PENGARUH PENGETAHUAN, KEPEDULIAN, DAN SIKAP TERHADAP MINAT BELI PRODUK HIJAU YANG DIMODERASI OLEH PERBEDAAN GENDER (STUDI PADA KONSUMEN MOBIL TOYOTA LCGC AGYA DI D.I. YOGAKARTA)

(1)

PENGARUH PENGETAHUAN, KEPEDULIAN, DAN SIKAP TERHADAP MINAT BELI PRODUK HIJAU YANG DIMODERASI OLEH

PERBEDAAN GENDER

(Studi pada Konsumen Mobil Toyota LCGC Agya di D.I. Yogakarta) THE EFFECT OF KNOWLEDGE, CONCERN, AND ATTITUDE ON

GREEN PURCHASING INTENTION MODERATED BY GENDER DIFFERENCES

(Study on Consumers’ Toyota LCGC Agya in Yogyakarta)

Disusun oleh: Oviean Dicky Dirgantara

20120410010

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN


(2)

(3)

(4)

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Oviean Dicky Dirgantara

Nomor mahasiswa : 20120410010

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH PENGETAHUAN, KEPEDULIAN, DAN SIKAP TERHADAP MINAT BELI PRODUK HIJAU YANG DIMODERASI OLEH PERBEDAAN GENDER” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga

tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang

lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini disebutkan dalam Daftar

Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya orang atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia

karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 25 Agustus 2016


(5)

v

Oviean Dicky Dirgantara

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

Do The Best, Be Good, Then You Will Best

Lakukan yang terbaik, bersikaplah yang baik maka kamu akan menjadi orang yang terbaik.


(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kurpersembahkan karya kecil ini untuk cahaya hidup yang senantiasa ada saat

suka maupun duka, selalu setia mendampingi meskipun kalian jauh disana.

Saat kulemah tak berdaya kalian selalu menjadi energi positif bagi penulis, selalu

dengan ikhlas memanjatkan doa untuk putra tercinta dalam setiap sujudnya.

Bambang Supriyadi Spd, Terimakasih sudah menjadi guru pertama yang mengajarkanku akan kehidupan serta selalu menuntunku untuk bermental baja dan

untuk ibuku Eliningrum, Kelembutan, Kesabaran dan Kesederhanaanmu membuatku selalu bangga telah terlahir dari rahimmu. Engkau akan selalu

menjadi wanita terhebat untukku. Terimakasih untuk semuanya ibu.

Serta kalian…

1. Terimakasih untuk Pak Misbah selaku DPS saya yang telah membimbing

dalam pnyusunan skripsi ini.

2. Serta untuk kakaku Ovieliana Kartikasari dan Sandra Giotama yang telah

memberikanku semangat dan motivasi dan Gladys Carela Davina

keponakan tersayang.

3. Terimakasih buat kalian yang pernah satu kontrakan Mega, Diska, irwan

dan teman satu perjuangan kuliah Ika dan Anang

4. Terimakasih untuk anak-anak tohirin gak ada kalian gak rame.

5. Terimakasih untuk kalian kontrakan mednes Dhanta, Manyeng, Didin,

Erik, Dodok20, Kecil, Antony gak ada kalian gak asyik. Dan terimakasih

untuk Alvian yang telah mau mnjawab tentang pertanyaan saya seputar


(7)

vii


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia

dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Pengetahuan, Kepedulian, dan Sikap terhadap Minat Beli Produk Hijau yang Dimoderasi oleh

Perbedaan Gender”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan

masukan bagi organisasi dalam penggunaan taktik mempengaruhi dalam

pengambilan keputusan organisasional dan memberikan ide pengembangan bagi

penelitian selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan

berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Ibu Retno Widowati, PA., M.Si., Ph.D. Selaku Ketua Program Studi

Manajemen yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan

selama penulis menyelesaikan studi.

3. Bapak Misbahul Anwar, SE., M. Si yang dengan penuh kesabaran telah

memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian karya


(9)

ix

4. Ayah dan Ibu serta saudara-saudaraku yang senantiasa memberikan

dorongan dan perhatian kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi

5. Semuah pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan

semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Sebagai kata akhir, tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih

banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran, dan

pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya

tulis dengan topik ini.

Yogyakarta, 25 Agustus 2016


(10)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

INTISARI ... viii

ABSTRAK ... xi

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Landasan Teori ... 8

B. Penelitian Terdahulu ... 17

C. Hipotesis ... 19

D. Model Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Objek dan Subjek Penelitian ... 23

B. Jenis Data... 23

C. Teknik Pengambilan sampel... 23

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Definisi Operasional Variabel ... 25

F. Uji Kualitas Instrumen ... 27

G. Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31


(11)

xiii

B. Uji Kualitas Instrumen ... 37

C. Hasil Penelitian ... 40

D. Pembahasan ... 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 47

A. Simpulan ... 47

B. Saran ... 48

C. Keterbatasan Penelitian ... 48 DAFTAR PUSTAKA


(12)

xiv

DAFTAR TABEL

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 17

4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 32

4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Domisili ... 33

4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 34

4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 35

4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pekerjaan ... 36

4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Mobil ... 37

4.7. Hasil Uji Validitas ... 38

4.8. Hasil Uji Reliabilitas... 39

4.9. Hasil Perhitungan Regresi Berganda sebelum moderasi ... 40

4.10. Hasil Perhitungan Regresi Berganda setelah moderasi ... 41


(13)

1

DAFTAR GAMBAR

1.1. Data Penjualan Mobil LCGC Tahun 2014 ... 4 2.1. Model Theory Reasoned Action... 8 2.2. Model Penelitian ... 2


(14)

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengetahuan, kepedulian, dan sikap terhadap minat beli produk hijau yang dimoderasi oleh perbedaan gender. Penelitian ini dilakukan di D.I. Yogyakarta.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

nonprobability sampling, dan nonprobability sampling yang digunakannya adalah

convinience sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang yang merupakan pengguna mobil LCGC Toyota Agya. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi liner berganda dengan bantuan software SPSS.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pengetahuan berpengaruh positif terhadap minat beli produk hijau apabila dimoderasi oleh perbedaan gender. Selain itu kepedulian berpengaruh positif terhadap minat beli produk hijau apabila dimoderasi oleh perbedaan gender. Sikap tidak berpengaruh positif terhadap minat beli apabila dimoderasi oleh perbedaan gender dan perbedaan gender tidak berpengaruh terhadap minat beli produk hijau.


(15)

ABSTRACT

This study aims to determine how much influence of environmental knowledge, environmental conccern, and attitudes toward green purchase intention moderated by gender differences. This research was conducted in D.I. Yogyakarta.

The sampling method used in this study is nonprobability sampling, and nonprobability sampling used was convinience sampling. The number of samples in this study as many as 100 people who are car users LCGC Toyota Agya. Data were collected using a questionnaire. The data in this study using multiple linear regression with SPSS.

The results of this study prove that environmental knowledge has positive influence to green purchase intention moderated by gender differences. Environmental concern has positive influence to green purchase intention moderated by gender differences. Attitudes has no effect towards purchase intention if it is moderated by gender differences and gender differences has no effect towards green purchase intention.


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Isu mengenai lingkungan hidup dewasa ini menjadi pokok perhatian di

semua belahan dunia, hal ini berkaitan dengan menurunnya kualitas lingkungan

hidup yang semakin memburuk. Isu ini diperkuat oleh fakta bahwa saat ini

meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata

global pada permukaan bumi telah meningkat 0,74±0,18°c (1,33±0,32°f) selama

seratus tahun terakhir (Khaola et al., 2014). Selain itu Khaola et al. (2014)

mengatakan bahwa aktivitas-aktivitas manusia tertentu memberikan pengaruh

negatif terhadap lingkungan, ini termasuk menipisnya sumber daya alam,

pencemaran lingkungan, penggundulan hutan, emisi karbon, dan kerusakan

lapisan ozon.

Banyak cara yang dapat dilakukan manusia untuk dapat menahan laju

pencemaran tersebut salah satunya Aryanti et al. (2014) mengatakan bahwa dalam

dunia bisnis, munculnya environmentalism corporate merupakan bentuk

kepedulian terhadap lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan dan upaya untuk

mengintegrasikan permasalahan lingkungan hidup dengan rencana strategis

perusahaan. Lee (2009) menyatakan bahwa kesediaan konsumen untuk

mengkonsumsi/membeli produk hijau (produk ramah lingkungan) merupakan

salah satu tindakan nyata manusia untuk menekan laju kerusakan lingkungan.

Cara lain yang dapat dilakukan manusia adalah dengan mengkonsumsi


(17)

2

menggunakan zat-zat kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan sebagainya.

Kesediaan konsumen untuk menggunakan produk-produk ramah lingkungan

dipastikan akan dapat memberikan dampak positif bagi perbaikan lingkungan

hidup.

Meningkatnya kesadaran konsumen terhadap perilaku pembelian produk

hijau, dapat secara langsung berpengaruh pada berbagai permasalahan

lingkungan. Faktor-faktor yang menyebabkan konsumen memiliki minat terhadap

pembelian produk hijau (produk ramah lingkungan) salah satunya adalah

pengetahuan konsumen terhadap lingkungan. Apabila konsekuensi lingkungan

dirasa penting bagi konsumen, maka konsumen akan membeli produk-produk

yang ramah terhadap lingkungan. Selain itu, kepedulian terhadap lingkungan

dapat mempengaruhi minat beli produk hijau, karena sisi emosional

masing-masing individu terhadap lingkungan berbeda-beda. Ketika tingkat emosionalnya

tinggi akan memilih produk-poduk ramah lingkungan walaupun harganya relatif

lebih mahal (Vlosky et al., dalam Laroche et al., 2001).

Kondisi dimana kesadaran akan lingkungan semakin meningkat

dikalangan konsumen ditambah dengan adanya tujuan perusahaan untuk

menerapkan sustainable development, menyebabkan pasar untuk produk, jasa, dan

teknologi yang ramah lingkungan semakin bermunculan. Menurut Mostafa (2007)

mengatakan bahwa gender dapat menjadi faktor penentu dalam besarnya

pengetahuan lingkungan yang dimiliki oleh seseorang dan laki-laki dengan tingkat

pembelian produk yang tinggi akan secara aktif mencari informasi mengenai


(18)

3

perbedaan gender sebagai karakteristik demografi yang menarik untuk diteliti

berkaitan dengan isu-isu lingkungan, karena perbedaan peran, keterampilan, dan

sikap yang mengarah pada permasalahan ekologikal. Selain itu, Astari dan

Widagda (2014) menyatakan bahwa perbedaan jenis kelamin memiliki pengaruh

terhadap minat pembelian dan konsumen perempuan cenderung lebih tinggi

kemungkinannya untuk melakukan pembelian dibandingkan dengan konsumen

laki-laki.

Salah satu objek yang menarik untuk diteliti mengenai green product saat

ini adalah mobil. Perkembangan mobil saat ini semakin meningkat, dan jumlah

mobil saat ini di Indonesia menurut data Korps Lalu Lintas Kepolisisan Negara

Republik Indonesia yang dikutip dari situs Badan Pusat Statistika, jumlah

kendaraan yang masih beroperasi di seluruh Indonesia pada 2013 mencapai

104.118.969 unit. Jumlah tersebut didominasi oleh kendaraan roda dua sebanyak

84.732.652 unit, dan selanjutnya mobil sebanyak 11.484.514 unit. Sisanya

merupakan gabungan dari jumlah Bis dan Truk yang masih beroperasi. (Badan

Pusat Statistik, 2013).

Dengan banyaknya jumlah mobil yang beredar di Indonesia, tentunya

akan semakin meningkatkan polusi udara yang ada di Indonesia. Untuk itu,

produsen mobil yang beroperasi di Indonesia sudah meluncurkan tipe mobil yang

ramah lingkungan yaitu LCGC (Low Cost Green Car). Saat ini, tipe LCGC yang

banyak terjual di Indonesia adalah LCGC Toyota Agya. Seperti mengutip dari

situs Sindo yang mengatakan bahwa menurut Gabungan Industri Kendaraan


(19)

4

sebanyak 172.120 unit atau punya pangsa pasar sebesar 14,3 persen. Segmen

LCGC melonjak hingga 336 persen dibanding tahun sebelumnya, berikut adalah

data penjualan mobil LCGC (Anjungroso, 2015):

Sumber: Gaikindo (2015) dalam Anjungsuro, Sindonews (2015)

Gambar 1.1

Data Penjualan Mobil LCGC Tahun 2014

Manfaat adanya mobil LCGC bagi produsen dan pemasar yaitu

memperoleh citra yang positif dari tanggung jawab memproduksi sebuah produk

yang ramah lingkungan. Sedangkan manfaat bagi konsumen ialah mendapatkan

produk berkualitas yang berdampak baik bagi lingkungan (Aryanti et al., 2014).

Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh (Aryanti et al.,

2014) dengan judul “Pengaruh Pengetahuan, Kepedulian dan Sikap pada Lingkungan terhadap Minat Pembelian Produk Hijau”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan variabel pengetahuan, kepedulian, dan sikap lingkungan tidak

berpengaruh signifikan terhadap minat pembelian produk hijau yang dimoderasi


(20)

5

Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menjelaskan hubungan pengetahuan, kepedulian, dan sikap terhadap minat

pembelian produk hijau yang dimoderasi oleh perbedaan gender pada produk

mobil LCGC Toyota Agya di D.I. Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, permasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pengetahuan berpengaruh positif terhadap minat pembelian mobil

LCGC Agya apabila dimoderasi dengan perbedaan gender?

2. Apakah kepedulian berpengaruh positif terhadap minat pembelian mobil

LCGC Agya apabila dimoderasi dengan perbedaan gender?

3. Apakah sikap konsumen berpengaruh positif terhadap minat pembelian

mobil LCGC Agya apabila dimoderasi dengan perbedaan gender?

4. Apakah perbedaan gender berpengaruh positif terhadap minat pembelian

mobil LCGC Agya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas maka penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Untuk menganalisis pengetahuan terhadap minat pembelian mobil LCGC

Agya apabila dimoderasi dengan perbedaan gender.

2. Untuk menganalisis kepedulian terhadap minat pembelian mobil LCGC


(21)

6

3. Untuk menganalisis sikap konsumen terhadap minat pembelian mobil

LCGC Agya apabila dimoderasi dengan perbedaan gender.

4. Untuk menganalisis perbedaan geder terhadap minat pembelian mobil

LCGC Agya.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi para pengambil keputusan

Hasil dari kajian yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat menjadi

bahan pertimbangan atau masukkan kepada manajemen dalam

menciptkaan nilai yang baik bagi konsumen sehingga dapat meningkatkan

minat pembelian terhadap produknya. Bagi manajer sendiri diharapkan

dapat membantu dalam mengembangkan kerangka kerja manajerial bagi

perusahan.

2. Bagi para peneliti dan akademisi

Sebagai bahan kajian dan pertimbangan penelitian dan dengan

mengembangkan konstruk penelitian tersebut sebagai masukan baik

kepada peneliti dan pengamat dalam menjawab setiap persoalan yang

berkaitan dengan penelitian. Selain itu, menambah wacana bagi pengamat

dan peneliti tentang model penelitian yang dikembangkan dalam penelitian


(22)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Grand Theory

Theory Reasoned Action (TRA)

Sumber: Fishben dan Ajzen (1975) dalam Vijayan et al,. (2005)

Gambar 2.1.

Model Theory Reasoned Action

TRA menyatakan bahwa perilaku didahului oleh niat dan niat ditentukan

oleh sikap keperilakuan serta norma subjektif secara individual. The Theory

Reasoned Action (TRA) yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen (1975)

dalam Vijayan et al. (2005) didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah

rasional dan membuat penggunaan informasi yang tersedia menjadi sistematis

untuk mereka. Berdasarkan teori ini, niat beli seseorang ditentukan oleh dua

faktor, yaitu sikap berperilaku secara individu (individual’s attitude toward the

behavior) dan norma subjektif (subjective norm).

2. Pengetahuan

Pengetahuan dikenal sebagai karakteristik yang mempengaruhi semua


(23)

9

konstruk yang relevan dan penting yang mempengaruhi bagaimana konsumen

mengumpulkan dan mengatur informasi (Haryadi, 2009) seberapa banyak

informasi digunakan untuk pembuatan keputusan dan bagaimana konsumen

mengevaluasi produk dan jasa (Murray dan Schlcater, 1990 dalam Haryadi, 2009).

Pengetahuan dapat didefinisikan sebagai informasi yang disimpan dalam

ingatan sedangkan himpunan bagian dari informasi yang relevan dengan fungsi

konsumen dipasar disebut pengetahuan konsumen (Engel et al., 1994). Engel et

al. (1994) mengemukakan bahwa pengetahuan konsumen diklasifikasikan

menjadi tiga bidang umum yaitu: pengetahuan produk, pengetahuan pemakaian

dan pengetahuan pembelian. Konsumen yang memiliki pengetahuan dan

kesadaran tentang lingkungan sering juga disebut “green orientation” yang pada masa mendatang diprediksikan akan meningkat. Konsumen yang mempunyai

pengetahuan dan kesadaran tinggi terhadap lingkungan akan memilih

produk-produk yang ramah lingkungan walaupun hargnya relatif mahal (Calroche et al.,

2001 dalam Haryadi, 2009)

Kesadaran konsumen berasal dari pengetahuan mereka tentang

pentingnya menciptakan lingkungan sehat yang merupakan dasar adanya

peningkatan kualitas kehidupan manusia. Peningkatan kualitas kehidupan dapat

dikendalikan oleh individu konsumen dengan melakukan perubahan memilih dan

mengkonsumsi barang tertentu yang ramah terhadap lingkungan (Chan, 1998

dalam Haryadi, 2009). Di Indonesia sebenarnya cukup banyak regulasi

lingkungan, baik yang berupa Undang-Undang maupun Peraturan Pemerintah dari


(24)

10

peraturan untuk memenuhi regulatory compliance dan secara lebih jauh

memenuhi etika bisnis (Haryadi, 2009). Dalam penelitian Haryadi (2009)

pengetahuan lingkungan diukur dengan tiga indikator, yaitu: pengetahuan

mengenai lingkungan, kesadaran konsumen, dan regulasi lingkungan.

Selain itu, mengukuran pengetahuan produk dapat di ukur dengan

indikator berikut (Brucks, 1985 dalam Lin & Lin, 2007 dalam Siddiq, 2012):

a. Subjective knowledge, eruapakan tingkat pengertian konsumen terhadap

suatu produk, sering disebut menilai pengetahuan sendiri (self-assessed

knowledge).

b. Objective Knowledge, yaitu: tingkat dan jenis pengetahuan actual

(actual knowledge).

c. Experience-based knowledge, meruapakan pengalaman sebelumnya

dari pembelian atau penggunaan produk.

3. Kepedulian

Studi yang dilakukan oleh Ling-Yee (1997), Chan (1999), Vlosky et al.

(1999) dalam Aryanti et al., (2014) menemukan bahwa pada konsumen yang

berwawasan lingkungan cenderung melakukan kepedulian lingkungan yang kuat,

dan konsumen lebih memilih produk-produk yang ramah lingkungan

dibandingkan produk yang lain. Konsumen biasanya memiliki kepercayaan

terhadap atribut suatu produk ramah lingkungan, dimana produk tersebut melekat

dalam produk yang dipilih oleh konsumen. Image produk yang telah menjadi


(25)

11

melakukan berbagai motif pembelian yang membentuk sikap pada seorang

konsumen tersebut (Schiffman & Kanuk, 2007).

Lee (2009) mendefinisikan kepedulian lingkungan sebagai tanggapan

secara emosional masing-masing individu untuk memberikan perhatian pada

lingkungan. Kepedulaian lingkungan diukur berdasarkan indikator Lee (2009):

a. Masalah lingkungan hidup

b. Secara emosional terlibat dalam masalah perlindungan lingkungan hidup

c. Khawatir tentang burkunya kualitas lingkungan hidup

d. Kualitas lingkungan hidup yang dapat ditingkatkan

Selain itu Usadi et al., (2015) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa indikator dari

kepedulian diantaranya:

a. Merasa khawatir dengan keadaan lingkungan saat ini

b. Kurangnya kepedulaian masyarakat terhadap lingkungan

c. Khawatir dengan dampak negatif dari aktivitas konsumsi terhadap

lingkungan

d. Terganggu dengan orang yang tidak peduli terhadap lingkungan

4. Sikap

Sikap dapat dikatakan bersifat universal karena berhubungan dengan

perbuatan atau tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari sehingga telah

banyak dipelajari. Ditinjau dari segi pentingnya masalah sikap dalam tingkah laku

atau perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari, sikap merupakan salah satu


(26)

12

sangat penting bagi seorang manajer pemasaran. Hal ini akan membantu

memahami dengan baik mengenai sikap konsumen.

Banyak ahli yang sudah memberikan pendapatnya mengenai pengertian

sikap, akan tetapi pada dasarnya mereka berpendapat bahwa sikap sebenarnya

harus dibedakan dengan perilaku, karena sikap itu masih merupakan

kecenderungan untuk bertindak. Pengertian tersebut mempunyai arti bahwa sikap

seseorang berdasarkan pengetahuan atau pengalaman yang telah dipelajari

sebelumnya. Sikap seseorang cenderung konsisten dalam jangka waktu tertentu,

sikap seseorang ditunjukan melalui pernyataan positif atau negative yang berarti

menerima dan menolak atas suatu produk yang ditawarkan.

Menurut Assael (1998), sikap sangat penting karena:

a. Sikap membantu memprediksi perilaku konsumen.

b. Sikap dapat digunakan sebagai dasar segmentasi pasar.

c. Sikap dapat dipakai sebagai dasar dalam mengevaluasi strategi

Pengukuran sikap penting bagi pemasaran. Mengingat peran sentral yang

diberikan oleh sikap dalam pengembangkan suatu segmentasi atau strategi

mencari posisi, mengevaluasi keefektifan periklanan, memprediksi penerimaan

produk dan memberikan fasilitas kepada program-program pemasaran. Berkaitan

dengan masalah sikap ini, Sears et al., (1992) mendeskripsikan aspek-aspek dalam

sikap, yakni terdiri atas tiga komponen:

a. Komponen Kognitif

Komponen ini terdiri atas seluruh sistem kognitif yang dimiliki seseorang


(27)

13

Dengan demikian, komponen kognitif adalah sejauhmana pengenalan individu

terhadap objek, yang akan membawa keyakinan tertentu terhadap objek tersebut.

b. Komponen afektif

Terdiri atas perasaan atau sistem emosi terhadap objek, terutama

penilaian. Dengan demikian, ada kaitan erat antara objek dengan sistem emosi.

Hubungan emosi dengan sikap bersifat evaluatif, sehingga menentukan arah

komponen sikap yang lain. Berbeda dengan sistem kognitif, bahwa emosi lebih

menekankan faktor perasaan dan bukan faktor pengetahuan.

c. Komponen Perilaku

Terdiri atas kesiapan seseorang untuk bereaksi atau kecenderungan untuk

bertindak terhadap objek. Komponen ini dapat berupa verbal, yaitu apa yang

diucapkan oleh individu, dan dapat pula bersifat non-verbal yakni apa yang

benar-benar dilakukan individu.

Dengan demikian, masalah sikap mempunyai arti penting dalam

pemasaran, dalam kaitannya dengan produk atau perusahaan, sikap ini

mencerminkan apa yang konsumen pikirkan dan rasakan, selanjutnya yang

dilakukan terhadap produk atau perusahaan. Adanya pengukuran sikap dapat

diketahui apakah konsumen tersebut bersikap positif atau negatif. Selanjutnya

perusahaan dapat menentukan strategi pemasaran yang dianggap paling relevan

dengan perilaku pasar yang ada untuk mencapai tujuan.

5. Minat Beli Produk Hijau

Minat merupakan aktifitas psikis yang timbul karena adanya perasaan


(28)

14

sebagai suatu sikap senang terhadap objek yang membuat individu berusaha

dengan cara membayar dengan uang atau dengan pengorbanan (Schiffman &

Kanuk, 1997 dalam Hidayat et al., 2012)

Keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi.

Bila manfaat yang dirasakan lebih besar dibanding pengorbanan untuk

mendapatkannya, maka dorongan untuk membelinya semakin tinggi. Sebaliknya

bila manfaatnya lebih kecil dibandingkan pengorbanannya maka biasanya pembeli

akan menolak untuk membeli dan umumnya beralih mengevaluasi produk lain

yang sejenis.

Minat beli konsumen adalah suatu yang timbul setelah menerima

rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk

mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan untuk membeli

agar dapat memilikinya (Kotler & Keller, 2009). Strategi yang dapat digunakan

oleh perusahaan Toyota Indonesia untuk mempengaruhi minat beli konsumen,

yang mana minat beli tersebut merupakan sesuatu yang berhubungan dengan

rencana konsumen untuk membeli produk/jasa tertentu, serta berapa banyak unit

produk/jasa yang dibutuhkan pada periode tertentu (Mantauv, 2015).

Dalam penelitian ini minat beli ditekankan pada minat beli produk hijau.

Minat beli produk hijau merupakan keinginan yang timbul ketika konsumen

merasa tertarik dan ingin membeli produk yang dilihatnya yang merupakan

produk hijau atau produk ramah lingkungan (Aryanti et al, 2014). Selain itu

pembelian hijau (Green Purchase) menurut Min dan Galle (1997) dalam Aryanti


(29)

15

pengurangan pengeluaran biaya perusahaan, konservasi atau pencegahan terhadap

kerusakan sumber daya alam di sekitarnya yang akan menaikan citra perusahaan

tersebut.

Menurut (Hidayat et al., 2012), minat beli dapat diidentifikasi melalui

indikator-indikator sebagai berikut:

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli

produk.

b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

produk kepada orang lain.

c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku

seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut,

preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk

preferensinya.

d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang

selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan

mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif produk tersebut.

6. Perbedaan Gender

Gender merupakan pandangan masyarakat tentang perbedaan peran dan

tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil kontraksi

sosial (Aryanti et al., 2014). Perbedaan gender merupakan karakteristik

demografi yang menarik untuk diteliti berkaitan dengan isu-isu lingkungan,

karena perbedaan peran, keterampilan, dan sikap yang mengarah pada


(30)

16

Junaedi (2008), menunjukan bahwa peran perempuan dalam kehidupan

menyebabkan mereka sadar akan permasalahan lingkungan, sehingga

mempengaruhi dalam melakukan minat beli terhadap suatu produk.

Hasil penelitian Junaedi (2008) pada konsumen yang peduli dengan

produk hijau di Indonesia, menyatakan baik konsumen laki-laki maupun

konsumen perempuan memiliki kesamaan dalam minat pembelian produk hijau,

kecuali pada konsumen yang berorientasi pada nilai individualistik berpengaruh

pada keinginan untuk membayar pangan organik dengan harga premium.

Kusmowidagdo (2010) dalam (Astari & Widagda, 2014) menyatakan

bahwa gender berpengaruh terhadap perilaku belanja dimana pria merupakan

pebelanja utilitarian sedangkan wanita kebanyakan merupakan pebelanja hedonis.

Perbedaan gender memiliki hubungan terhadap niat untuk melakukan pembelian

online, implusifitas pada konsumen dan frekuensi pembelian dimana selama

berada dalam bursa online (Zhang et al, 2007 dalam Astari & Widagda, 2014).

Hasil penelitian dari Astari & Widagda (2014) menyatakan bahwa perbedaan jenis

kelamin memiliki pengaruh, dan konsumen perempuan cenderung lebih tinggi

kemungkinnanya untuk melakukan pembelian dibandingkan dengan konsuen

laki-laki.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka

penyusunan proposal ini. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang akan

mengarahkan peneiitian ini diantaranya, yaitu:

Tabel 2.1.


(31)

17

No Peneliti Variabel Judul

Alat

analisis

Hasil

1 Aryanti, et al.

(2014)

- Pengetahuan - Kepedulian - Sikap - Minat Beli

Pengaruh Pengetahuan,

Kepedulian, dan Sikap pada Lingkungan terhadap Minat Pembelian Produk Hijau

Regresi Linear Berganda

Pengetahuan,

kepedulian dan sikap tidak terbukti berpengaruh terhadap minat pembelian produk hijau apabila dimoderasi oleh perbedaan gender.

2. Mostafa (2007)

- Environmental Knowledge

- Environmental Concern

- Environmental Attitude

- Green purchase behavior

Gender differences in Egyptian consumers’ green purchase behavior: the effects of environmental knowledge, concern and attitude

A one-way multivariate analysis of variance

(MANOVA)

Gender dapat menjadi faktor penentu dalam besarnya pengetahuan lingkungan yang dimiliki oleh seseorang dan laki-laki dengan tingkat pembelian produk yang tinggi akan secara aktif mencari informasi mengenai produk yang ramah lingkungan.

3. Lee (2009) - Evironmental attitude

- Environmental concern

- Perceived seriousness of environmental problems

- Peer influence

- Self dentity in environmental protection

- Green purchase behavior

Gender differences in

Hong Kong

adolescent consumers’ green purchasing behavior

Multiple Regression Test

Sikap lingkungan, kepedulian

lingkungan,

keseriusan pada masalah lingkung, tanggung jawab lingkunga, pengaruh teman, dan identitas diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pembelian produk hijau.

4 Dagher et al.

(2015)

- Environment Concern

- Environment Attitude

- Green Purchasing Behavior

- Gender

The Impact of Environment Concern and Attitude on Green Purchasing Behavior: Gender as The Moderator

Moderated regression analysis

Dalam penelitian ini

environment concern and attitude keduanya berpengaruh terhadap

green purchasing behavior yang di moderasi oleh perbedaan gender. Lanjutan tabel 2.1…


(32)

18

No Peneliti Variabel Judul

Alat

analisis

Hasil

Dan hasil dari perbedaan gender yang paling dominan berpengaruh terhadap

green purchasing behavior adalah

female. 5 Ayu (2014) - Pengetahuan

- Sikap - Minat Beli

Pengaruh Pengetahun dan Sikap Konsumen Nurtition Labeling terhadap Minat Beli

Regresi Pengaruh pengetahuan

konsumen terhadap minat beli tidak signifikan sedangkan sikap konsumen berpengaruh

signifikan terhadap minat beli. Sehingga dapat disimpulkan variabel sikap konsumen memediasi secara mutlak hubungan antara pengetahuan

konsumen dengan niat beli

6 Aman et al.

(2012)

- Environmental Knowledge

- Environmental Concern

- Attitude

- Green Purchase Intention

The Influence of Environmental Knowledge and Concern on Green Purchase Intention the Role of Attitude as a Mediating Variable

Multiple Regression Analysis

Dalam penelitiannya hubungan

environmental knowledge dan concern keduanya memiliki pengaruh signifikan terhadap minat pembelian produk hijau.

Sumber: olahan peneliti (2016)

C. Hipotesis

1. Hubungan pengetahuan dan minat beli konsumen dengan perbedaan gender sebagai variabel moderasi

Penelitian tentang pengetahuan dan minat beli produk hijau oleh Aman

et al. (2012) yang dilakukan di Malaysia menunjukkan bahwa, ada hubungan yang


(33)

19

signifikan antara pengetahuan lingkungan dan minat pembelian produk hijau pada

konsumen di Malaysia. Pengaruh dari pengetahuan tentang suatu produk yang

memiliki label green akan meningkatkan motivasi untuk melakukan keputusan

pembelian. Studi sebelumnya yang dilakukan oleh Kim dan Chung (2011) dalam

Aman et al. (2012) menemukan bahwa pengalaman individu di masa lalu

berkontribusi pada pengetahuan individu dengan produk organik yang memiliki

dampak signifikan terhadap niat pembelian produk organik.

Pada hasil penelitian Aryanti et al. (2014) yang meneliti tentang

pengetahuan, kepedulian, dan sikap terhadap lingkungan terhadap minat

pembelian produk hijau dan perbedaan gender sebagai variabel moderasi yang di

lakukan di Yogyakarta, menujukkan hasil bahwa pengetahuan, kepedulian dan

sikap tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli produk hijau jika

dimoderasi perbedaan gender. Artinya, baik perempuan maupun laki-laki tidak

ada perbedaan dalam melakukan pembelian produk hijau. Mesikpun begitu,

Arcury (1990) dalam Aryanti et al., (2014) berpendapat bahwa gender dapat

menjadi faktor penentu dalam besarnya pengetahuan lingkungan yang dimiliki

seseorang. Mostafa (2007) menemukan bahwa laki-laki dengan tingkat

penghasilan dan keterlibatan pembelian produk yang tinggi akan secara aktif

mencari informasi mengenai produk yang ramah lingkungan dibandingkan dengan

perempuan. Atas dasar pemikiran tersebut, peneliti mengembangkan pengaruh

pengetahuan terhadap minat pembelian produk hijau dengan perbedaan gender


(34)

20

H1: Pengetahuan lingkungan berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk hijau apabila dimoderasi dengan perbedaan gender

2. Hubungan kepedulian dan minat beli konsumen dengan perbedaan gender sebagai variabel moderasi

Beberapa penelitian telah menemukan bahwa kepudulian menjadi

determinan dari minat beli produk ramah lingkungan. Mustofa (2007) dalam

penelitiannya tentang perbedaan gender pada perilaku konsumen produk hijau di

Mesir memberikan hasil bahwa, environmental knowledge, concern, dan attitude

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat pembelian produk hijau.

Penelitian tersebut menjelaskan bahwa laki-laki lebih memiliki tingkat kepedulian

terhadap lingkungan lebih tinggi daripada perempuan. Selai itu, laki-laki juga

lebih memiliki pengetahuan tentang produk hijau dari pada konsumen perempuan

di Mesir. Namun, Mohai and Stern (1992) dalam Mostafa (2007) menemukan

bahwa perempuan lebih peduli dengan isu-isu lingkungan daripada laki-laki

sehingga terdapat perbedaan nilai dan keyakinan antara perempuan dan laki-laki

terkait lingkungan.

Baldassare and Katz (1992) dalam (Aryanti et al., 2014) berpendapat

bahwa kepedulian lingkungan memiliki dampak yang signifikan pada sejauh mana

individu termotivasi untuk mengubah perilaku, sehingga mencoba untuk

meringankan permasalahan lingkungan hidup. Martinez (2006) dalam Aman et

al. (2012) juga menunjukkan hasil yang signifikan antara kepedulian lingkungan

dan perilaku ramah lingkungan, yang berarti bahwa mereka terlibat dan


(35)

21

Atas dasar pemikiran tersebut, maka dikembangkan variabel kepedulian terhadap

minat pembelian produk hijau dengan perbedaan gender sebagai variabel

moderasi. Hipotesis 2 penelitian ini sebagai berikut:

H2: Kepedulian lingkungan berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk hijau apabila dimoderasi dengan perbedaan gender

3. Hubungan sikap dan minat beli konsumen dengan perbedaan gender sebagai variabel moderasi

Sikap merupakan prediktor penting bagi perilaku, minat berprilaku dan

merupakan faktor penjelas dari berbagai macam perilaku individu (Aryanti et al.,

2014). Sikap konsumen yang terjadi saat konsumen melakukan evaluasi pada

suatu produk berdampak terhadap minat beli konsumen. Sikap konsumen yang

positif terhadap produk menimbulkan minat beli konsumen yang positif terhadap

produk tersebut (Burton et al., 2009 dalam Ayu, 2014). Ayu (2014) menyatakan

bahwa sikap dapat secara positif meningkatkan minat beli konsumen, dalam

penelitiannya sikap konsumen dalam membaca label nutrisi sangat penting dan

dapat meningkatkan minat pembelian. Sikap terhadap produk hijau dapat

menumbuhkan minat beli konsumen karena ketersediaan informasi tentang

produk hijau dan manfaat yang akan didapatkan konsumen. Atas dasar pemikiran

tersebut, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut:

H3: sikap konsumen berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk hijau apabila dimoderasi dengan perbedaan gender


(36)

22

Dagher et al. (2015) yang meneliti tentang pengaruh kepedulian dan

sikap terhadap perilaku pembelian hijau pada konsumen di Malaysia dengan

perbedaan gender sebagai variabel moderasi. Hasil penelitian ini menyarankan

tentang pentingnya dan perlunya menyelidiki perbedaan gender sebagai efek

moderasi pada hubungan antara sikap dan kepedulian lingkungan terhadap

perilaku pembelian hijau. Hasil efek moderasi gender pada hubungan tersebut

memberikan bukti bahwa sikap dan kepedulian antara laki-laki memiliki pengaruh

yang berbeda pada perilaku pembelian produk hijau. Mostafa (2007) berpendapat

bahwa gender dapat menjadi faktor penentu dalam besarnya pengetahuan,

kepedulian, dan sikap terhadap minat beli produk ramah lingkungan. Atas dasar

pemikiran tersebut, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut:

H4: Perbedaan gender berpengaruh terhadap minat pembelian produk hijau D. Model Penelitian

Berdasarkan paparan di atas dapat digambarkan sebuah bagan guna

mempermudah peneliti dalam meneliti tentang pengaruh pengetahuan, kepedulian,

dan sikap terhadap minat beli produk hijau yang dimoderasi oleh perbedaan


(37)

23

Sumber: Aryanti et al. (2014)

Gambar 2.2.

Model Penelitian

PENGETAHUAN

(X1)

KEPEDULIAN

(X2)

SIKAP PEMBELIAN

(X3)

PERBEDAAN GENDER

(Z)

MINAT BELI PRODUK HIJAU

(Y)

H1

H2

H3


(38)

23 BAB III

METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya yaitu, produk

hijau atau produk ramah lingkungan, yang dipilih sebagai produk ramah

lingkungan dalam penelitian ini yaitu, mobil LCGC Toyota Agya. Subjek yang

digunakan dalam penelitian ini adalah orang yang telah menggunakan mobil

LCGC Toyota Agya yang berdomisili di D.I. Yogyakarta.

B. Jenis Data

Penelitian ini merupakan penelitian yang dalam pengujian hipotesisnya

berusaha menjelaskan hubungan sebab akibat antara beberapa variabel dengan

pendekatan kausalitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang

diolah dengan metode statistika. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data primer, yaitu data atau informasi yang diperoleh langsung dari

sumbernya.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah


(39)

24

kesempatan untuk dipilih sebagai sampel. Jenis non-probability sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling, yaitu:

mengumpulkan informasi dari anggota-anggota populasi yang mudah diperoleh

dan mampu menyediakan informasi tersebut (Sekaran, 2006).

Peneliti akan memilih beberapa lokasi dimana orang yang telah

menggunakan mobil LCGC Agya akan berada, diantaranya yaitu, di dealer

Nasmoco Bantul dan Jalan Magelang. Selain tempat diatas, peneliti akan memilih

beberapa lokasi yang jumlah pengendara mobilnya banyak seperti di

kampus-kampus, sunmor UGM dan sunmor Kebun Binatang. Dengan begitu, siapapun

pengguna mobil Agya yang datang saat dilakukan penelitian akan dijadikan

sampel.

Sampel dalam penelitian ini mengacu pada ketentuan dari Hair, et al

(1995) yang berpendapat bahwa apabila sampel tidak diketahui, Hair, et al (1995)

merekomendasikan jumlah sampel minimal adalah 5 kali dari jumlah item

pertanyaan yang terdapat dikuesioner. Pada penelitian ini jumlah item pertanyaan

pada kuesioner berjumlah 26, sehingga ukuran sampel minimal menurt Hair, et al

(1995) adalah (26 x 5) 130. Namun, besarnya sampel yang ditetapkan adalah 200

responden untuk mengurangi kesalahan dan data yang tidak lengkap.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan

metode survei yaitu dengan menggunakan kuesioner yang dibagi dalam 2 bagian

yaitu, bagian pertama merupakan pernyataan identitas responden dan bagian


(40)

25

dan skala likert. Penggunaan skala likert dengan lima skala poin dimana setiap

responden diminta untuk memilih salah satu alternatif pilihan dari (1) sangat tidak

setuju sampai (5) sangat setuju.

E. Definisi Operasional Variabel

Pengukuran variabel penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner

yang diadopsi dari penelitan sebelumnya, berikut adalah definisi operasional dan

indikator-indikator penelitian untuk masing-masing variabel, diantaranya:

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan pengetahuan tentang isu-isu lingkungan yang

ada dalam benak konsumen tentang mobil LCGC Toyota Agya Adapun indikator

tentang pengetahuan dalam penelitian ini berdasarkan dua sumber, yaitu menurut

Haryadi (2009) dan menurut Brucks (1985) dalam Lin & Lin (2007) dalam Siddiq

(2012), diantaranya:

a) Pengetahuan mengenai lingkungan

b) Kesadaran konsumen

c) Regulasi lingkungan

d) Pengetahuan Subjektif (Subjective knowledge)

e) Pengetahuan Objektif (Objective knowledge)

f) Berdasarkan Pengalaman(Experience based)

2. Kepedulian

Kepedulian merupakan ukuran konsep mulai dari kepedulian tahap


(41)

26

perilaku ramah lingkungan. Adapun indikator kepedulian lingkungan menurut Lee

(2009) dan Usadi et al. (2015), yaitu:

a) Masalah lingkungan hidup

b) Secara emosional terlibat dalam masalah perlindungan lingkungan

hidup

c) Khawatir tentang burukunya kualitas lingkungan hidup

d) Kualitas lingkungan hidup yang dapat ditingkatkan

e) Merasa khawatir dengan keadaan lingkungan saat ini

f) Kurangnya kepedulaian masyarakat terhadap lingkungan

g) Khawatir dengan dampak negatif dari aktivitas konsumsi terhadap

lingkungan

h) Terganggu dengan orang yang tidak peduli terhadap lingkungan

3. Sikap

Sikap merupakan cara konsumen menilai apakah produk tersebut baik

untuk lingkungan sekitar. Adapun indikator sikap menurut Lee (2009), yaitu:

a) Promosi “green living”

b) Kebutuhan perlindungan lingkungan

c) Pentingnya perlindungan lingkungan

d) Kebijaksanaan penggunaan uang untuk perlindungan lingkungan

e) Pentingnya meningkatkan kesadaran lingkungan

4. Minat Beli Produk Hijau

Minat beli produk hijau merupakan keinginan yang timbul ketika


(42)

27

produk yang ramah lingkungan. Adapun indikator minat beli menurut Ferdinand

(2002) dalam Hidayat et al. ( 2012) dan Usadi et al. (2015), yaitu:

a) Minat transaksional

b) Minat referensial

c) Minat preferensial

d) Minat eksploratif

e) Tertarik untuk mencoba produk

f) Mempertimbangkan untuk membeli produk

g) Beralih ke produk yang ramah lingkungan

F. Uji Kualitas Instrumen 1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukur itu mengukur apa yang diukur atau dengan kata lain apakah alat ukur

tersebut telah tepat untuk mengukur objek yang diteliti (Kuncoro, 2003). Uji

validitas dilakukan dengan menggunakan pearson corellation product moment

dengan bantuan SPSS. Instrument penelitian dikatakan valid apabila nilai

signifikansinya lebih kecil dari 5% (0,05).

2. Uji Reliabilitas

Menurut (Ghozali, 2011) reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variable atau konstruk.

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan


(43)

28

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai (α) > 0,70 (Ghozali, 2011)

G. Analisis Data dan Uji Hipotesis 1. Analisis Regresi Liner Berganda

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel dapat

digunakan untuk memprediksi atau meramal variabel-variabel lain. Dalam

penelitian ini analisis regresi liner berganda digunakan untuk menganalisis

pengaruh vairabel pengetahuan lingkungan, kepedulian lingkungan, dan sikap

pembelian produk hijau terhadap minat beli produk hijau yang dimoderasi oleh

perbedaan gender.

Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis pengaruh

sebelum moderasi dan setelah moderasi melalui variabel perbedaan gender.

Adapun persamaan regresi sebelum di moderasi perbedaan gender, yaitu:

Y = + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4Z (1)

Keterangan:

Y = Minat Beli Produk Hijau b = Koefisien Regresi

X1 = Pengetahuan

X2 = Kepedulian

X3 = Sikap

Z = Perbedaan Gender

Adapun persamaan regresi penelitian ini setelah di moderasi perbedaan

gender, yaitu:

Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4Z + b5X1Z + b6X2Z + b7X3Z (2) Keterangan:

Y = Minat Beli Produk Hijau b = Koefisien Regresi


(44)

29

X2 = Kepedulian

X3 = Sikap

Z = Perbedaan Gender

2. Pengujian Hipotesis Penelitian

Uji signifikan Parameter Individual (Uji t)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali,

2011). Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel pengetahuan

lingkungan, kepedulian lingkungan, dan sikap pembelian produk hijau terhadap

minat beli produk hijau yang dimoderasi oleh perbedaan gender secara terpisah

atau parsial.

Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan menggunakan angka

probabilitas signifikansi. Apabila probabilitas signifikansi > 0,05 maka H1 tidak

didukung, apabila probabilitas signifikansi < 0,05 maka H1 didukung.

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan sebuah model menerangkan variasi variabel bebas dalam

menjelaskan variabel terikat. Koefisien determinasi dihitung dengan cara

menguadratkan koefisien korelasi R. Semakin besar nilai koefisien determinasi

berarti semakin besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel

terikat. Sebaliknya, semakin kecil nilai koefisien determinasi berarti semakin kecil

kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat atau sangat

terbatas. Nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai adjusted R Square


(45)

30

terikat yang dimasukan ke dalam model, sedangkan adjusted R Square dapat naik


(46)

(47)

31 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian

1. Objek Penelitian

Toyota Agya adalah mobil kota yang dirancang oleh Daihatsu. Mobil ini

diproduksi di Indonesia. Daihatsu merancang dan memproduksi mobil ini, yang

kemudian dijual sebagai Daihatsu Ayla dan Toyota Agya. Daihatsu memasok

mobil ini untuk Toyota di bawah konsinyasinya produksi dan perjanjian

manufaktur OEM. Mobil ini ditampilkan pertama kali di Indonesia pada

International Motor Show 2012. Penjualannya sudah dimulai sejak diluncurkan

pada tanggal 9 September 2013 karena sudah melewati tes LCGC (Low Cost

Green Car) dari pemerintah. Nama “Agya” diambil dari kata sanskerta, yang

berarti “cepat”.

Agya adalah jawaban dari Astra, sebagai inovasi produk yang

berdasarkan rencana pemerintah Indonesia dari aturan LCGC. Agya menggunakan

mesin yang sama yang digunakan oleh Aygo, Peugeot 107, dan Citoren C1.

Perbedaannya adalah fasia depan, emblem, fitur, dan varian.

Agya sendiri termasuk ke dalam tipe mobil LCGC, LCGC merupakan

mobil murah yang ramah lingkungan. LCGC berada di bawah paying hokum

Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2013, bersama-sama dengan low carbon

emission, mobil listrik, hybrid biodiesel. Secara spesifik, keberadaan LCGC diatur


(48)

32

Sebagai mobil LCGC Agya harus menerima syarat yang ditetapkan oleh

pemerintah, diantaranya: hemat energi, harga terjangkau, menggunakan tambahan

merek Indonesia, dan model dan logi yang mencerminkan Indonesia. Selin itu,

ada juga spesifikasi mesin maksimum adalah untuk berbahan bakar bensin

maksimum 1200cc, untuk minimal 1 liter BBM untuk 20 km. sedangkan untuk

solar maksimum 1500cc, untuk minimal 1 liter BBM untuk 20 km.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, Subjek atau responden adalah orang yang telah

menggunakan mobil LCGC Agya di D.I. Yogyakarta. Kuesioner disebarkan ke

200 responden secara langsung dan melalui aplikasi google form. Peneliti

menyebarkan kuesioner dibeberapa tempat yang banyak terdapat pengguna mobil

Agya, seperti di kampus UMY, UGM, di Sunmor UGM, dan di dealer Nasmoco

Bantul. Dari 200 kuesioner yang disebarkan, responden yang mengisi kuesioner

sebanyak 145, persentase sampel yang kembali 72,5%. Seluruh kuesioner yang

kembali dapat dipastikan telah mengisi kuesioner sesuai dengan ketentuan,

sehingga 145 kuesioner yang diperoleh semuanya dapat digunakan untuk olah

data.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai hasil penelitian ini, terlebih

dahulu akan dibahas mengenai gambaran dari responden yang berisi tentang jenis

kelamin, domisili, usia, pendidikan terakhir, status pekerjaan, dan status

kepemilikan mobil Agya. Berikut adalah hasil penelitian ini disajikan dalam


(49)

33

a. Jenis Kelamin Responden

Responden yang merupakan pemilik mobil LCGC Agya berdasarkan

karakteristik jenis kelamin dapat ditampilkan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Pria 57 39,3

2 Wanita 88 60,7

Total 145 100

Sumber: Lampiran 2

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden wanita lebih

banyak dibandingkan pria yaitu 60,7% dan 39,3% pria. Hal ini menunjukkan ada

perbedaan proporsi responden berdasarkan jenis kelamin pada mint beli mobil

Agya.

b. Domisili Responden

Responden yang merupakan pemilik mobil LCGC Agya berdasarkan

domisili dapat ditampilkan dalam Tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden berdasarkan Domisili

No Usia Jumlah Persentase (%)

1 Kota Yogyakarta 43 29,7

2 Kab. Sleman 52 35,9

3 Kab. Bantul 38 26,2

4 Kab. Gunungkidul 5 3,4

5 Kab. Kulonprogo 7 4,8


(50)

34

Sumber: Lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.2. menunjukkan bahwa responden yang paling tinggi

adalah responden yang berdomisili di Kab. Sleman sebesar 35,9% dan yang

terendah adalah reponden yang berdomisili di Kab. Gunungkidul sebesar 3,4%.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat yang berada di wilayah kota seperti Kab.

Sleman dan Kota Yogyakarta memiliki minat beli terhadap mobil Agya yang lebih

tinggi dibandingkan dengan masyarakat di wilayah kab. Gunungkidul dan Kab.

Kulonprogo.

c. Usia Responden

Responden yang merupakan pemilik mobil LCGC Agya berdasarkan

karakteristik usia dapat ditampilkan dalam Tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Karakteristik Responden berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persentase (%)

1 Kurang dari 17 tahun 0 0

2 18 – 30 tahun 81 55,9

3 31 – 40 tahun 32 22,1

4 41 – 50 tahun 26 17,9

5 Di atas 50 tahun 6 4,1

Total 145 100

Sumber: Lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.3. menunjukkan bahwa dari 145 responden yang

tertinggi adalah responden yang berusia 18 - 30 tahun yaitu 55,9%, sedangkan

yang terendah adalah responden berusia kurang dari 17 tahun yaitu sebanyak 0 %.


(51)

35

mempunyai intensitas yang tinggi terhadap minat pembelian produk ramah

lingkungan.

d. Pendidikan Terakhir Responden

Responden yang merupakan pemilik mobil LCGC Agya berdasarkan

karakteristik pendidikan terakhir dapat ditampilkan dalam Tabel 4.4 sebagai

berikut:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase (%)

1 SD 0 0

2 SMP 0 0

3 SMA 42 29,0

4 Diploma 20 13,8

5 S1 82 56,6

6 S2/S3 1 0,6

Total 145 100

Sumber: Lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 145 responden yang

tertinggi adalah responden yang mempunyai latar belakang pendidikan S1 yaitu

sebesar 56,6%, sedangkan yang terendah adalah dengan latar belakang pendidikan

SD dan SMP, yaitu sebanyak 0%. Hal ini menunjukkan bahwa reponden yang

memiliki intenitas tinggi untuk melakukan pembelian mobil ramah lingkungan


(52)

36

e. Status Pekerjaan Responden

Responden yang merupakan pemilik mobil LCGC Agya berdasarkan

karakteristik status pekerjaan dapat ditampilkan dalam Tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

1 PNS/BUMN 23 15,9

2 TNI/ POLRI 1 0,7

3 Pegawai Swasta 34 23,4

4 Wiraswasta 36 24,8

5 Pelajar/Mahasiswa 46 31,7

6 Lain-lain 5 3,5

Total 145 100

Sumber: Lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 145 responden yang

tertinggi adalah responden yang berstatus sebagai Pelajar/Mahasiswa, yaitu

sebanyak 31,7 persen, sedangkan yang terendah adalah sebagai TNI/POLRI, yaitu

sebesar 0,7%. Hal ini menunjukkan bahwa mobil Agya yang merupakan mobil

hemat BBM dan bertipe city car banyak diminati oleh pelajar/mahasiswa,

wiraswata, dan pegawai swasta.

f...Status Kepemilikan Mobil Agya

Responden yang merupakan pemilik mobil LCGC Agya berdasarkan

karakteristik status kepemilikan mobil Agya dapat ditampilkan dalam Tabel 4.6


(53)

37

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Mobil Agya

No Status Kepemilikan Mobil Jumlah Persentase (%)

1 Ya 121 83,4

2 Tidak 24 16,6

Total 145 100

Sumber: Lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 145 responden yang

memiliki mobil LCGC Agya sendiri sebesar 83% dan yang tidak memiliki sebesar

16,6%. Reponden yang tidak memiliki mobil Agya setidaknya pernah

menggunakan mobil Agya dan mengetahui bahwa mobil Agya merupakan mobil

LCGC. Selain itu, walaupun tidak memiliki sendiri mobil Agya, responden

tersebut pernah menggunakan mobil Agya, seperti miliki orang tua atau miliki

sodara, dan beberapa ada yang milik rental mobil.

B. Uji Kualitas Instrumen

Uji kualitas instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen

penelitian sudah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Berikut disajikan

hasil pengujian validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukur itu mengukur apa yang diukur atau dengan kata lain apakah alat ukur

tersebut telah tepat untuk mengukur objek yang diteliti (Kuncoro, 2003). Uji


(54)

38

bantuan SPSS. Instrumen penelitian dikatakan valid apabila nilai signifikansi

lebih kecil dari nilai α = 0,05.

Berdasarkan hasil survei dengan 30 responden ditemukan bahwa seluruh

komponen dalam variabel penelitian ini valid. Tabel berikut menyajikan hasil uji

validitas dalam penelitian ini:

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas

Variabel Pertanyaan Sig. α = 0,05 Keterangan

Pengetahuan

P1 0,009 0,05 Valid

P2 0,000 0,05 Valid

P3 0,000 0,05 Valid

P4 0,000 0,05 Valid

P5 0,000 0,05 Valid

P6 0,000 0,05 Valid

Kepedulian

K1 0,000 0,05 Valid

K2 0,000 0,05 Valid

K3 0,000 0,05 Valid

K4 0,000 0,05 Valid

K5 0,000 0,05 Valid

K6 0,000 0,05 Valid

K7 0,000 0,05 Valid

K8 0,000 0,05 Valid

Sikap

S1 0,000 0,05 Valid

S2 0,023 0,05 Valid

S3 0,009 0,05 Valid

S4 0,000 0,05 Valid

S5 0,000 0,05 Valid

Minat Beli

M1 0,000 0,05 Valid

M2 0,000 0,05 Valid

M3 0,000 0,05 Valid

M4 0,000 0,05 Valid

M5 0,000 0,05 Valid

M6 0,000 0,05 Valid

M7 0,000 0,05 Valid

Sumber: Lampiran 3

Berdasarkan Tabel 4.7. diatas dapat dilihat bahwa semua indikator yang


(55)

39

mempunyai nilai lebih kecil dari α = 0,05, sehingga instrumen yang digunakan hasilnya valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal

jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu (Ghozali, 2011).

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan melihat hasil

perhitungan nilai Cronbach’s Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α) > 0,7 yaitu bila dilakukan penelitian ulang dengan waktu dan dimensi yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang

sama. Tabel berikut menyajikan hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini:

Tabel 4.8

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s AlphaHasil Hitung Keterangan

Pengetahuan 0,858 Reliabel

Kepedulian 0,831 Reliabel

Sikap 0,791 Reliabel

Minat Beli 0,926 Reliabel

Sumber: Lampiran 3

Hasil pengujian reliabilitas dalam tabel 4.8. menunjukkan bahwa semua

variabel dalam penelitian mempunyai nilai Cronbach’s Alpha (α) yang lebih besar dari 0,7 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukuran masing-masing


(56)

40

variabel dari kuesioner adalah reliabel yang berarti bahwa kuesioner yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang handal.

C. Hasil Penelitian

1. Analisis Regresi Linier Berganda

a. Analisis regresi linier berganda sebelum moderasi

Analisis linier berganda ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh pengetahuan (P), kepedulian (K), dan Sikap (S) terhadap Minat Beli

(MB). Hasil perhitungan regresi berganda dengan program SPSS sebagai berikut:

Tabel 4.9

Hasil Perhitungan Regresi Berganda sebelum moderasi

Model Unstandardized Coefficient Standardized Coeffecient Beta

t Sig. B Std.

error

1 (constant) P K S PG 15,556 0,560 -0,606 0,934 0,637 3,167 0,151 0,118 0,159 0,706 0,394 -0,567 0,543 0,065 4,912 3,710 -5,146 5,864 0,902 0,000 0,000 0,000 0,000 0,368

Dependent Variable: Minat Beli (MB) Sumber: lampiran 4

Hasil perhitungan di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y= 0,394P – 0,567K + 0,543S+ 0,065PG (3)

Koefisien variabel pengetahuan (P) sebesar 0,394, Koefisien variabel

kepedulian (K) sebesar -0,567, koefisien variabel sikap (S) sebesar 0,543 dan

perbedaan gender (PG) sebesar 0,065. Dalam hal ini, nilai koefisien P,S, dan PG

bernilai positif yang artinya, memiliki hubungan searah antara variabel bebas


(57)

41

(MB) akan meningkat juga. Sedangkan variabel kepedulian (K) memiliki nilai

negatif yang artinya, memiliki hubungan yang bertolak belakang antara variabel

bebas dengan variabel terikatnya. Ketika nilai kepedulian (K) meningkat maka

minat beli (MB) sebagai variabel terikat nilainya akan menurun, begitupun

sebaliknya ketika nilai kepedulian turun maka variabel terikatnya, yaitu minat beli

nilainya akan meningkat.

b. Analisis regresi linier berganda setelah moderasi

Analisis linier berganda ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh pengetahuan (P), kepedulian (K), dan Sikap (S) terhadap Minat Beli

(MB) apabila dimoderasikan dengan perbedaan gender (PG). Hasil perhitungan

regresi berganda dengan program SPSS sebagai berikut:

Tabel 4.10

Hasil Perhitungan Regresi Berganda setelah moderasi

Model Unstandardized Coefficient Standardized Coeffecient Beta

t Sig. B Std.

error

1 (constant) P

K S PG

P*PG (Moderasi 1) K*PG (Moderasi 2) S*PG (Moderasi 3)

14,121 -0,753 0,694 0,446 3,204 0,703 -0,725 0,225 9,187 0,392 0,371 0,537 5,356 0,193 0,207 0,317 -0,529 0,649 0,259 0,326 1,783 -2,528 0,464 1,537 -1.922 1.868 0,828 0,598 3,636 -3,504 0,709 0,127 0,057 0,064 0,409 0,551 0,000 0,001 0,479

Dependent Variable: Minat Beli (MB) Sumber: lampiran 4


(58)

42

Hasil perhitungan di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y= -0,529P + 0,649K + 0,259S + 0,326PG + 1,783Mod1- 2,528Mod2+

0,464Mod3 (4)

Koefisien Moderasi 1 sebesar 1,783, koefisien moderasi 2 sebesar -2,528,

koefisien moderasi 3 sebesar 0,464 dan koefisien perbedaan gender sebesar 0,326.

Dalam hal ini, nilai koefisien moderasi 1, moderasi 3, dan (PG) bernilai positif

yang artinya, memiliki hubungan searah antara variabel independen dengan

variabel dependennya. Ketika nilai moderasi 1, moderasi 3, dan perbedaan gender

(PG) meningkat maka minat beli (MB) akan meningkat juga. Sedangkan Moderasi

2 memiliki nilai negatif yang artinya, antara variabel independen dengan variabel

dependen memiliki hubungan yang bertolak belakang. Ketika koefisien moderasi

2 meningkat maka minat beli (MB) sebagai variabel terikat nilainya akan

menurun, begitupun sebaliknya ketika nilai moderasi 2 turun maka variabel minat

beli (MB) akan meningkat.

2. Pengujian Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis yang digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh

variabel pengetahuan lingkungan, kepedulian lingkungan, dan sikap terhadap

produk hijau, terhadap minat beli produk hijau apabila dimoderasi oleh perbedaan

gender dan signifikansi perbedaan gender terhadap minat beli.

1) Pengujian terhadap variabel pengetahuan

Hasil pengujian pada tabel 4.10 diperoleh nilai signifikansi sebesar


(59)

43

minat beli yang dimoderasi oleh perbedaan gender. Sehingga

hipotesis pertama didukung.

2) Pengujian terhadap variabel kepedulian

Hasil pengujian pada tabel 4.10 diperoleh nilai signifikansi sebesar

0,001 < 0,05. Berarti kepedulian berpengaruh signifikan terhadap

minat beli yang dimoderasi oleh perbedaan gender. Sehingga

hipotesis kedua didukung.

3) Pengujian terhadap variabel sikap

Hasil pengujian pada tabel 4.10 diperoleh nilai signifikansi sebesar

0,479 > 0,05. Berarti sikap tidak berpengaruh signifikan terhadap

minat beli yang dimoderasi oleh perbedaan gender. Sehingga

hipotesis ketiga tidak didukung.

4) Pengujian terhadap variabel perbedaan gender

Hasil pengujian pada tabel 4.10 diperoleh nilai signifikansi sebesar

0,551 > 0,05. Berarti perbedaan gender tidak berpengaruh signifikan

terhadap minat beli. Sehingga hipotesis keempat tidak didukung.

3. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan sebuah model menerangkan variasi variabel bebas dalam

menjelaskan variabel terikat. Penggunaan R Square sering menimbulkan

permasalahan, yaitu bahwa nilainya akan selalu meningkat dengan adanya

penambahan variabel bebas dalam satu model. Hal ini akan menimbulkan bias,


(60)

44

ini nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilan adjusted R Square dari

model regresi, karena adjusted R Square dapat naik turun jika suatu variabel bebas

ditambahkan dalam model (Ghozali, 2011)

Tabel 4.11

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 0,623(a) 0,388 0,357 3,860

Sumber: lampiran 4

Hasil perhitungan pada tabel 4.11 Diperoleh nilai Adjusted R square

sebesar 0,357. Berarti variabel pengetahuan, kepedulian, dan sikap mampu

menjelaskan variasi minat beli sebesar 35,7% apabila dimoderasi oleh perbedaan

gender. Sedangkan sisanya sebesar 64,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

dimasukan dalam model penelitian.

D. Pembahasan

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis 1 yaitu hubungan

pengetahuan lingkungan terhadap minat beli produk hijau apabila

dimoderasi dengan perbedaan gender hasilnya signifikan, sehingga H1

didukung. Temuan ini konsisten dengan penelitian Mostafa (2007), yang

menemukan bahwa pengetahuan lingkungan memiliki pengaruh signifikan

terhadap minat pembelian produk hijau dengan perbedaan gender sebagai

variabel moderasinya. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan temuan

Aman, et al (2012) yang menemukan bahwa pengetahuan lingkungan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli produk hijau. Hasil


(61)

45

tentang pengaruh pengetahuan, kepedulian, dan sikap terhadap minat

pembelian produk hijau yang dimoderasi perbedaan gender. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan, kepedulian, dan

sikap tidak berpengaruh terhadap minat pembelian produk hijau jika

dimoderasi oleh perbedaan gender. Artinya, baik perempuan dan laki-laki

tidak memiliki perbedaan dalam menentukan minat pembelian terhadap

produk hijau.

2. Hasil lain dari penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis 2 yaitu

hubungan kepedulian lingkungan terhadap minat beli produk hijau apabila

dimoderasi dengan perbedaan gender hasilnya signifikan, sehingga H2

didukung. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Lee (2009) tentang pengaruh perbedaan gender pada perilaku pembelian

produk hijau konsumen remaja di Hongkong yang menunjukkan hasil

bahwa, environmental concern berpengaruh terhadap minat pembelian

produk ramah lingkungan apabila dimoderasi oleh perbedaan gender.

Temuan pada penelitian ini mengungkapkan bahwa, pendekatan

menggunakan daya tarik umum yang rasional tidak cukup untuk

memotivasi remaja perempuan dan laki-laki dalam memutuskan pembelian

produk ramah lingkungan. Selain itu, pada penelitian Lee (2009)

kepedulian lingkungan menjadi prediktor tertinggi kedua terhadap minat

pembelian produk hijau pada konsumen remaja Hongkong. Hasil

penelitian ini menyrankan pendekatan secara emosional lebih efektif untuk


(62)

46

Selain itu, Mostafa (2007) dalam penelitiannya yang dilakukan di Mesir

memberikan hasil bahwa kepedulian lingkungan berpengaruh terhadap

minat beli produk hijau apabila dimoderasi oleh perbedaan gender. Hasil

penelitian lain yang mendukung hipotesis ini adalah Dagher, et al (2015)

yang menemukan bahwa gender dapat memoderasi anatara environmental

concern dan green purchase intention.

3. Hasil penelitian berikutnya menunjukkan bahwa hipotesis 3 yaitu

hubungan sikap terhadap lingkungan terhadap minat beli produk hijau

apabila dimoderasi dengan perbedaan gender hasilnya tidak signifikan,

sehingga H3 tidak didukung. Hasil penelitian ini konsisten dengan

Aryanti, dkk (2014) dimana sikap terhadap pembelian produk hijau tidak

berpengaruh terhadap minat pembelian apabila dimoderasi oleh perbedaan

gender. Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian Khaola, et al

(2014) yang menunjukkan bahwa sikap tidak berpengaruh terhadap minat

pembelian produk hijau apabila dimoderasi oleh perbedaan gender. Hasil

penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Aman, et al

(2012) yang menyatakan bahwa sikap dapat mempengaruhi minat

pembelian produk hijau apabila dimoderasi oleh perbedaan gender.

4. Hasil penelitian berikutnya menunjukkan bahwa hipotesis 4 yaitu

hubungan antara perbedaan gender terhadap minat beli produk hijau

hasilnya tidak signifikan, sehingga H4 tidak didukung. Gender merupakan

padangan masyarakat tentang perbedaan peran dan tanggung jawab antara


(63)

47

et al, 2014). Hasil penelitian ini konsisten dengan Aryanti, et al (2014)

dimana perbedaan gender tidak berpengaruh terhadap minat pembelian

produk hijau. Menurutnya baik pria maupun wanita memiliki kesamaan

dalam melakukan minat pembelian produk hijau. Selain itu, hasil

penleitian ini juga konsisten dengan Junaedi (2008) bahwa perbedaan

gender tidak berpengaruh signifikan karena baik laki-laki maupun wanita

memiliki kesamaan dalam melakukan pembelian produk hijau. Hasil

penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Lee (2009)

yang memberikan hasil bahwa perbedaan gender memiliki pengaruh

terhadap minat pembelian produk hijau dan yang paling dominan untuk


(64)

47 BAB V

SIMPULAN SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan,

kepedulian, dan sikap terhadap minat beli produk hijau yang dimoderasi oleh

perbedaan gender.pada konsumen mobil LCGC Agya di D.I. Yogyakarta. Dari

analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan menggunakan SPSS sebagai

alat analisis untuk menguji empat hipotesis penelitian dapat ditarik kesimpulan

bahwa:

1. Berdasarkan pengujian hipotesis 1, diperoleh hasil bahwa pengetahuan

lingkungan berpengaruh signifikan terhadap minat beli produk hijau yang

dimoderasi oleh perbedaan gender, sehinggan Hipotesis1 didukung.

2. Berdasarkan pengujian hipotesis 2, diperoleh hasil bahwa kepedulian

lingkungan berpengaruh signifikan terhadap minat beli produk hijau yang

dimoderasi oleh perbedaan gender, sehinggan Hipotesis 2 didukung.

3. Berdasarkan hipotesis 3, diperoleh hasil bahwa sikap tidak berpengaruh

signifikan terhadap minat beli produk hijau yang dimoderasi oleh

perbedaan gender, sehingga Hipotesis 3 tidak didukung.

4. Berdasarkan hipotesis 4, diperoleh hasil bahwa perbedaan gender tidak

berpengaruh signifikan terhadap minat beli produk hijau, sehingga


(65)

48

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan, baik yang telah diketahui

sebelumnya maupun yang tidak diduga, sehingga hasil penelitian yang dicapai

belum memberikan hasil yang memuaskan. Adapun beberapa keterbatasan

penelitian adalah jumlah sampel yang hanya 145 dari 200 sampel yang

disebarkan, sehingga data yang diperoleh belum secara optimal dapat

menggambarkan kondisi yang menimbulkan minat beli konsumen terhadap mobil

LCGC Agya di D.I Yogyakarta. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan

dengan jumlah sampel yang lebih banyak lagi mengenai minat beli produk hijau.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini hanya menggunakan

angket/kuesioner dan tidak menggunakan teknik wawancara mendalam, karena

penelitian ini berusaha mencari tahu tentang persepsi, maka dengan melakukan

wawancara mendalam data yang diperoleh bisa menjadi lebih akurat dan lengkap.

Selain itu, dengan wawancara peneliti selanjutnya juga dapat mejelaskan

mengenai produk hijau, karena beberapa responden masih belum familiar dengan

produk hijau. Penelitian ini jauh dari sempurna, banyak kesulitan-kesulitan yang

dihadapi dalam melakukan penelitian ini. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik

dan saran yang membangun untuk kesempurnaan penelitian ini.

C. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini

maka diajukan saran-saran sebagai pelengkap terhadap hasil penelitian sebagai


(66)

49

1. Toyota perlu memfokuskan kebijakan produknya terhadap produk yang

ramah lingkungan. Selain itu, pihak perusahaan perlu terus meningkatkan

kampanye tentang mobil yang ramah lingkungan dan keunggulan mobil

LCGC kepada masyarakat, sehingga dapat mengurangi potensi polusi yang

dapat merusak lingkungan.

2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan

variabel-varibel lain di luar variabel yang telah diteliti ini agar memperoleh hasil


(1)

LAMPIRAN 3 UJI KUALITAS INSTRUMEN

Uji Validitas dan Reliabilitas

A.

Variabel Pengetahuan

a.

Validitas

b.

Reliabilitas

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items


(2)

B.

Variabel Kepedulian

a.

Validitas

b.

Reliabilitas

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items


(3)

C.

Variabel Sikap

a.

Validitas

b.

Reliabilitas

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items


(4)

D.

Variabel Minat Beli

a.

Validitas

b.

Reliabilitas

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items


(5)

LAMPIRAN 4 UJI HIPOTESIS DAN ANALISIS DATA

1. Analisis Sebelum Moderasi

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Perbedaan

Gender, Kepedulian, Sikap, Peng etahuan(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Minat Beli

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,551(a) ,304 ,284 4,073

a Predictors: (Constant), PG, Kepedulian, Sikap, Pengetahuan ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1013,874 4 253,469 15,277 ,000(a)

Residual 2322,788 140 16,591

Total 3336,662 144

a Predictors: (Constant), PG, Kepedulian, Sikap, Pengetahuan b Dependent Variable: MB

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) 15,556 3,167 4,912 ,000

P ,560 ,151 ,394 3,710 ,000

K -,606 ,118 -,567 -5,146 ,000

S ,934 ,159 ,543 5,864 ,000

PG ,637 ,706 ,065 ,902 ,368


(6)

2. Analisis Setelah Moderasi

Variables Entered/Removed(b) Model Variables Entered Variables

Removed Method

1 Mod3, JP,

JS, JK,

Mod1, PG, Mod2(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Minat Beli

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,623(a) ,388 ,357 3,860

a Predictors: (Constant), PG, Kepedulian, Sikap, Pengetahuan, Mod 1, Mod 2, Mod 3 ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1295,207 7 185,030 12,417 ,000(a)

Residual 2041,455 137 14,901

Total 3336,662 144

a Predictors: (Constant), PG, Kepedulian, Sikap, Pengetahuan, Mod 1, Mod 2, Mod 3 b Dependent Variable: Minat Beli

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) 14,121 9,187 1,537 ,127

P -,753 ,392 -,529 -1,922 ,057

K ,694 ,371 ,649 1,868 ,064

S ,445 ,537 ,259 ,828 ,409

PG 3,204 5,358 ,326 ,598 ,551

Moderasi 1 ,703 ,193 1,783 3,636 ,000

Moderasi 2 -,725 ,207 -2,528 -3,504 ,001

Moderasi 3 ,225 ,317 ,464 ,709 ,479