BAB III GAMBARAN UMUM MENGENAI KOTA MEDAN
3.1 Gambaran Umum Mengenai Kota Medan
Medan merupakan sebuah ibukota dari Propinsi Sumatera Utara dan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya yang memiliki penduduk multikultural, hal ini
memunculkan karakter sebagian besar penduduk kota Medan bersifat terbuka. Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi
para wisatawan untuk menuju ke berbagai daerah tujuan wisata misalnya: dengan mengunjungi objek wisata Brastagi, daerah dataran tinggi Karo, objek wisata orang utan di
Bukit Lawang, Danau Toba, dan masih banyak lagi. Untuk lebih mengetahui, berikut ini akan dipaparkan informasi secara terperinci.
Letak Geografis
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar 265,10 km² atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kotakabupaten lainya,
Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30 – 3° 43 Lintang Utara dan 98° 35 - 98° 44
Bujur Timur. Oleh karena itu, topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.
Secara administratif, batas wilayah Kota Medan adalah sebagai berikut: sebelah utara
: Selat Malaka sebelah selatan
: Kabupaten Deli Serdang sebelah barat
: Kabupaten Deli Serdang sebelah timur
: Kabupaten Deli Serdang
Universitas Sumatera Utara
Karena secara geografis Kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli
Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan daerah sekitarnya, kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang
sejajar, saling menguntungkan, serta saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Kota Medan terkenal dengan sebutan kota yang penduduknya multikultural yaitu:
dengan mayoritas penduduknya ialah Suku Jawa, suku-suku dari Tapanuli Batak Toba, Mandailing, Karo terdapat banyak pula orang keturunan India dan Tionghoa. Kota Medan
salah satu kota di Indonesia yang memiliki populasi orang Tionghoa cukup banyak. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari sejumlah rumah dengan berbagai hiasan
dari pengaruh budaya masing-masing misalnya rumah warga Tionghoa mempunyai ukiran yang khas, demikian halnya dengan suku-suku lain yang banyak tersebar di seluruh kota.
Daerah di sekitar Jl. Zainul Arifin dikenal sebagai Kampung Madras dulu disebut Kampung Keling yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.
Transportasi Darat
Transportasi yang terkenal di Kota Medan adalah becak motor. Dapat dilihat banyak
becak motor yang melintas di jalanan. Terminal yang melayani warga Medan:
• Terminal Sambu • Terminal Pinang Baris
• Terminal Amplas Keunikan Medan terletak pada becak bermotor yang dapat ditemukan hampir di
seluruh Medan. Berbeda dengan becak biasa becak dayung, becak motor dapat membawa penumpangnya kemana pun di dalam kota. Selain becak, dalam kota juga tersedia angkutan
umum berbentuk minibus angkotoplet dan taksi. Becak di Medan berbeda dengan becak di Jakarta ataupun di kota-kota Jawa lainnya. Pengemudi becak berada di samping becak,
Universitas Sumatera Utara
bukan di belakang becak seperti halnya becak yang ada di Jawa. Ini memudahkan becak Medan untuk melalui jalan yang berliku-liku. Selain itu, ini juga memungkinkan becak
Medan untuk diproduksi dengan harga yang minimal, karena hanya diperlukan sedikit modifikasi saja agar sepeda atau sepeda motor biasa dapat digunakan sebagai penggerak
becak. Desain ini mengambil desain dari sepeda motor gandengan perang Jerman di perang dunia ke-2.
Akan tetapi bagi penduduk Medan, sebutan paling khas untuk angkutan umum adalah
Sudako. Sudako pada awalnya menggunakan minibus Daihatsu S38 dengan mesin 2 tak
kapasitas 500 cc. Bentuknya merupakan modifikasi dari mobil pick up. Pada bagian belakangnya diletakkan dua buah kursi panjang sehingga penumpang duduk saling
berhadapan dan sangat dekat sehingga bersinggungan lutut dengan penumpang di depannya.
3.2 Objek Wisata di Kota Medan Berikut ini adalah objek-objek wisata yang berada di kota Medan antara
lain:
ISTANA MAIMOON Istana ini merupakan salah satu objek wisata utama di kota Medan. Istana ini
dibangun pada tahun 1888 oleh Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah memerintah dari tahun 1873-1924. Arsiteknya TH Van Erp bekerja sebagai tentara KNIL. Rancangannya
melambangkan Bangunan Tradisional Melayu dan India Muslim, sedangkan gaya arsiteknya perpaduan antara Indonesia, Persia dan Eropa, di halaman istana ini terdapat Meriam Puntung
yang merupakan bagian dari Legenda Istana Maimon.
Universitas Sumatera Utara
TJONG A FIE Rumah Tjong A Fie merupakan gedung bergaya Tiongkok kuno yang sangat fantastis
dan dibangun pada tahun 1900, lokasinya terletak dijalan Ahmad Yani Kesawan. Dia adalah jutawan pertama di Sumatera yang namanya sangat terkenal sampai sekarang walaupun ia
sudah wafat pada tahun 1921. Kesuksesannya berkat usaha dan hubungan baiknya dengan Sultan Deli dan para pembesar perkebunan tembakau Belanda. Hingga saat ini rumah
tersebut masih ditempati keluarga Tjong A Fie.
MUSEUM SUMATERA UTARA Museum ini terletak di Jln. H.M. Jhoni No. 51 Medan. Merupakan Museum terbesar
di Sumatera Utara yang berbagai peninggalan sejarah budaya bangsa, hasil seni dan kerajinan dari berbagai suku di Sumatera Utara. Museum ini dibangun pada tahun 1954 dan diresmikan
pada tahun 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Daoed Yoesoef.
VIHARA GUNUNG TIMUR Vihara Gunung Timur dikenal sebagai Vihara tertua di Kota Medan. Didirikan oleh
Umat Budha pada tahun 1962. Umumnya umat Budha bersembahyang ke vihara ini setiap hari. Vihara ini juga untuk acara ritual lainnya dalam Agama Budha seperti memperingati
hari Ulang Tahun SIDHARTA GAUTAMA yang biasanya tanggal 4 sd 15 setiap tahunnya. Perayaan Imlek dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
KEBUN BINATANG MEDAN Kebun binatang ini dikelola Pemerintah Kota Medan yang berisi berbagai jenis
hewan tropis, hewan-hewan mamalia seperti beruang, harimau, singa, gajah, reptil dan lain- lain. Luas areal sekitar 30 H dan berjarak sekitar 10 km dari pusat kota. Terletak di Jalan
Pintu Air IV Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan, yang dibuka setiap hari pukul 09.00 sd 17.00 wib.
GRAHA BUNDA MARIA ANNAI VELANGKANNI tempat ziarah Pada awalnya tempat itu diperuntukkan bagi umat Katolik Tamil yang ada di Medan
akan tetapi dalam perkembangannya semua umat Katolik dapat datang dan berziarah disitu tanpa batas asal-usul ataupun ras karena sesungguhnya tempat itu dipersembahkan bagi
seluruh umat Katolik dan jg sebagai objek wisata bagi negara-negara tetangga. Dari alamat yang tertera jelas tempat itu masih di dalam kota Medan, yaitu di daerah
Medan barat daya di Kecamatan Tuntungan, Kelurahan Tanjung Selamat, di Jalan Sakura 3, dekat perumahan Taman Sakura Indah. Ada cukup kendaraan umum yang melewati jalur itu
tetapi jika anda bukan warga Medan sebaiknya naik taksi karena jalannya lumayan jauh dari pusat kota. Itu barangkali termasuk daerah pinggiran karena didaerah itu jalannya relatif
sepi, meskipun jalur jalan 2 arah terpisah yang membelah jalan TB Simatupang cukup lebar. Dari jalan ini cari papan billboard besar dipinggir jalan yang menunjukkan lokasi Graha
Annai Velangkanni. Dari jalan raya cuma sekitar 150m masuk kedalam gang yang tidak begitu besar. Begitu sampai di pintu gerbangnya yang bagian atasnya dihiasi ornamen rumah
tradisional Batak, maka anda akan terpesona oleh arsitektur bangunannya yang bergaya Indo-Mogul, mirip dengan kuil Hindu. Jika baru pertama kali kesana dan tidak tahu apapun
tentang Annai Velangkanni tentu anda akan terheran-heran, bangunan apa itu, seperti yang diungkapkan sopir taksi yang mengantar penulis. Bentuk bangunan yang tidak lazim dan
Universitas Sumatera Utara
menjulang itu kontras dengan keadaan bangunan sekitarnya sehingga keberadaannya sangat menarik perhatian. Setelah mendekat barulah tampak keistimewaan lainnya, yaitu seluruh
bangunannya dipenuhi dengan ornamen dan lukisan baik disebelah dalam maupun diluar. Ini bukan sembarang ornamen karena setiap ornamen punya makna tersendiri sehingga secara
keseluruhan bangunannya dipenuhi oleh simbol-simbol yang penuh makna, dan ini dimaksudkan sebagai bagian dari proses sebuah perziarahan.
TAMAN HAIROS INDAH PANCUR BATU
Taman rekreasi Hairos Indah merupakan taman yang teletak di Jl. Jamin Ginting KM 145 Medan memiliki luas 10 Ha, kini diminati Masyarakat sekitar kota Medan dan luar
kota Medan bahkan dari luar Sumut. Dengan hanya membayar tiket masuk ke HAIROS di
hari biasa dan hari libur hanya berkisar Rp 5.000orang. Harga tersebut berlaku bagi semua orang, termasuk anak-anak dan orang dewasa. Artinya harga disamakan. Aneka fasilitas
ditawarkan kepada pengunjung di HAIROS, selain kolam pancing, juga terdapat kolam renang yang dilengkapi dengan seluncuran cukup panjang water boom. Kemudian arena
panggung hiburan, sengaja disediakan untuk even hiburan panggung. Ratusan pengunjung dapat ditampung untuk memenuhi arena panggung hiburan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV MUSEUM DAN GALERI SATWA LIAR RAHMAT INTERNASIONAL
SEBAGAI SALAH SATU DAYA TARIK WISATA DI KOTA MEDAN
4.1 Sekilas Mengenai Museum dan Galeri Satwa Liar Rahmat Shah Internasional