Instrumen Penelitian Teknik Pengumpulan Data dan Intrumen Penelitian

Hidayah, 2014 Strategi Pembelajaran Operasi Hitung Pada Siswa Tunanetra Kelas IV SLB Negeri A Pajajaran Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Untuk menentukan dokumen yang tepat dan mendukung pelaksanaan penelitian, maka peneliti akan melakukan telaah terhadap keaslian dokumen, kebenaran isi dokumen itu dan menentukan relevan tidaknya isi dari dokumen yang dimaksud dalam penelitian. Secara rinci yang dikumpulkan melalui dokumen adalah : 1 Gambaran umum sasaran penelitian, 2 Identitas guru, guru pemandu mata pelajaran, dan Pembina, 3 Notulen kegiatan manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat, 4 Program- program kegiatan manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat, dan 5 Catatan penting lainnya yang terkait dengan kegiatan manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.

2. Instrumen Penelitian

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Sesuai metode dan karakteristik penelitian kualitatif, maka instrumen penelitian untuk penggalian data adalah peneliti sendiri dibantu oleh pedoman wawacara secara terbuka. Ia berperan sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian peneliti sebagai instrumen disini karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian. Sehingga di dalam penelitian ini, peneliti berupaya seoptimal mungkin untuk mempelajari, memahami, mendalami dan menerapkan hal-hal seperti tersebut di atas. Dengan demikian diharapkan data yang terkumpul memiliki tingkat kepercayaan yang cukup meyakinkan peneliti sehingga hasil penelitian yang diperoleh memenuhi syarat untuk penelitian kualitatif. Peneliti sebagai instrumen penelitian atau memegang peranan utama sebagai alat penelitian. Karena sebagai instrumen dapat memahami makna interaksi antar manusia, membaca gerak muka, menyelami perasaan dan nilai yang terkandung dalam ucapan atau Hidayah, 2014 Strategi Pembelajaran Operasi Hitung Pada Siswa Tunanetra Kelas IV SLB Negeri A Pajajaran Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu perbuatan responden. Nasution dalam Sugiono 2011, menjelaskan bahwa: Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai intrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti, masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hsil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya. Dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti itu sendiri, maka peneliti harus memiliki kesiapan ketika melakukan penelitian, mulai dari tahap persiapan sebelum ke lokasi, maka peneliti ketika akan kegiatan dilakukan, maka sebagai pedoman dalam melakukan penelitian sebagai intrumen utama dalm menjarin data, peneliti menggunakan intrumen pengumpulan data berupa pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi untuk mendukung hasil wawancara dan observasi. Seperti yang dijelaskan sebelumnya dapat dijabarkan dalam bentuk kisi-kisi instrument penelitian yang peneliti susun berdasarkan dari rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang kemudian peneliti perjelas ke dalam aspek dan indikator seperti dalam tabel 3.1 sebagai berikut: Hidayah, 2014 Strategi Pembelajaran Operasi Hitung Pada Siswa Tunanetra Kelas IV SLB Negeri A Pajajaran Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN STRATEGI PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG PADA SISWA TUNANETRA KELAS IV SLB NEGERI A PAJAJARAN BANDUNG No Pertanyaan Penelitian Aspek Indikator Informan Tehnik pengumpulan data 1 2 3 4 5 6 1. Apakah strategi pembelajaran operasi hitung saat ini sesuai dengan kebutuhan siswa tunanetra kelas IV SLB Negeri A Pajajaran Bandung ? 1. Strategi guru dalam membuat perencanaan pengajaran materi operasi hitung bilangan bulat  Bentuk perencaannya.  Isi perencanaan  Penyiapan alat yang dibutuhkan siswa tunanetra  Kurikulum  Kerja sama guru 1. Guru 2. Siswa Pedoman Wawancara Observasi Dokumentasi 2. Pelaksanaan pembelajaran operasi hitung bilangan bulat  Apersepsi  Metode yang digunakan  Cara pengelolaan kelas  Strategi pembelajaran dibutuhkan siswa Hidayah, 2014 Strategi Pembelajaran Operasi Hitung Pada Siswa Tunanetra Kelas IV SLB Negeri A Pajajaran Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 2 3 4 5 6 3. Penilaian Siawa  Evaluasi yang dikembangkan  Waktu pelaksanaan evaluasi  Kerja sama guru dalam memberikan nilai 4. Kendala-kendala  Faktor pemghambat  Faktor pendukung 2. Pertimbangan- pertimbangan apakah yang harus diperhatikan dalam menerapkan strategi pembelajaran operasi hitung siswa tunanetra kelas IV SLB Negeri A Pajajaran Bandung 1. Pemahaman guru terhadap kondisi siswa.  Pemahaman guru terhadap kebutuhan siswa dan pemahaman strategi guru dalam strategi belajar.  Latar belakang pendidikan guru  Pengalaman lamanya guru mengajar anak tunanetra  Cara guru menyusun atau menyiapkan rencana pembelajaran. 1. Guru Pedoman observasi Wawancara Dokumentasi 2. Ketersedian saranamedia belajar.  Strategi belajar didukung oleh ketersediaan saranamedia  Cara guru menyediakan sarana Hidayah, 2014 Strategi Pembelajaran Operasi Hitung Pada Siswa Tunanetra Kelas IV SLB Negeri A Pajajaran Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 2 3 4 5 6 yang tidak dimiliki oleh sekolah  Alat- alat yang dibutuhkan siswa 3. Penerapan materi  Penerapan materi  Kenyamanan mengerjakan operasi hitung bilangan bilangan bulat  Kesesuaia materi 4. Penguasaan materi  Tingkat kesulitan  Tingkat pengusaan 3. Rancangan strategi pembelajaran operasi hitung seperti apakah yang sesuai dengan kebutuhan siswa tunanetra kelas IV SLB Negeri A Pajajaran Bandung ? 1. Strategi rancangan materi  Perencanaan rancangan strategi operasi hitung bilangan bulat.  Pembuatan rancangan operasi hitung bilangan bulat sesuai kebutuhan siswa tunanetra di kelas IV tentang operasi hitung bilangan bulat.  Pelaksanaan Rancangan yang telah dikembangkan. Guru dan peneliti Studi Dokumentasi Hidayah, 2014 Strategi Pembelajaran Operasi Hitung Pada Siswa Tunanetra Kelas IV SLB Negeri A Pajajaran Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 2 3 4 5 6 4. Bagaimana hasil validasi rancangan strategi pembelajaran operasi hitung siswa tunanetra kelas IV SLB Negeri A Pajajaran Bandung ? Penilaian rancangan pengembangan pembelajaran operasi hitung biilangan bulat tentang a. Tingkat kualitas isi pembelajaran  Ketepatan  Sistimatika penyusunan  Kelengkapan  Kesesuain kebutuhan siswa guru Dokementasi b. Tingkat kebutuhan siswa  Lebih nyaman  Lebih paham  Lebih mampu  Lebih mudah  Lebih trampil c. Tingkat kualitas rancangan program pelaksanaan pembelajaran  Memberi dampak kepada siswa  Memberi kemudahan bagi siswa  Memberi kesempatan belajar  Dapat membawa dampak bagi dan guru d. Rekomendasi terhadap rancangan  Perbaikan Hidayah, 2014 Strategi Pembelajaran Operasi Hitung Pada Siswa Tunanetra Kelas IV SLB Negeri A Pajajaran Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 2 3 4 5 6 Rencana Program Pembelajaran. Untuk pendoman wawancara observasi dapat dilihat pada lampiran 1. Hidayah, 2014 Strategi Pembelajaran Operasi Hitung Pada Siswa Tunanetra Kelas IV SLB Negeri A Pajajaran Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Teknik Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan, dokumen pribadi, dokumen resmi. Data yang telah terkumpul tersebut diolah sesuai dengan kaidah pengolahan data yang relevan dengan pendekatan penelitian kualitatif. Bogdan Biklen dalam Moleong 2013: 248, menjelaskan bahwa “analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja sama dengan data, memilah-milah menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, dan selanjutnya menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain ”. Sementara itu menurut Seiddel masih dalam Moleong 2013: 248, menjelaskan bahwa “analisis data merupakan proses mencatat sebagai catatan lapangan, diberi kode agar sumber datanya mudah ditelusuri, mengumpulkan, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeks, dan selanjutnya berpikir dengan jalan membuat kategori data agar mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum ”. Sedangkan Miles dan Huberman 1992, mengemukakan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya menjadi jenuh ”. Aktivitas dalam analisis data itu menurutnya dibagi menjadi tiga proses sebagai berikut: a. Reduksi data: data yang dikoleksi dari lapangan cukup banyak dan perlu dicatat secara teliti dan rinci, kemudian merangkum dan memilih hal-hal yang pokok dan fokus pada hal-hal yang penting, mengkategorisasikan, serta dicari tema dan polanya. Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai, yakni temuan yang dipandang asing, tidak dikenal, dan belum memiliki pola, dan itu harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data. Misalnya dalam penelitian ini, setelah peneliti memasuki setting sekolah sebagai tempat penelitian, dalam mereduksi data peneliti akan memfokuskan pada siswa yang mememiliki hambatan dalam belajarnya dengan mengkategorikan