Analisis Kualitas Produk Berdasarkan Uji Hedonik

Andri Suratman Hidayat, 2014 Analisis kualitas produk colenak berdasarkan proses produksi se-kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu JK S = T Y Y ... 2 2   - Faktor Koreksi JK T = S 2 +...+S 2 – FK JK G = JK Total – JK Panelis – JK Sampel Dimana : FK = Faktor Koreksi JK P = Jumlah Kuadrat Panelis JK S = Jumlah kuadrat Sampel JK T = Jumlah Kuadrat Total JK G = Jumlah Kuadrat Galat X = Jumlah penilaian masing-masing panelis terhadap semua sampel Y = Jumlah penilaian semua panelis terhadap masing masing produksampel T = Jumlah panelis r = Jumlah sampel S = Penilaian terhadap setiap sampel. Dari hasil uji hedonik, selanjutnya dilakukan analisis Varian ANAVA tabel 3.6 dilanjutkan dengan uji Least significant difference LSD dengan selang kepercayaan 95 untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan. 1. Mencari standard error 2. Mencari Least significant difference LSD pada tabel Significant studentized range at the 5 level, untuk nilai pembanding adalah : standar error x nilai least significant difference. 3. Rerata hasil perhitungan diurutkan dari mulai yang terbesar sampai terkecil kemudian dibandingkan dengan nilai pembanding. Andri Suratman Hidayat, 2014 Analisis kualitas produk colenak berdasarkan proses produksi se-kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.6 Tabel Analisa Varian ANAVA RAK Sumber: Kartika et al 1998:120 Sumber variasi DB JK KT Fh F 0.5 Panelis P n-1 JK P Sampel S n-1 JK S Galat db T - db P-db S JK G Total T panelis x sampel-1 JK T Andri Suratman Hidayat, 2014 Analisis kualitas produk colenak berdasarkan proses produksi se-kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Proses produksi colenak tidak terdapat kesalahan, namun berbeda dalam proses pembakaran dimana tape singkong yang dirasakan untuk colenak Murdi Putra dan Warung Colenak memiliki kematangan yang bisa dibilang pas. Sedangkan tape singkong yang dibakar Colenak Braling kurang matang. Berdasarkan hasil penelitian dengan menganalisis bahan baku, Standard Purchase Specification SPS, dan inventori pada Colenak Murdi Putra, Warung Colenak, dan Colenak Braling tidak mengindikasikan adanya penyimpangan. Analisis metode Assembly Line dan Criticcal Path Method CPM menunjukan adanya penyimpangan dalam tingkat kematangan di colenak Braling, diduga faktor penyebabnya adalah pembakaran menggunakan arang yang tidak konsisten karena tidak adanya standar mengenai volume arang dan seberapa sering pegawai Colenak Braling mengipas arang-arang tersebut. 2. Efisiensi waktu dalam lini rakit yang didapat berdasarkan hasil penelitian untuk colenak Murdi adalah sebesar 98, Warung Colenak sebesar 93, dan Colenak Braling sebesar 85. Colenak Murdi Putra memiliki efisiensi waktu yang dapat memaksimalkan pelayanan pembuatan colenak kepada konsumen. 3. Untuk kualitas produk pada parameter penampilan, aroma, warna, rasa, dan tekstur colenak berbeda nyata. Pada parameter penampilan, aroma, dan warna produk yang digemari adalah sampel dari Colenak Murdi Putra. Andri Suratman Hidayat, 2014 Analisis kualitas produk colenak berdasarkan proses produksi se-kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sedangkan pada parameter rasa dan tekstur produk yang paling digemari adalah sampel colenak dari Warung Colenak. Diduga penyebab yang signifikan adalah penyimpanan tape singkong tape singkong pada suhu ruang yang menyebabkan proses fermentasi berlanjut menghasilkan kadar gula yang meningkat. Tape singkong yang memiliki usia fermentasi yang panjang memiliki banyak kadar air. Sehingga mempengaruhi tingkat kekentalan saus colenak ketika disiramkan.

5.2 Saran

1. Pada Colenak Braling memerlukan standarisasi dalam proses pembuatan saus colenak sehingga kualitas produk yang dihasilkan konstan. Proses pembakaran seharusnya dilakukan dengan alat pembakar yang memiliki suhu yang konstan. Ataupun bisa menggunakan kipas angin yang memiliki kecepatan yang konstan dibandingkan dengan menggunakan kipas tradisional yang membuat suhu panas tidak stabil. 2. Menambahkan stasiun kerja pada proses lini rakit di Colenak Braling sehingga pelayanan yang dilakukan maksimal dan menghasilkan kualitas Colenak yang lebih baik. 3. Menyediakan tempat penyimpanan tape singkong dengan suhu yang konstan seperti lemari pendingin dengan suhu 1 o C – 5 o C ataupun menyediakan kotak penyimpanan dengan es didalamnya sebagai pengatur suhu dingin sehingga menghindari produksi bakteri dan menghambat fermentasi yang dapat merubah kualitas dari tape itu sendiri.