hati. Contoh limbah tajam ialah semua jenis jarum, barang dari kaca yang pecah, ampul, scalpel, lanset, vial kosong.
B3. Limbah farmasi. Limbah farmasi adalah obat-obatan yang kadaluwarsa atau obat-obatan yang tidak dapat
digunakan karena alasan lain. Limbah farmasi dapat dibagi ke dalam 3 kelas yaitu :
B31. Limbah farmasi yang tidak berbahaya.
Yang termasuk ke dalam kelas ini adalah obat-obatan yang mengandung tumbuh- tumbuhan atau sirup obat batuk yang tidak berbahaya saat pengumpulan, penyimpanan
dan pengolahan limbahnya. B32. Limbah farmasi yang berpotensi berbahaya
Limbah farmasi yang berpotensi berbahaya bila digunakan oleh orang yang salah atau pengunaannya tidak tepat.
B33. Limbah farmasi yang berbahaya Limbah farmasi yang tergolong berbahaya adalah obat-obatan yang mengandung logam
berat termasuk desinfektan. Jadi penanganan limbah ini harus dimasukkan ke dalam penanganan limbah berbahaya
B4. Limbah farmasi sitotoksik Limbah farmasi sitotoksik adalah limbah yang timbul akibat penggunaan obat-obat
sitotoksik antineoplastik. Terdapat enam jenis zat kimia yang termasuk obat jenis ini yaitu golongan alkilase, antimetabolit, antibiotik, alkaloid, hormon dan lainnya. Dampak
yang timbul bila kontak dengan obat-obat jenis sitotoksik adalah dapat menyebabkan mutasi, karsinogenik dan teratogenik.
B5. Darah dan cairan tubuh Kelompok ini meliputi limbah-limbah yang bukan limbah infeksius, tetapi dikontaminasi
oleh darah manusia atau hewan. Contohnya, pakaian yang terkontaminasi oleh darah, swab, tabung suntik tanpa jarumnya, set infus tanpa jarumnya, dan pembalut perban.
C. Limbah infeksius dan sangat infeksius
C1. Limbah infeksius Material buangan atau peralatan medis yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh
lain yang berpotensi menular ke manusia atau hewan. Contohnya adalah darah dari pasien yang mengandung HIV, virus hepatitis, brucellosis, Q fever. Feses dari pasien
Universitas Sumatera Utara
yang terinfeksi dengan demam tifoid, enteritis, kolera. Sekresi dari saluran pernapasan pada pasien yang terinfeksi tuberkulosa, anthrax, rabies, poliomielitis dan lain
sebagainya. C2. Limbah sangat infeksius
Termasuk kedalamnya semua kultur pada pemeriksaan mikrobiologi dan limbah laboratorium seperti media tempat inokulasi mikroorganisme infeksius dan alat yang
digunakan untuk transfer agen infeksius tersebut, juga tindakan menginfeksi hewan dengan agen infeksius di laboratorium.
D. Limbah berbahaya lainnya
Limbah yang masuk ke dalam kelompok ini adalah limbah yang tidak berperan dalam pelayanan kesehatan, termasuk ke dalamnya gas, cairan dan zat kimia padat, limbah
logam berat seperti yang terdapat pada baterai dan kontainer bertekanan udara. Contoh limbah jenis ini adalah termometer, alat pengukur tekanan darah, cairan yang digunakan
dalam proses radiologi sinar x, pelarut halogen atau non-halogen, zat kimia organik dan non organik.
E. Limbah radioaktif
Limbah radioaktif termasuk cairan, gas dan zat padat yang dikontaminasi oleh zat radioaktif yang menimbulkan efek genotoksik. Radioaktif yang digunakan di rumah sakit
biasanya radioaktif level rendah yang digunakan untuk penegakan diagnosis dan pengobatan, misalnya Cobalt
60
Co, Technetium
99m
Tc, Iodine
131
I, dan Iridium
192
Ir. Contoh limbah radioaktif adalah limbah padat, gas atau cairan yang dikontaminasi dengan zat radioaktif pada analisa jaringan dan cairan tubuh secara in vitro, penentuan
lokasi tumor dengan pencitraan organ tubuh dan prosedur investigasi dan pengobatan.
Pengelolaan Limbah Rumah Sakit
Urutan-urutan yang dilakukan dalam pengelolaan limbah rumah sakit, harus selalu diawali dengan mengidentifikasi jenis limbah, kemudian dilakukan pemisahan
berdasarkan jenis limbah, pengumpulan limbah, pengangkutan limbah di fasilitas kesehatan pada rumah sakit tersebut on-site, penyimpanan limbah di pada fasilitas
kesehatan rumah sakit tersebut, pengobatan limbah dan penempatan limbah pada tempatnya.
Universitas Sumatera Utara
Bagan 1. Alur dari limbah rumah sakit Langkah
Alur limbah rumah sakit Lokasi
1
2
3
4
5
6
7 Minimalisasi limbah
Identifikasi limbah
Pemisahan
Pengumpulan + Pengangkutan di tempat
Penyimpanan di tempat
Pengobatan di tempat
Pengangkutan di luar rumah sakit
Pengobatan di luar rumah sakit di dalam rumah
sakit -- unit medis
di dalam rumah sakit
di luar rumah sakit
Minimalisasi Limbah Rumah Sakit
Sebelum menghasilkan limbah, seharusnya dipantau terlebih dahulu bagaimana cara mengurangi jumlah limbah, sehingga menurunkan penanganan, pengobatan dan
penempatan akhir limbah. Penggunaan berulang dari instrumen kedokteran seperti jarum suntik harus dihilangkan, sebaiknya menggunakan jarum suntik sekali pakai untuk
mencegah infeksi nosokomial. Mendaur-ulang atau menggunakan kembali bahan-bahan yang tidak berhubungan
dengan tindakan pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dapat dilakukan, misalnya menggunakan kembali kertas yang masih bisa digunakan, gelas kaca, kontainer logam,
dan pembungkus plastik. Menggunakan kembali bahan-bahan yang berpotensi menimbulkan kontaminasi
seperti plastik dan logam dari syringejarum tidak direkomendasikan untuk beberapa
Universitas Sumatera Utara
negara terutama di sebagian besar Sub-Saharan karena rumah sakit tidak memiliki tehnologi untuk mendaur ulang bahan tersebut.
Jadi untuk meminimalisasi mendaur ulang limbah perlu diperhatikan : • Pastikan bahwa limbah berbahaya dan infeksius sudah terpisah dari limbah umum
sehingga dapat menghemat biaya pengolahan limbah dan meningkatkan material yang dapat didaur-ulang.
• Pastikan bahwa pengelolaan obat-obatan di rumah sakit sudah adekuat dalam hal penyediaan obat dan penyimpanan obat.
• Pembelian peralatan rumah sakit yang dapat bertahan lama. • Selusuri kemungkinan mendaur-ulang limbah makanan atau kebun contohnya
dengan pembusukan.
Pemisahan Limbah Pemisahan limbah merupakan kunci dalam pengelolaan limbah rumah sakit. Pada
proses pemisahan ini limbah diletakkan pada kantong atau kontainer yang berbeda-beda dan terpisah sesuai dengan kategori dari bahan limbah tersebut. Bahan limbah yang
berbahaya harus dipisahkan dengan limbah yang tidak berbahaya, hal ini bertujuan untu mengurangi resiko terinfeksinya pekerja limbah pada saat menangani limbah.
Cara pemisahan yang paling mudah dilakukan adalah dengan sistem kode warna,
dimana limbah disimpan pada tempat terpisah sesuai kategorinya dengan warna yang mencolok dan diberi label pada kantongannya atau kontainer. Pemisahan limbah
seharusnya : • Selalu meletakkan bak sampah di samping tempat tidur pasien yang akan
dilakukan tindakan medis. • Menggunakan instrumen medis yang sederhana dan seragam di seluruh rumah
sakit di suatu negara. • Menggunakan instrumen medis yang dijamin tidak terinfeksi bahan limbah.
• Cara kerja dari instrumen tersebut harus dikenal dan dimengerti dengan baik oleh
tenaga medis. • Adanya pengawasan yang rutin untuk menjamin prosedur yang dilakukan telah
sesuai dengan panduan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Sistem warna yang mengkode limbah rumah sakit Hitam
Kuning Coklat
-
Limbah kategori A
- Limbah
kategori
B1 dengan jumlah kecil
- Limbah obat
kategori B3 dan B31
-
Limbah kategori B1, B2, B4, B5
- Limbah infeksius
kategori C1 dan C2
- Limbah radioaktif
kategori E
- Limbah obat
kategori B3 kelas B32 dan B33
- Limbah logam
berat kategori D
Dengan pemisahan limbah, maka rumah sakit dapat menurunkan biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan limbah, mengurangi dampak yang ditimbulkan limbah
terhadap masyarakat sekitar rumah sakit dan mengurangi kemungkinan terkontaminasinya pekerja medis.
Dalam pemisahan limbah seharusnya dilakukan identifikasi limbah termasuk sumber limbah dari mana dan cara disinfeksinya bagaimana, kemudian disediakan tempat
penyimpanan yang spesifik untuk tiap-tiap limbah. Untuk itu setiap rumah sakit harus menjamin bahwa mereka memiliki daftar alat-alat dan bahan-bahan yang dimasukkan ke
dalam limbah infeksius seperti jarum suntik, memiliki daftar bahan-bahan yang diklasifikasikan limbah infeksius pada kondisi tertentu seperti terkontaminasi dengan
darah, harus memiliki kantongan berwarna sesuai dengan rekomendasi sistem kode warna, menggunakan sistem pemberian label yang direkomendasikan termasuk
penggunaan simbol international bio-hazard dan memiliki kontainer yang digunakan sebagai tempat transportasi limbah.
Sistem pemberian label Untuk semua limbah rumah sakit dengan kategori B1, B4, B5, C1, C2 harus
diletakkan di dalam kontainer kuning dan diberi label simbol bio-hazard. Untuk limbah kategori B2 harus dipotong-potong atau dihancurkan terlebih dahulu, kemudian
diletakkan di kontainer khusus dapat berupa kotak dari karton atau kotak dari plastik dan tidak bocor. Kotak berwarna kuning dan diberi label ” bahaya Bahan tajam
terkontaminasi” dan diberi label bio-hazard. Isi dari kontainer tidak boleh dari ¾ dari volume kontainer.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Memberi label kontainer limbah Kategori
Pemberian label Simbol Internasional
B1
B2
B4, B5, C1
C2
B32,B33,D
E ”BahayaLimbah anatomi untuk dibakar”
”BahayaBahan tajam terkontaminasi, jangan dibuka”
”Bahaya Limbah infeksius”
”Bahaya Limbah sangat infeksius, akan diobati”
”Bahaya Hanya dibuang oleh saff saja”
”Bahaya Limbah radioaktif”
Pengumpulan dan pengangkutan limbah di dalam rumah sakit on-site
Limbah yang sudah dipisahkan dan diberi label kemudian dikumpulkan dan diangkut ke sentral penyimpanan limbah yang ada di dalam rumah sakit sebelum di
diobati dan dipindahkan. Pengangkutan limbah menggunakan gerobak. Gerobak yang digunakan hendaknya mudah dalam meletakkan kontainer limbah dan mudah
mengeluarkannya, tidak memiliki sudut-sudut yang runcing yang dapat merusak kantongan atau kontainer limbah dan mudah untuk dibersihkan.
Menangani limbah Dalam menangani limbah perlu diperhatikan :
• Tiap rumah sakit harus memiliki prosedur pengolahan limbah, mulai dari pengumpulan limbah pada tempat tertentu, rute pengangkutan limbah. Dan waktu
pengumpulan limbah sebaiknya sudah diatur. • Petugas limbah harus menggunakan sarung tangan yang tebal, sepatu boot dan
baju pelindung. • Harus dipastikan isi kontainer tidak akan tumpah bila kontainer dipindahkan atau
diangkat.
Universitas Sumatera Utara
• Harus dipastikan bahwa limbah berbahaya dan infeksius dibawa dengan gerobak yang berbeda dengan limbah yang tidak beresiko dan diletakkan dalam
kantongan yang sesuai.
Penyimpanan limbah di rumah sakit setempat
Limbah sementara disimpan sebelum diobati baik di rumah sakit setempat atau di luar rumah sakit. Waktu penyimpanan maksimal tidak boleh dari 24 jam. Limbah yang
tidak beresiko disimpan pada tempat yang berbeda dengan limbah yang infeksius. Tempat penyimpanan tidak boleh bersebelahan dengan tempat penyimpanan makanan
atau tempat pembuatan makanan. Ruangan penyimpanan harus memiliki penerangan dan ventilasi yang baik, didesain agar tidak dapat dimasuki oleh serangga, tikus atau burung.
Pengangkutan limbah keluar rumah sakit
Limbah berbahaya yang diangkut keluar dari rumah sakit untuk diobati, maka kontainer harus dibungkus atau dipak dan diberi label. Selain pemberian label harus jelas
tertulis pada label substansi limbah yang berada di dalam kontainer, nama si pengirim limbah, berat limbah, dan waktu pengumpulan limbah. Limbah yang sudah dipak harus
mudah dimasukkan dan dikeluarkan dari alat pembawa limbah, alat pembawa limbah harus mudah dibersihkan dan dalam kondisi tertutup rapat untuk mencegah tumpahnya
limbah selama transportasi. Waktu transportasi tidak boleh lebih dari dua hari.
Pengobatan dan penempatan akhir limbah
Tiap kategori limbah rumah sakit diobati dengan cara yang spesifik. Pengobatan terhadap limbah yang utama mencakup 3 kategori yaitu : limbah tajam, limbah infeksius
dan sitotoksik serta limbah organik darah, cairan tubuh, limbah anatomi manusia.
Limbah berbahaya atau infeksius yang sudah diobati kemudian diperlakukan sama dengan limbah yang tidak beresiko yaitu dibakar dan dimasukkan ke tempat
pembuangan terakhir.
Panduan pengobatan limbah berdasarkan kategorinya
Universitas Sumatera Utara
A. Limbah yang tidak beresiko