Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Mutakhir

Penelitian ini merupakan pengembangan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu mengenai Analisis Hubung Singkat Pada Penyulang Bangli Dengan Beroperasinya PLTS Kayubihi. Referensi yang dipilih dan digunakan sebagai acuan dari penelitian ini merupakan penelitian yang membahas tentang analisis hubung singkat pada penyulang Abang serta pengaturan waktu kerja rele arus lebih untuk memproteksi jaringan distribusi. Referensi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian serupa dan penelitian terkait. Adapun beberapa tinjuan mutakhir dari referensi tersebut yakni : penelitian yang dilakukan oleh I Nyoman Endy Triatmaja dengan judul Analisis Hubung Singkat Pada Penyulang Bangli Dengan Beroperasinya PLTS Kayubihi. Penelitian ini menggunakan metode yang digunakan yaitu dengan simulasi sistem menggunakan software ETAP Electrical Transient Analyzer Programme . Didapatkan hasil Dengan melakukan simulasi, didapatkan selisih hubung singkat dan waktu kerja rele tanpa PLTS dan dengan PLTS. Penelitian lain yang dilakukan oleh ZamZami dengan judul Studi Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah Akibat Masuknya Distributed Generation Pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20KV. Menggunakan metode yang digunakan yaitu dengan simulasi sistem menggunakan software EDSA Electrical Distribution and Transmission System Analysis. Didapat hasil besar arus hubung singkat satu fasa ke tanah yang dihasilkan dari sebelum dan sesudah masuknya distributed generation berbeda yang dimana nilai dari besar arus hubung singkat setelah masuknya distributed generation lebih besar dari sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Irfan Affandi dengan judul Analisa Setting Relai Arus Lebih dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang Sadewa di GI Cawang. Mengunakan metode Dilakukan perhitungan arus gangguan hubung singkat 3 fasa, 2 fasa, dan 1 fasa ke tanah. Dari hasil perhitungan dilihat bahwa 5 besar arus gangguan hubung singkat dipengaruhi oleh jarak titik gangguan, semakin jauh jarak titik gangguan maka semakin kecil arus hubung singkat, begitu pula sebaliknya. Didapatkan selisih waktu kerja relai di penyulang dengan waktu kerja relai di incoming. Dapat disimpulkan bahwa setting OCR-GFR yang ada dilapangan dalam kondisi baik. Didapat hasil Besar arus hubung singkat satu fasa ke tanah yang dihasilkan dari sebelum dan sesudah masuknya distributed generation berbeda yang dimana nilai dari besar arus hubung singkat setelah masuknya distributed generation lebih besar dari sebelumnya. Pada tugas akhir ini dilakukan analisa gangguan hubung singkat pada penyulang Abang dengan beroperasinya PLTS Karangasem. Jenis gangguan hubung singkat yang akan digunakan adalah gangguan hubung singkat 3 fasa karena memiliki nilai arus gangguan yang tertinggi. Di desa Kubu, Karangasem terdapat PLTS berkapasitas 1 MW yang terhubung pada jaringan distribusi PLN. Tersambungnya energi listrik dari PLTS menuju jaringan distribusi mengakibatkan peningkatan nilai arus hubung singkat, sehingga diperlukan pengaturan ulang sistem proteksi untuk mengamankan jaringan tersebut. Rele arus lebih digunakan untuk memproteksi jaringan dari arus hubung singkat yang melebihi nilai setting arusnya.

2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS

Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau yang lebih dikenal dengan sebutan Distributed Generation DG merupakan suatu pembangkit listrik dimana peralatan - peralatan yang digunakan dalam pembangkit tersebut lebih kecil dibandingkan dengan pembangkit pada umumnya yang sudah beroperasi yang dihubungkan langsung dengan jaringan distribusi. Pembangkit ini berkapasitas antara 50 kW sampai dengan 100MW serta tergolong pembangkit yang ramah lingkungan. Penempatan dari DG berbeda dengan pembangkit konvensional yang letaknya terpusat di suatu tempat sedangkan penempatan DG dapat berada di beberapa titik sesuai dengan kebutuhan.