EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS X
SMA NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh :
Indah Sri Lestari
Penyelenggaraan sistem Pendidikan di Indonesia pada umumnya lebih mengarah
pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan
berorientasi pada kuantitas agar mampu melayani sebanyak-banyaknya peserta
didik, sehingga tidak dapat mengakomodir kebutuhan peserta didik secara
individual diluar kelompok. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran
yang lebih tepat dan menarik, dimana siswa dapat belajar secara kooperatif, dapat
bertanya meskipun tidak pada guru secara langsung, dan mengemukakan
pendapat. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan
menerapkan model pembelajaran Co-op Co-op.
Rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimanakah efektivitas model
pembelajaran Co-op Co-op dalam pmbelajaran sejarah pada siswa kelas X SMA
N 1 Simpang Pematang Tahun Pelajaran 2014/2015? Tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Coop Co-op dalam pmbelajaran sejarah siswa kelas X di SMA N 1 Simpang
Pematang Tahun Pelajaran 2014/2015. Metode yang digunakan adalah
eksperimen dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner, dokumentasi, dan
observasi. Teknik analisis data yang digunakan yakni teknik analisis deskriptif
kuantitatif.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat efektivitas penggunaan
model pembelajaran Co-op Co-op dalam pembelajaran sejarah mencapai 78,8%
dengan rincian setiap komponen atau aspek fokus mencapai 78,7%, aspek sintaks
mencapai 75,9%, aspek sistem sosial mencapai 85,4 %, dan aspek sistem
pendukung mencapai 75,2%. Dengan jumlah presentase keseluruhan data
pencapaian persentase sebesar 78,8%, diinterpretasikan kedalam kategori
interpretasi skor efektivitas maka penggunaan model pembelajaran Co-op Co-op
dalam pembelajaran sejarah siswa kelas X 1 SMA Negeri 1 Simpang Pematang
Tahun pelajaran 2014/2015 dinyatakan kuat/efektif.

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS X
SMA NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh

Indah Sri Lestari

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN LMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Rejomulyo Kecamatan Way Serdang

Kabupaten Mesuji, pada tanggal 22 Agustus 1992, merupakan
anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Mat Dukro
dengan Ibu Suwarti.
Pendidikan penulis dimulai dari Taman Kanak-Kanak Kasih Ibu, Way Serdang, Mesuji
dan lulus pada tahun 1998. Kemudian penulis melanjutkan Sekolah Dasar di SD Negeri
1 Rejomulyo yang selesai pada tahun 2004. Tahun 2007, penulis menyelesaikan
pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 2 Way Serdang dan menyelesaikan
pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Simpang Pematang pada tahun 2010.
Tahun 2010, penulis tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
yang diterima melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN).
Pada tahun 2013 penulis telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata dan juga Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Gunung Terang.

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT, dengan keikhlasan hati dan
mengharap ridho-Nya kupersembahkan skripsi ini kepada :


• Kedua orang tuaku tercinta Bapak Mat Dukro dan Mamak
Suwarti (Alm) yang selalu memberikan do’a, semangat dan
harapan demi tercapainya cita-citaku.
• Para pendidik yang senantiasa selalu memberikan saran,
masukan dan ilmu yang bermanfaat kepadaku.
• Almamater tercinta Universitas Lampung.

MOTO

At the end of life we will not be judged by how many diplomas we
have received, how much money we have made, how many great
things we have done.
We will judged by i was hungry, and you gave me something to
eat, i was naked and you clothed me, i was homeless and you took
me in.
Hungry not only for bread but hungry for love. Naked not only for
clothing but naked of human dignity and respect. Homeless not
only for want of a home of bricks but homeless because of
rejection.
(Mother Teresa)


SANWACANA

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas rahmat, hidayah dan kemudahan yang
telah diberikan-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Co-op Co-op Dalam Pemelajaran
Sejarah Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Simpang Pematang Tahun Pelajaran
2014/2015” penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.

Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga
dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari banyaknya dukungan, bimbingan,
serta motivasi dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:
1. Bapak Dr.H.Bujang Rahman, M.Si. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung;
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
3. Bapak Drs. H. Buchori Asyik, M.Si., Pembantu Dekan II Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., Pembantu Dekan III Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si.,

Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung;
6. Bapak Drs. H. Maskun, M.H., Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan
sekaligus pembimbing I yang yang telah banyak memberi bimbingan,
pengarahan, nasehat serta masukan dan arahannya yang sangat berguna
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan;
7. Bapak M. Basri, S.Pd., M.Pd., dosen pembimbing akademik dan sebagai
pembimbing II dengan ikhlas dan sabar memberikan arahan, masukan,
motivasi dan bimbingannya kepada penulis dengan baik dalam
menyelesaikan skripsi ini;
8. Bapak Drs. H. Iskandar Syah, M.H., selaku dosen pembahas yang dengan

sabar memberikan arahan dan masukan guna terselesaikannya skripsi ini;
9. Bapak Drs. H. Ali Imron, M.Hum., Bapak Drs. Syaiful M, M.Si., Bapak
Drs. H. Tontowi Amsia, M.Si., Bapak Hendry Susanto, S. S ,M.Hum, Ibu
Dr. Risma Margaretha Sinaga, M.Hum., Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd,
M.Hum., Bapak Drs Wakidi, M.Hum., Bapak Suparman Arif, S.Pd, M.Pd.,
dosen di Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah membimbing
penulis selama menjadi mahasiswa;
10. Bapak dan Ibu staff tata usaha dan karyawan Universitas Lampung;

11. Bapak Drs. Hari Saptono, Kepala SMA Negeri 1 Simpang Pematang yang
telah memberikan izin penulis melakukan penelitian skripsi
12. Ibu Arenawati, S.Pd, waka kurikulum SMA Negeri 1 Simpang Pematang
yang telah membantu penulis selama penelitian skripsi
13. Bapak Drs. Zaenal Arif, guru mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1
Simpang Pematang yang telah membantu dalam melaksanakan penelitian.
14. Sahabatku mbak Riza, Rido, Hesti, Anwar. Terima kasih untuk semangat
yang selalu kalian berikan. Terima kasih karena selalu ada di saat saya
ingin menyerah.
15. Teman-teman seperjuangan 2010 yang tidak bisa disebutkan satu persatu
serta teman-teman KKN/PPL Toto Mulyo.

16. Semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan skripsi.
Penulis berharap semoga Allah memberikan balasan atas semua kebaikan pihak
yang telah membantu. Penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih terdapat banyak kekurangan, kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya
semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung,
Penulis,

Indah Sri Lestari

Juni 2015

i

DAFTAR TABEL

Tabel


Halaman

1. Tabel 3.1 Jumlah Populasi Kelas X .............................................................
2. Tabel 3.2 Jumlah Sampel Kelas X 1 ............................................................
3. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kuesioner ....................................................
4. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi .......................................
5. Tabel 3.5 Kategori Skala Likert ...................................................................
6. Tabel 3.6 Rumus mencari skor ideal kuesioner ...........................................
7. Tabel 3.7 Skor ideal Kuesioner....................................................................
8. Tabel 3.8 Kategori Skala Guttman...............................................................
9. Tabel 3.9 Rumus mencari skor ideal lembar observasi ...............................
10. Tabel 3.10 Skor Ideal Lembar Observasi...................................................
11. Tabel 3.11 Rumus persentase efektivitas ...................................................
12. Tabel 3.12 Interpretasi skor efektivitas ......................................................
13. Tabel 4.1 Daftra Nama Guru dan Karyawan SMA N 1 Simpang Pematang
14. Tabel 4.2 Jumlah Siswa-Siswi kelas X SMA N 1 Simpang Pematang......
15. Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana SMA N 1 Simpang Pematang.................
16. Tabel 4.4 Hasil Jawaban Kuesioner ...........................................................
17. Tabel 4.5 Data Efektivitas Aspek Fokus....................................................
18. Tabel 4.6 Data Efektivitas Aspek Sintaks..................................................

19. Tabel 4.7 Data Efektivitas Aspek Sistem Sosial........................................
20. Tabel 4.8 Data Efektivitas Aspek Sistem Pendukung................................
21. Tabel 4.9 Rakapitulasi Data Hasil Penelitian.............................................
22. Tabel 4.10 Tabulasi Data Efektivitas .........................................................
23. Tabel 4.11 Rekapitulas Persentase Data Efektivitas ..................................

27
28
32
33
35
35
36
36
37
37
38
38
43
45

45
49
51
53
56
59
62
65
68

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERNYATAAN
HALAMAN RIWAYAT HIDUP
HALAMAN PERSEMBAHAN
HALAMAN MOTTO
SANWACANA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Analisis Masalah .................................................................................. 4
1.2.1. Identifikasi Masalah .................................................................. 4
1.2.2. Pembatasan Masalah ................................................................. 4
1.2.3. Rumusan Masalah...................................................................... 4
1.3. Tujuan, Kegunaan, dan Ruang Lingkup Penelitian ............................ 5
1.3.1. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
1.3.2. Kegunaan Penelitian .................................................................. 5
1.3.3. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA
2.1. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 8
2.1.1. Model Pembelajaran .................................................................. 8
2.1.1.1. Pengertian Model Pembelajaran ............................................. 8
2.1.1.2. Macam-macam Model Pembelajaran ..................................... 9
2.1.1.3. Model Pembelajaran Co-op Co-op ....................................... 10
2.1.1.4. Efektivitas Model Pembelajaran ........................................... 18
2.1.1.5. Hasil Belajar ......................................................................... 21
2.2.Kerangka Pikir dan Paradigma .......................................................... 24
2.2.1 Kerangka Pikir .......................................................................... 24
2.2.2 Paradigma ................................................................................. 25
III. METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian............................................................................ 26

3.1.1 Metode Yang Di gunakan ...................................................... 26
3.2 .Populasi Dan Sampel ...................................................................... 27
3.2.1. Populasi ................................................................................ 27
3.2.2. Sampel .................................................................................. 27
3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel ................................................. 28
3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel .................... 29
3.3.1. Variabel Penelitian ................................................................. 29
3.3.2. Definisi Operasional Variabel ................................................ 30
3.4. Instrumen Penelitian ......................................................................... 30
3.5. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 31
3.5.1 Kuesioner ................................................................................ 31
3.5.2 Dokumentasi............................................................................ 32
3.5.3 Observasi ................................................................................. 33
3.6. Langkah-langkah Penelitian ............................................................. 33
3.7. Teknis Analisis Data ....................................................................... 34
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian.............................................. 40
4.1.1. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Simpang Pematang .............. 40
4.1.2. Periodisasi Kepemimpinan SMA N 1 Simpang Pematang .... 41
4.1.3 Visi dan Misi Sekolah............................................................ 42
a. Visi ..................................................................................... 42
b. Misi .................................................................................... 42
4.1.4 Tenaga Kependidikan ............................................................ 43
4.1.5 Data Siswa ............................................................................. 44
4.1.6 Sarana dan Prasarana Sekolah ................................................. 45
4.1.7 Kondisi Sarana dan Prasarana ................................................. 46
4.1.7.1 Laboratorium IPA ....................................................... 46
4.1.7.2 Laboratorium Komputer ............................................. 47
4.1.7.3 Perpustakaan Sekolah ................................................ 44
4.1.7.4 Unit Kesehatan Sekolah (UKS) ................................. 48
4.1.8 Observasi dan Pengenalan Kegiatan Kesiswaan ..................... 48
4.2 Hasil Penelitian ................................................................................ 48
4.2.1 Perolehan Data Kuesioner ....................................................... 48
4.3 Pembahasan ...................................................................................... 62
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan................................................................................ 71
5.2 Saran ........................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan sistem Pendidikan di Indonesia pada umumnya lebih mengarah
pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan
berorientasi pada kuantitas agar mampu melayani sebanyak-banyaknya peserta
didik, sehingga tidak dapat mengakomodir kebutuhan peserta didik secara
individual diluar kelompok, pada hakikatnya pendidikan hendaknya mampu
mengembangkan potensi kecerdasan serta bakat yang di miliki peserta didik
secara optimal sehingga peserta didik dapat mengembangkan potensi diri yang di
milikinya menjadi suatu prestasi yang punya nilai jual.
Hakekat pembelajaran adalah memberikan bimbingan dan fasilitas agar siswa
belajar. Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru diharapkan mengupayakan
cara-cara komunikasi yang efektif, sehingga dapat dijadikan sebagai alat untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang mendorong siswa agar belajar secara berhasil.
Keberhasilan siswa dalam proses belajar tersebut ditandai dengan meningkatnya
penguasaan konsep materi yang telah diajarkan. Sebagai tolak ukurnya adalah
pencapaian kriteria ketuntasan minimal.

2

Berdasarkan hasil wawancara guru kimia di SMA Negeri 1 Simpang Pematang
pada penelitian pendahuluan, proses pembelajaran yang dilakukan pada umumnya
masih menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah,

tanya

jawab dan latihan soal. Pada metode ceramah, siswa dapat memperoleh langsung
ilmu yang ditransfer oleh guru, tetapi siswa kurang dapat berkembang dan
menggali potensi dirinya karena dalam metode ini guru lebih berperan aktif
sehingga siswa kurang dapat berkembang dan menggali potensi dirinya, secara
tidak langsung siswa menjadi pasif dan cenderung hanya sebagai pendengar.
Artinya pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran yang masih berpusat
pada guru (teacher centered learning). Kegiatan pembelajaran tersebut kurang
sejalan dengan proses pembelajaran yang seharusnya diterapkan pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu proses pembelajaran yang menempatkan
siswa sebagai pusat pembelajaran (student centered learning).

Dalam

pembelajaran KTSP guru berperan sebagai fasilitator dan motivator, serta siswa
dituntut untuk memiliki kompetensi khusus setelah proses pembelajaran.
Tujuan Pendidikan nasional adalah mengupayakan perluasan dan pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat
Indonesia sendiri secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lindungan
sesuai dengan potensinya. Sebagai perwujudan pencapaian tujuan tersebut maka
belajar merupakan suatu proses aktif memerlukan dorongan dan bimbingan ke
arah tercapainya tujuan yang dikehendaki.
Untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan, harus didukung oleh iklim
pembelajaran yang kondusif. Iklim pembelajaran yang dikembangkan oleh guru
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan

3

belajar siswa. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa kualitas dan keberhasilan
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketetapan guru dalam
memilih dan menggunakan metode pembelajaran.
Secara teoretis adalah mudah untuk mempelajari semua metode atau model yang
disarankan oleh para pakar pendidikan dan pakar pembelajaran, akan tetapi dalam
praktek sangat sulit menerapkan, jika akan dikaitkan dengan kekhususan mata
pelajaran atau bidang studi yang masing-masing telah memiliki standar materi dan
tujuan-tujuan kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Khususnya dalam mata
pelajaran sejarah, masih sedikit sekali tersedia buku panduan untuk bahan ajar di
kelas. Maka dari itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang lebih tepat dan
menarik, dimana siswa dapat belajar secara kooperatif, dapat bertanya meskipun
tidak pada guru secara langsung, dan mengemukakan pendapat.
Pelajaran sejarah merupakan bagian-bagian dari ilmu sosial yang mempunyai
peranan yang sangat penting dalam rangka menumbuhkan rasa nasionalisme, hal
ini sejarah merupakan kajian ilmu yang menjelaskan tentang peristiwa pada
masa lampau yang disertai dengan fakta-fakta yang jelas.
Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan
menerapkan model pembelajaran Co-op Co-op. Dipilih model pembelajaran Coop Co-op karena model pembelajaran ini memberi kesempatan pada siswa untuk
berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain dan akan menambah
variasi model pembelajaran yang lebih menarik, menyenangkan, meningkatkan
aktivitas dan kerja sama siswa. Pembelajaran kooperatif dengan model Co-op Co-

4

op ini mudah diterapkan pada semua mata pelajaran termasuk sejarah (Slavin,
2005:12).

1.2 Analisis Masalah
1.2.1 Identifikasi maslah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat di
identifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Efektivitas penggunaan model pembelajaran Co-op Co-op dalam
pembelajaran sejarah.
2. Latar belakang penggunaan model pembelajaran Co-op Co-op dalam
pembelajaran sejarah.
3. Pengaruh penggunaan model pembelajaran Co-op Co-op terhadap
pembelajaran sejarah.

1.2.2 Pembatasan Masalah
Mengingat terbatasnya kemampuan dan waktu dari penulis, maka masalah yang
akan di angkat pada penelitian ini dibatasi pada :
“ Efektivitas model pembelajaran Co-op Co-op dalam pembelajaran sejarah siswa
SMA N 1 Simpang Pematang Tahun Pelajaran 2014/2015”

1.2.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Bagaimanakah efektivitas model pembelajaran Co-op Co-op dalam pembelajaran

5

sejarah pada siswa kelas X SMA N 1 Simpang Pematang Tahun Pelajaran
2014/2015?

1.3 Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektivitas model pembelajaran Co-op Co-op dalam pembelajaran
sejarah siswa kelas X di SMA N 1 Simpang Pematang Tahun Pelajaran
2014/2015.

1.3.2 Kegunaan Penelitian
Manfaat penelitian tentang efektivitas model pembelajaran Co-op Co-op dalam
meningkatkan hasil belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Simpang
Pematang adalah:
a. Manfaat Teoritis
Manfaat yang diperoleh yaitu hasil penelitian tentang efektivitas model
pembelajaran Co-op Co-op dalam pembelajaran sejarah siswa kelas X SMA
Negeri 1 Simpang Pematang dapat dimanfaatkan untuk pengetahuan khususnya
mata pelajaran sejarah, juga memberikan sumbangan informasi bagi peneliti yang
akan meneliti permasalahan yang sama guna penyempurnaan penelitian ini.
b. Manfaat Praktis
 Manfaat bagi siswa

6

 Melatih siswa umtuk aktif dan kreatif.
 Menumbuhkan semangat kerjasama dalam pembelajaran kooperatif model
Co-op Co-op keberhasilan individu merupakan tanggung

jawab

kelompok.
 Dengan menggunakan

model pembelajaran Co-op Co-op diharapkan

dapat memotivasi siswa untuk lebih semangat dalam belajar.
 Diharapkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah dapat
meningkat.

 Manfaat bagi guru
 Sebagai motivasi guru untuk meningkatkan ketrampilan memilih setrategi
pembelajaran yang sesuai dan bervariasi.
 Dengan

menggunakan

model

pembelajaran

Co-op

Co-op

dapat

meningkatkan profesionalisme guru.

1.3.3

Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi suatu kerancuan dalam sebuah penelitian, perlu sekali penulis
berikan batasan ruang lingkup yang akan mempermudah pembaca memahami isi
karya tulis ini. Adapun ruang lingkup tersebut adalah :

7

1. Objek Penelitian

: Model pembelajaran Co-op Co-op

2. Subjek Penelitian

: Siswa kelas X SMA N 1 Simpang Pematang

3. Tempat Penelitian

: SMA N 1 Simpang Pematang

4. Waktu Penelitian

: 2014

5. Konsentrasi Ilmu

: Pendidikan

8

REFERENSI

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan
Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta : Bumi Aksara. Hlm.53
Ibid
Slavin, Robert E. 2005. Coopertive Leraning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media. Hlm. 12

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Model Pembelajaran.
2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukisakan prosedur yang
sistematis dalam mengorgannisaikan pengalaman belajar peserta didik untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
mengajar ( Syaiful Sagala, 2005:15)
Sedangkan menurut Joyce dan Well (2000:13) menjelaskan secara luas bahwa
model pembelajaran merupakan deskripsi
menggambarkan

perencanaan

kurikulum,

dari lingkungan belajar yang
kursus-kursus,

rancangan

unit

pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, program multimedia
dan bantuan belajar melalaui program komputer. Masih menurut Joyce dan Weil
hakekat mengajar adalah membantu pelajar (peserta didik) memperoleh informasi,
ide, ketrampilan, nilai-nilai, cara berfikir, dan belajar bagaimana belajar.
Menurut pendapat di atas, jadi model pembelajaran adalah sebagai suatu rencana
yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat
terlihat kegiatan guru dan peserta didik di dalam mewujudkan kondisi belajar atau

9

sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada peserta didik.
Secara implisist di balik tahapan pembelajaran tersebut terdapat karakteristik
lainnya dari sebuah model dan rasional yang membedakan antara model
pembelajaran yang satu dengan model pembelajaran yang lainnya.

2.1.1.2 Macam-macam Model Pembelajaran.
Dalam metode pembelajaran Kooperatif Learning terdapat beberapa macam
model pembelajaran, antara lain yaitu :
a. Model Pembelajaran Two Stay Two Stray
Model pembelajaran Two Stay Two Stray / Dua Tinggal Dua Tamu
merupakan model pembelajaran yang memberi

kesempatan kepada

kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok
lainnya. Hal ini dilakukan dengan cara saling mengunjungi/bertamu antar
kelompok untuk berbagi informasi.
b. Model Pembelajaran Keliling Kelompok
Dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas. Dalam
kegiatan

keliling

kelompok,

masing-masing

anggota

kelompok

berkesempaatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan
pandangan anggota yang lain.
c. Model Pembelajaran Make A Match ( mencari pasangan)
Teknik metode pembelajaran make a match atau mencari pasangan
dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini
adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau

10

topik dalam suasana yang menyenangkan. Bisa diteraapkan untuk semua
mata pelajaran dan tingkatan kelas.
d. Model Pembelajaran Co-op Co-op
Model Pembelajaran Co-op co-op adalah sebuah bentuk group
investigation yang menempatkan tim dalam kooperasi antara satu dengan
yang lainnya (seperti namanya) untuk mempelajari sebuah topik di kelas.
e. Model Pembelajaran Bertukar Pasangan
Teknik metode pembelajaran bertukar pasangan merupakan model
pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama
dengan orang lain. Model pembelajarn ini bisa diterapkan untuk semua
mata pelajaran dan tingkatan kelas.

2.1.1.3 Model Pembelajaran Co-op Co-op
2.1.1.3.1

Pengertian Model Pembelajaran Co-op Co-op

Model Pembelajaran Co-op Co-op merupakan model pembelajaran kooperatif
yang berorientasi pada tugas pembelajaran dan peserta didik mengendalikan apa
dan bagaimana mempelajari bahan yang harus ditugaskan kepada mereka Setiap
peserta didik mempunyai topik mini yang harus diselesaikan, dan setiap kelompok
memberikan kontribusi yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaran (Slavin,
2005: 229). Model Pembelajaran Co-op co-op adalah sebuah bentuk group
investigation yang menempatkan tim dalam kooperasi antara satu dengan yang
lainnya (seperti namanya) untuk mempelajari sebuah topik di kelas.

11

2.1.1.3.2

Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Co-op Co-op

 Kelebihan Model Pembelajaran Co-op Co-op
Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah optimalisasi partisipasi siswa.
Model Pembelajaran Co-op Co-op ini memberi kesempatan sedikitnya delapan
kali lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi
mereka kepada orang lain. Struktur model pembelajaran Co-op Co-op juga akan
lebih sesuai untuk materi-materi yang didasarkan pada keterampilan-keterampilan
tertentu seperti membaca dan menulis.

 Kelemahan Model Pembelajaran Co-op co-op
Di samping mempunyai keunggulan, model pembelajaran Co-op Co-op juga
mempunyai kelemahan. Kelemahannya antara lain yaitu :
a. Model pembelajaran Co-op Co-op belum banyak diterapkan di sekolah.
b. Sangat

memerlukan

kemampuan

dan

ketrampilan

guru,

waktu

pembelajaran berlangsung guru melakukan intervensi secara maksimal.
c. Menyusun bahan ajar setiap pertemuan dengan tingkat kesulitan yang
sesuai dengan taraf berfikir anak.
d. Mengubah kebiasaan siswa belajar dari yang dengan cara mendengarkan
ceramah diganti dengan belajar berfikir memecahkan masalah secara
kelompok, hal ini merupakan kesulitan sendiri bagi siswa.
2.1.1.3.3

Langkah-langkah Penggunaan Model Pembelajaran Co-op Co-op

 Tahap 1: Diskusi kelas yang terpusat pada siswa.
Pada awalnya, suatu unit kelas yang menggunakan metode Co-Op Co-Op
menganjurkan siswa untuk mengungkapkan dan minatnya dalam subjek

12

yang akan dipelajari. Suatu inisial kelompok membaca, ceramah, atau
eksperimen dapat tersimpan pada tujuan ini. Selanjutnya lakukan diskusi
kelas yang berpusat pada siswa. Tujuan dari diskusi ini akan
meningkatkan keterlibatan siswa dalam mempelajari suatu unit melalui
penemuan dan stimulasi kuriositas, bukan membawa mereka ke topik
studi. Diskusi akan membawa ke suatu pemahaman di antara guru dan
semua siswa tentang apa yang siswa inginkan untuk dipelajari dan
pengalaman dalam hubungan ke topik yang akan dipelajari. Waktu yang
dibutuhkan untuk tahap pertama ini bergantung pada bagian tingkatan
perbedaan minat yang dimiliki siswa pada suatu topik. Manfaat awal dari
diskusi yang berpusat pada siswa tidak dapat diremehkan; ini tidak
memungkinkan bahwa Co-Op Co-Op akan menjadi berhasil untuk
beberapa siswa yang tidak berminat secara aktif dalam suatu topik yang
dihubungkan ke suatu unit dan tidak termotivasi untuk belajar lebih
banyak tentang suatu topik.
 Tahap 2: Pemilihan tim belajar siswa dan pembentukan tim.
Bila siswa tidak siap bekerja dalam tim, tandai mereka dan distribusikan
ke dalam 4-5 anggota tim yang heterogen seperti dalam STAD. Gunakan
latihan pembentukan tim yang digunakan dalam STAD atau mereka telah
bekerja beberapa minggu pada unit STAD atau jigsaw II sebelum
memulai unit Co-Op Co-Op. Siswa dituntut sudah mengembangkan
kejujuran dan keterampilan bekerja kelompok yang baik sebelum
memulai Co-Op Co-Op.

13

 Tahap 3: Pemilihan topik.
Izinkan siswa memilih topik untuk tim mereka. Bila pemilihan topik tim
tidak secara langsung mengikuti diskusi kelas yang berpusat pada siswa,
mengingatkan siswa (lewat papan tulis, overhead, atau ringkasan)
mengenai topik kelas secara keseluruhan yang telah ditunjukkan dan
paling diminati. Penunjukkan bahwa tim dapat bekerjasama sangat penuh
dalam mewujudkan tujuan kelas bila mereka memilih topik yang
dihubungkan kepada minat kelas. Doronglah siswa untuk mendiskusikan
variasi topik di antara diri mereka juga dapat menyelesaikan topik yang
paling diminati untuk tim mereka. Seperti diskusi tim yang menjadi
minat mereka dan mulai menyelesaikan suatu topik, sebarkan di antara
mereka dan bertindak sebagai fasilitator. Bila dua tim mulai
menyelesaikan pada topik yang sama, Anda dapat menunjukkan hasil ini
dan mendorong tim untuk mencapai kompromi, melalui pembagian topik
itu atau melalui pengalihan salah satu tim memilih topik yang diminati
lainnya. Bila tidak ada tim yang menyelesaikan pada suatu topik berarti
kelas menganggap penting, Anda dapat menunjuk hasil ini dan
mendorong siswa untuk merespon yang dibutuhkan. Bila tahap ketiga
dari Co-Op Co-Op ini berhasil secara lengkap, masing-masing tim
mempunyai sebuah topik dan merasa kenal dengan topik tersebut. Guru
bisa memfasilitasi kesatuan kelas melalui penunjukan masing-masing
topik yang membuat kontribusi yang penting untuk tujuan kelas, yakni
ketuntasan unit belajar.

14

 Tahap 4: Pemilihan minitopik.
Seperti kelas sebagai keseluruhan membagi unit belajar ke dalam bagianbagian topik untuk menciptakan suatu pembagian kerja di antara anggota.
Masing-masing siswa memilih minitopik yang mengungkap satu aspek
dari topik tim. Minitopik bisa tumpang tindih, dan anggota tim didorong
untuk berbagi referensi dan sumber, tetapi masing-masing minitopik
harus menyediakan kontribusi yang unik untuk usaha tim. Guru
melibatkan siswa dalam pemilihan minitopik yang bervariasi, bergantung
pada tingkat kemampuan siswa. Guru perlu mengetahui bahwa minitopik
sesuai dengan siswa atau siswa cocok dan menerimanya. Dengan kata
lain, minitopik-minitopik tersebut cocok untuk level minat siswa atau
cukup sumber-sumber yang tersedia pada mereka. Karena perbedaan
dalam kemampuan dan minat, ini dapat diterima dan alami untuk
beberapa siswa berkontribusi lebih daripada yang lainnya untuk usaha
tim, tetapi semua anggota perlu untuk membuat suatu kontribusi yang
bermanfaat. Guru-guru dapat mengerjakan ini melalui: (1) mengizinkan
siswa untuk mengevaluasi kontribusi teman yang menjadi anggota tim
mereka; (2) menandai kertas kerja individu atau projek untuk siswa pada
minitopik mereka; dan (3) memantau kontribusi individu. Bila minitopik
dipilih dengan tepat, masing-masing siswa akan membuat kontribusi
yang unik untuk usaha kelompok, dan dengan demikian anggota
kelompok mempunyai sumbangan untuk ketuntasan minitopik mereka.

15

 Tahap 5: Persiapan minitopik.
Setelah siswa membagi topik tim ke dalam minitopik, mereka bekerja
secara individu. Mereka masing-masing mengetahui bahwa mereka dapat
mengerjakan untuk minitopik mereka dan kelompok bergantung pada
mereka untuk mengungkap suatu aspek penting dari usaha tim.
Penyediaan minitopik mengambil bentuk yang berbeda-beda, bergantung
pada sifat-sifat unit kelas yang akan diungkap. Penyediaan bisa
melibatkan

penelitian

perpustakaan,

pengumpulan

data

melalui

wawancara atau eksperimentasi, kreasi projek individu, atau suatu
aktivitas ekspresif seperti menulis atau melukis. Aktivitas tersebut
mengambil minat yang sangat tinggi karena siswa tahu mereka akan
berbagi produk mereka dengan anggota tim mereka dan pekerjaan
mereka itu akan berkontribusi untuk presentasi tim.
 Tahap 6: Presentasi minitopik.
Setelah siswa bekerja sendiri secara lengkap, mereka menampilkan
minitopik mereka untuk anggota timnya. Presentasi minitopik dalam tim
akan menjadi formal, yaitu masing-masing anggota tim memberikan
waktu yang khusus, dan menunggu saat menampilkan minitopiknya.
Presentasi minitopik dan diskusi dalam tim dilakukan dalam suatu cara
yang sesuai dengan pengetahuan atau pengalaman semua anggota tim
yang diperlukan oleh masing-masing anggota. Mengikuti presentasi,
anggota lain mendiskusikan topik tim seperti suatu panel ahli. Siswa
mengetahui minitopik-minitopik itu, seperti irisan teka-teki jigsaw, harus
diambil bersama-sama seluruhnya bertalian untuk keberhasilan presentasi

16

tim untuk kelas. Interaksi dengan teman sebaya atas suatu topik umum
berkenaan dengan melengkapi suatu kesempatan untuk beberapa
pembelajaran yang sangat penting untuk terjadi. Selama presentasi
minitopik, pembagian kerja dalam tim mungkin dianjurkan juga bahwa
salah satu anggota tim membuat catatan, yang lainnya mengajukan kritik,
yang lainnya berperan sebagai pendukung, dan yang lainnya mengecek
bagian-bagian pendapat yang benar dan yang keliru dalam informasi
yang dipresentasikan. Waktu mungkin disediakan untuk umpan-balik,
siswa bisa melaporkan kembali kepada tim setelah mereka meneliti,
memperbaiki, atau memikirkan-kembali minitopik mereka dalam
penjelasan dari umpan-balik yang mereka terima dari tim. Anggota
mendorong anggota tim untuk mengetahui sisa pertanyaan yang
berkenaan dengan minitopik yang tidak terjawab; anggota tim dapat
merespon untuk kelompok mereka.
 Tahap 7: Persiapan presentasi tim.
Siswa didorong untuk mengintegrasikan semua material minitopik dalam
presentasi tim. Di sini harus terjadi suatu sintesis aktif dari minitopik
yaitu selama diskusi tim, tampilan tim akan menjadi lebih dari seluruh
presentasi minitopik. Diskusi dalam bentuk presentasi tim akan
mengikuti sintesis material minitopik. Presentasi panel yang mana
masing-masing laporan anggota tim pada minitopik juga mengecilkan
hati, seperti mereka bisa menampilkan suatu kesalahan untuk mendekati
sintesis kooperatif tingkat tinggi. Bentuk tampilan akan ditentukan oleh
isi material. Sebagai contoh, bila suatu kelompok tidak dapat datang

17

untuk suatu konsensus, bentuk ideal untuk presentasi mereka akan
menjadi tampilan suatu debat untuk kelas. Format tanpa-ceramah, seperti
pameran, demonstrasi, pusat belajar, lakon pendek yang lucu, dan tim
yang berhubungan dengan diskusi kelas sangat didorong. Penggunaan
papan tulis, overhead, media pandang-dengar, dan ringkasan juga
didorong.
 Tahap 8: Presentasi tim.
Selama presentasi, tim mengambil kontrol ruangan-kelas. Anggota tim
dapat merespon mengenai waktu, ruangan, dan sumber-sumber kelas
yang digunakan selama presentasi mereka; dan mereka didorong untuk
membuat penggunaan penuh dari fasilitas-fasilitas ruang-kelas. Karena
tim sulit mengelola waktu secara umum harus menunjuk seorang
pencatat waktu kelas yang bukan anggota dari tim yang tampil. Pencatat
waktu mengangkat kartu perhatian bila ada lima, satu, dan tidak ada
menit yang tersisa. Tim bisa masuk dalam periode menjawab-pertanyaan
presentasinya dan/atau waktu untuk mengomentari dan umpan-balik.
Sebagai tambahan, selama mengikuti presentasi guru bisa menemukan
manfaat presentasi untuk membawa suatu bagian umpan-balik dan/atau
untuk wawancara tim, yaitu tim lainnya dapat belajar sesuatu dari apa
yang terlibat dalam pengembangan presentasi. Teristimewa tim yang
berhasil diangkat sebagai model. Selama wawancara di akhir-presentasi,
guru mengungkap strategi-strategi yang bisa berguna untuk tim lainnya
pada unit Co-Op Co-Op yang akan datang.

18

 Tahap 9: Evaluasi
Evaluasi mengambil tempat pada tiga tingkatan, yaitu: (1) tampilan tim
dievaluasi oleh kelas; (2) kontribusi individu untuk usaha tim dievaluasi
oleh anggota tim; dan (3) tulisan atau presentasi minitopik dari masingmasing siswa dievaluasi oleh guru.

2.1.1.4 Efektivitas Model Pembelajaran.
2.1.1.4.1

Pengertian Efektivitas Model Pembelajaran.

Efektivitas pada umumnya dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam
mencapai tujuan dan sasarannya. Oemar Hamalik (2001: 171), mengungkapkan
bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan
belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Efektivitas pembelajaran dapat
dilihat dari aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, respon siswa
terhadap pembelajaran dan penguasaan konsep siswa. Penyediaan kesempatan
belajar sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya diharapkan dapat membantu siswa
dalam memahami konsep yang sedang dipelajari. Tolak ukur efektivitas
pembelajaran adalah hasil belajar siswa. Efektivitas menurut Chong dan
Maginson (1981), merupakan kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas
dan sasaran yang ingin dicapai. Efektivitas adalah bagaimana seseorang berhasil
mendapatkan dan memanfaatkan metode belajar untuk memperoleh hasil yang
baik. Efektivitas juga merupakan kesesuaian antara siswa dengan hasil belajar,
dapat dikatakan bahwa makna efektivitas itu berbeda sesuai dengan sudut pndang
dan kepentingan masing-masing.

19

Ciri-ciri Efektivitas menurut Harry Firman (1987), keefektivan program
pembelajaran ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
 Berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang
telah ditetapkan.
 Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara
aktif sehingga mencapai tujuan instruksional.
 Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar.
Jadi, Efektivitas belajar adalah metode belajar siswa dengan usaha yang minimal
dan memanfaatkan metode-metode belajar tertentu untuk menghasilkan prestasi
siswa yang maksimal. Untuk mendapatkan prestasi belajar atau hasil yang baik
dan maksimal siswa diharapkan dapat belajar secara efektiv dan efisien,
diantaranya yaitu dengan berbagai pendekatan dan metode dalam belajar.
2.1.1.4.2

Cara Pengukuran Efektivitas Model Pembelajaran.

Efektivitas dapat dicapai apabila semua unsur dan komponen yang terdapat pada
suatu sistem berfungsi sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Dalam
hal ini yang dimaksud adalah komponen-komponen yang membentuk efektivitas
model pembelajaran. Komponen-komponen yang membentuk suatu model
pembelajaran terdiri dari :
1. Fokus
Fokus merupakan aspek sentral sebuah model. Fokus merujuk pada tujuan
apa yang hendak dicapai dari model pembelajaran tersebut.

20

2. Sintaks
Sintaks atau tahapan dari model yang mengandung uraian tentang model
dalam tindakan. Sintaks merupakan tahapan-tahapan yang jelas dari
keseluruhan program pembelajaran.
3. Sistem sosial
Sistem sosial dalam pembelajaran menggambarkan hubungan antara guru
dan murid yang baik. Dalam pembelajaran peranan guru dan siswa yang
baik akan mengajarkan sikap, keterampilan, dan lain-lain.
4. Sistem pendukung
Sistem pendukung merupakan elemen yang penting dalam pembelajaran,
tersedianya sistem yang mendukung akan memberikan kemudahan guru
dan siswa dalam mencapai hasil belajar yang baik. Sistem pendukung ini
dapat berupa kelengkapan belajar seperti media, dan sumber belajar
(Wahab,2012:53).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efektivitas dalam penelitian ini yakni
ketepatgunaan atau kesesuaian model pembelajaran yang digunakan dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Hal ini mengacu pada

efektivitas model pembelajaran Co-op Co-op apabila melalui tahapan-tahapan
yang termasuk dalam komponen model pembelajaran yakni fokus, sintaks, sistem
sosial, dan sistem pendukung dalam pembelajaran sejarah siswa kelas X SMA N 1
Simpang Pematang.

21

2.1.1.5 Hasil Belajar
Hasilbelajarsering

orang

menyebutnyaprestasibelajar.MenurutWinkel,

prestasiadalahbuktikeberhasilanusaha yang dicapai (Winkel, 1986 :162). Hasil
Belajar menurut (Nana Sudjana 2000 : 7), merupakan suatu kompetensi atau
kecakapan yang dapat dicapai oleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran
yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru di suatu sekolah dan kelas tertentu.
Menurut Nana Sudjana yang dikutipoleh(RochmadWahab 2009 : 24) membagi
lima kategorihasilbelajaryaituinformasi verbal, keterampilanintelektual, kognitif,
sikap, danmotorik.Tipehasilbelajarterdiridari :ranahkognitif, afektifdanpsikomotor
(Bloom

dalamDimyati

2002:26).

tetapimerupakansatukesatuan

Ketiganyatidakdapatberdirisendiri,
yang

tidakdapatdipisahkan,

bahkanmembentukhubunganhierarki.Dalampenelitianinihanyaranahkognitifsaja,
meliputi :
a. tipehasilbelajarpengetahuanhafalan
b. pemahaman
c. penerapan
d. analisis
e. sintesis dan
f. evaluasi.
(Sularyo 2004:9)
Hasil belajar adalah

angka yang

diperoleh siswa yang telah berhasil

menuntaskan konsep-konsep mata pelajaran sesuai dengan kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Begitu

22

juga hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang tetap
sebagai hasil proses pembelajaran. Hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi
tiga ranah,

yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Prinsip yang

mendasari penilaian hasil belajar yaitu untuk memberi harapan bagi siswa dan
guru untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas dalam arti siswa
menjadi pembelajar yang efektif dan guru menjadi motivator yang baik. Dalam
kaitan dengan itu, guru dan pembelajar dapat menjadikan informasi hasil
penilaian sebagai dasar dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah,
sehingga mereka dapat memperbaiki dan meningkatkan belajarnya (Rasyid, 2008
: 67).
Faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar (hasil belajar) yaitu :
1. Faktor bahan atau hal yang dipelajari
Bahan atau hal yang dipelajari ikut menentukan bagaimana proses
pembelajaran dapat berlangsung, dan bagaimana hasilnya agar dapat
sesuai dengan yang diharapkan.
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan terdiri dari:
a. Lingkungan alami
Yang dimaksud dengan lingkungan alami adalah keadaan lingkungan
disekitar siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar, seperti
temperatur udara dan kelembaban. Belajar dengan udara yang segar
akan lebih baik hasilnya daripada belajar dalam kondisi pengab dan
udara panas.

23

b. Lingkungan social
Lingkungan sosial yang baik yang berwujud manusia maupun hal hal
lain akan berpengaruh langsung dalam proses dan hasil belajar siswa.
Siswa yang sedang belaja rmemecahkan persoalan dan dibutuhkan
ketenangan, dengan kehadiran orang lain yang selalu mondar mandir
didekatnya maka siswa tersebut akan terganggu.

3. Faktor instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang ada dan pemanfaatannya telah
dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini dapat
berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
dirancang, faktor ini dapat berupa :
a. Hardware (perangkat keras) seperti gedung, perlengkapan belajar, alat
praktikum.
b. Software (perangkat lunak), perangkat ini berupa kurikulum, program,
peraturan dan pedoman pembelajaran.

4. Faktor kondisi individu siswa
Faktor kondisi individu siswa mencakup dua hal yaitu :
a. Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis sangat berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran
seorang siswa. Seorang siswa yang dalam kondisi bugar jasmaninya
akan berlainan dengan belajarnya siswa yang dalam keadaan kelelahan.

24

Disamping kondisi fisiologis umum, hal yang tidak kalah penting
adalah kondisi pancaindra, terutama penglihatan dan pendengaran.
b. Kondisi Psikologis
Kondisi psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar antara
lain minat, bakat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif
(Surya subrata, 1989 : 113)

2.2

Kerangka Pikir dan Paradigma

2.2.1

Kerangka Pikir

Seberapa baik dan tepat materi sejarah yang ditetapkan belum tentu akan
menjamin tercapainya pendidikan sejarah yang dirumuskan. Salah satu faktor
yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah proses belajar mengajar
yang dilaksanakan. Salah satu implikasi teori belajar konstruktivis dalam
pembelajaran

adalah

kooperatif.

Pembelajaran

kooperatif

memanfaatkan

kecenderungan siswa untuk berinteraksi.Pembelajaran dengan menggunakan
model Co-op Co-op merupakan salah satu dari model kooperatif yang
menggunakan struktur kelompok berpasangan. Meskipun termasuk dalam model
kooperatif, struktur ini memberikan kesempatan mengembangkan kemampuan
berpikir individu. Selain itu model pembelajaran Co-op Co-op juga memberikan
kesempatan

bagi

siswa

untuk

mengembangkan

kemampuan

berpikir,

berpasangan, dan berbagi sehingga kemampuan siswa baik secara individu
maupun

kelompok

dapat

berkembang,

sedangkan

dalam

pembelajaran

konvensional menekankan pembelajaran secara individu dengan guru sebagai
pusat kegiatan. Penyajian masalah dalam pembelajaran Co-op Co-op yang

25

kontekstual melatih siswa secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsepkonsep sejarah. Dengan penerapan model pembelajaran Co-op Co-op diharapkan
hasil belajar siswa dapat meningkat.

2.2.2 Paradigma
Model Pembelajaran Co-op
Co-op

Fokus

Sintaks

Sistem sosial

Efektivitas Model
Pembelajaran Co-op Co-op

Keterangan :
: Garis proses
: Garis hasil

Sistem
pendukung

26

REFERENSI

Diah Yusni Indra Syari. 2010. Efektivitas Metode Cooperative Script Terhadap
Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMA N 9 Bandar Lampung T.P
2009/2010. Skripsi. Bandar Lampung : Universitas Lampung Press. Hlm. 10
Abdul Aziz Wahab. 2012. Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Bandung : Alfabeta. Hlm. 53
Miftahul Huda. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Hlm.123
Robert E Slavin. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung
: Nusa Media. Hlm.229
Ibid. Hlm. 218
Sulastri. 2011. Efektivitas Model PembelajaranPembelajaran Think Pair Share
(TPS) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Bangun
Segiempat Pada Siswa Kelas VII Semester II SMP Negeri 4 Juwana
Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Semarang : IKIP PGRI
Seamarang
(online yang diunduh pada 27 Maret 2014 pukul 14.00 WIB). Hlm. 30
Joyce dan Well.Op. Cit. Hlm 13
OemarHamalik. Op. Cit. Hlm 171

26

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode yang digunakan
Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013;3).
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Metode eksperimen yakni penelitian dengan melakukan percobaan
terhadap kelompok-kelompok eksperimen. Kepada tiap kelompok eksperimen
dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat
dikontrol (Margono,2007:10).
Selanjutnya penelitian eksperimen adalah merupakan suatu penelitian yang
menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas
serta mengamati variabel terikat, untuk melihat perbedaan sesuai dengan
manipulasi variabel bebas tersebut atau penelitian yang melihat hubungan sebab
akibat kepada dua atau lebih variabel dengan memberi perlakuan lebih (treatment)
kepada kelompok eksperimen (Iskandar,2008:64).

27

3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1

Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2013:117).
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang kita tentukan (Margono,2007:118).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA N 1 Simpang
Pematang Tahun Pelajaran 2014/2015. Jumlah populasi kelas X SMA N 1
Simpang Pematang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1 : jumlah populasi kelas X SMA N 1 Simpang PematangTahun Pelajaran
2014/2015
No

Kelas

1.
2.
3.

X1
X2
X3
Jumlah

Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
8
23
20
11
9
21
37
55

Jumlah
31
31
30
92

Sumber : Dokumentasi Tata Usaha SMA N 1 Simpang Pematang Tahun Ajaran
2014/2015

Dari tabel diatas dapat dilihat keseluruhan jumlah populasi kelas

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VII-2 MTSN ANGKUP ACEH TENGAH

0 7 1

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL ROUND TABLE DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM POSING DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH PADA SISWA KELAS X-4 SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 1 ARJASA-JEMBER TAHUN PEMBELAJARAN 2006/2007

0 3 16

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL ROUND TABLE DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM POSING DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH PADA SISWA KELAS X-4 SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 1 ARJASA-JEMBER TAHUN PEMBELAJARAN 2006/2007

1 28 16

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS XI IPA MA DARUL A’MAL METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

2 16 57

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SEPUTIH MATARAM TAHUN PELAJARAN 2013-2014

2 18 61

STUDI PERBANDINGAN LIFE SKILLS (KECAKAPAN HIDUP) SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP DAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP RESUME DENGAN MEMPERHATIKAN KONSEP DIRI PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VII DI SMP NEGERI 2 CANDIPURO, LAMPUNG SELA

1 23 92

KREATIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS X IIS 4 DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 3 53

HUBUNGAN PEMAHAMAN KEMERDEKAAN BERAGAMA DENGAN SIKAP TOLERANSI UMAT BERAGAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG TAHUN 2014/2015

0 15 75

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

6 20 62

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO- OP CO-OP PADA SISWA KELAS XII.IPA-1 SMA N 1 TALAMAU Iriani SMA N 1 Talamau Email: irianigmail.com

0 1 13