A. Limbah yang tidak beresiko
Limbah yang tidak beresiko penanganannya sama dengan limbah domestik, tergantung kuantitas limbah. Untuk limbah berupa kertas, karton, plastik dan logam dapat
didaur-ulang, sedang limbah sisa makanan atau limbah kebun dilakukan pembusukan.
B1. Limbah anatomi manusia
Limbah anatomi manusia harus dikumpulkan di dalam kontainer atau kantongan sesegera mungkin. Kemudian disimpan dalam tempat penyimpanan pada suhu rendah 5-
8ºC, limbah ini dapat disimpan dalam waktu yang agak lama. Penyimpanan hanya boleh dilakukan oleh petugas yang ditunjuk. Umumnya limbah ini dibakar layaknya
pembakaran mayat krematoria.
B2. Limbah tajam
Penanganan limbah tajam harus sangat hati-hati, karena dapat menimbulkan trauma. Benda –benda tajam yang termasuk limbah rumah sakit berdasarkan Central
Polution Control Board CPCB adalah jarum suntik, skalpel, pisau cukur, kaca dan benda lainnya yang dapat menusuk atau memotong. Sebagian besar limbah tajam adalah
jenis jarum suntik. Jarum suntik yang sudah digunakan harus dipotong-potong dengan pemotong
jarum dan didisinfeksi dengan larutan bedak pembersih atau disterilisasi dengan autoclave atau dihancurkan menggunakan penghancur jarum suntik. Limbah benda tajam
sangat berbahaya, selain dapat menimbulkan trauma dan laserasi, dapat pula menularkan penyakit yang menular melalui cairan tubuh. Hal ini sangat berbahaya bagi pekerja
pengolahan limbah rumah sakit. Olehkarena itu dibutuhkan kewaspadaan yang tinggi. Kebanyakan rumah sakit tidak memiliki sistem pengolahan spesifik terhadap limbah
benda tajam. Pekerja pengolah limbah harus selalu memakai sarung tangan. Benda tajam
tersebut setelah dipotong-potong atau dihancurkan kemudian dimasukkan ke dalam desinfektan kuat atau disterilisasi dengan autoclave. Benda-benda tajam tersebut
kemudian diletakkan ke dalam kontainer khusus dan diberi label serta simbol bio-hazard. Benda-benda tersebut tidak boleh diletakkan di atas meja, di talam makanan atau di atas
tempat tidur karena dapat menimbulkan trauma. Pekerja limbah harus diberi vaksinasi hepatitis B untuk mencegah penularan penyakit melalui jarum suntik.
Universitas Sumatera Utara
B3. Limbah farmasi
Bagian farmasi di rumah sakit harus menerapkan pengelolaan yang ketat untuk mengurangi limbah farmasi.Penyimpanan obat-obatan harus dicek secara periodik untuk
menghindari obat-obat yang kadaluwarsa. Untuk limbah farmasi kategori B31 pengelolaannya sama dengan limbah domestik, sedang kategori B32 dan B33
diperlakukan sebagai limbah berbahaya. Idealnya obat-obat tersebut dikembalikan ke pusat pengumpulan limbah obat agar dapat dinetralisasi. Namun bila hal tersebut tidak
dapat dilakukan tehnik pembakaran dan ditempatkan pada pembuangan akhir.
B4. Limbah darah dan cairan tubuh
Kantongan ganda atau kontainer yang kuat dan tidak bocor digunakan sebagai tempat pengumpulan limbah ini. Limbah jenis cairan harus diobati dengan desinfektan
kimiawi. Dapat pula dilakukan pembakaran limbah dan dibuang ke tempat pembuangan akhir, namun tetap perlu dilakukan pengawasan di tempat pembuangan akhir.
C1. Limbah infeksius
Limbah infeksius harus dikumpulkan dalam kontainer yang tidak bocor dan tertutup rapat dan diangkut menuju pusat penyimpanan limbah. Isi kontainer tidak boleh
melebihi ¾ volume kontainer untuk mencegah tumpahnya isi kontainer. Kemudian limbah tersebut dibakar atau didisinfeksi menggunakan metode autoclave. Disinfeksi
yang dilakukan hampir sama dengan limbah domestik. Penggunaan autoclave sebagai alat sterilisasi limbah infeksius harus tetap dikontrol efisiensinya oleh institusi terkait
paling tidak dua kali dalam satu tahun, dengan menggunakan indikator mikrobiologi.
C2. Limbah sangat infeksius
Semua limbah yang berasal dari laboratorium baik itu cairan tubuh, jaringan atau feses, kultur mikroorganisme dan limbah hasil penelitian kedokteran dianggap limbah
yang sangat patogen atau infeksius. Oleh karena itu limbah-limbah tersebut diletakkan dalam kantongan kuning, kemudian diobati dengan metode sterilisasi autoclave dengan
temperature 121ºC pada 1-2 atm selama 20 menit. Selain itu disinfeksi dapat menggunakan larutan sodium hipokhlorite dan biarkan semalaman sebelum dimasukkan
ke dalam kantongan kuning yang tertutup rapat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Zat kimia yang digunakan untuk disinfeksi
Zat Kimia Konsentrasi
Chlorine Larutan Sodium hypoclorite
Calcium hypoclorite NaDCC powder
NaDCC tablet Chloramine
0,1 1grliter 20 ml liter
1,4 gr liter 1,7 gr liter
1 tablet liter 20 gr liter
D. Limbah lainnya