PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM CERPEN OLEH SISWA KELAS X SMA MARISI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN NILAI-NILAI

YANG TERKANDUNG DALAM CERPEN OLEH SISWA

X SMA MARISI MEDAN TAHUN

PEMBELAJARAN

2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

PUTRI SEPTIA GESIMA NIM 2113111061

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015


(2)

i ABSTRAK

Putri Septia Gesima, NIM 2113111061. Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Menemukan Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam Cerpen oleh Siswa Kelas X SMA Marisi Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016. Jurusan Bahasa Dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen oleh siswa kelas X SMA Marisi Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Marisi Medan yang berjumlah 290 orang. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X-III yang berjumlah 37 orang. Dalam menentukan jumlah sampel dilakukan dengan teknik

random sampling atau acak kelas.

Metode penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain one group

pre-test post-test design. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif pilihan

berganda. Nilai rata-rata pre-test adalah 65,81 , sedangkan nilai rata-rata post-test adalah 78,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata post-test lebih tinggi daripada nilai pre-test.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji “t”. Dari perhitungan uji hipotesis diperoleh thitung = 14,6 selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df = n-1 = 37-1 = 36. Dari df = 36 diperoleh taraf signifikansi sebesar 2,028. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa t0 > ttabel , yakni 14,6 > 2,028. Dengan demikian, hipotesis alternatif (Ha) diterima.

Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kontekstual berpengaruh terhadap kemampuan menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen oleh siswa kelas X SMA Marisi Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.


(3)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas X SMA Marisi Medan……… 34

Tabel 3.2 Desain Eksperimen One Group Pre-test dan Post-test Design ... 38

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Penilaian Kemampuan Menemukan Nilai-Nilai Cerpen……… 40

Tabel 3.4 Kategori Penilaian……… 43

Tabel 4.1 Data Hasil Pre-Test……….. 51

Table 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pre-Test ………. 54

Tabel 4.3 Identifikasi Kecenderungan Hasil Pre-Test……….. 55

Tabel 4.4 Data Hasil Post-Test………. 56

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Post-Test………. 60

Tabel 4.6 Identifikasi Kecenderungan Hasil Post-Test……… 61 Halaman


(4)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ……… 72

Lampiran 2 RPP………. 73

Lampiran 3 Cerpen Parompa Sadun….………...…………... 80

Lampiran 4 Soal Menemukan Nilai-Nilai Cerpen ...…………..……..…. 87

Lampiran 5 Kunci Jawaban………....93 Lampiran 6 Lembar Hasil Siswa………94 Lampiran 7 Perhitungan Distribusi Frekuensi dan Uji Normalitas Data

Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual.…98 Lampiran 8 Perhitungan Distribusi Frekuensi Uji Normalitas Data

Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual... 102 Lampiran 9 Perhitungan Uji Homogenitas………..………....106

Lampiran 10 Perhitungan Pengujian Hipotesis …………...……..……..…107

Lampiran 11Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva 0 ke z.……..………...110

Lampiran 12 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Liliefors………….………... ..111

Lampiran 13 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F………. 112

Lampiran 14 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t……… ..114 Halaman


(5)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengajaran cerpen (cerita pendek) yang dilakukan dengan benar dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan-kemampuan tertentu, sehingga pengajaran cerpen tersebut dapat lebih mendekati arah dan tujuan pengajaran dalam arti yang sesungguhnya. Pembelajaran cerpen juga terkandung nilai-nilai kehidupan. Nilai-nilai tersebut biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa diharapkan mampu memahami nilai-nilai cerpen yang baik. Namun, kenyataan itu dihadapkan pada masalah klasik yaitu siswa kurang mampu memahami nilai-nilai cerpen dan bagaimana pengajaran cerpen dapat memberikan sumbangan secara utuh untuk pendidikan.

Pembelajaran cerpen disekolah merupakan salah satu butir pembelajaran dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang harus ditingkatkan kearah yang lebih baik karena selama ini siswa menganggap bahwa pembelajaran cerpen adalah pembelajaran yang bersifat rekaan atau daya khayal saja. Selain itu kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran sastra menjadi salah satu penyebab kurangnya pemahaman siswa terhadap cerpen padahal pembelajaran cerpen sebenarnya memberikan kenikmatan tersendiri bagi pembaca, apa bila pembaca dapat memahami unsur-unsur yang membangun sebuah cerpen.

Di dalam sebuah cerpen terdapat nilai-nilai kehidupan, yaitu terdiri dari nilai budaya, nilai moral, nilai sosial, dan nilai agama. Dengan mengetahui dan


(6)

2

memaknai nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam sebuah cerpen, pembaca tentunya dapat memaknai isi dan amanat-amanat apa yang disampaikan dalam sebuah cerita pendek. Diharapkan dengan menemukan nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen siswa memperoleh pengertian yang baik tentang manusia dan kemanusiaan serta mengenal nilai-nilai.

Pembelajaran menemukan nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen merupakan salah satu kompetensi dasar yang ada dalam KTSP jenjang SMA yang harus dikuasai oleh siswa kelas X. Tujuannya adalah agar siswa mampu menemukan nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen. Akan tetapi pada kenyataanya, pembelajaran sastra khususnya di sekolah menengah cukup memprihatinkan, masih banyak siswa yang kurang memahami dan memaknai nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah cerpen dan kemampuan siswa masih rendah dalam memahami nilai-nilai cerpen . Hal ini terjadi karena metode yang di gunakan oleh guru masih konvensional/metode ceramah.

Hal ini didukung oleh hasil penelitian Hesty Arianna (2014:52) dalam penelitiannya yang berjudul, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CO -OP-CO-OP Terhadap Kemampuan Menemukan Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Cerpen Oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Panyabungan Tahun Pembelajaran 2013/2014” juga menyimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menemukan nilai-nilai cerita pendek masih tergolong rendah, nilai rata-rata siswa hanya 63,63.

Guru tentunya sudah mengetahui tujuan dari pembelajaran menemukan nilai-nilai cerpen adalah siswa mampu menemukan nilai-nilai yang terdapat di


(7)

3

dalam cerpen dengan baik. Namun, yang menjadi permasalahan adalah bagaimana melaksananakan kegiatan belajar mengajar siswa yang dapat mencapai tujuan pengajaran cerpen tersebut. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan dalam menentukan metode pengajaran yang tepat dan perlu mengadakan perbaikan-perbaikan dalam sistem pengajarannya untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Karena model mengajar yang tepat memegang peranan dalam mencapai sasaran pengajaran. Pembelajaran cerpen juga menjadi kurang menarik dikarenakan model pembelajaran guru yang kurang bervariatif.

“model pembelajaran yang sebaiknya diterapkan adalah pembelajaran yang bisa meberi kesempatan pada siswa untuk mengkrontuksi pengetahuannya sendiri sehingga siswa lebih mudah untuk memahami konsep-konsep yang diajarkan dan mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk lisan atau tulisan. Oleh sebab itu, sudah saatnya guru menerapkan model pembelajaran yang terfokus pada kompetensi siswa dengan meninggalkan metode-metode yang konvensional” (dalam penelitian Komsiyatul Maziyyah 20013:30)

Sehubungan dengan masalah yang ditemukan diatas maka diperlukan sebuah model pembelajaran yang tepat terhadap kemampuan menemukan nilai-nilai dalam cerpen. Model Kontekstual dikembangkan oleh John Dewey sejak tahun 1916. Pendekatan ini kemudian digali kembali, dikembangkan lagi, dan dipopulerkan oleh The Washington State Concorcium for Contextual Teaching

and Learning dengan melibatkan 11 perguruan tinggi, 20 sekolah, dan

lembaga-lembaga yang bergerak dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat.

Menurut Suyanto (2003:1) CTL dapat membuat siswa terlibat dalam kegiatan yang bermakna yang diharapkan dapat membantu mereka mampu menghubungkan pengetahuan yang diperoleh di kelas dengan konteks situasi kehidupan nyata. Pembelajaran dengan peran serta lingkungan secara alami akan


(8)

4

memantapkan pengetahuan yang dimiliki siswa. Belajar akan lebih bermanfaat dan bermakna jika seorang siswa mengalami apa yang dipelajarinya bukan hanya sekedar mengetahui. Belajar tidak hanya sekedar menghafal tetapi siswa harus dapat mengonstruksikan pengetahuan yang dimiliki dengan cara mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki pada realita kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pengembangan CTL dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis baik dari segi berbahasa maupun bersastra akan membuat pembelajaran lebih bervariasi.

Keunggulan Model Pembelajaran kontekstual sudah dibuktikan oleh penelitian Sheila Beloy Salera yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Contextual Teaching And Learning Terhadap Kemampuan Memahami Teks Laporan Hasil Observasi Oleh Siswa Kelas VII SMP Shafiyyatul Amaliyyah Tahun Pembalajaran 2013/2014.” Dari hasil penelitian tersebut mengemukakan bahwa penerapan model pembelajaran kontekstual dalam kemampuan memahami teks hasil observasi menunjukkan keberhasilan, hal ini terbukti dengan hasil perbandingan nilai kelas pembanding yang lebih rendah yaitu 63,5 dan kelas eksperimen dengan nilai yang lebih tinggi yaitu 77.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Menemukan Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Cerpen Siswa Kelas X SMA Marisi Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.”


(9)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. kemampuan siswa dalam menemukan nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen masih rendah

2. model pembelajaran yang digunakan guru tidak bervariasi

C. Pembatasan Masalah

Suatu penelitian harus dibatasi agar pembahasan masalah tidak meluas, sehingga penelitian terfokus pada satu indikator. Berdasarkan identifikasi masalah, terdapat dua masalah. Peneliti memfokuskan pada masalah yang kedua, yaitu model yang digunakan guru tidak bervariatif, yang secara teoretis dapat memberikan hasil yang lebih baik. Maka, solusi yang ditawarkan penulis dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kontekstual terhadap pembelajaran menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus masalah yang telah dinyatakan pada pembatasan masalah, masalah-masalah yang harus dijawab pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.


(10)

6

1. Bagaimanakah kemampuan menemukan nilai-nilai dalam cerpen oleh siswa X SMA Marisi Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 sebelum menggunakan model pembelajaran kontekstual?

2. Bagaimanakah kemampuan menemukan nilai-nilai dalam cerpen oleh siswa X SMA Marisi Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 setelah menggunakani model pembelajaran kontekstual?

3. Apakah model pembelajaran kontekstual berpengaruh terhadap kemampuan menemukan nilai-nilai dalam cerpen oleh siswa kelas X SMA Marisi Medan tahun pembelajaran 2015/2016?

E. Tujuan Penelitian

Segala sesuatu berorentasi pada tujuan. Penelitian ini juga mempunyai tujuan yaitu sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan menemukan nilai-nilai dalam cerpen sebelum menggunakan model pembelajaran kontekstual siswa kelas X SMA Marisi Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016;

2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan menemukan nilai-nilai dalam cerpen dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual siswa kelas X SMA Marisi Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016;

3. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kontekstual berpengaruh terhadap kemampuan menemukan nilai-nilai dalam cerpen siswa kelas X SMA Marisi Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.


(11)

7

F. Manfaat Penelitian

Secara teoretis manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah memperkaya khazanah ilmu pengetahuan pembelajaran Bahasa Indonesia, khusunya aspek model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran memahami nilai-nilai dalam cerpen.

Secara Praktis dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan pengalaman belajar memahami nilai-nilai dalam cerpen, dan memberikan kesempatan kepada siswa berkreativitas dalam menemukan nilai-nilai dengan model kontekstual. Sedangkan bagi guru dapat menjadi pemahaman alternatif dalam pembelajaran memahami niali-nilai dalam cerpen, mendorong guru untuk melaksanakan pembelajaran yang inovatif, dan mengatasi permasalahan pembelajaran memahami nilai-nilai dalam cerpen.

Dan bagi peneliti dapat mengembangkan wawasan dan pengalaman peneliti serta mengaplikasikan teori yang telah diperoleh.


(12)

68 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka disimpulkan hal-halsebagai berikut.

1. Kemampuan menemukan nilai-nilai cerpen oleh siswa kelas X SMA Marisi Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 sebelum menggunakan model pembelajaran kontekstual memperoleh nilai rata-rata 65.51 dan berada pada kategori cukup.

2. Kemampuan menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen oleh siswa kelas X SMA Marisi Medan setelah menggunakan model pembelajaran kontekstual memperoleh nilai rata-rata 78,1 dan berada pada kategori baik. 3. Pengujian hipotesis membuktikan bahwa thitung>ttabel (14,16> 2,02). Hal ini

membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan model pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen oleh siswa X SMA Marisi Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini perlu diuraikan beberapa saran berikut ini.

1. Kemampuan siswa dalam menemukan nilai-nilai cerpen perlu ditingkatkan lagi. Hal tersebut tentunya memerlukan model pembelajaran yang lebih berpengaruh digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.


(13)

69

2. Selain menggunakan model pembelajaran, guru hendaknya menggunakan sumber-sumber belajar yang bervariasi dan menarik perhatian setiap siswa. 3. Disarankan agar peneliti selanjutnya tetap memperhatikan perkembangan model pembelajaran yang digunakan di sekolah khususnya dalam pembelajaran menemukan nilai-nilai cepen.


(14)

70

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Hasibuan, Andin. 2002. Mahalnya Kebudayaan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Matondang, Husnel, 2009. Kamus Lengkap Ilmu Hadis. Medan: Cita Pustaka Media

Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Muslich, Masnur. 2009. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Nazir. 2010. Metode Penelitian, Cetakan Kelima. Jakarta: Ghalia

Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Jogyakarta: Gajah Mada Press.

Pelly, Usman . 1994. Teori-Teori Sosial Budaya. Jakarta: Direktorat

Purba, Antilan. 2001. Sastra Indonesia Kontemporer. Medan: Usu Press.

Purba, S.A. 2008. Multikultural dalam Fiksi. Bandung: Gramedia.


(15)

71

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Sanjaya, Wina. 2010. Pembelajaran Aktif Diskusi. Jakarta: Rineka Cipta.

Setiani, Kencana. 2002. Pembelajaran Apresiasi Fiksi. Riau: Indeks Jaya.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudijono. 2007. Karakteristik Penilaian Siswa. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1997. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Suroto. 2013. Analisis Fiksi. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryanto, Kasihani E. 2003. Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual

Tarigan, H.G. 1999. Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Balai Pustaka.

Udin S, Winataputra. 2001. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Pusat antar Universitas Untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Intruksional, Dirjen Dikti, Depdiknas.


(1)

1. Bagaimanakah kemampuan menemukan nilai-nilai dalam cerpen oleh siswa X SMA Marisi Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 sebelum menggunakan model pembelajaran kontekstual?

2. Bagaimanakah kemampuan menemukan nilai-nilai dalam cerpen oleh siswa X SMA Marisi Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 setelah menggunakani model pembelajaran kontekstual?

3. Apakah model pembelajaran kontekstual berpengaruh terhadap kemampuan menemukan nilai-nilai dalam cerpen oleh siswa kelas X SMA Marisi Medan tahun pembelajaran 2015/2016?

E. Tujuan Penelitian

Segala sesuatu berorentasi pada tujuan. Penelitian ini juga mempunyai tujuan yaitu sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan menemukan nilai-nilai dalam cerpen sebelum menggunakan model pembelajaran kontekstual siswa kelas X SMA Marisi Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016;

2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan menemukan nilai-nilai dalam cerpen dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual siswa kelas X SMA Marisi Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016;

3. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kontekstual berpengaruh terhadap kemampuan menemukan nilai-nilai dalam cerpen siswa kelas X SMA Marisi Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.


(2)

7

F. Manfaat Penelitian

Secara teoretis manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah memperkaya khazanah ilmu pengetahuan pembelajaran Bahasa Indonesia, khusunya aspek model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran memahami nilai-nilai dalam cerpen.

Secara Praktis dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan pengalaman belajar memahami nilai-nilai dalam cerpen, dan memberikan kesempatan kepada siswa berkreativitas dalam menemukan nilai-nilai dengan model kontekstual. Sedangkan bagi guru dapat menjadi pemahaman alternatif dalam pembelajaran memahami niali-nilai dalam cerpen, mendorong guru untuk melaksanakan pembelajaran yang inovatif, dan mengatasi permasalahan pembelajaran memahami nilai-nilai dalam cerpen.

Dan bagi peneliti dapat mengembangkan wawasan dan pengalaman peneliti serta mengaplikasikan teori yang telah diperoleh.


(3)

68

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka disimpulkan hal-halsebagai berikut.

1. Kemampuan menemukan nilai-nilai cerpen oleh siswa kelas X SMA Marisi Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 sebelum menggunakan model pembelajaran kontekstual memperoleh nilai rata-rata 65.51 dan berada pada kategori cukup.

2. Kemampuan menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen oleh siswa kelas X SMA Marisi Medan setelah menggunakan model pembelajaran kontekstual memperoleh nilai rata-rata 78,1 dan berada pada kategori baik. 3. Pengujian hipotesis membuktikan bahwa thitung>ttabel (14,16> 2,02). Hal ini

membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan model pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen oleh siswa X SMA Marisi Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini perlu diuraikan beberapa saran berikut ini.

1. Kemampuan siswa dalam menemukan nilai-nilai cerpen perlu ditingkatkan lagi. Hal tersebut tentunya memerlukan model pembelajaran yang lebih berpengaruh digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.


(4)

69

2. Selain menggunakan model pembelajaran, guru hendaknya menggunakan sumber-sumber belajar yang bervariasi dan menarik perhatian setiap siswa. 3. Disarankan agar peneliti selanjutnya tetap memperhatikan perkembangan model pembelajaran yang digunakan di sekolah khususnya dalam pembelajaran menemukan nilai-nilai cepen.


(5)

70

Arikunto, S. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Hasibuan, Andin. 2002. Mahalnya Kebudayaan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Matondang, Husnel, 2009. Kamus Lengkap Ilmu Hadis. Medan: Cita Pustaka Media

Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Muslich, Masnur. 2009. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Nazir. 2010. Metode Penelitian, Cetakan Kelima. Jakarta: Ghalia

Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Jogyakarta: Gajah Mada Press.

Pelly, Usman . 1994. Teori-Teori Sosial Budaya. Jakarta: Direktorat

Purba, Antilan. 2001. Sastra Indonesia Kontemporer. Medan: Usu Press.

Purba, S.A. 2008. Multikultural dalam Fiksi. Bandung: Gramedia.


(6)

71

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Sanjaya, Wina. 2010. Pembelajaran Aktif Diskusi. Jakarta: Rineka Cipta.

Setiani, Kencana. 2002. Pembelajaran Apresiasi Fiksi. Riau: Indeks Jaya.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudijono. 2007. Karakteristik Penilaian Siswa. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1997. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Suroto. 2013. Analisis Fiksi. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryanto, Kasihani E. 2003. Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual

Tarigan, H.G. 1999. Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Balai Pustaka.

Udin S, Winataputra. 2001. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Pusat antar Universitas Untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Intruksional, Dirjen Dikti, Depdiknas.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PRINGSEWU TAHUN PELAJARN 2013/2014

0 9 54

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA DALAM MATERI PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA TRI SUKSES NATAR

6 23 61

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SEPUTIH MATARAM TAHUN PELAJARAN 2013-2014

2 18 61

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERKELOMPOK DAN MODEL PEMBELAJARAN PERSEORANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR GERAK DASAR TENDANGAN DEPAN PENCAK SILAT PADA SISWA KELAS X SMA YP UNILA TAHUN AJARAN 2012/2013

1 7 59

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERKELOMPOK DAN MODEL PEMBELAJARAN PERSEORANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR GERAK DASAR TENDANGAN DEPAN PENCAK SILAT PADA SISWA KELAS X SMA YP UNILA TAHUN AJARAN 2012/2013

1 11 61

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

6 20 62

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X SMA MATERI TRIGONOMETRI DALAM PEMBELAJARAN MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

7 85 402

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DISKOVERI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KOTO XI TARUSAN

0 0 11

MODEL PEMBELAJARAN HOLISTIK DAN INTERNALISASI NILAI-NILAI KARAKTER SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

1 1 8