PERANCANGAN ALAT KERAMAS PASIEN DAN PERSONAL HYGIENE TOOL (PENTOOL) SEBAGAI ALAT BANTU PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR SEHARI-HARI PADA PASIEN BED REST DI RUMAH SAKIT

(1)

PERANCANGAN ALAT KERAMAS PASIEN DAN PERSONAL HYGIENE TOOL (PENTOOL) SEBAGAI ALAT BANTU PEMENUHAN KEBUTUHAN

DASAR SEHARI-HARI PADA PASIEN BED REST DI RUMAH SAKIT

TUGAS AKHIR

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Strata-1 Pada Prodi Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh: Dimas Niko Ramadhan

20120130096

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA 2016


(2)

(3)

PERANCANGAN ALAT KERAMAS PASIEN DAN PERSONAL HYGIENE TOOL (PENTOOL) SEBAGAI ALAT BANTU PEMENUHAN

KEBUTUHAN DASAR SEHARI-HARI PADA PASIEN BED REST DI RUMAH SAKIT

TUGAS AKHIR

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Strata-1 Pada Prodi Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh: Dimas Niko Ramadhan

20120130096

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA 2016

i


(4)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN ALAT KERAMAS PASIEN DAN PERSONAL HYGIENE TOOL (PENTOOL) SEBAGAI ALAT BANTU PEMENUHAN

KEBUTUHAN DASAR SEHARI-HARI PADA PASIEN BED REST DI RUMAH SAKIT

Disusun Oleh:

Dimas Niko Ramadhan 20120130096

Telah Depertahankan Di Depan Tim Penguji Pada Tanggal 19 agustus 2016

Susunan Tim Penguji:

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Wahyudi, S.T., M.T Muh Budi Nur RahmanS.T., M.Eng NIK. 19700823199702 123 032 NIP. 19790523 200501 1001

Penguji

Cahyo Budiyantoro, S.T., M.Sc. NIK. 197110232201507123083

Tugas Akhir ini Telah dinyatakan sah sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Tanggal 19 Agustus 2016

Mengesahkan

Ketua Program Studi Teknik Mesin

Novi Caroko S.T.,M.Eng NIP. 19791113 200501 1 001


(5)

PERNYATAAN:

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini adalah asli hasil karya saya dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau dipublikasikan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis disebutkan sumbernya dalam naskah dan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 19 Agustus 2016

Dimas Niko Ramadhan


(6)

PERSEMBAHAN

Dia memberikan hikmah (ilmu yang berguna) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mendapat hikmah itu sesungguhnya ia telah mendapat kebajikan yang banyak. Dan tiadalah yang menerima peringatan melainkan orang-orang yang bertawakal. (Q.S. Al-Baqarah: 269)

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Orang tua tercinta, serta adik-adik tersayang terimakasih atas dukungan

yang kalian berikan.

2. Keluarga tersayang yang telah memberikan motivasi,nasehat serta

dukungan.

3. Bapak Wahyudi, S.T., M.T dan Bapak Muhammad Budi Nur Rahman,

S.T., M.Eng Selaku dosen pembimbing Tugas Akhir.

4. Teman-teman PKM-KC PENTOOL yang sudah memberikan nasihat dan

dukungan

5. Teman-teman Teknik Mesin UMY semua angkatan, terutama TM 2012 yang selalu memberi dukungan satu sama lain.


(7)

INTISARI

Insidensi pasien dengan gangguan pemenuhan Activities of Daily Living

(ADL) semakin meningkat dari waktu ke waktu. Pasien mengalami ketergantungan minimal hingga total sehingga memerlukan bantuan perawat

dalam pemenuhan personal hygienenya. Pemenuhan personal hygiene akan

menunjang penyembuhan pasien. Namun, praktik personal hygiene meliputi

bathing (mandi), hair washing (mencuci rambut), nail care (perawatan kuku

tangan dan kaki), oral hygiene (perawatan mulut dan gigi), perineal care

(perawatan alat vital), hand hygiene (mencuci tangan), dan lainnya belum

terlaksana maksimal akibat kurangnya fasilitas penunjang.. Dengan adanya alat PENTOOL maka dapat meningkatkan kinerja perawat. Perancangan bak

keramas pasien bed rest berdimensi 1100 x 450 x 120 (mm) dengan massa

5,030 (kg). Sistem penggerak bak keramas menggunakan pneumatik silinder

kerja ganda DNC-32-250-PPV-A batang silinder menggunakan stainless stell

AISI 302 dengan tegangan 860 (MPa). Batang silinder menahan tegangan 100,39 (MPa) dan beban kritis 9,8 (KN) pneumatik digerakkan dengan

kompresor portable HARRIER dengan mesin dynamo 150 (W) dan daya

kompresor ½ HP.Dengan rancangan alat ini diharapkan akan meningkatkan

kinerja perawat dan kepuasan pasien.Sistem water heater menggunakan

thermostat DT7016 mampu memanaskan air 18 liter dengan 20 menit dan dilengkapi dengan pompa model XKF-95P yang mampu mendorong aliran air

3(m)sehingga dapat mengalirkan air ke shower SAN EI PS75-80X untuk

disiramkan kebagian tubuh pasien bed rest.PENTOOL dilengkapi dengan

system filterisasi dengan bahan alami (sapu ijuk,sabut kelapa dan arang aktif). Dimensi total kerangka 750 (mm) x 450 (mm) x 800 (mm) dengan beban keseluruhan kurang lebih 150 (kg) dan daya listrik 745 (watt) yang digunakan.

Kata kunci: personal hygiene, Activities of Daily Living (ADL), alat personal

hygiene


(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum WR. WB.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan karunianya sehingga dapat tersusunnya tugas akhir ini sesuai yang diharapkan dan terlaksana dengan baik. Hanya dengan ijin-Nya, segala urusan yang rumit menjadi mudah.

Dalam proses penyusunan tugas akhir ini, banyak kendala baik teknis maupun nonteknis yang penyusun alami, namun hal tersebut tidak menyurutkan langkah penyusun dalam menyelesaikan tugas akhir. Penyusun menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna baik dari segi materi maupun metodologinya. Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat

diharapkan guna penyempurnaan tugas akhir ini bagi penyusun lebih lanjut dan mendalam pada masa-masa yang akan datang.

Dari proses awal hingga akhir penyusunan tugas akhir ini, banyak pihak yang telah memberikan dukungan, untuk itu penyusun tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi dalam penyusunan tugas akhir ini.

1. Bapak Novi Caroko S.T.,M.Eng., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Wahyudi, S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan arahan dan bimbingan Tugas Akhir.

3. Bapak Muhammad Budi Nur Rahman, S.T., M.Eng selaku Dosen

Pembimbing II yang telahmemberikan arahan dan bimbingan Tugas Akhir.

4. Kedua orang tua, Ayah dan Ibunda tercinta , dan saudara-saudaraku yang

senantiasa selalu mendoakan, memberikan dorongan semangat, kasih sayang, dengan penuh kesabaran dan tanpa henti.


(9)

5. Staff pengajar, Laboran dan Tata Usaha Jurusan Teknik Mesin Fakultas teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

6. Teman-teman Teknik Mesin angkatan 2012 yang telah memberi

dorongan, masukan dan semangat selama penelitian.

Karena keterbatasan dalam pengetahuan dan pengalaman, saya

menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam Tugas Akhir saya ini.

Maka kritik dan saran dari anda sangat kami harapkan untuk pengembangan

selanjutnya. Besar harapan kami sekecil apapun informasi yang ada dibuku kami ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum WR. WB.

Yogyakarta,19 agustus 2016

Penulis,

Dimas Niko Ramadhan


(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN PENDADARAN... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

INTISARI ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Luaran yang diharapkan ... 4

1.6 Manfaat Alat PENTOOL ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI ... 5

2.1 Tinjauan Pustaka ... 5

2.2 Pneumatik ...7

2.2.1 Pengertian Pneumatic ... 7

2.2.2 Komponen pneumatik ... 8

2.2.3 Simbol-Simbol Pneumatc ... 15

2.2.4 Perhitungan Pneumatik ... 25

2.3 Water Heater ...29

2.4 Pengolahan Limbah ...31

2.5 Rangka ...32


(11)

2.6 Kompresor ... 39

BAB III METODE PERANCANGAN ... 42

3.1 Diagram Alir Perancangan ... 42

3.2 Kontruksi Alat Personal Hygiene Tools ... 48

BAB IV PEMBAHASAN ... 50

4.1 Kebutuhan Alat ... 50

4.2 Perancangan Bak keramas ... 50

4.3 Perancangan Silinder Pengangkat ... 52

4.4 Perancangan Sistem Kebuthan Air ...64

4.5 Perancangan Pengolahan Air limbah ... 69

4.6 Perancangan Perlengkapan Umum ... 71

4.7 Perancangan Rangka Alat PENTOOL ... 74

BAB V PENUTUP ... 76

5.1 Kesimpulan... 76

5.2 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen-Komponen Pneumatik ... 8

Gambar 2.2 Silinder Kerja Ganda ... 10

Gambar 2.3 Ilustrasi Cara Kerja Katup ... 11

Gambar 2.4 Sensor Kapasitif... 12

Gambar 2.5 Sensor Induktif ... 13

Gambar 2.6 Sensor Optic ... 13

Gambar 2.7 Roller Switch ... 14

Gambar 2.8 Simbol Katup Kontrol Arah ... 16

Gambar 2.9Actuator Kerja Ganda ... 20

Gambar 2.10Chek Valve ... 21

Gambar 2.11 Analisa Aliran Fluida ... 25

Gambar 2.12 Analisa Kecepatan Torak ... 26

Gambar 2.13 Analisa Gaya Piston ... 27

Gambar 2.14 Analisa Debit Udara yang Di butuhkan ... 28

Gambar 2.15 Perubahan Tekanan pada Penampang yang Berbeda ... 28

Gambar 2.16 Skema Rangkaian Water Heater ... 30

Gambar 2.17 Skema Pengolahan Air Limbah ... 32

Gambar 2.18 Reaksi Gaya Pada Rangka ... 34

Gambar 2.19 Tanda untuk Gaya Normal ... 35

Gambar 2.20 Tanda untuk Gaya lintang ... 35

Gambar 2.21 Simbol untuk Momen Lentur ... 35

Gambar 2.22 Tumpuan Sendi ... 36

Gambar 2.23 Tumpuan Rol ... 36

Gambar 2.24 Tumpuan Jepit ... 37

Gambar 2.25 Baja Profil L ... 37

Gambar 2.26 Kompresor ... 39


(13)

Gambar 3.1 Digram alir perancangan alat PENTOOL ... 43

Gambar 3.2 Kontruksi alat PENTOOL ... 48

Gambar 4.1 Hasil Perancangan bak keramas pasien dalam 3 dimensi ... 50

Gambar 4.2 Hasil properties perancangan bak keramas pasien bed rest ... 52

Gambar 4.3 Hasilproperties kerangka bagian atas alat PENTOOL ... 53

Gambar 4.4 Pneumatik DNC-32-250-PPV-A ... 55

Gambar 4.5 Hasil gambar panjang langkah yang dibutuhkan ... 56

Gambar 4.6 Simulator sirkuit pneumatic personal hygiene ... 59

Gambar 4.7 Kompresor ... 61

Gambar 4.8 Hasil perancangan motor penggerak ... 63

Gambar 4.9 Hasil perancangan bak penampung air bersih ... 64

Gambar 4.10Water Heater... 65

Gambar 4.11 Hasil perancangan shower... 67

Gambar 4.12 shower SAN EI PS75-80x ... 67

Gambar 4.13 Pompa tipe XKF-95 P ... 68

Gambar 4.14 Hasil perancangan bak penampung air limbah ... 69

Gambar 4.15 Wadah pengolah limbah ... 70

Gambar 4.16 Bahan-bahan yang digunakan untuk pengolahan limbah (a) sapu ijuk , (b) sabut kelapa , (c) arang aktif ... 70

Gambar 4.17 Hasil Perancangan laci tiga dimensi... 71

Gambar 4.18 Hasil perancangan tempat bak sampah tampak atas ... 72

Gambar 4.19 Hasil perancangan tiang infus ... 72


(14)

Gambar 4.20 Hasilperancangan tiang pendorong ... 73 Gambar 4.21 perancangan roda kaster rhombus penggerak alat PENTOOL ... 74

Gambar 4.22 Hasil perancangan kerangka alat bagian bawah ... 75 Gambar 4.23 Hasil perancangan kerangka alat dengan 3 dimensi bagian atas.... 75


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Simbol Katup Kontrol Arah Penghubung ... 15

Tabel 2.2 Sistem Penomoran pada Lubang ... 17

Tabel 2.3 Simbol Pengaktifan KKA Mekanik ... 18

Tabel 2.4 Simbol Pengaktifan KKA Pneumatic,Listrik dan Kombinasi ... 19

Tabel 2.5 Simbol-simbol Silinder Udara Mampat ... 20

Tabel 2.6 Simbol dari Chek Valve ... 21

Tabel 2.7 Simbol dan Fungsi Valve ... 22

Tabel 2.8 Simbol System Utama Udara Pneumatic ... 47

Tabel 4.1 Kolom dengan kondisi tumpuannya ... 57

Tabel 4.2 Simbol-simbol sirkuit pneumatik ... 60


(16)

TddhFd,hDihFrEPl@l

(

lrzhJ^_


(17)

v

ABSTRAK

Insidensi pasien dengan gangguan pemenuhan Activities of Daily Living

(ADL) semakin meningkat dari waktu ke waktu. Pasien mengalami ketergantungan minimal hingga total sehingga memerlukan bantuan perawat

dalam pemenuhan personal hygienenya. Pemenuhan personal hygiene akan

menunjang penyembuhan pasien. Namun, praktik personal hygiene meliputi

bathing (mandi), hair washing (mencuci rambut), nail care (perawatan kuku

tangan dan kaki), oral hygiene (perawatan mulut dan gigi), perineal care

(perawatan alat vital), hand hygiene (mencuci tangan), dan lainnya belum

terlaksana maksimal akibat kurangnya fasilitas penunjang.. Dengan adanya alat PENTOOL maka dapat meningkatkan kinerja perawat. Perancangan bak

keramas pasien bed rest berdimensi 1100 x 450 x 120 (mm) dengan massa

5,030 (kg). Sistem penggerak bak keramas menggunakan pneumatik silinder

kerja ganda DNC-32-250-PPV-A batang silinder menggunakan stainless stell

AISI 302 dengan tegangan 860 (MPa). Batang silinder menahan tegangan 100,39 (MPa) dan beban kritis 9,8 (KN) pneumatik digerakkan dengan

kompresor portable HARRIER dengan mesin dynamo 150 (W) dan daya

kompresor ½ HP.Dengan rancangan alat ini diharapkan akan meningkatkan

kinerja perawat dan kepuasan pasien.Sistem water heater menggunakan

thermostat DT7016 mampu memanaskan air 18 liter dengan 20 menit dan dilengkapi dengan pompa model XKF-95P yang mampu mendorong aliran air

3(m)sehingga dapat mengalirkan air ke shower SAN EI PS75-80X untuk

disiramkan kebagian tubuh pasien bed rest.PENTOOL dilengkapi dengan

system filterisasi dengan bahan alami (sapu ijuk,sabut kelapa dan arang aktif). Dimensi total kerangka 750 (mm) x 450 (mm) x 800 (mm) dengan beban keseluruhan kurang lebih 150 (kg) dan daya listrik 745 (watt) yang digunakan.

Kata kunci: personal hygiene, Activities of Daily Living (ADL), alat personal


(18)

(19)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah.

Insidensi pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari

pada pasien bed rest semakin meningkat dari waktu ke waktu. Data di Indonesia

juga menunjukkan bahwa pada akhir tahun 2009 yaitu pada bulan Desember, di RS. Dr. Harjono Ponorogo dari 20 pasien stroke, 50% pasien mengalami ketergantungan total pada petugas ataupun keluarga dalam melaksanakan mobilisasi dan 35% pasien mengalami ketergantungan minimal (Subianto, 2012). Tidak hanya pasien dengan gangguan motorik dan mobilisasi saja yang membutuhkan perawatan penuh atau ketergantungan, pasien dengan demensia, gangguan otak, dan gangguan kesadaran lainnya membutuhkan ketergantungan dalam pemenuhan aktivitas hidup sehari-harinya.

Pasien dengan tingkat ketergantungan penuh membutuhkan bantuan perawat dalam melakukan berbagai kebutuhan dasar, salah satunya adalah pemenuhan personal hygiene atau kebersihan diri. Personal hygiene merupakan suatu hal penting yang harus diperhatikan untuk menunjang penyembuhan pasien. Praktik personal hygiene meliputi bathing (mandi), hair washing (mencuci rambut), nail

care (perawatan kuku tangan dan kaki), oral hygiene (perawatan mulut dan gigi),

perineal care (perawatan alat vital), hand hygiene (mencuci tangan), dan lainnya

(Sorrentino dan Remmert, 2011). Secara umum, praktik personal hygiene

bertujuan untuk meningkatkan kesehatan kulit yang merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi (Potter & Perry, 2009). Dengan praktek personal hygiene, maka tingkat kesembuhan, kenyamanan, keamanan, dan kesehatan pasien akan meningkat.


(20)

2

Menurut Arif (2013) selaku kepala pelayanan medik dan keperawatan RS

PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II menyatakan bahwa praktek personal

hygiene ternyata masih belum terlaksana maksimal. Perawat hanya memberikan

praktek personal hygiene ketika keadaan pasien telah kotor. Padahal sejatinya

pasien harus diberikan intervensi secara rutin, seperti halnya mandi yang dilaksanakan 2x1 per hari (Nurmina, 2012). Adanya kendala tidak tercukupinya

fasilitas dan belum adanya alat yang praktis menunjang praktek personal hygiene

pasien menjadi kendala yang besar (Sentosa dan Wahjudi, 2012). Padahal, apabila personal hygiene jika tidak dipenuhi, maka akan menyebabkan tingginya risiko

infeksi aliran darah (bloodstream infection) oleh kuman. Jumlah kuman yang

meningkat akan memperburuk kondisi pasien kritis dan menimbulkan komplikasi organ hingga kematian (Achmad, 2014).

Beberapa rumah sakit di Yogyakarta seperti RS PKU Unit I, RS PKU Unit II, Panti rapih dan Sarjito masih menggunakan peralatan standar dalam pemberian personal hygiene. Perawat perlu menyiapkan berbagai peralatan seperti ember, waslap, perlak, dan lainnya. Kondisi peralatan yang tidak efisien tersebut

membuat perawat enggan melakukan tindakan personal hygiene. Meski sudah

terdapat penelitian pembuatan alat personal hygiene khususnya keramas, namun

pemasarannya belum dikembangkan.

Penelitian terdahulu telah dilaksanakan oleh (Sentosa dan Wahjudi, 2012)

dan (Yolanda, 2013). Kedua penelitian tersebut menyebutkan bahwa “alat

keramas keramas portabel” memang murah, ringan, kuat, dan mudah dalam

pembuatan serta materialnya (Sentosa dan Wahjudi, 2012). Namun alat sebelumnya masih memiliki beberapa kelemahan seperti masih sulit dalam pengoprasionalannya, tidak bisa diatur tinggi dan rendahnya sehingga tidak bisa disesuaikan dengan berbagai ukuran ketinggian tempat tidur pasien, tidak ada pengolahan limbah sehingga tidak ramah lingkungan, hanya terbatas pada penggunaan keramas pasien, dan bahkan pasien yang menggunaan alat ini juga


(21)

3

masih harus berpindah tempat untuk melakukan keramas (Yolanda, 2013). Dengan adanya berbagai kekurangan pada alat tersebut, maka kami membuat sebuah inovasi untuk meningkatkan fungsi alat dan kinerja perawat.

Berdasarkan latar belakang di atas, digagaslah sebuah ide untuk membuat

sebuah desain alat personal hygiene multifungsi yang dinamakan dengan

PENTOOL. Dengan adanya alat ini diharapkan akan meningkatkan kinerja perawat dan kepuasan pasien dirumah sakit.

1.2Rumusan Masalah

Insidensi pasien dengan gangguan pemenuhan Activities of Daily Living

(ADL) semakin meningkat dari waktu ke waktu. Pasien mengalami ketergantungan minimal hingga total sehingga memerlukan bantuan perawat

dalam pemenuhan personal hygienenya.Pemenuhan personal hygiene akan

menunjang penyembuhan pasien. Namun pada praktik personal hygiene meliputi

bathing (mandi), hair washing (mencuci rambut), nail care (perawatan kuku

tangan dan kaki), oral hygiene (perawatan mulut dan gigi), perineal care

(perawatan alat vital), hand hygiene (mencuci tangan) dan lainnya belum

terlaksana maksimal akibat kurangnya fasilitas penunjang.. Dengan adanya alat PENTOOL maka dapat meningkatkan kinerja perawat.

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian menjadi terarah dan memberikan penjelasan terhadap permasalahan yang dibahas maka perlu diadakan batasan masalah. Dalam

penelitian ini batasan masalahnya berupa perancangan bak keramas pasien bed

rest , sistem penggerak bak keramas , sistem water heater , sistem filterisasi


(22)

4

1.4Tujuan.

Tujuan dari desain ini adalah merancang alat personal hygiene tool

(PENTOOL) yang bisa digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari pasien seperti keramas, perawatan kuku tangan dan kaki, perawatan

mulut dan gigi, mencuci tangan dan perawatan luka pada pasien bed rest guna

menunjang pemenuhan personal hygiene pasien di rumah sakit perancangan yang

dilakukakn meliputi bak keramas pasien bed rest , sistem penggerak bak keramas,

sistem water heater , sistem filterisasi pengolahan limbah dan kerangka

1.5Luaran yang diharapkan.

Luaran yang diharapkan yaitu menghasilkan model desain Personal Hygiene

dan mendapatkan hak paten untuk alat tersebut sehingga menjadi alternatif dalam memudahkan kerja perawat khususnya dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari

pada pasien bed rest.

1.6Manfaat Alat PENTOOL

Memudahkan perawat dalam memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari pada

pasien bed rest guna meningkatkan personal hygiene dan mutu pelayanan di


(23)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1Tinjauan Pustaka

Personal hygiene merupakan konsep dasar dari kebersihan, penampilan,

dan langkah awal untuk kesehatan yang lebih baik (Hassan, 2012). Personal

hygiene mencakup kebiasaan yang berbeda yaitu, bathing (mandi), hair washing (mencuci rambut), nail care (perawatan kuku tangan dan kaki), oral hygiene (perawatan mulut dan gigi), perineal care (perawatan alat vital), hand hygiene (mencuci tangan), dan lainnya (Sorrentino dan Remmert, 2011).

Praktik personal hygiene yang baik akan menjadi penghalang penting bagi

bakteri, virus dan jamur masuk dalam tubuh. Namun, jika praktik personal

hygiene tidak terpenuhi, maka risiko terkena penyakit menular, termasuk

penyakit fekal-oral semakin meningkat (Hassan, 2012). Untuk mencapai

manfaat dari personal hygiene tersebut, peningkatan kebersihan harus

dilakukan bersamaan dengan perbaikan dalam penyediaan fasilitasi berupa peralatan penunjang, air dan sanitasi, dan diintegrasikan dengan intervensi lain, seperti meningkatkan gizi dan meningkatkan pendapatan (WHO, 2007).

Kebutuhan dasar sehari-hari pada pasien bed rest didefinisikan sebagai

serangkaian kegiatan yang diperlukan untuk perawatan diri yang normal

seperti: kegiatan personal hygiene, berpakaian, makan, transfer atau mobilitas

tidur, penggerak dan kontrol usus dan kandung kemih,pasien dikatakan memerlukan bantuan dalam pemenuhan kebutuhan dasar sehari-harinya apabila secara mental dan fisik mengalami gangguan seperti gangguan kognitif, cacat fungsional, masalah kesehatan fisik, atau keselamatan, sehingga berisiko terhadap keamanan untuk individu. Apabil kebutuhan dasar sehari-hari pasien tidak dipenuhi perawat, maka sebuah situasi negatif dapat terjadi (Bonsdorff, 2009).


(24)

6

Desain produk penunjang pemenuhan personal hygiene yaitu alat keramas

dan mandi portable telah dirancang oleh Sentosa dan Wahjudi (2012). Konsep alat mandi ini dikemas dengan cara dilipat dan dapat di satukan dengan alat keramas. Dengan adanya alat ini, pasien tidak perlu berpindah tempat saat melakukan perawatan. Alat personal hygiene buatan mahasiswa Institut

Teknologi Bandung ini terbuat dari dua bahan yaitu fiberglass dan terpaulin.

Bahan fiberglass digunakan pada tangki air dan alat keramasnya, sedangkan

bahan terpaulin di gunakan untuk alas mandi pasien. Untuk menggabungkan

kedua alat tersebut dibutuhkan troli dengan ketinggian 76.2 cm. Penggunaan warna hijau pada alat ini melambangkan kesegaran, muda dan berkembang. Namun, adanya komponen alat yang masih harus dipasang satu persatu, memerlukan banyak waktu untuk perangkaiannya. Selain itu, alat ini juga tidak dilengkapi dengan pemanas air dan pengatur suhu. Bahkan sistem yang digunakan untuk mengalirkan air dari tangki menuju shower menggunakan cara sederhana yaitu air di tangki yang letakknya lebih tinggi akan mengalirkan air ke tempat yang lebih rendah.

Yolanda (2013) juga membuat alat keramas portable, tetapi tidak selengkap alat buatan (Sentosa dan Wahjudi, 2012). Alat keramas yang dibuat

Yolanda sangat sederhana dengan bahan dasar alumunium untuk kerangkanya

dan drum plastik bekas untuk tangki penampung air bersih dan air kotor. Sistem yang digunakan untuk mengalirkan air dari tangki menuju shower menggunakan pompa yang bisa diatur tekanan airnya. Namun kelemahan alat keramas tersebut pasien masih harus berpindah tempat untuk melakukan keramas dan tidak ada pemanas air untuk mengatur suhunya.


(25)

7

2.2. Pneumatic

2.2.1. Pengertian Pneumatic

Pneumatic merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang bergerak, keadaan-keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat keseimbangan. Orang pertama yang dikenal dengan pasti telah

menggunakan alat pneumatic adalah orang Yunani bernama Ktesibio.

Dengan demikian istilah pneumatic berasal dari Yunani kuno yaitu pneuma

yang artinya hembusan (tiupan). Bahkan dari ilmu filsafat atau secara philosophi istilah pneuma dapat diartikan sebagai nyawa. Dengan kata lain pneumatik berarti mempelajari tentang gerakan angin (udara) yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga dan kecepatan.

Pneumatik merupakan cabang teoritis aliran atau mekanika fluida dan tidak hanya meliputi penelitian aliran-aliran udara melalui suatu sistem saluran,

yang terdiri atas pipa-pipa, selang-selang, gawai (device) dan sebagainya,

tetapi juga aksi dan penggunaan udara mampat. Udara yang dimampatkan adalah udara yang diambil dari udara lingkungan yang kemudian ditiupkan secara paksa ke dalam tempat yang ukurannya relatif kecil.

Pneumatic dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam industri (khususnya dalam teknik mesin)merupakan ilmu pengetahuan dari semua proses mekanis dimana udara memindahkan suatu gaya atau suatu gerakan. Dalam pengertian yang lebih sempit pneumatik dapat diartikan sebagai

teknik udara mampat (compressed air technology).

Sedangkan dalam pengertian teknik pneumatik meliputi:

alat-alat penggerakan,pengukuran,pengaturan,pengendalian,penghubungan dan perentangan yang meminjam gaya dan penggeraknya dari udara mampat. Dalam penggunaan sistem pneumatik semuanya menggunakan udara sebagai fluida kerja dalam arti udara mampat sebagai pendukung, pengangkut, dan pemberi tenaga.

Pneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang bergerak, keadaan-keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat


(26)

8

keseimbangan. Perkataan pneumatik berasal bahasa Yunani “ pneuma

yang berarti “napas” atau “udara”. Jadi pneumatik berarti terisi udara atau

digerakkan oleh udara mampat. Pneumatik merupakan cabang teori aliran atau mekanika fluida dan tidak hanya meliputi penelitian aliran-aliran udara melalui suatu sistem saluran, yang terdiri atas pipa-pipa, selang-selang, gawai dan sebagainya, tetapi juga aksi dan penggunaan udara mampat.

Pneumatik menggunakan hukum-hukum aeromekanika, yang menentukan keadaan keseimbangan gas dan uap (khususnya udara

atmosfir) dengan adanya gaya-gaya luar (aerostatika) dan teori aliran

(aerodinamika). Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam industri merupakan ilmu pengetahuan dari semua proses mekanik dimana udara memindahkan suatu gaya atau gerakan. Jadi pneumatik meliputi semua komponen mesin atau peralatan, dalam mana terjadi proses-proses pneumatik. Dalam bidang kejuruan teknik pneumatik dalam pengertian yang lebih sempit lagi adalah teknik udara mampat (udara bertekanan).

2.2.2 Komponen pneumatik

Gambar 2.1. Komponen-Komponen Pneumatik (Sumber : http://www.pneumaticparts.com , 2010)


(27)

9

Dalam menggunakan aplikasi sistem pneumatik sangat penting untuk kita memilih komponen-komponen yang tepat, komponen-komponen pneumatik dibagi atas beberapa bagian yaitu (Krist, T , 1993)

a. Sumber energi (Energy supply) seperti compressor, tangki udara

(Reservoir), unit penyiapan udara, unit penyalur udara dan lain-lain.

b. Actuator, seperti silinder kerja tunggal, silinder kerja ganda dan lain-lain.

c. Elemen kontrol, seperti katup jenis 5/2, 3/2, Flow Regulator, dan

lain-lain.

d. Elemen masukan, seperti sensor, tombol pedal, roller dan

sebagainya.

1. Sumber energi

Pada sistem pneumatik, sumber energi didapatkan dari udara, dalam penelitian ini nantinya didapatkan dari kompresor. Kompresor berfungsi untuk menampung udara yang ada sehingga udara tersebut nantinya dapat digunakan untuk sumber energi sistem pneumatik.

Prinsip kerja dari sumber energi pada sistem pneumatik adalah udara dimampatkan sehingga udara yang ada berkumpul dan mempunyai energi untuk menggerakkan sistem pneumatik tersebut.

Komponen-komponen yang digunakan untuk mendapatkan udara mampat antara lain, kompresor sebagai penghasil udara mampat, tangki udara sebagai penyimpan udara, unit persiapan udara untuk mempersiapkan udara mampat dan unit penyalur udara untuk menyalurkan udara mampat kepada komponen-komponen pneumatik.

2. Aktuator ( actuator )

Merupakan salah satu output sistem, dalam hal ini adalah sistem

pneumatik. Pada penelitian ini nantinya akan menggunakan beberapa komponen-komponen sistem pneumatik, seperti:


(28)

10

Pada silinder ini pergerakan maju dan mundurnya diatur dengan sumber angin yang dimampatkan pada bagian lubang atau belakangnya.

Bila sumber angin dimasukkan melalui lubang dibagian belakang silinder, maka torak akan bergerak maju dan angin akan keluar melalui lubang bagian depan silinder. Kondisi ini biasa dikatakan

dengan posisi extend

Demikian sebaliknya, jika sumber angin dimasukkan melalui lubang depan, maka torak akan bergerak mundur dan angin akan keluar melalui lubang bagian belakang silinder. Kondisi ini biasa

dikatakan kondisi Retract.

Gambar 2.2. Silinder Kerja Ganda

b. Katup pneumatik

Adalah sebagai komponen pengatur secara mekanik dari pergerakan silinder baik kondisi torak maju atau pun mundur.

3. Elemen kontrol

Merupakan komponen pneumatik yang digunakan untuk

mengendalikan aliran udara yang masuk dan keluar, tekanan atau tingkat

aliran (flow rate) dari udara mampat yang akan disalurkan kepada

komponen-komponen pneumatik lain sebagai input atau pada actuator.

Elemen control dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:

a. Katup satu arah (non-return valves)

b. Katup kontrol aliran ( flow control valves)


(29)

11

Katup satu arah (non-return valves) merupakan suatu komponen

pneumatik yang berfungsi untuk melewatkan sinyal pneumatik dari satu sisi dan menghambat sinyal yang datang dari sisi yang lain.

Katup kontrol aliran (flow control valves) merupakan komponen

pneumatik yang berfungsi untuk mengatur besarnya volume udara mampat

yang ingin dialirkan baik satu arah maupun dua arah, sehingga kecepatan silinder dapat diatur sesuai kebutuhan. Dilihat dari arah aliran katup

pengontrol aliran dibedakan menjadi dua jenis, yaitu throttle valve (dua

arah) dan one-way flow control (satu arah).

Katup kontrol tekanan merupakan komponen pneumatik yang berfungsi untuk memanipulasi tekanan udara mampat dan juga komponen ini dapat bekerja dengan udara mampat yang telah dimanipulasi.

Katup 5/2 merupakan katup yang memiliki 5 lubang dan 2 pergerakan secara mekanik yaitu gerakan mekanik yang menentukan silinder dalam kondisi maju atau silinder dalam kondisi mundur.

Gambar 2.3 Ilustrasi Cara Kerja Katup 5/2

Rincian kondisi gambar pertama pada gambar diatas yaitu lubang 1 sebagai sumber angin masuk dari kompresor menuju lubang 2 untuk kemudian dialirkan ke lubang silinder bagian depan yang akan menyebabkan silinder bergerak mundur yang mengakibatkan angin keluar melalui lubang silinder bagian belakang dan masuk ke lubang katup 4 kemudian dikeluarkan melalui lubang 5, dan lubang 3 dimampatkan.


(30)

12

Rincian kondisi gambar kedua pada gambar diatas yaitu lubang 1 sebagai sumber angin masuk dari kompresor menuju lubang 4 untuk kemudian dialirkan ke lubang silinder bagian belakang yang menyebabkan silinder bergerak maju yang mengakibatkan angin keluar melalui lubang silinder bagian depan dan masuk ke lubang katup 2 kemudian dikeluarkan melalui lubang 3 dan lubang 5 dimampatkan.

4. Elemen masukan (input element)

Elemen masukan adalah komponen yang menghasilkan suatu besaran atau sinyal yang diberikan kepada sistem sebagai masukan untuk menjalankan sistem kepada langkah sistem berikutnya. Elemen pneumatik

terdiri dari switch dan sensor. Seperti tombol, tuas, pedal, roller, dan

sebagainya.

Sensor yang digunakan dalam pneumatik terdiri dari:

a. Sensor proximity adalah sensor yang aktif tanpa kontak langsung

dengan actuator yang terdiri dari:

1. Sensor kapasitif mendeteksi ada atau tidaknya suatu benda. Simbolnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.4 Sensor Kapasitif.

2. Sensor induktif mendeteksi benda yang terbuat dari logam. Simbolnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.


(31)

13

Gambar 2.5 Sensor Induktif

3. Sensor optic untuk mendeteksi warna suatu benda berdasarkan pantulan yang dihasilkan. Untuk benda yang berwarna hitam maka pantulan yang dihasilkan hampir tidak ada, sedangkan benda lain dilihat berdasarkan terang gelapnya. Simbolnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.6 SensorOptic

4. Sensor magnetik untuk mendeteksi benda yang memiliki unsur magnetik.

b. Sensor non-proximity adalah sensor yang berhubungan langsung

dengan actuator. Salah satu contoh sensor non proximity yaitu roller


(32)

14

seperti saklar biasa ). Simbolnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.7 Roller Switch

Komponen pneumatik beroperasi pada tekanan 8 s.d. 10 bar, tetapi dalam praktik dianjurkan beroperasi pada tekanan 5 s.d. 6 bar untuk penggunaan yang ekonomis.

1. Beberapa bidang aplikasi di industri yang menggunakan media pneumatik dalam hal penangan material adalah sebagai berikut :

a. Pencekaman benda kerja b. Penggeseran benda kerja c. Pengaturan posisi benda kerja d. Pengaturan arah benda kerja 2. Penerapan pneumatik secara umum :

a. Pengemasan (packaging) b. Pemakanan (feeding) c. Pengukuran (metering)

d. Pengaturan buka dan tutup (door or chute control) e. Pemindahan material (transfer of materials)

f. Pemutaran dan pembalikan benda kerja (turning and inverting of parts)

g. Pemilahan bahan (sorting of parts)

h. Penyusunan benda kerja (stacking of components)


(33)

15

3. Susunan sistem pneumatik adalah sebagai berikut : a. Catu daya (energi supply)

b. Elemen masukan (sensors) c. Elemen pengolah (processors) d. Elemen kerja (actuators) 2.2.3. Simbol-Simbol Pneumatic

Katup kontrol arah ( KKA ) adalah alat atau instrumentasi pneumatic

yang berfungsi sebagai switch atau saklar aliran udara. saklar yang

diaplikasikan memiliki banyak sistem, diantaranya memakai coil selenoid,

penggerak tangan atau mekanik lain. KKA(katup kontrol arah) juga difungsikan sebagai serangkaian fungsi logika atau timer pneumatik atau Penggambaran simbol KKA pada sistem peumatik. Cara membaca simbol katup penghubung pneumatik sebagai berikut :

Tabel 2.1. Simbol Katup Kontrol Arah Penghubung. (Sumber : krist T , 1993) Lambang

gambar

Penjelasan

Kotak menunjukan posisi saklar katup

Jumlah Kotak menunjukan jumlah posisi saklar.

Contoh : jumlah kotak 2 jadi kemungkinan saklar pada posisi on dan off

Jumlah kotak menunjukan jumlah posisi saklar.

Contoh : jumlah kotak 2 jadi kemungkinan saklar pada posisi 1 0 2 Dimana pada kedudukan ditengah merupakan kedudukan diam (DIN)


(34)

16

Garis blok menunjukan garis tertutup

Garis diluar kotak menunjukan saluran masuk dan saluran keluar

pada posisi gambar awal.

Garis diluar menunjukan keluar masuk aliran sedangkan panah menunjukan arah jalan dan arah aliran.

Tiga Garis didalam menunjukan pintu aliran tertutup.

a. Symbol katup control arah sebagai berikut :


(35)

17

b. Penomoran pada lubang.

Sistem penomoran yang digunakan untuk menandai KKA sesuai dengan DIN ISO 5599.Sistem huruf terdahulu digunakan dan sistem penomoran dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 2.2. Sistem Penomoran pada Lubang (Sumber : Krist T , 1993)

Lubang sambungan DIN ISO

5699

System huruf

Lubang tekanan (masukan) 1 P

Lubang keluaran 2.4 B.A

Lubang pembuangan (katup 3/2) 3 R

Lubang pembuangan (katup 5/2) 5.3 R.S Saluran pengaktifan :

Membuka aliran 1 ke 2 (katup 3/2) 12 Z Membuka aliran 1 ke 2 (katup 5/2) 12 Y Membuka aliran 1 ke 4 (katup 5/2) 14 Z

c. Metode Pengaktifan.

Metode Pengaktifan KKA bergantung pada tugas yang diperlukan,jenis pengaktifan bervariasi,seperti secara mekanis,pneumatic,elektrik dan kombinasi dari semuannya. simbol metode pengaktifan diuraikan dalam standar DIN 1219 berikut ini :


(36)

18


(37)

19

Table 2.4. Simbol Pengaktifan KKA Pneumatic,Listrik dan Kombinasi (sumber : Krist T , 1993)

d. Actuator cylinder

Actuator cylinder adalah katup yang digunakan untuk menggerakan beban

berat 2 tipe yaitu single action dan double action. Dimana single action

pergerakan batang actuatornya setengah dilakukan oleh pegas,sedangkan double action dua pergerakan keluar dan kedalam sama-sama dilakukan oleh pneumatic.


(38)

20

Gambar 2.9. Actuator Kerja Ganda (sumber : www.directindustry.com , 2009)

Berikut ini tabel jenis cylinder lengkap.


(39)

21

e. Check Valve

Merupakan valve dengan mekanisme nonreturn, sistem pegas dan katupnya

hanya memperbolehkan aliran udara lewat dengan satu arah saja. Check

valve ini banyak digunakan pada rangkaian pengaman pneumatic. Symbol dari chek valve adalah sebagai berikut :

Tabel 2.6. Simbol dari Chek Valve (Sumber :Krist T , 1993)

Contoh chek valve adalah sebagai berikut:


(40)

22

Valve aplikasi khusus yaitu valve OR, valve AND,valve quick exhaust, flow control valve, regulator control valve

1. valve OR memiliki fungsi kerja OR dimana bila salah satu inputnya aktif

maka output akan aktif

2. valve AND memiliki fungsi kerja AND dimana mengharuskan semua inputnya aktif untuk mengaktifkan output

3. valve quick exhaust untuk melakukan pembuangan udara yang cepat bila input tanpa udara

4. flow control valve digunakan untuk mengatur aliran udara yang masuk ke dalam jalur pneumatik.

5. regulator control valve, berfungsi sama dengan flow control valve tetapi

memiliki tambahan mekanisme non return valve


(41)

23

f. Sistem sumber udara pneumatic merupakan perangkat yang menghasilkan

udara pneumatik berserta perangkat yang ada pada jalur udara pneumatic.

1. Penyedia udara atau kompressor adalah mesin yang menghasilkan udara

pneumatik dengan tekanan kerja yang dipakai dalam sistem pneumatik (2,5 ~ 7 bar)

2. Tangki atau pengumpul udara atau header berupa sistem pengumpul

udara pneumatic (storage) sementara sebelum distribusi

3. Filter digunakan untuk menyaring udara pneumatik dari kotoran.

Penyaring filter ini disesuaikan dengan kebutuhan udara pneumatik

4. Driyer atau pengering digunakan untuk mengeringkan udara pneumatik dari uap air

5. Pemisah air, sistem pemisah air ini biasanya dibuat dalam suatu sistem

yang lengkap dengan pressure regulator. Digunakan untuk memisahkan kadar air dalam udara pneumatik

6. Sistem pelumas, digunakan untuk aplikasi kusus terhadap instrumentasi

pneumatic

7. Meter pneumatic /manometer berupa indikator tekanan pada suatu jalur

atau tangki pneumatic

8. Sumber tekanan berupa terminal dari suatu header atau jalur lain


(42)

24


(43)

25

2.2.4. Perhitungan Pneumatik.

a. Analaisa aliran fluida.

Gambar 2.11. Analisa Aliran Fluida (Sumber : Hidayat T,2014) Aliran fluida yang melewati saluran yang memiliki perbedaan luas penampang contoh pada gambar 2.19 simbol A1 dan A2 debit udara akan tetap , namun kecepatannya akan berubah sebanding dengan perubahan luas penampangnnya sehingga ditentukan oleh rumus dibawah ini :

Q1 = Q2 , sehingga V1 = A2 V2 A1

Atau untuk menentukan debit aliran fluida ditentukan dengan rumus : Q(m3/dtk) = A (m2) . V (m/dtk)

Dimana :

Q : debit aliran (m3/dtk). A : Luas permukaan (m2) V : kecepatan (m/dtk)


(44)

26

b. Analisa kecepatan torak.

Kecepatan torak dapat diatur dengan katuppengontrol aliran

dan dapat ditingkatkan dengan katup pembuang cepat yang

dipasang pada sistem kontrol tersebut atau dengan perhitungan cara perhitungan dibawah ini:

Vmaju = Q/A ; Vmundur = Q/An Dimana :

V : kecepatan torak (m/s) Q : debit aliran udara (ltr/mnt) A : A-Ak (m²)

Kecepatan rata-rata torak tergantung dari gaya luar yang melawan torak (beban) yang terdiri dari gerakan maju dan gerakan mundur serta ukuran lubang aliran yang dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.12. Analisa Kecepatan torak. (Sumber : Hidayat T,2014)


(45)

27

c. Gaya piston

Gaya (F) efektif piston mempunyai dua arah yaitu maju dan mundur seperti pada gambar dibawah ini.

2.13. Analisis Gaya Piston (Sumber : Hidayat T,2014)

1. Gaya efektif piston saat maju dapat dihitung dengan rumus :

Fa = A x Pe (Didactis F, Pneumatics, TP 101)

Dimana :

A : Luas permukaan silinder pneumatic (m²) Pe : Tekanan kerja untuk pneumatic (N/m²)

2. Gaya efektif piston saat Mundur dapat dihitung dengan rumus :

Fa = A x Pe (Didactis F, Pneumatics, TP 101)

Dimana :

A : Luas permukaan silinder pneumatic (m²) Pe : Tekanan kerja untuk pneumatic (N/m²)

d. Udara yang diperlukan.

Untuk menentukan berapa debit udara yang diperlukan untuk

menggerakan silinder piston gerak maju dan mundur dapat dilihat pada gambar dan perhitungan dibawah ini :


(46)

28

Gambar 2.14. Analisis Debit Udara yang Dibutuhkan. (Sumber : Hidayat T,2014)

Dimana :

S : Langkah torak (m) Pe : Tekanan (N/m²) A : Luas Penampang (m²) An : A – Ak (m²)

Ak : Luas batang piston (m²) n : Banyaknya langkah (menit)

e. Perubahan tekanan.

Pada penampang yang berbeda terjadi perubahan tekanan yang dapat dilihat pada gambar 2.2 atau dihitung dengan rumus dibawah :

Gambar 2.15. Perubahan Tekanan pada Penampang yang Berbeda. (Sumber : Hidayat T,2014)


(47)

29

Pe2 = Pe1 . A1 .Ƞ

A2

Dimana :

Pe1 : Tekanan awal (N/m2)

Pe2 : Tekanan akhir (N/m2)

A1 : Luas penampung 1

A2 : Luas penampang 2

f. Perencanaan silinder penumatik.

Untuk menghitung berapa besar diameter silinder pneumatik yang digunakan dengan menggunakan rumus dibawah ini :

………. (FESTO : 5)

dimana : F : gaya (N) R : Gesekan (N)

p : Tekanan kerja untuk pneumatik (N/m²)

2.3. Water Heater

Water Heater Tenaga Listrik adalah sebuah alat pemanas air otomatis yang memakai sumber listrik bertegangan 220 V yang memanfaatkan

elemen pemanas sebagai pemanas air dan thermostat sebagai sensor panas

atau suhu dimana besar suhu dapat diatur oleh pemakai sesuai keinginan. Water hater adalah suatu alat yang digunakan untuk menghasilkan energi kalor yang digunakan untuk memanaskan air dalam tabung pemanas.Kalor disini dihasilkan oleh elemen pemanas 1000W yang kemudian digunakan untuk memanaskan tabung stainless pemanas untuk mengkonveksi panas ke

air. Menggunakan (ELCB) earth leakage circuit breaker atau istilah lain

saklar pengaman arus sisa untuk mengamankan jika terjadi arus bocor dan thermostat untuk mengatur suhu yang diinginkan pada air.


(48)

30

a. Keunggulan

1. Apabila terdapat kebocoran arus, semua rangkaian akan nonaktif karena

dilengkapi dengan (ELCB) earth leakage circuit breaker dan lampu

indikator trouble sebagai tanda, sehingga keamanan pengguna terjamin

dengan ratting arus bocor 30 mA.

2. Terdapat pengatur suhu dimana pengguna dapat mengatur tingkat panas

air (suhu) sesuai kebutuhan pengguna (30° ± 110° Celcius)

3. Air tidak cepat dingin karena didalam tabung suhu panasnya terjaga.

4. Tidak akan terjadi Over Heating pada air.

5. Output air dapat diatur sesuai keinginan para pengguna antara air panas

dan air dingin (percampuran air).

b. Kekurangan

1. Tergantung dari sumber listrik

2. Daya listrik yang digunakan relative besar

3. Harganya relative mahal

Gambar 2.16 Skema Rangkauan Water Heater


(49)

31

2.4. Pengolahan Limbah

Media filter karbon aktif (Activated Carbon), Media filter karbon

aktif salah satu media yang digunakan untuk menjernihkan air dan menghilangkan bau. Karbon aktif atau sering juga disebut sebagai arang aktif, adalah suatu jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar. Hal ini bisa dicapai dengan mengaktifkan karbon atau arang tersebut. Hanya dengan satu gram dari karbon aktif, akan didapatkan suatu material yang memiliki luas permukaan kira-kira sebesar 500 m2 (didapat

dari pengukuran adsorpsi gas nitrogen). Biasanya pengaktifan hanya

bertujuan untuk memperbesar luas permukaannya saja, namun beberapa usaha juga berkaitan dengan meningkatkan kemampuan adsorpsi karbon aktif itu sendiri.

Karbon aktif adalah karbon padat yang memiliki luas permukaan yang cukup tinggi berkisar antara 100 sampai dengan 2000 m2/g. Bahkan ada peneliti yang mengklaim luas permukaan karbon aktif yang dikembangkan memiliki luas permukaan melebihi 3000 m2/g. Bisa dibayangkan dalam setiap gram zat ini mengandung luas permukaan puluhan kali luasan

lapangan sepak bola. Hal ini dikarenakan zat ini memiliki pori – pori yang

sangat kompleks yang berkisar dari ukuran mikro dibawah 20 A

(Angstrom), ukuran meso antara 20 sampai 50 Angstrom dan ukuran makro

yang melebihi 500 A (pembagian ukuran pori berdasarkan IUPAC). Sehingga luas permukaan disini lebih dimaksudkan luas permukaan

internal yang diakibatkan dari adanya pori – pori yang berukuran sangat

kecil.

Karena memiliki luas permukaan yang sangat besar, maka media filter karbon aktif sangat cocok digunakan untuk aplikasi yang

membutuhkan luas kontak yang besar seperti pada bidang adsorpsi

(penjerapan), dan pada bidang reaksi dan katalisis. Contoh yang mudah dari karbon aktif adalah yang banyak dikenal dengan sebutan norit yang


(50)

32

digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan. Prinsip kerja norit

adalah ketika masuk kedalam perut dia akan mampu menjerap bahan –

bahan racun dan berbahaya yang menyebabkan gangguan pencernaan. Kemudian menyimpannya didalam permukaan porinya sehingga nantinya keluar nantinya bersama tinja. Secara umum karbon aktif ini dibuat dari bahan dasar batu bara dan biomasa. Intinya bahan dasar pembuat karbon aktif haruslah mengandung unsur karbon yang besar.

Gambar 2.17 Skema Pengolahan Air Limbah (sumber : http://platika-vet.blogspot.com , 2011)

2.5. Rangka

Beban adalah beratnya benda atau barang yang didukung oleh suatu konstruksi atau bagan beban dan dapat dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:


(51)

33

a. Beban statis.

Beban statis berat suatu benda yang tidak bergerak dan tidak berubah beratnya. Beratnya konstruksi yang mendukung itu termasuk beban mati dan disebut berat sendiri dari pada berat konstruksi.

b. Beban dinamis.

Bebab dinamis adalah beban yang berubah tempatnya atau berubah beratnya. Sebagai contoh beban hidup yaitu kendaraan atau orang yangberjalan diatas sebuah jembatan, tekanan atap rumah atau bangunan.

Pada beban dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu:

a. Beban terpusat atau beban titik.

Beban yang bertitik pusat di sebuah titik, misal: orang berdiri diatas pilar pada atap rumah.

b. Beban terbagi.

Pada beban ini masih dikatakan sebagai beban terbagi rata dan beban segitiga. Beban terbagi adalah beban yang terbagi pada bidang yang cukup luas.

Dalam perhitungan kekuatan rangka akan diperhitungkan gaya-gaya luar dan gaya-gaya-gaya-gaya dalam untuk mengetahui reaksi yang terjadi, sebagai berikut:

1. Gaya-gaya luar.

Gaya-gaya luar adalah muatan dan reaksi yang menciptakan kestabilan kontruksi. Pada suatu kantilever (batang) apabila ada muatan yang diterapkan maka akan terdapat gaya reaksi yang timbul pada tumpuan. Pada kasus statik tertentu persamaan dari kesetimbangan,


(52)

34

Gambar 2.18 Reaksi Gaya pada Rangka (Sumber: Popov, 1999)

2. Gaya-gaya dalam

Gaya-gaya dalam adalah gaya yang merambat dari beban yang tertumpu pada konstruksi yang menimbulkan reaksi gaya. Hal ini apabila ada muatan maka ada reaksi yang terjadi, yaitu:

a. Gaya normal(N), merupakan gaya yang melawan muatan dan

bekerja sepanjang sumbu batang.

b. Gaya lintang(L), merupakan gaya yang melawan muatan dan


(53)

35

c. Momen lentur(M),merupakan gaya perlawanan dari muatan

sebagai penahan lenturan yang terjadi pada balok atau penahan terhadap lengkungan.

Tanda-tanda yang digunakan pada gaya-gaya dalam, sebagai berikut:

a. Gaya N positif (+) = gaya tarik, dan gaya N negative (-)

desak.

Gambar 2.19 Tanda untuk Gaya Normal (Sumber: Sidarta, 1984)

b. Gaya L positif (+) = patah dan searah dengan jarum jam

dan gaya L negative (-) = patah dan berlawanan arah dengan jarum jam.

Gambar 2.20 Tanda untuk Gaya lintang (Sumber: Sidarta, 1984)

c. Momen lentur (M) positif (+) = Sumbu batang

melengkung, ke atas dan Momen lentur (M) negative (-) = Sumbu batang melengkung ke bawah.

Melengkung keatas melengkung kebawah

Gambar 2.21 Simbol untuk Momen Lentur (Sumber: Sidarta, 1984)


(54)

36

3. Tumpuan.

Suatu konstruksi di rencanakan untuk suatu keperluan tertentu. Tugas utama suatu konstruksi adalah mengumpulkan gaya akibat beban yang bekerja padanya dan meneruskanya ke bumi. Agar dapat melaksanakan tugasnya maka konstruksi harus berdiri dengan kokoh. Suatu konstruksi akan stabil apabila diletakkan di atas pondasi atau tumpuan yang dirancang secara baik. Beberapa jenis tumpuan, yaitu:

a. Tumpuan sendi.

Sebuah batang dengan sendi di ujung batang. Tumpuan dapat meneruskan gaya tarik dan desak tetapi arahnya selalu menurut sumbu batang dan dari batang tumpuan hanya memiliki satu gaya.

Gambar 2.22. Tumpuan Sendi (Sumber: Sidarta, 1984)

b. Tumpuan rol atau geser.

Tumpuan rol meneruskan gaya desak tegak lurus bidang peletakannya.

Gambar 2.23 Tumpuan Rol (Sumber: Sidarta, 1984)


(55)

37

c. Tumpuan jepit.

Tumpuan yang dapat meneruskan segala gaya dan momen.

Jadi dapat mendukung gaya horizontal, gaya vertikal, dan

momen yang berarti mempunyai tiga gaya.

Gambar 2.24 Tumpuan Jepit (Sumber: Sidarta, 1984) 4. Profil L

Gambar 2.25. Baja Profil L (Sumber: Khurmi R.S., 1982)

Profil L adalah batang yang digunakan pada konstruksi, ada beberapa jenis profil yang digunakan pada pembuatan konstruksi mesin meliputi, profil L, profil I, profil U.

Keterangan:

a = panjang (mm)

b = lebar (mm)


(56)

38

5. Momen inersia balok besar dan kecil.

Momen inersia adalah momen yang terjadi pada batang yang ditumpu. Pada setiap batang dapat dihitung momen inersia yang terjadi, dengan menggunakan persamaan 2.8 di bawah ini.

6. Momen inersia batang.

Momen inersia batang adalah momen yang terjadi pada batang yang ditumpu. Pada setiap batang dihitung momen inersia yang terjadi, dengan menggunakan persamaan 2.9 dibawah ini.

7. Besar tegangan geser yang diijinkan.

Tegangan geser yang diijinkan lebih besar pada batang yang diijinkan,jika tegangan geser yang diijinkan lebih besar dari pada momen tegangan geser pada kontruksi maka kontruksi aman atau kuat menahan beban yang diterima. Pada besar tegangan geser yang diijinkan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.10 dibawah ini.


(57)

39

2.6. Kompresor.

Gambar 2.26. Kompresor (Sumber : Indoteknik.com , 2011)

Pemampat atau kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan fluida mampu mampat, yaitu gas atau udara. tujuan meningkatkan tekanan dapat untuk mengalirkan atau kebutuhan proses dalam suatu sistem proses yang lebih besar (dapat sistem fisika maupun kimia contohnya pada pabrik-pabrik kimia untuk kebutuhan reaksi). Secara umum kompresor dibagi menjadi dua jenis yaitu dinamik dan perpindahan positif.

a. Kompresor dinamik

1. Kompresor Sentrifugal

2. Kompresor Axial

b. Kompresor perpindahan positif (possitive displacement):

1. Kompresor Piston (Reciprocating Compresor)


(58)

40

b. Kompresor Piston Aksi Ganda

c. Kompresor Piston Diagfragma

2. Kompresor Putar

a. Kompresor Ulir Putar (Rotary Screw Compressor)

b. Lobe c. Vane d. Liquid Ring e. Scroll

c. Menghitung daya kompresor.

1. Debit kompresor.

Debit kompresor adalah jumlah udara yang harus dialirkan kedalam silinder pneumatik.

Debit dapat dihitung dengan cara :

Qs = (π/4) (ds))2 ( v ) (Hartono,1998)

Dimana:

Qs = Debit kompresor (l/min)

ds = diameter silinder

v = kecapatan piston direncanakan.

2. Daya Kompresor

Daya kompresor dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Ns = (Qs)(η tot) (Hartono,1998)

Dimana:

Ns = Daya kompresor (l/min)

Qs = Debit kompresor (l/dtk)

η tot = Effisiensi total = 0,8

d. Menentukan Motor Penggerak

Besarnya daya motor penggerak yang digunakan untuk menggerakkan kompresor adalah menyesuaikan kebutuhan daya


(59)

41

kompresor tersebut, maka daya penggerak dari kompresor ditentukan oleh rumas dibawah ini :

Nm = Nk / η ` (Krist T,1981)

dimana :

Nm : daya motor(kw)

Nk : daya kompresor (kw)


(60)

5


(61)

42 BAB III

METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Perancangan

.

Gambar 3.1 adalah diagram alir untuk perencanaan pembuatan Personal

hygiene tools ( PENTOOL) alat kebersihan diri multi fungsi sebagai upaya

membantu pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari pada pasien bed rest

sebagai berikut :

Mulai

Kebutuhan Alat

Perancangan Silinder Pengangkat Bak

 Perancangan Pneumatik.

 Perancangan Kompresor

 Penentuan Daya Motor Kompresor Perancangan Bak Keramas Pasien

Perancangan Sistem Penampung Air Bersih.

 Perancangan Bak Penampung Air.

 Perancangan Water Heater

 Pemilihan Pompa.

 Pemilihan Shower.

A

B


(62)

43

Gambar 3.1. Diagram alir perancangan alat Personal Hygiene Tools (PENTOOL)

Perancangan Pengolahan Air Limbah

 Perancangan Bak Penampung Air Limbah

 Perancangan Sistem Filterisasi

Perancangan Rangka

Alat Sesuai Rencana

Selesai

A

B

Perancangan Perlengkapan Umum

 Pemilihan Laci

 Pemilihan Bak Sampah

 Pemilihan Roda

 Pemilihan Tiang Pendorong

 Pemilihan Tiang Infus

Hasil Perancangan Alat PENTOOL.

 Bak keramas berdimensi 1100 mm x 450 mm x 120 mm dengan massa 4.030 kg.

 Pneumatik menggunakan DNC-32-250-PPV-A.

 Bak penampung air bersih dan limbah berkapasitas 18 liter.

 Sistem water heater menggunakan thermostat DT7016.

 Sistem filterisasi menggunakan sapu ijuk,sabut kelapa dan arang aktif.


(63)

44

1. Kebutuhan Alat.

Pada proses ini perawat membutuhkan alat prototype agar

memudahkan kinerja mereka dalam personal hygiene terhadap pasien bed

rest. Personal hygiene adalah konsep dasar dari kebersihan, penampilan dan langkah awal untuk kesehatan lebih baik dan yang dibutuhkan perawat

adalah produk pernunjang personal hygiene terhadap pasien bed rest yaitu

bathing (mandi), hair washing (mencuci rambut), nail care (perawatan kuku

tangan dan kaki), oral hygiene (perawatan mulut dan gigi), perineal care

(perawatan alat vital), hand hygiene (mencuci tangan).

2. Perancangan Bak Keramas Pasien.

Pada perancangan bak keramas berfungsi sebagai tempat meletakan

kepala pasien bed rest sebagai fungsi utama yang berdimensi 1100 (mm) x

450 (mm) x 120 (mm) , ketika dilakukan proses personal hygiene yang

meliputi bathing (mandi),hair washing (mencuci rambut),nail care

(perawatan kuku tangan dan kaki),oral hygiene(perawatan mulut), hand

hygiene (mencuci tangan) dan perawatan luka. pada bagian bak keramas dibuat lubang pembuangan air sisa kebersihan (limbah) yang nantinnya akan dihubungkan kepengolahan air limbah dan akan ditampung di bak penampung air limbah.

3. Perancangan Silinder Pengangkat Bak.

a. Perancangan pneumatik.

Pada perancangan pneumatik ini menggunakan silinder kerja ganda

atau disebut juga dengan double acting cylinder yang nantinnya akan

mampu mengangkat serta menaik turunkan kerangka bagian atas atau bak


(64)

45

b. Perancangan kompresor.

Pada perancangan kompresor, kompresor berfungsi sebagai penampung udara yang mengalirkan udara ke silinder pneumatik dimana daya kompresor bisa memenuhi kebutuhan dalam suatu sistem proses pneumatik tersebut.

c. Penentuan daya motor penggerak kompresor.

Pada penentuan daya motor penggerak kompresor , besarnya daya motor penggerak yang digunakan menyesuaikan kebutuhan daya kompresor tersebut.

4. Perancangan Sistem Kebutuhan Air Bersih.

a. Perancangan bak penampung air bersih.

Bak penampung air bersih berfungsi sebagai penampungan air bersih yang dilengkapi dengan water heater dan lubang dibagian bawah yaitu lubang penghubung ke pompa yang akan memberikan tekanan dan mengalirkan air bersih kelubang bagian atas yaitu ke shower, ada juga lubang untuk pengisisan ulang air jika air di bak penampung sudah habis.

b. Perancangan water heater.

Perancangan water heater dipasang di bak penampung air bersih yang

berfungsi sebagai pemanas air yang dilengkapi dengan pengatur suhu air yang berada di dalam bak penampung, yang kemudian air tersebut akan

diberikan kepada pasien bed rest melalui shower. Suhu di sini disesuaikan


(65)

46

c. Pemilihan shower.

Pemilihan shower berfungsi untuk mengalirkan air yang ada

pada bak penampung air bersih ketubuh pasien

d. Pemilihan pompa.

Pemilihan Pompa air berfungsi untuk mendorong air yang terdapat pada bak penampung air bersih sehingga dapat mengalirkan air ke shower untuk disiramkan ke bagian tubuh tubuh pasien bed rest. 5.Perancangan Pengolahan Air Limbah

a. Perancangan bak penampung air limbah.

Perancangan bak penampung air limbah berfungsi sebagai penampung sisa-sisa air dari personal hygiene, bak ini terhubung dengan pengolahan limbah yang dilengkapi dengan lubang

pembuangan air limbah di bagian bawah dan lampu sinar ultraviolet

yang berfungsi membunuh bakteri dari air sisa zat personal hygiene

tersebut.

b. Perancangan sistem filterisasi.

Perancangan sistem filterisasi ini berfungsi untuk penyaringan limbah agar mengurangi pencemaran limhkungan yang disebabkan oleh air sabun sisa keramas pasien dan zat-zat yang membahayakan jika langsung berhubungan dengan permukaan tanah.


(66)

47

6. Perancangan Perlengkapan Umum

a. Pemilihan laci dan bak sampah.

Pemilihan laci tersebut berfungsi sebagai tempat untuk

penyimpanan alat-alat perawatan personal hygiene dan alat kebersihan

diri untuk pasien bed rest tersebut. Sedangkan bak sampah berfungsi

sebagai tempat pembuangan sisa-sisa sampah dari perawatan atau

kebersihan pasien bed rest tersebut.

b. Pemilihan tiang infus dan tiang pendorong.

Tiang Infus berfungsi sebagai penyangga infus untuk pasien

yanag sedang dalam keadaan bed rest , sedangkan Tiang Pendorong

berfungsi untuk memberikan gaya dorong pada alat PENTOOL agar memudahkan perawat mendorongnya

c. Pemilihan roda.

Roda berfungsi untuk menggerakkan alat PENTOOL agar memudahkan perawat untuk dibawa kemanapun dan mampu menahan beban sekitar 150 kg

7. Perancangan Rangka.

Perancangan rangka yang baik dan kuat pada alat PENTOOL ini memungkinkan untuk menahan beban dari alat yang terpasang.,kerangaka dibagi menjadi dua yaitu kerangka atas yang berfungsi sebagai penyangga bak keramas pasien yang berdimensi 750 (mm) x 450 (mm) x 100 (mm) dan kerangka bagian bawah yang berfungsi sebagai penyangga komponen utama yaitu silinder penyangga atau pneumatic, kompresor , bak penampung, laci dan bak sampah dari alat PENTOOL yang berdimensi 750 (mm) x 450 (mm) x 600 (mm).


(67)

48

3.2. Konstruksi Alat Personal Hygiene Tools (PENTOOL)

Gambar 3.2. Kontruksi alat personal hygiene tools (PENTOOL)

Keterangan gambar 3.2 adalah kontruksi alat personal hygiene tools yang dijelaskan

sebagai berikut :

1. Bak keramas pasien berfungsi sebagai tempat meletakan kepala pasien bed

rest sebagai fungsi utama ketika dilakukan proses personal hygiene yang

meliputi bathing (mandi),hair washing (mencuci rambut),nail care

(perawatan kuku tangan dan kaki),oral hygiene(perawatan mulut), hand

hygiene (mencuci tangan) dan perawatan luka dimana air akan disalurkan kebak penampung air limbah.

2. Tiang Infus berfungsi sebagai penyangga infus untuk pasien yanag sedang


(68)

49

3. Laci berfungsi untuk penyimpanan alat dan bahan perawatan kebersihan

pasien seperti (handuk,sabun,alkohol,sikat gigi,gunting,perban dan alat p3k lainnya)

4. Silinder penyangga berfungsi untuk menaik turunkan kerangka bagian atas

dan bak keramas pasien bed rest yang digerakan dengan proses pneumatik.

5. Bak Sampah berfungsi untuk membuang sisa-sisa dari alat dan bahan hair

washing dan wound care (diabetes ataupun luka yang lainnya)

6. Kompresor berfungsi untuk mengalirkan udara ke silinder pneumatik dimana

daya kompresor bisa memenuhi kebutuhan dalam suatu sistem proses pneumatik tersebut

7. Bak penampung air Limbah berfungsi sebagai penampung sisa-sisa air dari

personal hygiene.

8. Roda berfungsi untuk menggerakkan alat PENTOOL agar memudahkan

perawat untuk dibawa kemanapun

9. Pompa air berfungsi untuk mendorong air yang terdapat pada bak penampung

air bersih sehingga dapat mengalirkan air ke shower untuk disiramkan ke bagian tubuh tubuh pasien bed rest.

10.Water heater berfungsi untuk mengatur suhu sesuai dengan kebutuhan pada bak penampung air bersih.

11.Bak penampung air bersih berfungsi sebagai tempat air bersih ditampung

untuk digunakan pada pasien bed rest

12.Tombol On dan Off berfungsi untuk menghubungkan aliran listrik sesaat saja

saat ditekan dan setelah dilepas maka kembali lagi pada posisi off. 13.Shower berfungsi untuk mengalirkan air ketubuh pasien.

14.Tiang pendorong berfungsi untuk memberikan gaya dorong pada alat


(69)

50 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Kebutuhan Alat.

Pada proses ini perawat membutuhkan alat prototype agar

memudahkan kinerja mereka dalam personal hygiene terhadap pasien bed

rest. Personal hygiene adalah konsep dasar dari kebersihan, penampilan dan langkah awal untuk kesehatan lebih baik dan yang dibutuhkan perawat

adalah produk pernunjang personal hygiene terhadap pasien bed rest yaitu

bathing (mandi), hair washing (mencuci rambut), nail care (perawatan kuku

tangan dan kaki), oral hygiene (perawatan mulut dan gigi), perineal care

(perawatan alat vital), hand hygiene (mencuci tangan).

4.2. Perancangan Bak Keramas Pasien.

Gambar 4.1 Hasil perancangan bak keramas pasien dalam 3 (tiga) dimensi Dari hasil Gambar 4.1 perancangan bak keramas pasien berfungsi

sebagai tempat meletakan kepala pasien bed rest selain itu bak keramas ini

juga bisa berfungsi sebagai nail care (perawatan kuku tangan dan kaki), oral hygiene (perawatan mulut dan gigi), dan hand hygiene (mencuci tangan) . pada bagian kepala sudah disanggah dengan ketinggian yang sedikit lebih rendah dari ketinggian leher guna menyesuaikan tulang leher dan tempurung


(70)

51

kepala sedangkan untuk besarnya lingkaran leher rata-rata orang Indonesia

yaitu 28,3 – 40 (cm) (Mayasari N , 2014) sehingga jari-jari penyangga

kapala dibuat 50 (cm) dengan dimensi bak keramas 1100 (mm) x 450 (mm) x 120 (mm) dengan kapasitas 25 liter air seperti gambar 4.1 yang dapat mengakomodasi pergerakan tangan perawat dalam melakukan prosedur

mencuci rambut ataupun personal hygiene yang meliputi bathing

(mandi),hair washing (mencuci rambut),nail care (perawatan kuku tangan

dan kaki),oral hygiene(perawatan mulut), hand hygiene (mencuci tangan)

dan perawatan luka. Bentuk yang melengkung tanpa sudut membuat alat ini mudah dibersihkan dan memudahkan air mengalir. Bak diberi kemiringan

dari lubang sebesar 100 untuk menjaga kelancaran pengeluaran air yang

nantinnya akan dihubungkan kepengolahan air limbah dan akan ditampung di bak penampung air limbah.

Untuk material yang digunakan pada perancangan bak keramas pasien menggunakan bahan-bahan :

a. Minyak resin (epoxy resin) : minyak resin bahan dasarnya terbuat dari

minyak bumi dan residu tumbuhan

b. Katalis (catalis) : cairan kimia untuk campuran minyak resin supaya

terjadi pengerasan secara kimia aatau sering juga disebut hardener.

c. Mat/mesh (serat halus) : terbuat dari bahan polyester,berguna sebagai media lapisan permukaan sebuah plat fiber.

d. Roving (serat kasar) : terbuat dari bahan polyester/epoxy, digunakan sebagai lapisan tengah dari plat fiberglass.

e. Kayu dan triplek glossi : digunakan untuk membuat mold (wadah cetakan)

bentuknya dibuat sebesar gambar atau design.

f. Cat plincoat : digunakan untuk mewarnai sekaligus menghaluskan permukaan.


(71)

52

4.3 Perancangan Silinder Pengangkat a. Perancangan Pneumatik.

Pada perancangan pneumatik ini menggunakan silinder kerja ganda

atau disebut juga dengan double acting cylinder yang nantinnya akan mampu

mengangkat serta menaik turunkan kerangka bagian atas atau bak keramas

pasien bed rest.

1. Beban yang akan diangkat.

Untuk mengetahui berapa beban yang akan diangkat oleh pneumatik, dengan cara :

a. Berdasarkan hasil pada Gambar 4.2 properties bak keramas pasien

dengan menggunakan material fiber glass pada software Autodesk

Inventor Profesional 2015 didapati massa pada material fiber glass

5.030 (kg) dengan volume yang didapat sebesar 5029.6 (cm3)


(72)

53

b. Berdasarkan hasil pada Gambar 4.3 yaitu properties kerangka bagian

atas dengan menggunakan material steel carbon pada software

Autodesk Inventor Profesional 2015 didapati massa pada material steel carbon sebesar 7.380 (kg) dengan volume yang didapat sebesar

937.775 (cm3).

Gambar 4.3. hasil properties kerangka bagian atas alat PENTOOL

c. Sehingga melihat hasil perhitungan diatas , maka yang diambil

dalam perancangan mesin massa total benda yang diangkat adalah :

W total = W rangka + W fiber

= 5.030 (kg) + 7.380 (kg)


(73)

54

2. Perencanaan Batang Piston Pneumatik

Untuk menghitung berapa besar diameter batang piston pneumatik

yang digunakan, dengan cara: F= ( P × A × μ ) (FESTO : 5)

Dimana:

F = Gaya = 12.41 kg x 10 m/s² = 124.1 (N)

μ = koefisien gesekan = 0.8

P = Tekanan maksimal pneumatik = 8 × 105 (Pa)

A = Luas penampang piston = (m2)

F = ( P × A × μ )

124.1 = 8 × 105 × × 0.8

124.1 × 4 = 8 × 105 ×π× D2× 0.8

496 = 20 × 105 × D2

D2 =

D2 = 2.48 (m) ×

D = 0.015 (m) D = 15 (mm)


(74)

55

Sehingga dari hasil perhitungan diatas perencanaan silinder pneumatik yang digunakan adalah DNC-32-250-PPV-A yang dapat dilihat pada Gambar 4.4 dibawah ini :

Gambar 4.4. pneumatik DNC-32-250-PPV-A (sumber : Festo , 2016 )

Katalog Festo

- Merk : FESTO

- Type :DNC-32-250-PPV-A

- Designation : Round cylinder double acting

- Diameter piston : 32 (mm)

- Diameter batang piston : 16 (mm)


(75)

56

3. Panjang Langkah Silinder yang Dibutuhkan

Gambar 4.5. hasil gambar panjang langkah yang dibutuhkan.

Berdasarkan pneumatik yang dipakai yaitu DNC- 32-250-PPV-A maka

panjang langkah yang didapat adalah 250 (mm) sedangkan panjang langkah

yang dibutuhkan disesuaikan dengan ketinggian bed rest pada rumah sakit

yaitu 60 (mm) seperti pada Gambar 4.5 di atas , maka ukuran yang digunakan dalam perancangan ini menggunakan yang sesuai dengan kebutuhan diatas.


(76)

57

4. Menghitung Beban Tekuk Batang Silinder Pneumatik.

Table 4.1. Kolom dengan kondisi tumpuannya

Pada tabel 4.1 diatas kolom hasil analisis beberapa jenis tumpuan dasar yang sering dijumpai dan pada batang piston pneumatik dalam penilitian menggunakan kolom berujung jepit dan sendi dengan menggunakan bahan stainless stell AISI 302

1. Menghitung beban kritis.

Untuk kolom berujung jepit-sendi, beban kritisnya adalah

Dimana :

Pcr = Beban kritis (N/mm²)

E = Modulus elastis stainless stell = 193.000 (Mpa)


(77)

58

3216.99 (mm)

L = Panjang Silinder 250 (mm)

Sehingga beban kritis dapat dihitung dengan rumus.

= 98045.29 (N)

2. Menghitung tegangan kritis.

Dimana :

σ

cr = tegangan kritis (Mpa)

Pcr = Beban kritis (N/mm²)

A = Luas penampang batang piston (mm²)

Sehingga berdasarkan perhitungan diatas hasil beban kritis yang didapat adalah 98045.29 (N) dan tegangan kritis 100.39 (Mpa) hasil ini menyatakan bahwa rancangan panjang batang piston aman untuk digunakan dengan

membandingkan besarnya tegangan maksimal dari stainless stell AISI 302 yaitu


(78)

59

5. Perancangan Simulasi.

Perancangan simulasi sirkuit pneumatik alat personal hygiene tools

(PENTOOL) dibuat dengan menggunakan software FluidSim-P V4.0.

Program simulator prototype personal hygiene ini untuk simulasi kerja

pneumatik yang berfungsi menaik turunkan kerangka atas dan fiber.

Dengan menekan tombol play yang terdapat pada toolbar software

FluidSim-P V4.0 untuk mengaktifkan simulator.

Simulator sirkuit prototype personal hygiene yang sudah dibuat seperti

gambar 4.6 dibawah ini :


(79)

60

6. Perencanaan Kerja Simulasi.

Simulasi personal hygiene tools menggunakan dua system yaitu sistem

pneumatik dan sistem elektrik, pneumatik berfungsi mengatur atau mengontrol mekanik untuk menaik turunkan kerangka bagian atas dan fiber

dari alat personal hygiene tools, untuk elektrik mengatur dalam bidang

kelistrikan kontrol elektrik. Cara kerja kontrol elektrik apabila s1 (pushbutton) ditekan arus akan mengalir dan menyambung 1M1 (solenoid) yang berada dikatup 3/2 dalam rangkaian pneumatik. Untuk cara kerja system penumatik apabila solenoid pada katup 3/2 aktif karena adannya sinyal dari rangkaian elektrik maka, udara dari kompresor akan mengalirkan

udara bertekanan yang akan mengerakan actuator naik dan turun. Untuk

melihat symbol-simbol sirkuit pneumatic yang digunakan dijelaskan ada Table 4.2 dibawah ini.

Table 4.2. simbol-simbol sirkuit pneumatik personal hygiene tools secara umum.

Simbol Nama Photo

C om pres s ed air s upply

kompresor

Double Acting Cylinder

2

1 3

3/2 way solenoid valve

4 2

5 1

3


(80)

61

One way Flow control

valve

b.Perancangan Kompresor.

Gambar 4.7. kompresor

Pada Gambar 4.7 kompresor, kompresor berfungsi sebagai penampung udara yang mengalirkan udara ke silinder pneumatik dimana daya kompresor bisa memenuhi kebutuhan dalam suatu sistem proses pneumatik tersebut.

1. Debit kompresor

Debit kompresor adalah jumlah udara yang harus dialirkan kedalam silinder pneumatik, dapat dihitung dengan cara:

Qs = (π/4) x (ds))2 x ( v ) (Hartono,1998)

Dimana:

Qs = Debit kompresor (l/min)

ds = diameter batang piston = 16 (mm)


(81)

62

Sehingga:

Qs = ((π/4) x (16 (mm))2 x (8 (mm/dtk))

= 1263.30 (mm3/dtk)

= 0.0758 (l/menit)

2. Daya Kompresor

Daya kompresor dapat dicari dengan menggunakan rumus: Ns = (Qs) x (ῃ tot)

Dimana:

Ns = Daya kompresor (l/min)

Qs = Debit kompresor (l/dtk)

ῃ tot = Effisiensi total = 0,8

Sehingga:

Ns = (Qs(l/menit)) x(ῃ tot)

Ns = 0.0785 (l/menit) x 0,8

Ns = 0,0606 (kW)

Ns = 60.6384 (W) : 746 (W)

Ns = 0,0812 (Pk)

setelah melalui perhitungan jadi Ns (daya) kompresor yang dipakai adalah = 1/2 (Pk).


(82)

63

c. Menentukan Motor Kompresor

Gambar 4.8. Motor Kompresor

Besarnya daya motor penggerak yang digunakan untuk menggerakkan kompresor adalah menyesuaikan kebutuhan daya kompresor tersebut sebesar 0,188 kW, maka daya penggerak dari kompresor:

Nm = Ns (kw) /ῃ Sumber .(Krist T,1981)}

= 0,0606 (kW) / 0.95

= 0,0637 (kW)

= 0,0853 (Pk)

Sehingga berdasarkan perhitungan diatas maka setelah mendapatkan daya kompresor sebesar 0,0812 (Pk) dan daya motor penggerak sebesar 0,0853 (Pk) untuk menggerakan pneumatik. Maka dari itu, kompresor yang dipilih adalah kompresor portable HARRIER dengan mesin dinamo 150 (Watt) 1/2 HP,120 PSI dan dimensi 380 (mm) x 310 (mm) x 310 (mm) seperti pada Gambar 4.7 kompresor dan 4.8 motor kompresor diatas.


(1)

bau. Karbon aktif banyak dikenal dengan prinsip kerja norit, norit adalah zat yang mampu menyerap bahan-bahan yang mengandung racun.

Gambar 4.15. wadah pengolahan limbah.

a. sapu ijuk b. Sabut kelapa c.arang aktif

Gambar 4.16. bahan-bahan yang diganakan untuk pengolahan limbah (a) sapu ijuk. (b) sabut kelapa, (c) arang aktif


(2)

4.6. Perancangan Perlengkapan Umum. a. Pemilihan Laci

Laci pada Gambar 4.17 berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat-alat perawatan personal hygiene dan alat kebersihan diri untuk pasien bed rest (handuk,sabun,alkohol,sikat gigi,gunting,perban dan alat p3k lainnya) laci ini menggunakan bahan stainless steel dengan ketebalan 2 (mm). laci penampung bervolume 300 x 400 x 100 (mm). dibagian depan laci dilengkapi dengan genggaman tangan yang berfungsi untuk menarik atau membuka laci tersebut.Laci ada 2 bagian yaitu atas untuk meletakkan alat-alat yang bersifat tajam, peralat-alatan bedah dan p3k untuk laci bagian bawah berfungsi untuk penyimpanan peralatan keramas dan mandi.

Gambar 4.17. hasil perancangan laci tiga dimensi. b. Pemilihan Bak sampah


(3)

yang digunakan untuk bak sampah adalah plastik dipasang dibagian depan dari alat PENTOOL dengan dimensi 190 (mm) x 160 (mm) x 220 (mm)

Gambar 4.18. hasil perancangan tempat bak sampah tampak atas. c. Pemilihan Tiang Infus.

Tiang pada Gambar 4.19 berfungsi sebagai penyangga infus untuk pasien yang sedang dalam keadaan bed rest agar pada saat memandikan atau memindahkan pasien tidak lagi dibawa dengan tangan secara manual,tiang menggunakan jenis pipa stainless steel dengan Panjang 700 (mm) dengan diameter 20 (mm).


(4)

Gambar 4.19. hasil perancangan tiang infus dalam tiga dimensi. d. Pemilihan Tiang Pendorong.

Tiang pendorong pada Gambar 4.20 yang menggunakan bahan stainless stell berfungsi untuk memberikan gaya dorong pada alat PENTOOL agar memudahkan perawat mendorongnya ,tiang pendorong yang dipasang pada alat PENTOOL diasumsikan sesuai dengan tinggi rata-rata orang Indonesia maka tiang pendorong ini dipilih dengan mempertimbangkan tinggi orang indonesia sekitar 160 -170 (cm) agar badan perawat tidak terlalu bungkuk dalam mendorong alat tersebut.


(5)

agar memudahkan perawat untuk dibawa kemanapun. Roda mampu menahan beban dan mampu mendorong beban sekitar 150 (kg), roda menggunakan jenis karet dengan diameter 45 (mm) bagian roda pada alat ini dilengkapi dengan pengunci roda agar saat personal hygiene pada pasien alat PENTOOL tidak bergerak kemana-mana yang nantinnya akan mengganggu kinerja perawat.

Gambar 4.21. perancanaan roda kaster rhombus penggerak alat PENTOOL

4.7. Perancangan Rangka Alat PENTOOL

Perancangan kerangka menggunakan jenis baja (1020) profil “L” yang berukuran 40(mm) x 40 (mm) x 3 (mm), perancangan rangka yang baik dan kuat pada alat PENTOOL ini memungkinkan untuk menahan beban dari alat yang terpasang.,kerangaka dibagi menjadi dua yaitu kerangka atas Gambar 4.23 yang berfungsi sebagai penyangga bak keramas pasien dengan dimensi 750 (mm) x 450 (mm) x 100 (mm) dan kerangka bagian bawah Gambar 4.22 yang berfungsi sebagai penyangga komponen utama yaitu silinder penyangga atau pneumatik, kompresor , bak


(6)

penampung, laci dan bak sampah dari alat PENTOOL yang berdimensi 750 (mm) x 450 (mm) x 600 (mm). Ukuran dimensi tersebut digunakan untuk menentukan potongan-potongan baja profil “L” yang nantinnya akan disambung dengan bantuan las listrik.

Gambar 4.22. Hasil perancangan kerangka alat dengan 3(tiga) dimensi bagian bawah.

Gambar 4.23. Hasil perancangan kerangka alat dengan 3(tiga) dimensi bagian atas.


Dokumen yang terkait

Kebutuhan Keluarga Pasien Selama Perawatan Di Ruangan ICU/ICCU Rumah Sakit Umum Daerah Mayjend Ahmad Thalib Kerinci Sungai Penuh Jambi

8 103 92

Hubungan Personal Hygiene dan Pemakaian Alat Pelindung Diri Pada Petani Dengan Infeksi Cacing di Desa Paribun Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2004

2 46 76

Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene pada Pasien Immobilisasi Post Operasi Fraktur di Ruang Rindu B3 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

30 120 64

Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara

4 48 80

PERANCANGAN ALAT KERAMAS PASIEN DAN PERSONAL HYGIENE TOOL (PENTOOL) SEBAGAI ALAT BANTU PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR SEHARI-HARI PADA PASIEN BED REST DI RUMAH SAKIT

8 25 110

Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara

0 0 7

Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara

0 0 4

Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara

0 0 2

Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara

0 0 1

Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara

0 0 11