PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, AUDIT TENURE, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015)

(1)

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, AUDIT TENURE, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP INTEGRITAS

LAPORAN KEUANGAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015)

THE INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM, AUDIT TENURE, AND AUDITOR’S INDEPENDENCE TO INTEGRITY OF

FINANCIAL STATEMENTS

(Empirichal Study on Manufacture Company Listed in Indonesia Stock Exchange in Year 2012-2015)

SKRIPSI

Oleh

LUSIANA DWI WAHYUNI 20130420031

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, AUDIT

TENURE, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP INTEGRITAS

LAPORAN KEUANGAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015)

THE INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM,

AUDIT TENURE, AND AUDITOR’S INDEPENDENCE TO INTEGRITY OF

FINANCIAL STATEMENTS

(Empirichal Study on Manufacture Company Listed in Indonesia Stock Exchange in Year 2012-2015)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

LUSIANA DWI WAHYUNI 20130420031

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


(3)

SKRIPSI

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, AUDIT

TENURE, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP INTEGRITAS

LAPORAN KEUANGAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015)

THE INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM,

AUDIT TENURE, AND AUDITOR’S INDEPENDENCE TO INTEGRITY OF

FINANCIAL STATEMENTS

(Empirichal Study on Manufacture Company Listed in Indonesia Stock Exchange in Year 2012-2015)

Diajukan oleh:

LUSIANA DWI WAHYUNI 20130420031

Telah disetujui Dosen Pembimbing Pembimbing

Sigit Arie Wibowo, S.E., M.Acc., Ak., CA Tanggal 7 Desember 2016 NIK: 19860906201110 143 088


(4)

SKRIPSI

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, AUDIT

TENURE, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP INTEGRITAS

LAPORAN KEUANGAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015)

THE INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM,

AUDIT TENURE, AND AUDITOR’S INDEPENDENCE TO INTEGRITY OF

FINANCIAL STATEMENTS

(Empirichal Study on Manufacture Company Listed in Indonesia Stock Exchange in Year 2012-2015)

Diajukan oleh:

LUSIANA DWI WAHYUNI 20130420031

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di Depan

Dewan Penguji Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Tanggal 16 Desember 2016 Yang terdiri dari

Dr. Ietje Nazaruddin, M.Si., Ak., CA Ketua Tim Penguji

Dra. Arum Indrasari, M.Buss., Ak., CASigit Arie Wibowo, SE., M.Acc., Ak., CA Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Lusiana Dwi Wahyuni Nomor Mahasiswa : 20130420031

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, AUDIT TENURE, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 7 Desember 2016


(6)

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

(Q.S. Al-Insyirah Ayat 6)

Sesungguhnya Allah tidak

akan merubah nasib suatu kaum

sebelum mereka berusaha

merubahnya sendiri

(Q.S. Ar-

Ra’d Ayat 11)

)

FASTABIQUL

KHOIRAAT


(7)

Ku persembahkan karya skripsi ini teruntuk:

Mamah dan Bapak tercinta sebagai semangatku

Kakakku yang selalu menyayangiku


(8)

 ALLAH SWT yang telah memberikan Rahmat serta Karunia-Nya sehingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

 Mamahku, Sagirah yang telah bersusah payah mengandung dan melahirkanku, merawatku, membesarkanku, menyayangiku serta tak hentinya memberikanku semangat belajar, nasihat untuk terus menjalankan Shalat 5 waktu, terimakasih atas doa yang telah mamah panjatkan untukku. I Love You, You are My Everything.

 Bapakku, Wagiran yang selalu memberikan semangat dan telah bekerja keras untuk berusaha mencari nafkah bagi keluarga kami, memberikan segala bentuk dukungan spiritual, material, serta selalu memanjatkan doa untuk kesuksesanku.

 Kakakku, Aan Susanto terimakasih untuk doa, semangat dan dukungannya, makasih sudah mengajariku menyetir mobil. I Love you.

 Terimakasih saudara dan sepupuku semua. Yang selalu memberikan arahan, motivasi serta masukan yang baik bagi aku untuk kedepannya. Mohon doanya.

 Bapak Sigit Arie Wibowo,S.E.,M.Acc.,Akt. yang sudah banyak membantu saya dari pembuatan proposal hingga skripsi. Maaf ya pak kalau sering ribut minta bimbingan hehehe.

 Bapak dan Ibu Dosen dan Karyawan Prodi Akuntansi FEB Terimakasih atas ilmunya, doa, motivasi serta dukungannya.


(9)

Gigih Taufiq Ismail. Terimakasih untuk pernah menjadi semangat aku, teman curhat, teman berbagi ilmu, terimakasih sering mengajakku berkeliling, bersepeda ke Parangtritis, ke Kalasan. Tetap jaga silaturrahim. Sukses terus ya.

 Teman-teman BEM FEB UMY Periode 2015-2016, khususnya Pengurus Harian, Bang Handan, Nisa Pratiwi, Nisa Diah, Ekta, dan Afiqa serta teman-teman struktural semua. Terimakasih telah memberikanku kesempatan untuk belajar memimpin, mempercayaiku untuk menjalankan amanah sebagai Sekretaris II, sukses kuliahnya, sukses skripsinya, dan tetap semangat dalam melakukan aktivitas-aktivitasnya ya. I Love You All.

 Teman-teman IMM FEB UMY, terimakasih ilmu dan pengalamannya selama menjadi kader hingga saat ini. Tetap loyal semua ya dalam pengabdiannya kepada organisasi Muhammadiyah.

 Teman-teman KSR PMI Unit IX UMY. Terimakasih atas segala ilmu Pertolongan Pertama, pengabdian kepada masyarakat, pengalaman yang sangat berharga yang tidak akan aku lupakan. Terimakasih dari Diklat hingga sekarang tetap jiwa korsa, terus lanjutkan pengabdiannya, jiwa kemanusiaan untuk menolong sesama.

 Teman-temanku Akuntansi Kelas A, yang pernah berjuang bersama, 1 kelas selama 2 semester. Terimakasih doa, semangat, serta dukungannya.


(10)

 Teman-teman Akuntansi Angkatan 2013, terimakasih dukungannya. Semoga kita semua sukses, terus semangat, jangan lupa Shalat 5 waktu dan berdoa. Kita yakin, pasti BISA.

 Teman-teman KKN 03. Terimakasih telah mengerti aku selama 1 bulan, maaf kalau jarang bantu-bantu di dapur. Dari kalian, aku belajar menghargai satu sama lain, menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing dari kita, serta banyak pembelajaran yang berharga meskipun hanya 1 bulan. Terimakasih Andi, Ida, Rara, Uut, Arini, Chandra, Riza, Mita, Anggi, Cigy, Desti, Agung, Shinta, Adit. I Miss You All.

 Temanku, Deandra Fariska Damayanti, S.E. terimakasih udah mau terbuka, mau sharing, ngasih solusi dari pembuatan proposal hingga skripsi, maaf banget ya sering merepotkan. Terus semangat untuk S2nya, jangan lupa Shalat 5 waktu dan berdoa. Kamu pasti BISA.

 Sahabatku, Nur Efi Kurniyawati,S.Ftr. Terimakasih udah mau ngertiin aku, makasih ya udah sabar sama aku yang sering ribut untuk bolang bareng. Sukses dan semangat ya kuliah profesinya. Jangan lupa Shalat 5 waktu dan berdoa. Kita pasti BISA.

 Teman-temanku SMA Muhammadiyah 2 Jogja. Terimakasih Anisa Nurul, Dhita, Amirul, Dovi, dan semuanya yang tidak bisa aku sebutkan satu-satu. Jaga silaturrahim ya. Semangat terus untuk mengejar kariernya, semoga sukses.


(11)

 Teman-teman dekatku, Indita, Bunga, Shafa, Ulfa, Tyka, Dessy, Ida, Dewi. Makasih untuk pernah belajar bareng, ngerjain tugas bareng. Tetap semangat dan terus berusaha.  Adik-Adik, mba, dan teman-teman mentoring PAI 2016.

Terimakasih Dek Ulfah, Dek Amel, Dek Dian, Dek Tiara, Dek Hanum, Dek Vita, Fiska, Clara dan Mba Nirma atas semangat dan dukungannya, semangat juga ya kuliah dan organisasinya.

 Temanku TK, Husna Nur Hakim. Terimakasih selalu memberikan masukan, semangat, saling jaga silaturraim ya teman krucilku waktu TK hihihi. Semangat diet bareng hahaha. Sukses terus ya, tetap semangat.

 Temanku, Endah Purnamasari. Terimakasih doa dan semangatnya. Silaturrahim lagi ya di Jogjakarta.

 Temanku, Rahmat Sahid Suraya, S.IP. Terimakasih sering ngajak jalan-jalan. Sukses dan semangat untuk S2nya di UGM.  Keponakan gemesh, Azka Aqila Marva. Terimakasih,

semangatku. Azka yang rajin ya nak sekolahnya, gak boleh nakal, patuh pada Bunda dan Ayah ya nak. I Miss You, Gondrong Boy.  Dedek bayi ndut, Langit Timur Kautsar Prada. Terimakasih,

karena Langit ounty jadi semangat belajarnya, kamu gemesin banget sih dek hehehehe. Sehat terus ya nak, besok jadi anak yang pintar, semoga besok jadi pilot hihihi, jadi kebanggaan Mamah (Mba Irma) dan Bapakmu (Mas Mendung) ya nak.


(12)

 Terimakasih untuk semua pihak yang telah banyak membantu saya, serta memberikan doa dan semangat. Teruntuk Almamaterku tercinta dan Organisasi Muhammadiyah.


(13)

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme corporate governance, audit tenure, dan independensi auditor terhadap integritas laporan keuangan. Sampel dalam penelitian ini adalah 117 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 4 tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2012-2015 sebagai sampel penelitian berdasarkan metode purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur, dan referensi lain yang mendukung penelitian ini. Teknik analisis data menggunakan uji asumsi klasik: uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, komisaris independen tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, komite audit tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, audit tenure tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, independensi auditor tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.

Kata Kunci : Mekanisme Corporate Governance, Audit Tenure, dan Independensi Auditor terhadap Integritas Laporan Keuangan.


(14)

ABSTRACT

The research aims to examine the influence of corporate governance mechanism, audit tenure, and auditor’s independence to integrity of financial statements. The sample in this research are 117 companies listed in the Indonesia Stock Exchange for four years from 2012-2015 as the sample is based on purposive sampling method. The data used in this research is a secondary form of financial statements of manufacturing companies, and other reference that support this research. Data were analyzed using classic assumption test: normality test, autocorrelation test, multicollienarity test, and heteroskedastisitas test. Hypothesis test using multiple regression analysis. The result showed that institutional ownership has no effect on integrity of financial statements, managerial ownership has no effect on integrity of financial statements, independent commissioner has no effect on integrity of financial statements, audit committee has no effect on integrity of financial statements, audit tenure has no effect on integrity of financial statements, auditor’s independence has no effect on integrity of financial statements. Key Words : Corporate Governance Mechanism, Audit Tenure, and Auditor’s Independence to Integrity of Financial Statements.


(15)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan kelancaran, kemudahan, rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis. Hanya dengan izin dan pertolongan-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Audit Tenure, dan Independensi Auditor terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015)”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, serta saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Ibu Dr. Ietje Nazaruddin, S.E., M.Si., Akt., CA selaku Kepala Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Sigit Arie Wibowo, S.E., M.Acc., Akt. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, saran, pengarahan, bimbingan dan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.


(16)

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah sabar dalam mendidikdan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama dibangku perkuliahan. 5. Bapak dan Ibu Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

6. Orang tua tersayang yang selalu menjadi inspirasi, memberikan motivasi, semangat dan doa kepada penulis, kakak dan adik-adik tercinta serta keluarga besar yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

7. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan, semangat, doa serta bantuan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi dengan baik. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini yang

tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan penelitian dimasa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yogyakarta, 7 Desember 2016


(17)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………...i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………..ii

HALAMAN PENGESAHAN………iii

HALAMAN PERNYATAAN………iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………...…..v

INTISARI………..xii

ABSTRACT………...xiii

KATA PENGANTAR………..xiv

DAFTAR ISI………...xvi

DAFTAR TABEL………...xix

DAFTAR GAMBAR……….xx

BAB I PENDAHULUAN………1

A. Latar Belakang………...1

B. Batasan Masalah………....9

C. Rumusan Masalah………10

D. Tujuan Penelitian……….10

E. Manfaat Penelitian………...11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….13

A. Landasan Teori……….13

1. Teori Agensi (Agency Theory)………...13

2. Integritas Laporan Keuangan……….15


(18)

4. Kepemilikan Institusional………..22

5. Kepemilikan Manajerial……….23

6. Komisaris Independen………24

7. Komite Audit………..24

8. Audit Tenure………...26

9. Independensi Auditor……….27

B. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis………...28

1. Kepemilikan Institusional dan Integritas Laporan Keuangan...28

2. Kepemilikan Manajerial dan Integritas Laporan Keuangan...31

3. Komisaris Independen dan Integritas Laporan Keuangan………....33

4. Komite Audit dan Integritas Laporan Keuangan………...35

5. Audit Tenure dan Integritas Laporan Keuangan………....37

6. Independensi Auditor dan Integritas Laporan Keuangan..39

C. Model Penelitian………..40

BAB III METODE PENELITIAN………...42

A. Objek Penelitian………...42

B. Jenis Data……….42

C. Populasi dan Sampling……….43

D. Metode Pengumpulan Data………..44


(19)

F. Uji Kualitas Data………..49

G. Uji Hipotesis dan Analisa Data………....52

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN………...56

A. Gambaran Umum Objek Penelitian……….56

B. Metode Analisis Data………...57

1. Uji Statistik Deskriptif………..57

2. Hasil Uji Asumsi Klasik………59

C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)………...62

D. Pembahasan………..66

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN………76

A. Simpulan………..76

B. Saran………77

C. Keterbatasan ………...77 DAFTAR PUSTAKA


(20)

DAFTAR TABEL

4.1. Proses Pemilihan Sampel………56

4.2. Hasil Uji Analisis Deskriptif………...57

4.3. Hasil Uji Normalitas………...59

4.4. Hasil Uji Autokorelasi………60

4.5. Hasil Multikolinieritas………61

4.6. Hasil Uji Heteroskedastisitas………..62

4.7. Hasil Uji Koefisien Determinasi……….62

4.8. Hasil Uji Nilai F………..63

4.9. Hasil Uji Regresi Linier Berganda………..64


(21)

DAFTAR GAMBAR


(22)

(23)

(24)

(25)

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme corporate governance, audit tenure, dan independensi auditor terhadap integritas laporan keuangan. Sampel dalam penelitian ini adalah 117 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 4 tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2012-2015 sebagai sampel penelitian berdasarkan metode purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur, dan referensi lain yang mendukung penelitian ini. Teknik analisis data menggunakan uji asumsi klasik: uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, komisaris independen tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, komite audit tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, audit tenure tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, independensi auditor tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.

Kata Kunci : Mekanisme Corporate Governance, Audit Tenure, dan Independensi Auditor terhadap Integritas Laporan Keuangan.


(26)

ABSTRACT

The research aims to examine the influence of corporate governance mechanism, audit tenure, and auditor’s independence to integrity of financial statements. The sample in this research are 117 companies listed in the Indonesia Stock Exchange for four years from 2012-2015 as the sample is based on purposive sampling method. The data used in this research is a secondary form of financial statements of manufacturing companies, and other reference that support this research. Data were analyzed using classic assumption test: normality test, autocorrelation test, multicollienarity test, and heteroskedastisitas test. Hypothesis test using multiple regression analysis. The result showed that institutional ownership has no effect on integrity of financial statements, managerial ownership has no effect on integrity of financial statements, independent commissioner has no effect on integrity of financial statements, audit committee has no effect on integrity of financial statements, audit tenure has no effect on integrity of financial statements, auditor’s independence has no effect on integrity of financial statements. Key Words : Corporate Governance Mechanism, Audit Tenure, and Auditor’s Independence to Integrity of Financial Statements.


(27)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini banyak sekali terjadi kasus manipulasi akuntansi yang tentunya terlibat dalam kasus hukum, pada kenyataannya banyak perusahaan yang membuat laporan keuangan tanpa menggunakan integritas, yaitu informasi yang tersaji di dalam laporan keuangan tidak menunjukkan kebenaran dan keadilan bagi banyak pihak termasuk pengguna laporan keuangan. Beberapa perusahaan-perusahaan besar yang ada di Amerika telah terlibat dalam kasus-kasus manipulasi akuntansi tersebut, seperti perusahaan Enron, Xerox, Tyco, Global Crossing, dan Worldcom, selain itu beberapa perusahaan yang ada di Indonesia juga terlibat dalam kasus tersebut, seperti perusahaan Kimia Farma, Bank Century dan Bank Lippo yang pernah memiliki kualitas audit yang tinggi (Astria, 2011).

Salah satu contohnya pada kasus Bank Century, di mana Bank Century ditetapkan sebagai Bank gagal yang berdampak sistemik pada tanggal 20 November 2008. Bank Century mengalami gagal kliring atau tidak dapat membayar dana atas permintaan nasabah. Salah satu dari beberapa pilihan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan Bank Century ini adalah penutupan. Bank Century menyerahkan penanganannya kepada LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) untuk


(28)

2

menyelesaikan masalah kegagalan Bank Century. Salah satu tindakan yang dilakukan LPS dalam penyelamatan Bank Century adalah dengan menambah modal bank dengan bentuk penyertaan modal sementara. Jumlah penambahan modal yang disetorkan kepada Bank Century yaitu sebesar Rp 6,762 Trilyun, dengan rincian sebagai berikut :

No Tanggal Jumlah

(Rp)

Keterangan

1 23 November 2008 2,776 T BI: Untuk Capital Adequancy

Rasio (CAR-rasio kecukupan modal) 8% dibutuhkan Rp 2,655T. Peraturan LPS: LPS dapat

menambahkan modal sehingga CAR 10%, yaitu Rp 2,776T.

2 5 Desember 2008 2,201 T Untuk menutup kebutuhan

likuiditas sampai dengan periode tanggal 31 Desember 2008.

3 3 Februari 2009 1,155 T Untuk menutup kebutuhan CAR

berdasarkan hasil assessment BI atas hasil perhitungan dari Direksi Bank Century.

4 21 Juli 2009 0,630 T Untuk menutup kebutuhan CAR

berdasarkan hasil assessment dari BI atas hasil audit Kantor Akuntan Publik (KAP).

TOTAL 6,6762 T

Sumber : LPS

Kasus manipulasi keuntungan tersebut dilakukan karena pihak perusahaan menginginkan agar sahamnya tetap diminati oleh investor. Banyak pihak yang terlibat dalam kasus manipulasi tersebut termasuk

Chief Executive Officer (CEO), dewan komisaris, komite audit, auditor internal, sampai dengan auditor eksternal yang melibatkan KAP big-five


(29)

3

luas. Hal tersebut memberikan bukti bahwa orang-orang dalam tersebut banyak melakukan kecurangan terhadap pelaporan keuangan (Astria, 2011).

Kasus-kasus manipulasi laporan keuangan tersebut menyebabkan banyak pihak termasuk pihak masyarakat yang mengajukan berbagai pertanyaan terutama terhadap penerapan corporate governance atau tata kelola perusahaan di mana direktur banyak menyalahkan otoritasnya dalam kegiatan operasional perusahaan dikarenakan penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang masih rendah. Hal tersebut dikarenakan adanya krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia terutama di Negara Indonesia yang semakin menjadi perhatian besar sehingga menimbulkan kasus-kasus yang melibatkan manipulasi laporan keuangan.

Allah SWT memerintahkan kepada hamba-Nya untuk senantiasa berbuat jujur, sebagaimana telah dijelaskan dalam Firman-Nya Q.S. Al-Anfal ayat 58 yang artinya, “Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.”

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan dan menyajikan informasi yang dapat bermanfaat bagi pihak pengguna laporan keuangan, yang berkaitan dengan posisi keuangan, arus kas, kinerja, serta perubahan posisi keuangan di suatu perusahaan dalam pembuatan atau pengambilan


(30)

4

keputusan ekonomi (SAK, 2004). Laporan keuangan juga harus mencakup informasi yang memenuhi kriteria andal dan berkualitas yaitu, laporan keuangan yang disajikan tidak mengandung unsur rekayasa, tidak terdapat kesalahan material serta mengungkapkan informasi yang mengandung integritas tinggi atau laporan keuangan yang menunjukkan informasi benar dan jujur sesuai dengan fakta atau keadaan sebenarnya, sehingga dapat menjadi kepentingan bagi banyak pihak termasuk bagi para pengguna laporan keuangan (SAK, 2004). Oleh karena itu, laporan keuangan harus disajikan dengan informasi yang memiliki integritas tinggi.

Mayangsari (2003) mendefinisikan integritas laporan keuangan adalah laporan keuangan yang disajikan memiliki informasi yang benar dan jujur. Sedangkan definisi integritas laporan keuangan menurut

Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No 2 menjelaskan bahwa integritas laporan keuangan merupakan kualitas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan disajikan secara wajar bebas, tidak bias dan jujur dalam menyajikan informasi. Laporan keuangan yang berintegritas memenuhi kualitas reliability yang terdiri dari 4 (empat) komponen, yaitu verifiability, representational, faithfulness, dan neutrality

(Harrison Jr, dkk, 2011).

Faktor pertama yang mempengaruhi integritas laporan keuangan

adalah mekanisme corporate governance. Mekanisme corporate

governance menurut Forum for corporate Governance in Indonesia (FCGI) merupakan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara


(31)

5

pemegang saham, pengelola (pengurus) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban mereka atau dengan kata lain yang disebut suatu sistem yang mengendalikan perusahaan (Citra, 2013). Apabila penerapan corporate governance yang dilakukan di suatu perusahaan semakin baik maka diharapkan dapat meminimalkan perilaku manajemen perusahaan yang kurang baik atau mementingkan diri sendiri (opportunistic) dalam mengantisipasi terjadinya kecurangan terhadap pelaporan keuangan, sehingga informasi dalam laporan keuangan dapat disajikan lebih berintegritas, yaitu laporan keuangan yang disajikan mengandung unsur informasi yang benar dan jujur sesuai dengan fakta. (Astria, 2011).

Hasil dari pelaporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan

dapat dipengaruhi dari perusahaan yang menerapkan corporate

governance dengan baik, jika perusahaan semakin baik dalam melakukan penerapan terhadap corporate governance, maka diharapkan manajemen perusahaan akan mengalami kesulitan untuk melakukan kecurangan dalam pelaporan keuangan, hal ini juga dikarenakan adanya dewan komisaris yang melakukan pengawasan terhadap perilaku manajer di perusahaan sehingga perusahaan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan fakta yang sebenarnya dan memiliki integritas tinggi (Zuhdi dkk, 2015).


(32)

6

mekanisme, yaitu kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, dan komite audit.

Faktor kedua yang mempengaruhi integritas laporan keuangan adalah audit tenure. Audit tenure merupakan masa perikatan atau jangka waktu penugasan antara auditor dengan klien terkait jasa audit yang disepakati. Tenure menjadi perdebatan pada saat tenure audit yang dilakukan dalam jangka waktu yang terlalu singkat dan tenure audit yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama (Fierdha dkk, 2015). Sinason, et al. (2001) dalam Astria (2011) menemukan bahwa jenis perusahaan audit, secara positif dapat mempengaruhi lamanya masa perikatan audit. Oleh karena itu, perusahaan Big 4 yang memiliki audit yang besar akan memiliki jangka waktu audit yang lebih lama dibandingkan perusahaan non big 4 yang memiliki audit yang kecil.

Hubungan audit yang terlalu lama juga dapat menyebabkan berkurangnya independensi karena akuntan publik tersebut cepat merasa puas, kurang inovasi, serta kurang ketat dalam melaksanakan prosedur auditnya (Aditama, 2015). Flint (1988) dalam Astria (2011) berpendapat bahwa kemungkinan independensi akan berkurang apabila terlibat hubungan pribadi antara auditor dengan klien, dalam hal ini berarti ada kecenderungan bahwa opini dan sikap mental mereka telah dipengaruhi oleh hal tersebut. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan berkurangnya atau menurunnya independensi auditor yaitu masa atau jangka waktu perikatan audit yang panjang (Astria, 2011).


(33)

7

Faktor ketiga yang mempengaruhi integritas laporan keuangan adalah independensi auditor. Independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh akuntan publik dalam melaksanakan jasa profesionalnya. Independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi, karena ia melakukan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Akuntan publik tidak dibenarkan memihak kepada siapapun (Aditama, 2015). Independensi auditor atau akuntan publik merupakan kriteria keterbukaan dan objektivitas dalam memenuhi suatu persoalan sentral. Dalam peraturan 101 Kode Perilaku Profesional

American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) tentang independensi mengatakan bahwa: “Sikap independen harus dilaksanakan oleh setiap anggota dalam praktik publik dalam melakukan jasa profesionalnya seperti yang dibentuk oleh dewan dan ditentukan menurut standar yang disusun oleh lembaga-lembaga.”

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zuhdi, dkk (2015),

menyatakan bahwa mekanisme corporate governance yang diukur melalui

kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan, penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nicolin dan Sabeni (2013). Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Astria (2011) menyatakan bahwa kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan.


(34)

8

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Rozania (2013) menyatakan bahwa komisaris independen memiliki pengaruh negatif yang yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Rozania (2013) tidak sejalan dengan penelitian Astria (2011) dan Zuhdi, dkk (2015) yang menyatakan bahwa komisaris independen memiliki pengaruh positif yang yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ismail Zuhdi, dkk (2015) sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nicolin (2013) dan Astria (2011) yang menyatakan bahwa komite audit memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

Selain itu, penelitian dengan variabel audit tenure yang dilakukan oleh Astria (2011) sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nicolin dan Sabeni (2013) yang menyatakan bahwa audit tenure tidak memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian dengan variabel independensi auditor yang dilakukan oleh Hardiningsih (2010) yang menyatakan bahwa independensi auditor tidak memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

Dari beberapa penelitian-penelitian tersebut terlihat bahwa terdapat pertentangan temuan hasil penelitian sehingga menurut peneliti penelitian ini masih perlu untuk dilakukan karena masih terdapat ketidakkonsistenan atau keragu-raguan pada penelitian-penelitian tersebut. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Zuhdi, dkk (2015). Penelitian ini


(35)

9

memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan pertama terletak pada penambahan variabel independen yaitu audit tenure dan independensi auditor. Perbedaan kedua yaitu mengubah periode penelitian, yaitu dari tahun 2011-2013 menjadi tahun 2012-2015.

Berdasarkan latar belakang tersebut serta berbagai pendapat dari penelitian-penelitian sebelumnya maka peneliti akan melakukan penelitian

dengan judul, “PENGARUH MEKANISME CORPORATE

GOVERNANCE, AUDIT TENURE, DAN INDEPENDENSI

AUDITOR TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN”.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini memiliki batasan masalah yang diharapkan peneliti agar dapat terfokus. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini menggunakan variabel Corporate governance yang

dilihat menggunakan empat mekanisme yaitu kepemilikan

institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, dan komite audit.

2. Periode penelitian yang digunakan adalah tahun 2012-2015 dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(36)

10

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap

integritas laporan keuangan?

2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan?

3. Apakah komisaris independen berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan?

4. Apakah komite audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan?

5. Apakah audit tenure berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan?

6. Apakah independensi auditor berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji bukti empiris antara kepemilikan institusional terhadap

integritas laporan keuangan.

2. Untuk menguji bukti empiris antara kepemilikan manajerial terhadap integritas laporan keuangan.

3. Untuk menguji bukti empiris antara komisaris independen terhadap integritas laporan keuangan.


(37)

11

4. Untuk menguji bukti empiris antara komite audit terhadap integritas laporan keuangan.

5. Untuk menguji bukti empiris antara audit tenure terhadap integritas laporan keuangan.

6. Untuk menguji bukti empiris antara independensi auditor terhadap integritas laporan keuangan.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Digunakan sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan yang terkait dengan pembelajaran audit dan keuangan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perusahaan Manufaktur

Digunakan sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan agar dapat melakukan pengawasan yang lebih ketat mengenai sistem atau mekanisme corporate governance perusahaan agar dapat menekankan atau meminimalkan adanya manipulasi akuntansi yang mungkin dilakukan agar perusahaan dapat menyajikan laporan keuangan yang memiliki integritas yang tinggi.

b. Bagi Auditor

Digunakan sebagai bentuk dukungan bagi pihak auditor agar senantiasa melakukan sikap independensi guna meningkatkan kualitas auditnya serta dapat membantu pihak manajemen dalam


(38)

12

menghasilkan pendapat laporan keuangan yang memiliki integritas yang tinggi.

c. Bagi Perguruan Tinggi

Digunakan untuk memberikan tambahan mengenai ilmu

pengetahuan, referensi maupun pustaka serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk penelitian-penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama.

d. Bagi Pengguna Laporan Keuangan

Digunakan sebagai bahan maupun tinjauan informasi yang dapat bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan serta dapat mengetahui informasi lebih dalam mengenai integritas laporan keuangan.


(39)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Agency Theory atau yang biasa disebut teori agensi atau teori keagenan menjelaskan mengenai hubungan antara dua pihak yaitu pemilik (principal) dan manajemen (agen). Teori mengenai hubungan keagenan ini digunakan dalam rangka untuk memahami lebih dalam

mengenai mekanisme Corporate Governance. Hubungan keagenan

merupakan hubungan antara satu orang atau lebih (principal) yang melakukan suatu kontrak di mana pemilik (principal) memerintahkan kepada orang lain (agen) untuk melaksanakan suatu jasa yang dimiliki oleh principal serta agen diberikan wewenang dalam membuat keputusan yang terbaik bagi principal (Zuhdi dkk, 2015). Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Astria (2011) menyatakan bahwa bentuk hubungan keagenan ada dua macam, yaitu antara manajer

(agen) dan pemegang saham (stakeholders) dan antara manajer (agen)

dan pemberi pinjaman (bondholders).

Manajer sebagai pengelola perusahaan, tentu harus mengetahui informasi lebih banyak dibandingkan dengan pemilik mengenai keadaan internal perusahaan, selain itu manajer juga diharapkan dapat membuat keputusan yang terbaik untuk prospek perusahaan di masa


(40)

14

yang akan datang. Manajer harus selalu memberikan sinyal dan keputusan yang terbaik mengenai kondisi internal perusahaan kepada pemilik dalam menentukan prospek perusahaan di masa depan, misalnya melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti informasi dalam laporan keuangan. Pentingnya laporan keuangan bagi para pengguna eksternal, karena ketidakpastiannya dalam penyampaian informasi berada di posisi yang paling besar (Ali, 2002). Asimetri informasi (information asymmetry) dapat terjadi, karena di dalam

penugasan informasi yang dilaksanakan tidak menunjukkan

keseimbangan.

Faktor yang dapat memicu terjadinya asimetri informasi (information asymmetry) yaitu penugasan informasi yang tidak seimbang. Baik pemilik (principal) maupun manajer (agen) yang semata-mata mementingkan diri sendiri serta dapat diasumsikan mempunyai rasionalisasi ekonomi. Ada kecenderungan agen melakukan manipulasi terhadap pelaporan keuangan, hal ini dikarenakan apabila terdapat informasi yang kemungkinan tidak diharapkan oleh pemilik (principal) sehingga menyebabkan agen akan merasa takut untuk mengungkapkan informasi tersebut kepada pemilik

(principal). Berdasarkan asumsi tersebut, maka dalam hal ini diperlukan pihak ketiga yang independen yaitu akuntan publik. Pemberian nilai mengenai informasi atas suatu jasa dalam pembuatan


(41)

15

laporan keuangan yang dapat menghasilkan opini audit merupakan salah satu tugas dari akuntan publik (auditor).

Dasar yang digunakan untuk memahami lebih dalam mengenai penerapan atau sistem corporate governance yaitu perspektif hubungan keagenan yang merupakan konsep dasar pada teori keagenan, diharapkan konsep tersebut dapat berguna agar para investor merasa yakin bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan berupa return dari investasi dana yang telah mereka lakukan.

Menurut Shleifer dan Vishny (1997), Corporate Governance

berkaitan dengan bagaimana manajer dapat memberikan keyakinan kepada para investor di mana para investor akan diberikan keuntungan dari dana yang telah mereka investasikan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Corporate Governance yang diterapkan di perusahaan diharapkan biaya agensi (agency cost) dapat lebih ditekankan atau diturunkan, selain itu kualitas informasi laporan keuangan akan lebih meningkat sehingga nilai suatu perusahaan dan harga sahamnya juga akan meningkat.

2. Integritas Laporan Keuangan

Integritas didefinisikan sebagai prinsip moral yang

mengandung unsur kebenaran, jujur, tidak memihak, dan

menyampaikan sebuah fakta sesuai dengan kondisi apa adanya. Dikatakan berintegritas apabila laporan keuangan tersebut telah memiliki kualitas reliability (Kieso, 2002) dan telah memenuhi prinsip


(42)

16

akuntansi berterima umum. Realibility merupakan kualitas informasi yang terdapat di laporan keuangan supaya dapat diandalkan oleh penggunanya (SAK 2004).

Mulyadi (2004) mendefinisikan bahwa integritas adalah prinsip moral yang tidak memihak, jujur, seseorang yang berintegritas tinggi memandang fakta sesuai dengan kondisi apa adanya serta mengemukakan fakta tersebut sesuai dengan kondisi apa adanya. Integritas laporan keuangan merupakan laporan keuangan yang telah memiliki kriteria realibility yaitu kondisi laporan keuangan yang disajikan mempunyai kesamaan dengan laporan keuangan yang dimiliki oleh entitas lain, serta harus disajikan sesuai dengan fakta keadaasn yang sebenarnya, sehingga informasi yang terkandung di laporan keuangan dapat terbebas dari pengaruh pihak manapun (Zuhdi dkk, 2015).

Laporan keuangan merupakan hasil yang diperoleh dari proses akuntansi yang dapat berguna sebagai sarana komunikasi antara manajemen dengan pihak eksternal perusahaan mengenai data-data yang berkaitan dengan keuangan maupun berbagai aktivitas perusahaan tersebut selama periode waktu tertentu. Ikatan akuntansi (IAI, 2004) dalam PSAK No. 1 mengemukakan bahwa laporan keuangan memiliki tujuan menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja perusahaan, perubahan posisi keuangan dan arus kas yang dapat bermanfaat bagi banyak pihak termasuk kalangan


(43)

17

pengguna laporan keuangan dalam rangka untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi serta sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen atas kepercayaannya terhadap pemakaian sumber-sumber daya.

Informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan dapat bermanfaat, yakni dapat digunakan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai bahan pertimbangan oleh para pengguna laporan keuangan apabila laporan keuangan telah menyajikan informasi menunjukkan karakteristik kualitatif informasi akuntansi. Dalam

Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2 tentang

Qualitative Characteristic of Accounting Information, dua hal yang termasuk dalam kualitas primer suatu laporan keuangan, yaitu relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) (Kieso, 2002).

Relevansi merujuk pada kemampuan informasi akuntansi. Relevansi dapat mempengaruhi keputusan pembaca laporan keuangan dengan mengubah atau membantu dalam mengkonfirmasikan mengenai suatu hasil maupun konsekuensi atas tindakan atau kejadian. Relevansi informasi diukur berkaitan dengan maksud pengguna informasi tersebut. Artinya, apabila dalam suatu informasi tidak menunjukkan hasi yang relevan dengan kebutuhan pengambilan keputusan, maka informasi akuntansi yang dapat diandalkan, yaitu informasi akuntansi yang bebas dari kesalahan maupun penyimpangan serta jujur dalam menyajikan informasi.


(44)

18

Reliability menurut SAK 2004 merupakan kualitas informasi dalam laporan keuangan agar dapat diandalkan oleh pengguna laporan keuangan. Laporan keuangan dikatakan memenuhi kualitas reliability apabila memiliki 4 (empat) kualitas utama, yaitu Verifiability,

Representational, Faithfullness, dan Neutrality. Integritas laporan keuangan berkaitan dengan dua karakteristik yang utama yang harus dimiliki oleh suatu laporan keuangan yaitu relevan dan andal.

Apabila laporan keuangan menunjukkan informasi akuntansi yang berintegritas tinggi, maka laporan keuangan tersebut dapat dikatakan memenuhi kriteria yang andal karena laporan keuangan tersebut menyajikan informasi yang jujur dan sesuai fakta sehingga banyak pengguna laporan keuangan yang bergantung pada informasi tersebut. Oleh karena itu apabila suatu informasi yang terkandung di laporan keuangan berintegritas tinggi, maka dapat mempengaruhi keputusan pembaca laporan keuangan untuk membantu dalam pengambilan keputusan.

Secara intuitif, ukuran integritas laporan keuangan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu diukur dengan menggunakan konservatisme serta keberadaan manipulasi laporan keuangan yang biasanya dapat diukur dengan manajemen laba. Soewardjono (2010) menyatakan implikasi konsep konservatisme terhadap prinsip akuntansi yaitu mengakui biaya atau rugi yang memungkinkan akan


(45)

19

terjadi, akan tetapi tidak segera mengakui pendapatan atau laba yang akan datang meskipun besar kemungkinannya dapat terjadi.

Konservatisme sebagai pengakuan awal untuk biaya dan rugi

serta penundaan pengakuan pendapatan dan keuntungan.

Konservatisme dapat menyebabkan understatement terhadap laba pada periode kini yang dapat mengarah pada overstatement terhadap laba pada periode-periode berikutnya, hal ini sebagai akibat dari

understatement terhadap biaya pada periode tersebut (Wahyuningsih, 2014). Oleh karena itu, dapat digunakan dengan cara prinsip

konservatisme dan penggunaan earning management atau manajemen

laba agar laporan keuangan tersebut tidak overstate karena informasi yang ada di dalam laporan keuangan tersebut akan lebih reliable

apabila laporan keuangan tersebut konservatif dan resikonya lebih kecil sehingga tidak ada pihak yang dirugikan akibat informasi dalam laporan keuangan tersebut.

3. Corporate Governance

Corporate Governance atau dalam bahasa Indonesia yang biasa disebut dengan tata kelola perusahaan, merupakan seperangkat aturan, serangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, peraturan, dan institusi yang mempengaruhi pengelolaan, pengarahan, serta pengontrolan di suatu institusi atau korporasi. Tata kelola perusahaan melibatkan hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholder) internal maupun eksternal dalam mencapai suatu tujuan pengelolaan perusahaan.


(46)

20

Beberapa pihak utama terhadap tata kelola perusahaan antara lain pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi. Sedangkan yang termasuk sebagai pemangku kepentingan lainnya antara lain karyawan, pelanggan, pemasok, bank dan pihak kreditur lainnya, regulator, lingkungan serta pihak masyarakat lainnya (Zuhdi dkk, 2015).

Prinsip-prinsip dasar penerapan good corporate governance

yang dikemukakan oleh Centre for Good Corporate Governance

Universitas Gadjah Mada (CGCG-UGM) dalam Purwani (2010) adalah sebagai berikut: (1) accountability, (2) responsibility, (3)

transpararency, (4) fairness, dan (5) independency. Corporate Governance juga menetapkan syarat yang berkaitan dengan adanya suatu struktur perangkat, hal ini dapat berfungsi sebagai pencapaian suatu tujuan atau dalam melakukan pengawasan suatu kinerja. Dewan direksi dan manajemen akan diberikan rangsangan yang baik dari korporat pemerintahan dalam mencapai tujuan yang berkaitan dengan kepentingan perusahaan, selain itu pemegang saham juga diwajibkan untuk memberikan fasilitas berupa pengawasan mengenai keefektifan dan keefisiennya terhadap penggunaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

Mekanisme peranan pihak internal dan eksternal corporate governance, dapat membantu perusahaan dalam mengurangi ekspektasi biaya yang dapat berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Perusahaan yang penerapan corporate governance belum


(47)

21

maksimal cenderung mempunyai permasalahan yang besar terkait dengan masalah keagenan. Oleh karena itu, perlu bagi perusahaan

untuk meningkatkan penerapan atau mekanisme corporate

governance, baik dari sisi internal maupun eksternal perusahaan. Dari penelitian Fama dan Jensen (1983) dalam Linda (2012),

corporate governance menunjukkan peran penting yang dilakukan oleh dewan direksi dalam melakukan monitoring yang optimal terhadap pihak manajer perusahaan. Menurut Beiner et al (2004) dalam Linda (2012) mekanisme corporate governance dapat efektif apabila ditentukan oleh ukuran dan komposisi dewan, serta yang dapat mengurangi biaya agensi. Susunan dewan yang lebih besar akan lebih kuat, karena mereka akan saling meningkatkan koordinasi, komunikasi, serta pengambilan keputusan yang lebih praktis dibandingkan susunan dewan yang kecil. Menurut Frorackis dan Ozkan (2004) dalam Linda (2012), keseimbangan proporsi non eksekutif direktur dapat membatasi kebijakan manajer dalam pengeksplotasian pengawasan dan melindungi reputasi atau pergantian mereka sendiri sebagai pengambil keputusan yang independen.

Secara keseluruhan, tata kelola perusahaan (Corporate

Governance) yang baik dapat menjadi penengah untuk mengendalikan perilaku manajemen yang opportunistik atau mementingkan diri sendiri dan merupakan sebuah kontrol dalam pembagian kekayaan serta keuntungan antara manajemen dengan stakeholder agar tetap


(48)

22

seimbang. Mekanisme corporate governance dalam penelitian ini dilihat melalui 4 (empat) dimensi variabel yang meliputi kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, dan komite audit.

4. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh suatu pihak institusional, seperti lembaga, perusahaan, asuransi, bank atau institusi-institusi lainnya (Zuhdi dkk, 2015). Persentase saham institusi diperoleh dari penjumlahan atas persentase saham yang dimiliki oleh suatu institusional yang dimiliki oleh perusahaan lain baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri (Susiana dan Herawaty, 2007).

Kepemilikan institusional yang semakin besar cenderung dapat mengakibatkan kontrol eksternal yang lebih besar pula di dalam suatu perusahaan. Dengan adanya tindakan pengawasan yang lebih optimal yang dilakukan oleh investor institusioanal dapat mendorong manajer untuk lebih memfokuskan diri terhadap kinerja perusahaan sehingga dapat mengurangi atau meminimalkan perilaku manajer yang mementingkan diri sendiri atau opportunistic.

Institusi sebagai pemilik saham dianggap lebih mampu dalam mendeteksi kesalahan yang terjadi. Kepemilikan institusional diukur sesuai dengan proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh pemilik institusi dan yang dimiliki oleh blockhlder (Gunawan dan Halim,


(49)

23

2012). Widarjo, et al. (2010) menyatakan bahwa kepemilikan institusional merupakan kondisi yang menunjukkan di mana institusi mempunyai kepemilikan saham dalam suatu perusahaan.

5. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial merupakan kondisi yang menunjukkan bahwa pihak manajer mempunyai proporsi kepemilikan saham dalam suatu perusahaan dengan artian selain sebagai seorang manajer, juga sekaligus sebagai pemegang saham di suatu perusahaan. Apabila di dalam perusahaan terdapat kepemilikan manajerial, maka hal ini merupakan salah satu bentuk upaya agar masalah keagenan dengan manajer di perusahaan berkurang, selain itu agar perusahaan dapat menyamakan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham (Zuhdi dkk, 2015).

Menurut Padmawati (2015), kepemilikan manajerial dapat berpengaruh dalam perusahaan karena kepemilikan dengan sebagian

saham di dalam perusahaan dapat menimbulkan kepentingan financial

yang mengakibatkan manajemen cenderung akan menerapkan akuntansi yang lebih konservatif.

Manajer berhak mendapat kesempatan untuk terlibat dalam kepemilikan saham dengan tujuan untuk mensetarakan dengan pemegang saham agar kinerjanya dapat menjadi lebih baik. Penelitian Jensen dan Mekling (1976) dalam Gunawan dan Halim (2012) menyatakan bahwa adanya kesejajaran antara kepentingan manajer dan


(50)

24

pemegang saham pada saat manajer memiliki saham perusahaan dalam jumlah yang lebih besar.

6. Komisaris Independen

Berdasarkan ketentuan Bapepam No.Kep-29/PM/2004

komisaris independen didefinisikan sebagai anggota dewan komisaris yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik, tidak memiliki saham, baik langsung maupun tidak langsung melalui emiten atau perusahaan publik, komisaris, direksi, atau pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik serta tidak memiliki usaha, baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha emiten atau perusahaan publik.

Dewan komisaris dapat berfungsi apabila mempunyai komposisi yang ideal, yaitu terdiri dari dewan komisaris yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik yang disebut dengan komisaris independen (Makhdalena, 2011). Komisaris independen yang jumlahnya memadai menurut Bapepam (2004) adalah sebanding dengan kepemilikan saham minoritas atau minimal 30% dari jumlah anggota dewan komisaris.

7. Komite Audit

Menurut ketentuan No.Kep-29/PM/2004, definisi komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya. Berdasarkan Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG), komite audit


(51)

25

didefinisikan sebagai suatu komite yang memiliki satu atau lebih anggota dewan komisaris serta dapat meminta dari kalangan luar dengan berbagai macam keahlian, pengalaman, dan kualitas lain yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai oleh komite audit. Dewan komisaris membentuk komite dengan tujuan untuk membantu dewan komisaris dalam melaksanakan fungsi dan kinerjanya.

Dalam rangka menunaikan tugasnya, dewan komisaris dibantu oleh komite audit. Sawyer, et al (2005) dalam Makhdalena (2011) komite audit bertanggungjawab untuk membantu dewan komisaris dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang berhubungan dengan kebijakan akuntansi, internal control, dan praktik pelaporan keuangan dari suatu organisasi.

Komite audit yang berfungsi membantu dewan komisaris harus memenuhi kualitas tertentu (Makhdalena, 2011), yaitu komite audit yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Jumlah anggota komite audit minimal tiga orang.

2. Jumlah anggota komite audit yang berasal dari komisaris

independen minimal satu orang yang merangkat sebagai ketua. 3. Jumlah anggota komite audit yang memiliki keahlian di bidang

akuntansi dan keuangan minimal satu orang.

Boynton et al (2006) dalam Makhdalena (2011) menyatakan bahwa komposisi komite audit berdampak cukup besar terhadap


(52)

26

earnings management. Faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap efektivitas komite audit yaitu independensi komite audit dari manajemen dan pengalaman keuangan dari anggota komite audit. Komite audit hanya terdiri dari dewan yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik dan pengalaman dari anggota dapat memberikan kontribusi secara signifikan terhadap pemenuhan tujuan pelaporan keuangan di suatu perusahaan dengan melaksanakan pemeriksaan terhadap kekeliruan, kesalahan maupun manipulasi terhadap pelaporan keuangan. Hal ini dapat terjadi karena anggota komite audit yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik yang mempunyai keahlian di bidang akuntansi dan keuangan dapat lebih profesional dan objektif dalam melakukan tugasnya karena mereka tidak mempunyai kepentingan terhadap pihak manapun.

8. Audit Tenure

Audit tenure adalah masa perikatan atau jangka waktu antara auditor dengan klien terkait jasa audit yang disepakati. Tenure menjadi perdebatan pada saat tenure audit yang dilakukan dalam jangka waktu yang singkat dan tenure audit yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama (Fierdha dkk, 2015).

Mansi et al (2004) dalam Chariri (2014) menemukan bukti

bahwa tenure yang semakin lama akan mengurangi atau memurunkan

tingkat konsevatisme dalam pelaporan keuangan, yaitu dengan kata lain semakin lama tenure akan mengakibatkan semakin menurunnya


(53)

27

kualitas auditor. Semakin panjangnya tenure maka kualitas laporan keuangan akan cenderung semakin rendah karena hubungan antara manajemen dan auditor semakin dekat yang kemungkinan auditor juga terlibat dalam hubungan pribadi dengan klien, sehingga manajemen dapat lebih fleksibel dalam membuat laporan keuangan sesuai dengan keinginannya (Chariri, 2014).

9. Independensi Auditor

Menurut Aditama (2015), independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh akuntan publik dalam melaksanakan jasa profesionalnya. Independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi, karena ia melakukan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Akuntan publik tidak dibenarkan berbuat jujur hanya terhadap pihak manajemen dan pemilik perusahaan, akan tetapi juga terhadap pihak kreditur atau pihak lain yang memberikan kepercayaan kepada akuntan publik atas pekerjaannya.

Penelitian yang telah dilakukan oleh AAA Financial

Accounting Standards Committee (2000) tentang independensi menunjukkan bahwa dalam pengambilan keputusan akuntan publik cenderung dipengaruhi oleh dorongan untuk mempertahankan klien auditnya, selain itu akuntan publik yang terlibat hubungan pribadi dengan klien maupun pengaruh dari budaya masyarakat dan organisasi terhadap pribadi akuntan publik juga dapat mempengaruhi independensinya.


(54)

28

Menurut Hardiningsih (2015), independensi sangat penting bagi profesi akuntan publik karena:

1. Independensi merupakan dasar bagi akuntan publik untuk

merumuskan dan menyatakan pendapat atas informasi dalam laporan keuangan yang diperiksa. Laporan keuangan yang telah diperiksa tersebut akan menambah kredibilitasnya dan dapat diandalkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan atau bagi penggunanya.

2. Profesi yang dimiliki oleh akuntan publik merupakan profesi yang memegang kepercayaan banyak pihak seperti pihak masyarakat, kreditur maupun pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaannya. Kepercayaan masyarakat akan menurun apabila terbukti bahwa independensi auditor ternyata berkurang atau menurun dalam menilai kewajaran informasi laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen.

B. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis

1. Kepemilikan Institusional dan Integritas laporan Keuangan

Tingginya kepemilikan institusional akan membatasi manajer perusahaan dalam melakukan pengelolaan laba sehingga integritas laporan keuangan dapat meningkat. Dalam artian bahwa untuk melakukan antisipasi terhadap perilaku manajer yang mungkin akan melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan, maka kepemilikan


(55)

29

institusional juga harus meningkatkan tindakan monitoring terhadap manajer di perusahaan sehingga laporan keuangan disajikan dengan integritas yang lebih tinggi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Astria (2011) menyatakan bahwa persentase kepemilikan saham tertentu yang dimiliki oleh suatu institusional dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan adanya akrualisasi yang disesuai dengan kepentingan pihak manajemen. Tindakan dari pihak investor institusional dalam melakukan pengawasan terhadap perusahaan dapat memberikan manfaat, supaya perhatian manajer lebih fokus terhadap kinerja perusahaan sehingga akan meminimalkan perilaku opportunistic atau mementingkan diri sendiri yang mungkin dilakukan oleh manajer

Menurut Gunarsih (2004) dalam Astria (2011) tingkat kepemilikan saham oleh manajerial yang cukup tinggi juga cenderung berdampak buruk terhadap perusahaan. Hal ini disebabkan karena manajer mempunyai hak voting yang besar atas kepemilikan saham yang tinggi, sehingga mereka memiliki posisi yang kuat untuk melakukan kontrol terhadap perusahaan. Akibatnya pihak pemegang saham eksternal akan mengalami kesulitan dalam mengendalikan tindakan manajer.

Listyani (2003) mengatakan bahwa mekanisme atau sistem pengawasan yang optimal di suatu perusahaan sangat penting.


(56)

30

Kepemilikan institusional di perusahaan berperan dalam melakukan pengawasan terhadap perilaku manajer sehingga laporan keuangan menunjukkan informasi dengan integritas yang lebih meningkat. Hal ini dikarenakan terdapat pengawasan dari investor institusional maka laporan keuangan cenderung disajikan dengan integritas yang tinggi dan manajer akan lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih (2010) menyatakan bahwa mekanisme corporate governance yang diukur melalui kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hal tersebut dikarenakan adanya pandangan atau konsep yang mengatakan bahwa institusional adalah pemilik yang lebih memfokuskan pada current earnings.

Sedangkan Astria (2011) menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan akan tetapi menunjukkan arah koefisien regresi bertanda negatif. Hal ini berarti bahwa semakin besar keberadaan saham institusional di perusahaan, maka integritas laporan keuangan cenderung akan menurun. Selain itu, keberadaan investor institusional diperusahaan dinilai kurang optimal di dalam melaksanakan tindakan

monitoring terhadap perilaku manajemen di perusahaan.

Dengan adanya tindakan monitoring yang dilaksanakan dengan lebih optimal maka akan memperkecil atau meminimalkan peluang


(57)

31

terjadinya tindakan yang kurang baik atau mementingkan diri-sendiri

(opportunistic) yang mungkin dapat dilakukan oleh manajer sehingga manajer diharapkan untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Berdasarkan kerangka pemikiran dan penelitian terdahulu, maka hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H1: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap

integritas laporan keuangan.

2. Kepemilikan Manajerial dan Integritas Laporan keuangan

Kepemilikan manajerial jika diterapkan di perusahaan akan berperan dalam membatasi manajer yang melakukan tindakan menyimpang di perusahaan. Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme yang apabila diterapkan di perusahaan akan meningkatkan integritas laporan keuangan (Astria, 2011). Menurut Susiana dan Herawaty (2007), persentase atau proporsi saham yang dimiliki oleh pihak manajemen, baik kepemilikan secara pribadi maupun kepemilikan oleh anak cabang perusahaan yang bersangkutan beserta afiliasinya.

Tingginya kepemilikan saham di perusahaan, maka manajer perusahaan dapat merasakan manfaat secara langsung dari keputusan ekonomi yang telah mereka ambil dan mereka juga akan menanggung konsekuensi dari keputusan atau kebijakan yang telah mereka ambil (Nicolin, 2013). Berkaitan dengan hal tersebut, maka tanggungjawab yang dimiliki oleh manajer sebagai pengelola perusahaan akan lebih


(58)

32

besar sehingga perusahaan cenderung menyajikan laporan keuangan yang memiliki informasi benar dan jujur sesuai dengan fakta sebenarnya.

Mekanisme kepemilikan manajerial jika diterapkan di suatu perusahaan akan berdampak positif karena manajer akan merasa sepenuhnya memiliki perusahaan seperti halnya pemilik perusahaan, oleh karena itu, mereka akan termotivasi untuk melakukan yang terbaik bagi perusahaannya termasuk dalam bertindak terhadap kegiatan akuntansi karena mereka akan ikut menanggung konsekuensi atas tindakannya sehingga kebijakan keputusan yang dilakukan dapat meningkatkan integritas laporan keuangan.

Penelitian terdahulu yang mendukung hubungan variabel yang diukur melalui kepemilikan manajemen terhadap integritas laporan keuangan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Astria (2011), bahwa kepemilikan manajemen memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pihak manajemen yang memiliki kepemilikan saham lebih besar di suatu perusahaan, maka laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan cenderung memiliki integritas yang rendah.

Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zuhdi, dkk (2015) menyatakan bahwa kepemilikan manajemen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena kepemilikan saham yang rendah


(59)

33

yaitu kepemilikan yang berada di bawah 10% sehingga manajemen tidak berhak memiliki wewenang yang lebih berkaitan dengan kebijakan yang telah dibuat oleh pihak perusahaan terutama dalam integritas laporan keuangan di suatu perusahaan. Berdasarkan kerangka pemikiran dan penelitian terdahulu, maka hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H2: Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan.

3. Komisaris Independen dan Integritas Laporan Keuangan

Keberadaan komisaris independen di perusahaan berfungsi sebagai penengah apabila terjadi perselisihan di antara manajer internal, selain itu komisaris independen di perusahaan bertugas untuk mengawasi tindakan manajer atas kebijakan-kebijakan yang telah mereka sepakati. Keberadaan komisaris independen di suatu perusahaan cenderung dapat memberikan pengaruh terhadap integritas laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen. Apabila komisaris independen diterapkan di perusahaan maka laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen cenderung disajikan lebih berintegritas, karena komisaris independen tersebut sebagai badan yang bertugas untuk mengawasi dan melindungi hak-hak di luar perusahaan.

Beasley (1996) dalam Hardiningsih (2010) menyarankan bahwa masuknya dewan komisaris yang berasal dari luar emiten atau


(60)

34

perusahaan publik (komisaris independen), dapat meningkatkan efektivitas dewan tersebut dalam mengawasi tindakan manajemen untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan dalam pelaporan keuangan. Komisaris independen sangat dibutuhkan dalam perusahaan, yaitu bertujuan untuk melindungi pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait. Dengan keberadaan komisaris independen di dalam perusahaan, maka terdapat pengawasan yang lebih ketat yang dilakukan oleh dewan komisaris, sehingga akan cenderung mensyaratkan akuntansi yang konservatif untuk mencegah manajer dalam mengurangi perilaku atau sikap opportunistic atau mementingkan diri sendiri.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Astria (2011) dan Bahaudin (2011) membuktikan bahwa keberadaan komisaris independen di perusahaan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan, hal ini berarti bahwa tingginya keberadaan komisaris independen di perusahaan maka laporan keuangan yang dihasilkan cenderung disajikan dengan integritas yang tinggi.

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rozania, dkk (2013) yang memperoleh hasil penelitian bahwa komisaris independen memiliki pengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan dengan arah koefisien regresi yang negatif, hal ini menunjukkan bahwa ada kecenderungan keberadaan komisaris


(61)

35

independen yang kurang efektif dalam melakukan pengawasan terhadap tata kelola perusahaan, sehingga laporan keuangan dapat disajikan dengan integritas yang lebih rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh Rozania, dkk (2013) tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih (2010) yang menunjukkan bahwa keberadaan komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Berdasarkan kerangka pemikiran dan penelitian terdahulu, maka hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H3: Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan.

4. Komite Audit dan Integritas Laporan Keuangan

Dalam hal pelaporan keuangan, komite audit bertugas untuk memonitor dan mengawasi audit laporan keuangan dan memastikan agar standar dan kebijakan keuangan yang berlaku telah terpenuhi, kemudian memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar dan kebijaksanaan yang berlaku dan apakah telah konsisten dengan informasi-informasi lain yang diketahui oleh anggota komite audit, serta menilai mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan oleh auditor eksternal (Nicolin, 2013).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Astria (2011) dan Wardhani (2008) menunjukkan bahwa komite audit memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Dalam


(1)

INTLK = 0,720 - 0,488 INST + 0,070 MANJ + 0,372 KI - 0,034 KA + 0,148 TNR + 0,048 IND + ε

Tabel 4.10

Ringkasan Hasil Hipotesis Penelitian

Hipotesis Hasil

H1 Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan

Ditolak H2 Kepemilikan manajerial berpengaruh positif

terhadap integritas laporan keuangan

Ditolak H3 Komisaris independen berpengaruh positif

terhadap integritas laporan keuangan

Ditolak H4 Komite audit berpengaruh positif terhadap

integritas laporan keuangan

Ditolak H5 Audit tenure berpengaruh negatif terhadap

integritas laporan keuangan

Ditolak H6 Independensi auditor berpengaruh positif

terhadap integritas laporan keuangan

Ditolak

D. Pembahasan

1. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap integritas laporan keuangan Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat nilai signifikansi sebesar 0,104 (0,104 > 0,05) dan nilai beta sebesar – 0,488. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih (2010) dan Nicolin (2013) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.

Hal ini disebabkan oleh keberadaan investor institusional di perusahaan diduga belum optimal dalam melaksanakan tindakan monitoring terhadap perilaku manajer di perusahaan sehingga belum mempengaruhi terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan pandangan atau konsep yang mengatakan bahwa institusional adalah pemilik yang lebih memfokuskan pada current earning (Pranata dan Mas’ud, 2003).

2. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap integritas laporan keuangan Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat nilai signifikansi sebesar 0,870 (0,870 > 0,05) dan nilai beta sebesar 0,070. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Padmawati dan Fachurrozie (2015), yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan (konservatisme akuntansi). Hasil penelitian ini juga didukung oleh Bahaudin dan Wijayanti (2011) yang menunjukkan hasil bahwa kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena pada umumnya, manusia memiliki sifat self interest sehingga seorang manajer ingin menyajikan laporan keuangan yang sebaik-baiknya di


(2)

depan stakeholders, agar kinerja suatu perusahaan dapat menjadi terlihat lebih baik dari kondisi yang sebenarnya, sehingga manajer cenderung mengutamakan kepentingan pribadinya. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan, sehingga hasil penelitian ini ditolak.

3. Pengaruh komisaris independen terhadap integritas laporan keuangan

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat nilai signifikansi sebesar 0,467 (0,467 > 0,05) dan nilai beta sebesar 0,372. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih (2010) yang menunjukkan bahwa keberadaan komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan.

Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa ada kecenderungan keberadaan komisaris independen yang tidak efektif dalam melakukan pengawasan terhadap tata kelola perusahaan, sehingga belum mempengaruhi terhadap integritas laporan keuangan.

4. Pengaruh komite audit terhadap integritas laporan keuangan

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat nilai signifikansi sebesar 0,752 (0,752 > 0,05) dan nilai beta sebesar -0,034. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Bahaudin (2011) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara komite audit dan integritas laporan keuangan.Keberadaan komite audit yang sudah ada dan sudah hampir semua perusahaan memilikinya, menjadi sesuatu yang wajib, tetapi diduga masih belum optimalnya komite audit dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sehingga belum dapat mempengaruhi pada integritas laporan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah jumlah anggota komite audit di perusahaan maka perusahaan cenderung menyajikan laporan keuangan dengan integritas yang rendah.

5. Pengaruh audit tenure terhadap integritas laporan keuangan

Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat nilai signifikansi sebesar 0,119 (0,119 > 0,05) dan nilai beta sebesar 0,148. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel audit tenure tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian ini didukung oleh penelitian Rozania, dkk (2013) yang menunjukkan bahwa audit tenure (pergantian auditor) terbukti tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan dan penelitian yang dilakukan oleh Nicolin (2013) yang menunjukkan bahwa audit tenure terbukti tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hal ini disebabkan, karena maka perikatan auditor yang terlalu singkat ataupun terlalu lama antara perusahaan klien dengan KAP tidak berpengaruh dalam pelaksanaan auditor terhadap laporan keuangan klien.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Munif (2013) yang menyatakan bahwa kualitas dari laporan keuangan dapat


(3)

meningkat setelah adanya pergantian auditor yang dapat dilihat dari meningkatnya indeks konservatisme akuntansi dalam pelaporan keuangan.

6. Pengaruh independensi auditor terhadap integritas laporan keuangan

Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui hasil pengujian signifikansi menunjukkan bahwa terdapat nilai signifikansi sebesar 0,625 (0,625 < 0,05) dan nilai beta sebesar 0,048. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independensi auditor tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih (2010) yang menunjukkan bahwa variabel independensi auditor tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena semakin lama atau tidaknya masa kerja auditor dengan klien tidak mempengaruhi dalam pembuatan laporan keuangan.

7. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) dan Adjusted R-Square

Berdasarkan pengujian statistik F dapat diketahui bahwa signifikansi 0,415 yang lebih besar dari alpha 0,05. Dari hasil pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel independen yaitu kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, komite audit, audit tenure dan independensi auditor terhadap integritas laporan keuangan.

Nilai yang ditunjukkan koefisien determinasi dengan nilai Adjusted R Square dari model regresi yang digunakan untuk mengethui besarnya indeks pengungkapan informasi strategis yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independennya. Nilai Adjusted R Square diperoleh sebesar 0,001. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 0,1%. Hal ini berarti bahwa sebesar 0,1% integritas laporan keuangan dipengaruhi oleh variabel independensi proporsi kepemilikan saham institusional, proporsi kepemilikan saham manajerial, komisaris independen, komite audit, audit tenure dan independensi auditor. Sedangkan sisanya sebesar 99,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. V. SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

A. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memperoleh bukti empiris mengenai Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Audit tenure, dan Independensi Auditor terhadap Integritas Laporan Keuangan. Objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2012-2015. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 117 yang memenuhi kriteria.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan yaitu kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan, kepemilikan manjerial tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan, komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan, komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan, audit tenure tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan


(4)

keuangan, dan independensi auditor tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis pembahasan dan kesimpulan tersebut maka peneliti memberikan saran antara lain:

1. Perlu dikembangkan faktor-faktor lain yang menjelaskan variabel integritas laporan keuangan selain mekanisme corporate governance, audit tenure, dan independensi auditor.

2. Memperbanyak jumlah sampel penelitian untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

3. Penelitian selanjutnya hendaknya mengikutsertakan semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Penelitian selanjutnya diharapkan memasukkan variabel lain yang mungkin dapat berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.

C. Keterbatasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, diantaranya adalah:

1. Penelitian ini meneliti tentang objek perusahaan manufaktur, untuk penelitian selanjutnya disarankan meneliti semua perusahaan, sehingga memungkinkan sampel yang didapat kan lebih banyak.

2. Sampel perusahaan dalam penelitian ini adalah tahun 2012-2015, disarankan peneliti selanjutnya menambah periode penelitian.

3. Penelitian selanjutnya hendaknya dapat mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan ukuran lain agar mendapatkan hasil yang lebih komprehensif. 4. Penelitian selanjutnya hendaknya dapat mengembangkan penelitian ini dengan


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Astria, Tia., dan M. Didik A. 2011. “Analisis Pengaruh Audit Tenure, Struktur Corporate Governance, dan Ukuran KAP terhadap Integritas Laporan Keuangan”.Universitas Diponegoro: Semarang.

Bahaudin dan Wijayanti. 2011. “Mekanisme Corporate Governance terhadap Konservatisme Akuntansi di Indonesia”. Dinamika Sosial Ekonomi, Mei 2011, Vol 17: 86-101.

Damayanti, D.F. 2015. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Pergantian Auditor, dan Spesialisasi Industri Auditor terhadap Konservatisme Akuntansi”. Usulan Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Darma, E.S., dan Agus T.B. 2015. “Statistika Aplikasi pada Enonomi, Bisnis, dan

Penelitian”. Danisa Media: Gamping Sleman.

Hardiningsih, Pancawati. 2010. “Pengaruh Independensi, Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Integritas laporan Keuangan”. Jurnal Kajian Akuntansi. Program Studi Akuntansi Universitas Stikubank: Semarang.

Hartono, Jogiyanto. 2013. “Metodologi Penelitian Bisnis”. Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE UGM.

Nazaruddin, Ietje dan Agus T.B. 2016. “Analisis Statistik dengan SPSS”. Danisa Media: Gamping Sleman.

Nicolin, Ocktavia dan Arifin S. 2013. “Pengaruh Struktur Corporate Governanace, Audit Tenure dan Spesialisasi Industri Auditor terhadap Integritas laporan Keuangan”. Diponegoro Journal of Accounting, Volume 2, No. 3, halaman 1-12. Fakultas Ekonomika dan Bisnis:Universitas Diponegoro.

Rozania, dkk. 2013. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Pergantian Auditor dan Spesialisasi Industri Auditor terhadap Integritas Laporan keuangan”.Simposium Nasional Akuntansi XVI. Universitas Negeri Jakarta.

Sugiyono. 2012.“Statistika untuk Penelitian”. Bandung: Alfabeta

Wardhani, R. 2008. “Tingkat Konservatisme Akuntansi di Indonesia dan Hubungannya dengan Karakteristik Dewan sebagai Salah Satu Mekanisme Corporate Governance”. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.

Zuhdi, Ismail, pupung P, dan Mey M. 2015. “Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Integritas Laporan Keuangan”. Jurnal Prosiding Akuntansi. Universitas Islam Bandung.


(6)

Biodata Penulis Nama : Lusiana Dwi Wahyuni Tempat, Tanggal Lahir : Yogyakarta, 7 Mei 1994

Alamat Rumah : Tegal Lempuyangan DN III/115 Yogyakarta Pekerjaan : Mahasiswi

NIM : 20130420031

Program Studi/Fakultas : Akuntansi/Ekonomi

Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Alamat E-mail : lusianadwiwahyuni@yahoo.com


Dokumen yang terkait

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor Akuntan Publik, Dan Audit Tenure Terhadap Integritas Laporan Keuangan Padaperusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 44 102

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Audit Tenure, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Integritas Laporan Keuangan: Studi Empiris Pada Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

2 17 146

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor Akuntan Publik dan Audit Tenure Terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI)

1 8 123

ANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI, MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI).

0 0 50

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor Akuntan Publik, Dan Audit Tenure Terhadap Integritas Laporan Keuangan Padaperusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor Akuntan Publik, Dan Audit Tenure Terhadap Integritas Laporan Keuangan Padaperusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

ANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDIT DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 - 2012)

2 7 7

PENGARUH INDEPENDENSI, MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 – 2015)

0 2 12

PENGARUH INDEPENDENSI , MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 – 2015) - STIE Widya Wiwaha Repository

0 0 92

Skripsi Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan pada Perusahaan Publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 13