Analisis swot pada produk asuransi mitra mabrur plus (Studi Pada AJB BUMIPUTERA 1912)

  ANALISIS SWOT PADA PRODUK ASURANSI MITRA MABRUR PLUS (Studi Pada AJB BUMIPUTERA 1912) SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E Sy)

  Oleh: Mirantini Tri Kuntari NIM: 1111046200016 KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2015 M

LEMBAR PERNYATAAN

  Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

  Jakarta.

  2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  Jakarta, 6 Juni 2015

  Mirantini Tri Kuntari

  

ABSTRAK

  Mirantini Tri Kuntari, NIM 1111046200016, Analisis SWOT Pada Produk

  

Asuransi Mitra Mabrur Plus, Pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah, Skripsi

  Strata Satu (S1) Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Konsentrasi Asuransi Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dan pemasaran produk Mitra Mabrur Plus Pada AJB Bumiputera 1912, serta untuk mengetahui sejauh mana kekuatan (Strength), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threaths). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Tingkat keberhasilan penetapan strategi pemasaran Mitra Mabrur Plus pada AJB Bumiputera 1912 cukup signifikan. Analisis SWOT Mitra Mabrur Plus adalah sebagai berikut: Kekuatan produk mitra mabur plus yaitu Dalam pemasarannya memakai strategi kumpulan atau masuk melalui perusahaan dan biasa disebut dengan ASKOLIN (Asuransi Kolektif Individu), Sedangkan kelemahan produk mitra mabrur plus antara lain, Belum memiliki web aplikasi tersendiri untuk menghemat waktu nasabah dalam pembaharuan polis maupun pengajuan klaim. Peluang mitra mabrur plus antara lain Melakukan promosi dan presentasi langsung ke dalam instansi atau perusahaan-perusahaan. Sedangkan tantangannya antara lain Perusahaan harus lebih inovatif dalam mengembangkan produk mitra mabrur plus dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan lain yang menawarkan produk yang sejenis.

  Kata Kunci: Analisis SWOT. Asuransi Haji, Mitra Mabrur Plus, AJB Bumiputera Pembimbing: Ahmad Chairul Hadi, M.A

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahirabbil A’lamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT penulis

  panjatkan atas segala rahmat, hidayah serta pertolongannya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada baginda nabi Muhammad SAW serta para sahabatnya.

  Penulis sangat berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu tugas akademis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum Program Studi Muamalat Konsentrasi Asuransi Syaiah. Sehubungan dengan itu, penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada:

  1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

  2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak H.

  Abdurrauf, Lc., M.A., Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta.

  3. Bapak M. Bukhari Muslim, Lc., M.A., Selaku Dosen Penasihat Akademik.

  4. Bapak Ahmad Chairul Hadi, M.A., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dalam memberikan masukan ataupun nasihat dalam proses penyusunan skripsi ini.

  5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis, semoga ilmu yang diberikan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

  6. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Syariah dan Hukum, yang telah memberikan pinjaman buku kepada penulis, sehingga dapat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  7. Segenap karyawan AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah Cabang Wolter Monginsidi yang sudah berkenan membantu penulis, meluangkan waktu, serta memberikan informasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  8. Sponsor utama dalam hidup penulis teruntuk orang tuaku tersayang dan tercinta Bapak Sadikun dan Ibu Kartini yang tidak pernah lelah mendoakan penulis, mendukung dan memberikan semangat kepada penulis. Terimakasih untuk do‟a, pengorbanan, nasehat yang begitu besar yang tiada henti memberi penulis semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

  9. Kakak dan adikku, Budiyo Setiadi Pranoto, S.E, Shery Dickti Sari dan Arumy Nur Aini, terimakasih telah memberikan warna dan menjadi motivator terbaik, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  10. Teman-teman kelas Asuransi Syariah Angkatan 2011 yang selalu saling memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

  11. Sahabat-sahabatku Damnfirst kepada Ina, Diah, Firda, Tiara, Devi, Elsa, Mila dan Nissa yang selalu menghibur dan memberikan nasehat serta menjadi inspirasi bagi penulis dalam membuat skripsi ini.

  12. Sahabat-sahabat Yoms Trip (Juber, Dito, Deden, Icad, Puput, Kinoy, Vickih, Firman, Guspur, Peri, Fadli) terimakasih untuk kekompakannya selama mendaki, hehe.

  13. Teman-teman KKN Abata (Abel, Asep, Rima, Tami, Eris, Maydina, Saurahman, Didi, Abi, Ina, Diah, Firdaus, Ikhwan) terimakasih untuk satu bulan hidup bersama dan kerjasamanya bersosialisasi dengan masyarakat desa nambo bogor, salam sayang buat kalian.

  Terima kasih atas dukungan dan motivasinya, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, Amin ya robal‟alamin.

  Jakarta, 6 Juni 2015 Penulis

  

DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  DAFTAR TABEL

  DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri asuransi di Indonesia tentunya tidak terlepas dari

  perkembangan ekonomi dan teknologi dalam kehidupan manusia. Dimana semakin terbatasnya sumber-sumber kebutuhan manusia dalam usaha untuk meningkatkan kemakmuran, maka bertambah besar usaha manusia untuk mendayagunakan sumber- sumber yang ada.

  Asuransi merupakan sarana finansial dalam tatanan kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi resiko yang mendasar seperti resiko kematian, atau dalam menghadapi resiko atas harta benda yang dimiliki. Dengan demikian, dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya akan menghadapi berbagai resiko yang mungkin

  1 dapat mengganggu kelancaran usahanya.

  Perkembangan asuransi berbasis syariah di Indonesia tidak terlepas dari pertumbuhan bank-bank syariah, di mana sejak dikeluarkannya Undang-Undang No.

  10/1998 yang mengatur secara tegas mengenai sistem perbankan syariah dunia, perbankan di Indonesia diwarnai dengan munculnya bank-bank syariah atau bank- bank dengan unit syariahnya. Hal ini menyebabkan perusahaan

  • –perusahaan asuransi konvensional yang memiliki keterkaitan bisnis dengan bank dituntut untuk masuk ke

  2

  dalam bisnis syariah, baik dengan mendirikan perusahaan asuransi syariah secara

  2 terpisah atau mendirikan divisi syariah.

  Haji dalam syariat Islam termasuk bagian ibadah yang ditempatkan pada urutan kelima rukun Islam. Berikut ini rincian kuota jemaah haji dalam tiga tahun terakhir adalah:

  Pada tahun 2012 jemaah haji berjumlah 221.000 orang, pada tahun 2013

  3

  sebanyak 168.800 orang dan pada tahun 2014 sebanyak 168.800 orang. Melalui putusan itu diketahui bahwa kuota haji nasional tahun 1435H/2014M berjumlah 168.800 yang terdiri dari kuota haji regular sebanyak 155.200 dan kuota haji khusus 13.600. Jumlahhnya tidak berubah dari tahun lalu. Nantinya, merujuk pada KMA, kuota haji regular terdiri atas kuota jamaah haji provinsi sebanyak 154.049 orang dan kuota petugas haji daerah sebanyak 1.151 orang. Sedangkan kuota haji khusus terdiri

  4 dari 12.899 jamaah haji khusus dan 701 untuk petugas haji khusus.

  Asuransi syariah memiliki makna yang sangat penting dalam penyelenggaraan haji. Perjalanan ibadah haji mengandung resiko seperti kecelakaan atau bahkan kematian. Resiko ini dapat terjadi baik dalam perjalanan di Tanah air ketika perjalanan di Tanah suci. Untuk meringankan resiko tersebut dibutuhkan 2 Hasan Ali, Konsep dan Operasional Asuransi Syariah (Jakarta: Majalah Muhammadiyah, 2008), hlm. 46. 3

   4 Artikel diakses pada tanggal 16 April 2014 pukul 20:40

  3

  adanya asuransi. Asuransi syariah juga sejalan dengan harapan setiap calon jamaah

  5 haji yang menginginkan menjadi haji mabrur.

  Adanya perkembangan pembangunan ekonomi yang semakin meningkat, dan banyaknya resiko-resiko yang terjadi di masyarakat seperti; kebakaran, kecelakaan, kesehatan, bencana alam, dana haji, dana pendidikan, dana pensiun, kendaraan bermotor dan lain-lain, maka asuransi sangatlah dibutuhkan untuk menjamin akan terjadinya resiko-resiko tersebut.

  Asuransi jiwa syariah sebagai asuransi yang sangat dibutuhkan dalam membantu masyarakat dalam menghadapi resiko-resiko yang sering terjadi belakangan ini. Maka dari itu asuransi jiwa syariah saat ini mempunyai peluang yang sangat besar untuk membantu masyarakat agar dapat mengatasi masalah-masalah yang nantinya akan mereka hadapi dikemudian hari.

  Salah satunya yaitu produk asuransi haji yang saat ini sudah banyak dimiliki perusahaan

  • – perusahaan asuransi syariah di Indonesia. AJB Bumiputera 1912 merupakan perusahaan asuransi jiwa nasional pertama dan tertua di Indonesia. Salah satu produk yang dimiliki oleh AJB Bumiputera ini sendiri yaitu Produk Asuransi Mitra Mabrur. Produk asuransi mitra mabrur yang dimiliki oleh AJB Bumiputera sudah banyak dimiliki oleh beberapa perusahaan asuransi, seperti pada PT. Sunlife

5 Retno Suciningsih, Strategi Perusahaan Dalam Pembayaran Klaim Asuransi Mitra Mabrur

  4

  Financial Syariah, PT. Prudential Life Assurance, PT. Takaful Keluarga, Asuransi Jasindo.

  Berdasarkan peraturan Menag Nomor 62 Tahun 2013 tentang Kriteria Penundaan Keberangkatan Jamaah Haji yang Telah Melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah haji Tahun 1434 H/2013. Jika besaran BPIH 2014 lebih besar dari 2013, jamaah haji yang ditunda keberangkatannya tidak menambah selisih kurang nilai

  6 BPIH. Jika lebih kecil, akan memperoleh pengembalian selisih lebih nilai BPIH.

  Besarnya peluang untuk tabungan haji ini sendiri, selain karena potensi besarnya masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam, Ibadah haji juga merupakan suatu amalan yang diwajibkan bagi kaum muslimin bagi yang mempunyai kemampuan dan kesanggupan, agar mereka dapat menyaksikan berbagai manfaat

  7 kerohanian yang sangat berguna.

  Kemampuan untuk dapat bersaing merupakan tantangan dan juga merupakan ancaman, tetapi disisi lain dapat dimanfaatkan untuk keuntungan bisnis sehingga perusahaan dapat berhasil dalam bidangnya. Perusahaan harus menyadari kelemahan- kelemahan dan memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki untuk dapat

6 Artikel diakses pada tanggal 16 November 2014,

  

  5

  memenangkan persaingan, maka perusahaan harus memiliki strategi bersaing yang

  8 berbeda dengan yang dilakukan oleh pesaing.

  Teknik SWOT pada dasarnya merupakan salah satu teknik untuk menganalisa berbagai kondisi dan situasi yang mempengaruhi proses kekuatan produk asuransi mitra mabrur yang dimiliki AJB BumiPutera 1912. Tujuan dilakukannya analisis SWOT ini untuk melakukan diagnose produk, sehingga dapat menentukan yang tepat terhadap produk yang dimilikinya. Langkah awal yang dikembangkan menginvestasi faktor internal dan eksternal yang ada pada produk asuransi mitra mabrur ini. Dengan menggunakan analisis SWOT tersebut bisa ditentukan faktor kunci sukses yang mungkin dimiliki oleh produk asuransi .

  Berdasarkan latar belakang di atas, penulis hendak membahas dan mengkaji seberapa besar kekuatan dan kelemahan serta berapa banyak peluang dan ancaman yang terdapat pada produk asuransi mitra mabrur plus ini. Oleh karena itu, penulis tertarik menyusun skripsi ini dengan judul

  “Analisis SWOT Pada Produk Asuransi Mitra Mabrur Plus (Studi Pada: AJB Bumiputera 1912)

B. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan uraian di atas maka masalah yang dapat diidentifikasi penulis adalah sebagai berikut:

  1. Upaya perkembangan produk asuransi mitra mabrur plus. 8 Hutabarat, J, Operasional Strategi (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, Kelompok

  6

  2. Bagaimana memanfaatkan peluang agar volume penjualan produk asuransi mitra mabrur plus meningkat.

  3. Mekanisme produk asuransi mitra mabrur plus di AJB Bumiputera 1912.

  4. Strategi yang digunakan AJB Bumiputera 1912 dalam menarik minat masyarakat.

  5. Perusahaan harus memiliki strategi bersaing yang berbeda dengan yang dilakukan oleh pesaing.

  6. Salah satu alat yang dapat dipakai untuk merumuskan strategi bersaing adalah dengan Analisis SWOT.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.

  Pembatasan Masalah Berdasarkan konteks pada latar belakang masalah diatas, maka untuk menghindari kemungkinan pembahasan yang menyimpang dari pokok permasalahan yang diteliti, serta sesuai dengan pokok permasalahan yang akan dibahas. Maka skripsi ini membatasi masalah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dan pemasaran produk Mitra Mabrur Plus Pada AJB Bumiputera 1912, serta untuk mengetahui sejauh mana kekuatan (Strength), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threaths).

2. Perumusan Masalah

  Dari pembatasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah dalam bentuk beberapa pertanyaan sebagai berikut:

  7

  1. Bagaimana strategi yang dilakukan perusahaan melalui analisis SWOT pada produk asuransi mitra mabrur plus?

  2. Bagaimana upaya AJB Bumiputera 1912 dalam mengembangkan produk asuransi mitra mabrur plus?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan perkembangan produk asuransi mitra mabrur plus pada AJB

  Bumiputera 1912 dalam meningkatkan volume penjualan? 2. Untuk menentukan sejauh mana Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan),

  Opportunities (Peluang), dan Threats (Ancaman) pada produk asuransi mitra mabrur plus.

  Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat sebagai penambah wawasan mengenai segala aspek yang berhubungan dengan analisis SWOT.

  2. Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat menambah khazanah pengetahuan, melengkapi dan memberikan informasi dan perbandingan bagi peneliti lain, serta memperkaya literatur perpustakaan mengenai analisis SWOT terhadap produk Asuransi Mitra Mabrur Plus.

  8

  3. Bagi perusahaan asuransi syariah, bisa menjadi bahan acuan untuk bisa meningkatkan dan mengembangkan produk-produk yang sudah ada agar lebih inovatif dan variatif kedepannya serta dapat menentukan strategi pemasaran yang berdaya saing.

  4. Bagi masyarakat, agar lebih mengenal dan menambah wawasan, khususnya mengenai produk asuransi mitra mabrur plus dan dapat dijadikan bahan pertimbangan yang cocok dalam memilih pembiayaan.

E. Kerangka Teoritis dan Kerangka Konseptual

  Suatu perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman ekstenal dan merebut peluang yang ada. Proses analisa, perumusan dan evaluasi strategi-strategi itu disebut managemen strategis. Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar perusahaan melihat secara obyektif kondisi-kondisi eksternal dan internal. Dalam hal ini dapat dibedakan secara jelas, fungsi manajemen, konsumen, distributor dan pesaing. Jadi perencanaan strategis penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen

  9 dan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada.

  Analisis SWOT mengarahkan analisis strategik dengan cara memfokuskan perhatian pada kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threat) yang memerlukan hal yang kritis bagi keberhasilan organisasi

  9

  maupun perusahaan dengan melakukan indentifikasi secara hati-hati pada faktor

  10 keberhasilan kritis (Critical Succes Factors).

  Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No.21/DSN-MUI/X/2001 memberikan definisi mengenai asuransi syariah adalah usaha saling tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan a tau tabarru‟ yang memberikan pola pengembalian untuk

  11 menghadapi resiko tertentu mulai akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.

  Sedangkan asuransi dana talangan haji adalah salah satu produk dalam asuransi syariah yang dapat membantu para calon jamaah haji untuk segera mendapatkan porsi haji. Dasar yang melandasi dana talangan haji ini adalah, Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor 21/DSN-MUI/X/2001 tentang pedoman asuransi syari‟ah. Dan PMK (Peraturan Menteri Keuangan) Nomor 18 Tahun 2010 tentang penerapan prinsip dasar penyelenggaraan usaha perasuransian dan reasuransi dengan prinsip syari‟ah. Serta fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor 51/DSN-MUI/III/2006 tentang akad Mudharabah Musyarakah pada Asuransi Syariah .

  10 11 A. Susty Ambariani, Manajemen Biaya (Jakarta: Salemba Empat, 2000) hlm. 43.

  

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Life and General Konsep dan Sistem

  10

F. Sistematika penulisan

  Untuk mempermudah penulisan ini, maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab yang kemudian pada setiap bab terdiri dari beberapa sub-bab bahasan dengan rincian sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini memuat Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kerangka Teori dan Konseptual, dan Sistematika Penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas lebih mendalam teori-teori yang berhubungan

  dengan masalah dalam penelitian ini, yaitu meliputi analisis SWOT yang membahas Pengertian Analisis SWOT yang meliputi fungsi, Manfaat, Tujuan Analisis SWOT dan Matriks Analisis SWOT, Asuransi Syariah, Produk Asuransi Mitra Mabrur, review studi terdahulu.

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai metodologi penelitian yang meliputi

  pendekatan penelitian, objek penelitian, sumber data, teknik

  11

  pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik analisa data, dan teknik penulisan.

  BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan tentang gambaran umum perusahaan diantaranya

  meliputi: profil perusahaan, visi misi dan tujuan perusahaan, jenis produk perusahaan, serta bagaimana perkembangan produk asuransi mitra mabrur yang terdapat di AJB Bumiputera 1912 menggunakan analisis SWOT.

  BAB V PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan

  pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran-saran yang kiranya bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

BAB II LANDASAN TEORI A. Analisis SWOT 1. Pengertian Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

  merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling popular untuk analisis situasi adalah

12 Analisis SWOT.

  Suatu perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman ekstenal dan merebut peluang yang ada. Proses analisa, perumusan dan evaluasi strategi-strategi itu disebut managemen strategis. Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar perusahaan melihat secara obyektif kondisi-kondisi eksternal dan internal. Dalam hal ini dapat dibedakan secara jelas, fungsi manajemen, konsumen, 12 Freddy Rangkuti, Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

  13

  distributor dan pesaing. Jadi perencanaan strategis penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen

  13 dan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada.

  Analisis SWOT mengarahkan analisis strategik dengan cara memfokuskan perhatian pada kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threat) yang memerlukan hal yang kritis bagi keberhasilan organisasi maupun perusahaan dengan melakukan indentifikasi secara hati-hati pada faktor

  14 keberhasilan kritis (Critical Succes Factors).

  Analisis ini bertumpu pada basis data tahunan yang mencakup data perkembangan organisasi pada tiga tahun sebelum dilakukan analisis, apa yang diinginkan pada tahun dilakukannya analisis serta kecenderungan organisasi untuk lima tahun kedepan pasca analisis. Hasil analisis SWOT dapat menunjukkan kualitas dan kuantifikasi posisi organisasi dengan sejumlah kemampuan inti bila resultansi kekuatan dan kelemahannya positif yang kemudian memberikan rekomendasi strategis terhadap strategi perusahaan serta rekomendasi fungsional kebutuhan atau

  15 modifikasi sumber daya organisasi.

  a.

  Strategi SO Dalam matriks tersebut Comparative Advantage (Keunggulan Komparatif) berarti pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga organisasi tidak boleh 13 14 M. Ismail Yustanto, Pengantar Manajemen Syariat, hlm. 19. 15 A. Susty Ambariani, Manajemen Biaya (Jakarta: Salemba Empat, 2000) hlm. 43.

  M. Ismail Yusanto dan M.K. Widjajakusuma, Manajemen Strategis: Perspektif Syariah

  14

  membiarkan peluang tersebut hilang begitu saja, namun sebaiknya organisasi harus segera memperkuat dengan berbagai perencanaan yang mampu mendukungnya.

  Matriks ini memberikan kemungkinan bagi organisasi untuk berkembang lebih cepat, namun harus senantiasa waspada terhadap perubahan yang tidak menentu dalam lingkungan. Dengan demikian yang harus dijawab adalah „‟Bagaimana memanfaatkan kekuatan yang ada, untuk meningkatkan posisi kompetitif organisasi.‟‟ b.

  Strategi ST Matriks ini menghadapkan pada isu strategis Mobilization, yaitu kotak interaksi dan pertemuan antara ancaman dari luar yang diidentifikasi dengan kekuatan organisasi. Disini organisasi harus melakukan mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlakukan ancaman dari luar tersebut, bahkan jika mungkin organisasi dapat mengubahnya menjadi peluang.

  c.

  Strategi WO Matriks ini menampilkan isu strategi Invesment atau Divesment yang memberikan pilihan dengan situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan, namun organisasi tidak memiliki kemampuan untuk menggarapnya. Kalau dipaksakan, dapat memakan biaya yang cukup besar sehingga akan merugikan organisasi. Jika memang demikian, lebih baik ditinggalkan dan diserahkan pada organisasi lain untuk menggarapnya. Atau bisa juga, organisasi tidak berbuat apa-apa.

  15

  Pertanyaannya adalah „‟Haruskah organisasi menanam investasi untuk memperkuat

  titik lemahnya, sehingga mampu mengubah dan memperbaiki posisi kompetitifnya

  .‟‟ d. Strategi WT

  Matriks ini adalah kotak yang paling lemah dari semua matriks karena merupakan kontak atau titik temu dua sisi yang masing-masing lemah, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) yang diderita sehingga

  16 tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.

  Kinerja perusahaan atau organisasi dapat ditentukan dengan Analisis SWOT, yang merupakan hasil perbandingan dengan faktor-faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman/ Tantangan). Faktor internal diperoleh dari data dalam lingkungan perusahaan seperti dari laporan keuangan, kegiatan operasional, kegiatan pemasaran dan data staff serta karyawan. Sedangkan faktor eksternal diperoleh dari data lingkungan diluar perusahaan atau organisasi, seperti analisis pasar, komunitas, pemerintah, dan analisis kelompok (untuk kepentingan tertentu) perencanaan usaha yang baik dengan menggunakan metode pengujian analisis SWOT dirangkum dalam

  17 Matrik SWOT yang dikembangkan oleh Kearns (1992).

  16 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008) hlm. 31-33. 17 M. Ismail Yusanto, Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami,

  16

  Dalam Matriks tersebut, Comparative Advantage (Keunggulan Komparatif) berarti pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga organisasi tidak boleh membiarkan peluang itu hilang begitu saja, namun sebaliknya organisasi harus segera memperkuat dengan berbagai perencanaan yang mendukungnya. Sel A itu memberi kemungkinan bagi organisasi untuk berkembang lebih cepat, namun harus senantiasa waspada terhadap perubahan yang tidak menentu dalam lingkungannya. Dengan demikian, yang harus dijawab adalah „‟Bagaimana memanfaatkan kekuatan yang ada, untuk meningkatkan posisi kompetitif organisasi‟‟.

  Sel B menghadapkan organisasi pada isu Strategis Mobilization yaitu kotak

  interaksi dan pertemuan antara ancaman dari luar yang diidentifikasikan dengan kekuatan organisasi. Disini organisasi harus melakukan mobilisasi sumberdaya yang

  Tabel 2. 1 Matriks SWOT Kearns EFAS

  IFAS Opportunities (O) (Peluang) Threath (T) (Ancaman)

  Strength (S) (Kekuatan)

  Strategi SO Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)

  Strategi WO Mobilisasi (Mobilization)

  Weaknesses (W) (Kelemahan)

  Strategi ST Divestasi/Investasi (Divestment/ Investment)

  Strategi WT Kendali kerusakan (Damage Control)

  17

  merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar, bahkan jika mungkin organisasi dapat mengubahnya menjadi peluang.

  Sel C menampilkan isu strategis investment atau divestment yang

  memberikan pilihan dengan situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan, namun organisasi tidak mempunyai kemampuan untuk menggarapnya.

  Kalau dipaksakan, dapat memakan biaya yang sangat besar sehingga akan merugikan organisasi.

  Sel D adalah kotak yang paling lemah dari semua sel karena merupakan kotak

  atau titik temu dua sisi yang masing-masing lemah, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah

  

Damage Control (Mengendalikan Kerugian) yang diterima sehingga tidak menjadi

  18 lebih parah dari yang diperkirakan.

2. Fungsi, Manfaat dan Tujuan Analisis SWOT a.

  Fungsi Analisis SWOT Sebagai alat analis, analisis SWOT berfungsi untuk menganalisis mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal perusahaan, serta analisis mengenai peluang dan ancaman

18 Rahmaniar, Analisis SWOT Terhadap Produk Mulia Pegadaian Syariah Cabang Pondok

  

Aren , Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta,

  18

  yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal

  19 perusahaan.

  b.

  Manfaat Analisis SWOT Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam bisnis apa perusahaan beroperasi, dan arah mana perusahaan menuju masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan manajemen perusahaan dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Dari hasil analisis akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungan dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran-sasaran perusahaan selama 3-5 tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari para stakeholder.

  c.

  Tujuan Analisis SWOT Untuk mengetahui kelemahan perusahaan dan menciptakan kelemahan itu menjadi kekuatan, serta mencoba menghilangkan ancaman untuk dijadikan suatu peluang, maka perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan melalui penelaahan terhadap lingkungan dan potensi sumber daya perusahaan dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi organisasi yang realistik dalam mewujudkan visi dan misinya, maka tujuan analisis SWOT adalah untuk faktor-faktor internal dan eksternal

19 Titin Suhartini, Analisis SWOT Terhadap Produk iB Hasanah Card BNI Syariah, Skripsi

  19

  perusahaan yang telah dianalisis, dan apabila terdapat kekurangan maka dapat disempurnakan.

3. Matriks Faktor Strategi Eksternal

  Sebelum membuat matrik Faktor Strategi Eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal (External Strategic Factor Analysis Summery/EFAS). Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi eksternal (EFAS).

  a. Susunlah kolom 1 (5 sampai peluang dan ancaman) b.

  Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).

  c.

  Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi yang besangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4. Tetapi jika peluangnya kecil diberi +1). Pemberian rating ancaman adalah sebaliknya. Misalnya, jika nilai ancamannya besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya jika ancaman sedikit, ratingnya 4.

  

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh

  faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk

  20

  masing-masing faktor yang nilai bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 0,1 (poor)

  

e. Gunakan kolom 5 untuk memberi komentar atau catatan mengapa faktor-faktor

tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya.

  

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

  pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini dapat kita gunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

  20 Tabel 2. 2 Matriks EFAS Faktor-faktor Bobot Rating Bobot x Komentar Strategi Eksternal Rating

  Peluang Ancaman Total 1,00

  Jadi, sebelum strategi diterapkan, perencanaan strategi harus menganalisis lingkungan eksternal untuk mengetahui berbagai peluang dan ancaman. Masalah strategis yang akan dimonitor harus ditentukan karena masalah ini mungkin dapat mempengaruhi perusahaan di masa yang akan datang.

  21

4. Matriks Faktor Strategi Internal

  Setelah faktor-faktor Strategis Internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu table IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summery) disusun untuk merumuskan faktor strategis internal tersebut dalam kerangka strength dan weakness perusahaan. Tahap-tahapnya adalah:

  

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam

kolom.

  

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 0,1 (paling

  penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00) c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang besangkutan. Variable yang bersifat positif (semua variabel yang termasuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan untuk variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata-rata industry, nilainya adalah 4.

  22

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 kalikan bobot pada

  kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

  

e. Gunakan kolom 5 untuk memberi komentar atau catatan mengapa faktor-faktor

tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

  f.

  Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini dapat kita gunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

  21 Tabel 2. 3 Matriks IFAS

Faktor-faktor Bobot Rating Bobot x Komentar

Strategi Internal Rating

  Kekuatan Kelemahan Total 1,00

  Melalui Kuadran Pearce dan Robinson (1998) memberikan empat kemungkinan posisi yang ditempati oleh suatu organisasi.

  23 Gambar 2. 1 Kuadran Pearce dan Robinson Berbagai Peluang

  Kuadran III Kuadran I

  (-,+) Ubah Strategi (+,+) Progresif

  Kelemahan Kekuatan Internal

  Internal

  Kuadran IV Kuadran II

  (-,-) Strategi Bertahan (+,-) Diversifikasi

  Berbagai Ancaman Kuadran I (SO): a.

  Merupakan situasi yang sangat menyenangkan.

  b.

  Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal.

  c.

  Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah prima dan mantap sehingga pertumbuhan yang agresif.

  Progresif artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, membesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

  24 Kuadran II (ST): a.

  Meskipun menghadapi berbagai macam ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal.

  b.

  Perusahaan pada posisi seperti ini dapat menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.

  c.

  Dilakukan melalui penggunaan strategi diversifikasi produk atau pasar.

  Diversifikasi artinya perusahaan dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat , sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus beputar bils hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karena itu organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi teknisnya.

  Kuadran III (WO): a.

  Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumberdaya lemah.

  b.

  Karena itu dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal.

  c.

  Fokus strategi perusahaan pada posisi ini ialah meminimalkan kendala-kendala internal perusahaan.

  Ubah strategi artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya, strategi lama sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

  25 Kuadran IV (WT): a.

  Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan b. Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumberdaya yang dimiliki banyak kelemahan.

  c.

  Stategi yang diambil Defensif, Penciutan atau Likuidasi.

  Strategi bertahan artinya kondisi internal organisasi yang lemah yang akan dihadapkan pada situasi eksternal yang sulit, menyebabkan organisasi berada pada pilihan dramatis.karena itu organisasi disarankan untuk menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini

  22 dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.

B. Asuransi Mitra Mabrur Plus 1.

  Pengertian Asuransi Syariah Asuransi Syariah (Ta‟min, Takaful, atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan tabarru‟ yang memberikan pola pengembalian untuk

  23 menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.

  Akad pada asuransi syariah terdiri atas akad tabarru dan akad tijarah, yaitu mudharabah, wakalah, syirkah, wadiah, dan lain-lain. 22 23 Ibid , hlm. 30.

  

Amin Suma, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional, (Tangerang: Kholam

  26

  Prinsip dasar asuransi syariah adalah mengajak kepada setiap peserta untuk saling menjalin sesama peserta terhadap sesuatu yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.

  Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan modern yang melakukan manajemen risiko yang mungkin dihadapi di masa yang akan datang. Hal ini sangat menarik, mengingat kemungkinan adalah suatu ketidakpastian (uncertainty). Mengantisipasi sesuatu yang masih berupa kemungkinan bisa jadi bagi sebagian orang sebagai sebuah tindakan yang sia-sia dan tidak bermanfaat sama sekali, tetapi bagi yang lain mungkin sebuah tindakan yang sangat efektif untuk menghindari

  24 kerugian yang mungkin ditimbulkannya.

2. Produk Asuransi Mitra Mabrur Plus

  Suatu perlindungan untuk perorangan yang menginginkan dan merencanakan pengumpulan dana dalam mata uang rupiah atau US dollar untuk biaya menjalankan haji.

  Asuransi jiwa syariah yang dirancang untuk membantu pengelolaan dana guna membiayai perjalanan haji. Produk ini merupakan gabungan antara unsur tabungan dan unsur mudharabah (tolong-menolong dalam menanggulangi musibah) jika peserta ditakdirkan meninggal dunia.

  27

  a.

  Definisi Mitra Mabrur Plus hadir untuk mempersiapkan dana menunaikan ibadah haji, melalui perpaduan perlindungan asuransi dan tabungan, sesuai dengan prinsip syariah.

  b.

  Manfaat Asuransi 1. Jika peserta hidup sampai perjanjian berakhir, maka peserta akan mendapatkan: a.

  Dana tabungan yang telah disetor b.

  Bagian keuntungan atas hasil investasi dana tabungan c. Bagian keuntungan atas dana khusus (tabarru) yang ditentukan oleh AJB Bumiputera 1912.

2. Apabila Pihak Yang Diasuransikan meninggal dalam masa asuransi, maka Pihak

  Yang ditunjuk akan menerima: a.

  Santunan kebajikan sebesar Manfaat Awal.

  b.

  Nilai Tunai, yang terdiri dari :  Dana Investasi yang telah disetor.

   Bagi hasil (mudharabah) sebesar 70% dari pengembangan dana investasi.

  3. Apabila Peserta mengundurkan diri sebelum akhir masa asuransi, maka Peserta akan menerima Nilai Tunai yang terdiri dari : a.

  Dana Investasi yang telah disetor.

  b.

  Bagi hasil (mudharabah) sebesar 70% dari pengembangan dana investasi.

  28

C. Review Studi Terdahulu 1.

  Prawitasari, Tesis S2 Universitas Diponegoro tahun 2011, „‟Analisis SWOT

  Sebagai Dasar Perumusan Strategi Pemasaran Berdaya Saing’’ Dalam tesis ini

  membahas mengenai bagaimana menentukan strategi pemasaran yang tepat dan kompetitif dengan terlebih dahulu mengidentifikasi, menilai faktor internal dan lingkungan eksternal yang mempengaruhi perusahaan. Hal ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis SWOT (Strength, Weakness, oppurtunity, Threat), yang diciptakan oleh Albert Humphrey 2. Jurnal Al-„Adalah, oleh Dede Abdul Fatah dengan judul Perkembangan Obligasi

  25 Syariah (Sukuk) di Indonesia. Analisis Peluang dan Tantangan. Penelitian ini

  membahas mengenai peluang bagi investor muslim dan non muslim untuk berinvestasi di Indonesia menggunakan obligasi syariah (sukuk). Sehingga, sukuk dapat dimanfaatkan untuk membangun perekonomian bangsa dan menciptakan kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi peluang tersebut bukan berarti tanpa tantangan dan hambatan, salah satunya dalam konteks social, UU SBSN sangat inklusif terhadap segmen pasar.

3. Fitriani, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

  Hidayatullah 2011, “Analisis SWOT Sistem Pemasaran PT AJ Bringin Jiwa

  Sejahtera Divisi Syariah”, Dalam skripsi ini membahas mengenai sistem pemasaran secara umum pada PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera Divisi Syariah 25 Dede Abdul Fatah, „‟Perkembangan Obligasi Syariah (Sukuk) di Indonesia: Analisis

  29

  dengan menggunakan analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT).

  4. Azzah Fadilatul Maisah, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah 2012

  , “Analisis SWOT pada Asuransi Kesehatan Syariah pada PT. Prudential Life Assurance

  .”, Dalam skripsi ini membahas mengenai apa saja kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dari sistem klaim asuransi kesehatan individu dan bagaimana prosedur analisis klaim kesehatan individu.