Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara

(1)

Asuhan Keperawatan Pada Tn. A dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene

di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem

Pemerintah Sumatera Utara

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

HERMAN LUBIS

122500127

PROGRAM STUDI DIII

KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah

Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad

Ildrem Pemerintah Sumatera Utara. Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka menyelesaikan program DIII Keperawatan di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015.

Selama proses pengambilan kasus dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Sumatra Utara Medan.

2. Ibu Erniyati, S.Kp., MNS selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp., Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ikhsannudin A Harahap, S.Kp., MNS selaku Wakil Dekan III Fakultas

Ilmu Keperawatan.

5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp., M.Kep, selaku Ketua Prodi DIII Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.

6. Ibu Roxsana Devi Tumanggor, MNurs, MntlHlth selaku dosen pembimbing dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini dimana beliau telah meluangkan waktu dan kesempatannya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

7. Ibu Nurbaiti, S.Kep., Ns, M.Biomed selaku dosen penguji.

8. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

9. Orang tua saya Bapak Jafar Lubis dan Ibu saya Juliaty Daulay atas doa, dukungan, motivasi, kesabaran, perhatian dan segala pengorbanannya selama ini sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah.


(5)

iv

10.Abang saya Muhammad Lintang Lubis, Febrianto Lubis dan adek saya Faisal

Lubis, Laina Ulfa, serta semua keluarga besar yang tidak tersebutkan satu persatu. Terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

11.Irfan Lubis, Jamal Usman, Rony Andrean, Alpin Syaputra, Ilham Hamidi, Muhammad Yudi Iswara Nasution, Abdul Rasyid Lubis dan Dodi Ardian yang telah banyak membantu dan mendukung saya dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.

12.Suci Indriyani Siregar, Roselaina Bancin, Sintiya Ningsih, dan Rizka Wahyuni. Teman-teman seperjuangan Karya Tulis Ilmiah yang telah membantu saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

13.Serta rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Sumatera Utara Medan khususnya Program Studi Diploma III Keperawatan Universitas Sumatera Utara Stambuk 2012 yang telah mendukung selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Medan, Juli 2015 Hormat saya,

Herman Lubis 122500127


(6)

v DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS……… i

LEMBAR PENGESAHAN………... ii

KATA PENGANTAR………... iii

DAFTAR ISI………... v

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang……… 1

B. Tujuan.……… 3

C. Manfaat………... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….. 5

A. Konsep Dasar……….. 5

1. Pengertian Personal Hygiene……….. 5

1.1 Macam-Macam Personal Hygiene... 5

1.2 Tujuan perawatan Personal Hygiene... 6

1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene.. 6

1.4 Pentingnya Kebersihan dan Kesehatan Ruangan Perawatan Klien dan Lingkungan……… 9

2. Asuhan Keperawatan pada Masalah Personal Hygiene... 10

2.1 Pengkajian……… 10

2.1.1 Pemeriksaaan Fisik………..……. 11

2.2 Analisa Data………. 13

2.2.1 Tipe data………... 14

2.3 Rumusan Masalah……… 14

2.4 Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Kebutuhan Dasar……… 19

2.5 Perencanaan……….. 19

2.5.1 Kriteria Hasil……… 20

2.5.2 Intervensi……….. 22

B. Asuhan Keperawatan Kasus………... 25

1. Pengkajian………... 25


(7)

vi

3. Masalah Keperawatan………... 44

4. Diagnosa Keperawatan………... 44

5. Rencana Keperawatan……….. 46

6. Pelaksanaan Keperawatan………. 54

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN……….. 60

A. Kesimpulan………... 60

B. Saran………. 61 DAFTAR PUSTAKA.


(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Abraham Maslow (1908-1970). Kebutuhan manusia dapat digolongkan menjadi lima tingkat kebutuhan (five hierarchy of needs), yaitu

kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan cinta dan mencintai, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Akan tetapi, menjelang akhir hayatnya Maslow menambahkan hierarchy kebutuhan manusia

yang keenam, yaitu kebutuhan transendensi diri merupakan kebutuhan yang utama dan tertinggi setelah seseorang mencapai aktualisasi diri.

Menurut World Health Organisation/ WHO (2010), tanda dan gejala skizofrenia yaitu : Berkhayal, halusinasi, gangguan pikiran, sulit mengekspresikan emosi, menarik diri dari lingkungan sosial, kehilangan motivasi, tidak minat melakukan kegiatan sehari-hari, dan mengabaikan kebersihan pribadi.

Berdasarkan data rekam medik Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tahun 2009, diketahui 12.377 penderita yang dirawat jalan yang menderita skizofrenia paranoid berjumlah 9.532 (96,51%) dengan berbagai tipe dan diketahui dari 1.929 penderita yang dirawat inap yang menderita skizofrenia paranoid berjumlah 1.581 (81,96%).

Berdasarkan laporan periode Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, didapatkan data dari bulan mei 2015 tercatat jumlah klien rawat diruang Singgalang Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Provinsi Sumatera Utara didapatkan dengan gangguan defisit perawatan diri dengan jumlah klien 10 (50%) dari 20 klien yang


(9)

2

masuk di Ruang Singgalang. Situasi lingkungan yang mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri.

Pemeliharaan hyegiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan

individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatan sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin. Selain itu, beragam faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi praktik hygiene klien

(Potter & Perry, 2006).

Perawatan diri atau Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri

yang dilakukan merupakan perawaatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya : budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri (Alimul Aziz, 2009).

Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang

artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu

tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, (Tarwoto & Wartonah, 2006).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memberikan Asuhan Keperawatan pada klien dengan Masalah Personal Hygiene di Rumah


(10)

3 2. Tujuan Khusus

1) Mampu melakukan pengkajian pada Tn. A dengan masalah kebutuhan

dasar personal hygiene.

2) Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. A dengan masalah kebutuhan dasar personal hygiene.

3) Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. A dengan

masalah kebutuhan personal hygiene.

4) Mampu melakukan implementasi pada Tn. A dengan masalah kebutuhan dasar personal hygiene.

5) Mampu melakukan evaluasi pada Tn. A dengan masalah kebutuhan dasar

personal hygiene.

C. Manfaat

Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Bagi Klien

Meningkatkan pengetahuan klien tentang personal hygiene untuk

mengaplikasikan bagaimana cara merawat diri dengan baik seperti mandi, berpakaian, dantoileting.

2. Bagi Rumah Sakit

Masukan dan informasi bagi pelayanan keperawatan Rumah Sakit Jiwa dalam mengambil kebijakan asuhan keperawatan, khususnya pada klien yang


(11)

4 3. Bagi Institusi Pendidikan

Meningkatkan kemampuan dan kualitas pendidikan mahasiswa dalam melakukan penulisan karya tulis ilmiah, dan mampu memenuhi standar kompetensi khususnya mahasiswa DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan tentang intervensi terhadap kebutuhan personal


(12)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Perawatan Diri/ Personal Hygiene. 1. Pengertian Perawatan Diri/ Personal Hygiene.

Hygiene adalah ilmu kesehatan. Cara perawatan diri manusia untuk

memelihara kesehatan mereka disebut hygiene perorangan. Cara perawatan diri

menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional klien, (Potter & Perry, 2006).

Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang

artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu

tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, (Tarwoto & Wartonah, 2003).

1.1 Macam-macam Personal Hygiene.

Menurut Tarwoto & Wartonah (2003) macam-macam personal hygiene :

1) Perawatan kulit, kepala dan rambut. 2) Perawatan mata.

3) Perawatan hidung. 4) Perawatan telinga.

5) Perawatan kuku kaki dan tangan. 6) Perawatan genetalia.

7) Perawatan kulit seluruh tubuh. 8) Perawatan tubuh secara keseluruhan.


(13)

6 1.2 Tujuan Perawatan Personal Hygiene.

Menurut Isro’in (2012) tujuan perawatan personal hygiene yaitu : 1) Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.

2) Memelihara kebersihan diri seseorang.

3) Memperbaiki personal hygiene.

4) Pencegahan penyakit.

5) Meningkatkan percaya diri seseorang.

6) Menciptakan keindahan.

1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Menurut Isro’in (2012) faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene

yaitu : 1. Praktik sosial

Manusia merupakan makhluk sosial dan karenanya berada dalam kelompok sosial. Kondisi ini akan memungkinkan seseorang untuk berhubungan, berinteraksi dan bersosialisasi satu dengan yang lainnya. Personal hygiene atau

kebersihan diri seseorang sangat praktik sosial seseorang. Selama masa anak-anak, kebiasan keluarga mempengaruhi praktik hygiene, misalnya frekuensi

mandi, waktu mandi, dan jenis hygiene mulut. Pada masa remaja, hygiene pribadi

dipengaruhi oleh kelompok teman sebaya. Remaja wanita misalnya, mulai tertarik dengan penampilan pribadi dan mulai memakai riasan wajah. Pada masa dewasa, teman dan kelompok kerja membentuk harapan tentang penampilan pribadi. Sedangkan pada lansia akan terjadi beberapa perubahan dalam praktik hygiene


(14)

7 2. Pilihan pribadi

Setiap klien memiliki kenginan dan pilihan tersendiri dalam praktik personal

hygiene, (misalnya. Kapan dia harus mandi, bercukur, melakukan perawatan

rambut), termasuk memilih produk yag digunakan dalam praktik hygiene,

(misalnya. Sabun, sampo deodoran, dan pasta gigi) menurut pilihan dan kebutuhan pribadinya. Pilihan-pilihan tersebut setidaknya harus membantu perawat dalam mengembangkan rencana keperawatan yang lebih kepada individu. Perawat tidak mencoba mengubah pilihan klien kecuali hal itu akan mempengaruhi kesehatan klien.

3. Citra tubuh

Citra tubuh adalah cara pandang seseorang terhadap bentuk tubuhnya, citra tubuh sangat mempengaruhi praktik hygiene seseorang. Ketika seorang perawat

dihadapkan kepada klien yang tanpak berantakan, tidak rapi, atau tidak peduli dengan hygiene dirinya, maka dibutuhkan edukasi tentang pentingnya hygiene

untuk kesehatan, selain itu juga dibutuhkan kepekaan perawat untuk melihat kenapa hal ini bias terjadi, apakah memang kurang/ ketidaktauan klien akan

hygiene perorangan atau ketidakmauan klien dalam menjalankan praktik hygiene

dirinya, hal ini bias dilihat dari partisipasi klien dalam hygiene seharian.

4. Status sosial ekonomi

Status ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik hygiene

perorangan. Sosial ekonomi yang rendah memungkinkan hygiene peroranagan

yang rendah pula. Perawat dalam hal ini harus bisa menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting dalam praktik hygiene seperti,


(15)

8

5. Pengetahuan dan motivasi

Pengetahuan tentang hygiene akan mempengaruhi praktik hygiene

perorangan. Namun, hal ini saja tidak cukup, karena motivasi merupakan kunci penting dalam pelaksanaan hygiene tersebut. Permasalahan yang sering terjadi

adalah ketiadaan motivasi karena kurangnya pengetahuan. Sebagai seorang perawat yang bisa dilakukan dalam hal ini adalah mendikuskannya dengan klien, memeriksa kebutuhan praktik hygiene klien dan memberikan informasi yang tepat

dan adekuat kepada klien, tetapi bagaimanapun juga kembalinya adalah klien, bahwa klienlah yang berperan penting dalam menentukan kesehatan dirinya.

6. Variabel budaya

Kepercayaan budaya dan nilai pribadi klien akan mempegaruhi perawatan

hygiene seseorang. Berbagai budaya memeliki praktik hygiene yang berbeda. Di

Asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan sehingga mandi bisa dilakukan 2-3 kali dalam sehari, sedangkan di Eropa memungkinkan. Beberapa budaya memungkinkan juga menganggap bahwa kesehatan dan kebersihan tidaklah penting. Dalam hal ini sebagai seorang perawat jangan menyatakan ketidaksetujuan jika klien memiliki praktik hygiene yag berbeda dari nilai-nilai

perawat, tetapi diskusikanlah nilai-nilai standar kebersihan yang bisa dijalankan oleh klien.

7. Kondisi fisik

Klien dengan keterbatasan fisik biasanya tidak memiliki energi dan ketangkasan untuk melakukan hygiene. Contohnya pada klien yang terpasang

traksi tau gips, atau terpasang infus intravena. Penyakit dengan rasa nyeri membatasi ketangkasan dan rentang gerak. Klien di bawah efek sedasi tidak


(16)

9

memili koordinasi mental untuk melakukan perawatan diri. Penyakit kronis (jantung, kanker, neurologis, psikiatrik) sering melelahkan klien. Genggaman yang melemah akibat arthritis, stroke, atau kelainan otot menghambat klien dalam pelaksanaan hygiene seperti menggunakan sikat gigi, memakai handuk, dan

menyisir. Kondisi yang lebih serius akan menjadikan klien tidak mampu dan akan memerlukan kehadiran perawat untuk melakukan perawatan hygiene total.

1.4 Pentingnya Kebersihan dan Kesehatan Ruangan Perawatan Klien dan Lingkungan.

Menurut Isro’in (2012) bahwa pentingnya kebersihan dan kesehatan ruangan perawatan klien dan lingkungan. Menjaga kebersihan dan kesehatan ruangan perawatan klien dan lingkungannya sangat penting bagi klien, keluarga klien, pengunjung, maupun perawat dan tenaga kesehatan lainnya di rumah sakit. Karena bagaimanapun juga sumber penyakit bukan hanya terletak pada hygiene

perorangan yang kotor saja, akan tetapi faktor lingkungan juga sangat berperan dalam terjadinya penyakit dan berkontribusi dalam lama tidaknya perawatan klien di rumah sakit. Dengan menjaga kebersihan dan kesehatan ruang perawatan klien dan lingkungan maka secara tidak langsung kita ikut andil dalam kesembuhan klien. Hal ini juga dapat memudahkan perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada klien, mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi silang, dan menumbuhkan kepercayaan dan kesan baik dalam klien dan keluarganya maupun masyarakat terhadap rumah sakit.


(17)

10

2. Asuhan Keperawatan Pada Masalah Kebutuhan Dasar Perawatan Diri/ Personal Hygiene.

2.1 Pengkajian

Menurut Tarwoto & Wartonah (2003) tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisir yang meliputi tiga aktivitas dasar yaitu : pertama, mengumpulkan data secara sistematis, kedua, mensortir dan mengatur data yang dikumpulkan dan ketiga, mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali. Pengumpulan dan pengorganisasian data harus menggambarkan dua hal :

1. Status kesehatan klien.

2. Kekuatan klien dan masalah kesehatan yang dialami ( aktual atau resiko/ potensial). Dalam melakukan pengkajian diperlukan keahlian-keahlian (skil) seperti wawancara, pemeriksaan fisik, dan observasi. Hasil pengumpulan data kemudian diklasifikasikan dalam data subjektif dan objektif. Data subjektif merupakan ungkapan atau persepsi yang dikemukakan oleh klien. Data objektif merupakan data yang didapat dari hasil observasi, pengukuran, dan pemeriksaan fisik. Ada beberapa cara pengelompokan data, yaitu :

1) Berdasarkan sistem tubuh.

2) Berdasarkan kebutuhan dasar ( Maslow).

3) Berdasarkan teori keperawatan.


(18)

11 2.1.1 Pemeriksaan Fisik.

Menurut Isro’in (2012), pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan pada masalahpersonal hygiene adalah :

1. Rambut.

1) Keadaan kesuburan rambut.

2) Keadaan rambut yang mudah rontok.

3) Keadaan rambut yang kusam.

4) Keadaan tekstur. 2. Kepala.

1) Botak atau alopesia.

2) Ketombe.

3) Berkutu.

4) Adakah eritema.

5) Kebersihan

3. Mata.

1) Apakah sklera ikterik. 2) Apakah konjugtiva pucat.

3) Kebersihan mata.

4) Apakah gatal atau mata merah

4. Hidung.

1) Adakah pilek. 2) Adakah alergi.

3) Adakah perdarahan.


(19)

12

5) Kebersihan hidung.

6) Bagaimana membrane mukosa.

7) Adakah septum deviasi. 5. Mulut.

1) Keadaan mukosa mulut.

2) Kelembapannya.

3) Adakah lesi. 4) Kebersihan. 6. Gigi

1) Adakah karang gigi. 2) Kelengkapan gigi.

3) Pertumbuhan.

4) Kebersihan 7. Telinga.

1) Adakah kotoran.

2) Ada lesi.

3) Bagaimana bentuk telinga.

4) Adakah infeksi

8. Kulit.

1) Kebersihan. 2) Adakah lesi.

3) Keadaan turgor kulit.

4) Temperatur.


(20)

13

6) Pertumbuhan bulu

9. Kuku tangan dan kaki.

1) Bentuknya bagaimana.

2) Warnanya.

3) Adakah lesi.

4) Pertumbuhannya.

10.Genetalia. 1) Kebersihan.

2)Pertumbuhan rambut pubis. 3)Keadaan kulit.

4)Keadaan lubang uretra.

5)Keadaan skrotum, testis pada pria. 6)Cairan yang dikeluarkan.

7)Tubuh secara umum.

8)Kebersihan Normal.

9)Keadaan postur tubuh. 2.2 Analisa Data

Analisa data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan data merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul didapatkan data dasar dan data fokus. Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri,


(21)

14

dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.

Data fokus adalah tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatanya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien. Data dasar akan digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien. Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk rumah sakit (Intial assessment), selama klien dirawat secara

terus menerus (Ongoing assasment) serta pengkajian ulang untuk menambah/

melengkapi data (re-assesment) (Sigit, 2010).

2.2.1 Tipe Data 1. Data Subjektif

Menurut Sigit (2010), data subjektif adalah yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatusituasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide klien terhadap status kesehatan lainnya.

2. Data Objektif

Data objektif adalah data yang didapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, sentuh/ raba) selama pemeriksaan fisik, kemudian mengkaji batasan karakteristik dan faktor yang berhubungan (Wilkinson, 2013).

2.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah apa yang akan dicapai. Masalah keperawatan yang akan dicapai dilihat berdasarakan teori


(22)

15

kebutuhan dasar dan hasil pengkajian kasus klien. Pada kasus teori kebutuhan dasar yang dibahas adalah kebutuhan dasar personal hygiene


(23)

16

Personal Hygiene

Tujuan Personal Hygiene

3. Hidung 5. Kuku dan

tangan 4. Telinga

1. Kulit kepala

6.Perawatan Mulut dan gigi. 2. Mata

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Personal

Hygiene

7. Kulit seluruh tubuh.


(24)

17 1. Praktik

sosial

3. Citra tubuh 4. Status sosial

ekonomi 5.Pengetahuan dan motivasi 7. Kondisi fisik 6. Variabel kebudayaan 2. Pilihan pribadi

2 1. Perawatan mata 1. Perawatan kulit kepala dan rambut 3. Perawatan hidung 4. Perawatan telinga 5. Perawatan kuku kaki dan tangan 6. Perawatan Mulut dan gigi 7. Perawatan kulit seluruh tubuh Masalah umum pada telinga : 1. Obstruksi telinga. 2. Otitis eksternus 3. Edema Masalah umum pada hidung : 1. Obstruksi nasal. 2. Sinusitis. 3. Polip. Masalah umum pada kulit kepala dan rambut : 1. Kulit

kering.

2. Ketombe.

3. Edema.

Masalah umum pada kuku kaki dan tangan : 1. Bau kaki. 2. Radang disekitar kuku. 3. Paroyeychia. Masalah umum pada Kulit seluruh tubuh : 1. Jerawat. 2. Iritasi/ eksim. 3. Dermatitis. 4. Psoriasi Masalah umum

pada mata : 1. Iritasi fisik

mata. 2. Edema. 3. Radang. 4. Mata berair.

Masalah umum pada mulut dan gigi : 1. Halitosis. 2. Ginggivitas 3. Karies. 4. Periodontal. 5. Chilosis.


(25)

18 2. Gangguan kemampuan

untuk melakukan atau menyelesaikan berpakaian dan merapikan diri. 1. Gangguan kemampuan untuk melakukan atau meneyelesaikan mandi sendiri.

3. Gangguan kemampuan untuk melakukan atau meyelesaikan aktivitas makan sendiri.

Perawatan Diri terganggu

4. Gangguan kemampuan untuk melakukan atau meyelesaiakan aktivitas

toileting sendiri.

5. Ketidakmampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri yang tepat pada usianya.

7. Kebersihan mulut yang tidak adekuat.

6. Ketidakmampuan untuk melakukan aktifitas mengontrol diri yang tepat untuk usianya.

8. Kegagalan dalam memelihara standar kesehatan dan kesejahteraan yang dapat diterima secara

Self care deficit bathing.

Self care deficit dressing/ grooming.

Self care deficit feeding. Self care deficit toileting.

Delayed growth and development.

Delayed growth and development.

Risk for constipation.


(26)

19

2.4 Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Kebutuhan Dasar

Pada masalah kebutuhan dasar personal hygiene diagnosa keperawatan

yang mungkin muncul menurut Potter dan Perry, (2006) dalam adalah sebagai berikut:

1. Resiko kerusakan integritas kulit 2. Kerusakan integritas kulit

3. Perubahan perfusi jaringan perifer 4. Defisit perawatan diri : mandi 5. Kerusakan integritas jaringan

6. Nyeri

7. Resiko infeksi

8. Defisiensi pengetahuan perawatan kaki dan kuku

9. Perubahan membrane mukosa mulut

10.Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh 11.Defesiensi pengetahuan tentang hygiene oral

12.Gangguan citra tubuh

13.Defesit perawatan diri : eliminasi 14.Defisit perawatan diri : makan 2.5 Perencanaan

Rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat mengenai rencana tindakan dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhan berdasarkan diagnosa keperawatan.


(27)

20 2.5.1Kriteria Hasil

Untuk membuat kriteria hasil yang dibuat dalam perencanaan asuhan keperawatan klien, berikut akan dijelaskan bagaimana cara penggunaan Nursing

Outcomes Classification (NOC).

1. Defenisi Nursing Outcomes Clasification (NOC).

Defenisi Nursing Outcomes Clasification (NOC) adalah hasil keperawatan

klien yang sensitif yang meliputi individu, keluarga, atau prilaku masyarakat, atau persepsi yang di ukur sepanjang kontinum dalam menanggapi intervensi

keperwatan. Nursing Outcome Classification (NOC) menggambarkan respon

pasien terhadap tindakan keperawatan. mengevaluasi hasil pelayanan keperawatan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan. Standar kriteria hasil pasien sebagai dasar untuk menjamin keperawatan sebagai partisipan penuh dalam evaluasi klinik bersama dengan disiplin ilmu kesehatan lain.

2. Tujuan dari aplikasi Nursing Outcomes Clasification (NOC).

Tujuan dari aplikasi Nursing Outcomes Clasification (NOC) ini adalah hal

yang akan kita tujuan atau capai selama perawatan pasien. Dalam penentuan tujuan outcomes inilah perawat dituntut untuk berfikir secara sistematis dan kritis. Tujuan dari aplikasi ini dinyatalan dengan prinsip SMART ( spesifik,

measureable, achieveable, rational, time line). Indikator juga dinyatakan dalam

penilaian skala sebagai berikut: 1) Tidak dilakukan.

2) Jangan dilakukan.

3) Kadang dilakukan.


(28)

21 5) Selalu dilakukan.

3. Manfaat Nursing Outcomes Clasification (NOC)

Manfaat Nursing Outcomes Clasification (NOC) dalam keperawatan adalah

sebagai berikut :

1) Memberikan label dan ukuran-ukuran untuk kriteria hasil yang komprehensif. 2) Sebagai hasil dari intervensi keperawatan.

3) Mendefinisikan kriteria hasil yang berfokus pada klien dan dapat digunakan perawat-perawat dan disiplin ilmu lain.

4) Memberikan informasi kriteria hasil yang lebih spesifik dari status kesehatan yang umum.

5) Menggunakan skala untuk mengukur kriteria hasil dan memberikan informasi

kuantitatif (Bulecheck dan Mcclokey, 1996).

4. Perumusan Nursing Outcomes Clasification (NOC).

Perumusan Nursing Outcomes Classifications (NOC) ialah perawat dituntut

harus dapat berfikir secara sistematis dan kritis. Penentuan noc dengan kriteria hasil yang akan kita capai harus sesuai dengan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan tujuan yang akan kita capai melalui intervensi keparawatan.

5. Cara penulisan Nursing Outcomes Clasification (NOC).

Penulisan Nursing Outcomes Clasification (NOC) diawali dengan tujuan yang akan dicapai berdasarkan kriteria hasil dengan skala yang ditentukan dan membuat waktu pencapaian dari pelaksanaan tujuan keperawatan tersebut. Sehingga dengan adanya kriteria hasil dari tujuan yang dicapai, perawat dapat menentukan bagaimana tingkat pencapaian dari intervensi keperawatan yang akan dilaksanakan.


(29)

22 2.5.2 Intervensi

Untuk membuat kriteria hasil yang dibuat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan klien, berikut akan dijelaskan bagaimana cara penggunaan Nursing

Interventionss Classification (NIC).

1. Defenisi Nursing Intervention clasification (NIC).

Pengetian Nursing Interventions Classification (NIC) adalah suatu

klasifikasi/ pengelompokan dari tindakan- tindakan yang sudah terstandarisari secara komprehensif yang dilakukan oleh perawat. Nursing Interventions

Classification (NIC) digunakan disemua area keperawatan dan spesialis.

Intervensi keperawatan merupakan tindakan yang berdasarkan kondisi klinik dan pengetahuan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan.

2. Tujuan Nursing Interventions Clasification (NIC). Tujuan Nursing Interventions Classification (NIC)yaitu :

1) Merencanakan sebuah asuhan.

2) Dokumentasi / pencatatan klinis. 3) Pengaturan komunikasi antar asuhan. 4) Penyatuan antara data-data sistematis. 5) Keefektifan penelitian.

6) Pengukuruan produktivitas. 7) Evalusai yang kompetetif.

8) Penghemat pembiayaan rumah sakit.

9) Pengajaran/edukasi. 10)Pengaturan kulikulum.


(30)

23

3. Tujuan klasifikasi pelaksanaan yang dibentuk di dalam Nursing Interventions Classification (NIC).

Tujuan klasifikasi pelaksanaan yang dibentuk di dalam Nursing

Interventions Classification (NIC) dapat digunakan pda semua setting / tempat

(dari pelayanan akut sampai unit pelayanan intensif, pelayanan home care ,

pelayanan komunitas dan pelayanan dasar) dan semua kekhususan (dari asuhan keperawatan jiwa, asuhan, asuhan keperawatan medikal keperawatan kritis ke asuhan keperawatan anak bedah dan keperawatan gerontik). Secara umum Intervensi dalam Nursing Interventions Classification (NIC) menyangkut pada

dua hal yaitu kebutuhan fisiologis (seperti manejemen asam basa) dan kebutuhan psikologis (seperti penurunan kecemasan).

4. Perumusan Nursing Interventions Classification (NIC).

Perumusan Nursing Interventions Classification (NIC) berhubungan dengan

North American Nursing Diagnoses Assocation International (NANDA-I) sebagai

diagnosa keperawatan. Sebuah intervensi muncul ketika ditemukan masalah

keperawatan. Masalah keperawatan yang dirumuskan dalam North American

Nursing Diagnoses Assocation (NANDA) yang mengacu pada hasil pengkajian

perawat. Hasil pengkajian berupa data subjektif dan objektif yang tertuang dalam batasan karakteristik (defining characteristic) di buku North American Nursing

Diagnoses Assocation (NANDA).

5. Penulisan Nursing Interventions Classification (NIC).

Penulisan Nursing Interventions Classification (NIC) diawali dengan

tindakan/ intervensi seperti kaji,obeservasi pantau (assesst, observe, monitoring)


(31)

24

dengan melakukan reevaluasi. Selanjutnya diikuti dengan tindakan mandiri,

kemudian tindakan kolaboratif, dan diakhiri dengan edukasi kesehatan. Dalam penentukan intervensi ini juga tetap tidak lepas dari diagnosa yang sudah ditentukan.


(32)

25 B. Asuhan Keperawatan Kasus

FORMAT PENGKAJIAN KLIEN DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. MUHAMMAD ILDREMPEMERINTAH SUMATERA UTARA

I. BIODATA

IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 35 tahun

Status Perkawaninan : Belum Menikah

Agama : Kristen Katolik

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kel.Sibiru-biru. Deli tua. Medan

Tanggal Masuk RS : 30 September 2006

No. Register : 01.88.73

Ruangan/Kamar : Singgalang

Golongan Darah : -

Tanggal Pengkajian : 18 Mei 2015

Tanggal Operasi : Tidak dilakukan


(33)

26

II. KELUHAN UTAMA

Klien dibawa ke rumah sakit jiwa karena klien sering mendengar suara-suara gaduh sehingga klien sering murung sendiri, klien jarang mandi dan tidak melakukan aktivitas seperti, berkomunikasi bersama keluarga dan masyarakat tempat tinggal.

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU 1. Penyakit yang pernah dialami

Klien mengatakan dirinya di masa lalu sering juga mengalami gangguan jiwa karena sering bicara-bicara sendiri, sering menyendiri dan klien mengatakan dirinya tidak pernah mengalami penyakit yang serius selain gangguan jiwa.

2. Pengobatan /tindakan yang dilakukan

Klien mendapatkan pengobatan obat haloperidol,clorpormazine,

trihexyphenidyl dan electro convulsive theraphy atau shock therapy.

3. Pernah dirawat/dioperasi

Klien pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara pertama kali pada usia 26 tahun yaitu 30 september 2006.

4. Lama dirawat

Klien dirawat selama kurang lebih delapan tahun. 5. Alergi


(34)

27

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

1. Orang Tua

Kedua orang tua klien sudah meninggal dunia. 2. Saudara Kandung

Klien mempunyai enam bersaudara dan tidak ada memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa.

3. Penyakit keturunan yang ada

Keluarga klien tidak mempunyai penyakit keturunan. 4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Klien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa selain klien.

5. Anggota keluarga yang meninggal

Klien mengatakan kedua orang tuanya telah meninggal dunia. 6. Penyebab meninggal

Klien mengatakan penyebab meninggal kedua orang tuanya karena sudah waktunya untuk kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa.

V. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL 1. Persepsi tentang penyakitnya

Klien mengatakan bahwa penyakitnya dapat segera disembuhkan, jika terus melakukan pengobatan dan berdo’a.

2. Konsep diri

1) Gambaran diri


(35)

28 2) Ideal diri

Klien berprilaku baik terhadap orang lain, ingin cepat pulang dan berkumpul dengan keluarga.

3) Harga diri

Klien mengatakan di jauhi keluarganya karena klien selalu membuat orang lain kesusahan kepada kedua orang tua dan keluarganya.

4) Peran diri

Klien berharap dapat kembali berkerja dan klien berperan sebagai anak kandung dikeluarganya.

5) Identitas diri

Klien menyadari penyakitnya dan anak ke dua dari enam bersaudara.

3. Keadaan emosi

Klien merasa terganggu dengan suara-suara gaduh yang sering muncul mengganggu pikirannya, dan tampak khawatir dengan keadaan dirinya. 4. Hubungan sosial

1) Orang yang berarti

Orang tua klien.

2) Hubungan dengan keluarga

Kurang baik, karena klien mengatakan keluarganya tidak perduli dengan keadan klien.


(36)

29

3) Hubungan dengan orang lain

Klien mengatakan hubungannya dengan orang lain kurang baik karena klien kurang suka bergaul setelah mengalami gangguan jiwa.

5. Spritual

1) Nilai dan keyakinan

Klien menganut agama Kristen Katolik.

2) Kegiatan ibadah

Klien mengatakan selama dirawat dirumah sakit tidak pernah melakukan kegiatan ibadah karena lingkungan yang tidak mendukung yaitu jarak ke gereja jauh dan apabila klien mau pergi beribadah klien tidak diberi izin oleh perawatnya sehingga klien malas untuk melakukan ibadah.

VI. STATUS MENTAL

1. Tingkat kesadaran

Compos mentis, klien dalam keadaan sadar ketika di berikan

pertanyaan.

2. Penampilan

Klien tampak pakaian tidak rapi, klien berpenampilan tidak bersih dan berbau.

3. Alam perasaan

Klien merasa ketakutan karena halusinasinya yang masih sering muncul, pasien juga merasa putus asa dengan semua kejadian hidup yang dia alami,klien tampak lesu dan tidak bersemangat.


(37)

30

4. Pembicaraan

Cepat, klien menjawab pertanyaan dengan cepat sehingga apa yang klien ucapkan kadang tidak jelas.

5. Afek

Klien tidak mengalami gangguan pada afek, seperti afek datar yaitu tidak ada perubahan dalam roman muka pada saat ada stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan, hanya bereaksi bila ada stimulus yang lebih kuat.

6. Interaksi selama wawancara

Klien kooperatif, mau diajak bicara, kontak mata pasien saat dilakukan pengkajian bagus, pasien mau menatap lawan bicara, pasien tidak mudah -tersinggung, tidak curiga pada lawan bicara.

7. Proses pikir

Flight of ideas, klien sering tidak mau melanjutkan pembicaraan yang masih dibahas, dan langsung membuka pembicaraan yang baru.

8. Isi pikir

Klien tidak mengalami gangguan isi pikir seperti obsesi atau pikiran yang terus muncul meskipun pasien berusaha menghilangkannya. VII. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum

Klien tampak tidak rapi pada saat pengkajian dan kurang bersemangat. 2. Tanda-tanda Vital

1) Suhu tubuh : 36,5 0C


(38)

31

3) Nadi : 80x/i

4) Pernafasan : 18x/i

5) TB : 152 cm

6) BB : 43 kg

3. Pemeriksaan Head to Toe Kepala

1) Bentuk : Simetris.

2) Kulit kepala : Kurang bersih, terdapat ketombe.

Rambut

1) Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran rambut

merata dan keadaan rambut kusam.

2) Bau : Berbau apek.

3) Warna rambut : warna rambut hitam.

Wajah

1)Warna kulit : Sawo matang.

2)Struktur wajah : Struktur wajah bulat.

Mata

1)Kelengkapan dan kesimetrisan : Kedua mata lengkap dan simetris.

2)Konjungtiva dan sklera : Konjungtiva tidak anemis,

sklera bewarna putih dan tidak ikterik.


(39)

32

3)Pupil : Tidak dilakukan

pemeriksaan.

4)Cornea dan iris : Tidak dilakukan

pemeriksaan.

5)Visus : Tidak dilakukan

pemeriksaan.

6)Tekanan bola mata : Tidak dilakukan

pemeriksaan. Hidung

1)Tulang hidung dan posisi septum nasi : Tulang hidung, septum masih berada dalam posisi normal.

2)Lubang hidung : Tidak ada perdarahan,

kebersihan kurang baik

3)Cuping hidung : Normal.

Telinga

1)Bentuk telinga : Normal dan simetris.

2)Ukuran telinga : Ukuran telinga dalam

batas normal.

3)Lubang telinga : Ada kotoran, tidak ada

infeksi.


(40)

33 Mulut dan Faring

1)Keadaan bibir : Mukosa bibir kering.

2)Keadaan gusi dan gigi : Tampak tidak bersih, gigi

terdapat skaries tidak ada perdarahan pada gusi.

3)Keadaan lidah : Tidak ada lesi dan

perdarahan pada lidah.

4)Orofaring : Tidak ada peradangan.

Leher

1)Posisi trachea : Medial normal.

2)Thyroid : Tidak ada pembesaran

thyroid.

3)Suara : Klien dapat berbicara

dengan jelas.

4)Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran

kelenjar.

5)Vena jugularis : Tidak ada pembesaran

vena jugularis.

6)Denyut nadi karotis : Denyut nadi teraba.

Pemeriksaan integumen

1)Kebersihan : Kurang bersih, kedua

lengan tangan dan kaki terdapat alergi dan bintik-


(41)

34

2)Kehangatan : Kulit hangat.

3)Warna : Sawo matang

4)Turgor : Kembali < 2 detik.

5)Kelembaban : Lembab.

6)Kelainan pada kulit : Kedua lengan tangan dan

kaki terdapat alergi dan bintik-bintik kemerahan. Pemeriksaan payudara dan ketiak

1)Ukuran dan bentuk : Normal.

2)Warna payudara dan areola : Putih kemerahan, areola

cokelat.

3)Kondisi payudara dan putting : Benjolan tidak ada, puting

bewarna cokelat. Pemeriksaan thoraks/dada

1)Inspeksi thoraks : Pada thoraks sinistra dan

dekstra simetris,tidak

tampak kelainan pada

thoraks.

2)Pernafasan (frekuensi, irama) : 18x/i, irama normal.

3)Tanda kesulitan bernafas : Tidak ditemukan

kesulitan bernafas. Pemeriksaan paru

1)Palpasi getaran suara : Getaran suara sama.


(42)

35

3)Auskultasi : Vesicular.

Pemeriksaan Abdomen

1)Inspeksi : Tidak ada benjolan, dan

tidak ada distensi pada abdomen.

2)Auskultasi : Peristaltik 5x/i.

3)Palpasi : Nyeri tekan tidak

dirasakan oleh klien. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

1)Genetalia : Tidak dilakukan

pemeriksaan.

2)Anus dan perineum : Tidak dilakukan

pemeriksaan. Pemeriksaan muskuloskletal/ekstremitas

Fungsi motorik

1)Cara berjalan : Klien mampu menggerakkan kedua kaki dan berjalan tegak lurus.

2)Romberg test : Mampu menggerakkan


(43)

36

3)Pronasi-supinasi test : Klien dapat

menelentangkan,

menelungkupkan telapak tangan serta mengepal dan membuka tangan.

Fungsi sensorik

1)Identifikasi sentuhan ringan : Klien dapat

mengidentifikasi sentuhan kapas tanpa melihat.

2)Test tajam-tumpul : Klien dapat membedakan

sentuhan tajam tumpul.

3)Test panas dingin : Klien dapat membedakan

sensasi panas dan dingin.

4)Streognosis test : Klien dapat

mengidentifikasi benda

yang diletakkan pada

telapak tangan.

5)Graphestesia test : Klien dapat merasakan

tulisan yang dibuat pada

telapak tangan.

6)Membedakan dua titik : Klien dapat menbedakan


(44)

37

7)Topognosis test : Klien dapat

mengidentifikasi lokasi

sentuhan.

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI 1. Pola makan dan minum

1) Frekuensi makan/hari : 3x/hari.

2) Nafsu/ selera makan

3) Nyeri ulu hati

: Baik, klien memakan habis porsi makanannya.

: Tidak ada.

4) Alergi : Seafood seperti udang kerang.

5) Mual dan muntah : Tidak ada

6) Tampak makan memisahkan diri

: Klien makan bersama teman Sekamarnya.

7) Waktu pemberian makan : Pagi pukul 07.00 wib,siang

pukul12.00 wib, malam pukul 18.00 wib.

8) Jumlah jenis makanan : Klien makan makanan yang telah

disediaka

oleh rumah sakit dan klien makan 3x/hari.

9) waktu pemberian minum : sesering mungkin.


(45)

38 2. Perawatan diri/ Personal Hygiene

1)Kebersihan tubuh : Kurang bersih, kotor.

2)Kebersihan gigi dan mulut : Mulut berbau, gigi kotor,

ada caries pada gigi

3)Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku panjang hitam dan kotor.

3. Pola kegiatan/aktivitas

1) Uraian aktivitas klien pasien untuk mandi makan,eliminasi,ganti pakaian dilakukan secara mandiri,sebagian, atau total :

Klien melakukan kegiatan mandi 1x sehari,makan 3x/hari dilakukan klien secara mandiri, eliminasi bowel dilakukan 1-2 sehari, eliminasi urine 3x sehari sehari, ganti pakaian dua hari 1x dilakukan.

2) Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit :

Klien mengatakan selama dirawat dirumah sakit tidak pernah melakukan kegiatan ibadah karena lingkungan yang tidak mendukung yaitu jarak ke gereja jauh, sehingga klien malas untuk melakukan ibadah.

4. Pola eliminasi 1)BAB

A.Pola BAB : 1-2x/hari.

B.Karakter feses : Tidak dilakukan

Pemeriksaan.


(46)

39

D.BAB terakhir : Sehari yang lalu.

E.Diare : Tidak pernah.

F. Penggunaan laksatif : Tidak ada.

2)BAK

A.Pola BAK : 1-2x/hari.

B.Karakter urin : Warna urin kuning pekat.

C.Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : Tidak ada. 5. Mekanisme koping


(47)

40 2. Analisa Data

No. Data Penyebab Masalah

Keperawatan 1. DS:

1. Klien merasa

lemah.

2. Klien mengatakan

kamar mandi jauh.

3. Klien mengatakan

air kamar mandi dingin.

4. Klien mengtakan

mandi tidak

bermanfaat karena mandi dan tidak mandi sama saja. DO:

1. Klien tampak tidak bersih.

2. Klien tampak kulit berdaki.

3. Klien tampak

rambut kusam dan berketombe.

4. Klien tampak mulut kering dan berbau.

5. Klien tampak gigi

kuning dan terdapat

scaries.

6. Klien tampak kuku

panjang dan kotor.

Kelemahan, gangguan persepsi dan penurunan motivasi.

1. Klien mengatakan lemah.

2. Klien mengatakan kamar

mandi jauh.

3. Klien mengatakan air

kamar mandi dingin.

4. Klien mengtakan mandi

tidak bermanfaat karena mandi dan tidak mandi sama saja.

Ketidakmampuan mengakses

kamar mandi dan ketidakmampuan mengatur air mandi.

Defisit

perawatan diri : mandi.


(48)

41 2.

7. Klien tampak kedua

tangan dan kaki

bintik-bintik dan

kemerahan.

8. Tekstur kulit kasar.

DS:

1. Klien mengatakan

tidak memiliki

pakaian ganti dan menyukai pakaian yang digunakan.

2. Klien tampak

pakaian robek pada lengan baju dan celana.

3. Klien mengatakan

pakaian masih

bersih. DO :

1. Klien tampak tidak rapi.

2. Klien tampak tidak bersih.

3. Klien tampak

pakaian robek pada

lengan baju dan

celana.

4. Klien tampak lemah

dan berbau.

Penurunan motivasi dan gangguan persepsi.

1. Klien mengatakan tidak

memiliki pakaian ganti dan menyukai pakaian yang digunakan.

2. Klien tampak pakaian

robek pada lengan baju dan celana.

3. Klien mengatakan pakaian masih bersih.

Ketidakmampuan mendapatkan

pakaian dan mengenakan atribut.

Defisit

perawatan diri : berpakaian.


(49)

42 3.

4.

DS :

1. Klien merasa toilet kotor.

2. Klien merasa toilet jauh.

3. Klien merngatakan

terkadang

bereliminasi di

tempat tidur.

DO :

1. Klien tampak

lemah.

2. Klien Tidak

mampu untuk

eliminasi sendiri

tanpa di bantu

orang lain.

3. Klien tampak tidak bersih dan berbau.

DS :

1. Klien merasa tidak diperhatikan atau mendapatkan kasih sayang lagi oleh keluarganya.

2. Klien mengatakan

selalu membuat

keluarganya susah.

Kendala linkungan, gangguan

persepsi dan penurunan motivasi.

1. Klien mengatakan toilet kotor.

2. Klien mengatakan toilet

jauh.

3. Klien mengatakan

terkadang bereliminasi di tempat tidur.

Ketidakmampuan melakukan

hygiene eliminasi yang tepat.

Kurang kasih sayang dan persepsi kurang rasa memiliki.

1. Klien merasa tidak

diperhatikan atau

mendapatkan kasih sayang lagi oleh keluarganya.

2. Klien mengatakan selalu

membuat keluarganya

susah.

Defisit

perawatan diri : eliminasi.

Harga Diri


(50)

43 5.

3. Klien mengatakan

tidak lagi

merasakan

kebahagian rasa

memiliki dikeluarga. DO :

1. Klien tampak

wajah sedih.

2. Klien tampak tidak bersemangat.

3. Klien tampak

menyendiri.

DS :

1. Klien mengatakan

dahulu sebelum

dirawat di rumah

sakit sering

beribadah bersama

keluarga selama

dirawat dirumah

sakit tidak pernah melakukan kegiatan

ibadah karena

lingkungan yang

tidak mendukung

yaitu jarak ke

gereja jauh dan

apabila klien mau

3. Klien mengatakan tidak

lagi merasakan kebahagian rasa memiliki dikeluarga.

Melebih-lebihkan umpan balik negatif tentang diri sendiri.

Kendala lingkungan untuk

mempraktikan agama dan

dukungan tidak efektif.

1. klien mengatakan dahulu

sebelum dirawat di rumah

sakit sering beribadah

bersama keluarga,pada saat dirawat dirumah sakit klien tidak pernah melakukan

kegiatan ibadah karena

lingkungan yang tidak

mendukung yaitu jarak ke gereja jauh dan apabila klien mau pergi beribadah

Hambatan Religiositas.


(51)

44 3. Masalah Keperawatan

1) Defisit perawatan diri: mandi. 2) Defisit perawatan diri: berpakaian. 3) Defisit perawatan diri: eliminasi. 4) Harga diri rendah kronik.

5) Hambatan Religiositas.

4. Diagnosa Keperawatan

1) Defisit perawatan diri mandi b/d kelemahan, gangguan persepsi dan penurunan motivasi d/d klien mengatakan lemah, klien mengatakan kamar

pergi beribadah

klien tidak diberi

izin oleh

perawatnya

sehingga klien

malas untuk

melakukan ibadah. DO :

1. Klien tampak

wajah sedih ketika berbicara.

2. Klien tampak tidak pernah melakukan ibadah.

klien tidak diberi izin oleh perawatnya sehingga klien malas untuk melakukan ibadah.

Kesulitan mematuhi ritual

keagamaan yang diprogramkan (perayaan keagamaan, pakaian, berdo’a, ibadah/layanan keagamaan, perilaku keagamaan

pribadi/membaca materi/media

keagamaan, menaati hari libur

agama, menemui pemimpin


(52)

45

mandi jauh, klien mengatakan air kamar mandi dingin, klien mengatakan mandi tidak bermanfaat karena mandi dan tidak mandi sama saja.

2) Defisit perawatan diri berpakaian b/d penurunan motivasi dan gangguan persepsi d/d klien mengatakan tidak memiliki pakaian ganti dan menyukai pakaian yang digunakan, klien tampak pakaian robek pada lengan baju dan celana, klien mengatakan pakaian masih bersih.

3) Defisit perawatan diri eliminasi b/d kendala linkungan dan gangguan persepsi dan penurunan motivasi d/d klien mengatakan toilet kotor, klien mengatakan toilet jauh, klien mengatakan terkadang bereliminasi di tempat tidur.

4) Harga diri rendah kronik b/d Kurang kasih sayang dan persepsi kurang rasa memiliki d/d klien merasa tidak diperhatikan atau mendapatkan kasih sayang lagi oleh keluarganya, klien mengatakan selalu membuat keluarganya susah, klien mengatakan tidak lagi merasakan kebahagian rasa memiliki dikeluarga.

5) Hambatan Religiositas b/d kendala lingkungan untuk mempraktikan

agama dan dukungan tidak efektif d/d klien mengatakan dahulu sebelum dirawat di rumah sakit sering beribadah bersama keluarga, pada saat dirawat dirumah sakit klien tidak pernah melakukan kegiatan ibadah karena lingkungan yang tidak mendukung yaitu jarak ke gereja jauh dan apabila klien mau pergi beribadah klien tidak diberi izin oleh perawatnya sehingga klien malas untuk melakukan ibadah.


(53)

46 5. Perencanaan Keperawatan

Hari/ Tanggal

No.

Dx Perencanaan keperawatan

Selasa, 19 Mei 2015

1. Tujuan dan Indikator Hasil

Dalam 1x6 jam klien mampu menunjukkan Perawatan diri

mandi/ Self care : bathing.Dengan skala 3 pada indikator hasil :

1. Klien mampu mengambil perlangkapan mandi.

2. Klien mampu masuk dan keluar kamar mandi.

3. Klien mampu mengatur suhu air di kamar mandi.

4. Klien mampu mandi di kamar mandi.

5. Klien mampu mengeringkan tubuh.

Selasa, 19 Mei 2015

Selasa, 19 Mei 2015

2.

3.

Tujuan dan Indikator Hasil

Dalam 1x6 jam klien akan mampu menunjukkan Perawatan diri

berpakaian/ Self care : dressing.Dengan skala 3 pada indikator hasil :

1. Klien mampu mengambil pakaian.

2. Klien mampu memilih pakaian.

Tujuan dan Indikator Hasil

Dalam 1x6 jam klien akan mampu menunjukkan Self care

assistance : toileting.Dengan skala 3 pada indikator hasil :

1. Klien mampu mengenali respon terhadap urgensi

berkemih dengan cepat.

2. Klien mampu mengenali respon terhadap urgensi defekasi

secara tepat waktu.

3. Klien mampu masuk dan keluar kamar mandi


(54)

47 Selasa,

19 19 Mei 2015

Selasa, 19 19 Mei 2015

4.

5.

Tujuan dan Indikator Hasil

Dalam 1x6 jam klien akan mampu menunjukkan Harga diri/ Self esteem. Dengan skala 3 pada indikator hasil :

1. Klien mampu berkomunikasi dengan secara terbuka.

2. Klien mampu dalam pemeliharaan perawatan dan kebersihan.

Tujuan dan Kriteria Hasil

Dalam 1x6 jam klien akan mampu menunjukkan Kesehatan rohani/ Spiritual health. Dengan skala 3 pada indikator hasil:

1. Klien mampu untuk berdo’a.

2. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain untuk berbagi pengalaman,perasaan dan keyakinan.


(55)

48 Selasa,

19 Mei 2015 No.

Dx Rencana tindakan Rasional

1. NIC : Bantuan perawatan mandi/ Self care assistance : bathing.

Dengan aktivitas :

1. Pertimbangkan budaya pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri.

2. Pertimbangkan usia klien ketika

mempromosikan aktivitas perawatan diri.

3. Tentukan jumlah dan jenis bantuan yang dibutuhkan.

4. Letakkan handuk, sabun dan

peralatan lain yang diperlukan di didekat kamar mandi.

1. Kebudayaan dan

nilai pribadi

mempengaruhi kemampuan

perawatan Personal

hygiene sebab seseorang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda akan

mengikuti praktik

perawatan.

2. Perubahan fisik kar

ena faktor usia

membuat seseorang tidak perduli akan kebersihan

tubunhnya.

3. Perawatan diri tidak berarti klien harus

melakukan segala

sesuatu untuk dirinya

sesuai dengan

rencana perawat. 4. Mengurangi resiko

cidera karena kelemahan fisik


(56)

49

5. Pantau pembersihan kuku sesuai

dengan kemampuan perawatan diri.

6. Fasilitasi sikat gigi yang sesuai.

7. Pantau integritas kulit.

8. Pertahankan ritual kebersihan

saat melakukan perawatan diri.

5. Kebersihan kuku

sangat penting dalam

mencegah resiko

terjadinya penyakit

6. Kebersihan gigi

penting untuk

meningkatkan

kenyamanan, dan

selera makan klien.

7. Kerusakan kulit

karena ketidak

pedulian klien untuk merawat diri bagian

kulit sehingga

menimbulkan seperti iritasi.

8. Mempertahankan

rutinitas perawatan diri.


(57)

50 Selasa,

19 Mei 2015

2. a. NIC : Bantuan perawatan diri berpakaian/ Self care assistance : dressing/ grooming.

b. Dengan aktivitas :

1. Pertimbangkan budaya pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri.

2. Sediakan pakaian pasien ditempat yang mudah untuk dijangkau.

3. Beri bantuan dalam berpakaian jika diperlukan.

4. Pertahankan privasi klien ketika klien berpakaian.

1. Kebudayaan dan

nilai pribadi

mempengaruhi kemampuan perawatan

Personal

hygiene sebab

seseorang dari

latar belakang

kebudayaan

yang berbeda

akan mengikuti praktik

perawatan.

2. Mengurangi

resiko cidera

karena

kelemahan fisik saat melakukan perawatan diri.

3. Meningkatkan

kemandirian

pasien dalam

melakukan perawatan diri.

4. Klien harus

mendapatkan

privasi yang

diperlukan dengan hormat saat melakukan perawatan diri.


(58)

51 Selasa,

19 Mei 2015

3. NIC : Self care assistance : toileting. Dengan aktivitas :

1. Bantu pasien ke kamar mandi.

2. Bantu membuka pakaian klien

saat melakukan eliminasi.

3. Pertahankan privasi klien selama melakukan eliminasi.

4. Fasilititasi alat kebersihan

eliminasi setelah selesai

melakukan eliminasi.

5. Bantu untuk membersihkan atau menyiram kamar mandi setelah selesai melakukan eliminasi.

1. Memudahkan klien

untuk melakukan

eliminasi.

2. Kelemahan fisik

yang dialami klien

akan membuat

kesulitan membuka

pakaian sebelum

melakukan eliminasi.

3. Klien harus

mendapatkan privasi

yang diperlukan

dengan hormat saat melakukan

perawatan diri.

4. Mempertahankan

kebersihan diri

klien.

5. Mempertahankan

kebersihan

lingkungan disekitar klien.


(59)

52 Selasa,

19 Mei 2015

4. NIC : Self Esteem Enhancement. Dengan aktivitas :

1. Klien mampu mempertahankan

kontak mata dalam berkomuniksi dengan orang lain.

2. Klien mampu mengidentifikasi

respon positif terhadap orang lain.

3. Klien mampu menerima kritik

dari orang lain.

NIC : Self care assistance. Dengan aktivitas :

1. Pantau klien untuk perangkat

adaptif untuk kebutuhan

kebersihan pribadi, ganti, dandan,

toilet, dan makan untuk

meningkatkan kemampuan.

2. Pantau kemampuan klien untuk

perawatan diri mandiri.

1. Meningkatkan

rasa percaya diri

terhadap respon

klien dalam

berkomunikasi.

2. Mengurangi

pemikiran dan

perasaan negatif terhadap klien.

3. Klien dapat

meningkatkan

koping terhadap

kritik dan saran

yang diberikan

orang lain. 1. Peingkatkan kemampuan dalam pencapaian kebutuhan kebersihan klien. 2. Meningkatkan kemandirikan

klien dalam

melakukan perawatan diri.


(60)

53 Selasa,

19 Mei 2015

5. NIC : Dukungan Spritual/ Spritual Support.

Dengan aktivitas :

1. Bantu klien dalam komunikasi

terapi untuk membangun

kemauan dan empati terhadap keyakinan beribadah.

2. Hormati dan perlakukan klien

dengan baik.

3. Berikan privasi dan waktu kepada klien untuk spiritual/beribadah.

4. Berikan kesempatan kepada klien

untuk mendiskusikan beraneka ragam kepercayaan yang ada di dunia.

1. Memperhatikan

kebutuhan

beribadah klien

terhadap keyakinan.

2. Menghormati

klien dengan

bertutur sapa yang sopan.

3. Klien harus

mendapatkan

privasi yang

hormat.

4. Membuka

wawasan klien

untuk saling tukar

pikiran terhadap

sistem kepercayaan.


(61)

54 6. Pelaksanaan Keperawatan

No.

Dx Hari/Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) 1. Rabu,

20 Mei 2015

Bantuan perawatan diri mandi :

1. Mempertimbangkan budaya

klien ketika

mempromosikan aktivitas

perawatan diri.

2. Mempertimbangkan usia

klien ketika

mempromosikan aktivitas

perawatan diri.

3. Menentukan jumlah dan

jenis bantuan yang

dibutuhkan.

4. Meletakkan handuk,sabun

dan peralatan lain yang diperlukan di didekat kamar mandi.

5. Memantau pembersihan

kuku sesuai dengan

kemampuan perawatan diri.

6. Memfasilitasi sikat gigi

yang sesuai.

7. Memantau integritas kulit.

8. Mempertahankan ritual

kebersihan. 1.

2. 3. 4.

S : Klien mengatakan merasa segar dan nyaman setelah mandi.

O :

1. Ketombe pada rambut

berkurang.

2. Pada bagian mulut,

gigi lebih bersih dan bau mulut berkurang.

3. Kulit klien tampak

bersih.

4. Klien mampu

melakukan perawatan mulut secara mandiri

5. Klien masih sangat

membutuhkan bantuan pemberi asuhan. A : Masalah teratasi sebagian

P : Dalam 1x6 jam klien

akan mampu

menunjukkan

perawatan diri : mandi dengan skala 3.

Rencana tindakan

selanjutnya:

1.Bantu perwatan diri : mandi


(62)

55 2. Rabu,

20 Mei 2015

Bantuan perawatan diri berpakaian :

1. Pertimbangkan budaya

klien ketika

mempromosikan

aktivitas perawatan diri.

2. Menyediakan pakaian

klien ditempat yang

mudah untuk dijangkau.

3. Memberi bantuan dalam

berpakaian jika

diperlukan.

4. Mempertahankan privasi

klien ketika klien

berpakaian.

S : Klien mengatakan

merasa nyaman setelah

pakaian diganti. O :

1. Klien terlihat rapi

setelah dibantu.

mengenakan pakaian 2. Klien lebih bersih dan

nyaman.

3. Klien masih belum

berpakaian secara

mandiri.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Dalam 1x6 jam klien

akan mampu

menunjukkan perawatan

diri : berpakaian dengan skala 3.

Rencana tindakan

selanjutnya :

2. Bantu perwatan diri : berpakaian


(63)

56 3. Rabu,

20Mei 2015

Bantuan perawatan diri eliminasi :

1. Membantu klien ke

kamar mandi.

2. Membantu membuka

pakaian klien saat melakukan eliminasi.

3. Mempertahankan

privasi klien selama melakukan eliminasi.

4. Memfasilitasi alat

kebersihan eliminasi

setelah selesai

melakukan eliminasi.

5. Membantu untuk

membersihkan atau

menyiram kamar

mandi setelah selesai melakukan eliminasi.

S : Klien mengatakan ingin

melakukan eliminasi O :

1. Eliminasi klien berjalan

dengan baik setelah dibantu berpindah ke kamar mandi

2. Klien belum mampu

melakukan hygiene eliminasi dengan benar

3. Klien belum mampu

menyiram toilet setelah

melakukan eliminasi. A : Masalah teratasi sebagian.

P : Dalam 1x6 jam klien akan

mampu menunjukkan

perawatan diri : eliminasi dengan skala 3.

Rencana tindakan selanjutnya: 3. Bantu perwatan diri :


(64)

57 No.

Dx Hari/Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) 1. Kamis,

21 Mei 2015

Bantuan perawatan diri mandi :

1. Mempertimbangkan

budaya klien ketika

mempromosikan

aktivitas perawatan diri.

2. Mempertimbangkan usia

klien ketika

mempromosikan

aktivitas perawatan diri.

3. Menentukan jumlah dan

jenis bantuan yang

dibutuhkan.

4. Meletakkan

handuk,sabun dan

peralatan lain yang

diperlukan di didekat kamar mandi.

5. Memantau pembersihan

kuku sesuai dengan

kemampuan perawatan diri.

6. Memfasilitasi sikat gigi yang sesuai.

7. Memantau integritas

kulit.

8. Mempertahankan ritual

kebersihan.

S : Klien mengatakan merasa segar dan nyaman setelah mandi

O :

1. Ketombe pada rambut

berkurang.

2. Pada bagian mulut,

gig lebih bersih dan bau mulut berkurang. 3. Kulit klien terlihat

bersih.

4. Klien mampu

melakukan perawatan mulut secara mandiri

5. Klien masih sangat

membutuhkan bantuan pemberi asuhan. A : Masalah teratasi sebagian

P : Dalam 1x6 jam klien

akan mampu

menunjukkan perawatan

diri : mandi dengan skala 3.

Rencana tindakan

selanjutnya :

1. Bantu perwatan diri : mandi


(65)

58 2. Kamis,

21 Mei 2015

Bantuan perawatan diri berpakaian :

1. Pertimbangkan budaya

klien ketika

mempromosikan

aktivitas perawatan diri.

2. Menyediakan pakaian

klien ditempat yang

mudah untuk dijangkau.

3. Memberi bantuan dalam

berpakaian jika

diperlukan.

4. Mempertahankan privasi

klien ketika klien

berpakaian.

S : Klien mengatakan

merasa nyaman setelah

pakaian diganti. O :

1. Klien terlihat rapi

setelah dibantu.

mengenakan pakaian 2. Klien lebih bersih dan

nyaman.

3. Klien masih belum

berpakaian secara

mandiri.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Dalam 1x6 jam klien

akan mampu

menunjukkan perawatan

diri : berpakaian dengan skala 3.

Rencana tindakan

selanjutnya :

2. Bantu perwatan diri : berpakaian


(66)

59 3. Kamis,

21 Mei 2015

Bantuan perawatan diri eliminasi :

1. Membantu klien ke

kamar mandi.

2. Membantu membuka

pakaian klien saat melakukan eliminasi.

3. Mempertahankan

privasi klien selama melakukan eliminasi.

6. Memfasilitasi alat

kebersihan eliminasi

setelah selesai

melakukan eliminasi.

7. Membantu untuk

membersihkan atau

menyiram kamar

mandi setelah selesai.

S : Klien mengatakan ingin

melakukan eliminasi O :

1. Eliminasi klien berjalan

dengan baik setelah dibantu berpindah ke kamar mandi.

2. Klien belum mampu

melakukan hygiene eliminasi dengan benar.

3. Klien belum mampu

menyiram toilet setelah

melakukan eliminasi. A : Masalah teratasi sebagian.

P : Dalam 1x6 jam klien akan

mampu menunjukkan

perawatan diri: eliminasi dengan skala 3.

Rencana tindakan selanjutnya: 3. Bantu perwatan diri :


(67)

60 BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn. A dengan prioritas masalah kebutuhan dasar personal hygiene dan melakukan pembahasan teoritis

dengan kasus, maka pada kesempatan ini penulis menarik beberapa kesimpulan dan memberikan beberapa saran sesuai dengan penerapan proses keperawatan dapat diambil kesimpulan sekiranya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemberian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

A. KESIMPULAN

Hygiene adalah ilmu kesehatan. Cara perawatan diri manusia untuk

memelihara kesehatan mereka disebut hygiene perorangan. Cara perawatan diri

menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional klien, (Potter & Perry, 2006).

Karya Tulis Ilmiah ini membahas kasus Personal Hygiene pada Tn. A

berusia 35 tahun, dengan diagnosa medis skizofrenia, masuk ke Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara dan dirawat di Ruangan Singgalang.

Setelah dilakukan pengkajian data subjektif, klien mengatakan medengar mendengar suara-suara gaduh sehingga klien sering murung sendiri,klien jarang mandi dan tidak melakukan aktivitas, seperti berkomunikasi bersama keluarga dan masyarakat tempat tinggal. Dengan data di atas maka penulis menegakkan asuhan


(68)

61

keperawatan dengan prioritas masalah kebutuhan dasar Perawatan Diri/ Personal

Hygiene.

B. SARAN 1. Bagi Klien

Meningkatkan pengetahuan klien tentang personal hygiene untuk

mengaplikasikan bagaimana cara merawat diri dengan baik seperti mandi, berpakaian, dantoileting.

2. Bagi Rumah Sakit

Masukan dan informasi bagi pelayanan keperawatan Rumah Sakit Jiwa dalam mengambil kebijakan asuhan keperawatan, khususnya pada klien yang

mengalami gangguan personal hygiene.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Karya tulis ilmiah sebaiknya dituliskan sesuai dengan hasil pengkajian asuhan keperawatan berdasarkan departement mata kuliah Keperawatan jiwa, bertujuan agar mahasiswa DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara mampu memenuhi standar kompetensi keperawatan.

4. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan tentang intervensi terhadap kebutuhan personal


(69)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. H.(2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses dan Keperawatan . Jakarta : Salemba Medika.

Isro’in Laily & Andarmoyo Sulistyo. (2012). Personal Hygiene : Konsep, Proses, dan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Moorhead, S, Jhonson, M & Maas, M.(2004). Nursing Outcomes Classification

(NOC). 3rd edition. St. Louis. Mosby.

Bulecheck, G, Butcher, H & McCloskey Dotchterman, J. (2008). Nursing Intervention Classification (NIC). 5th edition. St. Louis. Mosby Elsevier.

Potter, P & Perry, A. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarata : EGC.

Herdman, T. H. 2012. NANDA International Nursing Diagnoses : Definitions and Classifications, 2012-2014. Oxford : Wilay-Blackwell.

Nurjannah, I. 2012. Intan’s Diagnosis Assesment. Yogyakarta : Mocomedia.

Tarwoto dan Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

Tarwoto dan Wartonah. (2003). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


(70)

LAMPIRAN

CATATAN PERKEMBANGAN

NO. DX

Implementasi

Keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi

Hari/Tanggal Pukul 1. Kamis,

21 Mei 2015

10.00 WIB

1. Mempertimbangkan

budaya klien ketika mempromosikan

aktivitas perawatan

diri.

2. Mempertimbangkan

usia klien ketika

mempromosikan

aktivitas perawatan

diri.

3. Menentukan jumlah

dan jenis bantuan yang dibutuhkan.

4. Meletakkan

handuk,sabun dan

peralatan lain yang

diperlukan di didekat kamar mandi.

5. Memantau

pembersihan kuku

sesuai dengan

kemampuan perawatan diri.

6. Memfasilitasi sikat gigi yang sesuai.

S : Klien mengatakan merasa segar dan nyaman setelah mandi.

O :

1. Ketombe pada

rambut berkurang.

2. Pada bagian

mulut, gigi, lebih

bersih dan bau

mulut berkurang. 3. Kulit klien tampak

bersih.

4. Klien mampu

melakukan

perawatan mulut

secara mandiri.

5. Klien masih

sangat

membutuhkan

bantuan pemberi

asuhan.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Dalam 1x6 jam klien

akan mampu


(71)

2. Kamis, 21 Mei 2015

10.00 WIB

7. Memantau integritas kulit.

8. Mempertahankan ritual kebersihan.

22 Bantuan perawatan diri berpakaian :

1. Merpetimbangkan

budaya klien ketika mempromosikan

aktivitas perawatan

diri.

2. Menyediakan pakaian

klien ditempat yang

mudah untuk

dijangkau.

3. Memberi bantuan

dalam berpakaian jika diperlukan.

4. Mempertahankan

privasi klien ketika klien berpakaian.

perawatan diri : mandi dengan skala 3.

Rencana tindakan

selanjutnya :

1. Bantu perwatan diri : mandi.

S : Klien mengatakan merasa nyaman setelah pakaian diganti.

O :

1. Klien terlihat rapi

setelah dibantu.

mengenakan pakaian.

2. Klien lebih bersih dan nyaman.

3. Klien masih belum

berpakaian secara mandiri.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Dalam 1x6 jam klien

akan mampu

menunjukkan

perawatan diri: berpakaian dengan skala 3.

Rencana tindakan

selanjutnya :

2. Bantu perwatan diri : berpakaian.


(72)

3. Kamis, 21 Mei 2015

10.00 WIB

Bantuan perawatan diri eliminasi :

1. Membantu klien ke

kamar mandi.

2. Membantu membuka

pakaian klien saat

melakukan eliminasi.

3. Mempertahankan

privasi klien selama melakukan eliminasi.

4. Memfasilitasi alat

kebersihan eliminasi

setelah selesai

melakukan eliminasi.

5. Membantu untuk

membersihkan atau

menyiram kamar

mandi setelah selesai melakukan eliminasi.

S : klien mengatakan

ingin melakukan

eliminasi. O :

1. Eliminasi klien

berjalan dengan

baik setelah

dibantu berpindah ke kamar mandi.

2. Klien belum

mampu melakukan

hygiene eliminasi dengan benar.

3. Klien belum

mampu menyiram

toilet setelah

melakukan eliminasi. A : Masalah teratasi sebagian.

P : Dalam 1x6 jam klien

akan mampu

menunjukkan

perawatan diri : eliminasi dengan skala 3.

Rencana tindakan

selanjutnya :

3. Bantu perwatan diri : eliminasi.


(73)

NO. DX

Implementasi

Keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi

Hari/tanggal Pukul 1. Jum’at,

22 Mei 2015

09.30 WIB

Bantuan perawatan diri mandi :

1. Mempertimbangkan

budaya pasien ketika mempromosikan

aktivitas perawatan

diri.

2. Mempertimbangkan

usia klien ketika

mempromosikan

aktivitas perawatan

diri.

3. Menentukan jumlah

dan jenis bantuan yang dibutuhkan.

4. Meletakkan

handuk,sabun dan

peralatan lain yang

diperlukan di didekat kamar mandi.

5. Memantau

pembersihan kuku

sesuai dengan

kemampuan perawatan diri.

6. Memfasilitasi sikat gigi yang sesuai.

S : Klien mengatakan merasa segar dan nyaman setelah mandi.

O :

1. Ketombe pada

rambut berkurang.

2. Pada bagian

mulut, gigi, lebih bersih dan bau mulut berkurang.

3. Kulit klien

terlihat bersih.

4. Klien mampu

melakukan

perawatan mulut secara mandiri.

5. Klien masih

sangat

membutuhkan bantuan pemberi asuhan.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Dalam 1x6 jam klien akan mampu menunjukkan


(74)

2. Jum’at 22 Mei 2015

09.30 WIB

7. Memantau integritas kulit.

8. Mempertahankan ritual kebersihan.

6.

Bantuan perawatan diri berpakaian:

1. Merpetimbangkan

budaya klien ketika mempromosikan

aktivitas perawatan

diri.

2. Menyediakan pakaian

klien ditempat yang

mudah untuk

dijangkau.

3. Memberi bantuan

dalam berpakaian jika diperlukan.

4. Mempertahankan

privasi klien ketika klien berpakaian.

perawatan diri : mandi dengan skala 3.

Rencana tindakan

selanjutnya :

1. Bantu perwatan diri : mandi.

S : Klien mengatakan merasa nyaman setelah pakaian diganti.

O :

1. Klien terlihat rapi setelah dibantu. mengenakan pakaian.

2. Klien lebih bersih dan nyaman.

4. Klien masih

belum berpakaian secara mandiri. A : Masalah teratasi

sebagian.

P : Dalam 1x6 jam klien akan mampu menunjukkan

perawatan diri : berpakaian dengan skala 3.

Rencana tindakan

selanjutnya :

2. Bantu perwatan diri: berpakaian.


(75)

3. Jum’at, 22 Mei 2015

09.30 WIB

Bantuan perawatan diri eliminasi :

1. Membantu klien ke

kamar mandi.

2. Membantu

membuka pakaian

klien saat melakukan eliminasi.

3. Mempertahankan

privasi klien selama melakukan

eliminasi.

4. Memfasilitasi alat

kebersihan eliminasi

setelah selesai

melakukan eliminasi.

5. Membantu untuk

membersihkan atau

menyiram kamar

mandi setelah selesai melakukan

eliminasi.

S : Klien mengatakan ingin melakukan eliminasi. O :

1. Eliminasi klien

berjalan dengan

baik setelah dibantu berpindah ke kamar mandi.

2. Klien belum

mampu melakukan

hygiene eliminasi

dengan benar.

3. Klien belum

mampu menyiram

toilet setelah

melakukan eliminasi.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Dalam 1x6 jam klien

akan mampu

menunjukkan

perawatan diri : eliminasi dengan skala 3.

Rencana tindakan

selanjutnya :

3. Bantu perwatan diri : eliminasi.


(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(1)

3. Jum’at, 22 Mei 2015

09.30 WIB

Bantuan perawatan diri eliminasi :

1. Membantu klien ke kamar mandi.

2. Membantu

membuka pakaian klien saat melakukan eliminasi.

3. Mempertahankan privasi klien selama melakukan

eliminasi.

4. Memfasilitasi alat kebersihan eliminasi setelah selesai melakukan

eliminasi.

5. Membantu untuk membersihkan atau menyiram kamar mandi setelah selesai melakukan

eliminasi.

S : Klien mengatakan ingin melakukan eliminasi. O :

1. Eliminasi klien berjalan dengan baik setelah dibantu berpindah ke kamar mandi.

2. Klien belum mampu melakukan hygiene eliminasi dengan benar. 3. Klien belum

mampu menyiram toilet setelah melakukan

eliminasi.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Dalam 1x6 jam klien

akan mampu

menunjukkan

perawatan diri : eliminasi dengan skala 3.

Rencana tindakan selanjutnya :

3. Bantu perwatan diri : eliminasi.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan pada Tn.H dengan Prioritas Masalah Personal Hygiene di RSU Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara

2 48 50

Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara

0 0 7

Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara

0 0 4

Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara

0 0 2

Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara

0 0 1

Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien dengan Prioritas Masalah Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Pemerintah Sumatera Utara

0 0 11

Asuhan Keperawatan pada Tn.H dengan Prioritas Masalah Personal Hygiene di RSU Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara

0 3 6

Asuhan Keperawatan pada Tn.H dengan Prioritas Masalah Personal Hygiene di RSU Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara

0 1 4

Asuhan Keperawatan pada Tn.H dengan Prioritas Masalah Personal Hygiene di RSU Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Asuhan Keperawatan pada Tn.H dengan Prioritas Masalah Personal Hygiene di RSU Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara

0 0 1