Neleke Huliselan, 2014 Program Bimbingan Resolusi Konflik untuk Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
E. Rancangan Program Bimbingan Resolusi Konflik untuk Meningkatkan
Kemampuan Penyesuaian Diri Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 13 Ambon Tahun Ajaran 20132014
Program bimbingan resolusi konflik disusun berdasarkan hasil studi pendahuluan tentang kemampuan penyesuaian diri peserta didik Kelas VIII SMP
Negeri 13 Ambon dan secara teoretis mengacu pada kemampuan dasar dalam resolusi konflik dari Crawford Bodine 1996.
Sebelum diberikan sebagai intervensi, program bimbingan resolusi konflik telah diuji kelayakan oleh para ahli bimbingan dan konseling yaitu Dr. Ilfiandra,
M.Pd, Dr. Ipah Saripah, M.Pd dan Dr Mubiar Agustin, M.Pd. Program bimbingan resolusi konflik yang diajukan oleh peneliti disempurnakan dengan pertimbangan
para ahli yaitu: 1 ahli pertama memberi pertimbangan pada penyempurnaan konstruksi program bimbingan resolusi konflik, rasional, deskripsi kebutuhan,
tahapan pelaksanaan program dan isi materi intervensi; 2 ahli kedua memberi pertimbangan pada penyempurnaan program bimbingan resolusi konflik mengenai
rasional program, tata bahasa, dan isi materi intervensi; dan 3 ahli ketiga pada penyempurnaan program bimbingan resolusi konflik mengenai rasional program,
asumsi program dan tahapan pelaksanaan program.
1. Rasional
Peserta didik sebagai individu yang sedang bertumbuh dan berkembang dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi baik dalam
Neleke Huliselan, 2014 Program Bimbingan Resolusi Konflik untuk Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pribadinya maupun lingkungan keluarga, teman sebaya, sekolah, dan masyarakat. Santrock 2007 menyatakan kemampuan remaja dalam melakukan penyesuaian diri
dengan lingkungan sosialnya tidak timbul dengan sendirinya. Kemampuan ini diperoleh remaja dari lingkungan keluarga dan proses belajar dari pengalaman
– pengalaman yang dialami dalam interaksinya dengan lingkungan sosialnya.
Penyesuaian diri individu dipengaruhi juga oleh cara seseorang dalam menyelesaikan konflik. Individu dapat menyelesaikan konfliknya dengan
meningkatkan usaha ke arah pencapaian tujuan yang menguntungkan secara sosial atau sebaliknya memecahkan konflik dengan melarikan diri atau dengan cara
destruktif Hartono Sunarto, 2008. Maftuh 2004 menjelaskan para siswa mesti dididik dan dilatih dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikap serta ketrampilan untuk memecahkan konflik masalahnya secara positif.
Pendidikan untuk menyelesaikan konflik adalah sejalan dengan salah satu pilar pendidikan yang dinyatakan oleh Unesco yaitu learning how to live together in
harmony. Melalui proses pendidikan peserta didik belajar untuk hidup berdampingan secara damai, dengan memberikan rasa hormat dan perhatian pada orang lain
Unesco, 1994. Pendidikan resolusi konflik adalah salah satu komponen kunci dari strategi
sekolah yang membantu orang-orang muda dalam mencari alternatif terhadap kekerasan, tetapi juga mendukung mereka dalam mengembangkan kompetensi sosial
Neleke Huliselan, 2014 Program Bimbingan Resolusi Konflik untuk Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dalam hal kerjasama, empati, pemecahan masalah secara kreatif, dan keterampilan dalam menjalin hubungan Crawford Bodine, 1996.
Posisi bimbingan dan konseling sebagai bagian dari pendidikan memegang peranan penting dalam membantu peserta didik agar dapat memiliki kemampuan
dalam menyesuaikan diri sehingga pada saat menyelesaikan permasalahannya tidak menggunakan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma tempat dia hidup. Jones Willis,
2004 menyatakan bimbingan merupakan suatu pemberian bantuan kepada individu dalam membuat suatu pilihan kemampuan dan penyesuaian dalam kehidupannya.
Prinsip utama pengembangan setiap individu adalah meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri. Salah satu
bentuk intervensi yang dapat diupayakan untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri peserta didik adalah dengan bimbingan resolusi konflik.
ASCA American School Counselor Association sebagai salah satu basis pengembangan program bimbingan dan konseling dalam Position Statement on
conflict resolution menyatakan program resolusi konflik harus melibatkan semua siswa dari prasekolah sampai kelas dua belas. Melalui partisipasi program resolusi
konflik secara komprehensif siswa belajar keterampilan yang memaksimalkan potensi mereka untuk mencapai tujuan pribadi dan keberhasilan di sekolah. ASCA, 2011.
Goodnough 2004 menyatakan konselor dalam menjalankan bimbingan resolusi konflik dapat menyusun kegiatan dalam bentuk permainan untuk membantu
siswa belajar dan menunjukkan pemahaman mereka tentang negosiasi, menyusun
Neleke Huliselan, 2014 Program Bimbingan Resolusi Konflik untuk Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
skenario dalam memilih strategi resolusi konflik yang dapat diterapkan dalam situasi tertentu.
Program bimbingan resolusi konflik dalam penelitian ini adalah rencana kegiatan yang disusun secara sistematik dalam membekali peserta didik dengan
kemampuan dasar resolusi konflik sehingga membantu peserta didik meningkatkan kemampuan penyesuaian diri.
Intervensi program bimbingan resolusi konflik dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik bimbingan kelompok seperti diskusi, role playing, maupun latihan
yang memungkinkan setiap anggota untuk belajar berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman dalam upaya pengembangan wawasan, sikap dan ketrampilan yang
diperlukan untuk mencegah timbulnya masalah atau pengembangan perilaku Rusmana, 2009.
2 Deskripsi Kebutuhan
Berdasarkan studi pendahuluan di SMP Negeri 13 Ambon Tahun Ajaran 20132014, dari 165 orang peserta didik Kelas VIII terdapat 64 orang 38,8 dengan
kemampuan penyesuaian dirinya berada pada kategori tinggi, 94 orang 57 berada pada kategori sedang dan 7 orang 4,2 berada pada kategori rendah. Secara umum
peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 13 Ambon sebagian memiliki kemampuan penyesuaian diri yang sedang. Artinya peserta didik belum mampu mencapai
kemampuan penyesuaian diri yang optimal sehingga perlu dilakukan peningkatkan kemampuan penyesuaian diri.
Neleke Huliselan, 2014 Program Bimbingan Resolusi Konflik untuk Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Beberapa aspek dan indikator dari kemampuan penyesuaian diri peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 13Ambon tahun ajaran 20132014 yang perlu ditingkatkan
melalui program bimbingan resolusi konflik yaitu: a.
Aspek kemampuan untuk tidak menunjukkan ketegangan emosional dengan skor rata-rata 33,7 dari skor ideal 37. Indikator mampu mengontrol diri dengan skor
rata-rata 9,6 dari skor ideal 11. b.
Aspek memiliki pertimbangan rasional dengan skor rata-rata 20,7 dari skor ideal 22 dan indikator mampu memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang
matang dengan skor rata-rata 9,8 dari skor ideal 11. c.
Aspek kemampuan dalam menghargai pengalaman dengan skor rata-rata 24,2 dari skor ideal 26 dan indikator mampu bercermin pada masa lalu terkait dengan
keberhasilan atau kegagalan dengan skor rata-rata 10 dari skor ideal 11 .
3. Tujuan Program