAH MENDAPAT Respon Fisik Dan Psikologi Wanita Dengan Kanker Serviks Yang Telah Mendapat Kemoterapi Di Rsud Dr Moewardi Surakarta.

0 0 17

RESPON FISIK DAN PSIKOLOGI WANITA DENGAN KANKER SERVIKS YANG TELAH MENDAPAT Respon Fisik Dan Psikologi Wanita Dengan Kanker Serviks Yang Telah Mendapat Kemoterapi Di Rsud Dr Moewardi Surakarta.

0 5 16

HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK PASIEN KEMOTERAPI DENGAN KONSEP DIRI PADA PENDERITA Hubungan Perubahan Fisik Pasien Kemoterapi Dengan Konsep Diri Pada Penderita Kanker Serviks Di Ruang Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi.

0 1 15

PENDAHULUAN Hubungan Perubahan Fisik Pasien Kemoterapi Dengan Konsep Diri Pada Penderita Kanker Serviks Di Ruang Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi.

0 1 5

HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK PASIEN KEMOTERAPI DENGAN KONSEP DIRI PADA PENDERITA KANKER SERVIKS Hubungan Perubahan Fisik Pasien Kemoterapi Dengan Konsep Diri Pada Penderita Kanker Serviks Di Ruang Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi.

0 6 12

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

0 1 9