MEMBUAT MEDIA PRAKTIKUM ANALISA SISTEM PENGAPIAN DAN PENGISIAN SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND

(1)

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Ahli Madya ( A.Md ) Program Studi D3 Teknik Mesin Program Vokasi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh : Chandra Atmaja

20133020015

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

PROGRAM VOKASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

pengapian kendaraan ketika dalam masalah.

Sumber listrik dalam baterai tersebut akan habis jika terus menerus dipakai untuk menjalankan (mensuplay) sistem kelistrikan pada sepeda motor tersebut. Untuk mengatasi hal-hal tadi, maka pada sepeda motor dilengkapi dengan sistem pengisian (charging system), bagaimana perawatannya dalam sisitem pengisian supaya komponen-komponen sistem pengisian dalam kondisi selalu baik dan dapat berfungsi dengan optimal.

Setelah melakukan penelitian pada sistem pengapian dan pengisian, penyusun menemukan masalah atau gangguan yang terjadi pada sistem pengapian diantaranya yaitu laju kendaraan sepeda motor tersendat - sendat, sepeda motor tidak dapat hidup padahal api yang di hasilkan bagus, mesin sepeda motor mati dengan sendirinya. Keseluruhan dari gangguan - gangguan tersebut dapat diperbaiki dengan langkah - langkah perbaikan yang disesuaikan dengan prosedur yang ada.


(6)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Melahirkan generasi yang berkompetensi dalam suatu bidang adalah salah satu tujuan lembaga pendidikan. Ciri-ciri dari pendidikan yang mampu melahirkan generasi yang berkopetensi pada bidangnya adalah mempunyai tenaga pendidik yang sesuai dalam bidangnya dan memiliki alat yang mencukupi, baik alat peraga maupun alat untuk praktek.

Progam Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah salah satu contoh lembaga pendidikan tinggi yang bertempat di daearah istimewa Yogyakarta. Untuk mencapai hal tersebut khususnya, teknik mesin progam vokasi universitas muhammadiyah Yogyakarta maka alangkah baiknya dalam penyampaian ilmu dalam bidang teknik, alangkah baiknya oleh pendidik sebaiknya menggunakan sebuah alat peraga yang sesuai dengan teknik tersebut. Dengan adanya alat peraga ini dapat dipahami oleh peserta didik dengan maksimal dan berkopetensi dalam bidang tersebut. Selain tujuan tersebut, dengan adanya alat peraga tersebut, dapat meningkatkan mutu dari progam tersebut khususnya teknik mesin progam vokasi universitas muhammadiyah Yogyakarta.

Sistem pengapian merupakan sistem yang sangat penting dalam sepeda motor. Sistem tersebut berfungsi sebagai penghasil bunga api pada busi untuk membakar campuran bahan bakar dan udara yang telah terkompresi. Sistem pengapian ini sangat berpengaruh pada tenaga dan daya yang dibangkitkan oleh mesin tersebut. Sistem pengapian yang dipakai pada sepeda motor Honda Astrea Grand 100 CC tahun 1998 adalah sistem pengapian AC. Sebelumnya sistem pengapian pada sepeda motor menggunakan sistem pengapian AC. Dalam hal ini sumber arus yang dipakai ada dua macam, yaitu dari baterai dan ada pula yang dari generator. Perbedaan yang mendasar dari sistem pengapian tersebut adalah pada sistem pengapian baterai


(7)

dari alternator. Adalah mengetahui komponen, fungsi, dan cara kerja sistem pengapian CDI - AC pada sepeda motor honda astrea grand 100 CC tahun 1998, Mengetahui kerusakan yang biasa terjadi pada sistem pengapian CDI - AC sepeda motor honda astrea grand 100 CC tahun 1998, Mengetahui cara mendeteksi dan mengatasi kerusakan pada sistem pengapian CDI – AC sepeda motor honda astrea grand 100 CC tahun 1998.

Secara umum sistem pengisian berfungsi untuk menghasilkan energi listrik supaya bisa mengisi kembali dan mempertahankan kondisi energi listrik pada baterai tetap stabil. Listrik pada sepeda motor sangat penting manfaatnya, sebab tanpa adanya listrik sistem-sistem kelistrikan pada sepeda motor tidak dapat bekerja. Hal ini juga tentu mengakibatkan mesin tidak dapat hidup. Listrik pada sepeda motor disuplai dari baterai dan sistem pengisian, namun yang paling penting dan utama dalam suplai listrik adalah sistem pengisian, sebab suplai listrik yang dapat baterai berikan hanya beberapa jam saja, untuk itulah diperlukan sistem pengisian. Pada saat mesin hidup sistem pengisian mengambil alih suplai listrik, sementara saat mesin mati atau mau distarter maka baterai yang memberikan suplai listrik. Sistem pengisian tak hanya sebagai suplai listrik tetapi mengisi kembali baterai yang telah kosong sehingga ketika mesin akan dinyalakan baterai siap mensuplai listrik. Untuk itu pada sepeda motor diperlukan sistem pengisian yang memproduksi tenaga listrik untuk mengisi kembali baterai sekaligus mendukung kinerja baterai mensuplai kebutuhan listrik ke sistem yang membutuhkannya pada saat sepeda motor dihidupkan. Sistem Pengisian Dan Trouble Shooting Pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand 100 cc Tahun 1998.

Kelengkapan media belajar atau lat peraga merupakan hal penting dalam sebagai penunjang dalam kegiatan praktek mahasiswa, jika alat peraga kurang mencukupi maka akan mengganggu peserta didik dalam proses belajar baik praktek


(8)

melengkapi media pembelajaran dan sebagai tugas akhir. 1.2. Batasan Masalah

Dalam peracangan dan pembuatan media pembelajaran sistem pengapian dan pengisian sepeda motor honda astrea grand 100cc tahun 1998, maka penulis memberi batasan masalah agar fokus pada tujuan. Batasan masalah tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Hanya membahas sistem pengisian dan pengapian Honda Astrea Grand 100 cc tahun 1998.

2. Dalam pembutan media pembelajaran ini hanya meliputi model dan sistem pengisian dan pengapian Honda Astrea Grand 100 cc tahun 1998.

3. Media pembelajaran ini hanya berfokus sistem pengisian dan pengapian pada Honda Grand 100 cc tahun 1998.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan maslah sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari sistem pengisian dan pengapian sepeda motor itu ? 2. Apa saja komponen dari sistem pengisian dan pengapian sepeda motor itu ? 3. Bagaimana mengatasi troubleshooting pada sistem pengisian dan pengapian

sepeda motor itu ? 1.4. Tujuan

Dengan penulis membuat media pembelajaran dan praktek tersebut, maka bertujuan sebagai berikut :

1. Bagaimana cara mengatasi sistem pengisian pada motor Honda Astrea Grand. 2. Bagaimana cara melakukan pengecekan pada sistem pengapian dan pengisian

pada sepeda motor Honda Astrea Grand.


(9)

sepeda motor ini antara lain. 1. Manfaat untuk universitas

1) Menambah koleksi kelengkapan media Praktikum yang belum ada.

2) Menambah pembelajaran yang baru terutama dalam hal Praktikum sistem pengisian dan pengapian sepeda motor

3) sebagai sarana Penunjang kegiatan praktikum. 2. Manfaat untuk Mahasiswa

1) Media pembelajaran ini dapat digunakan sebagai sarana belajar pada Praktikum Kelistrikan Otomotif Sesuai Standar.

2) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa mengenai sistem penerangan kelistrikan otomotif.


(10)

tentang tugas akhir yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Berisi latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan, metode pelaksaan dan sistematika penyusunan.

BAB II Kajian Pustaka & Landasan Teori BAB III Metode Pelaksanaan

Berisi tempat pengerjaan, bahan dan alat, diagram alir tugas akhir, jadwal pelaksanaan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP


(11)

seperti generator (alternator), regulator dan baterai yang berfungsi untuk menghasilkan listrik untuk mengisi baterai. Kemampuan baterai untuk memberikan listrik dibatasi oleh kapasitas baterai dalam Ampere Hour ( AH ), untuk menjaga agar baterai selalu dalam keadaan terisi di perlukan sistem pengisian. Sistem pengisian bekerja dengan mensuplai kembali listrik yang telah digunakan untuk menjaga kinerja mesin.

Fungsi baterai pada sepeda motor adalah untuk mensuplai kebutuhan listrik pada komponen-komponen sistem kelistrikan seperti motor starter, lampu-lampu dan sistem kelistrikan lainnya. Satu hal yang perlu diingat adalah kapasitas baterai yang sangat terbatas, sehingga tidak akan dapat mensuplai kebutuhan tenaga listrik secara terus-menerus. Baterai harus selalu terisi penuh agar dapat mensuplai kebutuhan listrik setiap waktu yang diperlukan oleh sistem kelistrikan pada sepeda motor tersebut. Untuk itu pada sepeda motor diperlukan sistem pengisian yang memproduksi tenaga listrik untuk mengisi kembali baterai sekaligus mendukung kinerja baterai mensuplai kebutuhan listrik ke sistem yang membutuhkannya pada saat sepeda motor dihidupkan. Kegunaan sistem pengisian modern pada kendaraan menjadi sumber energi listrik untuk seluruh kebutuhan energi listrik dalam kendaraan selama mesin hidup dan mengisi baterai supaya baterai siap pakai sewaktu start mesin dan untuk menghidupkan beban listrik saat mesin mati.


(12)

2.2 Fungsi Sistem Pengisian

Jadi sistem pengisian pada kendaraan sepeda motor memiliki fungsi utama diantaranya :

1) Sebagai penyedia energi listrik untuk seluruh kebutuhan listrik sepeda motor saat mesin hidup.

2) Memberikan energi listrik untuk mengisi baterai agar baterai selalu terisi penuh dan siap pakai.

3) Untuk menghidupkan beban listrik saat mesin mati 2.3 Persyaratan yang harus dipenuhi Sistem Pengisian

Berdasarkan fungsi di atas, maka suatu sistem pengisian dikatakan baik jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Daya total beban tidak boleh melebihi daya maksimal alternator jika berlebihan menyebabkan baterai "tekor”.

2) Sistem pengisian dapat bekerja dengan baik jika saat beban penuh tegangan terukur pada terminal B+ alternator 13 Volt.

3) Baterai harus dalam kondisi baik sebab baterai jelek akan menjadi beban alternator.

4) Kondisi rangkaian dalam keadaan baik, kerugian tegangan dalam sistem sekecil mungkin.

5) Sistem pengisian harus bisa mengisi (menyuplai) listrik dengan baik pada berbagai tingkat/kondisi putaran mesin.

6) Sistem pengisian harus mampu mengatur tegangan listrik yang dihasilkan agar jumlah tegangan yang diperlukan untuk sistem kelistrikan sepeda motor tidak berlebih (over charging).


(13)

2.3.1 Prinsip Kerja Sistem Pengisian

Sistem pengisian bekerja saat magnet pada sepeda motor berputar karena menerima putaran dari crankshaft. Gaya magnet ini akan memotong spul/alternator pengisian sehingga menimbulkan arus listrik. Listrik yang dihasilkan ini akan dialirkan ke kiprok/regulator untuk diatur tegangannya sebelum dialirkan ke komponen listrik yang membutuhkan. Kelebihan listrik akan dialirkan ke baterai untuk charger baterai

Gambar 2.1. Prinsip kerja Sistem pengisian

2.3.2 Prinsip Kerja Generator/Alternator

1. Induksi Listrik

Gambar 2.2. Prinsip Terjadinya Induksi Listrik

Bila suatu kawat penghantar dililitkan pada inti besi, lalu didekatnya digerak-gerakkan sebuah magnet, maka akan timbul energi listrik pada kawat


(14)

tersebut (jarum milivoltmeter bergerak). Timbulnya energi listrik tersebut hanya terjadi saat ujung magnet mendekati dan menjauhi inti besi. Induksi listrik terjadi bila magnet dalam keadaan bergerak. Saat ujung magnet mendekati inti besi, garis gaya magnet yang mempengaruhi inti besi akan menguat dan sebaliknya. Perubahan kekuatan garis gaya magnet inilah yang menimbulkan induksi listrik.

2.3.3 Aplikasi Induksi Listrik

Saat magnet berputar di dalam kumparan maka akan timbul arus bolak-balik pada kumparan. Hubungan antara arus yang dibangkitkan dengan posisi magnet adalah :

Gambar. 2.3. Posisi Kawat Penghantar Pada 0º

Pada gambar di atas batang kawat dibentuk sedemikian rupa, ditopang oleh sebuah shaff (poros) dan pada ujung-ujungnya dilengkapi dengan cincin yang disebut komutator. Melalui komutator dan brush (sikat) dihubungkan seutas kabel. Kawat penghantar diletakkan diantara dua kutub magnet yang tarik menarik (kutub U dan S). Berdasarkan gambar di atas kawat penghantar berada pada posisi terjauh dari magnet. Oleh karena itu kawat penghantar belum mendapat pengaruh dari garis gaya magnet.


(15)

Gambar 2.4. Posisi Kawat Penghantar Pada 90º

Gambar 2.5. Posisi Kawat Penghantar Pada 180º

kawat penghantar telah mencapai posisi tegak kembali kawat tidak mendapat pengaruh medan magnet karena kembali berada pada posisi terjauh dari magnet. Saat ini tidak terbangkit energi listrik di dalam kawat penghantar dan lampu padam.


(16)

2.3.4 Tipe Generator/Alternator

1. Generator DC

Prinsip kerja dari generator DC sama dengan pada motor starter yang telah di bahas pada bagian motor starter. Dalam hal ini, jika diberikan arus listrik maka akan berfungsi sebagai motor dan jika diputar oleh gaya luar maka akan berfungsi menjadi generator. Oleh karena itu, generator tipe ini sering juga disebut dinamo starter atau self starter dinamo. Terdapat dua jenis kumparan dalam stator, yaitu seri field coil (terhubung dengan terminal relay starter) dan shunt field coil (terhubung dengan regulator sistem pengisian).

Gambar 2.6. Rangkaian Sistem Pengisian Dengan Tipe Generator DC (dinamo starter)

2. Generator AC

Generator dengan Flywheel Magnet Generator dengan Flywheel Magnet (Flywheel Generator) sering disebut sebagai alternator sederhana yang banyak digunakan pada scooter dan sepeda motor kecil lainnya. Flywheel magnet terdiri dari stator dan flywheel rotor yang mempunyai magnet permanen. Stator diikatkan


(17)

ke salah satu sisi crankcase (bak engkol). Dalam stator terdapat generating coils/kumparan pembangkit listrik.

Gambar 2.7. Contoh konstruksi Flywheel Generator

Rangkaian sistem pengisiannya sudah dilengkapi dengan rectifier dan regulator. Rectifier digunakan untuk mengubah sebagian output pengisian menjadi arus DC yang akan dialirkannya ke baterai. Regulator digunakan untuk mengatur tegangan dan arus AC yang menuju ke sistem penerangan dan tegangan dan arus DC yang menuju baterai.

Gambar 2.8. Rangkaian Sistem Pengisian


(18)

Gambar 2.9. Rangkaian Sistem Pengisian yang dilengkapi Voltage Regulator dan Rectifier

Cara kerja sistem pengisian generator AC yaitu arus AC yang dihasilkan alternator disearahkan oleh rectifier dioda. Kemudian arus DC mengalir untuk mengisi baterai. Arus juga mengalir menuju voltage regulator jika saklar untuk penerangan (biasanya malam hari) dihubungkan. Pada kondisi siang hari, arus listrik yang dihasilkan lebih sedikit karena tidak semua kumparan (coil) pada alternator digunakan. Pada saat tegangan dalam baterai masih belum mencapai tegangan maksimum yang ditentukan, ZD masih belum aktif (off) sehingga SCR juga belum bekerja. Setelah tegangan yang dihasilkan sistem pengisian naik seiring dengan naiknya putaran mesin dan telah mencapai tegangan tembus ZD, maka ZD akan bekerja dari arah kebalikan (katoda ke anoda) menuju gate pada SCR. Selanjutnya SCR akan bekerja mengalirkan arus ke massa. Saat ini proses pengisian ke baterai terhenti, ketika tegangan baterai kembali menurun akibat konsumsi arus listrik oleh sistem kelistrikan (misalnya untuk penerangan) dan telah berada di bawah tegangan tembus ZD, maka ZD kembali bersifat sebagai dioda biasa. SCR akan menjadi off kembali sehingga tidak ada aliran arus yang di buang ke massa. Pengisian arus listrik ke baterai kembali seperti biasa. Begitu seterusnya proses tadi akan terus berulang sehingga pengisian baterai akan sesuai


(19)

dengan yang dibutuhkan. Inilah yang dinamakan proses pengaturan tegangan pada sistem pengisian yang dilakukan oleh voltage regulator.

2.3.5 Bagian-bagian Sistem Pengisian Sepeda Motor

Komponen sistem pengisian sepeda motor adalah sebagai berikut :

1. Generator/Alternator

Berfungsi sebagai penyedia tegangan yang digunakan untuk mengisi baterai dan mensuplai kebutuhan sistem-sistem kelistrikan. Sumber tegangan yang digunakan pada sistem pengisian sepeda motor merupakan sumber tegangan AC (Alternating Current), yang sering disebut Alternator.

2. Baterai/Aki

Merupakan penyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh sistem pengisian, energy listrik diubah kedalam bentuk energi kimia. Baterai juga berfungsi sebagai penyedia tenaga listrik sementara (dalam bentuk tegangan DC) yang diperlukan oleh sistem-sistem kelistrikan sepeda motor dengan didukung oleh sistem pengisian. Konstruksi sel baterai dari bak/case, plat positif, plat negatif dan elektrolit baterai. Setiap sel baterai menghasilkan beda tegangan 2 volt. Karena pada umumnya sistem kelistrikan sepeda motor menggunakan referensi tegangan 12 volt, maka sebuah baterai 12 volt didapatkan dengan menggabungkan 6 sel baterai yang dirangkai secara seri.

2.3.6 Sistem Pengapian Magnet Cara kerja sistem pengapian magnet.

Bila magnet berputar maka Kam akan berputar karena konstruksi kam menyatu ditengah /satu poros dengan magnet. Maka dibangkitkan tegangan dan arus bolak balik menuju kumparan primer koil pengapian tetapi jika kontak pemutus dalam posisi menutup maka arus hanya dibuang melalui kontak pemutus


(20)

ke massa tidak terbentuk medan magnet pada kumparan primer koil. Pada saat kontak pemutus mulai terbuka tegangan yang dibangkitkan tidak lagi dialirkan ke massa, maka pada saat itulah terjadi pengaliran mendadak ke kumparan primer koil dan terjadilah tegangan tinggi pada kumparan sekunder.

Gambar 2.10 Bagan Sistem pengapian magnet dengan kontak pemutus

Gambar 2.11 Konstruksi system pengapian magnet Sifat-sifat

 Sumber tegangan dari generator, sehingga motor dapat hidup tanpa baterai.  Daya pengapian baik pada putaran tinggi.


(21)

 Sering digunakan pada motor kecil seperti sepeda motor dengan isi silinder kecil.

2.4 Komponen Pengapian AC

Sumber Tegangan Berfungsi sebagai penyedia tegangan yang diperlukan oleh

sistem pengapian. Sumber tegangan sistem pengapian dibedakan menjadi dua

menurut jenis tegangan yang digunakan, yaitu :

1) Sumber tegangan AC (Alternating Current), berupa Alternator (Kumparan Pembangkit dan Magnet), berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjadi tenaga listrik arus bolak-balik (AC).

Gambar 2.12 Alternator

2) Sumber tegangan DC (Direct Current), berupa Baterai yangdidukung oleh

sistem pengisian (Kumparan Pengisian, Magnetdan Rectifier/Regulator),

berfungsi sebagai penyedia teganganDC yang diperlukan oleh system pengisian.


(22)

Gambar 2.13 Baterai 3) Kunci Kontak

Gambar 2.14 Kunci kontak

Kunci Kontak (Ignition Switch) Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian pengapian (dan rangkaian kelistrikan lainnya) pada sepeda motor. Menurut fungsi dan cara kerjanya, kunci kontak dibedakan menjadi dua, yaitu :

1) Kunci kontak untuk pengapian AC (pengendali massa). Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak membelokan tegangan dari sumber tegangan (alternator) yang dibutuhkan oleh sistem pengapian ke massa melalui terminal IG dan E kunci kontak, sehingga sistem pengapian tidak dapat bekerja. Di sisilain, pada posisi OFF dan LOCK kunci kontak juga memutuskan hubungan tegangan (+) baterai (terminal BAT dan BAT 1) sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan. Pada posisi ON, kunci kontak memutuskan hubungan terminal IG dan E, sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator diteruskan ke sistem pengapian.


(23)

Sistem pengapian dapat dioperasikan, disamping itu hubungan terminal BAT dan BAT 1 terhubung sehingga seluruh sistem kelistrikan dapatdioperasikan.

Gambar 2.15 Kunci Kontak Pengapian AC

2) Kunci kontak untuk pengapian DC (pengendali positif).

Pada posisi ON, kunci kontak menghubungkan tegangan (+) baterai ke seluruh system kelistrikan (termasuk sistem pengapian) untuk mengoperasikan seluruh sistem kelistrikanyang ada. Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak memutuskan hubungan kelistrikan dari sumber tegangan (terminal (+) baterai) yang dibutuhkan oleh seluruh sistem kelistrikan, sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat di operasikan.

Gambar 2.16 Kunci Kontak Pengapian DC 4) koil

Koil pengapian merupakan komponen penaik tegangan dari tegangan rendah 12 V menjadi tegangan tinggi kurang lebih 25 KV dengan cara merubah merubah energi listrik tegangan rendah menjadi energi magnet pada kumparan


(24)

primer dan kemudian dirobah menjadi tegangan tinggi pada kumparan sekunder. (pemeliharan 81-82).

Gambar 2.17 koil 5) Kontak pemutus

Berfungsi sebagai saklar rangkaian primer pengapian, menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer pada kumparan pengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi elektro magnet.

Gambar 2.18 Kontak Pemutus 6) Kondensor

Kondensor mempunyai kemampuan sejumlah muatan listrik sesuai kapasitasnya dan dalam waktu tertentu. Kondensor dalam sistem pengapian konvensional berfungsi untuk menyerap/meredam loncatan bunga api pada kontak platina yang terjadi pada saat kontak platina mulai membuka dengan tujuan untuk


(25)

mempercepat pemutusan arus primer sehingga meningkatkan tegangan pada kumparan pengapian sekunder.

Gambar 2.19 kondensor

Kegunaan:

 Mencegah loncatan bunga api diantara celah kontak pemutus pada saat kontak mulai membuka.

 Mempercepat pemutusan arus primer sehingga tegangan induksi yang timbul pada sirkuit sekunder.

7) Busi

Busi mempunyai tugas meloncatkan bunga api listrik tegangan tinggi didalam ruang bakar dan membakar campuran bahan bakar dan udara yang sudah dikompresikan. Bunga api listrik meloncat diantara elektrode tengah yang diisolasi dengan keramik ke sebuah atau lebih elektrode massa. Busi memiliki tuntutan sebagai berikut :

 Mampu menerima beban sampai dengan tegangan 40.000 volt  Daya isolasi sampai dengan 1000º C.

 Cepat mencapai temperatur pembersihan diri.  perapat ruang bakar.

 Konstruksi mekanis yang kuat.


(26)

 Tahan terhadap perubahan temperatur : gas panas/campuran bahan bakar yang dingin.

 Mampu mengalirkan panas pada isolator dan elektrode.

Gambar 2.20 Konstruksi busi 2.4.1 Visualisasi Busi

1) Normal

Bila kaki isolator berwarna abu abu sampai berwarna coklat muda, berarti pemilihan tipe busi benar dan kondisi motor normal. Jika elektrode tengah menjadi tumpul, segeralah ganti dengan busi yang lain.

2) Putih

Isolator tengah berwarna abu abu putih, kemungkinan penyebab adalah Campuran bahan bakar terlalu kurus atau salah memilih busi. Akibatnya adalah temperatur pembakaran terlalu tinggi dan terjadi kerusakan pada piston. Cara mengatasi adalah dengan menyetel campuran bahan bakar secara tepat, memriksa nilai oktan bahan bakar.


(27)

3) Jelaga

Kaki isolator, elektrode dan rumah busi tertutup jelaga, kemungkinan penyebab : campuran terlalu kaya, filter udara sangat kotor atau sistem bantu start bekerja terus/rusak, Choke lama bekerja, mesin hanya dihidupkan sebentar atau pemilihan busi tidak cocok. Akibatnya : Pengapian gagal, putaran mesin jelek saat start dingin. Cara mengatasi : Periksa campuran dan sistem bantu start, periksa sistem choke, Filter udara dan danti dengan busi yang lain.

4) Basah

Kaki isolator, elektrode dan rumah busi seluruhnya basah tertutup kotoran atau oli. Kemungkinan penyebab adalah : terlalu banyak oli masuk kedalam ruang bakar akibat dari oli dalam ruang engkol terlalu banyak, ring piston aus, dinding silinder aus atau batang penghantar katup aus. Kemungkinan penyebab : pengapian jelek, motor lama dijalankan stasioner, oli cepat berkurang. Cara mengatasi : Motor dilakukan overhaul, ganti busi yang sesuai.

5) Elektrode Meleleh

Ujung isolator tengah meleleh, bertumpuk. Penyebab dari elektroda tengah meleleh adalah : beban termis akibat bara api misalnya saat pengapian terlalu awal, adanya bara api didalam ruang bakar akibat penumpukan kerak oli, Nilai oktan bahan bakar yang terlalu rendah, tipe busi terlalu panas. Akibat yang ditimbulkan pengapian jelek, kehilangan daya, dan kemungkinan motor rusak. Cara mengatasi : Periksa pengapian dang anti busi yang sesuai.

6) Berkerak

Kerak yang keras ditambah dengan bahan bakar dan menumpuk pada celah pernapasan busi antara rumah busi dan kaki isolator serta elektrode tengah Penyebabnya adalah bertumpuknya partikel partikel kecil dalam pembakaran dari oli dan bahan bakar ketika mesin bekerja tidak normal. Kemungkinan penyebab adalah pembakaran yang membara dan yang lebih memungkinkan adalah kerusakan motor. Cara mengatasinya periksa kondisi motor, ganti busi yang sesuai, bila perlu ganti jenis oli mesin. (pemeliharan 80-81)


(28)

Kegunaan

Meloncatkan bunga api listrik diantara kedua elektroda busi di dalam ruang bakar, sehingga pembakaran dapat dimulai (Sumber : Tjatur sukma, Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor).

Gambar 2.21 Busi 2.4.2 Kabel Busi

Kabel busi merupakan penghantar tegangan tinggi yang tidak boleh ada rugi/kehilangan tegangan. Maka kabel busi dikonstruksi dengan kawat tembaga dan dilapis dengan perak untuk mencegah terjadi korosi. Sedangakan bagian luar dibungkus dengan bahan silicon Kabel busi harus dapat menyalurkan tegangan sampai dengan 40.000 volt dan harus memiliki daya isolasi yang tinggi agar


(29)

tegangan tidak dapat meloncat keluar ke bodi mesin atau kendaraan yang akan dapat mengakibatkan gagalnya pembakaran. Karena adanya aliran listrik terjadilah medan elektro magnet pada kabel busi, medan elektro magnet tersebut akan mengakibatkan kerusakan percikan bunga api pada ujung elektroda busi berupa menurunnya puncak pembakaran.

Gambar 2.22 Kabel Busi 2.4.3 Steker Busi

Steker busi adalah penghubung antara kabel busi dan busi dan harus mampu mengalirkan arus mulai dari koil sampai dengan busi dengan baik. Rumah steker terbuat dari ebonit dan karet khusus yang dipasang pada ujungnya untuk mencegah udara lembab masuk atau air ke dalam steker yang dapat mengakibatkan gangguan pengapian/kerugian tegangan.

Tuntutan steker busi :

 Mampu menerima tegangan sampai dengan 40.000 volt.  Tahan terhadap temperatur tinggi

 Memungkinkan kedap terhadap air  Tahan korosi


(30)

Gambar 2.23 Steker Busi

2.4.4 Pengapian elektronik (Capasitor Discharge Ignition / CDI) Sistem Pengapian Magnet CDI (Capasitor Discharge Ignition Magnet )

1) Sistem Pengapian CDI-AC - Menggunakan Pulser

Gambar 2.24 CDI – AC Cara kerja:

- Magnet berputar → exciter coil ( spul ) mengeluarkan tegangan AC 100 s/d 400 volt.

- Arus AC dirubah menjadi arus searah oleh diode → disimpan dalamcapasitor → juga ke primer koil → ke massa → timbul medanmagnet pada inti koil.


(31)

Gambar 2.25 Pulser membangkitkan tegangan dialirkan ke Circuit supra SCR mulai diaktifkan dengan memberikan arus pada Gate SCR

Gambar 2.26 Gate SCR terbuka → capasitor membuang muatannya ke massa.

Gambar 2.27 Terjadi perubahan medan magnet pada koil → pada kumparansekunder terjadi tegangan tinggi yang dialirkan ke busi

Bila kunci kontak dimatikan (off) pada gambar terlihat kunci konkat terhubung ke massa akibatnya arus yang dibangkitkan generator langsung dibuang ke massa sehingga CDI tidak aktif.


(32)

2.4.5 Pengapian CDI - AC Tanpa Pulser

Gambar 2.28 Sekema CDI - AC tanpa pulser Cara kerja:

 Magnet berputar → kumparan menghasilkan tegangan AC.

 Arus AC mengalir searah dengan A ( + ) diubah menjadi arus searah oleh diode → disimpan dalam capasitor.

 Juga mengalir ke primer koil → massa → timbul medan magnet pada inti koil.

 Magnet berputar terus → arus mengalir searah B ( - ) melalui massa → ke Ignition Timing Control Circuit → menentukan saat pengapian dengan mengirim pulsa ke SCR.

 Gate SCR membuka → capasitor membuang muatannya ke massa.

 Terjadi perubahan medan magnet pada koil → pada kumparan sekunder terjadi tegangan tinggi yang dialirkan ke busi.


(33)

2.4.6 Sistem Pengapian AC

Gambar 2.29 Skema pengapian AC

Cara kerja:

 Arus dari baterai masuk transformer → diputus – hubung oleh switch circuit → untuk memperbesar tegangan dari baterai. 12 Volt menjadi 200 Volt AC.

 Tegangan tinggi dari transformer → disearahkan oleh diode → masuk ke SCR → SCR aktifkan ( on ) dan juga simpan dalam capasitor (C).

 Arus dari capasitor juga mengalir ke primer koil → ke massa → timbul medan magnet pada inti koil.

 Ketika pick-up melewati pulser → pulser mengeluarkan tegangan → masuk ke Ignition Timing Control Circuit → menentukan saat pengapian dengan mengirim pulsa ( arus ) ke SCR.

 Gate SCR membuka → membuang muatan ke massa.

 Terjadi perubahan medan magnet pada koil → kumparan sekunder terjadi tegangan tinggi yang dialirkan ke busi. (pemeliharan 63-64)


(34)

2.4.7 komponen Pengapian CDI 1. Sumber Tegangan

Berfungsi sebagai penyedia tegangan yang diperlukan oleh sistem pengapian. Sumber tegangan sistem pengapian dibedakan menjadi dua menurut jenis tegangan yang digunakan, yaitu :

1) Sumber tegangan AC (Alternating Current), berupa Alternator (Kumparan Pembangkit dan Magnet), berfungsi untuk mengubahenergi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjadi tenaga listrik arus bolak-balik (AC).

Gambar 2.30 Alternator

2) Sumber tegangan DC (Direct Current), berupa Baterai yangdidukung oleh

sistem pengisian (Kumparan Pengisian, Magnetdan Rectifier/Regulator),

berfungsi sebagai penyedia tegangan DC yang diperlukan oleh sistem pengisian.


(35)

Gambar 2.31 Baterai

2.4.8 Fungsi CDI

CDI adalah sistem pengapian pada mesin pembakaran dalam dengan memanfaatkan energi yang disimpan didalam kapasitor yang digunakan untuk menghasilkan tengangan tinggi ke koil pengapian sehingga dengan output tegangan tinggi koil akan menghasilkan spark di busi. Besarnya energi yang tersimpan didalam kapasitor inilah yang sangat menentukan seberapa kuat spark dari busi untuk memantik campuran gas di dalam ruang bakar. Semakin besar energi yang tersimpan didalam kapasitor maka semakin kuat spark yang dihasilkan di busi untuk memantik campuran gas bakar dengan catatan diukur pada penggunaan koil yang sama. Energi yang besar juga akan memudahkan spark menembus kompresi yang tinggi ataupun campuran gas bakar yang banyak akibat dari pembukaan throttle yang lebih besar.


(36)

Gambar 2.32. CDI

2.4.9 Cara kerja sekring/fuse

Sekering adalah komponen yang berfungsi sebagai pengaman dalam Rangkaian Elektronika maupun perangkat listrik. Fuse (Sekering) pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang akan meleleh dan terputus jika dialiri oleh Arus Listrik yang berlebihan ataupun terjadinya hubungan arus pendek (short circuit) dalam sebuah peralatan listrik / Elektronika. Dengan putusnya Fuse (sekering) tersebut, Arus listrik yang berlebihan tersebut tidak dapat masuk ke dalam Rangkaian Elektronika sehingga tidak merusak komponen-komponen yang terdapat dalam rangkaian Elektronika yang bersangkutan. Karena fungsinya yang dapat melindungi peralatan listrik dan peralatan Elektronika dari kerusakan akibat arus listrik yang berlebihan, Fuse atau sekering juga sering disebut sebagai Pengaman Listrik.


(37)

Fuse (Sekering) terdiri dari 2 Terminal dan biasanya dipasang secara Seri dengan Rangkaian Elektronika / Listrik yang akan dilindunginya sehingga apabila Fuse (Sekering) tersebut terputus maka akan terjadi “Open Circuit” yang memutuskan hubungan aliran listrik agar arus listrik tidak dapat mengalir masuk ke dalam Rangkaian yang dilindunginya.


(38)

METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat Pelaksanaaan

Dalam pelaksanaan serta pengujian tugas akhir ini, penulisan melakukan pengerjaan merangkai dan menguji sistem pengapian AC dan pengisian sepeda motor Honda Astrea Grand 100 cc tuhun 1998 di laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan sistem pengapian AC dan pengisian sepeda motor Honda Astrea Grand 100 cc tahun 1998 adalah sebagai berikut :

 Komponen Rangka Stand 1. Besi Kotak 3 cm 2. Electroda Las 3. Acrilic 4. Roda

5. Mur dan Baut

 Estimasi Dimensi Rangka : 1. Panjang 1000 cm 2. Lebar 600 cm 3. Tinggi 65 cm  Bahan :

1. Dinamo listrik 2. Koil Pengapian

3. CDI (Capacitor Discharger Ignition) 4. Kiprok (Regulator/Rectifier)


(39)

7. Sekring (Fuse) 8. Kabel Banana 9. Kunci Kontak 10.Lampu

 Alat :

1. Obeng (+) dan (-) 2. Gerinda Tangan 3. Gerinda Potong 4. Gerinda Duduk 5. Mistar siku 6. Roll meter 7. Las smaw 8. Ragum 9. Kaca las 10.Palu Terak 11.Masker 12.Tollbax 13.Kikir 14.Spray Grun 15. Kompresor 16. Amplas 17. Dempul 18. Bor


(40)

3.3 Pelaksanaan

Dalam pembuatan laporan tugas akhir, penulisan melakukan pengumpulan data sebagai sumber atau dalam pembuatan laporan. Dimana didalam teknik pengumpulan data dibagi menjadi dua :

1. Interview atau wawancara

Teknik pengumpulan data melalui Tanya jawab dengan orang – orang mampu untuk dijadikan sumber pemberi informasi dalam dunia otomotif.

2. Observasi atau pengamatan

Tenik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan praktek langsung dilapangan sebagai cara untuk memperoleh data dalam pembuatan laporan tugas akhir.


(41)

Gambar 3.1 Diagram Alir Tempat

Rencana Langkah Kerja

Alat dan Bahan

Proses Perancangan Alat

Proses Pengujian Alat

Berfungsi dengan Baik

Belum berfungsi

Perbaikan Alat Lolos Alat

Ya

Ya Ya

Selesai Analisa


(42)

Pada pembuatan Sistem Pengapian dan Pengisian sepeda motor Honda Astrea Grand peralatan yang digunakan adalah biasanya alat tersebut digunakan pada bengkel – bengkel dan digunakan pada industri, adapun peralatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Mesin gerinda tangan

Mesin gerinda adalah merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda berupa logam yang keras seperti besi dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang tersebut, menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain-lain.

Gambar 3.2 Gerinda Tangan

2. Mesin gerinda potong

Jenis mesin ini memliki ukuran yang sedang dengan mata gerinda tipis dan cenderung lebar. Mesin ini berfungsi sebagai alat potong.


(43)

Gambar 3.3 Gerinda potong

3. Mesin gerinda duduk

Fungsi utama gerinda duduk adalah untuk mengasah mata bor, tetapi mesin gerinda ini sangat tebal, dan ukuran mesin ini cenderung besar. Mesin ini berfungsi sebagai pengasah atau pembuat sudut mata potong pada peralatan potong seperti halnya mata bor, seperti mengasah pisau dapur, golok, kampak, arit, mata bajak, dan perkakas pisau lainnya.

Gambar 3.4 Gerinda duduk

4. Mistar siku

Mistar siku merupakan sebuah alat ukur yang berbentuk siku dengan spesifikasi yaitu daun dan blok yang terbuat dari baja. Fungsi dari mistar siku ialah


(44)

lurus.

Gambar 3.5 Mistar siku

5. Roll meter

Rol meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jarak atau panjang. Selain itu Rol meter juga berguna untuk mengukur sudut, membuat sudut siku-siku, dan juga dapat digunakan untuk membuat lingkaran.

Gambar 3.6 Roll meter


(45)

Welding) merupakan jenis pengelasan yang menggunakan bahan tambah terbungkus atau elektroda atau yang biasa disebut busur listrik. Busur listrik digunakan untuk melelehkan kedua logam yang akan disambung. Terjadinya nyala busur listrik tersebut diakibatkan oleh perbedaan tegangan listrik antara kedua kutub.Perbedaan tegangan listrik tersebut biasa disebut dengan tegangan busur nyala.Besar tegangan busur nyala ini antara 20 volt sampai 40 volt. Untuk penyalaannya, elektroda digesekkan pada logam terlebih dahulu agar terjadi percikan sehinggabusur elektroda akan menyala. Setelah elektroda menyala atur jarak dari logam dengan elektroda dan atur pula sudut pengelasannya. Antara ujung elektroda dengan permukaan logam akan terjadi busur nyala. Suhu busur nyala ini biasanya mencapai 5000 ° C.

Gambar 3.7 Las smaw

7. Ragum

Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan dikikir, dipahat, digergaji, di tap, di snei, dan lain lain. Ragum ini dibuat dengan cara di cor dan dituang untuk ragum ukuran besar. Cara penggunaannya dengan caramemutar tangkai (handle) ragum. maka mulut ragum akan menjepit atau membuka/melepas benda kerja yang sedang dikerjakan.


(46)

Gambar 3.8 Ragum

8. Kaca las

Kaca las akan melindungi mata dari sinar las yang menyilaukan, sinar ultra violet, dan infra red. nyala-nyala ini akan mampu merusak penglihatan mata juru las, bahkan dapat mengakibatkan kebutaan.

Gambar 3.9 kaca las

9. Palu terak

Palu terak adalah alat untuk membersihkan terak dari hasil pengelasan.Dalam menggunakan palu terak ini jangan sampai membuat luka pada hasil pengelasan maupun pada base metalnya.karena luka bekas pukulan adalah merupakan cacat pengelasan. Palu terak sebelum digunakan dicek ketajamannya dan kondisinya. Apabila sudah tumpul, maka harus ditajamkan dengan menggerindanya. Setelah selesai menggunakannya, tempatkan palu terak pada tempatnya secara rapi.


(47)

Gambar 3.10 Palu terak

10.Masker

Untuk mengurangi dampak dari asap yang ditimbulkan pada saat proses pengelasan benda kerja.

Gambar 3.11 Masker

11.Toolbox

Alat untuk membantu dalam proses pemasangan objek yang menggunakan pengikat baut.


(48)

Gambar 3.12 Tollbox

12.Kikir

Kikir terbuat dari baja karbon tinggi yang ditempa dan disesuaikan denganukuran panjang, bentuk, jenis dan gigi pemotongnya. Adapun fungsi utama dari kikir adalah untuk mengikir dan meratakan permukaan benda kerja, Ukuran panjang sebuah kikir adalah panjang badan ditambah dengan tangkainya.

Gambar 3.13 kikir

13.Spray Grun

Spray Grun Adalah suatu peralatan pengecatan yang menggunakan udara kompresor untuk mengaplikasikan cat yang diatomisasikan pada permukaan benda kerja.


(49)

Gambar 3.14 Spray Grun

14.Kompresor

Alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan fluida mampu mampat, yaitu gas atau udara. tujuan meningkatkan tekanan dapat untuk mengalirkan atau kebutuhan proses dalam suatu system proses yang lebih besar (dapat system fisika maupun kimia contohnya pada pabrik-pabrik kimia untuk kebutuhan reaksi). Secara umum kompresor dibagi menjadi dua jenis yaitu dinamik dan perpindahan positif.


(50)

Amplas berfungsi untuk mengikis/menghaluskan permuka-an benda kerja dengan cara digosokkan. Halus dan kasarnya kertas amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik kertas amplas tersebut. Semakin besar angka yang tertulis menunjukkan semakin halus dan rapat susunan pasir amplas tersebut.Pada pekerjaan perbaikan dan penyelesaian bodi otomotif, amplas digunakan untuk menggosok lapisan cat, dempul atau surfacer.

Gambar 3.16 Amplas

16.Dempul

Dempul besi/logam berfungsi meratakan besi/logam. jadi fungsi dempul kayu yaitu meratakan besi agar mengecat kayu lebih mudah.


(51)

Gambar 3.17 Dempul

17.Bor

Fungsi dari bor adalah untuk melubagi kayu, besi atau beton/tembok. Bor juga terdiri dari berbagai macam jenis dengan fungsi yang berbeda-beda. Ukuran drill chuck atau tempat untuk memasukan mata bor juga beraneka ragam. Jadi sebelum membeli bor, tentukanlah untuk apa saja kamu akan menggunakannya. Bor yang kita gunakan di workshop kami adalah jenis bor dengan 2 fungsi, untuk pengeboran biasa dan bisa untuk pengeboran beton. Pada mode pengeboran beton, mata bor akan tidak hanya bergerak berputar, melainkan berputar dan naik turun sehingga memudahkan saat mengebor beton/tembok.


(52)

Bahan yang digunakan dalam pembuatan Sistem Pengapian dan Pengisian sepeda motor Honda Grand ini di antara lain :

Tabel 3.1. Bahan

NO NAMA BARANG SPESIFIKASI SATUAN JUMLAH

1 Koil Honda Astrea Grand Buah 1

2 Busi Honda Astrea Grand Buah 1

3 Cdi Honda Astrea Grand Buah 1

4 Aki Honda Vario Buah 1

5 Alternator Honda Astrea Grand Buah 1

6 Poros Engkol Honda Astrea Grand Buah 1

7

Kabel Meteran Nyaf

Makita/MTR Buah 8

8 Bendeng Bust mini-Set/SET Buah 20

9 Jack Banana Buah 20

10 Kunci Kontak Honda Supra X Buah 1

11 Regulator Rectifier Honda Supra X Buah 1

12 Besi 3 cm Buah 2

13 Japit Lombok Besar Buah 2

14 Mata Gerinda Buah 5

15 Dinamo Listrik 1420 RPM Buah 1

16 Roda 4 inch Buah 4

17 Laker kiri Honda Supra X Buah 1


(53)

Jumlah biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan Sistem pengapian dan pengisiansepeda motor Honda Astrea Grand ini di antara lain :

Tabel 3.2. Rincian Biaya

No Nama Barang Jumlah Keterangan Harga

1 Koil 1 New Rp. 200.00

2 Busi 1 New Rp. 45.000

3 Cdi 1 Second Rp. 175.000

4 Aki 1 New Rp. 125.000

5 Alternator 1 New Rp. 150.000

6 Poros Engkol 1 Second Rp. 70.000

7

Kabel Meteran Nyaf

Makita/MTR 8 New Rp. 28.000

8 Bendeng Bust mini-Set/SET 20 New Rp. 50.000

9 Jack Banana 20 New Rp. 70.000

10 Kunci Kontak 1 New Rp. 125.000

12 Regulator Rectifier 1 New Rp. 125.000

13 Besi 2 New Rp. 90.000

14 Japit Lombok Besar 2 New Rp. 2.500

15 Mata Gerinda 5 New Rp. 55.000

16 Dinamo Jahit 1 Second Rp. 30.000

17 Roda 4 New RP. 60.000

18 Laker kiri 1 Second Rp. 80.000

19 Baut 15 New Rp. 7.000


(54)

3.2. Konsep Perancangan

Konsep perancangan Sistem Pengapian dan Pengisian sepeda motor Honda Astrea Grand 100 cc tahun 1998 di antara lain :

3.2.1. Tempat

Tempat yang digunakan dalam proses pembuatan Sistem Pengapian dan Pengisian sepeda motor Honda Astrea Grand sampai proses perakitan dan finishing serta pengambilan data di Laboraturium Teknik Mesin Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3.2.2. Langkah Kerja

1. Mempersiapkan alat dan bahan

Pertama mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipakai dalam prosen pembuatan engine stand, supaya mudah untuk mengerjakan.

2. Memotong Material

Memotong besi kotak panjang, besi siku L, plat besi di potong sesuai dengan ukuran rancangan pembuatan stand.

3. Menyambung material rangka

Material yang sudah di potongi disambung menggunakan las asitilin. 4. Memasang dudukan roda

Setelah membuat dudukan roda selesai langkah selanjutnya dipasang pada rangka dan di las menggunakan las listrik.

5. Memasang bracket

Dipasang pada rangka dengan posisi ukuran sama dengan dudukan engine kemudian di las menggunakan las listrik.

6. Merapikan rangka

Setelah perancangan rangka selesai perlu perapian pada sambungan las karena terjadi terak pada sambungan las maka perlu di bersihkan menggunakan gerinda supaya rapi.


(55)

Proses ini dilakukan pada sambungan las supaya sambungan las kelihatan rapi dan tidak ada lubang pada sambungan las.

8. Pengecatan rangka

Sebelum proses pengecatan dimulai perlu membersihkan dan menghaluskan permukaan yang dicat dan selanjutnya penyemprotan cat primer setelah kering lansung car warna.

9. Pemasangan engine

Setelah cat mengering engine dipasang pada rangka dan di tempatkan pada bracket. Engine sudah naik perakitan kabel, setting engine, dan memasang komponen lainnya.

10. Pengujian data

Komponen mesin kemudian di uji dan di ambil datanya untuk menganalisa kelayakan mesin.


(56)

4.1. Proses Perancangan

Proses perancangan adalah proses pembuatan sketsa atau gambar awal bentuk

stand dari pengapian ac dan pengisian dc yang akan di buat. Dalam metode

perancangan hal yang dilakukan antara lain pembuatan gambar dan pemilihan

komponen yang tepat dan memperhatikan kekuatan bahan, sesuai yang dinginkan dari

stand berikut ini.

Dalam proyek akhir ini peralatan yang dihasilkan yaitu Stand Kelistrikan

Pengapian AC dan Pengisian DC Honda Grand. Secara garis besar bahan yang

dibutuhkan adalah bahan rangka dan komponen-komponen pelengkap. Antara lain

besi profil kotak 50x50x3 dan plat baja tebal 4mm. Sedang komponen pelengkapnya

berupa panel Stop kontak, dan roda. Gambar hasil rancangan stand mengunakan

software autodesk iventor professional 2015 sebagai berikut :


(57)

Gambar 4.2. Sistem Pengisian Baterai

Pemeriksaan pada sistem pengisian sepeda motor dapat dilakukan sebagai berikut Pemeriksaan tegangan pengisian yang diatur mesin dalam kondisi hidup, dan baterai dalam kondisi terisi penuh. Pasangkan Volt meter dan Amper meter, kemudian lakukan pengukuran. Tegangan pengisian yang diatur 14,0 – 16,0 V pada 5000 rpm (Arus : 0,5 A – 5 A), berikut tahapan prosesnya hidupkan mesin sampai mencapai suhu kerja normal, ukur tegangan baterai menggunakan multimeter (skala voltmeter) seperti pada gambar di bawah, standar tegangan pengisian pada putaran 5.000 rpm : 13,0 – 16, 0 V (Honda Astrea Grand), 14,0 – 15,0 V (Honda) dan 14,5 V Baterai dalam keadaan normal jika tegangan yang diukur sesuai standar. Lihat bagian 3 (menemukan sumber-sumber kerusakan) untuk menentukan kemungkinan penyebab yang terjadi jika hasil tegangan pengisian tidak sesuai dengan standar.


(58)

Gambar 4.3 pemeriksaan CDI

Sedangkan jarum test lead yang hitam (-) begerak/diarahkan ke setiap kabel CDI yang lainnya. Sampai nantinya akan menemukan antara kedua kabel yang kamu ukur/hubungkan dengan kondisi tidak ada hubungan (tidak ada kontinitas). Setelah jarum test lead merah (+) arahkan jarum test lead merah (+) kesetiap kabel, yang sekaligus untuk mengetahui posisi terminal pada CDI yang mana kamu ketahui dengan cara menanandakan dengan ukuran nilai tahanan yang kecil sampai yang terbesar, dengan cara melihat hasil nilai ukuran tahanannya.

Contoh hasil ukuran kira – kira :

Tabel 4.3 Tahana CDI (Capacitor Discharger Ignition) Astra Grand

Terminal SW EXT PC E IGN

SW 100Ὠ 100Ὠ 100Ὠ ~

EXT 5Ὠ ~ ~ ~

PC 75Ὠ 35Ὠ 14Ὠ ~

E 16,5Ὠ 5Ὠ 60Ὠ ~

IGN ~ ~ ~ ~ ~


(59)

Gambar 4.4 Pemeriksaan celah busi

 Langkah pemeriksaan Busi :

1. Periksa celah busi menggunakan filler gauga dengan ketelitian 0.01 mm


(60)

Gambar 4.5 Pemeriksaan kiprok Langkang Pemeriksaan Penerangan :

1. Sebelum digunakan sebaiknya kalibrasi multimeter terlebih dahulu 2. Pemeriksaan tahanan dengan multitester putar selector pada posisi

10 kὨ

3. Pemeriksaan tahanan penerangan dengan cara hubungan kutub positif multi ke kabel dengan terminal positif kiprok dan hubungan kutub negatif dengen kabel terminal massa.

Tabel 4.5 Tahanan Kiprok (Regulator/Rectifiler)

Pengukuran Besar Tahan (KὨ)

Penerangan 40Ὠ

Pengisian 25Ὠ


(61)

Gambar 4.6 Alternator

Saat alternator berputar di dalam kumparan maka akan menimbulkan arus bolak – balik pada kumparan. Lalu saya ambil multimeter untuk menggukur daya magnet pada Alternator bisa mengetahui hasil daya besarnya magnet tersubut. Hubungan antara arus yang dibangkitkan dengan posisi magnet listrik Alternator adalah :

1) Pada 0º dan 180º arus yang dibangkitkan pada Alternator yang sangat bersar.

2) Pada 90º arus yang dibangkitkan adalah maksimum positif. 3) Pada 270º arus yang dibangkitkan adalah maksimum negatif.


(62)

Sistem pengapian AC seperti terlihat gambar di bawah ini:

Gambar 4.7 Rangkaian sistem pengapian AC

Pada saat berputarnya diiringi magnetnya (flywheel magnet), maka akan mencitakan gelombang magnet yang menghasilkan arus listrik AC dalam bentuk induksi listrik dari spul pengapian. Arus listrik kemudian diterus ke CDI dengan tegangan sebesar 100 – 400 volt. Arus yang diterima dirubah menjadi arus searah oleh diode, lalu arus tersebut dapat disimpan dalam kondesor yang berada di CDI.

Karena aktifnya SCR tersebut, mengakibatkan kapasitor mengeluarkan arus yang cepat. Lalu arus tersebut menyalur ke kumparan primer/spul CDI untuk menghasilkan tegangan sekitar 100 - 400 volt sebagai tegangan induksi sendiri . Karena induksi diri dari lilitan primer tersebut, Terjadilah induksi dalam lilitan sekunder yang teganganan sebesar 15 KV - 20 KV. Tegangan tinggi tersebutlah yang mampu membakar bahan bakar oleh busi. Demikianlah proses pengapian AC pada sepeda motor.


(63)

1. Menghemat pemakaian bahan bakar. 2. Mesin lebih mudah di hidupkan. 3. Komponen pengapian lebih awet.

4. Polusi gas buang yang ditimbulkan kecil.

4.3.4 Pengggukuran Tegangan Pengisian

Gambar 4.8 Pengukuran Tegangan Pengisian

 Langkah Pengukuran tegangan pengisian : 1. Putar multi ke skala DCV

2. Posisikan rpm pada posisi stasisoner

3. Cek dengan kutub positif multi dihubungkan dengan positif baterai dan kutub negative dengan negatif baterai


(64)

1) Periksa (ukur) dengan menggunakan multimeter (skala ohmm) tahanan koil/kumparan pengisian (charging coil) dengan massa seperti gambar di bawah:

Gambar 4.9 Pengukuran Alternator Pengisian Standar tahanan kumparan pengisian (pada suhu 200C) :

 0,2 – 1,5 (Ὠ) untuk Honda Grand  0,3 - 1,1 Ὠ (Honda Grand)  0,32 – 0,48 Ὠ (Honda Grand)

Jika hasil pengukuran terlalu jauh dari standar yang ditentukan, ganti kumparan stator alternator (koil pengisian). Catatan:

1) Warna kabel koil pengisian setiap merek sepeda motor berbeda, lihat buku manual yang bersangkutan untuk lebih jelasnya.

2) Pengukuran tahanan tersebut bisa dilakukan dengan kumparan stator dalam keadaan terpasang.


(65)

4.3.6 Pengukuran Magnet

Pembuatan magnet dengan ukuran 112 mm, dirancang untuk mempermudah pembagian waktu timming pengapian. Dengan ukuran dinyameter 112 mm, maka setiap 1 mm = 1 derajat. Maksudnya = seandaikan Anda ingin menggeser pick up pulser, maka setiap pengeseran 1mm itu itu sama dengan menggeser waktu pengapian sebesar 1 derajat.

Gambar 4.10. Pengukuran magnet

Untuk pembuktiannya = 85 Diameter magnet adalah 112 mm, ditambah dengan ketebalan dari pick up pulser 2 mm. Maka diameter total dari maget + ketebalan pick up pulser adalah 85 mm. Mari kita ukur dengang keliling lingkaran, yaitu :

K = 3,14 x D K = 3,14 x 85 K = 266,9 mm


(66)

4.3.7 Stand Untuk Menaruh Dinamo Listrik

Proses pembuatan besi atau stand siku ini yang di butuhkan sangat kuat dan gak gampang retak untuk menaruh dinamo listrik ini bisa untuk memutar Alternator untuk mengatur pengisian supaya hasilnya baik secara proses jalannya.


(67)

(68)

Kesimpulan dari pembuatan sistem pengapian pada Mesin Honda Astrea Grand 100 cc + 250 cc adalah untuk dijadikan sarana pendidikan dan pelatihan dalam penguasaan sistem pengapian AC dan sistem pengisian DC.

Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa :

1. Semua rangkaian sistem pengapian dan sistem pengisian yang ter diri atas spul pengapian, batrai, koil, busi, CDI, regulator rectifier, alternator. Semua rangkaian berfungsi dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Ketika kondisi awal mesin susah dihidupkan, hal ini disebabkan karena sistem pengapian tidak dapat bekerja dengan baik setelah dilakukan pemeriksaan terdapat beberapa komponen sistem pengapian yang sudah rusak sedangkan ketika mesin hidup sistem pengisian tidak bekerja.

3. Dengan adanya pengukuran yang dilakukan, dapat diketahui bahwa tegangan yang terdapat dalam komponen-komponen sistem pengapian masih sesuai dengan standarisasi pabrikan. Sehingga kecil kemungkinan permasalahan-permasalahan dalam pengapian maupun pengisian yang sukar hidup dapat terjadi pada sistem pengapian dan pengisian Mesin Honda Astrea Grand 100 cc ini. Dan dengan diadakan pengujian, mesin tersebut layak untuk dijadikan salah satu penunjang dalam praktikum.

5.2. Saran

1. Pada sistem pengapian dan pengisian mesin motor Honda Astrea Grand 100 cc meisn ini mudah dipelajari oleh mahasiswa yang belum bisa pada Sistem Pengapian dan Sistem Pengisian. Untuk itu mahasiswa bisa menggambil Tugas Akhir ini.


(69)

(70)

Anonim, 1995. “Sistem kelistrikan pengapian pada Sepeda Motor’’, Bandung. Arismunandar, 2001. Sistem pengapian pada Sepeda Motor, Remaja Karya

Bandung

Boentarto, 1992. “Sistem kelistrikan pengapian dan pengisian pada Sepeda Motor’’, Jakarta.

Daryanto, 1994. Sistem pengapian dan pengisian pada Sepeda Motor, Bandung. Daryanto, 2003. “Reparasi sistem kelistrikan mesin sepeda motor pada pengapian

dan pengisian’’. PT bumi aksara, Jakarta.

Saleh, Marie r.a. 1991. Teknik mesin pemeliharaan pada Sepeda Motor, Jakarta.


(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(1)

65


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)