PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DISKOVERI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KOTO XI TARUSAN
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DISKOVERI DAN MOTIVASI
BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR
INTRINSIK CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KOTO XI
TARUSAN
1). (2. (3.Riche Karnilla Marsis Yetty Morelent 1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
2) Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta E_mail
Abstract: This research is background this study by problems that occur in class XI SMAN 1 Koto
XI Tarusan on aspects of listening. The problem in this research is focused on the ability to
identify short story intrinsic element, because the value of this capability is low and under the
standart. Contributing faktor is the lack of student motivation and learning monotonousnor is
conventional. Threfore, The problem is formulated in this research influence of discovery learning
method for ability and motivation intrinsik elements identify short story class XI student SMAN 1
Koto XI Tarusan. The theory used are M. Nazir (2014), Roestiyah (2012), Suprijono (2012)
Sardiman (2012), Nurgiyantoro (2010), dan Sugiyono (2006). The research is Quasy Experiment
whit a 2x2 factorial design . The population of this study were all students of class XI IPA SMAN
1 Koto XI Tarusan many as 215 people. The sample size was 72 people whit purposive random
sampling techniques were divided into experimental and control classes. Data collection was
conducted trough two instruments, namely nontes (questionnaire) for the motivation to learn and
test (essay) for the ability to identify short story intrinsic element. Discussion and analyzing the
data is done in accordance whit the descriptive-analytic study concept experiments. Based on the
results of the data analysis and discussion can be summarized as follows. First, the ability of to
identify short story intrinsic element of the student taught using discovery learning better is
compared whit the ability to identify short story intrinsic element of student studying
conventionally. Scond, the ability to identify short story intrinsic element of students who have
high motivation to learn conventionally. Third, the ability to identify short story intrinsic element
of the student who have low motivation to learn whit discovery learning better than the ability to
identify short story intrinsic element of the students who have low motivation to learn
conventionally. Fourth, there is no interaction between the user of discovery learning and the
motivation to learn on the ability to indentify the intrinsic element of the short story.Key words : short story, motivation to learn, discovery learning.
Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang terjadi pada aspek kemampuan
mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 1 Koto XI Tarusan antara lain.
Rendahnya tingkat penguasaan siswa pada aspek kebahasaan dalam mengidentifikasi unsur
intrinsik cerpen, Metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi dan membosankan. Oleh
karena itu, pada penelitian ini membahas pengaruh metode pembelajaran diskoveri dan motivasi
belajar terhadap kemampuan mengidentifikasi unsure intrinsik cerpen siswa kelas XI SMAN 1
Koto XI Tarusan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pendapat M. Nazir
(2014), Roestiyah (2012), Suprijono (2012) Sardiman (2012), Nurgiyantoro (2010), dan Sugiyono
(2006). Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain eksperimen faktorial 2x2. Populasi penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Koto XI Tarusan yang berjumlah 215 orang
siswa. Pengambilan sampel berjumlah 72 siswa dilakukan dengan teknik random sampling ,
didapatkan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara
yaitu nontes (kuisioner) untuk motivasi belajar dan tes uraian (essay) utuk kemampuan
mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen. Analisis dan pembahasan data dilakukan secara deskriptif-
maka terdapat empat hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, kemampuan mengidentifikasi
unsur intrinsik cerpen siswa yang diajar dengan metode pembelajaran diskoveri lebih tinggi
daripada siswa yang diajar dengan menggunakan metode konvensional. Kedua, kemampuan
mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang diajar
dengan metode pembelajaran diskoveri lebih tinggi daripada siswa memiliki motivasi belajar
tinggi yang diajar menggunakan metode konvensional. Ketiga, hasil tes kemampuan
mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang diajar
dengan metode pembelajaran diskoveri lebih tinggi daripada siswa yang memiliki motivasi belajar
rendah yang diajar dengan metode konvensional. Keempat, tidak terdapat interaksi antara metode
pembelajaran diskoveridengan motivasi belajar dalam mempengaruhi kemampuan
mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen siswa SMAN 1 Koto XI Tarusan. Dari hasil penganalisisan
tersebut disimpulkan bahwa metode pembelajaran diskoveri dapat digunakan dalam pembelajaran
kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen. Kata Kunci: Teks cerpen, Motivasi Belajar, Metode Discovery LearningPENDAHULUAN
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui komunikasi manusia dapat mengungkapkan pikiran, gagasan, pendapat, persetujuan, keinginan, dan menyampaikan informasi tentang suatu peristiwa. Kemampuan berkomunikasi akan ditentukan oleh keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa merupakan salah satu unsur penting yang menentukan kesuksesan seseorang dalam berkomunikasi. Tarigan (2008:2), menyatakan bahwa, keterampilan berbahasa meliputi empat aspek, yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Siswa harus menguasai keempat keterampilan berbahasa tersebut, karena keempat keterampilan berbahasa berhubungan dan tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lain. Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah keterampilan menyimak. Dengan menyimak seseorang dapat menyerap informasi atau pengetahuan yang disimaknya. Semakin baik daya simak seseorang maka akan semakin baik pula daya serap informasi atau pengetahuan yang disimaknya.
Berdasarkan observasi dan pengamatan peneliti di SMA Negeri 1 Koto XI Tarusan, banayak siswa kurang bersemangat dan kurang termotivasi untuk belajar bahasa Indonesia, khususnya dalam memahami karya sastra yaitunya cerpen. Rendahnya pemahaman terhadap materi sastra terlihat dari kurangnya kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur intrinsik yang membangun cerpen.
Ini terjadi, karena kurang tepatnya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dan banyaknya siswa yang malas membaca.
Salah satu metode yang di anggap relevan dalam mempelajari aspek keterampilan menyimak ialah metode diskoveri. Discovery larning merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Dimana model ini menekankan pada pentingnya pemahaman terhadap suatu konsep dalam pembelajaran melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Siswa yang belajar dengan model
discovery learning akan melalui
serangkaian tahap pembelajaran penemuan terstruktur sehingga siswa dapat lebih mengingat, memahami, menerapkan dan menganalisis materi yang dipelajari. Hal itu didukung berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa pada kelas eksperimen bahwa model
discovery learning membuat siswa lebih
mudah memahami pelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan Wenning (2010) yang menyatakan bahwa tahap pembelajaran yang sistematis, akan membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir secara mandiri daripada pembelajaran yang hanya mendengarkan atau membaca saja .
Selain metode pembelajaran, ada faktor lain yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran yaitu motivasi belajar. Motivasi belajar siswa sangat penting untuk membentuk generasi kreatif yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan juga orang lain. Oleh karena itu, guru harus pandai dalam meningkatkan keinginan siswa dalam pembelajaran khususnya dalam kegiatan menyimak. Adapun beberapa fenomena motivasi siswa di kelas yaitu: (1) Jarang bertanya bila ada kesulitan dalam mengerjakan tugas, (2) kurang memperhatikan saat pembelajaran berlangsung, (3) ada yang bermain dan acuh tak acuh saat guru menyampaikan materi pelajaran, dan (4) rendahnya tanggung jawab dalam mengerjakan tugas.
Permasalahan ini mengindikasikan bahwa motivasi belajar siswa rendah. Motivasi rendah akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang akan dicapai, yaitu nilai siswa umumnya tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang sudah ditetapkan.
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (1) Apakah kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen siswa yang diajarkan melalui metode pembelajaran diskoveri lebih baik daripada siswa yang diajarkan secara konvensional pada siswa Kelas XI
IPA SMA Negeri 1 Koto XI Tarusan?, (2) Apakah kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang diajarkan menggunakan metode pembelajaran diskoveri lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang diajarkan secara konvensional?, (3) Apakah kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang diajarkan menggunakan metode pembelajaran diskoveri lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang diajarkan secara konvensional?, (4) Apakah terdapat interaksi antara penggunaan pembelajaran diskoveri dan motivasi belajar dalam mempengaruhi kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen siswa kelas XI IPA SMAN 1 Koto XI Tarusan.
METODE
Desain penelitian yang digunakan adalah Factorial Design (factorial design 2x2) yang dikemukakan dalam Sugiyono (2006:113).
Penelitian ini terdiri atas tiga variable. . Pertama, variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan perubahan terhadap variabel terikat. Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode diskoveri. Kedua, variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan mengidentifikasi belajar. Pengumpulan data pada penelitian HASIL PENELITIAN DAN ini terdiri atas dua instrument yaitu,
PEMBAHASAN
angket dan tes uraian tertulis (essay). Berdasarkan hasil penelitian Sistematika penganalisaan data penelitian diperoleh data sebagai berikut. ini adalah sebagai berikut. Pertama,
Hipotesis t/F t/F Uji hipotesis
membaca angket dan tes pilihan ganda
Penelitian hitung tabel
yang telah diisi siswa. Kedua ,
Metode 3,570 1,666 Terima
1 H
mengidentifikasi angket apakah ada yang
Pembelajaran
tidak diisi, jika ada berarti tidak masuk
Motivasi 4,525 1,690 Terima
1 H
dalam data penelitian. Ketiga, memeriksa
tinggi Motivasi 3,120 1,690
hasil tes tertulis, yaitu berupa essay.
Terima
1 H Rendah
Keempat , memberi skor terhadap angket Interaksi 0,679 3,940 Tolak
1 H
dan tes yang telah dilakukan. Kelima,
metode
mengubah skor menjadi nilai berdasarkan
pembelajaran
PAP (Penilaian Acuan Patokan). Untuk mengubah skor menjadi nilai, rumus yang
PEMBAHASAN digunakan adalah rumus persentase.
1. Metode Pembelajaran Pengaruh Keenam , mengkonversikan kemampuan
Diskoveri terhadap Kemampuan
menentukan unsur intrinsik dan motivasi
Mengidentifikasi Unsur Intrinsik
belajar siswa berdasarkan patokan skala
Cerpen
yang digunakan yaitu skala 10. Ketujuh, Hasil penelitian hipotesis pertama menampilkan data dalam bentuk menunjukkan bahwa secara umum metode histogram. Kedelapan, sebelum dilakukan pembelajaran diskoveri memberikan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan hipotesis pengaruh yang lebih tinggi terhadap penelitian sebagai berikut; (1) uji kemampuan mengidentifikasi unsur normalitas data dilakukan untuk intrinsik cerpen siswa dibandingkan mengetahui normal tidaknya data yang di peroleh. Untuk menguji normalitas data dengan metode konvensional. Hal ini digunakan uji Lilliefors, (2) uji disebabkan oleh keterlibatan intelektual homogenitas data. emosional siswa yang lebih tinggi dalam kegiatan pembelajaran. Keterlibatan tersebut terjadi pada kegiatan kognitif dalam pencapaian atau perolehan saat mengadakan latihan-latihan. Metode pembelajaran diskoveri ini menetapkan tanggung jawab belajar pada diri sendiri, guru tidak berperan secara langsung, tetapi menjadi salah satu sumber belajar bagi siswa (Hamalik, 2011:221).Dalam penggunaan dan penetapan model diskoveri ini, siswa lebih mampu mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dan menggunakan potensi sumber belajar yang ada di sekelilingnya. Hal ini disebabkan bahwa dalam proses belajar, siswa diharapkan lebih kritis dan kreatif, sehingga tidak hanya menerima materi dari guru yang mengajar, tetapi dapat mencari sumber lain yang dapat menambah wawasan siswa sehingga menemukan prinsip dan konsep proses belajar itu sendiri.
2.
Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerpen Siswa Motivasi Belajar Tinggi yang Diajar dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Diskoveri dan Metode KonvensionalHasil pengujian hipotesis kedua, menunjukkan bahwa kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang diajar menggunakan metode pembelajaran diskoveri lebih baik dari kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen siswa yang motivasi belajar tinggi yang diajar menggunakan metode konvensional. Metode pembelajaran diskoveri dalam pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih bermakna, menjadikan terampil dalam menyimak, pembelajaran yang nyata bagi siswa, dan pembelajaran yang berakhlak mulia. Sesuai dengan pendapat Suprijono (2012:129) bahwa pembelajaran mengidentifikasi cerita pendek adalah untuk menjadikan siswa berkarakter dalam merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi pendekatan proses mengidentifikasi pada pelajaran menyimak.
Melalui motivasi belajar, siswa juga dapat melatih keterampilan menyimak, terutama mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen. Siswa akan mempunyai wawasan yang mampu menganalisis topik permasalahan yang akan ditulis dari berbagai sudut pandang. Relevan dengan Sardiman (2012:75) bahwa motivasi belajar adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya perilaku seseorang ke arah suatu tujuan tertentu agar memiliki kemauan untuk bertindak dalam belajar.
Hasil pengujian hipotesis ketiga, menunjukkan bahwa kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang diajar menggunakan metode pembelajaran diskoveri lebih baik dari kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen siswa yang berkebiasaan membaca rendah yang diajar menggunakan metode konvensional. Sama seperti hipotesis yang kedua, perbedaan kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen dengan tingkat motivasi belajar yang tinggi kedua kelas juga ditunjukkan dengan rata-rata tes yang berbeda.
Hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan metode pembelajaran diskoveri yang ditetapkan pada kelas eksperimen. Sesuai dengan yang dijelaskan sebelumnya, walaupun siswa yang motivasi belajar rendah di kelas eksperimen ini lebih tinggi nilai kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen daripada kelas kontrol,
3. Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerpen Siswa Motivasi Rendah yang Diajar Menggunakan Metode Pembelajaran Diskoveri dan Metode Konvensional
peningkatan motivasi belajar pada kelas SIMPULAN tersebut perlu dilakukan. Untuk Berdasarkan hasil penelitian dan membentuk siswa agar memiliki pembahasan di peroleh kesimpulan motivasi belajar yang efisien memang bahwa: diperlukan waktu yang relatif
1. pengaruh signifikan Terdapat lama.Selain waktu, faktor keinginan dan menggunakan metodePembelajaran kemauan sangat diperlukan. Faktor diskoveri lebih tinggi daripada siswa keinginan dan kemauan tersebut juga yang diajar menggunakan metode harus diperkuat oleh bakat yang timbul konvensional terhadap kemampuan dari dalam maupun luar diri siswa. mengidentifikasi unsur intrinsik 4.
Interaksi Metode Pembelajaran
cerpen dibuktikan dengan nilai rata-
Diskoveri dengan Motivasi belajar
rata kelas eksperimen 79,64
dalam Mempengaruhi Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik
sedangkan kelas kontrol 71,77, nilai
Cerpen
t hitung 3,570> t tabel 1,666 dan Interaksi merupakan efek berdasarkan kriteria pengujian perlakuan model pembelajaran hipotesis H ditolak , jika p<0,05. tertentu terhadap kelompok siswa
Pada taraf nyata 0,05 dan tabel yang memiliki motivasi belajar signifikan 95%. tertentu. Namun, motivasi belajar
2. pengaruh signifikan Terdapat belum tentu sepenuhnya menentukan kemampuan mengidentifikasi unsur keberhasilan dalam kemampuan intrinsik cerpen siswa yang memiliki mengidentifikasi unsur intrinsik motivasi belajar tinggi yang diajar cerpen. dengan menggunakan metode Pembelajaran diskoveri lebih tinggi daripada siswa memiliki motivasi dan motivasi belajar siswa terhadap belajar tinggi yang diajar kemampuan mengidentifikasi unsur menggunakan metode konvensional intrinsik cerpen dibuktikan dengan dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas nilai f hitung 0,679< f tabel 3,940 dan eksperimen 87,00 sedangkan kelas berdasarkan kriteria pengujian
hitung tabel
1 kontrol 79,88, nilai t 4,525> t hipotesis H ditolak , jika p<0,05.
1,690 dan berdasarkan kriteria Pada taraf nyata 0,05 dan tabel pengujian hipotesis H ditolak , jika signifikan 95%. p<0,05. Pada taraf nyata 0,05 dan
Catatan: artikel ini ditulis dari Tesis
tabel signifikan 95%. penulis di Pascasarjana Universitas
Bung Hatta dengan tim pembimbing
3. pengaruh signifikan Dr. Marsis, M. Pd. Dan Dr. Yetty Terdapat Morelent, M. Hum. kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen siswa yang memiliki
DAFTAR RUJUKAN
motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan metode Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur
Pembelajaran diskoveri lebih tinggi
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi XV. Jakarta:
daripada siswa memiliki motivasi Rineka Cipta. belajar rendah yang diajar menggunakan metode konvensional
Eni, Arinawati , dkk. 2012.
“Pengaruh dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas Model Pembelajaran Diskovery Learning terhadap Hasil Belajar eksperimen 79,88 sedangkan kelas Matematika ditinjau dari Motivasi kontrol 63,28, nilai t hitung 4,487> t tabel Belajar ”.Jurnal.Fkip.Uns.Ac.Id/In
dekx.php/pgsdSolo/Article/View/36
1,690 dan berdasarkan kriteria
34/0
”.Fkip.Uns. (diakses tanggal pengujian hipotesis H ditolak , jika
15 Desember 2017). p<0,05. Pada taraf nyata 0,05 dan
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar tabel signifikan 95%.
Mengajar . Jakarta: Bumi Aksara.
4. Tidak terdapat pengaruh signifikan Nazir, M. 2011. Metode Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia. antara metode Pembelajaran diskoveri
Putrayasa, I Made . 2014. “Pengaruh
Model Pembelajaran Discovery Learning dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar
IPA Siswa
”.Jurnal Mimbar PGSD (Vol: 2, Nomor 1, Tahun 2014.
Universitas Pendidikan Ganesha. (diakses tanggal 18 Desember 2017).
Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta: PT.
Raja Grapindo Persada. Sudjana. 2005. Metode Statistika.
Bandung: Tarsito. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak:
Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Edisi Revisi). Bandung:
Angkasa. Wiwin Wiji Astuty, dkk. 2012. Pengaruh
Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran terhadap Hasil Belajar
IPS Terpadu kelas VIII SMP PGRI 16 Brangsong, Kabupaten Kendal .
http;//journal.unnes.ac.id/sju/indeks. php/eeaj/article/view/540/587 (diakses tanggal 11 desember 2017).
Wenning, C. J. 2010. Levels of Inquiry: Spectrum Learning Sequences to Teach Science. Journal of Physics
Teacher Education . Vol.5/4/:1-20