commit to user
26
5. Pertamina dapat mengontrol konsistensi kontraktor dalam menerapkan aspek HSE selama kerjasama terjalin.
Dalam penilaian resiko dikategorikan menjadi 3 tingkatan, yaitu high, mediun dan low. Kategori ini dibedakan sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan di
kerjakan di PT. Pertamina Persero Refinery Unit IV Cilacap. Penilaian tingkat resiko pekerjaan dilakukan oleh direktorat atau unit bisnis masing-masing
berdasarkan panduan corporate. Contractor Safety Management System CSMS dibagi menjadi 6 langkah yang berkesinambungan dan dapat mewujudkan tujuan-
tujuan dari sistem tersebut. Adapun 6 langkah itu adalah :
1. Risk Assessment Penilaian resiko
Risk Assessment Penilaian resiko merupakan langkah pertama dalam Program Contractor Safety Management System CSMS yang berfungsi untuk
menilai semua pekerjaan yang akan dikontrakan. Risk Assessment Penilaian resiko bertujuan untuk mengkaji seberapa besar dampak negatif pekerjaan
terhadap aspek HSE keselamatan manusia, peralatanaset, lingkungan hidup dan citra perusahaan. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam Risk
Assessment Penilaian resiko adalah sebagai berikut : a. Jenis Pekerjaan
Setiap jenis kegiatan atau pekerjaan berpotensi menimbulkan dampak negatif pada aspek HSE dalam skala yang berbeda.
commit to user
27
b. Lokasi Kerja Lokasi kerja mempengaruhi risiko atau potensi dampak negatif HSE
perairan atau laut, ruangan tertutup, sekitar bahan atau peralatan mudah terbakar, ketinggian, bawah air.
c. Rentang Waktu Pelaksanaan Kerja Pelaksanaan pekerjaan yang berlangsung lama akan menimbulkan keletihan
dan kejenuhan terhadap pekerja yang pada akhirnya akan meningkatkan potensi dampak negatif HSE
d. Bahan atau Material atau Peralatan yang digunakan Setiap bahan atau material atau peralatan yang digunakan memiliki potensi
bahaya dan tingkat resiko yang berbeda e. Pekerjaan Simultan atau Gabungan beberapa Kontraktor
Tingkat kesulitan terhadap pengawasan dan pengendalian pekerjaan yang dilakukan secara simultan atau bersamaan oleh beberapa kontraktor ditempat
yang sama f. Pengalaman Kontraktor
Kontraktor yang
berpengalaman cenderung
lebih mampu
untuk mengendalikan bahaya pekerjaannya dibandingkan kontraktor yang belum
berpenglaman
2. Pra Kualifikasi
Prakualifikasi merupakan langkah pertama penyaringan kontraktor untuk menjamin hanya kontraktor yang mampu bekerja secara aman yang akan
diikutsertakan dalam lelang. Kontraktor lulus bersyarat adalah kontraktor yang
commit to user
28
telah lulus tahap prakualifikasi namun belum mampu memenuhi sebagian persyaratan ringan HSE yang diwajibkan dan akan memenuhinya dalam
waktu yang ditentukan. Dalam penilaian pra kualifikasi dikategorikan menjadi 3 tingkatan, yaitu
high, medium dan low. Adapun langkah-langkah pada tahap Pra kualifikasi adalah sebagai berikut :
a. Kontraktor yang telah lolos prakualifikasi sebelumnya tidak diharuskan mengikuti proses prakualifikasi lagi kecuali jika komposisi Sumber Daya
Manusia berubah. b. Kontraktor atau mitra kerja Pertamina yang belum pernah
mengikuti prakualifikasi atau baru, diharuskan mengisi daftar kuisioner sebagai persyaratan ikut serta tahap prakualifikasi.
c. Untuk pekerjaan yang beresiko tinggi maka prakualifikasi dilakukan oleh Tim Evaluasi Tim Tender yang terdiri dari wakil fungsi terkait
yang ditunjuk. d. Tim Evaluasi menilai hasil Kuisioner SMK3 Kontraktor sesuai
Kriteria Evaluasi Prakualifikasi Pertamina dan melakukan klarifikasi melalui kegiatan inspeksi dan audit. Hasil pembahasan oleh Tim-
Evaluasi menghasilkan keputusan : 1 Lulus, maka kontraktor bersangkutan dimasukkan ke dalam daftar
calon peserta lelang. 2 Tidak Lulus, maka kontraktor bersangkutan dikenakan diskualifikasi
dan diberi umpan balik untuk memberitahukan kepada mereka
commit to user
29
mengenai alasan kenapa mereka tidak memenuhi syarat dan memberitahu
mereka mengenai
tindakan koreksi
terhadap kekurangan yang ditemukan.
e. Jika tidak ada satupun kontraktor yang lulus tahap prakualifikasi, sedangkan pekerjaan harus tetap dilaksanakan maka ditempuh langkah
penerimaan bersyarat. Pada kondisi ini, persyaratan-persyaratan khusus harus diterapkan tanpa mengabaikan atau mengurangi kaidah HSE,
tindakan pengawasan yang ketat untuk resiko relatif harus dikenakan pada kontraktor.
f. Kontraktor yang lulus bersyarat sesuai kondisi yang dapat diterima kemudian dimasukkan dalam calon peserta lelang.
Dalam pelaksanaan tahap Pra Kualifikasi ada suatu batasan-batasan, yaitu :
1. Pekerjaan dengan resiko rendah tidak diharuskan mengikuti prakualifikasi, kontraktor langsung mengikuti proses seleksi .
2. Pekerjaan dengan
resiko menengah
tidak diharuskan
mengikuti prakualifikasi, kontraktor langsung mengikuti proses seleksi tetapi harus
mengikuti seluruh proses dalam tahap pelaksanaan pekerjaan sesuai Pedoman Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan
Kontraktor A-002I004002003-S0. 3. Semua pekerjaan yang diklasifikasikan beresiko tinggi setelah dilakukan
penilaian awal terhadap bahaya yang ada, mutlak harus dilaksanakan melalui proses prakualifikasi.
commit to user
30
4. Kriteria nilai minimum yang bisa diterima agar kontraktor lulus prakualifikasi SMK3 Kontraktor adalah :
a. 55 untuk resiko tinggi; b. 40 untuk resiko medium;
c. 25 untuk resiko rendah. 5. Jika tidak ada satupun kontraktor yang lulus tahap prakualifikasi, sedangkan
pekerjaan harus tetap dilaksanakan maka ditempuh langkah penerimaan bersyarat. Pada kondisi ini, persyaratan-persyaratan khusus harus diterapkan
tanpa mengabaikan atau mengurangi kaidah HSE, tindakan pengawasan yang ketat untuk resiko relatif harus dikenakan pada kontraktor.
3. Selection Seleksi