State of the Art

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai state of the art, latar belakang Layanan Akademik di Universitas Udayana, metode penelitian yang digunakan, dan dasar teori terkait dengan pengendalian internal.

2.1 State of the Art

State of the art penelitian ini diambil dari beberapa contoh penelitian terdahulu sebagai panduan ataupun contoh untuk penelitian yang dilakukan saat ini. Contoh yang diambil berupa jurnal-jurnal mengenai pelaksanaan pengendalian internal menggunakan COSO Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission . Salah satu jurnal tersebut berjudul “Pengaruh Struktur Pengendalian Internal Terhadap Kelancaran Pengembalian Kredit pada Koperasi Simpan Pinjam d i Kota Denpasar” karya Lukyta Saraswati dan I Ketut Yadnyana dari Universitas Udayana pada tahun 2014 yang menjelaskan pengaruh pengendalian internal untuk mengetahui kelancaran pengembalian kredit pada koperasi simpan pinjam. Hal ini didasarkan pada permasalahan yang terjadi pada Koperasi Simpan Pinjam, dimana masalah kredit yaitu jumlah piutang yang besar sering dihadapi Koperasi. Masalah tersebut timbul dikarenakan tidak tepatnya waktu dan jumlah dalam proses pembayaran angsuran, dimana seharusnya mempertimbangkan beberapa hal, namun kenyataannya beberapa koperasi dapat memberikan kredit tanpa adanya jaminan. Penelitian tersebut menggunakan pengendalian internal dari panduan kerangka COSO yang telah banyak digunakan oleh auditor sebagai dasar pengevaluasian pengendalian internal suatu perusahaan. Teori dan pendapat para ahli mengenai pengaruh komponen-komponen COSO terhadap kelancaraan pengembalian kredit di Koperasi terlebih dahulu dikumpulkan, sehingga memperoleh hipotesis dimana hasil hipotesis tersebut menunjukkan kelima komponen COSO memberikan pengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit di Koperasi. Hipotesis tersebut selanjutnya dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan komponen lingkungan pengendalian dan informasi komunikasi berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit dibandingkan dengan komponen risiko, aktivitas pengendalian dan pemantauan, karena dengan adanya penetapan tujuan koperasi, struktur organisasi yang jelas, penetapan tanggungjawab dan wewenang untuk setiap orang yang terlibat, hingga komunikasi dan koordinasi antar atasan dan bawahan jika terjadi masalah dapat memberikan kelancaran pengembalian kredit pada Koperasi. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pengendalian internal dapat berpengaruh dan digunakan sebagai jawaban dari permasalahan kelancaran pengembalian kredit di Koperasi yaitu dengan pemisahan tugas untuk mengurangi peluang pegawai dalam melakukan kecurangan, pelatihan terhadap semua pegawai dan pengurus Koperasi akan pentingnya pengendalian internal, serta terus melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan operasional Koperasi. Jurnal internasional berjudul Internal Control System: Analyzing Theoretical Perspective and Practices karya Qaisar Abbas dan Javid Iqbal tahun 2012 membahas lebih dalam mengenai pentingnya pengendalian internal pada suatu organisasi. Penelitian tersebut menganalisis beberapa peraturan dan literature, diantaranya 3 peraturan perundang-undangan, 20 tulisan dari badan professional, 30 artikel penelitian, dan 10 buku berkaitan dengan pengendalian internal. Hasil dari penelitian tersebut mengungkapkan beberapa tujuan pengendalian internal yaitu proses yang memberikan semua kemungkinan untuk mencegah, mendeteksi, dan bereaksi terhadap semua risiko yang berkaitan baik dari sisi perilaku karyawan hingga prosedur pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efisien dan efektif tanpa pemborosan sumber daya. Penelitian tersebut juga menegaskan bahwa sistem pengendalian internal merupakan persyaratan wajib yang membantu manajemen untuk memenuhi kewajiban tata kelola perusahaan dan undang-undang lainnya. Hal tersebut membutuhkan jajaran direksi dan manajemen untuk mempertahankan efektivitas pengendalian atas sumber daya dan prosedur kerja dalam organisasi. Perencanaan yang tidak memadai serta pengendalian internal yang kurang dapat mempengaruhi kegagalan dalam menjalankan suatu organisasi bahkan bidang usaha, seperti restoran. Hal tersebut dikemukakan pada jurnal internasional berjudul The Effect Of Internal Control On The Operating Activities Of Small Restorants karya Linval Frazer pada Juni 2012. Kegagalan yang terjadi di restoran biasanya dikaitkan dengan faktor ekonomi, sosial, kompetisi, bahkan intervensi pemerintah, tetapi sebagian besar bisnis gagal karena faktor internal yang dipengaruhi oleh tindakan dan disiplin manajemen. Penelitian yang dijelaskan pada jurnal ini berisi perbandingan pengendalian internal yang diterapkan pada restoran dan pengendalian internal menurut COSO. Prosedur pengumpulan data menggunakan survei dari responden yang memiliki atau mengoperasikan restoran di Kota Nassau, New York. Responden yang dipilih adalah manajer dari restoran kecil di Kota Nassau yang telah beroperasi minimal 3 tahun dan memiliki minimal 10 karyawan. Survei yang dilakukan meliputi pertanyaan berupa persepsi manajer restoran mengenai pengendalian internal khususnya pemisahan tugas, perlindungan aset, dan verifikasi transaksi. Hasil dari survey tersebut menunjukkan persentase restoran dalam beroperasi memiliki pengendalian internal yang tidak memadai dari segi pemisahan tugas, perlindungan aset, dan verifikasi transaksi, sehingga banyak restoran skala kecil yang gagal berkembang. Hal ini tentu mendukung hubungan diantara pengendalian internal dan tingkat kegagalan. Walaupun, tidak ada sistem pengendalian internal yang tanpa kelemahan, namun pengendalian internal merupakan dasar prosedur yang dapat meningkatkan profitabilitas dan pertahanan restoran. Jurnal karya Erwin Krisdianto Lim yang berjudul Evaluasi Pengendalian Internal Berdasar COSO Pada Siklus Produksi Untuk Meningkatkan Efisiensi PT Gerongan Surajaya di Surayaba pada tahun 2013 membahas mengenai pengendalian internal yang ada pada perusahaan bersangkutan, dimana permasalahan yang sering dihadapi pada siklus produksi adalah proses produksi yang terkadang tidak tepat waktu, perhitungan biaya yang tidak dapat ditelusuri, hingga persaingan antar perusahaan. Penelitian ini menganalisis aktivitas dan prosedur pada siklus produksi dan mengevaluasi pengendalian internal yang ada berdasarkan kerangka COSO. Hasilnya penilaian menunjukkan siklus produksi pada PT Gerongan Surajaya masih memiliki kekurangan dan kelemahan yang menyebabkan terjadinya ketidakefisienan pada siklus produksi, seperti data produksi yang tidak tepat, biaya yang tinggi dalam mengantisipasi risiko produksi, hingga proses pengambilan keputusan yang terlalu lama. Rekomendasi yang diberikan atas kelemahan yang didapat dari pengendalian internal masih terbatas dan tidak menggunakan panduan atau best practices tertentu. Evaluasi pengendalian internal menggunakan kerangka COSO juga dibahas pada jurnal karya Patricia Angela Santoso tahun 2012 yang berjudul Evaluasi Penerapan Internal Control Berdasarkan Kerangka COSO 2012 Pada Divisi Kartu Kredit di Bank X. Jumlah penggunaan kartu kredit yang mengalami peningkatan volume transaksi akan memberikan permasalahan, seperti risiko kredit macet dan gagal bayar billing statement untuk kartu kredit yang menyebabkan kerugian bagi Bank bersangkutan. Evaluasi pengendalian internal dilakukan berdasarkan kerangka COSO dan membandingkannya dengan praktik yang dilakukan pada Bank X. Hasil evaluasi menyatakan pengendalian internal pada Bank bersangkutan telah sesuai dengan kerangka COSO meskipun terdapat beberapa ketidaksesuaian yang terjadi. Ketidaksesuaian terjadi pada komponen lingkungan pengendalian, seperti tidak adanya multiple structure pada struktur organisasi Bank X. Ketidaksesuaian pada komponen penilaian risiko adalah tidak adanya penilaian atau pengantisipasian dari fraud risk. Komponen aktivitas pengendalian serta informasi dan komunikasi yang saling berhubungan mengalami ketidaksesuaian sehingga menyebabkan arus informasi yang dihasilkan kurang relevan. Komponen pemantauan terdapat ketidaksesuaian yaitu tidak dilakukannya audit secara periodik oleh Komite Audit. Pengendalian internal COSO digunakan sebagai pengembangan kebijakan yang baik kembali ditegaskan pada jurnal berjudul Using the COSO Model of Internal Control as a Framework for Ethics Initiatives in Business Schools karya Kent N. Schneider dan Lana Lowe Becker. Penelitian tersebut dilakukan karena pendidikan dipandang memiliki banyak kesamaan dengan perusahaan bisnis saat ini, yaitu mahasiswa, orang tua mahasiswa, yayasan pendidikan, dan masyarakat umum bergantung pada lembaga pendidikan untuk memberikan informasi mengenai efisiensi dan efektivitas proses pendidikan. Sama halnya dengan perusahaan yang mengeluarkan laporan operasionalnya, lembaga pendidikan juga mengeluarkan laporan baik kepada mahasiswa atau dalam bentuk pernyataan kepada orang lain di luar lembaga. Lembaga pendidikan juga memerlukan entitas independen untuk mengevaluasi institusi melalui kegiatan dan sistem pelaporan yang ada serta membuktikan bahwa program, nilai, atau lulusan yang dihasilkan dari institusi cukup memberikan hasil dari kegiatan pendidikan. Evaluasi lembaga pendidikan melalui aspek operasional atau kurikulum sebagian besar dapat dilakukan, sebaliknya evaluasi pendidikan etika masih tidak memiliki kerangka, karena dianggap mustahil melakukan evaluasi output etika dari setiap orang. Penelitian tersebut menyarankan lembaga pendidikan menggunakan kerangka COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam kebutuhan etika pada lembaga pendidikan. Pengendalian internal yang dapat dilakukan institusi bercermin pada kerangka COSO sehubungan dengan etika, dimulai dari pimpinan lembaga pendidikan yang harus menunjukkan komitmen dalam mengembangkan budaya etika yang kuat. Pimpinan tidak hanya mengembangkan dan menerapkan etika, namun juga proses pelanggaran akademik. Pimpinan juga menyediakan pelatihan untuk mencegah pelanggaran akademik dengan menekankan persyaratan dan etika lembaga pendidikan kepada pegawai atau fakultas. Setelah semua komponen COSO mendapatkan perannya maka kesalahan besar jika lembaga pendidikan menerapkannya hanya untuk sementara waktu, karena kerangka COSO tidak hanya mengatasi permasalahan dalam sekali waktu, namun akan berkembang dan beradaptasi terhadap tantangan yang ada. Jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian pengendalian internal diatas masih sebatas terhadap kebijakan dan tidak menyentuh lingkup sistem informasi, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa jurnal tersebut masih terfokus pada evaluasi pengendalian internal khususnya pada kebijakan. Kesimpulan lain yang didapat adalah evaluasi dan perbaikan pengendalian internal merupakan hal penting dan standar COSO Pengendalian Internal dapat digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan kajian pengendalian internal suatu organisasi atau instansi.

2.2 Latar Belakang Universitas Udayana