Analisis persepsi perbandingan perbandingan efektivitas iklan TV: Yamaha MOI Honda Vario: studi kasus FEB UIN Syarif Hidayatullah

(1)

ANALISIS PERSEPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS

IKLAN TV: YAMAHA MIO DAN HONDA VARIO

(Studi Kasus FEB UIN SYARIF HIDAYATULLAH)

Di susun oleh : M.SENOPATI. NEGARA

NIM: 105081002484

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ANALISIS PERSEPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS

IKLAN TV: YAMAHA MIO DAN HONDA VARIO

(Studi Kasus FEB UIN SYARIF HIDAYATULLAH)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh

M.SENOPATI. NEGARA NIM: 105081002484

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Yahya Hamja, Dr., MM. Suhendra, S.Ag, MM

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

Hari ini jumat Tanggal 23 Bulan juli Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama M. Senopati Negara NIM: 105081002484 dengan judul skripsi “Analisis Persepsi Perbandingan Efektivitas Iklan TV: Yamaha Mio dan Honda Vario (Studi Kasus FEB UIN Syarif Hidayatullah)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta,23 Juli 2010

Tim Penguji Ujian Skripsi

Ketua Sekretaris

Yahya Hamja, Dr., MM Suhendra, S.Ag, MM

NIP:194906021978031001 NIP:1971120620031211001

Penguji Ahli 1 Penguji Ahli II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni Leis Suzanawaty, SE,.MSI NIP:196902032001121003 NIP:197208092005012004


(4)

Hari ini kamis Tanggal 10 Bulan juni Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama M. Senopati Negara NIM: 105081002484 dengan judul skripsi “Analisis Persepsi Perbandingan Efektivitas Iklan TV: Yamaha Mio dan Honda Vario (Studi Kasus FEB UIN Syarif Hidayatullah)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta,10 Juni 2010

Tim Penguji Ujian komprehensif

Ketua Sekretaris

Heryanto, SE., M.SI Leis Suzanawaty, SE., M.SI NIP:195902231986011002 NIP:197208092005012004

Penguji Ahli

Yahya Hamja, Dr., MM NIP:194906021978031001


(5)

ABSTRAK

M. Senopati Negara, Analisis Perbandingan Persepsi Efektivitas Iklan TV: Yamaha Mio dan Honda Vario (Studi Kasus FEB UIN Syarif Hidayatullah). Skripsi, Jakarta: Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.2010

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas iklan TV produk Yamaha Mio, efektivitas iklan TV produk Honda Vario, dan adanya perbedaan efektivitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario.

Penelitian dilakukan di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan subjek penelitian mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah yang masih aktif sampai dengan semester genap tahun ajaran 2009/2010 sebanyak 100 responden. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survey dengan analisa deskripsi data, dan uji t dua sampel independen (Independen-Samples t Test) untuk melakukan uji perbedaan efektivitas iklan TV.

Berdasarkan data hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden menunjukkan bahwa hasil efektifitas iklan televise Yamaha Mio memiliki rata-rata skor dalam skala efektif, sehingga menunjukkan iklan TV Yamaha Mio adalah efektif. Sementara untuk iklan TV Honda Vario, memiliki rata-rata skor dalam skala cukup efektif, sehingga iklan TV Honda Vario adalah cukup efektif. Berdasarkan hasil uji-t sampel independen, maka perbedaan nilai rata-rata efektivitas iklan televise Yamaha Mio dan Honda Vario adalah signifikan, dilihat dari nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilaiαsebesar 0,05.


(6)

ABSTRACT

M. Senopati Negara, The Comparison perception Analysis on Television Advertising Effectiveness : Yamaha Mio and Honda Vario (Case Study : FEB UIN Syarif Hidayatullah).

Script, Jakarta: Major of Management, Faculty of Economics and Social Sciences, State’s Islamic University of Syarif Hidayatullah (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah) 2010

The purpose of this study is to determine the effectiveness of yamaha mio and honda vario television advertising as well as the differences between them.

The study was conducted at FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta using 100 active students as respondents. The research method used was survey research using descriptive analysis of data and two independent sample t-test to test the differences in the effectiveness of television advertising.

Based on the result of the questionaire distributed to the respondents indicated that the effectiveness of Yamaha mio television advertising has an average score of effective scale, thereby indicating Yamaha mio television advertising is effective. While Honda vario television advertising has an average score of quite effective scale, so that Honda vario television advertising is quite effective. Based on the results of independent sample t-test, the difference in the average value of television advertising effectiveness between Yamaha mio and Honda vario is significant, see from the value of sig. (2-tailed) of 0.000 is smaller thanαvalue of 0.05.


(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Muhamad Senopati Negara T/TL : Jakarta/ 02 Juli 1987

Alamat : Jl. Kp Kepu Gg. 4 No. 302 B RT 15/ RW 03

Telp : 08561035235

Agama : Islam

Hobi : Basket dan Futsal

Cita-cita : Membahagiakan kedua orang tua Status : Belum Menikah

Pendidikan Formal : 1. SDN Islam Meranti Jakarta 2. SMPN 78 Jakarta

3. SMAN 1 Jakarta

4. FEB-UIN Syarief Hidayatullah Jakarta Pendidikan Informal : 1. BBC English Course (1998-1999)

2. LB LIA for General English (2003-2005) Pengalaman : 1. Pemantau Independen UN SMP (2007)

2. Ketua karang taruna (2008)

3. Kuliah kerja social di Bandung (2008)

Motto Hidup

“Mengerjakan semua aktivitas hidup semata-mata hanya karena ibadah dan syukur atas kebesaran ALLAH SWT”


(8)

KATA PENGANTAR

Puji, Sujud dan Syukur hamba kepada Ilahi Rabbi Allah Subhanahu Wata’ala Tuhan Semesta Alam, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah – Nya serta jalan kemudahan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tuntas tepat pada waktunya.

Shalawat dan Salam terhatur kepada baginda Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasalam, Keluarga dan Sahabat serta para tabi’in dan tabi’ut Tabi’in, Insya Allah mereka diberikanNya keselamatan hingga akhir zaman.

Dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan penghormatan dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dan membimbing penulis dalam penyusunan Skripsi ini, mereka ialah:

1. ALLAH SWT, berkatNya jalan yang sulit menjadi luas, lewat do’a yang di’ijabah serta jalan pemberianNya yang tidak penulis duga sebelumnya. 2. Orang tua penulis, Ibunda Bety nurbaty, dan Ayahanda Burhannudin yang

selalu memberikan kesabaran, inspirasi dan motivasinya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, semoga penulis bersama dengan adik-adik penulis dapat membahagiakan mereka berdua kelak dikemudian hari.

3. Adik-adikku yang baik, Bijak Dipanegara, Sakti Jati Anugrah, Kaisar Lafran Abdullah, Jabbar Hanacaraka, Mayang Ratu Zahra, dan Indah Qurrotaayun. 4. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan


(9)

kesabaran. Semoga ALLAH selalu memberikan perlindungan dan kesehatan kepada bapak.

5. Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MAB, Pak Yahya hamja, Dr., MM, Pak Suhendra, S.Ag, MM. terima kasih atas bimbingan, motivasi dan arahan yang berharga kepada penulis sehingga impian penulis dapat tercapai, bapak merupakan inspirasi yang berharga bagi penulis, Semoga ALLAH selalu memberikan perlindungan dan kesehatan kepada bapak.

6. Bapak Prof. Dr. Ahamad Rodoni, Pudek I Bidan Akademik Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang selalu memberikan arahan dan nasihat, terima kasih atas nasihat dan saran-saran yang berharga kepada penulis. Semoga ALLAH selalu memberikan perlindungan dan kesehatan kepada bapak. 7. For My girlfriend Firda Fitria Junella Come on to the next level babe!!!!!. 8. Sahabat Seperjuangan di Manajemen 2005 dan 2006: Edi kurniawan,

Engkong, Paul, Towi, Wahyu, Kasaf, Gori, Boay, Upi, Bowo, Kiwil, Komeng 9. Sahabat-sahabat Asrama Putra (2005) khusunya fikcuy, aris, zarken, hadi,

asbah, kautsar dan lain sebagainya.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa Skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik yang bersifat membangun untuk pencapaian yang lebih baik.


(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK... i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran ... 10

B. Periklanan (Advertising) ... 17

C. Periklanan dari Perspektif Komunikasi ... 38

D. Penelitian Sebelumnya... 52

E. Kerangka Pemikiran... 54

F. Hipotesis Penelitian... 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 56

B. Metode Penentuan Sampel... 57

C. Metode Pengumpulan Data... 59

D. Metode Analisis Data ... 60

E. Operasional Variabel Penelitian... 64


(11)

G. Skala Pengukuran ... 67

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 68

B. Penemuan dan Pembahasan ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 106

B. Implikasi ... 107

DAFTAR PUSTAKA... 108


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Berbagai Kemungkinan Tujuan Periklanan... 19

Tabel 2.2 : Sumber Informasi Konsumen... 39

Tabel 3.1 : Daftar Operasionalisasi Konsep Variabel Penelitian ... 65

Tabel 4.1 : Jenis Kelamin Responden ... 71

Tabel 4.2 : Usia Responden ... 71

Tabel 4.3 : Pengeluaran per Bulan Responden... 72

Tabel 4.4 : Kendaraan Bermotor Yang Dimiliki ... 72

Tabel 4.5 : Daftar Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas DimensiEmphaty ... 74

Tabel 4.6 : Daftar Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas DimensiPersuasion... 75

Tabel 4.7 : Daftar Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas DimensiImpact.... 76

Tabel 4.8 : Daftar Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas Dimensi Communication... 76

Tabel 4.9 : DimensiEmphatyResponden Terhadap Iklan TV Yamaha Mio... 78

Tabel 4.10 : DimensiPersuasionResponden terhadap Iklan TV Yamaha Mio... 80

Tabel 4.11 : DimensiImpactResponden Terhadap Iklan TV Yamaha Mio 82 Tabel 4.12 : DimensiCommunicationResponden Terhadap Iklan TV Yamaha Mio... 84


(13)

Tabel 4.13 : DimensiEmphatyResponden terhadap Iklan TV Honda

Vario ... 88 Tabel 4.14 : DimensiPersuasionResponden Terhadap

Iklan TV Honda Vario ... 90 Tabel 4.15 : DimensiImpactResponden terhadap Iklan TV Honda Vario ... 92 Tabel 4.16 : DimensiCommunicationResponden Iklan TV Honda Vario ... 94 Tabel 4.17 : Data Statistik Rata-rata Efektivitas Iklan TV

Yamaha Mio dan Honda Vario ... 97 Tabel 4.18 : Hasil Uji-t Sampel Independen ... 98


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyak faktor mempengaruhi pendapatan perusahaan. Perusahaan secara konsisten memonitor laporan rugi laba dan membandingkannya dengan proyeksi anggaran sehingga perusahaan dapat mengetahui perlu tidaknya perubahan proyeksi pendapatan. Dalam hal ini, item yang perlu dilihat oleh perusahaan adalah pemasaran.

Perubahan ini ada dalam banyak bentuk, misalnya perubahan prosedur operasional atau kenaikan harga produk atau jasa. Bila satu metode pemasaran memiliki tingkat keberhasilan yang baik, metode itu akan terus menjadi bagian dari anggaran keseluruhan perusahaan. Tetapi bila metode itu tidak menciptakan hasil yang sesuai harapan, perusahaan bisa menyiapkan sejumlah alternatif lain yang dapat dijelajahi.

Dalam era teknologi dan persaingan pasar yang makin ketat sekarang ini, limpahan informasi dan terbukanya peluang untuk mengakses informasi membuat konsumen makin kritis dalam memilih produk. Agar dapat unggul dalam persaingan, salah satu jalan yang ditempuh oleh perusahaan adalah dengan kemampuan mengelola dan menyampaikan informasi kepada konsumennya dimana salah satu wujudnya adalah melalui kegiatan pengiklanan (advertising). (Kusumaatmaja,2006:1).


(15)

Advertising yang tepat sasaran (efektif) dapat digunakan oleh perusahaan/ produsen dan biro iklan untuk mempengaruhi persepsi dan preferensi konsumen terhadap berbagai merek produk di pasar yang pada akhirnya juga menjadi salah satu faktor penting dalam proses pengambilan keputusan oleh konsumen untuk memilih produk. Selain sebagai alat penyampaian pesan (informasi), advertising yang dilakukan haruslah mampu bersaing dengan berbagai kegiatan periklanan perusahaan pesaing serupa untuk memenangkan minat konsumen serta mempertahankan image perusahaan itu sendiri. (Kusumaatmaja,2006:1).

Dari sisi konsumen, iklan (advertising) sendiri dipandang sebagai suatu media penyedia informasi tentang kemampuan, harga, fungsi produk, maupun atribut lainnya yang berkaitang dengan suatu produk (Durianto et.al,2003). Sebaik apapun kualitas suatu produk jika tidak diikuti dengan informasi yang tepat tentang keberadaan produk tersebut di pasar (market), maka kecil sekali peluang bagi produk untuk dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen. Dengan informasi sempurna yang dimiliki konsumen akan keadaan pasar dan produk-produk di dalamnya maka akan berpengaruh terhadap tingkat persaingan di pasar, dan sebaliknya keterbatasan informasi akan kondisi (harga, kualitas, dll) produk-produk di pasar menyebabkan tiap-tiap produsen memiliki kurva demand (permintaan) yang menunjukkan kemiringan negatif yang mampu menimbulkan market power(kuasa pasar) bagi setiap produsen. (Kusumaatmaja,2006:1).


(16)

strategi efektif bagi kalangan bisnis yang berkeinginan mengirim pesan visual singkat yang dapat dibaca dalam beberapa detik. Popularitas iklan TV semakin meningkat. Iklan TV terus berubah seturut waktu dan menjadi satu media iklan yang pertumbuhannya sangat pesat.

Iklan TV merupakan satu cara berdampak besar dalam menyebarkan pesan penjualan perusahaan. Iklan TV merupakan pertaruhan advertising terbaik perusahaan. Menggunakan televisi untuk mengiklankan barang dan jasa perusahaan merupakan langkah cerdas karena efektivitas pemasangan iklan jauh lebih baik.

Ada beberapa alasan atas meningkatnya penggunaan iklan TV, yang efektivitasnya memainkan peran besar. Misalnya, memasang iklan di televisi setiap hari untuk beberapa detik memiliki siklus hidup sangat panjang. Pada sisi lain, iklan TV bekerja sepanjang hari seiring televsi mengoperasikan programnya 24 jam sehari tujuh hari seminggu. Dibandingkan kebanyakan bentuk iklan lain, iklan TV jauh lebih efektif.

Kemajuan teknologi membuat iklan TV lebih efektif. Masa lalu di kala iklan TV masih dibuat dengan tangan telah usai. Dewasa ini pengiklan mendesain dan mencetak pesan lewat komputer yang membuat perusahaan semakin efektif dan akurat dalam desain.

Menjadikan iklan TV sebagai media advertising berarti memilih media berdampak besar. Namun tujuan tersebut dapat dicapai bila iklan TV dibuat dengan kreatif.


(17)

Kebanyakan orang yang berada di luar rumah memliki sedikit waktu untuk melihat pesan iklan di stasiun-stasiun TV di Indonesia. Iklan TV perlu menciptakan dampak langsung dan abadi, meskipun hanya dalam beberapa detik. Pesan bisa memberi kesan sangat positif bila singkat danto the point. Oleh karena itu iklan TV harus memberikan kesan tentang perusahaan dengan tagline yang singkat dan mudah diingat.

Gambar, foto, dan warna dapat sama efektifnya dengan kata-kata. Banyak perusahaan tidak ragu-ragu menambahkan sedikit kesan seksualitas pada pesan iklan TV mereka sepanjang itu dapat membuat orang tertawa dan gembira.

Iklan TV bisa efektif bila didesain dengan singkat dan kuat. Tidak seorangpun bersedia melihat pesan yang bertele-tele dan ragu-ragu. Iklan harus memiliki headerseperti ANDA MAU NGETOP?? atau ANDA KEPANASAN?? Pesan harus memuat nama dan menyertakan sesuatu yang menarik minat secara instan.

Dengan kemajuan teknologi dewasa ini, perusahaan memiliki banyak keuntungan dari desain iklan TV mereka. Di bawah ini ada beberapa manfaat pemilihan iklan TV:

1. Iklan TV mampu menarik minat audiens dengan cara yang tidak dapat ditiru oleh nediaadvertisinglain

2. Iklan TV memuat kesadaran merk dan pengenalan nama yang kuat 3. Iklan TV mengandung iklan bewarna warni, menggugah minat dan


(18)

4. Iklan TV mampu menjangkau jutaan orang setiap harinya

5. Iklan TV membidik audiens khusus tanpa mempedulikan wilayah 6. Iklan TV tidak mudah tertelan oleh banyak iklan milik pesaing 7. Iklan TV memuat pesan yang dihantarkan kontinyu dan frekeuentif 8. Calon klien dan konsumen dapat mengarah langsung menuju merk

produk dan perusahaan pembuatnya

Kesemuanya ini hanya beberapa dari banyak keuntungan yang dibeirkan oleh iklan TV. Dengan manfaat yang besar, tidak mengherankan banyak perusahaan dewasa ini memanfaatkan TV sebagai media iklan mereka.

Salah satu perusahaan tersebut adalah Yamaha Motor Indonesia dengan produk Yamaha Mio dan Astra Honda Motor dengan produk Honda Vario. Perusahaan memasang iklan mereka pada hampir semua stasiun TV swasta di Indonesia.

Pasar sepeda motor di Indonesia adalah pasar sepeda motor terbesar nomor 3 di dunia, tetapi pangsa pasar terbesar adalah motor berkapasitas mesin kecil dengan model bebek (underbone) karakter khas Asia Tenggara. Hal ini agak kurang menguntungkan bagi produsen motor, karena kecenderungan pasar sepeda motor dunia untuk sepeda motor berkapasitas mesin kecil adalah jenis skuter. Alasan ini menjadi dasar dari Yamaha Indonesia untuk mempopulerkan skuter di Indonesia melalui Yamaha Mio yang meraih sukses di kemudian hari.

Mesinfull otomatis khas skuter dipasangkan dimotor ini, berkapasitas 113 cc cukup bertenaga dan pas dengan pasar Indonesia. Transmisi otomatis menjadi


(19)

poin utama dalam kampanye penjualan dengan semboyan iklan “OTOMATIS DULUAN” dengan maksud untuk menunjukan kepada konsumen bahwa Yamaha Mio lebih dahulu diproduksi dibandingkan saingan terberatnya, Honda Vario.

Honda Vario adalah skuter otomatis produksi dari Astra Honda Motor di Indonesia. Skuter yang diluncurkan pada tahun 2006 ini dimaksudkan untuk mengantisipasi makin populernya Yamaha Mio di pasar sepeda motor Indonesia. Posisi sebagai market leader menjadi poin utama dalam kampanye penjualan dengan semboyan iklan “I’M VARIO WHAT ABOUT YOU” dengan maksud untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa Honda Vario tetap lebih diipilih dibandingkan saingan terberatnya, Yamaha Mio.

Dari lima bauran promosi, menurut Durianto et.al (2003) yaitu Periklanan, Promosi Penjualan,Personal Selling, Public Relations, maupunDirect Marketing; Periklanan (advertising) seringkali menjadi perhatian penting karena selain posisinya yang strategis (mampu menjangkau konsumen secara luas) juga memerlukan biaya yang cukup besar. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk periklanan (terutama iklan di media televisi) menjadikan perusahaan harus berhati-hati dan lebih bijak dalam membelanjakan dananya serta memperoleh suatu efisiensi. (Kusumaatmaja, 2006:3).

Yang terjadi dalam prakteknya adalah seringkali sebuah iklan menjadi sumber pengeluaran yang besar tanpa mampu memberikan return yang memuaskan, ketika produk mereka gagal di pasaran. Karena tidak bisa dipungkiri


(20)

pesan iklan dari ratusan iklan yang ditayangkan setiap hari. Belum lagi dengan banyaknya stasiun televisi (baik swasta atau negri) yang ada, dan fenomena berpindah-pindah saluran (zapping) yang seringkali muncul. Kecenderungan ini terjadi pada hampir seluruh golongan audience termasuk pada mahasiswa yang merupakan salah satu golonganaudiencetersebut. (Kusumaatmaja,2006:4).

Mengingat besarnya biaya yang harus ditanggung produsen pada awal kemunculan suatu produk maka perlu dikaji efektivitas iklan televisi yang ditayangkan yang biasanya menggunakan beberapa model atau metode dengan pertimbangan konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks yang mengarah pada kompleksitas perilaku mereka. Dengan menggunakan suatu model penelitian efektifitas iklan dapat dijelaskan secara sederhana perilaku konsumen yang kompleks tersebut.

Durianto et.al (2003), menyebutkan bahwa terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk melihat efektifitas suatu iklan televisi berdasarkan dampak komunikasi yang ditimbulkan, yaitu: CRI (Customer Response Index), DRM (Direct Rating Method), EPIC Model, dan CDM (Consumer Decision Model). Dalam EPIC Model memisahkan empat dimensi kritis sebuah iklan yaitu Empathy, Persuation, Impact, danCommunicationuntuk kemudian dianalisa guna melihat efektifitas masing-masing dimensi tersebut secara terpisah sehingga dapat diketahui pada dimensi yang manakah sebuah iklan memiliki kelemahan dalam pencapaian tujuannya, serta selanjutnya dibuat strategi baru untuk memperbaikinya.


(21)

Berdasarkan uraian di atas peneliti bermaksud melakukan analisa perbandingan persepsi efektivitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario terkait keputusan mereka untuk membeli produk.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yang menjadi fokus penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana efektifitas iklan TV produk Yamaha Mio ? 2. Bagaimana efektifitas iklan TV produk Honda Vario ?

3. Apakah ada perbedaan efektifitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisa iklan TV produk Yamaha Mio 2. Untuk menganalisa iklan TV produk Honda Vario

3. Untuk adanya perbedaan efektivitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario


(22)

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu ekonomi pada umumnya dan manajemen pemasaran dan periklanan pada khususnya. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya, khususnya yang hendak meneliti mengenai tema efektivitas iklan TV. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat juga bagi obyek penelitian, yaitu produsen Yamaha Mio dan Honda Vario dalam rangka penetapan kebijakan bisnis mereka di masa datang.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemasaran

Kotler (2002:9) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses social didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Sementara menurut American Marketing Association (AMA) dalam Alma (2004:3), mengungkapkan bahwa pemasaran adalah proses merencanakan konsepsi, harga, promosi dan distribusi ide, menciptakan peluang yang memuaskan individu dan sesuai dengan tujuan organisasi.

Definisi yang dikemukakan tersebut menuntut konsumen ikut memahami tentang pemasaran, kondisi ini mengingat konsumen merupakan obyek dari pemasaran yaitu dengan konsekuensi konsumen harus mengeluarkan sejumlah uang atau dana dalam jumlah tertentu untuk mengkonsumsi produk. (Kusumaatmaja, 2006:10).

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan mengenai pengertian pemasaran, yaitu segala kegiatan atau usaha untuk memperlancar penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen dengan menggunakan unsur-unsur yang biasa disebut sebagai bauran pemasaran, yaitu unsur-unsur produk, harga, saluran distribusi dan promosi yang sesuai dengan kebutuhan


(24)

konsumen dengan maksud untuk menciptakan permintaan yang efektif di dalam pasar.

1. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran menurut Asosiasi Pemasaran Amerika (dalam Kotler, 2002:9) merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran terhadap penetapan harga, promosi, dan penyaluran produk baik barang maupun jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi

Definisi tersebut mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang meliputi analisa, perencanaan sampai dengan pelaksanaan dan pengendalian tentang produk perusahaan dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat baik individu maupun organisasi perusahaan.

Manajemen pemasaran merupakan suatu proses dari perencanaan dan pelaksanaan suatu conceptation, harga, promosi, dan distribusi dari barang-barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mana dapat memuaskan individu dan tujuan organisasi. (Belch & Belch,2001:7).

Efektifitas pemasaran dapat dicapai jika perusahaan tersebut dapat mengenali interdependence dari banyak aktifitas seperti sales dan promotion dan bagaimana perusahaan dapat mengkombinasikan untuk mengembangkan suatu program pemasaran. (Tunggadewi,2006:13).


(25)

2. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler, 2002: 18). Bauran pemasaran ini lazim dikenal sebagai 4P yang terdiri dari produk (product), harga (price), tempat/saluran distribusi (place), dan promosi (promotion).

Robert Lauterborn (dalam Kotler, 2002:18) menyebutkan bahwa bauran pemasaran (4P) merupakan gambaran pandangan penjualan terhadap alat-alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli. Sehingga dalam menyikapinya, tiap alat pemasaran ini harus dirancang untuk memberi satu manfaat bagi pembeli. Lebih lanjut, Lauterborn menyebutkan 4C pelanggan yang erat hubungannya dengan 4P penjual. 4C tersebut ialah Costumer solution (solusi pelanggan); Costumer Cost (biaya pelanggan); Convinience (kenyamanan); dan Comunication (Komunikasi).Yang menjadi pemenang adalah perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara ekonomis dan secara menyenangkan serta yang dapat berkomunikasi secara efektif.

a. Produk

Kotler (2002:448) mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Produk-produk ini meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, peristiwa, tempat, properti, organisasi, dan gagasan.


(26)

Produk sendiri jika dilihat dari penggunaannya (Kotler: 2002), dapat dibedakan menjadi barang konsumsi (consumer goods)dan produk industrial (industrial goods). Barang konsumsi (consumer goods) dibedakan menjadi convinence goods, shopping goods, dan specialty goods. Sedangkan produk industrial (industrial goods) terdiri dari material and parts;capital items;dansupplies and business services.

Convinence goods merupakan barang yang biasanya dibeli secara berulang, secara cepat, seringkali tanpa perncanaan, dan dengan upaya yang minimum. Contoh dari barang ini antara lain: sabun, rokok, koran, dan lain-lain.

Shopping goods merupakan barang yang dalam pembeliannya memerlukan proses seleksi, dimana konsumen akan membandingkan karakteristik barang tersebut berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya. Contoh dari barang ini antara lain barang fashion, ponsel, mobil bekas,dan lain-lain.

Specialty goods merupakan barang-barang yang memiliki karakteristik yang unik atau identifikasi merk (brand identification) yeng menyebabkan sejumlah pembeli bersedia melakukan upaya pembelian yang khusus. Contohnya antara lain arloji, peralatan audio, dan lain-lain.

Barang industrial (industrial goods) juga dibedakan menjadi tiga macam barang yaitu bahan baku dan suku cadang (material and parts) yang merupakan bahan mentah, barang setengah jadi, dan suku cadang.


(27)

Jenis kedua dari barang industrial ialah barang modal (capital items) yaitu barang-barang yang tahan lama yang memfasilitasi pembuatan barang jadi(finished goods).

Sedangkan jenis ketiga dari barang industrial ialah perlengkapan dan jasa bisnis (supplies and business services); yaitu barang-barang yang berumur pendek dan jasa yang memfasilitasi produksi barang jadi. b. Harga

Harga merupakan satu-satunya dari seluruh elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan elemen lain menimbulkan biaya. Harga merupakan sejumlah nominal yang harus dibayar pelanggan atas produk yang dinikmati.

Mengingat kaitan harga yang berhubungan dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk, maka dalam penentuannya Kotler (2002:516) berpendapat harus melewati enam langkah, yaitu:

1) Memilih tujuan Penetapan Harga 2) Menentukan Permintaan

3) Memperkirakan Biaya

4) Menganalisis biaya, harga, dan tawaran pesaing 5) Memilih Metode Penetapan Harga


(28)

c. Tempat/ Saluran Distribusi

Distribusi berhubungan dengan berbagai tempat kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, dengan tujuan konsumen sasaran agar dapat dengan mudah memperoleh produk. Tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. Distribusi menurut Kotler (2002:558) ialah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk (barang dan jasa) siap untuk digunakan/ dikonsumsi.

d. Promosi

Promosi sebagai salah satu dari 4 bauran pemasaran merupakan alat bagi perusahaan (produsen) untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan konsumennya. Melalui promosi, perusahaan (produsen) menginformasikan produknya yang kemudian oleh konsumen digunakan sebagai preferensi merek dalam melakukan pengambilan keputusan pembelian.

Dalam Kotler (2002:583) disebutkan bahwa promosi merupakan seluruh aktifitas perusahaan untuk menginformasikan suatu produk termasuk didalamnya usaha untuk mempengaruhi konsumen dengan membujuk, maupun mengingatkan konsumen akan keberadaan produk mereka.

Promosi juga didefinisikan sebagai koordinasi dari semua penjual dalam memulai usaha untuk menyediakan saluran informasi dan persuasi


(29)

untuk menjual jasa dan barang-barang atau mengenalkan suatu gagasan (Belch & Belch, 1993:10).

3. Bauran Promosi

Dalam marketing mix barang maupun jasa, iklan termasuk dalam kategori bauran promosi. Adapun dalam bauran promosi dikenal lima cara komunikasi yang utama (Durianto et.al, 2003:1), yaitu:

a. Advertising (Periklanan): semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor.

b. Sales Promotion (Promosi Penjualan): berbagai bentuk insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.

c. Public Relations (Hubungan Masyarakat dan Publisitas): berbagai macam program untuk memelihara, menciptakan, dan mengembangkan citra perusahaan atau merek sebuah produk.

d.Personal Selling (Penjualan secara Pribadi): interaksi langsung dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.

e. Direct Marketing (Pemasaran Langsung): penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat komunikasi nonpersonal lainnya untuk melakukan komunikasi secara langsung agar mendapat tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan.


(30)

B. Periklanan (Advertising) 1. Definisi Periklanan

Periklanan (advertising) yang merupakan bauran promosi yang mudah dijumpai di berbagai media adalah merupakan bentuk penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu. Pada iklan biasanya ditampakkan organisasi yang mensponsorinya (pemasar). Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen-evaluasi, perasaan, pengetahuan, makna kepercayan, sikap, dan citra yang berkaitan dengan produk dan merek (Peter & Olson, 2000:181).

Dalam Durianto et.al (2003:2), advertising atau periklanan adalah semua bentuk penyajian non personal, promosi, dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor. Begitu juga menurut Shimp (2003:38) yang mengidentifikasi advertising sebagai suatu bentuk dari komunikasi massa atau komunikasi direct to consumer yang bersifat nonpersonal dan didanai oleh perusahaan bisnis, organisasi nirlaba, atau individu yang diidentifikasikan-dengan berbagai cara-dalam pesan iklan. Pihak pemberi dana tersebut berharap untuk menginformasikan atau membujuk para anggota dari khalayak tertentu.

Wells, Burnett dan Moriarty (dalam Sutisna. 2003:276) mendefinisikan periklanan sebagai suatu bentuk komunikasi non personal yang dibayar oleh sponsor yang dikenali dengan menggunakan media massa untuk membujuk atau mempengaruhi pemirsa.

Dari beberapa pengertian dan teori tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa iklan merupakan suatu bentuk komunikasi secara massa (nonpersonal)


(31)

yang membutuhkan biaya dan didanai oleh pihak pembuat iklan yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring seseorang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.

2. Tujuan Periklanan

Iklim persaingan usaha yang ketat mengharuskan perusahaan menentukan tujuan sebelum menjalankan setiap aktivitasnya. Demikian juga untuk tujuan periklanan dibuat sebagai alat koordinasi, membantu pengambilan keputusan, dan alat evaluasi kesuksesan.

Tujuan periklanan setiap perusahaan adalah berbeda-beda tergantung dari kondisi intern dan ekstern perusahaan itu sendiri. Kotler dan Keller (2006:245) menyebutkan bahwa tujuan periklanan yang berkaitan dengan sasaran perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Periklanan untuk memberi informasi (informative)

Iklan untuk memberi informasi (informative) kepada khalayak tentang seluk-beluk suatu produk. Biasanya iklan dengan cara ini dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal peluncuran suatu jenis produk dengan tujuan membentuk permintaan awal. Dalam hal ini, kebutuhan suatu produk yang sebelumnya “tersembunyi” atau masih berupa persepsi dapat diperjelas lewat iklan. Pada umumnya, iklan yang bersifat informative digunakan untuk merek yang siklus hidupnya berada di tahap perkenalan (introduction stage)


(32)

b. Periklanan untuk membujuk (persuasive)

Periklanan untuk membujuk (persuasive), dilakukan dalam tahap kompetitif. Tujuannnya adalah membentuk permintaan selektif produk tertentu. Dalam hal ini, perusahaan melakukan persuasi secara tidak langsung dengan memberikan informasi tentang kelebihan produk yang akan merubah pikiran orang untuk melakukan tindakan pembelian. Pada umumnya, periklanan yang bersifat membujuk digunakan untuk merk yang siklus kehidupannya pada taraf pertumbuhan (growth stage).

c. Periklanan untuk mengingatkan (reminding)

Periklanan untuk mengingatkan (reminding) digunakan untuk menyegarkan informasi yang pernah diterima masyarakat. Iklan ini sangat penting untuk produk yang sudah mapan. Bentuk iklan jenis ini adalah iklan penguat (reinforcement advertising) yang bertujuan menyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan tindakan pembelian yang benar. Umumnya, iklan jenis ini digunakan pada fase kedewasaan (maturity) suatu merk.

Penjelasan secara spesifik adalah pada tabel berikut ini: Tabel 2.1

Berbagai Kemungkinan Tujuan Periklanan Untuk Menginformasikan:

- Memberitahukan pasar tentang suatu produk baru

- Mengusulkan kegunaan baru suatu produk

- Memberitahukan pasar tentang perubahan harga

- Menjelaskan cara kerja suatu produk

- Menjelaskan pelayanan yang tersedia

- Mengoreksi kesan yang salah - Mengurangi kecemasan pembeli


(33)

- Membangun citra perusahaan Untuk Membujuk:

- Membentuk preferensi merek - Mendorong alih merek

- Mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk

- Membujuk pembeli untuk membeli sekarang

- Membujuk pembeli untuk menerima kunjungan pembelian

Untuk Mengingatkan:

- Mengingatkan pembeli bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan di kemudian hari

- Mengingatkan pembeli dimana dapat membelinya

- Membuat pembeli tetap ingat produk itu walau tidak sedang musimnya - Mempertahankan kesadaran puncak Sumber: Kotler dan Keller (2006)

Durianto et.al (2003:12) menyebutkan ada sembilan (9) tujuan yang secara umum ingin dicapai perusahaan-perusahaan yang beriklan, yaitu:

a. Menciptakan kesadaran pada suatu merek di benak konsumen (create awareness).

Brand awareness yang tinggi merupakan pembuka untuk tercapainya brand equity yang kuat. Pemasar seharusnya menyadari bahwa tanpa brand awareness yang tinggi sulit untuk mendapatkan pangsa pasar yang tinggi.

b. Mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai atribut dan manfaat suatu merek (communicate information about attributes and benefits).

c. Mengembangkan atau mengubah citra atau personalitas sebuah merek (develop or change an image or personality).

Sebuah merek terkadang mengalami dilusi sehingga perlu diperbaiki citranya. Yang dapat dilakukan adalah melalui iklan.


(34)

d. Mengasosiasikan suatu merek dengan perasaan serta emosi (associate a brand with feelings and emotions).

Disini dimaksudkan agar ada hubungan emosi antara konsumen dan suatu merek.

e. Menciptakan norma-norma kelompok (create group norms). f. Mengendapkan perilaku (precipitate behaviour).

g. Mengarahkan konsumen untuk membeli produknya dan mempertahankan kekuatan pasar (market power)perusahaan.

Iklan sangat kuat dalam meningkatkan kekuatan suatu merek di pasaran. Meski iklan bukan segalanya, mengingat keberhasilan suatu merek di pasaran tidak hanya tergantung pada iklannya.

h. Menarik calon konsumen menjadi “konsumen yang loyal” dalam jangka waktu tertentu.

i. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat menjadi pembeli potensial di masa yang akan datang.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari periklanan pada dasarnya adalah untuk menyampaikan informasi, membujuk (mempengaruhi), dan mengingatkan serta dapat pula untuk menciptakan kesan positif pada produk dan merek tersebut.

3. Sasaran Periklanan

Setiap iklan dibuat untuk mencapai dan memenuhi suatu sasaran tertentu yang telah dirancang dan ditetapkan oleh pemasar (produsen) secara spesifik. Sasaran periklanan bisa ditentukan berdasarkan klasifikasi apakah tujuan


(35)

periklanan dibuat dengan maksud menginformasikan, membujuk, atau hanya mengingatkan saja (Sutisna,2003:276).

Adapun klasifikasi sasaran periklanan dilihat dari tujuan periklanan-nya adalah sebagai berikut: (Kusumaatmaja, 2006:23)

a. Sasaran periklanan yang didasarkan dari tujuan untuk menginformasikan adalah 50 % dari keseluruhan konsumen mengetahui keberadaan produk di pasar.

b. Sasaran periklanan yang didasarkan pada tujuan untuk membujuk adalah mayoritas konsumen di pasar mempunyai sikap positif terhadap produk, dan terdorong untuk melakukan pembelian.

c. Sedangkan sasaran periklanan yang didasarkan pada tujuan untuk mengingatkan adalah jika sekitar 80 % konsumen di pasar mengingat akan keberadaan produk.

4. Kelebihan dan Kelemahan Periklanan

Periklanan sebagai bagian dari promotional mix memiliki berbagai kelebihan dibanding yang lain yang menyebabkan metode ini banyak dipilih untuk mempromosikan suatu produk. Belch & Belch (1993:11) menyebutkan beberapa kelebihan periklanan, yaitu:

a. Karena perusahaan membayar atas ruang iklan maka perusahaan dapat mengontrol dan menentukan apa yang ingin dikatakan, kapan dikatakannya, dan kepada siapa ditujukan.


(36)

b. Iklan merupakan metode biaya yang efektif untuk berkomunikasi dengan pemirsa luas dan biaya per kontaknya relatif redah.

c. Iklan juga dapat digunakan untuk menciptakan gambaran dan pendekatan simbolis untuk barang dan jasa.

d. Iklan mampu menciptakan dan mempertahankanbrand equity.

e. Iklan dapat menciptakanresponsive chorddengan konsumen ketika unsur-unsur dalam program pemasaran lainnya belum berhasil.

Namun, seperti yang disebutkan juga oleh Belch & Belch (1993:13), periklanan juga memiliki kelemahan sebagai berikut:

a. Biaya memproduksi dan menempatkan iklan dapat sangat tinggi.

b. Kurangnya umpan balik langsung oleh kebanyakan iklan adalah juga suatu kelemahan, karena hal itu menyebabkan kesulitan bagi pihak pembuat iklan untuk mengetahui seberapa baik pesan iklan diterima konsumen dan efektif tidaknya iklan tersebut.

c. Kredibilitas iklan itu sendiri dan kenikmatan untuk mengabaikannya. Iklan seringkali dianggap skeptis oleh konsumen, dianggap bias dan terkait dengan tujuan iklan untuk membujuk.

5. Merencanakan Media Iklan

Perencanaan dan pemilihan media untuk periklanan memegang peranan penting dalam proses penyampaian pesan iklan kepada konsumen. Ketepatan produsen/ perusahaan pembuat iklan dalam memilih media komunikasi tersebut akan menentukan ke-efektif-an iklan, apakah sampai kepada kelompok sasaran


(37)

atau tidak. Apabila media iklan yang digunakan tidak pernah diketahui oleh kelompok atau pasar sasaran maka periklanan tidak akan efektif.

Penetapan media periklanan berkaitan erat dengan strategi dan perencanaan media. Dalam Durianto et.al (2003:15) disebutkan bahwa strategi dan perencanaan media dijalankan setelah perusahaan mengidentifikasi pasar sasaran, serta menentukan sasaran sebelumnya yang akhirnya menentukan strategi yang tepat untuk pencapaiannya.

Dalam prakteknya, banyak perusahaan yang menggunakan lebih dari satu media periklanan (menggabungkan media periklanan) karena alasan-alasan sebagai berikut (Durianto et.al, 2003:39):

a. Untuk mencapai masyarakat yang tidak mampu, dicapai dengan media tertentu (misalnya radio).

b. Untuk menyediakan paparan ulang tambahan dengan biaya yang lebih murah.

c. Untuk mendayagunakan beberapa nilai intrinsic media sehingga memeperluas efektivitas kreativitas kampanye iklan.

d. Untuk menyampaikan kupon dalam media cetak jika media utama yang digunakan adalah mediabroadcast.

6. Kelebihan dan Kelemahan Televisi Sebagai Media Periklanan

Pada masing masing media yang digunakan untuk beriklan, ada keuntungan dan kelebihannya masing masing, tetapi ada beberapa kelebihan dan kekurangan yang secara umum terjadi. Menurut Shimp (2003:46), kelebihan dan


(38)

a. Kelebihan Media Periklanan Televisi

1) Di luar pertimbangan lainnya, televisi memiliki kemampuan yang unik untuk mendemonstrasikan penggunaan produk.

Tidak ada media lain yang dapat menjangkau konsumen secara serempak melalui indera pendengaran dan penglihatan sekaligus. Audiens dapat melihat dan mendengarkan yang didemonstrasikan, mengidentifikasi para pemakai produk dan juga membayangkan bahwa diri mereka memakai produk.

2) Iklan televisi mempunyai kemampuan untuk muncul tanpa diharapkan (intrusion value) yang tidak sejajar dengan media lainnya.

Iklan televisi menggunakan indera seseorang dan menarik perhatiannya bahkan pada saat orang tersebut tidak ingin menonton iklan. Sebagai perbandingan, adalah jauh lebih mudah bagi seseorang untuk menghindari iklan majalah atau surat kabar dengan cara membalik lembarannya daripada mencoba menghindari iklan televisi baik secara fisik maupun mental. Tentu saja, alat-alat pengendali jarak jauh (remote devices) memudahkan para penonton untuk menghindari iklan televisi melaluizippingdanzapping.

3) Iklan televisi mampu memberikan hiburan dan menghasilkan kesenangan.

Produk yang diiklankan dapat didramatisir dan dibuat lebih menggairahkan atau kurang lazim dari biasanya. Hal ini juga terkait


(39)

dengan unsur humor yang kerap ditampilkan di televisi sebagai salah satu strategi periklanan untuk menarik perhatian pemirsa.

4) Iklan televisi mampu menjangkau konsumen satu persatu

Dalam iklan televisi, ketika seorang pembicara atau endorser mendukung keunggulan suatu produk, hal tersebut seperti presentasi penjualan perorangan, dimana interaksi antara pembicara dan konsumen, terjadi pada tingkat perorangan.

5) Iklan televisi mampu menjangkau baik konsumen akhir maupun tenaga penjualan perusahaan.

Dengan jangkauan yang luas, iklan televisi dapt menjangkau tenaga penjualan perusahaan dimana ia akan lebih mudah memasarkan produk yang bersangkuatan karena iklan televisi juga menjangkau konsumen akhir dan meningkatkan citra produk tersebut di pasaran. 6) Iklan televisi mampu untuk mencapai dampak yang diinginkan.

Dampak tersebut adalah mutu/media periklanan yang mengaktifkan kesadaran konsumen dan mengaktifkan ingatannya untuk menerima pesan penjualan.

b. Keterbatasan Media Periklanan Televisi :

1) Biaya periklanan yang meningkat dengan cepat. Biaya ini akan meningkat pada waktu-waktu prime time dimana banyak pemirsa menonton pada jam-jam tersebut.


(40)

Para pengiklan tidak dapat mengharap untuk menarik penonton homogen yang luas ketika memasang iklan pada program tertentu karena sekarang tersedia banyak pilihan program bagi penonton televisi.

3) Kebiasaan dari pemirsa yang suka meng- zipping dan zapping iklan. Zapping terjadi ketika para penonton beralih ke saluran lain ketika iklan ditampilkan. Suatu riset menunjukkan bahwa ada sekitar sepertiga penonton potensial iklan televisi yang hilang akibat tindakan zapping. Selainzappingadazipping yaitu terjadi saat iklan yang telah direkam dengan VCR ditayangkan dengan cepat ketika penonton menonton materi iklan yang pernah ditayangkan sebelumnya.

4) Ketidakberaturan (clutter)

Clutter mengacu kepada semakin banyaknya materi non-program yaitu iklan, pesan layanan umum, dan pengumuman promosi stasiun dan program-program saluran yang bersangkutan. Clutter terjadi karena jaringan meningkatkan/ menambah pengumuman promosi untuk merangsang penonton menonton program yang dipromosikan secara gencar dan karena pengiklan menambah iklan-iklan pendeknya. Efektifitas periklanan televisi menjadi berkurang karena masalah clutter, yang menciptakan kesan negatif di kalangan konsumen mengenai periklanan pada umumnya, menjauhkan para penonton dari pesawat televisi, dan mungkin mengurangi kemampuan untuk mengingat nama merek.


(41)

Durianto et.al (2003:35), menyebutkan kelebihan dan kelemahan periklanan dengan televisi sebagai berikut:

a. Kelebihan media televisi: 1). Efisiensi biaya

Televisi mampu menjangkau masyarakat secara luas. Kelebihan ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap orang. Oleh sebab itu, banyak pengiklan memandang Televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya.

2). Dampak yang kuat

Keunggulan yang belum bisa ditandingi oleh media lain adalah kemampuan yang menghadirkan tayangan secara audio visual, sehingga kreativitas pengiklan dapat lebih dioptimalkan dengan menggabungkan elemen gerak, suara, musik, drama, humor, maupun ketegangan yang pada akhirnya pemirsa dapat dengan mudah menangkap pesan dan kesan yang ditampilkan.

3). Pengaruh yang kuat

Pada umumnya pemirsa melewatkan waktunya di depan televisi, baik itu untuk mencari hiburan, berita, pendidikan maupun informasi lainnya. Sebagaimana kebanyakan pembeli, pemirsa televisi lebih cenderung memilih produk yang diiklankan di televisi daripada produk yang tidak mereka kenal.


(42)

Pada kenyataannya tidak sedikit uang yang dihabiskan untuk membiayai sebuah iklan. Hal ini akan menjadi tidak efektif ketika iklan tersebut tidak mampu meninggalkan pesan yang jelas kepada konsumen, sehingga berlalu begitu saja. Ironisnya, iklan yang tidak mampu meninggalkan pesan yang mendalam tentang produk yang diiklankan ini banyak sekali. Sangat sedikit produk-produk yang mampu membangunpositioningyang tepat bagi para konsumen. 2) Masyarakat yang tidak selektif

Pemirsa televisi banyak dan luas berasal dari latar belakang yang berbeda-beda baik dari pendidikan, tingkat pendapatan, maupun strata sosial. Iklan yang ditampilkan di televisi mungkin menjangkau pasar yang yang tidak menjadi target dan tidak selektif. Seperti sebuah iklan handphone yang berteknologi tinggi dengan harga lima juta lebih, mungkin pemirsa yang berada di luar target pasar akan mengacuhkan iklan tersebut, apalagi kalau iklan itu tidak dibuat menarik dan kreatif. 3) Kesulitan teknis

Kesulitan teknis terkait dengan jadwal tayang iklan di televisi yang tidak mudah diubah sehingga seringkali tidak fleksibel. Kebutuhan pengiklan yang mendesak dalam menghadapi event-event tertentu, seringkali pihak pengiklan akan menghadapi kesulitan teknis untuk mengubah jadwal maupun jam tayang.


(43)

7. Iklan Efektif

Walaupun definisi tentang sebuah periklanan yang efektif yang dapat digunakan untuk segala kegunaan (multi purpose definition ) dianggap tidak praktis karena tidak memberikan definisi yang tunggal, namun definisi tersebut bisa dianggap cukup baik karena mencakup berbagai karakteristik umum.

Menurut Shimp (2003:415), taraf minimal iklan yang baik (atau efektif) memuaskan beberapa pertimbangan berikut ini:

a. Iklan harus memperpanjang suara strategi pemasaran.

Iklan bisa jadi efektif hanya bila cocok dengan elemen lain dari strategi komunikasi pemasaran yang diarahkan dengan baik dan terintegrasi b. Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen.

Mengingat bahwa para konsumen membeli manfaat- manfaat produk, bukan atribut/lambangnya, maka, iklan harus dinyatakan dengan cara yang berhubungan dengan kebutuhan- kebutuhan, keinginannya, serta apa yang dinilai oleh konsumen daripada si pemasar.

c. Periklanan yang baik harus persuasif. Persuasi biasanya terjadi ketika produk yang diiklankan dapat memberikan keuntungan tambahan bagi konsumen

d. Iklan harus menemukan cara yang unik untuk menerobos kerumunan iklan. Artinya adalah suatu iklan haruslah kreatif, yakni yang bisa membedakan dirinya dengan iklan-iklan massa yang sedang-sedang saja; iklan yang tidak biasa dan berbeda. Karena tentu saja iklan yang sama


(44)

kerumunan iklan kompetitif dan tidak akan mampu menarik perhatian konsumen.

e. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa diberikan. Yang intinya adalah sebuah iklan akan menerangkan secara jujur, apa adanya baik dalam etika serta dalam pengertian bisnis yang cerdas. Para konsumen akan belajar cepat saat mereka tahu bahwa mereka ditipu.

f. Iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan. Tujuan iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi; tujuannya bukan membagus-baguskan yang bagus dan melucu-lucukan yang lucu. Penggunaan humor yang tidak efektif mengakibatkan orang hanya ingat humornya saja, tanpa ingat pesannya. Atau dapat dikatakan iklan tersebut harus dapat mencegah gagasan kreatif bertumpang tindih dengan strategi. 8. Strategi Pembuatan Iklan yang Efektif

Durianto et.al (2003:18) mengatakan bahwa untuk membuat sebuah iklan yang efektif ada 4 poin strategi yang bisa dilakukan, yaitu:

a. What to say

What to say adalah tema sentral yang ingin disampaikan oleh pemasar melalui iklan yang mereka buat. Penetapannya di dalam iklan merupakan suatu keputusan strategis yang akan mempengaruhi suksues atau gagalnya iklan.

Dasar pertimbangan mengapa kampanye iklan yang efektif hanya dilandaskan pada satu tema sentral adalah keterbatasan daya ingat manusia


(45)

sebagai konsumen dan pemirsa. Sebagaimana diketahui, manusia memiliki daya ingat yang sangat terbatas, padahal di pasaran terdapt banyak sekali merek atau produk yang diiklankan. Dengan menggunakan satu tema sentral, kemungkinan diingatnya suatu pesan iklan oleh konsumen akan jauh lebih besar daripada digunakan beberapa tema.

Dalam prakteknya, beberapa strategi penyampaian pesan (what to say) yang sering digunakan adalah:

1) Produk Benefit /Feature Oriented Advertising

Produk Benefit / Feature Oriented Advertising adalah strategi periklanan yang mengkomunikasikan kegunaan atau keistimewaan suatu produk kepada konsumen. Iklan ini akan sangat mengena apabila manfaat produk ini berbeda (unik) dari pesaing. Biasanya yang sukses dengan strategi ini adalah produsen yang menggunakan dan terus setia dengan satu tema sentral saja.

2) Brand Image Oriented Advertising

Brand Image Oriented Advertising adalah strategi periklanan yang lebih mengedepankan pada citra merek, pada akhirnya hal ini akan bermuara pada penciptaan suatu image atau personality tertentu. 3) Problem and/or Opportunity Oriented Advertising

Strategi ini dipakai oleh iklan yang berorientasi pada permasalahan atau peluang dari oleh produk yang diiklankan. Dalam iklan dengan strategi ini, suatu permasalahan yang mungkin muncul coba


(46)

dinetralisir, dan seringkali iklan ini mencoba mencari manfaat baru dari suatu produk.

4) Competitive Positioning oriented advertising

Alasan utama para pengusung teori strategi positioning (Al Ries dan Jack Trout:1981) ini adalah karena suatu manfaat (benefit) maupun merek (brand) sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan karena hampir semua pengiklan menggunakan strategi tersebut. Dianggap kita tidak bisa lagi bersaing hanya dengan menonjolkan manfaat dan merek, kita harus mampu membentuk positioning produk di benak konsumen.

b. How to say

Poin yang kedua adalah How to Say. Hal ini terkait dengan bagaimana menyampaikan pesan iklan secara kreatif dari satu tema yang dipilih. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan kreativitas suatu iklan:

1) Directed creativity

Dalam hal ini berarti harus ada kesesuaian antara kreativitas yang ingin ditampilkan dengan what to say yang telah dipilih.

2) Brand name exposure

Brand name exposure terdiri dari individual brand name (merek produk) dan company brand name (nama perusahaan). Ketika suatu iklan dibuat, idealnya iklan tersebut harus mampu mengangkat dua brandini secara bersama-sama.


(47)

3) Positive unique

Kesan positif harus muncul ketika iklan tersebut ditampilkan, jangan sampai konsumen memiliki asosiasi yang negatif tentang produk tersebut. Asosiasi negatif ini bisa muncul karena penafsiran dari suatu iklan yang salah yang disebabkan kurang mampunya iklan menyampaikan pesan.

4) Selectivity

Selektif ini diartikan sebagai kesesuaian antara pembawa pesan (endoser), structure pesan, dan isi pesan (message content). Struktur pesan terdiri dari konklusi, argumentasi, dan klimaks; sedangkan isi pesan sendiri ada 3 yaitu rasional ( untuk barang-barang industri), emosional ( barang konsumsi), dan moral ( untuk iklan layanan masyarakat).

c. How much to say

Sedangkan untuk poin ketiga yaitu How Much To Say sangat terkait dengan berapa biaya iklan yang harus dikeluarkan. Ada tiga teknik yang dapat digunakan yaitu dari persentase penjualan, kemampuan perusahaan, dan banyaknya biaya iklan yang dikeluarkan oleh pesaing. Perlu diperhatikan, bahwa tingginya biaya bersifat relatif, tergantung pada tingkat penjualan.

d. Where to say

Poin keempat adalah Where To Say, berarti memfokuskan dalam pemilihan media, dimana perusahaan harus menekankan pada efektifitas


(48)

9. Pengukuran Efektifitas Periklanan

Belch dan Belch (2001:637) menyebutkan bahwa setidaknya ada tiga alasan yang mendasari mengapa suatu iklan harus diukur efektifitasnya, yaitu:

a. Avoiding costly mistake

Dengan melakukan sebuah pengukuran terhadap efektifitas periklanan, pihak pembuat iklan dapat menghindari terjadinya kesalahan dalam biaya yang dikeluarkan untuk beriklan, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak terbuang percuma untuk sesuatu yang tidak sesuai dengan tujuannya. Ketika sebuah program periklanan tidak memenuhi tujuan yang diharapkan, manajer pemasaran dapat mengetahuinya dengan cepat dan dapat menghentikan perusahaan dari mengeluarkan uang terlalu banyak (wasting money).

b. Evaluating alternative strategies

Biasanya sebuah perusahaan memiliki lebih dari satu macam strategi yang menjadi pertimbangannya. Sebuah riset dapat membantu seorang manajer untuk menentukan strategi apakah yang paling efektif. Perusahaan sering menguji versi-versi program periklanannya di kota-kota yang berbeda untuk menentukan komunikasi iklan yang paling efektif.

c. Increasing the efficiency of advertising in general

Dengan melakukan suatu riset tentang efektifitas iklan, dapat membantu perusahaan dalam menentukan pola komunikasi yang paling efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan tidak semua dari pemirsa memahami seluruhnya apa yang mencoba disampaikan oleh pengiklan. Sebuah iklan


(49)

terkadang terlalu kreatif (shopisticated) hingga nyaris hanya dipahami oleh pembuat iklan itu sendiri dalam arti malah kehilangan dari apa yang ingin dikomunikasikan, atau suatu iklan demikian menariknya tapi kita malah lupa, apa merek produk yang diiklankan itu.

Secara umum, dikenal tiga kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur efektifitas periklanan (Durianto et.al,2003:15) yaitu:

a. Penjualan

Efektifitas periklanan yang berkaitan dengan penjualan dapat diketahui melalui riset tentang dampak penjualan, namun akan cukup sulit dilakukan karena banyaknya faktor-faktor di luar iklan yang berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Namun demikian, dengan alat analisis yang tepat dimungkinkan untuk melihat peran parsial iklan terhadap penjualan suatu produk.

b. Persuasi

Pada kriteria kedua, yaitu persuasi lebih menekankan pada mengukur dampak pemahaman konsumen terhadap suatu iklan, terhadap perubahan kepercayaan konsumen pada ciri atau konsekuensi produk, sikap terhadap merek, keinginan membeli. Apakah suatu iklan dapat menciptakan rantai akhir suatu pengetahuan produk sebagaimana yang diinginkan, yaitu menemukan apakah konsumen membentuk pengasosian yang tepat antara merek dengan pribadi konsumen.


(50)

c. Pengingatan

Dalam kriteria pengingatan, yang umum dipakai sebagai ukuran adalah kemampuan konsumen dalam mengingat iklan atau bagian dari iklan tersebut. Hal apa sajakah yang mereka tangkap dari iklan yang ditayangkan. Konsep ini menjadi penting untuk iklan yang ditujukan untuk memperkuat kesadaran akan merek(brand awareness)

Misalnya, dalam suatu telaah daya ingat konsumen pada hari setelah iklan ditayangkan, maka para peneliti dapat menggali informasi dari konsumen dengan mengajukan pertayaan kepada pemirsa, apakah mereka menonton program tersebut, kemudian konsumen ditanyai, apakah mereka mengingat adanya iklan yang ditayangkan, dan hal apa saja yang mereka ingat sehubungan dengan iklan yang ditayangkan. Hanya pemirsa yang mampu mengingat sebuah elemen visual atau suatu pesan penjualan yang dianggap dapat mengingat iklan yang ditayangkan.

Untuk mengukur efektifitas periklanan yang berkaitan dengan penjualan dapat dilihat dari penelitian terhadap dampak penjualan sebelum dan sesudah melakukan iklan. Hal tersebut sulit dilakukan mengingat adanya faktor-faktor lain diluar iklan yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan penjualan produk.

Adapun selain menggunakan pendekatan penjualan, efektifitas iklan dapat diukur dengan pendekatan komunikasi (pengingatan dan persuasi). Kemampuan audienceuntuk mengingat pesan dalam iklan, terutama bagi iklan yang ditujukan


(51)

untuk memperkuat kesadaran audience terhadap suatu merek dapat dianggap sebagai alat ukur efektifitas iklan tersebut (Durianto et.al, 2003:16).

C. Periklanan dari Perspektif Komunikasi

Semua promosi, termasuk periklanan, diterima oleh konsumen sebagai informasi yang ada di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, model pemrosesan kognitif dalam pengambilan keputusan relevan digunakan untuk memahami dampak dari jenis promosi yang digunakan terhadap konsumen. Pertama konsumen harus diekspose pada sebuah informasi promosi. Kemudian mereka harus masuk ke dalam komunikasi promosi dan memahami maknanya. Akhirnya, pengetahuan, makna dan kepercayaan yang didapat tentang bentuk promosi yang ditrerimanya akan diintegrasikan dengan pengetahuan lainya untuk menciptakan sikap merek dan membuat keinginan untuk membeli. (Kusumaatmaja, 2006:40).

Pencarian iklan sendiri adalah merupakan salah satu cara bagi konsumen dalam mengumpulkan dan memperoleh informasi sebelum melakukan keputusan pembelian. Iklan dapat dicari di berbagai majalah dan Koran, mendengar dan melihat iklan di televisi, mendengar dari teman, tetangga atau orang tua dan lain-lain. Dengan perkataan lain, informasi bisa dari berbagai sumber yang ada (Sutisna, 2003:87)

Komunikasi terutama persepsi menjadi hal yang penting bagi kedua pihak (produsen pembuat iklan dan konsumen), karena dengan persepsi konsumen akan menerjemahkan isi pesan iklan yang disampaikan oleh produsen.


(52)

Oleh karena iklan merupakan suatu pemrosesan imformasi, menurut Sutisna (2003:89) terdapat beberapa sumber informasi yang dapat digunakan oleh konsumen, seperti yang dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 2.2

Sumber Informasi Konsumen

Personal Impersonal

Sumber yang bisa dikendalikan oleh pemasar

● Petugas penjualan ● Pemasaran jarak jauh ● Pameran dagang

● Iklan

● Tata letak di toko ● Promosi penjualan ● Pengemasan Sumber yang tidak bisa

dikendalikan oleh pemasar

● Dari mulut ke mulut ● Saran professional ● Pengalaman

mengkonsumsi

● Berita dan editorial ● Sumbernetral

(majalah, surat kabar, dll)

Sumber: Oleh Henry Assael dalam Sutisna (2003) 1. Proses Komunikasi

Perspektif pemrosesan kognitif menyatakan bahwa mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil intinya adalah permasalahan komunikasi. Di sinilah pada akhirnya suatu komunikasi yang baik menjadi penting artinya bagi konsumen. (Kusumaatmaja, 2006:41).

Kata komunikasi berasal dari kata dalam bahasa Latin communis, yang berarti “sama” (dalam bahasa Inggris: common ). Komunikasi kemudian dapat dianggap sebagai proses menciptakan suatu kesamaan (commonness) atau suatu kesatuan pemikiran antara pengirim dengan penerima. (Kusumaatmaja, 2006:41).

Kunci utama dari definisi ini adalah diperlukan kesamaan pemikiran yang dikembangkan antara pengirim dan penerima jika diharapkan terjadi komunikasi. Kesamaan pemikiran ini membutuhkan adanya hubungan saling berbagi (


(53)

sharing ) antara pengirim (pengiklan, misalnya) dengan penerima pesan. (Shimp, 2003:162).

Adapun hal mendasar dari proses komunikasi adalah konsep arti (meaning) yang dimilikinya. Para pemasar berusaha menunjukkan arti merek mereka, sedangkan konsumen memperoleh arti yang sama atau mungkin berbeda dengan apa yang dimaksudkan oleh komunikator pemasaran.

Proses komunikasi dimulai ketika sumber komunikasi menentukan informasi apa yang harus dikomunikasikan dan meng-enkodingpesan tersebut dalam bentuk simbol-simbol yang paling tepat (kata, gambar, tindakan). Pesan tersebut kemudian ditransmisikan ke sebuah penerima melalui berbagai media. Penerima atau konsumen, jika diekspos kedalam suatu promosi, harus men-dekoding atau menterjemahkan maknanya. Kemudian konsumen tersebut dapat mengambil tindakan, yang dapat berupa pergi ke toko atau melakukan pembelian Peter dan Olson (2000:188).

Dua tahapan model komunikasi dibutuhkan, khususnya demi keberhasilan penerapan strategi promosi. Yang pertama terjadi ketika pemasar menciptakan komunikasi promosi untuk meg-engkoding suatu makna tertentu, di sini pemasar dapat membawa makna tentang suatu merek kepada konsumen yang dituju. Tahapan penting lainnya adalah pen-dekodingan, yaitu ketika konsumen masuk dan memahami informasi dalam komunikasi promosi dan mengembangkan intepretasi pribadi mereka terhadap makna yang ditangkap.


(54)

Komunikasi promosi bukannya tanpa tujuan, dimana dalam Peter dan Olson (2000:188) disebutkan tujuan komunikasi promosi ditinjau dari sudut pandang manajer pemasaran, yaitu:

a. Konsumen harus memiliki kebutuhan yang disadari (recognized need) akan suatu kategori produk atau bentuk produk.

b. Konsumen harus sadar (aware) akan merek.

c. Konsumen harus memiliki sikap merek yang positif (favorable brand attitude).

d. Konsumen harus memiliki keinginan untuk membeli merek (intention to purchase) tertentu.

e. Konsumen harus melakukan berbagai macam perilaku (perform various behaviors) untuk membeli merek tertentu.

Berikut ini merupakan Proses Model Umum Proses Komunikasi Untuk Promosi:

Agen dan Perangsang yang relevan

Sumber : Peter dan Olson (2000)

Gambar 2.1 Sumber

Umpan Balik

Pesan Transmisi Penerima Tindakan

- Produsen - Manajer

promosi - Agen

periklanan - Salesman


(55)

2. EPIC Model

EPIC Model dalam Durianto et.al (2003:86) adalah salah satu alat ukur efektifitas iklan dengan pendekatan komunikasi yang dikembangkan oleh AC Nielsen – salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia – yang mencakup empat dimensi kritis, yaitu : empati, persuasi, dampak, dan komunikasi (Empathy, Persuation, Impact, and Communication–EPIC).

Berikut akan dipaparkan dimensi-dimensi dalamEPIC model: a. Dimensi Empati

Empati (empathy) merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.

Dimensi empati menginformasikan, apakah konsumen menyukai suatu iklan dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara suatu iklan dengan pribadi mereka. Dimensi empati ini memiliki indicator yaitu: pertama, tingkat baik tidaknya iklan produk, dan kedua, tingkat kesukaan iklan televisi suatu produk atau jasa.

b. Dimensi Persuasi

Persuasi (persuation) adalah perubahan keperceyaan, sikap, dan keinginan berperilaku yang disebabkan suatu komunikasi promosi. Proses persuasi yang akan dipakai ditentukan dengan tingkat keterlibatan konsumen dalam pesan produk.


(56)

iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek. Dimensi persuasi ini memiliki indicator yaitu : tingkat ketertarikan dengan produk, dan keinginan membeli produk.

c. Dimensi Impact

Dampak (impact) yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk atau proses pemilihan.

Dimensi Impact menunjukkan, apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibanding merek lain pada kategori yang serupa; dan apakah iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dimensi dampak (impact) memiliki indikator yaitu tingkat pengetahuan produk (level of product knowledge) yaitu tahu betul tentang produk, dan tingkat kreatifitas iklan televisi suatu produk dibandingkan iklan produk yang sejenis.

d. Dimensi Komunikasi

Dimensi Komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. Dimensi komunikasi ini memiliki indikator yaitu : pertama, kejelasan informasi iklan televisi suatu produk dibandingkan dengan iklan produk sejenis. Kedua, kemampuan iklan televisi suatu produk dalam mengkomunikasikan pesan


(57)

yang ingin disampaikan, danketiga, tingkat pemahaman pemirsa (audience) terhadap pesan yang disampaikan dalam iklan televisi suatu produk

3. Persepsi

Menurut Benyamin (2001: 100) persepsi didefinisikan sebagai: “Perception as the selective extraction and interpretation of information from the environment. That environment can be both external and internal enviroment comprises the cues that we pick up from our own body, such as sensation from our muscles or rumblings from an empty stomach. Selectivity in perception is partly due to the actions of the sensor receptors.

Terjemahan dari definisi di atas adalah persepsi merupakan interpretasi dan penggalian yang selektif mengenai informasi yang datang dari lingkungan. Lingkungan baik itu eksternal maupun internal meliputi tanda-tanda yang kita peroleh dari tubuh kita seperti sensasi dari otot kita ataupun getaran dari perut kita yang kosong. Keselektifan dalam persepsi adalah bagian dari tindakan yang berasal dari penerimaan sensor kita.

Kemudian batasan lain yang dikemukakan oleh Thomas Hardy Leahey & Richard Jackson Harris (2002: 213) sebagai berikut :

“ Perception is the process in which sensory experiences are organized and made meaningfull... we can think or percepts as a product of two components : (1) data that are produces by stimulus enviroment and (2) tha concepts that are imposed by our cognitive capacities. Percepts may imposed by our cognitive capacities. Percepts may be heavily influenced by data, in which case we call them “ data driven” or processed from the “ bottom up” ...

Jadi persepsi adalah sebagai sari pilihan dan interpretasi dari informasi terhadap lingkungan diri kita sendiri, baik yang berasal dari


(58)

persepsi merupakan tanggapan dan pilihan keputusan seseorang terhadap suatu kebijakan ataupun pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup dengan melibatkan seluruh proses akalnya secara sadar.

Leahey & Richard Jackson Harris (2002: 172) menambahkan Persepsi, merupakan proses dimana seseorang memilih mengorganisasikan dan memberi arti pada informasi sensoris yang diterimanya ke dalam gambaran mental yang berarti. Persepsi mencakup proses penginderaan, interprestasi dan evaluasi obyek hal yang dipersepsikan.

Kognitif seseorang terorganisir secara selektif dalam suatu sistem kognitif. Pengorganisasian ini terjadi melalui suatu proses interaksi yang aktif antara stimulus yang datang dari lingkungan dengan pribadi seseorang. Bagaimana stimulus diterima dan diartikan, ditentukan oleh pengalaman masa lalu, keinginan dan tujuan yang ada serta struktur kognitif yang terdapat dalam diri seseorang. Proses penerimaan dan pemberian arti pada stimulus inilah yang dinamakan persepsi.

Pandangan konvensional menganggap persepsi sebagai kumpulan penginderaan (sensation). Dengan melihat sebuah benda terbuat dari kayu, berkaki empat maka kumpulan penginderaan itu akan diorganisasikan secara tertentu, dikaitkan dengan pengalaman dan ingatan masa lalu, dan diberi makna tertentu sehingga kita bisa mengenal, misalnya sebagai kursi. Cara pandangan seperti ini dinamakan juga pendekatan kontruktivisme. Akan tetapi, aktivitas mengenali obyek atau benda itu


(59)

sendiri adalah aktivitas mental, yang disebut juga sebagai aktivitas kognisi.

Jadi, sebetulnya otak tidak secara pasif menggabung kumulasi pengalaman dan memori, melainkan aktif untuk menilai, dan memberi makna. Karena adanya fungsi aktif untuk menilai, dan memberi makna. Karena adanya fungsi aktif dari kesadaran manusia, pandangan konvensional ini sering digolongkan dalam pandangan fungsionalisme.

Pendekatan kedua adalah pendekatan Gestalt. Pendekatan mengatakan individu tidaklah menciptakan makna dari apa yang diinderakannya, karena sesungguhnya makna itu telah terkandung dalam stimulasi itu sendiri dan tersedia untuk organisme yang siap menyerapnya.

Dikemukakan oleh Margaret E. Bell Gredler (2000: 21) bahwa, persepsi terjadi secara spontan dan langsung. Jadi, bersifat holistik. Spontanitas itu terjadi karena organisme selalu menjajaki (eksplorasi) lingkungannya dan dalam penjajakan itu dilibatkan setiap obyek yang ada di lingkungannya dan setiap obyek menonjolkan sifatnya yang khas untuk organisme bersangkutan. Sebuah pohon, misalnya tampil dengan sifat-sifatnya yang berdaun rindang dan berbatang besar maka sifat–sifat ini menampilkan makna buat manusia sebagai tempat berteduh. Sifat–sifat yang menampilkan makna, atau sering dinamakan affordances (menampilkan makna atau yang menghasilkan manfaat).


(60)

Margaret E. Bell Gredler (2001 : 25) mengungkapkan bahwa pengaruh usia pada perepsi dengan seenaknya bermain pisau atau seterika listrik sehingga membuat orang tuanya marah karena mempersepsikan benda–benda itu sebagai stimulasi yang berbahaya.

Selanjutnya menurut Sarwono (2000 :37) dapat diutarakan bahwa hasil dari tingkatkah laku “coping” akan menyebabkan pada persepsi individu. Persepsi bersifat dinamis dapat berubah. Mengapa dan bagaimana persepsi itu berubah perlu mempengaruhi persepsi. Perubahan disebabkan oleh proses faal (fisiologik) dari sistem syaraf pada indera–indera manusia. Jika suatu stimulasi tidak mengalami perubahan; memungkinkan terjadinya adaptasi atau habituasi, yaitu tanggapan terhadap stimulus itu makin lama makin lemah.

Persepsi, penting dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Dari segi psikologis dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dan cara seseorang memandang. Didalam pembahasan ini adalah mengenai otonomi daerah.

Secara etimologis istilah peran serta atau partisipasi dapat diartikan sebagai mengambil bagian atau turut serta dalam suatu kegiatan. Dengan turut sertanya masyarakat dalam suatu kegiatan akan dapat mengurangi resiko yang akan terjadi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dan dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.


(61)

Ouchi dan Campbell (2001 :41) menjelaskan bahwa peran serta atau partisipasi berarti ikut mengambil bagian dalam proses tertentu dalam kegiatan-kegiatan kelompok. Selanjutnya dijelaskan bahwa terdapat dimensi dan tingkatan yang berbeda dalam melakukan kegiatan ini. Ada individu yang hanya turut berpartisipasi dalam (1) mengidentifikasi masalah; (2) memformulasikan/merencanakan proyek/pekerjaan; (3) memobilisasi sumber daya; (4) mengimplementasikan proyek/ pekerjaan; (5) pembagian keuntungan; atau (6) memantau dan mengevaluasi proyek/pekerjaan.

Newstrom and Davis (2001 : 35) mengartikan peran serta sebagai keterlibatan mental dan emosional seseorang dalam suatu kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagi tanggung jawab dalam pencapaian tujuan tersebut. Sesuai dengan definisi ini, partisipasi memiliki tiga unsur penting, yakni: (1) unsur keterlibatan, yaitu bahwa partisipasi sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan daripada keterlibatan secara fisik, (2) unsur kontribusi, yaitu kesediaan memberi sumbangan kepada usaha yang akan dilakukan guna mencapai tujuan kelompok. (3) unsur tanggung jawab yaitu bahwa partisipasi mendorong orang untuk menerima tanggung jawab dalam aktivitas kelompok.


(62)

dan dari dalam dirinya. Partisipasi dari luar adalah partisipasi karena adanya desakan yang memaksa seseorang untuk berpartisipasi, meskipun keikutsertaannya tidak berdasarkan rasa senang atau panggilan hati nuraninya. Partisipasi dari dalam adalah keterlibatan individu dalam suatu kegiatan yang didasarkan atas perasaannya yang menyenangi keterlibatan tersebut dan dilaksanakan secara sukarela.

Kemudian James L dan Richard F (2001 : 51) meberikan pendapat lain tentang persepsi, yaitu :

Perception is the interpretation of sensation. A sensed stimulus is interpreted in terms of its context or surroundigs. In perpectual contrast, the same stimulus is perceived differently in diffrent surroundings. In perceptual constancy, a changing or different stimulus is perceived as being the same.

Persepsi adalah interpretasi dari suatu sensai, dimana stimulusnya diinterpretasikan dalam bentuk konteks atau kondisi sekitarnya. Secara perspektual konstruk, stimulus yang sama dipahami secara berbeda dalam kondisi yang berbeda. Sementara dalam perspektual konstan, perubahan atau perbedaan stimulus dipahami sebagai sesuatu hal yang sama.

Menurut Jalalludin Rakhmat (2002 : 73) dalam berkomunikasi, secara psikologis dapat dikatakan bahwa setiap orang mempersepsi stimuli sesuai dengan karakteristik personalnya. Dalam ilmu komunikasi, pesan diberi makna berlainan oleh orang yang berbeda. “Word don’t mean, people mean”. Kata–kata tidak mempunyai makna : oranglah yang memberi makna. Selanjutnya menurut


(63)

makna kepada sensasi, sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Selanjutnya sensasi adalah proses menangkap stimuli, dan informasi tersimpan oleh memori. Dimana memori, adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Kemudian bila proses dilanjutkan kepada pemanipu-lasian dan pengolahan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberi repons, berarti telah melakukan proses berpikir.

Menurut Atkinson proses terbentuknya persepsi, diawali dengan penerimaan informasi yang disebut sensasi; dengan arti terjadi pengideraan yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Melalui alat indera manu-sia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan berinteraksi dengan dunianya. Manusia mempunyai lima alat indera, yang disebut pancaidera, penginderaan dilakukan melalui proses kegiatan, antara lain: penglihatan, pendengaran, kinestesis, vestibular, perabaan, temperatur, rasa sakit, perasa, dan penciuman.

Jadi, persepsi adalah penafsiran dari sensasi. Sebuah rangsangan stimulus ditafsirkan dalam pengertian dan konteksnya yang sesuai dengan lingkungannya. Perbedaan perseptual, stimulus yang sama dibedakan oleh pemahaman, perubahan atau stimulus yang berbeda dapat menjadikan pemahaman sama.


(64)

Persepsi dipengaruhi, faktor intern yakni faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri untuk menangkap obyek tertentu. Faktor ekstern berasal dari pengaruh luar, sehingga melalui akal pikiran dapat di ubah persepsi sesuai dengan keinginan.

Persepsi merupakan proses pengamatan seseorang secara psikologis dengan dunia obyek materi, melalui proses pengamatan atau pandangan terhadap sasaran, peristiwa atau kebijakan tertentu melalui proses kognisi dengan melakukan penilaian, interpretasi dan penyimpulan.

Berdasarkan teori persepsi, Sarlito Wirawan mengungkapkan bahwa perbedaan persepsi di sebabkan oleh : Pertama, perhatian biasanya seseorang tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada di sekitar sekaligus, tetapi memfokuskan perhatiannya antara seseorang dengan orang lain menyebabkan perbedaan persepsi antara mereka. Kedua, harapan seseorang akan rangsangan yang akan timbul; seperti pada seseorang pelari yang siap di garis start terhadap set bahwa akan terdapat bunyi letusam pistol di saat ia harus berlari. Ketiga, kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang akan mempengaruhi persepsi orang tersebut. Keempat, sistem nilai yang berlaku pada masyarakat akan mempengaruhi pula terhadap persepsi orang tersebut. Kelima, ciri kepribadian akan mempengaruhi pula persepsi seseorang.


(65)

Kelima faktor tersebut membedakan persepsi orang perorangan, artinya membedakan tanggapan atau reaksi orang perorangan terhadap obyek, peristiwa, atau hubungan–hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi merupakan pemberian makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli) terhadap otonomi daerah.

Menurut Jalaludin Rakhmat (2002 :59) sensasi berhubungan dengan persepsi, dimana sensasi merupakan bagian dari persepsi. Namun demikian, menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga melibatkan atensi (perhatian), ekspektasi (harapan), motivasim dan memori.

Dalam hal ini dijelaskan bahwa memori merupakan sistem yang berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.

D. Penelitian Sebelumnya

Kusumaatmaja (2006) melakukan penelitian dengan judul “Analisa Efektifitas Iklan Media Televisi Djarum Super Mezzo Versi “Berlari dan Melayang” Menggunakan EPIC Model Pada Mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang”. Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas sebuah iklan, dimana dalam hal ini adalah iklan televisi Djarum


(66)

pada mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang yang masih aktif s/d tahun ajaran 2005/2006.

Hasil penelitian Kusumaatmaja (2006) menunjukkan bahwa analisa metodeEPICterhadap iklan tv Djarum Super Mezzo versi “berlari dan melayang” adalah penghitungan dimensi emphaty diperoleh nilai/skor rata-rata 4,437 yang berarti efektif. Dalam penghitungan dimensi persuasi diperoleh nilai skor/rata-rata 3,891 yang berarti cukup efektif. Dimensi impact (dampak) sebagai parameter product knowledge diperoleh nilai/skor rata-rata 3,613 yang berarti cukup efektif. Dan untuk dimensi komunikasi diperoleh hasil sebesar 3,848 yang berarti cukup efektif.

Wahyudi (2007) juga melakukan penelitian mengenai efektifitas iklan televisi dengan judul “Efektifitas Iklan Televisi Indosat Dalam Mensosialisasikan Promo “5 Jam Free Talk” Kepada Masyarakat Surabaya”. Dalam penelitian ini pengukuran efektifitas iklan televisi menggunakan Direct Rating Method.Direct Rating Method adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi sebuah iklan yang berkaitan dengan kemampuan iklan itu menarik perhatian, pemahaman, respon kognitif, respon afektif, dan sikap terhadap iklan. Hasil penelitian Wahyudi (2007) yang dilakukan pada masyarakat Surabaya menunjukkan bahwa iklan televisi Indosat sangat efektif dalam mensosialisasikan promo “5 JamFree Talk”.

Penelitian yang membandingkan efektifitas iklan telah dilakukan oleh Satriojati (2007) dengan judul penelitiannya adalah “Analisis Perbandingan Efektivitas Iklan Animasi dan Non Animasi: Studi Produk Low-Involvement dan High-Involvement”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat


(67)

perbedaan efektivitas iklan animasi dengan iklan non animasi dilihat dari sikap audience terhadap iklan. Penelitian ini juga meneliti adanya perbedaan sikap terhadap iklan untuk produk kategori low involvement dan high involvement. Peneliti mengambil studi produk Coca Cola untuk kategori low involvement dan Honda Jazz untuk kategori high involvement yang masing-masing memiliki eksekusi iklan animasi dan non animasi. Sampel yang diambil melalui metode convenience samplingsebanyak 107 orang adalah mahasiswa FEUI berusia 17-25 tahun.

Hasil penelitian Satriojati (2007) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara sikapaudienceterhadap iklan animasi dengan iklan non animasi, baik untuk produk kategori low involvement dan high involvement. Penelitian ini juga membuktikan kesukaan pada iklan meningkatkan ketertarikan terhadap produk.

E. Kerangka Pemikiran

Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario. Dengan demikian, kerangka pemikiran untuk penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:


(1)

29 4 4 8 4 2 2 4 2

30 4 4 8 4 3 2 5 2.5

31 5 4 9 4.5 3 3 6 3

32 5 5 10 5 5 4 9 4.5

33 5 4 9 4.5 3 3 6 3

34 3 1 4 2 3 1 4 2

35 4 4 8 4 4 3 7 3.5

36 3 3 6 3 5 5 10 5

37 3 4 7 3.5 2 2 4 2

38 4 4 8 4 2 3 5 2.5

39 5 4 9 4.5 5 3 8 4

40 3 3 6 3 3 3 6 3

41 4 4 8 4 4 4 8 4

42 3 5 8 4 5 2 7 3.5

43 4 5 9 4.5 4 4 8 4

44 3 2 5 2.5 3 4 7 3.5

45 4 4 8 4 3 3 6 3

46 4 3 7 3.5 4 3 7 3.5

47 4 2 6 3 4 4 8 4

48 5 4 9 4.5 4 4 8 4

49 2 3 5 2.5 3 3 6 3

50 3 4 7 3.5 4 3 7 3.5

51 4 3 7 3.5 4 4 8 4

52 4 4 8 4 3 5 8 4

53 4 3 7 3.5 2 2 4 2

54 3 4 7 3.5 4 4 8 4

55 2 3 5 2.5 4 4 8 4

56 5 4 9 4.5 3 3 6 3

57 5 5 10 5 5 4 9 4.5

58 5 4 9 4.5 3 3 6 3

59 3 1 4 2 3 1 4 2

60 4 4 8 4 4 3 7 3.5

61 3 3 6 3 5 5 10 5

62 3 4 7 3.5 2 2 4 2


(2)

69 4 3 7 3.5 2 2 4 2

70 3 4 7 3.5 4 4 8 4

71 2 3 5 2.5 4 4 8 4

72 5 4 9 4.5 3 3 6 3

73 5 5 10 5 5 4 9 4.5

74 5 4 9 4.5 3 3 6 3

75 3 1 4 2 3 1 4 2

76 4 4 8 4 4 3 7 3.5

77 3 3 6 3 5 5 10 5

78 3 4 7 3.5 2 2 4 2

79 4 4 8 4 2 3 5 2.5

80 5 4 9 4.5 5 3 8 4

81 3 3 6 3 3 3 6 3

82 4 4 8 4 4 4 8 4

83 3 5 8 4 5 2 7 3.5

84 4 5 9 4.5 4 4 8 4

85 3 2 5 2.5 3 4 7 3.5

86 4 4 8 4 3 3 6 3

87 4 3 7 3.5 4 3 7 3.5

88 3 2 5 2.5 2 3 5 2.5

89 5 5 10 5 4 4 8 4

90 4 4 8 4 3 2 5 2.5

91 4 4 8 4 2 2 4 2

92 4 4 8 4 3 2 5 2.5

93 3 3 6 3 5 5 10 5

94 3 4 7 3.5 2 2 4 2

95 4 4 8 4 2 3 5 2.5

96 5 4 9 4.5 5 3 8 4

97 3 3 6 3 3 3 6 3

98 4 4 8 4 4 4 8 4

99 3 5 8 4 5 2 7 3.5


(3)

Data Penelitian Dimensi Communication

Yamaha Mio Honda Vario

Resp. butir 1 butir 3 butir 5 Total rata2 butir 2 butir 4 butir 6 total butir rata2

1 4 4 4 12 4.0 3 4 4 11 3.7

2 5 5 5 15 5.0 4 4 4 12 4.0

3 3 2 3 8 2.7 3 2 3 8 2.7

4 3 3 4 10 3.3 3 3 4 10 3.3

5 3 4 3 10 3.3 3 3 3 9 3.0

6 3 3 3 9 3.0 4 4 4 12 4.0

7 4 4 4 12 4.0 1 2 2 5 1.7

8 3 3 3 9 3.0 4 4 3 11 3.7

9 2 2 3 7 2.3 3 4 5 12 4.0

10 4 4 4 12 4.0 2 3 4 9 3.0

11 4 4 4 12 4.0 3 4 4 11 3.7

12 3 4 4 11 3.7 3 4 4 11 3.7

13 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0

14 4 4 4 12 4.0 4 4 4 12 4.0

15 3 3 3 9 3.0 4 4 4 12 4.0

16 4 4 4 12 4.0 2 2 2 6 2.0

17 3 4 5 12 4.0 3 2 3 8 2.7

18 4 4 4 12 4.0 4 4 4 12 4.0

19 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0

20 2 3 3 8 2.7 4 4 3 11 3.7

21 4 3 3 10 3.3 2 3 3 8 2.7

22 4 4 4 12 4.0 3 4 4 11 3.7

23 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0

24 4 4 4 12 4.0 3 3 3 9 3.0

25 2 4 3 9 3.0 1 3 3 7 2.3

26 4 3 4 11 3.7 2 2 3 7 2.3

27 5 5 5 15 5.0 5 5 4 14 4.7

28 4 4 4 12 4.0 3 3 3 9 3.0

29 4 4 4 12 4.0 3 3 3 9 3.0

30 4 4 5 13 4.3 3 3 3 9 3.0

31 4 4 4 12 4.0 2 3 4 9 3.0


(4)

38 3 4 5 12 4.0 3 2 3 8 2.7

39 4 4 4 12 4.0 4 4 4 12 4.0

40 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0

41 2 3 3 8 2.7 4 4 3 11 3.7

42 4 3 3 10 3.3 2 3 3 8 2.7

43 4 4 4 12 4.0 3 4 4 11 3.7

44 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0

45 4 4 4 12 4.0 3 3 3 9 3.0

46 2 4 3 9 3.0 1 3 3 7 2.3

47 4 4 4 12 4.0 3 4 4 11 3.7

48 5 5 5 15 5.0 4 4 4 12 4.0

49 3 2 3 8 2.7 3 2 3 8 2.7

50 3 3 4 10 3.3 3 3 4 10 3.3

51 3 4 3 10 3.3 3 3 3 9 3.0

52 3 3 3 9 3.0 4 4 4 12 4.0

53 4 4 4 12 4.0 1 2 2 5 1.7

54 3 3 3 9 3.0 4 4 3 11 3.7

55 2 2 3 7 2.3 3 4 5 12 4.0

56 4 4 4 12 4.0 2 3 4 9 3.0

57 4 4 4 12 4.0 3 4 4 11 3.7

58 3 4 4 11 3.7 3 4 4 11 3.7

59 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0

60 4 4 4 12 4.0 4 4 4 12 4.0

61 3 3 3 9 3.0 4 4 4 12 4.0

62 4 4 4 12 4.0 2 2 2 6 2.0

63 3 4 5 12 4.0 3 2 3 8 2.7

64 4 4 4 12 4.0 4 4 4 12 4.0

65 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0

66 2 3 3 8 2.7 4 4 3 11 3.7

67 3 4 3 10 3.3 3 3 3 9 3.0

68 3 3 3 9 3.0 4 4 4 12 4.0

69 4 4 4 12 4.0 1 2 2 5 1.7

70 3 3 3 9 3.0 4 4 3 11 3.7

71 2 2 3 7 2.3 3 4 5 12 4.0

72 4 4 4 12 4.0 2 3 4 9 3.0

73 4 4 4 12 4.0 3 4 4 11 3.7

74 3 4 4 11 3.7 3 4 4 11 3.7

75 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0

76 4 4 4 12 4.0 4 4 4 12 4.0


(5)

78 4 4 4 12 4.0 2 2 2 6 2.0

79 3 4 5 12 4.0 3 2 3 8 2.7

80 4 4 4 12 4.0 4 4 4 12 4.0

81 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0

82 2 3 3 8 2.7 4 4 3 11 3.7

83 4 3 3 10 3.3 2 3 3 8 2.7

84 4 4 4 12 4.0 3 4 4 11 3.7

85 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0

86 4 4 4 12 4.0 3 3 3 9 3.0

87 2 4 3 9 3.0 1 3 3 7 2.3

88 4 3 4 11 3.7 2 2 3 7 2.3

89 5 5 5 15 5.0 5 5 4 14 4.7

90 4 4 4 12 4.0 3 3 3 9 3.0

91 4 4 4 12 4.0 3 3 3 9 3.0

92 4 4 5 13 4.3 3 3 3 9 3.0

93 3 3 3 9 3.0 4 4 4 12 4.0

94 4 4 4 12 4.0 2 2 2 6 2.0

95 3 4 5 12 4.0 3 2 3 8 2.7

96 4 4 4 12 4.0 4 4 4 12 4.0

97 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0

98 2 3 3 8 2.7 4 4 3 11 3.7

99 4 3 3 10 3.3 2 3 3 8 2.7


(6)

Lampiran 5 : Analisis Uji-t dua sampel independen (uji beda dua rata-rata)

Group Statistics

100 3.6448 .64925 .06492

100 3.2946 .71651 .07165

Group Yamaha Mio Honda Vario Efektivitas iklan TV

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Samples Test

2.957 .087 3.622 198 .000 .35025 .09669 .15957 .54093

3.622 196.106 .000 .35025 .09669 .15956 .54094 Equal variances

assumed Equal variances not assumed Efektivitas iklan TV

F Sig. Levene's Test for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference t-test for Equality of Means