PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUGAN (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

ABSTRAK
PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI PENGELOLAAN LINGKUGAN
(Studi Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2
Talangpadang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

Oleh
Emilia Yuliani

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Active Learning terhadap
peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pengelolaan lingkungan.
Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen dengan desain pretes postes nonequivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII A dan VII C yang dipilih
dari populasi secara purposive sampling. Data penelitian ini berupa data
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar yang diperoleh dari
rata-rata nilai pretes, postes dan N-gain yang dianalisis secara statistik
menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 5% melalui bantuan program SPSS 17.
Data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari lembar
observasi diskusi siswa terhadap penggunaan model Active Learning yang
dianalisis secara deskriptif.


Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari
kelas kontrol (eksperimen = 52,80 dan kontrol = 27,88). Rata-rata persentase
aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen juga menunjukkan peningkatan
yang lebih tinggi pada kelas eksperimen daripada kontrol (eksperimen = 76,15
dan kontrol = 60,24). Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran Active
Learning berpengaruh terhadap akivitas belajar siswa pada materi pengelolaan
Lingkungan.

Kata kunci : Active Learning, Aktivitas Belajar, Hasil Belajar dan Pengelolaan
Lingkungan

ABSTRAK
PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI PENGELOLAAN LINGKUGAN
(Studi Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2
Talangpadang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

Oleh
Emilia Yuliani


Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Active Learning terhadap
peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pengelolaan lingkungan.
Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen dengan desain pretes postes nonequivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII A dan VII C yang dipilih
dari populasi secara purposive sampling. Data penelitian ini berupa data
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar yang diperoleh dari
rata-rata nilai pretes, postes dan N-gain yang dianalisis secara statistik
menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 5% melalui bantuan program SPSS 17.
Data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari lembar
observasi diskusi siswa terhadap penggunaan model Active Learning yang
dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari
kelas kontrol (eksperimen = 52,80 dan kontrol = 27,88). Rata-rata persentase
aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen juga menunjukkan peningkatan
yang lebih tinggi pada kelas eksperimen daripada kontrol (eksperimen = 76,15
dan kontrol = 60,24). Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran Active
Learning berpengaruh terhadap akivitas belajar siswa pada materi pengelolaan
Lingkungan.


Kata kunci : Active Learning, Aktivitas Belajar, Hasil Belajar dan Pengelolaan
Lingkungan

ABSTRAK
PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI PENGELOLAAN LINGKUGAN
(Studi Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2
Talangpadang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

Oleh
Emilia Yuliani

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Active Learning terhadap
peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pengelolaan lingkungan.
Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen dengan desain pretes postes nonequivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII A dan VII C yang dipilih
dari populasi secara purposive sampling. Data penelitian ini berupa data
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar yang diperoleh dari
rata-rata nilai pretes, postes dan N-gain yang dianalisis secara statistik
menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 5% melalui bantuan program SPSS 17.

Data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari lembar
observasi diskusi siswa terhadap penggunaan model Active Learning yang
dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari
kelas kontrol (eksperimen = 52,80 dan kontrol = 27,88). Rata-rata persentase
aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen juga menunjukkan peningkatan
yang lebih tinggi pada kelas eksperimen daripada kontrol (eksperimen = 76,15
dan kontrol = 60,24). Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran Active
Learning berpengaruh terhadap akivitas belajar siswa pada materi pengelolaan
Lingkungan.

Kata kunci : Active Learning, Aktivitas Belajar, Hasil Belajar dan Pengelolaan
Lingkungan

PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI PENGELOLAAN LINGKUGAN
(Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang
Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)


Oleh
EMILIA YULIANI

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2015

PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI PENGELOLAAN LINGKUGAN

(Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang
Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

(Skripsi)

Oleh
EMILIA YULIANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar
1.
2.


Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ......................... ...
Desainpretes postes kelompok non ekuivalen ..................................... ...

xv

23
25

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ....................................................................................... .....
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. .....

I.

II.

III.


xv
xvi

PENDAHULUAN
A. LatarBelakang.................................................................................. .
B. RumusanMasalah ....................................................................... .....
C. TujuanPenelitian ......................................................................... .....
D. ManfaatPenelitian ....................................................................... .....
E. RuangLingkupPenelitian ............................................................ .....

1
7
7
8
8

TINJAUAN PUSTAKA
A. Active Learning melalui Teknik Group To Group Exchange............
B. AktivitasBelajar………………………………………………........
C. Hasil Belajar.......................................................................................

D. KerangkaPikir .............................................................................. .....
E. Hipotesis ...................................................................................... .....

10
15
20
21
23

METODE PENELITIAN
A. WaktudanTempatPenelitian........................................................ .....
B. PopulasidanSampel..................................................................... .....
C. DesainPenelitian ......................................................................... .....
D. ProsedurPenelitian ...................................................................... .....
E. Jenis Data danTeknik Pengambilan Data ................................... .....
1. Jenis Data ............................................................................... .....
2. Teknik Pengumpulan Data .................................................... .....
F. TeknikAnalisis Data .................................................................... .....
1. Data kuantitatif…………………………………………… .. .....
a. HasilBelajar ..................................................................... ….

1. UjiNormalitas Data ....................................................... .....
2. UjiHomogenitas Data ................................................... ….
3. Pengujian Hipotesis ...................................................... .....
2. Data kualitatif……………………………………………….......
a. Data AktivitasBelajar Siswa………………… ............. ......

24
24
24
25
27
27
27
30
30
30
31
31
31
32

32

xiii

IV.

HasilPenelitian DanPembahasan
A. HasilPenelitian ............................................................................. ......
B. Pembahasan ................................................................................. ......

34
37

Simpulan Dan Saran
A. Simpulan .................................................................................... ......
B. Saran .......................................................................................... ......

42
42

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… . ......

43

V.

LAMPIRAN
1. Silabus ........................................................................................................ 45
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................................... 47
3. Lembar Kerja Kelompok ........................................................................... 58
4. Soal Pretes dan Postes ............................................................................... 88
5. Data Aktivitas belajar ................................................................................ 94
6. Data Hasil Belajar ..................................................................................... 97
7. Nilai Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar . ................................................. 99
8. Analisis UjiStatistik Data Hasil Penelitian ................................................ 101
9. Foto-Foto Penelitian.................................................................................. 108

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Ringkasan jenjang belajar menurut Anderson danKrathwhohl.. ....... ....... 21
LembarObservasiAktivitasBelajar ..................................................... …... 28
Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa.. .................................................. ....... 33
Persentase Aktivitas Belajar Siswa.....................................................…… 34
Uji normalitas, homogenitas dan uji t pada pretes, posttes dan N-gain...... 36
Hasilujinormalitaspreteskelaseksperimendankontrol. ....................... …… 101
Hasilujikesamaanduavarians&kesamaandua rata-rata
preteskelaseksperimendancontrol ...................................................... …… 101
Hasil uji satu pihak pretest................................................................. …… 102
HasilStatistikUjiNormalitas Posttest kelasEksperimendanKontrol
…..103
Hasilujikesamaanduavarians&kesamaandua rata-rata posttest. ........ …… 104
Hasilujisatupihakpostest. ................................................................... ……105
Hasil uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kontrol……………….105
Hasil uji kesamaan dua varians & kesamaan dua rata-rata N-gain……….106
Hasil uji satu pihak N-gain. ............................................................... …… 107

xiv

Moto
“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan
sesuai kesanggupannya ”
(Al Baqarah: 286)

“Sedikit bicara dan memperbanyak bekerja akan menjauhkan
kita dari masalah dan mendekatkan kita dengan peluang
keberhasilan.
(Mario Teguh)
”Jangan terlalu percaya pada orang lain, meskipun dia
temanmu sendiri”
(Penulis)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmaanirrohiim
Teriring doa dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, ku persembahkan karya sederhana ini
sebagai tanda bakti dan cinta kasihku yang tulus kepada:
 Yang tercinta Ayahandaku Poniman dan ibundaku tersayang Sri Lestari, terima kasih
karena telah mendidik dan membesarkanku dengan doa, kesabaran dan limpahan cinta
yang takkan pernah bisa terbalas, serta selalu menyemangati, memotifasi, memberi
kepercayaan, dan mendoakan keberhasilanku.
 Kakakku Aditya Sulistio, S.E., serta adikku Rizki Noval Adiguna, yang selalu
memberikan doa, motivasi dan kasih sayangnya serta menantikan keberhasilanku.
 Seluruh guru-guruku yang selalu dengan sabar memberikan bimbingan dan ajarannya
hingga aku dapat melihat dunia dengan ilmu
 Sahabat-sahabat terhebatku Intan Rizki Anita, Rika Sundari, Aima Mufidah, Dwi
Puspita Sari, Mery Agustina, serta teman-teman seangkatan 2011 pendidikan biologi
yang tiada henti-hentinya menyemangatiku. rekan-rekan KKN-PPL (Mahmudah, Nina
Indayana, M. Elcho Binawan, Nur Aziz R.P, Hesti Apala, Irmaya Nurrohmah).
 Almamaterku tercinta

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Talangpadang, Tanggamus pada tanggal
18 Juli 1993, yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara
dari pasangan Bapak Poniman dengan Ibu Sri Lestari. Penulis
bertempat tinggal di Gang. Rinjani, Desa Sinar Semendo Kec.
Talangpadang Kab. Tanggamus, nomor HP. 085758937001.
Penulis mengawali pendidikan formal di TK PKK Sukarame Talangpadang pada
tahun 1999. Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Banding Agung diselesaikan
tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Talangpadang diselesaikan
tahun 2008, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Talangpadang diselesaikan tahun
2011 dan pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan
Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri (UM)
Universitas Lampung.
Selama menjadi mahasiswa penulis melaksanakan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) di SMP N 3 Pematang Sawa pada tahun 2014, dan pada tahun
2015 penulis melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Talangpadang Tanggamus
untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.).

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas ridha-Nya sehingga skripsi dengan judul
“Pengaruh Active Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Pengelolaan Lingkungan (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa
Kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang Semester Genap Tahun Pelajaran
2014/2015)” dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2.

Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas
Lampung;

3.

Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
dan Pembahas atas saran-saran dan motivasi yang sangat berharga;

4.

Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dalam proses penyelesaian skripsi ini;

5.

Rini Rita T Marpaung, S. Pd, M. Pd., selaku Pembimbing II dan Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan dalam proses penyelesaian
skripsi ini;

6.

Suwardi, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 2 Talangpadang dan Ahdad,
S.Pd., selaku guru mitra atas izin penelitian yang diberikan, kerjasama, dan
motivasi yang sangat berharga;

7.

Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VII A dan VII C SMP Negeri
2 Talangpadang atas motivasi dan kerjasama yang baik;

8.

Sahabatku atas kesetiaan kalian menemani perjalanan ini;

9.

Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandarlampung, 03 Agustus 2015
Penulis

Emilia Yuliani

1

I.

A.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sekolah merupakan salah satu sarana yang menyelenggarakan pendidikan
untuk mengembangkan potensi siswa. Keberhasilan pendidikan ini
didukung dengan adanya interaksi antara guru dan siswa dalam proses
belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam
menjalankan aktivitas belajar mengajar merupakan salah satu faktor
berhasil tidaknya pendidikan tersebut. Dalam hal ini, guru sebagai
pengajar menjadi motor penggerak untuk menjalankan proses
pembelajaran di sekolah. Belajar sebagai salah satu aktivitas yang
disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan
diri, dengan belajar siswa yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu,
menjadi mampu melakukan sesuatu, atau siswa yang tadinya tidak
terampil menjadi terampil (Sanjaya, 2011:124).

Aktivitas dalam proses pembelajaran merupakam rangkaian kegiatan yang
meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang
belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan
yang dilakukan dapat menunjang prestasi belajar. Siswa yang beraktivitas
akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku

2

lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup
di masyarakat (Sardiman, 2012:100).

Proses belajar mengajar sebaiknya melibatkan mental siswa secara
maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar dan mencatat,
akan tetapi menghendaki aktivitas dalam proses berpikir. Hal lain yang
perlu diperhatikan yaitu membangun suasana dialogis dan proses tanya
jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan memperoleh
pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. Pada dasarnya siswa
memiliki banyak kemungkinan dan potensi. Dalam diri siswa terdapat
prinsip aktif yakni keinginan berbuat dan bekerja sendiri. Dengan bekerja
siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman dan keterampilan serta
perilaku lainnya termasuk nilai dan sikap. Sehubungan dengan hal
tersebut, sistem pembelajaran ini sangat menekankan pada pendayagunaan
aktivitas dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan
yan telah ditentukan (Hamalik, 2008:89-90).

Pembelajaran IPA Biologi mempunyai peran tersendiri bagi setiap masingmasing siswa. Sampai saat ini siswa masih beranggapan bahwa pelajaran
IPA Biologi merupakan pelajaran sulit dan menjadi momok yang
menakutkan bagi sebagian besar siswa. Padahal pembelajaran biologi
kalau dikemas dengan menggunakan model pembelajaran yang benar
merupakan pelajaran yang sangat menarik dan menyenangkan karena ilmu
ini banyak berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, dengan alam dan
bahkan dengan diri manusia (Depdiknas, 2004:3).Pada kenyataanyaa

3

menurut Trianto (2009:5) bahwa masalah utama pendidikan formal
(sekolah) saat ini adalah masih rendahnya hasil belajar siswa yang
merupakan hasil kondisi pembelajaran konvensional yang dalam proses
pembelajaran memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses
bagi siswa untuk mengembangkan pengetahuannya secara mandiri. Guru
belum menerapkan pembelajaran yang melibatkan siswa ikut aktif dalam
memperoleh pengetahuan yang bermakna.

Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal
22 Oktober 2014 kelas VII A dan VII C semester ganjil SMP Negeri 2
Talangpadang pada mata pelajaran IPA masih tergolong rendahuntuk
hasil belajar dan aktivitas belajar siswa.Hal ini dibuktikan dengan masih
banyaknya siswa (80%) yang belum mencapai KKM, untuk KKM yang
dicapai sebesar 70. Sedangkan untuk aktivitas belajar siswa dalam proses
pembelajaran tersebut, banyak siswa yang mengantuk dan mengobrol.
Rasa ingin tahu tidak terbangun, kemandirian dalam kegiatan
pembelajaran pun sedikit sekali terlihat. Selain itu, siswa terlihat tidak
antusias mengikuti pembelajaran, keinginan untuk mengajukan pendapat
ataupun pertanyaan masih rendah. Kondisi kelas mendadak pasif ketika
guru melontarkan pertanyaan kepada siswa, sehingga tidak ada interaksi
yang maksimal antara siswa dengan guru. Jika hal demikian didiamkan
saja oleh guru dan tidak ada diupayakan adanya perbaikan maka tujuan
kegiatan pembelajaran tersebut tentu tidak akan maksimal.

4

Konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada
pembelajaran dapat melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dan
merangsang aktivitas mental siswa mulai dari megidentifikasi masalah,
mencari informasi hingga menemukan solusi yang terbaik sehingga siswa
memperoleh pengetahuan yang bermakna. Sedangkan selama ini guru
dalam menyampaikan materi biologi, hanya menggunakan metode
ceramah, dan tanya jawab. Diduga dengan menggunakan metode-metode
tersebut kurang merangsang aktivitas yang medukung siswa secara
mandiri dalam menyelesaikan permasalahan biologi untuk meningkatkan
hasil belajar yang diinginkan. Metode ceramah menyebabkan segala
informasi berpusat pada guru, diskusi yang kurang efektif karena soal-soal
yang menjadi bahan diskusi cenderung meminta jawaban yang hanya
memindahkan materi yang sudah tersedia pada buku teks, sedangkan tanya
jawab guru hanya memberikan pertanyaan-pertanyaan yang kurang
menggali pengetahuan siswa lebih dalam (Rusman, 2014:2).
Oleh karena itu diperlukan model dan metode pembelajaran yang dapat
menarik siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran dan mencapai hasil
belajar yang optimal. Salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa selama pembelajran yaitu, dengan menggunakan model
pembelajaran Active Learning. Active Learning adalah salah satu yang
dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Belajar aktif mengakomodir segala kebutuhan siswa, karena siswa telibat
langsung dalam proses pembelajran. Ketika kegiatan belajar bersifat aktif,
siswa akan mengupayakan sesuatu. Siswa menginginkan jawaban atas

5

sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah
atau mencari cara untuk mengerjakan tugas (Hosnan, 2011: 209). Model
pembelajaran active learning memiliki beberapa teknik pembelajaran,
salah satu teknik pembelajaran tersebut adalah Group to Group Exchange.
Group to Group Exchange adalah salah satu model belajar aktif yang
menuntut siswa untuk berpikir tentang apa yang dipelajari, berkesempatan
untuk berdiskusi dengan teman, bertanya dan membagi pengetahuan yang
diperoleh kepada yang lainnya. Dalam model belajar aktif tipe Group to
Group Exchange masing-masing kelompok diberi tugas untuk
mempelajari satu topik materi, siswa dituntut untuk menguasai materi
karena setelah kegiatan diskusi kelompok berakhir, siswa akan bertindak
sebagai guru bagi siswa lain dengan mempresentasikan hasil diskusinya
kepada kelompok lain di depan kelas. Group to Group Exchange memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertindak sebagai guru bagi siswa lainnya
(Silberman, 2009: 178).

Bervariasinya motode mengajar memberikan dampak terhadap hasil
belajar siswa. Untuk mencapai tujuan yang berbeda dari sebelumnya,
belum tentu bisa tercapai apabila menggunakan metode pembelajaran yang
sama, dapat disimpulkan dalam memilih metode pembelajaran harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan komponen pembelajaran
yang lain. Metode diskusi dalam pembelajaran merupakan alternatif yang
sangat baik bagi guru untuk digunakan dalam proses penyampaian
informasi atau pelajaran, karena metode diskusi merupakan sarana untuk
saling bertukar pikiran secara lisan. Dengan menggunakan metode ini

6

diharapkan siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai
dampak dari keaktifan itu tentunya yang menjadi tujuan dari proses belajar
yaitu hasil belajar yang sangat baik dapat mencapai secara optimal
(Martinis Yamin, 2007: 158). Metode Diskusi adalah cara penyajian
pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang
biasa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk
dibahas dan dipecahkan bersama (Syaiful Bahri Djamarah, 2010: 87).
Diskusi adalah percakapan ilmiah yang responsif berisikan
pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan
problematis pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat
dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu yang
diarahkan memperoleh pemecahan masalahnya dan untuk mencari
kebenaran (Syaiful Sagala, 2010: 208).

Model pembelajaran Active Learning melalui Teknik Group To Group
Exchangedan metode diskusi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
siswa mengenai materi pengelolaan lingkungan. Dimana siswa dituntut
untuk mengaplikasikan pemahaman materi pada kehidupan sehari-hari.
Model pembelajaran Active Learning ini memberikan pengalaman belajar
yang bermakna bagi siswa, sehingga siswa menjadi salah satu peran
manusia dalam menjaga dan mengelola lingkungan agar tidak terjadi
pencemaran dan kerusakan lingkungan.

7

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Active Learning Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Pengelolaan Lingkungan

B.

Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Adakah pengaruh model pembelajaran Active Learning terhadap
aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang semester
genap TP. 2014/2015 pada Materi Pengelolaan Lingkungan ?
2. Adakah pengaruh model pembelajaran Active Learning terhadap
aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang semester
genap TP. 2014/2015 pada Materi Pengelolaan Lingkungan ?

C.

Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh model pembelajaran Active Learning terhadap aktivitas
belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang semester genap
TP. 2014/2015 pada Materi Pengelolaan Lingkungan
2. Pengaruh model pembelajaran Active Learning terhadap hasil belajar
siswa kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang semester genap TP.
2014/2015 pada Materi Pengelolaan Lingkungan

8

D.

Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :
1. Peneliti, yaitu memberikan wawasan dan pengalaman bagi peneliti
sebagai calon guru mengenai model pembelajaran Active Learning
sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa pada materi Pengelolaan Lingkungan.
2. Siswa, yaitu mendapat pengalaman belajar yang berbeda dalam
pembelajaran materi Pengelolaan Lingkungan.
3. Guru, yaitu mendapatkan pengetahuan tentang model pembelajaran
Active Learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam
usaha mengoptimalkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi
PengelolaanLingkungan
4. Sekolah, yaitu sebagai masukan untuk mengoptimalkan penggunaan
berbagai macam model pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah dan peningkatan mutu pendidikan.

E.

Ruang Lingkup
Berdasarkan perumusan masalah, agar permasalahan yang dikaji dapat
terarah dan mendalam, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal
sebagai berikut:
1. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas VII A dan VII C SMP
Negeri 2 Talangpadang
2. Model pembelajarn Active Learning dengan Teknik Group To Group
Exchange sebagai kelas eksperimen dengan langkah-langkah seperti:
(1) memilih sebuah topik yang mencakup perbedaan ide, kejadian,

9

posisi, konsep atau pendekatan untuk ditugaskan, (2) membagi kelas
ke dalam kelompok, (3) meminta kelompok memilih seorang juru
bicara menyajikan kepada kelompok lain, (4) mendorong siswa untuk
bertanya pada kelompok yang sedang menyajikan tugas, (5)
membandingkan informasi yang saling ditukar.
3. Aktivitas belajar siswa yang diamati dalam penelitian ini yaitu: (1)
bekerjasama dalam memecahkan masalah, (2) menuliskan
pendapat/ide alternatif solusi dari masalah, (3) mencari informasi
untuk memecahkan masalah, (4) mempresentasikan hasil diskusi
kelompok, (5) mengajukan pertanyaan.
4. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari penelitian yang
dilakukan terhadap siswa yaitu pada ranah kognitif, diperoleh dari
hasil tes awal-tes akhir.
5. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekosistem
dengan kompetensi dasar mengaplikasikan peran manusia dalam
pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan
lingkungan (KD 7.4).

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Active Learning melalui Teknik Group to Group Exchange
1. Active Learning
Active learning/ pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang
menekankan keaktifan siswa untuk mengalami sendiri, untuk berlatih,
untuk berkegiatan sehingga baik dengan daya pikir, emosional dan
keterampilannya, mereka belajar dan berlatih ( Hosnan, 2011: 209).
Pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu pembelajaran yang
mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Ketika siswa belajar dengan
aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Aktif
berpikir, baik untuk menentukan ide pokok dari materi pembelajaran,
memecahkan masalah, mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke
dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Belajar aktif
menuntut siswa turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya
mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Cara belajar aktif biasanya siswa
akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar
dapat dimaksimalkan. Belajar aktif itu sangat diperlukan oleh siswa untuk
mendapatkan hasil belajar yang maksimum, dan bila siswa pasif ada
kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan.

11

Active Learning adalah proses belajar dimana siswa mendapat
kesempatan untuk lebih banyak melakukan aktivitas belajar, hubungan
interaktif dengan materi pelajaran maupun pengoptimalan potensi yang
dimiliki, sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang lebih baik
(Maisaroh dan Rostrieningsih, 2010: 159).
Metode active learning menurut Ujang Sukanda adalah
cara pandang yang menganggap belajar sebagai kegiatan
membangun makna atau pengertian terhadap pengalaman dan
informasi yang dilakukan oleh siswa, bukan oleh guru, serta
menganggap mengajar sebagai kegiatan menciptakan suasana
yang mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab belajar
siswa sehingga berkeinginan terus untuk belajar selama
hidupnya, dan tidak bergantung pada guru atau orang lain
apabila mereka mempelajari hal-hal baru (Hamdani, 2011: 4849).
Jadi, Active Learning adalah cara belajar yang dapat meningkatkan
keaktifan siswa di kelas. Cara belajar ini juga memudahkan bagi pendidik
untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa secara merata.

Dalam kegiatan pembelajaran, siswa dituntut untuk lebih dari sekedar
mendengarkan. Siswa harus membaca, menulis, berdiskusi, atau terlebih
dalam pemecahan masalah. Untuk terlihat aktif, pembelajaran aktif
(active learning) memiliki beberapa karakteristi. Menurut Bonwell
(1995) dalam Hosnan (2014: 210-211), karakteristik-karakteristik
pembelajaran aktif sebagai berikut:
a. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampai informasi
oleh pengajar, melainkan pada pengembangan keterampilan pada
pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap
topik atau permasalahan yang dibahas.
b. Siswa tidak hanya mendengarkan pembelajaran secara pasif, tetapi
mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

12

c. Penekanan pada eksploitasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan
dengan materi pembelajaran.
d. Siswa lebih banyak dituntut untuk berfikir kritis, menganalisis, dan
melakukan evaluasi.
e. Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi dalam proses
pembelajaran.
Terdapat 101 teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran aktif
seperti dijelaskan Silberman (2009: 12-14), teknik-teknik tersebut dibagi
dalam tiga kelompok, yaitu:
1) Bagaimana menjadikan siswa aktif sejak awal: bagian ini berisi
pembuka percakapan dan aktivitas pembuka lain untu segala
bentuk pelajaran. Teknik-tekniknya dirancang untuk mengerjakan
salah satu atau beberapa dari yang berikut ini: (a) Pembentukan tim
: Membantu siswa menjadi lebih mengenal satu sama lain atau
menciptakan semangat kerjasama dan kesaling tergantungan; (b)
Penilaian serentak : mempelajari tentang sikap, pengetahuan, dan
pengalaman siswa; (c) Pelibatan belajar secara langsung :
mencptakan minat awal terhadap pelajaran,
2) Bagaimana mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap
secara aktif: bagian ini berisi teknik-teknik pembelajaran yang bisa
digunakan ketika mengajarkan inti dari pelajaran. Teknik-teknik
tersebut diantaranya adalah : (a) Proses belajar satu kelas penuh :
pengajaran yang dipimpin oleh guru yang menstimulasi seluruh
siswa; (b) Diskusi kelas: dialog dan debat tentang persoalanpersoalan utama; (c) Pengajuan pertannyaan: siswa meminta
penjelajan; (d) Kegiatan belajar kolaboratif: tugas dikerjakan
bersama dalam kelompok kecil; (e) Pengajaran oleh teman sekelas:
pengajaran yang dilakukan oleh siswa sendiri; (f) Kegiatan belajar
mandiri: aktivitas belajar yang dilakukan perseorangan; (g)
Kegiatan belajar aktif: kegiatan yang membantu siswa memahami
perasaan, nilai-nilai, dan sikap mereka; (h) pengembangan
ketrampilan: mempelajari dan mempraktikan ketrampilan, baik
teknis maupun non teknis,
3) Bagaimana menjadikan belajar tak terlupakan, Bagian ini berisi
cara-cara untuk mengakhiri sebuah pelajaran agar siswa mengingat
apa yang telah dia pelajari dan memahami cara penerapannya di
masa mendatang. Fokusnya adalah kepada apa yang telah

13

dijelaskan kepada mereka, namun mereka sudah lupa tentangnya.
Teknik-tekniknya diantaranya adalah sebagai berikut: (a)
Peninjauan mengingat dan mengikhtisarkan apa yang telah
dipelajari; (b) Penilaian diri: mengevaluasi perubahan-perubahan
pengetahuan, keterampilan atau sikap; (c) Perencanaan masa
mendatang: menentukan bagaimana siswa akan melanjutkan
belajarnya setelah pelajarannya berakhir; (d) Ungkapan perasaan
terakhir: menyampaikan pikiran, perasaan, dan persoalan yang
dihadapi oleh siswa pada akhir pelajaran.
Pembelajaran aktif (active learning) pada dasarnya berusaha untuk
memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons siswa dalam
pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang
menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi siswa.
Namun demikian, ada kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran
aktif (active learning) diantaranya:
Kelebihan Active Learning:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Peserta didik lebih termotivasi
Mempunyai lingkungan yang aman
Partisipasi oleh seluruh kelompok belajar
Setiap orang bertanggung jawab dalam kegiatan belajarnya
sendiri
Kegiatan bersifat fleksibel dan ada relevansinya
Reseftif meningkat
Pendapat induktif distimulasi
Partisipan mengungkapkan proses berfikir mereka
Memberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan

Kekurangan Active Learning:
a.
b.
c.
d.

Keterbatasan waktu
Kemungkinan bertambahnya waktu untuk persiapan
Ukuran kelas yang besar
Keterbatasan materi, peralatan, dan sumber daya (Hosnan,
2014: 216-217).

14

2. Teknik Group to Group Exchange
Group to Group Exchange adalah salah satu model belajar aktif yang
menuntut siswa untuk berpikir tentang apa yang dipelajari,
berkesempatan untuk berdiskusi dengan teman, bertanya dan membagi
pengetahuan yang diperoleh kepada yang lainnya. Dalam model belajar
aktif tipe Group to Group Exchange masing-masing kelompok diberi
tugas untuk mempelajari satu topik materi, siswa dituntut untuk
menguasai materi karena setelah kegiatan diskusi kelompok berakhir,
siswa akan bertindak sebagai guru bagi siswa lain dengan
mempresentasikan hasil diskusinya kepada kelompok lain di depan
kelas. Group to Group Exchangememberi kesempatan kepada siswa
untuk bertindak sebagai guru bagi siswa lainnya (Murni, 2010: 4).
Sedangkan menurut Silberman (2009: 178) pembelajaran Group to
Group Exchange yaitu model belajar dimana tugas yang berbeda
diberikan pada kelompok yang berbeda, kemudian masing-masing
kelompok ‘mengajarkan’ apa yang mereka pelajari kepada kelompok
yang lain.

Adapun prosedur pembelajaran Group to Group Exchange (GGE),
yaitu sebagai berikut (Hosnan, 2014: 222)
a. Pilihlah sebuah topik yang mencakup perbedaan ide, kejadian,
posisi, konsep atau pendekatan untuk ditugaskan. Topik harus
mengembangkan sebuah pertukaran pendapat atau informasi.
b. Bagilah kelas ke dalam kelompok sesuai jumlah tugas, 2 sampai 4
kelompok. Berikan cukup waktu untuk mempersiapkan bagaimana
mereka dapat menyajikan topik yang telah mereka kerjakan.
c. Ketika fase persiapan selesai, guru meminta kelompok memilih
seorang juru bicara menyajikan kepada kelompok lain.

15

d. Setelah presentasi singkat, doronglah peserta bertanya pada
presenter atau tawarkan pandangan mereka sendiri.
e. Lanjutkan sisa presentasi agar setiap kelompok memberikan
informasi dan merespon pertanyaan juga komentar peserta.
Bandingkan dan bedakan pandangan serta informasi yang saling
ditukar. Setelah itu, presentasi diarahkan untuk menganalisis
mengapa terjadi perbedaan.
Menurut Sagala (2006: 213) kelebihan dan kelemahan kerja kelompok
yaitu sebagai berikut :
Kelebihan Metode Group to Group Exchange
a. Membiasakan siswa bekerjasama menurut paham demokrasi,
memberikan kesempatan pada mereka untuk mengembangkan
sikap musyawarah dan tanggung jawab.
b. Menimbulkan rasa kompetitif yang sehat
c. Guru tidak perlu mengawasi masing-masing murid cukup
memperhatikan kelompok.
d. Melatih ketua untuk melaksanakan tugas kewajiban sebagai siswa
yang patuh peraturan.
Kelemahan Metode Group to Group Exchange
a. Sulit menyusun kelompok yang heterogen, terkadang siswa merasa
tidak enak dengan anggota kelompok yang dipilih oleh guru
b. Dalam kerja kelompok terkadang pemimpin kelompok sulit
menjelaskan dan mengadakan pembagian kerja, anggota kelompok
kadang-kadang tidak mematuhi tugas yang diberikan oleh
pemimpin kelompok dan dalam belajar kelompok sering tidak
terkendali sehingga menyimpang dari rencana yang telah
ditentukan.

B. Aktivitas Belajar Siswa
Pendidikan pada dasarnya memberikan pengalaman belajar untuk dapat
mengembangkan potensi siswa melalui interaksi baik antara siswa, dengan
guru, atau dengan lingkungannya. Pengalaman belajar merupakan segala
aktivitas siswa yang dilakukan untuk memperoleh informasi dan kompetensi
baru sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Aktivitas tidak terbatas pada

16

aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas mental. Seorang siswa yang
tampaknya hanya mendengarkan saja, tidak berarti memiliki kadar aktivitas
yang rendah dibanding dengan siswa yang sibuk mencatat. Mungkin saja
yang duduk itu secara mental aktif, misalnya menyimak, menganalisis dalam
pikirannya dan menginternalisasi nilai dari setiap informasi yang
disampaikan. Sebaliknya siswa yang sibuk mencatat, tidak dapat dikatakan
memiliki kadar keaktifan yang tinggi, kalau yang bersangkutan hanya
sekadar secara fisik aktif mencatat namun tidak diikuti dengan aktivitas
mental (Sanjaya, 2011: 180).

Proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikofisis
peserta didik baik jasmani maupun rohani, sehingga akselerasi perubahan
perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik
berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor (Suhana, 2014: 21).
Keaktifan peserta didik menyangkut kegiatan fisik dan mental. Aktivitas
dalam proes belajar mengajar merupakam rangkaian kegiatan yang meliputi
keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum
jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan yang
dilakukan dapat menunjang prestasi belajar. Siswa yang beraktivitas akan
memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku
lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di
masyarakat (Sardiman, 2012:100).

Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud dengan aktivitas belajar
adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa baik fisik maupun

17

mental/non fisik dalam proses pembelajaran atau suatu bentuk interaksi (guru
dan siswa) untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
menyangkut kognitif, afektik dan psikomotor dalam rangka untuk mencapai
tujuan belajar.

Berikut ini adalah daftar macam-macam kegiatan siswa menurut Diendrich
dalam (Sardiman, 2012: 100-101) sebagai berikut:
a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain .
b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan
unterupsi.
c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato.
d. Writting activities, seprti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin .
e. Drawing activities, misalnya:menggambar, membuat grafik, peta,
diagram.
f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model mereperasi, bermain, berkebun,
berternak.
g. Mental activities, sebagai contoh misalnya menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis,, melihat hubungan, mengambil
keputusan.
h. Emosional activities, sepertti misalnya: menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dam gugup.
Terdapat dua jenis aktivitas dalam pembelajaran yaitu aktivitas fisik dan
aktivitas psikis. Aktivitas fisik ialah siswa giat aktif dengan anggota badan,
membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan
mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Aktivitas psikis (kejiwaan) adalah
jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam
rangka pembelajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan

18

diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil pembelajaran
yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran secara aktif. Siswa
mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan,
mengasosiasikan ketentuan satu dengan lainnya dan sebagainya menurut
(Rohani, 2004: 6-7). Aktivitas-aktivitas terebut tidaklah terpisah satu sama
lain. Dalam setiap aktivitas motoris terkandung aktivitas mental disertai oleh
perasaan tertentu dan pada setiap pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang
dapat diupayakan. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran akan
memberikan manfaat bagi siswa, bahwa belajar sambil melakukan aktivitas
lebih banyak mendatangkan hasil bagi siswa, sebab kesan yang didapatkan
oleh siswa lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak (Djamarah, 2000:
67).

Menurut pendapat Djamarah di atas, belajar dengan melakukan aktivitas akan
lebih bermakna dan tidak mudah dilupakan oleh siswa. Senada dengan hal di
atas, Gie (1985: 6) menyatakan bahwa keberhasilan siswa dalam belajar
tergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran.
Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara
sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam
dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya
tergantung pada sedikit banyaknya perubahan.Proses aktivitas pembelajaran
harus melibatkan seluruh aspek psikofisis siswa, baik jasmani maupun rohani
sehingga akselerasi perubahan prilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat,
mudah, dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotor.

19

Aktivitas dalam belajar dapat memberikan nilai tambah (add value) bagi
siswa, berupa hal-hal berikut:
1. Siswa memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud
adanya motivasi internal (driving force) untuk belajar sejati.
2. Siswa mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang dapat
memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral.
3. Siswa belajar dengan menurut minat dan kemampuannya.
4. Menumbuhkembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang
demokratis di kalangan siswa.
5. Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat menumbuh
kembangkan pemahaman berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya
verbalisme.
6. Menumbuhkembangkan sikap kooperatif dikalangan siswa sehingga
sekolah menjadi hidup, sejalan, dan serasi dengan kehidupan masyarakat
disekitarnya (Hanafiah, 2009: 23-24).
Penggunaan aktivitas dalam proses pembelajaran memiliki manfaat tertentu,
antara lain: (1) siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami
sendiri, (2) berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi
siswa, (3) menumpuk kerjasama yang harmonis dikalangan pada siswa yang
pada gilirannya dapatmemperlancar kerja kelompok, (4) siswa belajar dan
bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat
bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual, (5) memupuk
disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan,
musyawarah dan mufakat, (6) membina dan memupuk kerja sama antara
sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara guru dan orang tua siswa, yang
bermanfaat dalam pendidikan siswa, (7) pembelajran dan belajar
dilaksanakan secara realistik dan konkrit, sehingga mengembangkan
pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme, (8)

20

pembelajaran dan kegiatan belajra menjadi hidup sebagaimana halnya
kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika ( Hamalik, 2008: 91 ).

C. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar meupakan berakhirnya penggal dan
puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindakan
guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain, merupakan
peningkatan kemampuan mental siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2009:4).
Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan
potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar
oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk
penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan
motorik (Sukmadinata 2007:102). Selain itu hasil belajar merupakan suatu
puncak proses pembelajaran. Suatu proses belajar mengajar dinyatakan
berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan dari proses belajar mengajar
tersebut. Hasil belajar dapat diketahui dengan adanya evaluasi hasil belajar.
Seperti yang diungkapkan oleh Davies (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009:
201) evaluasi hasil belajar adalah sebagai kegiatan yang berupaya untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan. Evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang
terkandung dalam tujuan. Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar
siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni: ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

21

Anderson dan Krathwhohl merumuskan jenjang berpikir kognitif yang
merupakan revisi dari taksonomi Bloom, seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Ringkasan jenjang belajar menurut Anderson dan Krathwhohl
(Prawiradilaga, 2009:95)
Berpikir
Mengingat

Mengerti

Uraian
Memunculkan
pengetahuan dari
jangka panjang.
Membentuk arti dari
pesan pembelajaran
(isi):
Lisan, tulisan, grafis
atau gambar.

Menerapkan

Melaksanakan atau
menggunakan prosedur
dalam situasi tertentu.

Menganalisis

Menjabarkan
komponen atau struktur
denngan membedakan
dari bentuk dan fungsi,
tujuan, dst.
Menyusun
pertimbangan
berdasarkan criteria dan
persyaratan khusus.
Menyusun, sesuatu hal
baru; memodifikasi
suatu model lama,
menjadi sesuatu yang
berbeda, dst.

Menilai

Berkreasi

Rincian



Mengenali
Mengingat











Memahami
Membuat contoh
Mengelompokkan
Meringkas
Meramalkan
Membandingkan
Menjelaskan
Melaksanakan
Mengembangkan





Membedakan
Menyusun kembali
Menandai




Mengecek
Mengkritik





Menghasilkan
Merencanakan
Membentuk

D. Kerangka Pikir
Pembelajaran biologi bukanlah suatu proses pemindahan pengetahuan secara
langsung dari guru ke siswa. Biologi juga bukan hanya merupakan mata
pelajaran hafalan, namun juga membutuhkan konsep-konsep sains. Pada
proses belajar siswa harus aktif mencari tahu dengan membentuk

22

pengetahuannya, sedangkan guru membantu agar proses pencarian itu
berjalan dengan baik. Aktivitas siswa dalam pembelajaran memiliki peranan
penting terhadap hasil belajar siswa. Pada kenyataannya dalam proses
pembelajaran guru belum melibatkan siswa untuk aktif memperoleh dan
mengembangkan pengetahuannya.

Salah satu model dan metode pembelajaran diduga dapat merangsang
aktivitas belajarsiswa dalam mengembangkan pengetahuannya tersebut
sehingga meningkatkan hasil belajar adalah model pembelajaran Active
Learning melalui Teknik Group To Group Exchange. Penerapan model Active
Learning melalui Teknik Group To Group Exchange yang tepat akan
mempengaruhi cara berpikir siswa dan menciptakan proses pembelajaran
yang kondusif, dimana kondisi lingkungan didalam kelas yang saling
mendukung melalui belajar dalam kelompok kecil serta diskusi kelompok
dalam kelas, siswa terlibat langsung secara aktif dalam proses pembelajaran.
Group To Group Exchange merupakan salah satu teknik dalam pembelajaran
Active Learning yang dapat memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebasnya yang digunakan adalah pengaruh
penggunaan model pembelajaran Active Learning, sedangkan variabel
terikatnya adalah aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Hubungan antar
variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

23

Y1

X
Y2
Keterangan:

X
Y1
Y2

= Model pembelajaran Active Learning
= Aktivitas belajar siswa
= Hasil Belajar

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

E. Hipotesis
Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah :
1. Ho = Model Active Learning tidak berpengaruh secara signifikan dalam
meningkatkan hasil belajar pada materi pengelolaan lingkungan
H1 = Model Active Learning berpengaruh secara signifikan dalam
meningkatkan hasil belajar pada materi pengelolaan lingkungan

2. Penerapan model pembelajaran Active Learning berpengaruh dalam
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok lingkungan.

24

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015,
yaitu pada bulan Maret bertempat di SMP Negeri 2 Talangpadang

B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2
Talanpadang Tahun Pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 7 kelas. Sampel
yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah siswa ke

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

2 12 55

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Gadingrejo Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 27 61

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 4 57

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 11 57

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 18 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 3 53

PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUGAN (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 8 56

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 14 Bandar Lampung T.P 2014/2015)

0 7 59

PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 3 53

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Padjajaran Bandar Lampun

12 104 63

PENGARUH ACTIVE LEARNING TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bandar Mataram Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

1 27 50