Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

NINA NURAMALINA, 2015 APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu eksperimen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono 2013 berpendapat bahwa Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatifstatistik dengan tujuan untuk menguji hipotesisyang telah ditetapkan hlm. 14.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pada teknik pengumpulan data menggunakan teknik test dan nontest. 1. Teknik tes Pada teknik tes yaitu test lisan berupa tes kemampuan berbicara dengan bercerita sebuah cerita fabel. Tes kemampuan menggunakan kriteria penilaian keterampilan berbicara. Hasil data tes lisan tersebut yang dikumpulkan kemudian diolah dalam teknik analisis data. 2. Teknik nontes Dan pada teknik nontes yaitu observasi terstruktur. “Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya” Sugiyono, 2013, hlm. 205. Melakukan pengamatan dengan lembar pengamat dan langsung ke lokasi penelitian guna mendapatkan sejumlah data.

D. Instrumen Penelitian

Terdapat dua instrumen dalam penelitian ini yaitu: 1. Tes Instrumen dengan tes lisan dilakukan untuk mengukur kemampuan berbicara siswa. Mengetahui pembicara yang baik memerlukan alat ukur atau penilaian. Penilaian yang digunakan untuk mengukur kemampuan berbicara siswa dilakukan melalui bercerita. NINA NURAMALINA, 2015 APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Untuk mengevaluasi kemampuan berbicara siswa dibutuhkan format penilaian berbicara. a. Uji validitas Sebelum alat ukur digunakan untuk mengukur keterampilan berbicara siswa, dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Dilakukan uji validitas untuk mengetahui data instrumen yang digunakan adalah valid. Menurut Sugiyono 2013, hlm.173 bahwa “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digu nakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Cara mengetahui validitas insttrumen dengan menggunakan teknik yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu teknik kolerasi product moment. “Rumus kolerasi product moment yang digunakan adalah kolerasi product moment dengan angka kasar ” Arikunto, 2007, hlm.69. Rumus kolerasi sebagai berikut: Keterangan: XY r = Koefisienkorelasi antara variabel X dan variabel Y N = Banyaksubjek testi x 2 = Skoritem y 2 = SkorSoal Nilai rata – rata XY r yang diperoleh dari korelasi Product momento diuji tingkat signifikansinya dengan uji – t untuk menentukan valid atau tidak instrumen yang akan digunakan. Kriteria pengujiannya adalah “taraf signifikansinya α = 0,05 maka tes tersebut valid secara signifikan ” Sudjana, 2002, hlm.380. Pada penelitian ini, untuk menguji instrumen pada uji validitas dengan menggunakan aplikasi softwere SPSS 21 for window. Dengan cara sebagai berikut.            2 2 2 2 XY Y Y N X X N Y X XY N            r NINA NURAMALINA, 2015 APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 Persiapkan data dalam file doc. Ms. Exel 2 Buka prorgam SPSS 21 for window 3 Ketik variable view, pada bagian Name tuliskan item yang akan diuji dan pada Decimals ubah angka menjadi 0 4 Klik Data View dan masukkan data skornya 5 Klik Analyze, pilih Corrolate, dan pilih Bivariete. 6 Kemudian muncul kotak, masukkan semua item ke variables, lalu klik OK. Interpretasi menurut Arikunto 2012, hlm.89 dibagi kedalam kategori sebagai berikut: Tabel 3.2 Klasifikasi Validitas KoefisienValiditas Klasifikasi 0,80  XY r  1,00 Sangat tinggi 0,60  XY r  0,80 Tinggi 0,40  XY r  0,60 Sedang 0,20  XY r  0,40 Rendah 0,00  XY r  0,20 Sangat rendah b. Uji reliabilitas Menurut Suherman 2001, hlm.153 “suatu alat evaluasi disebut reliabel jika alat evaluasi memberikan hasil yang relatif tetap jika digunakan untuk subjek yang sama, dengan demikian reliabilitas disebut juga konsisten dan ajeg ”. Dengan kata lain, “jika kepada para siswa diberikan tes yang sama dalam waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan rangking yang sama dalam kelompoknya” Arikunto, 2002, hlm. NINA NURAMALINA, 2015 APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 60. Setelah instrumen valid, maka instrumen harus dapat realiabel. Rumus yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah bentuk uraian dikenal dengan rumus Crambach Suherman, 2001 yaitu:               2 2 11 1 1 t i n n r   Keterangan : 1 1 r = Nilai Reliabilitas yang dicari n = Banyak butir soal item 2 i  = Varians skor setiap item,dan 2 t  = Varians skor total Pada penelitian ini, untuk menguji instrumen pada uji reliabilitas dengan menggunakan aplikasi softwere SPSS 21 for window. Dengan cara sebagai berikut. 1 Persiapkan data dalam file doc. Ms. Exel 2 Buka prorgam SPSS 21 for window 3 Ketik variable view, pada bagian Name tuliskan item yang akan diuji dan pada Decimals ubah angka menjadi 0 4 Klik Data View dan masukkan data skornya 5 Klik Analyze, pilih Scale, lalu klik Reliability Analysis 6 Kemudian muncul kotak, masukkan semua item ke variables, lalu klik Statistik. 7 Kemudian beri tanda ceklis √ pada scale if item deleted, correlations, means, variances dan correlations, lalu klik OK. Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Klasifikasi 0,80  1 1 r  1,00 Sangat tinggi NINA NURAMALINA, 2015 APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,60  1 1 r  0,80 Tinggi 0,40  1 1 r  0,60 Sedang 0,20  1 1 r  0,40 Rendah 0,00  1 1 r  0,20 Sangat rendah Setelah menguji instrumen dengan uji validitas dan uji reliabilitas, maka instrumen dapat digunakan. Berikut ini adalah alat ukur keterampilan berbicara siswa. Berikut merupakan format penilaian berbicarabercerita yang dimodifikasi dari penilaian Jakovits dan Gordon Nurgiyantoro, 2001, hlm. 290. Tabel 3.4 Alat Ukur Keterampilan Berbicara No Pembelajaran Berbicara Aspek yang Dinilai 1 Aspek kebahasaan a. Lafal b. Kosakata c. Struktur kalimat 2 Aspek nonkebahasaan a. Kesesuaian gagasan dengan cerita b. Kelancaran bercerita Kriteria penilaian keterampilan berbicara terdiri dari aspek-aspek dengan skala nilai sebagai berikut: a. Aspek kebahasaan 1 Lafal 3 : Pelafalan jelas, tidak terdapat pengaruh dialek dan dapat dipahami. 2 : Pelafalan kurang jelas, sebagian kecil dipengaruhi dialek dan kurang dipahami. NINA NURAMALINA, 2015 APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 : Pelafalan tidak jelas, banyak dipengaruhi dialek dan sulit dipahami. 2 Kosakata 3 : Penguasaan kosakata, istilah, ungkapan yang tepat, sesuai dan bervariasi. 2 : Penguasaan kosakata, istilah, ungkapan kurang tepat, kurang sesuai dan kurang bervariasi. 1 : Penguasaan kosakata, istilah, ungkapan tidak tepat, tidak sesuai dan sangat terbatas. 3 Struktur kalimat 3 : Hampir tidak terjadi kesalahan struktur. 2 : Kadang-kadang terjadi kesalahan struktur. 1 : Sering kali terjadi kesalahan struktur. b. Aspek nonkebahasaan 1 Kesesuaian gagasan dengan cerita 3 : Topik dan uraian sesuai cerita, mudah dipahami dan unsur cerita lengkap. 2 : Topik dan uraian kurang sesuai cerita, hampir sulit dipahami dan unsur cerita kurang lengkap. 1 : Topik dan uraian tidak sesuai cerita, sulit dipahami dan unsur cerita tidak lengkap. 2 Kelancaranbercerita 3 : Lancar bercerita dari awal sampai akhir dan jeda tepat 2 : Kurang lancar becerita dan jeda kurang tepat. 1 : Tidak lancar bercerita dan jeda tidak tepat. Tabel 3.5 Lembar Penilaian Keterampilan Berbicara No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah Nilai Keterangan NINA NURAMALINA, 2015 APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Siswa I II III IV V Jumlah Rata-rata ∑ skor = 3 × 5 = 15 Nilai = � ℎ ∑ × 100 Keterangan : 3 : Skala penilaian 5 : jumlah aspek penilaian I : Lafal II : Kosakata III : Struktur IV : Kesesuaian gagasan dengan cerita V : Kelancaran bercerita 2. Lembar Pengamatan Pada instrumen nontes melalui kegiatan observasi. Melakukan pengamatan berlandaskan aspek-aspek pengamatan.Pedoman observasi dibuat dengan bentuk tabel. Tabel 3.6 Lembar Observasi Kegiatan Guru pada Pembelajaran Berbicara Nama Sekolah : NINA NURAMALINA, 2015 APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tanggal Observasi : Nama Observer : Nama Guru : Kelas Semester : Petunjuk : Berilah tanda ceklis √ pada kolom Ya sesuai aktivitas guru yang terlihat dan beri tanda ceklis √ pada kolom Tidakjika aktivitas guru tidak terlihat ketika diamati. No Indikator Observasi Aplikasi Keterangan Ya Tidak Kegiatan Awal 1 Mengajak siswa untuk berdoa sesuai agama dan keyakinan masing-masing. 2 Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. 3 Guru mempersiapkan alat atau media untuk digunakan pada saat pembelajaran 4 Guru melakukan apersepsi dan memotivasi siswa untk belajar 5 Guru mengajak siswa untuk bertepuk semanagat Kegiatan Inti 6 Guru membacakan sebuah wacana 7 Tanya jawab tentang isi wacana 8 Guru menceritakan kembali isi wacana dengan bahasa sendiri. 9 Guru menugaskan siswa untuk memberi tanggapan tentang wacana tersebut 10 Guru menugaskan siswa untuk menceritakan kembali tentang cerita tersebut 11 Guru menjelaskan gagsan pokok wacana tersebut. Kegiatan Akhir 12 Bersama-samasiswa dan gurumembuatkesimpulan rangkumanhasilbelajar. 13 Bertanyajawabtentangmateri yang telahdipelajari. 14 Melakukan penilaian hasil belajar. 15 Tindak lanjut, pemberian PR. 16 Mengkondisikan kelas dan siswaberdo’amenurut agama dankeyakinanmasing-masing. NINA NURAMALINA, 2015 APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kriteria penilaian = ℎ � 16 × 100 Tabel 3.7 Lembar Observasi Kegiatan Siswapada Pembelajaran Berbicara Nama Sekolah : Tanggal Observasi : Nama Observer : Nama Guru : Kelas Semester : Petunjuk : Berilah tanda ceklis √ pada kolom Ya sesuai aktivitas siswa yang terlihat dan beri tanda ceklis √ pada kolom Tidak jika aktivitas siswa tidak terlihat ketika diamati. No Indikator Observasi Aplikasi Keterangan Ya Tidak 1 Siswa menyimak wacanatersebut. 2 Beberapa siswa memberi tanggapan tentang cerita tersebut 3 Beberapa siswa bercerita tentang wacana dengan kata-kata sendiri secara bergiliran 4 Bersama-samasiswa dan gurumembuatkesimpulan rangkumanhasilbelajar. 5 S iswaberdo’amenurut agama dankeyakinanmasing-masing. Kriteria penilaian = ℎ � 5 × 100 E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan programsoftwere SPSS statistik for windows. Data yang diperoleh dari pengumpulan data diolah dan dianalisis dengan menggunakan program NINA NURAMALINA, 2015 APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tersebut. Dan data hasil observasi diolah dan disajikan dengan deskripsi. Berikut ini langkah-langkah analisis data. a. Uji normalitas Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistika, diantaranya dengan meghitung uji normalitas, uji homogenitas data dan uji hipotesis. Uji normalitas digunakan agar data yang diperoleh dapat berdistribusi normal. Berdistribusi normal adalah sebaran data siswa yang diperoleh mendapatkan nilai tinggi, sedang dan rendah. Oleh karena itu, sebelum menguji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data. Adapun untuk menganalisis uji normalitas data pada penelitian ini digunakansoftware SPSS 21 for windows. Dengan cara memasukkan data yang akan diolah pada Ms. Exel, kemudian pilih analyze, descriptive statistics dan explore, maka akan keluar berupa output nilai uji normalitas.Data dikatakan normal apabila taraf signifikansi 0,05. b. Uji homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen atau tidak. Untuk mengetahui hasil uji homogenitas antara kedua sampel tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 21 for windows. c. Uji kesamaan dua rata-rata uji t Untuk menguji hipotesis, dilakukan dengan uji perbedaan dua rata-rata uji-t. Uji hipotesis menggunakan uji t dua sampel. Uji-t dua sampel ini termasuk kepada uji perbandingan uji komparatif. Gunanya uji komparatif adalah untuk menguji signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan variable dari dua rata-rata sampel. Syarat untuk melakukan uji-t ini adalah ketika uji normalitas dan uji homogenitas terpenuhi.Adapun rumus untuk menghitung uji-t adalah Riduwan, 2003, hlm. 214 : NINA NURAMALINA, 2015 APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ℎ � = 1 − 2 � 1 1 + � 2 2 − 2 . 1 1 + 2 2 Keterangan: r = Nilai Korelasi X 1 dengan X 2 n 1 dan n 2 = Jumlah sampel 1 dan 2 = Rata-rata sampel ke-1 dan sampel ke-2 1 dan 2 = Standar Deviasi sampel ke-1 dan sampel ke-2 S 1 dan S 2 = Varians sampel ke-1 dan sampel ke-2 Perhitungan uji t dalam penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan software untuk menghitung data statistik, yaitu program SPSS 21 for window. Setelah mengetahui hasil normalitas dan homogenitas data,dengan cara memasukan inputvariabel view, kemudian klik analyze,lalu pilih compare means dan klikindependent – samples t test. Setelah dimasukan data pada variebel view maka akan keluar output berupa tabel uji t. d. Perhitungan N-Gain PerhitnganN-Gain dilakukan untuk mengetahui sejauhmana peningkatan keterampilan berbicara siswa selama penelitian ini baik dengan pembelajaran yang mengaplikasikan media cerita fabel maupun dengan pembelajaran konvensional. Adapun perhitungan N-Gain menggunakansoftware Ms. Exel dengan rumus Melzer, 2003. 100 . . . . x pretes skor ideal skor pretes skor postes skor g    Skor ideal 100. Untuk mellihat peningkatan N-Gain siswa, maka sebagai acuan menggunakan tabel sebagai berikut. Tabel 3.8 Interpretasi N –Gain Gain Klasifikasi g0,7 gain tinggi NINA NURAMALINA, 2015 APLIKASI CERITA FABEL SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,3g≤0,7 gain sedang g≤0,3 gain rendah

F. Lokasi Penelitian