di RSUD Dr. Moewardi Noviana Ayu Ardika
persentase 69. Sedangkan sebagian kecil pasien kanker serviks berusia
30-40 tahun sebanyak 3 pasien dengan
jumlah persentase
7. Menurut Kartikawati 2013 yang
menjelaskan bahwa kanker serviks biasanya terjadi pada wanita yang
telah berumur atau wanita dewasa, tetapi bukti statistik menunjukkan
bahwa kanker serviks juga dapat menyerang wanita yang berumur
antara 20 sampai 30 tahun. Hal tersebut sesuai dengan teori yang
dijelaskan oleh Brunner and Suddart 2002, yaitu kanker serviks terjadi
paling umum pada usia antara 30 sampai 45 tahun wanita dewasa,
tetapi dapat terjadi pada usia 18 tahun pada mereka yang mempunyai
pasangan
seksual multipel
dan beberapa kehamilan dini.
2. Jumlah kemoterapi
Hasil penelitian menunjukkan distribusi
berdasarkan jumlah
kemoterapi dari
responden menunjukan yang paling banyak
adalah 3-6 kali yaitu sebanyak 31 orang
pasien dengan
jumlah persentase 73. Menurut Utami
2012, pengobatan kemoterapi pada umumnya diberikan sesuai siklus
jenis
kanker. Meskipun
ada perbedaan siklus antara jenis kanker
yang satu dengan kanker lainnya, jarak antar siklus pada umumnya 3
minggu. Satu pengobatan kemoterapi umumnya perlu waktu beberapa
bulan, tetapi lamanya tergantung banyaknya faktor dan akan berbeda-
beda untuk setiap pasien.
3. Kadar Hemoglobin
Hasil penelitian
100 responden
mengalami anemia
dengan masing-masing kelompok data terbesar adalah 8-9 gramdl
terdapat 27 responden. Menurut Schuchter
2014, kemoterapi
mempengaruhi produksi sel darah baru di sumsum tulang, spons, massa
dalam tulang. Gejala dan komplikasi yang timbul dari jumlah darah
rendah adalah salah satu efek samping yang paling umum dari
kemoterapi. Sebuah tes disebut hitung darah lengkap HDL akan
menunjukkan kadar sel darah merah dan sel darah putih dalam darah.
Tingkat abnormal rendahnya sel darah merah mengakibatkan anemia.
Kondisi ini mengurangi kemampuan tubuh untuk membawa oksigen ke
seluruh tubuh, sehingga kelelahan, pusing, atau sesak napas.
Menurut Sariedj
2008, Anemia
yang disebabkan
oleh kanker, bisa terjadi sebagai efek
langsung dari keganasan, dapat sebagai akibat produksi zat-zat
tertentu yang dihasilkan kanker, atau dapat juga sebagai akibat pengobatan
kanker itu sendiri. Anemia akibat kemoterapi
dan pengaruhnya
terhadap kualitas hidup penderita kanker
akan mempengaruhi
pemberian kemoterapi selanjutnya. Oleh karena itu harus diperhatikan
derajat anemia pada setiap penderita kanker. Menurut WHO dalam
Sariedj,
2008 adalah
sebagai berikut kriteria anemia berdasarkan
kadar hemoglobin penderita : Tabel 5.1.
Distribusi Derajat Anemia Derajat Berat
WHO 0. batas normal
11,0 gdl 1. Ringan
9,5 – 10,9 gdl
2. Sedang 8,0
– 9,4 gdl 3. Berat
6,5 – 7,9 gdl
Analisa Univariat
1. Perubahan Fisik Pasien Kanker