STRATEGI ADAPTASI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KORBAN ERUPSI GUNUNG API SINABUNG DI POSKO PENGUNGSIAN KECAMATAN KABANJAHE.

(1)

STRATEGI ADAPTASI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

KORBAN ERUPSI GUNUNG API SINABUNG DI POSKO

PENGUNGSIAN KECAMATAN KABANJAHE

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

KHARINA CLARA PUTRI CARA NIM. 3101131213

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

vi ABSTRAK

Kharina Clara Putri Cara, NIM 3101131213. Strategi Adaptasi Sosial Ekonomi Masyarakat Korban Erupsi Gunung Api Sinabung Di Posko Pengungsian Kecamatan Kabanjahe. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Strategi adaptasi sosial masyarakat yang menjadi korban erupsi Gunung Api Sinabung selama tinggal di posko pengungsian. (2) Strategi adaptasi ekonomi masyarakat yang menjadi korban erupsi Gunung Api Sinabung selama tinggal di posko pengungsian.

Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang menjadi korban erupsi Gunung Api Sinabung yang tercatat masih mengungsi di posko pengungsian Kecamatan Kabanjahe sampai tanggal 9 Desember 2014, dengan jumlah 575 kepala keluarga. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proporsional sampling, dengan cara mengambil 10% dari jumlah kepala keluarga per desa untuk masing-masing posko, sehingga jumlah responden diperoleh sebanyak 58 kepala keluarga yang dipilih secara acak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik komunikasi langsung dengan menggunakan pedoman wawancara dan dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)Strategi adaptasi sosial yang dilakukan pengungsi adalah: (a) Strategi aktif dengan cara melakukan kegiatan ibadah dan memandang bencana dari dampak positifnya. Pengungsi dari Desa Sigarang-garang yang menggunakan strategi aktif sebesar 100%, sedangkan dari Desa Sukanalu sebesar 97,14%.(b) Strategi pasif dengan cara bersikap pasrah pada keadaan yang mereka alami. Pengungsi dari Desa Sukanalu dan Desa Sigarang-garang menggunakan strategi aktif 100%. (c) Strategi jaringan dengan cara membina hubungan baik antar pengungsi. Pengungsi dari Desa Sigarang-garang yang menggunakan strategi jaringan sebesar 95,65%, sedangkan dari Desa Sukanalu sebesar 94,29%. (2) Strategi adaptasi ekonomi yang dilakukan pengungsi adalah: (a) Strategi aktif dengan cara tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pengungsi dari Desa Sukanalu yang menggunakan strategi aktif sebesar 88,57%, sedangkan dari Desa Sigarang-garang sebesar 78,26%. (b) Strategi pasif dengan cara mengurangi pengeluaran keluarga. Pengungsi dari Desa Sigarang-garang yang menggunakan strategi pasif sebesar 26,09%, sedangkan dari Desa Sukanalu sebesar 11,43%.(c) Strategi jaringan dengan cara menerima bantuan dari pemerintah dan donatur, serta meminta bantuan dari keluarga dan orang-orang terdekat. Pengungsi dari Desa Sukanalu dan Desa Sigarang-garang menggunakan strategi jaringan 100%.


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmad dan segala karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Strategi Adaptasi Sosial Ekonomi Masyarakat Korban Erupsi Gunung Api Sinabung Di Posko Pengungsian Kecamatan Kabanjahe. Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, dan petunjuk dari berbagai pihak, baik moril maupun material. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bapak Dr. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Medan.

3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan sekaligus dosen penguji yang telah memberikan masukan bagi penyempurnaan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan sekaligus dosen penguji yang telah memberikan masukan bagi penyempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Maringan Sirait, SU selaku dosen pembimbing skripsi yang rela

meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan saran, dan perbaikan dalam penyusunan skripsi ini dari mulai awal hingga akhir.

6. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang telah

banyak memberikan arahan kepada penulis selama perkuliahan.

7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah membekali

penulis ilmu pengetahuan selama di bangku perkuliahan.

8. Komandan Satgas Tanggap Darurat Erupsi Sinabung, Tim Media Center, serta


(7)

(8)

vii

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN ... i

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kerangka Teori... ... ...8

B. Penelitian dan Jurnal yang Relevan ... 18

C. Kerangka Berpikir ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23

A. Lokasi Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel ... 23

C. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional ... 24

D. Teknik Pengumpul Data ... 26

E. Teknik Analisi Data ... 27

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 28

A. Kondisi Fisik ... 28

B. Kependudukan ... 30


(9)

viii

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Hasil Penelitian ... 39

B. Pembahasan Hasil ... 52

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(10)

ix

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1 Data Penarikan Sampel ... 24

2 Kelurahan/Desa di Kecamatan Kabanjahe Tahun 2014 ... 29

3 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Di Kecamatan Kabanjahe ... 30

4 Banyaknya Tenaga Kerja yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Di Kecamatan Kabanjahe ... 31

5 Agama Penduduk Kecamatan Kabanjahe ... 32

6 Titik Posko Pengungsian Di Kecamatan Kabanjahe ... 33

7 Pengungsi Menurut Jenis Kelamin ... 34

8 Komposisi Pengungsi Menurut Umur ... 35

9 Daerah Asal Pengungsi ... 36

10 Agama Pengungsi ... 37

11 Distribusi Pengungsi Menurut Kelompok Umur dan Tingkat Pendidikan Di Posko Pengungsian Kecamatan Kabanjahe ... 39

12 Distribusi Kepala Keluarga Menurut Agama Di Posko Pengungsian yang Ada Di Kecamatan Kabanjahe ... 40

13 Distribusi Jumlah Anggota Keluarga Pengungsi Di Posko Pengungsian yang Ada Di Kecamatan Kabanjahe ... 41

14 Distribusi Pengungsi Berdasarkan Desa Asal dan Posko Pengungsian yang Ada Di Kecamatan Kabanjahe ... 41

15 Distribusi Dalam Melakukan Ibadah Selama Tinggal Di Posko Pengungsian dan Pengaruh Erupsi Gunung Api Sinabung Terhadap Tingkat Kualitas Ibadah ... 42

16 Dampak Positif Erupsi Gunung Api Sinabung Menurut Pengungsi... 43

17 Alasan Pengungsi Memilih Bertahan Tinggal Di Pengungsian Dan Tidak Pindah Keluar Daerah Karo ... 44


(11)

x

19 Strategi Adaptasi Sosial Yang Dilakukan Pengungsi ... 45

20 Persentase Strategi Adaptasi Sosial Pengungsi Berdasarkan Desa

Asal ... 45

21 Persentase Strategi Adaptasi Sosial Aktif Pengungsi Berdasarkan

Desa Asal ... 46

22 Persentase Strategi Adaptasi Sosial Jaringan Pengungsi

Berdasarkan Desa Asal ... 47 23 Sumber Bantuan Yang Diterima Pengungsi ... 47

24 Pekerjaan Pengungsi Selama Tinggal Di Posko Pengungsian dan

Penghasilan Per Bulan ... 48 25 Cara Pengungsi Memenuhi Kebutuhan Keluarga ... 50

26 Strategi Adaptasi Ekonomi Yang Dilakukan Pengungsi ... 51

27 Persentase Strategi Adaptasi Ekonomi Pengungsi Berdasarkan Desa


(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1 Skema Kerangka Berfikir ... 22 2. Peta Kecamatan Kabanjahe ... 38

3. Grafik distribusi kepala keluarga menurut agama di posko

pengungsian yang ada di Kecamatan Kabanjahe ... 40 4 Grafik distribusi pengungsi berdasarkan desa asal ... 42 5. Grafik sumber bantuan yang diterima pengungsi ... 48

6 Pengungsi yang berjualan di areal posko untuk menambah

pendapatan keluarga ... 49

7 Pengungsi di Posko Paroki Gereja Katolik Jl. Irian yang berwirausaha

dengan membuat kerajinan anyaman ... 49 8. Grafik cara pengungsi memenuhi kebutuhan keluarga ... 50


(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Pedoman Wawancara ... 72

2. Tabel Data Identitas Pengungsi ... 75

3. Karakteristik Ibadah Pengungsi ... 78

4. Dampak positif erupsi Gunung Api Sinabung ... 81

5. Alasan pengungsi masih tetap bertahan tinggal di pengungsian ... 84

6. Alasan pengungsi tidak ingin poindah ke luar daerah Karo ... 87

7. Hubungan sosial antar pengungsi ... 90

8. Strategi adaptasi sosial yang dilakukan pengungsi ... 93

9. Sumber bantuan yang diterima pengungsi ... 96

10. Jenis pekerjaan pengungsi selama tinggal di posko pengungsian ... 99

11. Cara memenuhi kebutuhan keluarga ... 102

12. Strategi adaptasi ekonomi yang dilakukan pengungsi ... 105


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bencana alam merupakan peristiwa alam yang disebabkan oleh proses dan aktivitas alam, baik yang terjadi secara alami maupun karena sebelumnya ada tindakan atau campur tangan manusia yang mengakibatkan alam menjadi tidak seimbang dan tidak berjalan seperti biasanya dan menimbulkan resiko bagi kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi dalam waktu yang tidak diduga-duga dan dapat terjadi dimana saja dan menyerang siapa saja. Bencana alam yang terjadi tersebut dapat merenggut korban jiwa dan juga merusak lahan dilokasi bencana itu terjadi. Adapun bencana alam yang terjadi secara alami contohnya letusan/erupsi gunung api. Letusan gunung api merupakan bencana alam klasik yang sudah ada sejak zaman manusia purba, dan merupakan gejala alam yang sangat menakutkan dan membahayakan.

Indonesia mempunyai 129 gunung api aktif atau sekitar 13% dari gunung api aktif di dunia. Seluruh gunung api tersebut berada dalam jalur tektonik yang memanjang mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kepulauan Banda, Halmahera, dan Kepulauan Sangir Talaud yang menempati seperenam dari luas daratan Nusantara. Lebih dari 10% populasi penduduk berada dalam kawasan rawan bencana gunung api (Yulaelawati dan Syihab, 2008).

Meletusnya gunung api bukan lagi bencana yang asing bagi masyarakat Indonesia, mengingat letak Indonesia yang berada di zona cincin api Pasifik atau


(15)

2

memungkinkan Indonesia mengalami bencana letusan gunung api berkali-kali setiap tahun, yang tidak bisa diprediksi kedatangannya. Gunung-gunung berapi tersebut siap meletus kapan saja.

Walaupun gunung api menjadi salah satu sumber bencana bagi manusia, namun keberadaannya juga turut menyumbangkan manfaat untuk kehidupan manusia. Disamping bahaya letusannya, keberadaan gunung api membuat tanah disekitarnya menjadi subur dan kaya akan sumber daya alam. Oleh karena itu, banyak orang yang memilih tinggal di sekitar gunung api untuk bercocok tanam.

Erupsi Gunung Api Sinabung di Kabupaten Karo sudah berjalan lebih dari setahun. Kronologis dan awal erupsi Gunung Api Sinabung sudah mulai terlihat sejak tanggal 15 September 2013 pukul 03.00 WIB. Gunung Api Sinabung dinaikan dari status WASPADA (Level II) menjadi SIAGA (level III).

Hingga akhir November 2013 aktivitas vulkanik Gunung Api Sinabung

masih tinggi. Sejak tanggal 20-23 November – saat itu aktivitas erupsi cenderung

meningkat (intens) dan sebaran material jatuhan hasil erupsi cenderung meluas. Erupsi awan panas dan erupsi abu-kerikil sangat berpotensi terjadi. Dengan keadaan ini maka Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan Status Gunung Api Sinabung dinaikkan dari SIAGA (Level III) menjadi AWAS (Level IV) terhitung tanggal 24 November 2013 Pukul 10:00 WIB dan terus bertahan sampai memasuki tahun 2014.

Dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana tanggal 26 Februari 2014 tercatat 4 kecamatan yang terdiri dari 33 desa dengan jumlah penduduk 28.715 jiwa harus mengungsi ke kawasan aman yang tersebar ke 42 titik posko pengungsian. Keempat kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Payung ( Desa


(16)

3

Sukameriah, Desa Gurukinayan, Desa Selandi, Desa Cimbang, Desa Ujung Payung, Desa Payung, dan Desa Rimo Kayu), Kecamatan Simpang Empat (Desa Berastepu, Desa Sibintun, Desa Gamber, Desa Kuta Tengah, Desa Jeraya, Desa Pintu Besi, dan Desa Tiga Pancur), Kecamatan Namanteran (Desa Lau Kawar, Desa Bekerah, Desa Simacem, Desa Kutarayat, Desa Sigarang-garang, Desa Naman, Desa Kutambelin, Desa Kebayaken, Desa Kuta Tonggal, Desa Sukanalu, Desa Kuta Gugung, Desa Gung Pinto, dan Desa Sukandebi), dan Kecamatan Tiganderket (Desa Tiganderket, Desa Mardinding, Desa Temberun, Desa Perbaji, Desa Kuta Mbaru, dan Desa Tanjung Merawa).

Tanggal 8 April 2014 status Gunung Api Sinabung diturunkan dari AWAS (Level IV) menjadi SIAGA (Level III). Status ini bertahan sampai memasuki Desember 2014). Warga yang berasal dari 25 desa yang sempat mengungsi sudah dapat kembali ke rumahnya setelah desa mereka dinyatakan aman dan proses pemulangan dilakukan secara berkala. Desa yang sudah pulang yaitu Cimbang, Ujung Payung, Payung, Rimo Kayu, Batu Karang, Jeraya, Pintu Besi, Tiga Pancur, Naman, Kutambelin, Kebayaken, Gung Pinto, Sukandebi, Kutambaru, Tanjung Merawa, Tiganderket, Temberun, Perbaji, Mardinding, Selandi Lama, Kuta Rayat, Kuta Gugung, Selandi Baru, Lau Kawar, dan Kuta Tengah.

Warga yang berasal dari 9 desa belum diperbolehkan pulang karena desa mereka masih berada di zona bahaya erupsi Gunung Api Sinabung. Pemerintah menyiapkan anggaran untuk sewa rumah dan sewa lahan agar pengungsi dapat hidup mandiri. Desa yang sudah menerima bantuan sewa rumah dan sewa lahan tersebut adalah Suka Meriah, Bekerah, Simacem, Kuta Tonggal, Berastepu,


(17)

4

Gamber, dan Guru Kinayan. Berdasarkan data Media Center tanggal 9 Desember 2014, ada 2 desa yang masih berada di posko pengungsian, yaitu Desa Sigarang-garang dan Desa Sukanalu. Kedua desa ini masih mengungsi di 8 titik posko pengungsian, 5 diantaranya berada di Kecamatan Kabanjahe dan sisanya di Kecamatan Berastagi.

Posko pengungsian yang ada di Kecamatan Kabanjahe yaitu GBKP Jl. Kota Cane menampung 195 KK dengan jumlah 697 jiwa, Paroki Gereja Katolik Jl. Irian menampung 65 KK dengan jumlah 248 jiwa, UKA Kabanjahe 2 menampung 94 KK dengan jumlah 287 jiwa, UKA Kabanjahe 3 menampung 35 KK dengan jumlah 82 jiwa, dan Serba Guna KNPI menampung 186 KK dengan jumlah 582 jiwa. Total keseluruhan pengungsi yang ada di Kecamatan Kabanjahe adalah 575 KK dengan jumlah 1.896 jiwa.

Meninggalkan kampung halaman dan tinggal di posko pengungsian dalam waktu yang lama banyak mempengaruhi kehidupan pengungsi, baik dari segi individu maupun segi sosial. Kondisi pengungsian yang mengharuskan pengungsi tinggal bersama dengan orang lain tidak mendukung untuk hidup sebagai pribadi yang memerlukan privacy. Fasilitas yang disediakan juga terbatas dan harus dinikmati bersama.

Di samping aspek sosial, erupsi Gunung Api Sinabung juga berdampak pada sektor pertanian. Hal ini karena Kabupaten Karo merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi lahan pertanian yang baik dan merupakan salah satu daerah pertanian yang unggul di Sumatera Utara.

Jumlah lahan pertanian yang terkena dampak erupsi Gunung Sinabung mencapai 29.885 hektar lebih, yang terdiri dari 20.219 hektar tanaman pangan dan


(18)

5

9.666 hektar tanaman holtikultura. Jumlah lahan pertanian yang rusak itu tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Naman Teran, Kecamatan Payung, Kecamatan Simpang Empat, dan Kecamatan Tiganderket. Tanaman pangan yang terkena dampak erupsi itu adalah padi (512 hektar), padi gogo (2.842 hektar), jagung (16.736 hektar), ubi jalar (127 hektar), dan keladi (2 hektar). Adapun tanaman holtikultura yang terkena adalah sayuran (7.088 hektar), buah-buahan (2.569 hektar), dan tanaman hias (9 hektar). Pemerintah menyebutkan nilai kerugian yang terjadi akibar erupsi Gunung Sinabung pada sektor pertanian mencapai Rp 1,3 triliun sampai Rp 1,5 triliun (Sumber: Harian Antara 17 Januari 2014).

Karena sebagian besar pengungsi bermata pencaharian sebagai petani, maka erupsi Gunung Api Sinabung juga mempengaruhi ekonomi mereka. Sebagian besar lahan mereka tidak bisa di olah karena berada di zona bahaya Sinabung. Bantuan yang diterima dari pemerintah dan donatur hanya cukup untuk makan saja. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan selama tinggal di posko pengungsian, pengungsi melakukan strategi adaptasi terkait hal tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah (1) Erupsi Gunung Api Sinabung menimbulkan dampak pada kondisi fisik wilayah dan mempengaruhi ekonomi masyarakat. (2) Erupsi Gunung Api Sinabung menyebabkan warga dari beberapa desa disekitarnya harus mengungsi dalam waktu yang cukup lama. (3) Pengungsi


(19)

6

harus tinggal bersama orang lain di posko pengungsian dan menggunakan fasilitas yang terbatas secara bersama.

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, dalam penelitian ini penulis perlu membatasi masalah agar aspek yang akan di teliti jelas sasarannya. Maka penelitian ini dibatasi pada strategi adaptasi sosial ekonomi masyarakat yang menjadi korban erupsi Gunung Api Sinabung selama tinggal di posko pengungsian.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana strategi adaptasi sosial masyarakat yang menjadi korban erupsi Gunung Api Sinabung selama tinggal di posko pengungsian?

2. Bagaimana strategi adaptasi ekonomi masyarakat yang menjadi korban erupsi

Gunung Api Sinabung selama tinggal di posko pengungsian?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk melihat :

1. Strategi adaptasi sosial masyarakat yang menjadi korban erupsi Gunung Api Sinabung selama tinggal di posko pengungsian.

2. Strategi adaptasi ekonomi masyarakat yang menjadi korban erupsi Gunung


(20)

7

F. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pemerintah daerah setempat, untuk membentuk kebijakan yang terkait dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat yang menjadi korban erupsi Gunung Api Sinabung.

2. Sebagai bahan tambahan informasi bagi masyarakat dan pihak-pihak yang

terkait untuk melengkapi ilmu pengetahuan tentang strategi adaptasi sosial ekonomi masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan sebagai cerminan serta pertimbangan bagi masyarakat di daerah lain yang juga harus tinggal di posko pengungsian akibat bencana alam.

3. Sebagai referensi untuk bahan perkuliahan yang terbaru dan

perbendaharaan perpustakaan bagi Universitas Negeri Medan terutama jurusan Pendidikan Geografi FIS UNIMED.

4. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam mempelajari

dan mengetahui tentang strategi adaptasi sosial ekonomi masyarakat yang menjadi korban erupsi Gunung Api Sinabung.

5. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian

selanjutnya dengan topik strategi adaptasi sosial ekonomi masyarakat yang menjadi korban bencana alam.


(21)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi adaptasi sosial yang dilakukan pengungsi dikelompokkan menjadi 3

kategori, yaitu: (a) Strategi aktif digunakan pengungsi untuk memperoleh dukungan emosional. Strategi aktif yang dilakukan pengungsi yaitu melakukan kegiatan ibadah dan memandang bencana erupsi Gunung Api Sinabung dari dampak positifnya., (b) Strategi pasif yang dilakukan pengungsi yaitu sikap pasrah pada keadaan yang mereka alami. Sikap pasrah ini tercermin dari alasan mereka memilih bertahan tinggal di pengungsian dan keengganan mereka untuk melanjutkan hidup di luar daerah Karo (melakukan migrasi), dan (c) Strategi jaringan yaitu menjalin relasi untuk dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pengungsi. Salah satunya adalah menjaga hubungan sosial antar pengungsi. Dalam melakukan adaptasi sosial, pengungsi melakukan lebih dari satu strategi. mayoritas pengungsi melakukan adaptasi sosial dengan cara menggunakan strategi aktif, pasif, dan jaringan sekaligus, dengan persentase 94,83% dan minoritas pengungsi melakukan adaptasi sosial dengan cara menggunakan strategi pasif saja dengan persentase 1,72%. Pengungsi yang melakukan adaptasi sosial dengan cara menggunakan strategi aktif dan pasif sebesar 3,45%. Perbandingan strategi adaptasi sosial pengungsi dari Desa Sukanalu dengan Desa Sigarang-garang yaitu: (a) Untuk strategi aktif, persentase Desa Sigarang-garang lebih besar


(22)

66

dari Desa Sukanalu. Pengungsi dari Desa Sigarang-garang yang menggunakan strategi aktif memiliki persentase sebesar 100,00%, sedangkan pengungsi dari Desa Sukanalu yang menggunakan strategi aktif memiliki persentase sebesar 97,14%. (b) Untuk strategi pasif, 100,00% pengungsi yang berasal dari Desa Sukanalu dan Sigarang-garang melakukan adaptasi sosial menggunakan strategi adaptasi pasif. (c) Untuk strategi jaringan, persentase Desa Sigarang-garang lebih besar dari Desa Sukanalu. Pengungsi dari Desa Sigarang-garang yang menggunakan strategi jaringan memiliki persentase sebesar 95,65% sedangkan pengungsi dari Desa Sukanalu yang menggunakan strategi jaringan memiliki persentase sebesar 94,29%.

2. Strategi adaptasi ekonomi yang dilakukan pengungsi dikelompokkan menjadi

3 kategori, yaitu: (a) Strategi aktif yaitu strategi yang mengoptimalkan segala potensi keluarga untuk mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi. Salah satu upaya yang dilakukan pengungsi adalah tetap bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Jenis pekerjaan pengungsi yaitu buruh, pedagang, pegawai honorer, petani, supir, dan wiraswasta, (b) Strategi pasif yang dilakukan pengungsi yaitu dengan cara mengurangi pengeluaran keluarga. Penghematan yang dilakukan pengungsi antara lain mengurangi uang jajan anak dan memanfaatkan bantuan yang ada untuk meminimalkan biaya keluar, dan (c) Strategi jaringan yang dilakukan pengungsi yaitu mencari sumber bantuan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Secara umum, pengungsi mendapat bantuan dari pemerintah dan donatur (orang atau kelompok yang menyumbang untuk korban erupsi Gunung Api Sinabung), dan keluarga. Dari ketiga sumber ini, pengungsi biasanya menerima bantuan


(23)

67

lebih dari 1 sumber bantuan. Dalam melakukan adaptasi ekonomi, pengungsi melakukan lebih dari satu strategi. Mayoritas pengungsi melakukan adaptasi ekonomi dengan cara menggunakan strategi aktif dan jaringan dengan persentase 68,97% dan minoritas pengungsi melakukan adaptasi ekonomi dengan cara menggunakan strategi pasif dan jaringan dengan persentase 1,72%. Pengungsi yang menggunakan hanya strategi jaringan memiliki persentase 13,79%. Pengungsi yang menggunakan strategi aktif, pasif, dan jaringan sekaligus memiliki persentase 15,52%. Perbandingan strategi adaptasi ekonomi pengungsi dari Desa Sukanalu dengan Desa Sigarang-garang yaitu: (a) Untuk strategi aktif, persentase Desa Sukanalu lebih besar dari pada Desa Sigarang-garang. Pengungsi dari Desa Sukanalu yang menggunakan strategi aktif memiliki persentase sebesar 88,57%, sedangkan pengungsi dari Desa Sigarang-garang yang menggunakan strategi aktif memiliki persentase sebesar 78,26%. (b) Untuk strategi pasif, persentase Desa Sigarang-garang lebih besar dari Desa Sukanalu. Pengungsi dari Desa Sigarang-garang yang menggunakan strategi pasif memiliki persentase sebesar 26,09% sedangkan pengungsi dari Desa Sukanalu yang menggunakan strategi pasif memiliki persentase sebesar 11,43%. (c) Untuk strategi jaringan, 100,00% pengungsi yang berasal dari Desa Sukanalu dan Sigarang-garang melakukan adaptasi ekonomi menggunakan strategi adaptasi jaringan.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dilapangan maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:


(24)

68

1. Diharapkan kepada pemerintah Kabupaten Karo hendaknya memberikan

perhatian secara khusus dan bekerjasama terus dengan masyarakat, agar pengungsi dapat hidup secara mandiri. Misalnya dengan pemberian modal usaha, memperbanyak program padat karya, dan mengadakan latihan-latihan keterampilan.

2. Diharapkan kepada masyarakat maupun relawan agar tetap memberikan

support agar pengungsi tidak merasa berkecil hati dan memberikan bantuan berupa kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Karena disamping materi, pengungsi juga membutuhkan dukungan secara psikologis.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Anonimus. 2014. Gambaran Umum Gunung Sinabung, (Online).

(http://karokab.go.id /w/index.php/gambaran-umum diakses 25 Maret 2014). _______. 2014. Bagaimana Pola Pikir Terbentuk, (Online). (

http://www.putra-putri-indonesia.com/pola-pikir-terbentuk.html diakses pada 30 September 2014). _______. 2014. Data Pengungsi Gunung Sinabung Tanggal 9 Desember 2014,

(Online). (www.karokab.go.id diakses pada 9 Desember 2014).

Badan Pusat Statistik. 2013. Kabupaten Karo Dalam Angka Tahun 2013. Medan: BPS Sumatera Utara.

_______. 2014. Kecamatan Kabanjahe Dalam Angka Tahun 2014. Medan: BPS

Sumatera Utara.

Faisal, Sanapiah. 2005. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Geertz, Clifford. 1963. Involusi Pertanian. Terjemahan oleh Supomo, S. 1983.

Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Ginting, Sari Ariesta. 2010. Pola Adaptasi Sosial Ekonomi Suku Bangsa Nias Di Perkotaan. Skripsi (tidak diterbitkan). Medan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Habibi, Mabruno dan Buchori, Imam. 2013. Model Spasial Kerentanan Sosial

Ekonomi dan Kelembagaan Terhadap Bencana Gunung Merapi. Jurnal

Teknik PWK, (Online). Vol. 2, No.

1,(http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk diakses pada 24 Juni 2014).

Inkeles, Alex. 1985. Menuju Suatu Defenisi Mengenai Sosiologi: Tata Sosial, Keteraturan Sosial, dan Perubahan Sosial, dalam Kamanto Sunarto

(Ed.).Pengantar Sosiologi: Suatu Bunga Rampai (hlm.32-37). Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.

Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta:

Djambatan.

Krech, David (dkk). (tanpa tahun). Sikap Sosial. Terjemahan oleh Siti Rochmah

(dkk). 1996. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(26)

70

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana

Predana Media Group.

Lauren, Robert H. (tanpa tahun). Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Terjemahan

oleh Alimandan. 2001. Jakarta: Rineka Cipta.

Poloma, Margaret M.(tanpa tahun). Sosiologi Kontemporer. Terjemahan oleh Tim

Penerjemah YASOGAMA. 2000. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rahayu, Weni (dkk). 2009. Letusan Gunung Berapi. Jakarta: Mediantara Semesta.

Roebyantho, Haryati (dkk). 2008. Uji Coba Model Pemberdayaan Sosial Keluarga

Paska Bencana Alam, (Online), (http://puslit.depsos.go.id/hasil-

penelitian/54/uji-coba-model-pemberdayaan-sosial-keluarga-paska-bencana-alam#sthash.SxiCL7Te.dpbs. diakses pada 22 Juni 2014.).

Rusmiyati, Chatarina dan Hikmawati, Enny. 2012. Penanganan Dampak Sosial Psikologis Korban Bencana Merapi. Jurnal Informasi. Vol. 17, No. 02.

Rustanto, Bambang. (2012). Teori Budaya Kemiskinan, (Online).

(http://bambangrustanto.wordpress.com/2012/10/28/5/ diakses pada 18

Agustus 2014).

Sabar, Dosma. 2014. Kajian Strategi Adaptasi Pelaksanaan Pendidikan (Studi Kasus Anak Pengungsi Di Lokasi GBKP Kota Cane Kabanjahe Kabupaten Karo). Skripsi (tidak diterbitkan). Medan: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

_______. 2005. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.

Simanjuntak, Bungaran Antonius dan Sosrodihardjo, Soedjito. 2009. Metode

Penelitian Sosial. Medan: Bina Media Perintis.

Simanjuntak, Megawati (dkk). 2010. Karakteristik Dmografi, Sosial, dan Ekonomi Keluarga Penerima Program Keluarga Harapan (PKH). Jurnal Ilm. & Kons.

Vol. 3, No. 2. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.

Sitepu, Lonaria. 2012. Pola Adaptasi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suka Meriah Pasca Bencana alam Gunung Sinabung. Skripsi (tidak diterbitkan). Medan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(27)

71

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suyanto, Bagong dan Narwoko, J. Dwi. 2006. Sosiologi Teks Pengantar dan

Terapan. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Sztompka, Piötr.1993. Sosiologi Perubahan Sosial. Terjemahan oleh Alimandan.

2004. Jakarta: Prenada Media.

Wahyudi, Hendra dan Sismudjito. 2007. Strategi Adaptasi Sosial Ekonomi Keluarga Miskin Pasca Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (Studi Kasus Terhadap Keluarga Miskin Di Kelurahan Pulo Brayan Kota, Kecamatan Medan Barat, Medan). Jurnal Harmoni Sosial. Vol. 1, No. 02.


(1)

66

dari Desa Sukanalu. Pengungsi dari Desa Sigarang-garang yang menggunakan strategi aktif memiliki persentase sebesar 100,00%, sedangkan pengungsi dari Desa Sukanalu yang menggunakan strategi aktif memiliki persentase sebesar 97,14%. (b) Untuk strategi pasif, 100,00% pengungsi yang berasal dari Desa Sukanalu dan Sigarang-garang melakukan adaptasi sosial menggunakan strategi adaptasi pasif. (c) Untuk strategi jaringan, persentase Desa Sigarang-garang lebih besar dari Desa Sukanalu. Pengungsi dari Desa Sigarang-garang yang menggunakan strategi jaringan memiliki persentase sebesar 95,65% sedangkan pengungsi dari Desa Sukanalu yang menggunakan strategi jaringan memiliki persentase sebesar 94,29%.

2. Strategi adaptasi ekonomi yang dilakukan pengungsi dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu: (a) Strategi aktif yaitu strategi yang mengoptimalkan segala potensi keluarga untuk mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi. Salah satu upaya yang dilakukan pengungsi adalah tetap bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Jenis pekerjaan pengungsi yaitu buruh, pedagang, pegawai honorer, petani, supir, dan wiraswasta, (b) Strategi pasif yang dilakukan pengungsi yaitu dengan cara mengurangi pengeluaran keluarga. Penghematan yang dilakukan pengungsi antara lain mengurangi uang jajan anak dan memanfaatkan bantuan yang ada untuk meminimalkan biaya keluar, dan (c) Strategi jaringan yang dilakukan pengungsi yaitu mencari sumber bantuan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Secara umum, pengungsi mendapat bantuan dari pemerintah dan donatur (orang atau kelompok yang menyumbang untuk korban erupsi Gunung Api Sinabung), dan keluarga. Dari ketiga sumber ini, pengungsi biasanya menerima bantuan


(2)

lebih dari 1 sumber bantuan. Dalam melakukan adaptasi ekonomi, pengungsi melakukan lebih dari satu strategi. Mayoritas pengungsi melakukan adaptasi ekonomi dengan cara menggunakan strategi aktif dan jaringan dengan persentase 68,97% dan minoritas pengungsi melakukan adaptasi ekonomi dengan cara menggunakan strategi pasif dan jaringan dengan persentase 1,72%. Pengungsi yang menggunakan hanya strategi jaringan memiliki persentase 13,79%. Pengungsi yang menggunakan strategi aktif, pasif, dan jaringan sekaligus memiliki persentase 15,52%. Perbandingan strategi adaptasi ekonomi pengungsi dari Desa Sukanalu dengan Desa Sigarang-garang yaitu: (a) Untuk strategi aktif, persentase Desa Sukanalu lebih besar dari pada Desa Sigarang-garang. Pengungsi dari Desa Sukanalu yang menggunakan strategi aktif memiliki persentase sebesar 88,57%, sedangkan pengungsi dari Desa Sigarang-garang yang menggunakan strategi aktif memiliki persentase sebesar 78,26%. (b) Untuk strategi pasif, persentase Desa Sigarang-garang lebih besar dari Desa Sukanalu. Pengungsi dari Desa Sigarang-garang yang menggunakan strategi pasif memiliki persentase sebesar 26,09% sedangkan pengungsi dari Desa Sukanalu yang menggunakan strategi pasif memiliki persentase sebesar 11,43%. (c) Untuk strategi jaringan, 100,00% pengungsi yang berasal dari Desa Sukanalu dan Sigarang-garang melakukan adaptasi ekonomi menggunakan strategi adaptasi jaringan.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dilapangan maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:


(3)

68

1. Diharapkan kepada pemerintah Kabupaten Karo hendaknya memberikan perhatian secara khusus dan bekerjasama terus dengan masyarakat, agar pengungsi dapat hidup secara mandiri. Misalnya dengan pemberian modal usaha, memperbanyak program padat karya, dan mengadakan latihan-latihan keterampilan.

2. Diharapkan kepada masyarakat maupun relawan agar tetap memberikan support agar pengungsi tidak merasa berkecil hati dan memberikan bantuan berupa kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Karena disamping materi, pengungsi juga membutuhkan dukungan secara psikologis.


(4)

Ahmadi, Abu. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Anonimus. 2014. Gambaran Umum Gunung Sinabung, (Online). (http://karokab.go.id /w/index.php/gambaran-umum diakses 25 Maret 2014). _______. 2014. Bagaimana Pola Pikir Terbentuk, (Online). (

http://www.putra-putri-indonesia.com/pola-pikir-terbentuk.html diakses pada 30 September 2014). _______. 2014. Data Pengungsi Gunung Sinabung Tanggal 9 Desember 2014,

(Online). (www.karokab.go.id diakses pada 9 Desember 2014).

Badan Pusat Statistik. 2013. Kabupaten Karo Dalam Angka Tahun 2013. Medan: BPS Sumatera Utara.

_______. 2014. Kecamatan Kabanjahe Dalam Angka Tahun 2014. Medan: BPS Sumatera Utara.

Faisal, Sanapiah. 2005. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Geertz, Clifford. 1963. Involusi Pertanian. Terjemahan oleh Supomo, S. 1983. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Ginting, Sari Ariesta. 2010. Pola Adaptasi Sosial Ekonomi Suku Bangsa Nias Di Perkotaan. Skripsi (tidak diterbitkan). Medan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Habibi, Mabruno dan Buchori, Imam. 2013. Model Spasial Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Terhadap Bencana Gunung Merapi. Jurnal

Teknik PWK, (Online). Vol. 2, No.

1,(http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk diakses pada 24 Juni 2014).

Inkeles, Alex. 1985. Menuju Suatu Defenisi Mengenai Sosiologi: Tata Sosial, Keteraturan Sosial, dan Perubahan Sosial, dalam Kamanto Sunarto (Ed.).Pengantar Sosiologi: Suatu Bunga Rampai (hlm.32-37). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Krech, David (dkk). (tanpa tahun). Sikap Sosial. Terjemahan oleh Siti Rochmah (dkk). 1996. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(5)

70

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Lauren, Robert H. (tanpa tahun). Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Terjemahan oleh Alimandan. 2001. Jakarta: Rineka Cipta.

Poloma, Margaret M.(tanpa tahun). Sosiologi Kontemporer. Terjemahan oleh Tim Penerjemah YASOGAMA. 2000. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rahayu, Weni (dkk). 2009. Letusan Gunung Berapi. Jakarta: Mediantara Semesta. Roebyantho, Haryati (dkk). 2008. Uji Coba Model Pemberdayaan Sosial Keluarga

Paska Bencana Alam, (Online), (http://puslit.depsos.go.id/hasil-

penelitian/54/uji-coba-model-pemberdayaan-sosial-keluarga-paska-bencana-alam#sthash.SxiCL7Te.dpbs. diakses pada 22 Juni 2014.).

Rusmiyati, Chatarina dan Hikmawati, Enny. 2012. Penanganan Dampak Sosial Psikologis Korban Bencana Merapi. Jurnal Informasi. Vol. 17, No. 02.

Rustanto, Bambang. (2012). Teori Budaya Kemiskinan, (Online). (http://bambangrustanto.wordpress.com/2012/10/28/5/ diakses pada 18 Agustus 2014).

Sabar, Dosma. 2014. Kajian Strategi Adaptasi Pelaksanaan Pendidikan (Studi Kasus Anak Pengungsi Di Lokasi GBKP Kota Cane Kabanjahe Kabupaten Karo). Skripsi (tidak diterbitkan). Medan: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

_______. 2005. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.

Simanjuntak, Bungaran Antonius dan Sosrodihardjo, Soedjito. 2009. Metode Penelitian Sosial. Medan: Bina Media Perintis.

Simanjuntak, Megawati (dkk). 2010. Karakteristik Dmografi, Sosial, dan Ekonomi Keluarga Penerima Program Keluarga Harapan (PKH). Jurnal Ilm. & Kons. Vol. 3, No. 2. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor. Sitepu, Lonaria. 2012. Pola Adaptasi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suka Meriah

Pasca Bencana alam Gunung Sinabung. Skripsi (tidak diterbitkan). Medan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(6)

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suyanto, Bagong dan Narwoko, J. Dwi. 2006. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Sztompka, Piötr.1993. Sosiologi Perubahan Sosial. Terjemahan oleh Alimandan. 2004. Jakarta: Prenada Media.

Wahyudi, Hendra dan Sismudjito. 2007. Strategi Adaptasi Sosial Ekonomi Keluarga Miskin Pasca Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (Studi Kasus Terhadap Keluarga Miskin Di Kelurahan Pulo Brayan Kota, Kecamatan Medan Barat, Medan). Jurnal Harmoni Sosial. Vol. 1, No. 02.