Tinjauan Mutakhir TINJAUAN PUSTAKA
Pada umumnya
DG cenderung
mengarah kepada
teknologi energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga angin, tenaga panas bumi, sel surya dan pembangkit dari energi terbarukan lainnya. Di sisi lain
teknologi ini cenderung digunakan sebagai sistem back-up cadangan dari jaringan listrik normal. Teknologi ini juga dapat digunakan sebagai sumber energi
utama di pulau yang terisolasi. DG mempunyai kelebihan dan juga kekurangan. Adapun kelebihan menggunakan sistem DG:
1. Terhindar dari kerugian pada jaringan transmisi dan distribusi.
2. Sumber energi yang digunakan menggunakan energi terbarukan
3. Memungkinkan untuk penggunaan 1 fasa dan 3 fasa.
4. Memperbaiki kualitas daya pada sistem distribusi
Adapun kerugian menggunakan sistem DG adalah sebagai berikut Mohmoud, 2010:
1. Sistem distribusi konvensional membutuhkan perlindungan yang memadai
untuk mengakomodasi pertukaran daya. 2.
Sinyal untuk pengiriman sumber daya menjadi sangat rumit 3.
Biaya investasi yang dikeluarkan terlalu mahal. 4.
Meningkatkan nilai arus hubung singkat pada sistem Terdapat berbagai versi tentang penjelasan DG diantaranya Institute of
Electrical and Electronics Engineers IEEE, mendefinisikan Distributed
Generation sebagai pembangkitan energi listrik yang dilakukan oleh peralatan
Gambar 2.1
Contoh penggunaan DG berupa pembangkit listrik tenaga surya
Sumber : PLTS 1MW, Kubu, Karangasem
yang lebih kecil dari pembangkit listrik pusat sehingga memungkinkan terjadi interkoneksi di hampir semua titik pada sistem tenaga listrik. Sedangkan
International Energy Agency IEA, mendefinisikan Distributed Generation
sebagai unit pembangkit daya listrik pada sisi konsumen dan menyuplai daya listrik langsung ke jaringan distribusi lokal.
Perkembangan teknologi DG terus berkembang dengan memfaatkan pembangkit listrik skala kecil mikrohidro yang dikelola oleh pihak PLN atau
swasta Independent Power Producer. Sejak tahun 2002, teknologi DG di Indonesia dikenal sebagai
“Pembangkit Listrik Skala Kecil Tersebar” seperti yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 2002.