Pada kalimat 19 terdapat kata nya yang mengacu pada penjelas
yaitu Jokowi yang mengungkapkan sejumlah keberhasilannya selama tujuh
tahun memimpin Kota Solo. Pemakaian kata yakni juga mengacu pada
penjelas yang memberikan rincian tersangka teroris Badri Hartono, Rudi Kurnia Putra, alias Joko Jihad, Wendi alias Hasan dan Fajar Novianto.
2. Distribusi Deiksis dalam Berita Utama Pada Surat Kabar Solopos Edisi
Oktober 2012
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui bentuk- bentuk pemakaian deiksis dan distribusi deiksis pada surat kabar Solopos edisi
Oktober 2012. Penyebaran deiksis dalam kalimat dapat tersebar di awal, di tengah dan diakhir kalimat. Dalam kalimat terkadang terdiri lebih dari satu
pemakaian deiksis. Dilihat dari distribusi atau persebaran deiksis pada surat kabar Solopos
edisi Oktober 2012. Distribusi atau persebaran deiksis lebih banyak terletak pada awal kalimat, sedangkan deiksis yang berada di tengah dan di akhir hanya
sebagian yang ditemukan. Total deiksis yang berada di awal kalimat berjumlah 88 data, sedangkan deiksis yang berada di tengah berjumlah 34 dan yang berada
di akhir berjumlah 13 data. Dari jumlah yang diperoleh tadi dapat di katakan bahwa distribusi deiksis pada surat kabar Solopos edisi Oktober 2012 tidak
merata. Hal ini dikarenakan selisih yang begitu banyak antara persebaran deiksis di awal, di tengah dan di akhir kalimat.
3. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui bentuk pemakaian
deiksis yang diperoleh berupa deiksis luar-tuturan eksofora dan dalam-tuturan
endofora. Deiksis eksofora yang ditemukan pada surat kabar Solopos edisi Oktober 2012 meliputi deiksis persona, deiksis waktu dan deiksis ruang,
sedangkan deiksis endofora meliputi deiksis anafora dan deiksis katafora.
Deiksis persona merupakan deiksis yang merujuk atau mengacu pada orang. Deiksis ini juga dapat disebut dengan kata ganti. Bentuk deiksis persona
yang ditemukan dalam penelitian ini adalah persona pertama, kedua dan ketiga. Seperti yang dikemukakan Cahyono 1995: 218 yang menyatakan deiksis
persona atau orang dibagi menjadi tiga yaitu persona pertama, kedua dan ketiga. Deiksis persona pertama yang ditemukan berupa kata saya yang
berbentuk tunggal dan kata kami, kita yang berbentuk jamak. Ini sesuai dengan yang dikatakan Cahyono 1995: 218 bahwa deiksis pertama merupakan deiksis
yang merujuk atau mengacu pada dirinya sendiri atau kelompok yang melibatkan dirinya.
Deiksis persona kedua yang ditemukan leksem jabatan yang berupa bupati, presiden, bapak kapolri, kapolresta dan wakapolri. Leksem kekerabatan
berupa kata istri dan anak. Pada penelitian ini juga ditemukan kata kau, pria dan pak. Sejalan dengan yang dikemukakan Cahyono 1995: 218 deiksis persona
kedua mengacu pada lawan bicara. Ini sesuai dengan data yang diperoleh bahwa kata tersebut mengacu pada lawan bicara.
Deiksis persona ketiga ditemukkannya kata ia, dia, beliau dan mereka. penggunaan kata ia, dia dan beliau merupakan deiksis persona yang berbentuk
tunggal, sedangkan kata mereka merujuk pada bentuk jamak. Kata tersebut dapat dikatakan sebagai persona ketiga karena penggunaannya mengacu pada orang
yang dibicarakan. Deiksis ruang yang ditemukan dalam penelitian ini berupa kata atau
frase di sini, di situ, di tempat itu, dari luar, di atas dan lokasi itu. Kata tersebut merupakan kata yang bersifat deiksis ruang. Hal ini seperti yang dikemukakan
Cahyono 1995: 218 deiksis ruang merupakan pemberian bentuk pada lokasi menurut peserta dalam peristiwa berbahasa.
Penggunaan deiksis waktu yang ditemukan dalam penelitian ini berupa kata atau frase saat ini, saat itu, hari ini, hari itu, besok, tadi, dini hari, semalam,
delapan tahun lalu, nanti, kini, beberapa waktu terakhir dan waktu itu. Seperti yang dikemukakan Cahyono 1995: 218 deiksis waktu ialah penggunaan kata
yang mengacu pada rentang waktu yang dimaksud dalam situasi tuturan. Nadar