14
BAB II KAJIAN PUSTAA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori dan Konsep
2.1.1 Teori Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah kegiatan pertukaran barang ataupun jasa yang dilakukan antara satu negara dengan negara lainnya yang timbul akibat aktivitas
permintaan dan penawaran ekonomi. Perdagangan atau pertukaran memiliki arti khusus dalam ilmu ekonomi. Perdagangan timbul karena salah satu atau kedua belah
pihak melihat adanya manfaat atau keuntungan tambahan yang dapat diperoleh dari pertukaran tersebut. Motif atau dorongan dari suatu negara melakukan perdagangan
adalah karena adanya kemungkinan diperolehnya manfaat tambahan dari kegiatan yang dilakukan yang disebut gains from trade Boediono, 2012:11.
Menurut Tambunan 2000:1 perdagangan internasional merupakan lalu lintas transaksi yang dilakukan antar negara yang mencakup ekspor dan impor. Perdagangan
antar negara ini dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu perdagangan barang fisik dan perdagangan jasa. Perdagangan internasional dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak, meskipun jumlah barang yang tersedia secara keseluruhan sama sekali tidak berubah. Melakukan perdagangan dengan negara lain memungkinkan dapat
memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, yaitu dapat membeli barang yang harganya lebih rendah dengan impor barang tertentu dan menjual barang keluar
negeri dengan harga yang relatif lebih tinggi. Perbedaan harga dapat terjadi akibat
15
perbedaan kombinasi penggunaan faktor produksi, perbedaan selera dan pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat.
Perdagangan internasional pada dasarnya adalah kegiatan ekspor ataupun impor yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lainnya baik berupa barang atau
jasa. Teori perdagangan internasional terdiri dari tiga teori yang mendukung yaitu teori pra-klasik, teori klsik dan teori modern.
1 Teori Pra Klasik Merkantilisme
Teori perdagangan internasional pertama kali muncul pada abad ke-16 dan 17 yaitu diawali dengan munculnya kaum Merkantilisme yang berkembang di Eropa
Barat. Teori ini awalnya dikembangkan oleh pedagang merchant. Menurut Raharja 2006:75 ajaran Merkantilis memiliki keyakinan bahwa kemakmuran suatu negara
sangat tergantung dari adanya surplus dalam kegiatan perdagangan, yaitu keadaaan nilai ekspor lebih besar daripada impor XM. Merkantilis pada prinsipnya adalah
suatu paham yang menganggap bahwa penimbunan logam-logam mulia dan peningkatan nilai total ekspor adalah tujuan utama kebijakan nasional. Ajaran ini
berpendapat apabila ekspor terus meningkat maka negara akan banyak memperoleh logam-logam mulia sebagai bayaran dari kegiatan ekspor, yang akan diikuti dengan
kemakmuran di negara tersebut juga akan meningkat. Dalam pencapaian tujuannya tersebut merkantilis menerapkan intervensi pemerintah yang sangat ketat dalam hal
kegiatan perdagangan. Hal ini dilakukan agar ekspor terus meningkat dan impor dapat
16
ditekan bahkan dikurangi, dengan melakukan proteksi yang ketat dan pemberian hak monopoli kepada produsen dalam negeri.
2 Teori Klasik
a. Teori Keunggulan Absolut Absolute Advantage Adam Smith