KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YPDP BANDUNG (STUDI KASUS TERHADAP ‘RG’ SALAH SATU SISWA TUNANETRA DI SLB YPDP BANDUNG).
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA
BANDUNG
(Studi Kasus Terhadap ‘RG’ Salah Satu Siswa Tunanetra di SLB YPDP Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Halimah Tusyadiah NIM. 1002963
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2015
(2)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BANDUNG
Oleh:
Halimah Tusyadiah NIM. 1002963
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan Departemen Pendidikan
Khusus
© Halimah Tusyadiah Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA
BANDUNG
(Studi Kasus Terhadap ‘RG’ Salah Satu Siswa Tunanetra di SLB YPDP
Bandung)
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Dr. H. Atang Setiawan, M.Pd NIP. 19560412 198301 1 001
Pembimbing II
Drs. Irham Hosni, Dipl., S.Ed NIP. 19510621 198503 1 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Khusus
Drs. Sunaryo, M.Pd NIP. 19560722 198503 1 001
(4)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i
DI SLB YPDP BANDUNG (STUDI KASUS TERHADAP ‘RG’ SALAH SATU SISWA TUNANETRA DI SLB YPDP BANDUNG).
Dalam dunia pendidikan khusus keterampilan bergerak dan berpindah biasa disebut dengan orientasi dan mobilitas. Di mana dalam orientasi dan mobilitas terdapat keterampilan eksplorasi lingkungan yang didalamnya terdapat kemampuan mengelilingi dan menjelajahi lingkungan. Seorang tunanetra harus memiliki kemampuan mengeksplor lingkungan. Penelitian dilakukan di SLB YPDP Kota Bandung, dimana anak terbiasa dengan bantuan seseorang untuk mencapai ruangan satu ke ruangan lainnya, tempat yang satu ke tempat lainnya tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana eksplorasi lingkungan anak tunanetra di SLB YPDP Kota Bandung. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dilakukan penelitian pada satu-satunya siswa tunanetra di SLB YPDP. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan study dokumentasi dengan teknik pengujian keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Analisa data yang dilakukan dengan melalui tiga tahapan, yaitu 1) reduksi data, 2) display data, dan 3) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) RG memahami konsep tubuhnya nama dan fungsi dalam tubuhnya RG sudah mengerti, namun ketika di hubungkan fungsi tubuh RG kebingungan dan sering melakukan kesalahan. 2) RG hanya memahami teknik tongkat, sementara teknik yang lainnya RG belum mengenal, hal ini terjadi karena tidak ada mata pelajaran Orientasi dan Mobilitas di sekolah RG karena kuranganya pengajar yang khusus mengajar tunanetra. 3) Sikap ketergantungan RG pada adik kembarnya membuat RG kurang baik dalam melakukan gerakan eksplorasi lingkungan di sekolah, hal ini berbanding terbalik pada saat RG berada di rumah yang semuanya RG lakukan dengan mandiri. Pembiasaan yang dilakukan guru RG di sekolah khususnya didalam kelas membuat RG lebik baik dalam hal menemukan benda di kelas. 4) keingintahuan RG yang sangat minim sehingga tidak ada perkembangan yang signifikan dalam hal eksplorasi lingkungan di sekolah. 5) melakukan pembiasaan penggunaan seluruh fasilitas yang menyeluruh keseluruh ruangan yang ada disekolah.
(5)
iv Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Masalah ... 3
C. Tujuan ... 4
D. Manfaat ... 5
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Konsep Ketunanetraan ... 7
B. Konsep Keterampilan Mengeksplorasi Lingkungan Siswa Tunanetra ... 15
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 23
B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 24
C. Pengumpulan Data ... 25
D. Prosedur Penelitian ... 42
E. Teknik Pengujian Keabsahan Data ... 43
F. Teknik Analisis Data ... 45
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Temuan ... 48
B. Pembahasan ... 55
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 59
B. Rekomendasi ... 60 DAFTAR PUSTAKA
(6)
v Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 2.1 Klasifikasi Ketajaman Penglihatan Menurut WHO ... 8
Tabel 2.2 Aksesibilitas Bagi Tunanetra Negara Hongkong ... 15
Tabel 3.1 Pedoman Observasi Keterampilan Mengeksplorasiasi Lingkungan ... 26
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Keterampilan Mengeksplorasiasi ... 32
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 36
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 38
Tabel 4.1 Hasil Tes Hubungan Citra Tubuh ... 49
Tabel 4.2 Hasil Observasi Teknik Keterampilan Mengeksplorasi... 50
(7)
vi Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(8)
vii Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
(9)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Keterampilan bergerak dan berpindah merupakan hal yang harus dikuasai oleh setiap manusia, bahwa untuk dapat melakukan kegiatan sehari-hari seseorang harus menguasai keterampilan bergerak dan berpindah. Pada dunia pendidikan khusus keterampilan bergerak dan berpindah biasa disebut dengan orientasi dan mobilitas. Di mana dalam orientasi dan mobilitas terdapat keterampilan mengeksplorasi lingkungan yang didalamnya terdapat kemampuan mengelilingi dan menjelajahi lingkungan.
Banyak siswa tunanetra yang belum menguasai keterampilan mengeksplorasi lingkungan. Salah satunya terdapat di SLB Yayasan Prima Dharma Persada Kota Bandung, dimana siswa terbiasa dengan bantuan seseorang untuk mencapai ruangan satu ke ruangan lainnya, tempat yang satu ke tempat lainnya. Hal ini membuat siswa malas untuk mengingat letak dan posisi tempat dengan menggunakan indera lainnya, padahal untuk mencapai kemandirian siswa, hal ini sangat penting untuk dapat dikuasai oleh seorang tunanetra. Penguasaan keterampilan mengeksplorasi lingkungan, seorang tunanetra perlu menguasai konsep orientasi, menurut Hill dan Ponder (1976, hlm. 1) terdapat 3 prinsip dalam orientasi, yaitu where am I?, where is my objective?, how do I get there?. Rahardja (2010, hlm 20) menyatakan bahwa Orientasi merupakan proses berfikir dan mengolah informasi untuk mencari informasi dalam menjawab pertanyaan 3 prinsip orientasi tersebut.
Beberapa konsep lainnya untuk melakukan keterampilan mengeksplorasi lingkungan, dapat dimulai dari konsep tubuh, jarak, ukuran dan posisi., dimana keterampilan tersebut harus dikuasai anak dalam melakukan gerakan mengeksplorasi lingkungan dengan baik.
Kemampuan penglihatan sangat berpengaruh terhadap aktifitas kehidupan manusia sehari-hari. Orang yang memiliki kemampuan penglihatan normal dapat memperoleh informasi lebih banyak dibanding mereka yang mengalami hambatan dalam penglihatan. Pada siswa masa belajar, banyak informasi yang sangat
(10)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diperlukan dan diperoleh melalui penglihatan, misalnya dalam mempelajari warna, mengamati benda-benda sekitar, mengamati ekspresi wajah orang lain, menulis dan membaca, memahami persepsi jarak, mengamati gerak/mobilitas orang lain secara utuh dan sebagainya. Tidak hanya berdampak pada proses pembelajaran yang terpengaruh, namun terdapat beberapa aspek lain yang juga terpengaruh oleh hambatan penglihatan. Aspek-aspek yang terkena dampak hambatan penglihatan tersebut meliputi aspek kognisi, kompetensi sosial, keterampilan sosial, bahasa, serta orientasi dan mobilitas.
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga di artikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama.
Siswa tunanetra harus dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian sosial dalam lingkungan sekolah. Bagi siswa tunanetra hal ini sangatlah sulit, karena siswa harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru di sekolah, baik secara pasif maupun secara aktif. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan perilaku sosial dalam berinteraksi dengan lingkungan, mereka harus mampu memanfaatkan alat indera lain. Alat indera yang dapat dikembangkan seperti: pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecap. Hal ini sebagai upaya memperlancar interaksi sosial dengan lingkungannya, walaupun hasilnya tidak sebaik dan selengkap jika dibarengi dengan adanya indera penglihatan.
Tunanetra untuk dapat bersaing dan seimbang dengan siswa awas, maka siswa tunanetra perlu belajar dan dilatih secara khusus dalam hal bergerak dan berpindah tempat dengan benar, baik, efektif, dan aman. Oleh karena itu latihan teknik orientasi dan mobilitas (O&M) merupakan program yang integral dalam pendidikan dan rehabilitasi bagi tunanetra, sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan dan rehabilitasi tanpa program O&M di dalamnya maka program tersebut bukanlah program pendidikan dan latihan bagi tunanetra.
Ditinjau dari segi sosial tunanetra adalah orang yang tidak sanggup ikut serta dalam kehidupan yang dilakukan orang-orang awas pada umumnya, karena tidak berfungsinya alat penglihatan mereka tidak dapat melakukan pekerjaan
(11)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagaimana lazimnya yang dapat dilakukan oleh orang awas (tanpa menggunakan alat bantu khusus). Masa transisi dari lingkungan keluarga ke sekolah seringkali menimbulkan masalah-masalah pada siswa, termasuk siswa Tunanetra. Bagi siswa Tunanetra, memasuki sekolah atau lingkungan yang baru adalah saat-saat kritis, apalagi ia sudah merasakan dirinya berbeda dengan oranglain yang tentunya mengundang reaksi terentu yang mungkin menyenangkan atau sebaliknya.
Akibat ketunanetraan secara langsung atau tidak, akan berpengaruh terhadap perkembangan sosial siswa seperti keterbatasan siswa untuk belajar social melalui identifikasi maupun imitasi, keterbatasan lingkungan yang dapat dimasuki siswa untuk memenuhi kebutuhan sosialnya.
Siswa tunanetra harus dapat bersaing dengan siswa awas lainnya, apalagi jika siswa bersekolah yang mayoritas siswa awas, seorang siswa tunanetra harus dapat berkembang selayaknya siswa lain yang sebaya. Terutama dalam hal perkembangan social, khususnya interaksi siswa dengan siswa lainnya. Di sisi lain siswa tunanetra juga harus memiliki keterampilan orientasi dan mobilitas, karena semakin siswa tumbuh dan berkembang maka siswa harus dapat mandiri melakukan hal-hal yang berkenaan dengan lingkungan, sehingga tidak bergantung dengan saudara atau teman-temannya. Seorang tunanetra yang memiliki keterampilan orientasi dan mobilitas biasanya memiliki kepercayaan diri yang tinggi, hal ini memudahkan mereka untuk dapat berinteraksi dengan siswa lainnya.
Gerakan mengmengeksplorasi lingkungan merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa tunanetra dalam melakukan orientasi dan
mobilitas. Seorang tunanetra harus mampu melakukan gerakan
mengmengeksplorasi lingkungan. Menurut Hosni (2006), gerakan dengan mengmengeksplorasi lingkungan yaitu terdiri dari siswa dapat melakukan gerakan mengelilingi ruangan, mencari objek di ruang atau lingkungan, mengikuti sumber bunyi dan mengambil objek.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Keterampilan Mengeksplorasi Lingkungan Siswa Tunanetra di SLB
(12)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Fokus Penelitian
Fokus masalah dalam penelitian ini yaitu: “Keterampilan mengeksplorasi lingkungan siswa tunanetra”
Selanjutnya fokus masalah tersebut dirinci ke dalam beberapa pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Konsep apa saja yang dimiliki siswa untuk dapat mengmengeksplorasi lingkungan?
2. Teknik apa yang digunakan pada saat siswa mengmengeksplorasi
lingkungan?
3. Gerakan mengeksplorasi lingkungan apa yang dilakukan oleh siswa tunanetra
pada saat disekolah?
4. Hambatan apa yang dialami oleh siswa pada saat mengmengeksplorasi
lingkungan?
5. Upaya apa yang dilakukan siswa pada saat mengmengeksplorasi lingkungan?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana mengeksplorasi lingkungan siswa tunanetra di SLB YPDP Kota Bandung. Sedangkan secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui konsep yang dimiliki siswa dalam mengmengeksplorasi lingkungan.
b. Untuk mengetahui secara jelas gerakan-gerakan dalam mengmengeksplorasi lingkungan yang dilakukan siswa tunanetra di SLB YPDP Kota Bandung.
c. Untuk mengetahui secara jelas teknik yang digunakan dalam mengeksplorasi
lingkungan siswa tunanetra di SLB YPDP Kota Bandung.
d. Untuk mengetahui secara spesifik hambatan-hambatan yang dihadapi siswa dalam melakukan gerakan mengeksplor lingkungan di SLB YPDP Kota Bandung.
e. Untuk mengetahui secara spesifik upaya yang dilakukan siswa untuk
mengatasi hambatan dalam melakukan mengeksplorasi lingkungan di SLB YPDP Kota Bandung.
(13)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis:
Mendapatkan pengetahuan serta informasi mengenai keterampilan
mengmengeksplorasi lingkungan siswa tunanetra di SLB YPDP Kota Bandung. Mendapatkan pengetahuan serta informasi tentang teknik yang digunakan siswa dalam melakukan mengeksplorasi lingkungan di SLB YPDP Kota Bandung. Mendapatkan pengetahuan serta informasi mengenai konsep-konsep yang dimiliki siswa dalam melakukan mengeksplorasi lingkungan di SLB YPDP Kota Bandung. Mendapatkan pengetahuan serta informasi tentang berbagai permasalahan yang dihadapi siswa dalam melakukan mengeksplorasi lingkungan di SLB YPDP Kota Bandung. Mendapatkan pengetahuan serta informasi tentang berbagai upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang dihadapi dalam melakukan mengeksplorasi lingkungan siswa tunanetra di SLB YPDP Kota Bandung.
b. Manfaat Praktis:
1) Bagi peneliti, manfaat dari penelitian ini adalah sebagai ilmu baru dalam menemukan gerakan mengeksplorasi lingkungan yang dilakukan siswa tunanetra di SLB YPDP Kota Bandung.
2) Bagi sekolah, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekolah dan diharapkan sekolah mampu menyediakan fasilitas yang dibutuhkan siswa tunanetra dalam mengeksplor lingkungan di sekolah.
3) Bagi guru, manfaat dari penelitian ini adalah dapat menguasai berbagai permasalahan dan kekurangan siswa dalam melakukan gerakan mengeksplor lingkungan di sekolah.
4) Bagi siswa, manfaat dari penelitian ini adalah agar siswa dapat mengeksplor lingkungan guna mendukung interaksinya di lingkungan sekolah.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Dalam penulisan skripsi ini struktur organisasi yang digunakan terdiri dari lima bab, yaitu:
1. Bab I Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.
(14)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bab II Kajian teoritis berisi definisi dan pengertian orientasi dan mobilitas, keterampilan mengeksplorasi lingkungan, siswa tunanetra dan keterampilan mengeksplorasi lingkungan siswa tunanetra.
3. Bab III Metode penelitian berisi penjabaran yang dirinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen di dalamnya, yaitu: lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data.
4. Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari dua hal utama yaitu: pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan pembahasan dan analisis temuan.
5. Bab V Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan rekomendasi yang di sarankan untuk siswa, guru, orangtua dan untuk peneliti generasi selanjutnya.
(15)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
23
METODE PENELITIAN
Bab ini menyajikan uraian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Metode penelitian ini mencakup desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.
A. Desain Penelitian
Penelitian mengenai keterampilan eksplorasi lingkungan siswa tunanetra di SLB YPDP ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus (case study research). Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang masalah keadaan dan posisi suatu peristiwa yang sedang berlangsung saat ini, serta interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adanya (given). Penelitian case study merupakan studi mendalam mengenai unit sosial tertentu dan hasil penelitian tersebut memberikan gambaran luas serta mendalam mengenai unit sosial tertentu. Subjek yang diteliti relative terbatas, namun variable-variabel dan focus yang diteliti sangat luas dimensinya (Danim, 2002, hlm. 65).
Studi kasus merupakan suatu penjelasan yang komprehensif, maka peneliti disini bukan hanya akan melihat dan mengamati keterampilan eksplorasi lingkungan yang ditunjukkan saat ini, namun peneliti juga akan berusaha mengungkapkan bagaimsiswaah keterampilan mengeksplorasiasi lingkungan siswa tunanetra.sebelumnya. Peneliti akan berusaha memperoleh informasi bukan hanya dari pihak sekolah, namun juga dari orangtua siswa tunanetra tersebut sehingga akan diperoleh data yang lebih lengkap dan rinci.
Moleong (2004, hlm. 3) mengemukakan lima karakteristik utama penelitian kualitatif, yaitu:
1. Peneliti sendiri sebagai instrumen utama untuk mendatangi secara langsung sumber data,
2. Mengimplikasikan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini lebih
(16)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Menjelaskan bahwa hasil penelitian lebih menekankan pada proses, tidak semata-mata kepada hasil,
4. Melalui analisis peneliti mengungkapkan makna dari keadaan yang diamati,
5. Mengungkapkan makna sebagai hasil yang esensial dari pendekatan
kualitatif.
Alasan menggunakan penelitian kualitatif antara lain karena (1) metode ini telah digunakan secara luas dan dapat meliputi lebih banyak segi dibanding dengan metode penyelidikan lain, (2) metode ini banyak memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan melalui pemberianinformasi keadaan mutakhir, dan dapat membantu mengidentifikasi faktor yang berguna untuk pelaksanaan percobaan, (3) dapat digunakan dalam menggambarkan keadaan yang mungkin terdapat dalam situasi tersebut, (4) data dikumpulkan dianggap sangat bermanfaat dalam membantu untuk menyesuaikan diri, atau dapat memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari, (5) membantu mengetahui bagaimana caranya mencapai tujuan yang diinginkan, dan (6) dapat diterapkan pada berbagai masalah.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian 1. Partisipan
Partisipan penelitian merupakan unsur paling penting untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam melakukan penelitian. Subjek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari satu orang, yaitu:
1. Siswa Tunanetra (1 Orang)
RG adalah seorang siswa tunanetra yang bersekolah di SLB YPDP Bandung. RG lahir di Bandung, 12 Desember 2002. RG adalah seorang siswa perempuan yang memiliki saudara kembar perempuan. Semenjak dilahirkan, RG tinggal bersama kedua orangtuanya di Jalan Sri Bentang BKR Bandung. RG mengalami tunanetra sejak kecil, pada awalnya ibunya kurang memperhatikan penglihatan RG namun semakin hari sepertinya RG tidak dapat melihat secara jelas, pada usia balita orangtua RG memeriksakan RG ke RS. Khusus Mata Cicendo, dengan hasil low vision.
(17)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada awalnya RG bersekolah terpisah dengan saudara kembar nya, namun dengan alasan psikologis keduanya tidak bisa melakukan proses pembelajaran, akhirnya RD saudara kembar RG bersekolah di sekolah yang sama. Sejak kelas 2 RG dan RD sekolah di tempat yang sama sampai sekarang. Orangtua RG mempercayakan siswanya terhadap guru-guru di SLB YPDP.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakssiswaan di Sekolah Luar Biasa Yayasan Prima Dharma Persada Kota Bandung, Jalan Puri Asih VIII Komp. Sentosa Bandung. Alasan peneliti memilih sekolah ini karena di sekolah ini terdapat 1 siswa yang menyandang tunanetra, selebihnya adalah siswa dengan down syndrome, tunagrahita dan siswa pada umumnya. Sekolah ini menerima semua jenis disabilitas dan siswa pada umumnya, rata-rata peserta didik di sekolah ini adalah siswa-siswa yang tinggal di daerah sekitar sekolah. Dengan menerima semua siswa disabilitas dan juga siswa pada umumnya, membuat peneliti ingin
melakukan penelitian pada mengeksplorasiasi siswa tunanetra dalam
kesehariannya di SLB YPDP. C. Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti bertindak sebagai observer partisipatif, di mana peneliti bertindak secara langsung untuk mengungkap fenomena yang terjadi. Peneliti memilih observasi partisipatif agar subjek RG tidak merasa sedang menjadi subjek penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
a. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati objek secara langsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi mengenai “Keterampilan mengeksplorasiasi lingkungan siswa tunanetra di sekolah yang meliputi dari konsep mengeksplorasiasi lingkungan, teknik yang di kuasai dan gerakan mengeksplorasiasi lingkungan yang dilakukan di lingkungan sekolah.
Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti menggunakan mata peneliti dengan memperhatikan beberapa hal, yaitu:
(18)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Mencatat pengamatan
3) Ketetapan pengamatan
4) Hubungan antar pengamat dengan yang diamati.
Tabel 3.1
Pedoman Observasi Keterampilan Mengeksplorasiasi Lingkungan Siswa Tunanetra di SLB YPDP
No. Fokus Penelitian Aspek yang
di Ungkap Indikator Ya Tidak Ket.
1. Konsep
Mengeksplorasiasi lingkungan
Konsep Tubuh
Siswa
mengetahui nama
dari anggota
tubuh:
- Mata
- Hidung
- Telinga
- Lidah
- Kulit
- Tangan
- Kaki
Siswa
mengetahui letak dan posisi dari anggota tubuh:
- Mata
- Hidung
- Telinga
- Lidah
- Mulut
- Tangan
(19)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siswa mengetahui
fungsi dari
anggota tubuh:
- Mata
- Hidung
- Lidah
- Mulut
- Tangan
- Kaki
Konsep ukuran
Siswa dapat
mengetahui:
- Besar
- Kecil
- Panjang
- Pendek
- Luas
- Sempit
- Jauh
- Dekat
Konsep Posisi
- Mengetahui
depan
- Mengetahui
belakang
- Mengetahui
Kanan
- Mengetahui
kiri
- Mengetahui
atas
(20)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bawah
- Mengetahui
tengah
- Mengetahui
samping
- Mengetahui
utara
- Mengetahui
barat
- Mengetahui
timur
- Mengetahui
selatan Konsep
lokasi
Sekolah:
- Mengetahui
letak kelas
- Mengetahui
letak pintu
masuk kelas
- Mengetahui
letak tempat duduknya di kelas
- Mengetahui
letak wc
- Mengetahui
halaman kelas/ sekolah
Rumah:
- Mengetahui
(21)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Mengetahui
letak kamar
mandi
- Mengetahui
letak pintu
masuk
- Mengetahui
letak halaman rumah
- Mengetahui
letak dapur
Umum
- Mengetahui
letak jalan
- Mengetahui
letak trotoar Konsep
Gerakan
- Mampu diam
- Mampu
bergerak
- Dapat
mengetahui cepat
- Mengetahui
lambat
- Mengetahui
berlari
- Mengetahui
berjalan
2. Teknik yang
digunakan dalam melakukan
Komponen orientasi
- Siswa dapat
menentukan land mark
(22)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengeksplorasiasi lingkungan
- Siswa dapat
menentukan clue
- Siswa dapat
menggunakan system
penomoran
- Siswa dapat
menggunakan kompas Teknik
berjalan di dalam ruangan
- Siswa mampu
melakukan railing (Menelusuri
ruangan) di
dalam ruangan
- Siswa mampu
melakukan
upper hand
saat berjalan menghadapi rintangan.
- Siswa mampu
melakukan
lower hand
saat berjalan menghadapi rintangan. Teknik
tongkat
- Siswa mampu
berjalan dengan
(23)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan tongkat Teknik
Pendamping awas
Siswa mampu
berjalan dengan bantuan
pendamping awas
3. Gerakan
Mengeksplorasiasi Lingkungan
Eksplor lingkungan
- Siswa dapat
menjelajahi ruangan
- Siswa dapat
mengelilingi ruangan Menemukan
benda
- Siswa dapat
mengikuti sumber bunyi
- Siswa dapat
mencari objek diruangan
- Siswa dapat
mencari objek diluar
ruangan
- Siswa dapat
mengambil objek
b. Wawancara
“Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (Moleong, 2007, hlm. 186)”. Wawancara yang dilakukan dalam
(24)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian ini adalah wawancara tak terstruktur di mana wawancara yang dilakukan disesuaikan dengan keadaan dan kondisi responden dan pelaksanaannya mengalir seperti percakapan sehari-hari.
Wawancara dilakukan kepada guru kelas, orangtua, saudara kembar, dan teman sekelas RG. Wawancara dilakukan sampai data yang didapat cukup jelas. Data hasil wawancara akan di rekam menggunakan recorder agar data yang didapat dari responden mudah untuk dicatat dan didokumentasikan.
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara Keterampilan Mengeksplorasiasi Lingkungan Siswa Tunanetra di SLB YPDP
Responden Pertanyaan
Subjek RG 1. Sejak kapan kamu mulai mengenal anggota tubuhmu? Coba
sebutkan beberapa bagian dari anggota tubuhmu beserta fungsinya!
2. Apa yang kamu lakukan jika sedang baris-berbaris?
3. Gerakan apa yang kamu paling senangi? Maju, mundur, memutar?
4. Coba sebutkan ada ruangan apa saja yang ada di sekolah maupun di rumah!
5. Sekarang kamu berada di ruangan mana?
6. Apakah kamu mengetahui tempat tujuan yang akan kamu datangi? Jika iya, apakah kamu tahu bagaimana cara untuk mencapai tempat kamar kecil/ wc dari ruangan yang tempat kamu berada saat ini?
7. Apa yang kamu lakukan jika kamu merasa kesulitan untuk mencapai ruangan/ tempat tujuan yang kamu inginkan?
8. Apa kamu pernah belajar menggunakan tongkat? Menurutmu
lebih nyaman menggunakan tongkat atau berjalan sendiri?
9. Pernahkah kamu belajar berjalan dengan pendamping awas?
10.Menurutmu ruangan mana yang paling kamu sukai ketika kamu berada di sekolah maupun di rumah?
(25)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11.Coba sebutkan melewati apa saja jika kamu ingin menuju halaman sekolah?
12.Coba kelilingi ruangan yang kamu sukai!
13.Coba ambilkan benda yang ada di sumber suara! (peneliti menyimpan benda dan membunyikan suara)
14.Apakah kamu suka membantu orangtuamu di rumah? Jika iya, pekerjaan apa saja yang biasa kamu lakukan?
15.Apa saja yang kamu lakukan ketika kamu sedang berada dirumah sepulang sekolah?
16.Apa saja yang kamu lakukan pada saat jam istirahat di sekolah?
17.Apakah kamu suka bermain dengan teman sekelasmu?
18.Permainan apa saja yang kamu lakukan dengan teman
sekelasmu?
19.Tempat-tempat apa saja yang biasa kamu kunjungi saat jam istirahat?
20.Dan coba sebutkan melewati apa saja jika kamu ingin menuju warung dekat sekolah?
21.Apakah kamu mengalami kesulitan untuk mengunjungi
tempat-tempat tersebut?
22.Apakah kamu merasa kesulitan saat pelajaran olahraga? Jika iya, mengapa kamu merasa kesulitan?
23.Jalanan seperti apa saat pelajaran olahraga? Menurun? Datar? Menanjak?
24.Biasanya temperatur/ suhu cuaca saat pelajaran olahraga seperti apa? Apakah sejuk sedang? Hangat kering? Dingin lembab?
25.Hambatan apa saja yang sering kamu alami saat kamu ingin mencapai tempat yang kamu inginkan?
Guru kelas 1. Bagaimsiswaah kemampuan RG dalam mengeksplorasi
lingkungan?
(26)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sekkolah?
3. Menurut ibu/ bapak apa saja hambatan yang sering di alami RG dalam hal mengeksplorasiasi lingkungan? Misalnya untuk mencapai ke tempat duduknya, ke kelas lain atau ke wc sekolah.
4. Bagimsiswaah cara bapak/ ibu untuk melibatkan RG pada saat pelajaran olahraga?
5. Bagaiman upaya ibu/ bapak untuk mengatasi hambatan yang
di alami RG dalam mengeksplorasiasi lingkungan di sekolah?
Orangtua 1. Bagaimakah pola didikan yang diterapkan kepada subjek RG
selama berada dirumah?
2. Apakah RG mengetahui seluruh ruangan yang ada di rumah?
3. Menurut ibu/ bapak ruangan mana yang sering RG datangi pada saat di rumah?
4. Bagiamsiswaah kemampuan subjek RG dalam
melakssiswaan tugas-tugas di rumah?
5. Aturan apa saja yang bapak/ ibu terapkan kepada subjek RG di rumah?
6. Apakah RG di bolehkan untuk berjalan-jalan di sekitar rumah?
7. Setelah pulang sekolah, kegiatan apa saja yang biasa RG lakukan?
8. Menurut bapak/ ibu apa saja hambatan yang sering di alami RG dalam mengeksplorasi lingkungan di rumah, misalnya untuk mencapa ke tempat tidur, kamar mandi, atau dapur? Saudara
kembar
1. Apa yang sering kalian lakukan bersama ketika berada di rumah?
2. Apakah kamu suka membantu RG dalam melakukan sesuatu?
Jika iya, hal apa yang paling sering kamu lakukan untuk membantu RG?
3. Menurutmu, hal apa yang paling sulit RG lakukan?
(27)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sendiri?
5. Ruangan mana yang sering RG datangi?
6. Hal apa saja yang sering kalian lakukan bersama?
Teman sekelas 1. Apa yang sering RG lakukan di sekolah ssewaktu jam
istirahat tiba?
2. Apa kalian suka membantu RG? Jika iya, dalam hal apa membantu RG?
3. Apakah kalian suka membantu RG ketika pelajaran olahraga?
4. Apa kalian suka bermain dengan RG?
5. Permainan apa yang sering kalian lakukan bersama RG?
6. Menurut kalian, hambatan apa yang sering dialami RG dalam
hal mengeksplorasi lingkungan, misalnya untuk menuju ke kelas, wc atau ke tempat membeli makanan?
c. Studi Dokumentasi
Dokumetasi merupakan data yang dimanfaatkan sebagai data tambahan untuk data wawancara dan observasi. Menurut Basrowi dan Suwandi (2008, hlm. 158) mengatakan: “Studi dokumentasi dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen”. Dokumen yang dimaksud yaitu berupa dokumentasi pribadi seperti buku harian ataupun surat-surat serta dokumen resmi yang dihasilkan oleh lembaga ataupun rumah sakit. Studi dokumentasi seperti riwayat kelahiran, hasil tes mata RG dan dokumen lainnya dikumpulkan oleh peneliti agar data semakin lengkap dan dapat menjawab fokus penelitian.
(28)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3
Teknik Pengumpulan Data
Aspek Teknik Responden
1. Konsep
Mengeksplorasiasi lingkungan
Wawancara, observasi Subjek RG
Guru kelas
Orangtua
2. Teknik Wawancara, observasi Subjek RG
Guru kelas
Orangtua 3. Gerakan mengeksplorasiasi lingkungan Wawancara dan observasi
Subjek RG
Guru kelas
Orangtua
Saudara kembar
Teman sekelas
4. Hambatan yang di
alami
Wawancara dan observasi
Subjek RG
Guru kelas
Orangtua
Saudara kembar
Teman sekelas
5. Upaya yang
dilakukan
Wawancara dan observasi
Subjek RG
Guru kelas
Orangtua
2. Instrumen Penelitian
Sugiyono, (2008, hlm. 222) mengungkapkan instrumen penelitian sebagai berikut:
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Untuk itu peneliti disini sebagai human instrument, yang berfungsi menetapkan focus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.
(29)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya setelah fokus penelitian jelas yaitu keterampilan
mengeksplorasiasi siswa tunanetra di SLB YPDP Bandung, maka peneliti akan mengembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan data yang telah ditemukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Peneliti kemudian merumuskan kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan konsep dasar orientasi dan mobilitas pada tunanetra. Hosni (1996, hlm. 181) mengatakan bahwa: “keterampilan orientasi dan mobilitas bagi seorang tunanetra tidak lepas dari masalah pengembangan 14 konsep dasar”. Secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) konsep tubuh, (2) konsep ukuran, (3) konsep bentuk, (4) konsep warna, (5) konsep berat, (6) konsep lokasi, (7) konsep kegunaan, (8) konsep posisi, (9) konsep gerakan, (10) konsep waktu, (11) konsep suara, (12) konsep rasa (13) konsep bau dan (14) konsep permukaan.
Banyaknya konsep yang harus dikuasai dalam melakukan orientasi dan mobilitas, peneliti mengkerucutkan konsep orientasi mobilitas untuk menjadi konsep yang sesuai dalam keterampilan mengeksplorasiasi lingkungan, yaitu diantaranya: (1) konsep tubuh, (2) konsep ukuran, (3) konsep posisi, (4) konsep arah, (5) konsep jarak, (6) konsep lokasi, (7) konsep gerakan, (8) konsep lingkungan.
Teknik yang dikuasai yang terdiri dari menguasai komponen orientasi dan mobilitas. Rahardja (2010, hlm. 22) mengatakan:
Untuk mempergunakan proses kognitif ini secara efektif, seorang tunanetra harus memiliki pemahaman fungsional tentang komponen khusus orientasi, seperti: landmark (ciri medan); clue (petunjuk); indoor numbering system (system penomoran); measurement (pengukuran); compass direction (arah mata angin) dan self familiarization (pengakraban diri).
Gerakan mengeksplorasi lingkungan itu sendiri, sebagaimana dikatakan Hosni (2006, hlm. 3):
Gerakan mengeksplorasi lingkungan terdiri dari mengelilingi ruangan, menjelajahi ruangan, mengetahui letak benda, dan ruangan sekitar sekolah, mengikuti sumber bunyi, mencari objek diruangan, mencari objek diluar ruangan dan mengambil objek.
(30)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut ini adalah kisi- kisi instrumen penelitian mengenai keterampilan mengeksplorasi lingkungan siswa tunanetra di SLB YPDP :
Tabel 3.2
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
No. Fokus Penelitian Aspek yang di ungkap Indikator
1. Konsep
Mengeksplorasi Lingkungan
Konsep tubuh Dapat mengidentifikasi
nama, fungsi, letak dan posisi dari indera dan bagian tubuh yang dimiliki, seperti mata, hidung, telinga, lidah, kulit, rambut, kaki dan tangan.
Konsep Ukuran Mampu membedakan
satuan ukuran besar, kecil, panjang, pendek, jauh, dekat luas dan sempit.
Konsep Posisi Mengetahui bagian
depan, belakang,
kanan, kiri, samping,
tengah, atas dan
bawah.
Konsep Arah Mengetahui konsep
arah mata angin seperti barat, timur, utara dan selatan.
Konsep jarak Mengetahui ukuran
jauh, dekat, luas dan sempit.
(31)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Konsep lokasi Rumah:
Mengetahui letak
kamar, kamar mandi, pintu masuk, halaman rumah dan dapur.
Sekolah:
Mengetahui letak
ruangan kelas, kursi tempat ia duduk, pintu masuk kelas, halaman sekolah, dan kamar mandi/ wc.
Umum:
Mengetahui letak
trotoar dan jalan.
Konsep Gerakan Mampu bergerak,
diam, mengetahui
cepat, lambat, berlari dan berjalan
Konsep lingkungan Topografi:
Mengetahui pinggir
datar, batas lurus,
ujung garis, sudut
lengkung, menyudut
perempatan, mendaki, titik menurun, terbuka menanjak dan tertutup
(32)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tekstur:
Mengetahui semen
licin, aspal berair, batu tajam, pasir tumpul, paving block kasar,
bata halus, kaca
berumput, plastic
lengket, keras berpasir, lembut bergelombang dan basah kering.
Temperatur:
Mengetahui panas
terik, dingin lembab,
hangat kering dan
sejuk sedang.
2. Teknik yang
digunakan dalam
melakukan mengeksplorasi lingkungan
Teknik orientasi Mampu menentukan
landmark, clue, system penomoran,
measurement
(pengukuran), kompas
direction dan self
familiarization (pengakraban diri).
Teknik melindungi diri Mampu melakukan
trailing (Menjelajahi ruangan), melindungi
diri dengan lengan
Upper hand- lower
hand dan menentukan arah
(33)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gerakan dengan
menggunakan tongkat
Teknik pendamping awas Mampu bergerak
dengan bantuan
pendamping awas,
seperti: duduk,
berbalik arah, pindah
pegangan, melewati
jalan sempit, membuka dan menutup pintu,
menerima atau
menolak ajakan dan naik turun tangga
3. Gerakan
mengeksplorasi lingkungan
Mengeksplorasi lingkungan
Mampu mengelilingi
ruangan, menjelajahi
ruangan, mengetahui
letak benda, dan
ruangan sekitar
sekolah
Menemukan benda Mampu mengikuti
sumber bunyi, mencari
objek diruangan,
mencari objek diluar
ruangan dan
mengambil objek
4. Hambatan yang di
alami siswa tunanetra dalam
mengeksplorasi lingkungan
Berdasarkan seluruh
aspek.
5. Upaya dari siswa dan
beberapa pihak
Upaya dari siswa, guru dan orangtua.
(34)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terkait dalam
mengatasi hambatan yang dialami selama
siswa tunanetra
mengeksplorasi lingkungan
D. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti membuat empat tahapan dalam prosedur penelitian. Keempat tahapan tersebut yaitu:
1. Tahap Pra Lapangan
Penyusunan rancangan penelitian, peneliti harus mengikuti beberapa tahapan yang sudah diatur oleh dewan skripsi di jurusan Pendidikan Khusus. Pertama peneliti menemukan kasus di lapangan yang menurut peneliti menarik untuk diteliti, yaitu kasus adanya siswa tunanetra yang bersekolah di SLB YPDP yang mayoritas peserta didiknya adalah siswa pada umumnya dan siswa penyandang tunagrahita dengan kondisi yang selalu berdampingan dengan temannya. Dari kasus yang peneliti tersebut peneliti ingin mengetahui keterampilan tunanetra dalam mengeksplorasi lingkungan di sekolah tersebut.
Masalah tersebut peneliti membuat rancangan penelitian dalam bentuk proposal penelitian yang nantinya akan diseminarkan apakah layak atau tidak dilanjutkan sebagai penelitian. Setelah proposal penelitian disetujui peneliti mulai mengurus perizinan dari Fakultas, KesBang, dan terakhir di Dinas Provinsi Jawa Barat. Setelah surat izin penelitian didapat, peneliti langsung menyerahkan surat izin tersebut ke SLB Yayasan Prima Dharma Persada Bandung. Peneliti kemudian melanjutkan kegiatan penyusunan instrumen yaitu pedoman observasi dan wawancara untuk mengungkap keterampilan tunanetra dalam mengeksplorasi lingkungan tersebut peneliti gunakan setelah mendapat persetujuan dari dosen PLB dan guru di sekolah melalui Expert Judgment.
(35)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Tahap pekerjaan lapangan peneliti mulai dengan melakukan keakraban dengan subjek penelitian dengan orang-orang yang nantinya diduga akan memberikan data agar nantinya dapat mempermudah peneliti memperoleh data yang diperlukan. Kemudian peneliti langsung melakssiswaan observasi kepada subjek penelitian untuk mengetahui keterampilan tunanetra dalam mengeksplorasi lingkungan. Setelah muncul beberapa gerakan ekplorasi lingkungan dengan observasi dan catatan lapangan, kemudian peneliti melakukan wawancara kepada beberapa responden dan juga subjek yang kemudian dilanjutkan dengan studi dokumentasi agar data yang diperoleh semakin lengkap.
3. Tahap Pemeriksaan Keabsahan Data
Pada tahap pemeriksaan keabsahan data peneliti melakukan tiga teknik yaitu teknik Ketekunan Pengamatan, Triangulasi dan Pengecekan sejawat.
4. Tahap Analisis Data
Terakhir adalah tahap analisis. Disini peneliti melakukan reduksi data (Data
Reduction), penyajian data (Display Data), dan terakhir adalah penarikan
kesimpulan atau verifikasi (Conclusion Drawing/ Verification). E. Teknik pengujian keabsahan data
Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan derajat kepercayaan dan kredibilitas. Seperti yang dikatakan Moleong (2008, hlm. 329) bahwa:
Teknik pemeriksaan dalam derajat kepercayaan atau kredibilitas dapat digunakan melalui beberapa teknik keabsahan data yaitu: (1) perpanjang ke ikut sertaan, (2) ketekunan pengamatan, (3) triangulasi, (4) pengecekan sejawat, (5) kecukupan refensial, (6) kajian kasus negatif, (7) pengecekan anggota.
Uji derajat kepercayaan dan kredibilitas dalam penelitian ini digunakan dengan cara:
1. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam sittuasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci (Moleong, 2008, hlm. 329)
(36)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengamatan akan banyak dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui keterampilan mengeksplorasi lingkungan siswa tunanetra, dari mulai konsep, teknik dan gerakan mengeksplorasi lingkungan saat berada di sekolah dan di rumah. Pengamatan dilakukan seteliti mungkin pada kegiatan yang terjadi, kemudian hasil pengamatan ditelaah secara mendalam agar mudah untuk di uraikan dan dan di pahami.
2. Triangulasi
Menurut Moleong (2008, hlm. 330) menyatakan bahwa: “triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding pada tahap itu”.
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triamgulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang di peroleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton dalam Moleong, 2008, hlm. 330)
Pada triangulasi menurut Moleong (2008, hlm. 330-331) dapat dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang di katakana orang didepan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang berkaitan
Pada penelitian ini data yang dihasilkan dari observasi akan dibandingkan dengan data hasil wawancara, kemudian data tersebut akan di triangulasikan dengan data yang didapat dari hasil observasi.
3. Pengecekan Sejawat
Pengecekan sejawat ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan yang dianggap mampu memberikan masukan. Pemeriksaan sejawat ini dilakukan dengan teman
(37)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sejawat yaitu teman sebaya yang memiliki pengetahuan yang sama dengan peneliti sehingga diskusi yang dilakukan bersifat terbuka.
F. Teknik Analisis data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2009, hlm. 89). Teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data model Miles dan Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar sebagai berikut.
Gambar 3.1 Komponen dalam analisis data (flow model) Periode pengumpulan data
Reduksi data
Antisipasi Selama Setelah
Display data
Selama Setelah Kesimpulan/ verifikasi
Selama Setelah
(38)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Tahap ini peneliti melakukan pemilihan dan pemusatan perhatian untuk penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang diperoleh. Reduksi data adalah mengambil bagian pokok atau intisari dari data yang telah diperoleh dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan dicari tema agar mudah dipahami.
Data-data diperoleh dari penelitian dikelompokan menjadi beberapa bagian antara lain:
a. Data-data mengenai konsep keterampilan mengeksplorasi lingkungan siswa tunanetra ;
b. Data-data mengenai teknik keterampilan mengeksplorasi lingkungan siswa tunanetra;
c. Data-data mengenai gerakan yang digunakan dalam mengeksplorasi
lingkungan;
d. Data-data mengenai hambatan yang dialami dalam mengeksplorasi
lingkungan;
e. Data-data mengenai upaya yang dilakukan dalam menangani hambatan yang dialami dalam mengeksplorasi lingkungan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Peneliti mengembangkan sebuah deskripsi informasi tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Display data atau penyajian data yang akan digunakan pada langkah ini adalah dalam bentuk teks naratif.
3. Conclusion Drawing/ Verification
Langkah ke tiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Data yang diperoleh dari awal dicari hubungan hal-hal yang sering timbul, dicari tema kemudian ditarik kesimpulan sementara. Pada mulanya kesimpulan itu masih kabur dan belum jelas, akan tetapi dengan semakin bertambahnya data, maka kesimpulan itu akan lebih valid setelah seluruh proses analisis dilakukan sehingga kesimpulan final dapat diambil. Penarikan kesimpulan harus dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga adanya tafsir dari pihak-pihak
(39)
Halimah Tusyadiah, 2015
KETERAMPILAN MENGEKSPLORASI LINGKUNGAN SISWA TUNANETRA DI SLB YAYASAN PRIMA DHARMA PERSADA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tertentu. Kesimpulan senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung untuk menjaga kepercayaan penelitian.
(1)
terkait dalam mengatasi hambatan yang dialami selama siswa tunanetra mengeksplorasi lingkungan
D. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti membuat empat tahapan dalam prosedur penelitian. Keempat tahapan tersebut yaitu:
1. Tahap Pra Lapangan
Penyusunan rancangan penelitian, peneliti harus mengikuti beberapa tahapan yang sudah diatur oleh dewan skripsi di jurusan Pendidikan Khusus. Pertama peneliti menemukan kasus di lapangan yang menurut peneliti menarik untuk diteliti, yaitu kasus adanya siswa tunanetra yang bersekolah di SLB YPDP yang mayoritas peserta didiknya adalah siswa pada umumnya dan siswa penyandang tunagrahita dengan kondisi yang selalu berdampingan dengan temannya. Dari kasus yang peneliti tersebut peneliti ingin mengetahui keterampilan tunanetra dalam mengeksplorasi lingkungan di sekolah tersebut.
Masalah tersebut peneliti membuat rancangan penelitian dalam bentuk proposal penelitian yang nantinya akan diseminarkan apakah layak atau tidak dilanjutkan sebagai penelitian. Setelah proposal penelitian disetujui peneliti mulai mengurus perizinan dari Fakultas, KesBang, dan terakhir di Dinas Provinsi Jawa Barat. Setelah surat izin penelitian didapat, peneliti langsung menyerahkan surat izin tersebut ke SLB Yayasan Prima Dharma Persada Bandung. Peneliti kemudian melanjutkan kegiatan penyusunan instrumen yaitu pedoman observasi dan wawancara untuk mengungkap keterampilan tunanetra dalam mengeksplorasi lingkungan tersebut peneliti gunakan setelah mendapat persetujuan dari dosen PLB dan guru di sekolah melalui Expert Judgment.
(2)
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Tahap pekerjaan lapangan peneliti mulai dengan melakukan keakraban dengan subjek penelitian dengan orang-orang yang nantinya diduga akan memberikan data agar nantinya dapat mempermudah peneliti memperoleh data yang diperlukan. Kemudian peneliti langsung melakssiswaan observasi kepada subjek penelitian untuk mengetahui keterampilan tunanetra dalam mengeksplorasi lingkungan. Setelah muncul beberapa gerakan ekplorasi lingkungan dengan observasi dan catatan lapangan, kemudian peneliti melakukan wawancara kepada beberapa responden dan juga subjek yang kemudian dilanjutkan dengan studi dokumentasi agar data yang diperoleh semakin lengkap.
3. Tahap Pemeriksaan Keabsahan Data
Pada tahap pemeriksaan keabsahan data peneliti melakukan tiga teknik yaitu teknik Ketekunan Pengamatan, Triangulasi dan Pengecekan sejawat.
4. Tahap Analisis Data
Terakhir adalah tahap analisis. Disini peneliti melakukan reduksi data (Data Reduction), penyajian data (Display Data), dan terakhir adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi (Conclusion Drawing/ Verification).
E. Teknik pengujian keabsahan data
Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan derajat kepercayaan dan kredibilitas. Seperti yang dikatakan Moleong (2008, hlm. 329) bahwa:
Teknik pemeriksaan dalam derajat kepercayaan atau kredibilitas dapat digunakan melalui beberapa teknik keabsahan data yaitu: (1) perpanjang ke ikut sertaan, (2) ketekunan pengamatan, (3) triangulasi, (4) pengecekan sejawat, (5) kecukupan refensial, (6) kajian kasus negatif, (7) pengecekan anggota.
Uji derajat kepercayaan dan kredibilitas dalam penelitian ini digunakan dengan cara:
1. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam sittuasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci (Moleong, 2008, hlm. 329)
(3)
Pengamatan akan banyak dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui keterampilan mengeksplorasi lingkungan siswa tunanetra, dari mulai konsep, teknik dan gerakan mengeksplorasi lingkungan saat berada di sekolah dan di rumah. Pengamatan dilakukan seteliti mungkin pada kegiatan yang terjadi, kemudian hasil pengamatan ditelaah secara mendalam agar mudah untuk di uraikan dan dan di pahami.
2. Triangulasi
Menurut Moleong (2008, hlm. 330) menyatakan bahwa: “triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding pada tahap itu”.
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triamgulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang di peroleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton dalam Moleong, 2008, hlm. 330)
Pada triangulasi menurut Moleong (2008, hlm. 330-331) dapat dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang di katakana orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang berkaitan
Pada penelitian ini data yang dihasilkan dari observasi akan dibandingkan dengan data hasil wawancara, kemudian data tersebut akan di triangulasikan dengan data yang didapat dari hasil observasi.
3. Pengecekan Sejawat
Pengecekan sejawat ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan yang dianggap mampu memberikan masukan. Pemeriksaan sejawat ini dilakukan dengan teman
(4)
sejawat yaitu teman sebaya yang memiliki pengetahuan yang sama dengan peneliti sehingga diskusi yang dilakukan bersifat terbuka.
F. Teknik Analisis data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2009, hlm. 89). Teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data model Miles dan Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar sebagai berikut.
Gambar 3.1 Komponen dalam analisis data (flow model) Periode pengumpulan data
Reduksi data
Antisipasi Selama Setelah
Display data
Selama Setelah Kesimpulan/ verifikasi
Selama Setelah
(5)
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Tahap ini peneliti melakukan pemilihan dan pemusatan perhatian untuk penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang diperoleh. Reduksi data adalah mengambil bagian pokok atau intisari dari data yang telah diperoleh dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan dicari tema agar mudah dipahami.
Data-data diperoleh dari penelitian dikelompokan menjadi beberapa bagian antara lain:
a. Data-data mengenai konsep keterampilan mengeksplorasi lingkungan siswa tunanetra ;
b. Data-data mengenai teknik keterampilan mengeksplorasi lingkungan siswa tunanetra;
c. Data-data mengenai gerakan yang digunakan dalam mengeksplorasi lingkungan;
d. Data-data mengenai hambatan yang dialami dalam mengeksplorasi lingkungan;
e. Data-data mengenai upaya yang dilakukan dalam menangani hambatan yang dialami dalam mengeksplorasi lingkungan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Peneliti mengembangkan sebuah deskripsi informasi tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Display data atau penyajian data yang akan digunakan pada langkah ini adalah dalam bentuk teks naratif.
3. Conclusion Drawing/ Verification
Langkah ke tiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Data yang diperoleh dari awal dicari hubungan hal-hal yang sering timbul, dicari tema kemudian ditarik kesimpulan sementara. Pada mulanya kesimpulan itu masih kabur dan belum jelas, akan tetapi dengan semakin bertambahnya data, maka kesimpulan itu akan lebih valid setelah seluruh proses analisis dilakukan sehingga kesimpulan final dapat diambil. Penarikan kesimpulan harus dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga adanya tafsir dari pihak-pihak
(6)
tertentu. Kesimpulan senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung untuk menjaga kepercayaan penelitian.