Program Studi Kesehatan Masyarakat - Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta ® 2014
5 B.
Analisis Univariat 1.
Tekanan Darah
Pada bulan April-Maret perbedaan tekanan darah sistole
untuk kelompok kasus sebesar +6,31 mmHg dan bulan Mei-April
sebesar +5,6 mmHg, dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
tekanan darah sistole pada kelompok kasus mengalami
peningkatan. Sedangkan untuk kelompok kontrol, perbedaan
tekanan darah sistole pada bulan April-Maret adalah sebesar –12,55
mmHg dan pada bulan Mei-April sebesar –5,28 mmHg sehingga
disimpulkan bahwa tekanan darah sistole pada kelompok kontrol
mengalami penurunan Tabel 2.
Tabel 2. Rata-Rata Tekanan Darah Responden Bulan
Kasus Kontrol
Rata-Rata mmHg
SD Rata-Rata
mmHg SD
1. Tekanan Darah Sistole
Maret 159.52
±13.058 156.43
±10.317 April
165.83 ±14.310
143.88 ±5.384
Mei 171.43
±13.583 138.60
±8.477
2. Tekanan Darah Diastole
Maret 87.98
±10.064 93.45
±7.847 April
92.86 ±6.73
89.29 ±4.215
Mei 95.36
±7.358 86.07
±5.242
2. Pola Makan
Sebagian besar kelompok kontrol memiliki pola makan yang baik,
yaitu sebanyak 24 orang 57,1. Namun hal tersebut tidak terjadi
pada kelompok kasus, karena sebagian besar responden memiliki
pola makan yang buruk yaitu sebanyak 28 orang 66,7 Tabel
3. a.
Kesukaan Makanan Asin
Jumlah responden yang suka mengkonsumsi makanan
asin sebanyak 27 orang pada kelompok kasus 64,3 dan
21 orang 50 pada kelompok kontrol, hal tersebut
menunjukkan bahwa responden pada kelompok kasus lebih
suka mengkonsumsi makanan asin Tabel 4.
b. Konsumsi Ikan Asin atau
Telur Asin
Jumlah responden yang mengkonsumsi ikan asin atau
telur asin sebanyak 13 orang 30,9 pada kelompok kasus
dan 10 orang pada kelompok kontrol 23,8, hal tersebut
menunjukkan bahwa pada kelompok kasus sebagian besar
mengkonsumsi ikan atau teur asin. Pada kelompok kasus
yang lebih banyak mengkonsumsi ikan atau telur
asin, diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki
frekuensi makan ikan asin atau
Program Studi Kesehatan Masyarakat - Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta ® 2014
6
telur asin 3x seminggu jarang yaitu sebanyak 10
orang 23,8 Tabel 4.
c. Konsumsi Makanan Awetan
Jumlah responden yang mengkonsumsi makanan
awetan pada kelompok kasus sebanyak 13 orang 30,9
dan pada kelompok kontrol sebanyak 16 orang 38,1.
Dengan kata lain, responden pada kelompok kontrol lebih
suka mengkonsumsi makanan yang diawetkan. Pada
kelompok kontrol yang lebih banyak mengkonsumsi
makanan yang diawetkan, diketahui bahwa sebagian
besar responden memiliki frekuensi konsumsi makanan
yang diawetkan 3x seminggu jarang yaitu sebanyak 14
orang 33,3 Tabel 4.
d. Konsumsi Cemilan
Jumlah responden yang mengkonsumsi cemilan
sebanyak 35 orang 83,3 pada kelompok kasus dan 27
orang pada kelompok kontrol 64,3, hal tersebut
menunjukkan bahwa konsumsi cemilan pada kelompok kasus
lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kasus. Pada
kelompok kasus yang lebih banyak mengkonsumsi
cemilan, diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki frekuensi konsumsi cemilan 3x seminggu jarang
yaitu sebanyak 18 orang 42,9 Tabel 4.
e. Konsumsi Mie Instan
Konsumsi mie instan pada kelompok kasus lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol, dimana
pada kelompok kasus sebanyak 25 orang 59,5 sedangkan
pada kelompok kontrol sebanyak 16 orang 38,1.
Jika dilihat pada kelompok kasus sebagian besar memiliki
frekue nsi konsumsi mie instan 3x seminggu jarang, yaitu
sebanyak 19 orang 45,2. Sehingga dapat dikatakan
bahwa kelompok kasus lebih suka mengkonsumsi mie instan
namun dengan frekuensi yang jarang Tabel 4.
f. Konsumsi Fast Food