PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TPS (THINK PAIR SHARE) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN PELUANG DIKELAS VII-3 SMP NEGERI 12 BINJAI T.A 2013/2014.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TPS
(THINK PAIR SHARE) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA
POKOK BAHASAN PELUANG DIKELAS VII-3
SMP NEGERI 12 BINJAI T.A 2013/2014
Oleh :
Siska Juliani
NIM. 4103111074
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
i
J
I
:Pn
pnM
IP
blaj
TP
(Tbtnk
lr
ba
ma pu
abasan P lua 1 Dlk u
ada Pokok
J2 81 jai Tahun
m M h
~ifl¥1
: • .if!ika
r n
201~
luliani
. 4t0 1 t 107
:
rt~ndi
Muh.·nt tik
aa
: M I nt1tikn
l\1t
llo.'l'
y t ~ hjui:
J•t ntb intbin ,." k ripsi
r
.'1rt.
( /'
:n
1'
I \f.GW
-
/
l (,
K.u roHsih,M.Sc.rh.O
)9_ 00914 197 0. 2 002
Or .hi
M ·ngch hui:
Juru"' n
!, I
.•
u
201
II
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , atas
segala kasih karuniaNya yang telah memberikan kesehatan kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
Skripsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik TPS
(Think Pair Share) Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Peluang Dikelas VII SMP Negeri 12
Binjai Tahun Ajaran 2013/2014”. Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra.Ida
Karnasih,M.Sc,Ph.D, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal rencana
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Mulyono, S.Si., M.Si, Bapak Drs. Zul Amry,
M.Si.,Ph.D dan Bapak Drs. Marojahan Panjaitan, M.Pd selaku dosen penguji yang
telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr.Bornok Sinaga, M.Pd
selaku dosen pembimbing akademik, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si
selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan
FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku ketua Jurusan Matematika,
Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D selaku ketua Program Studi Pendidikan
Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah
SMP Negeri 12Binjai Bapak Drs. Zulkarnain dan Ibu Sinta Ngena, S.Pd sebagai
guru bidang studi matematika dan seluruh Bapak/ Ibu guru beserta Staf Pegawai
yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.
v
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis
Ayahnda Ramli Rambertus Sitohang dan Ibunda Ria Sagala tercinta yang selalu
memberikan limpahan kasih sayang, doa, dorongan, semangat dan pengorbanan
yang tak ternilai selama pendidikan sampai selesainya skripsi ini. Tidak lupa pula
penulis ucapkan terima kasih kepada Darwin Sitohang, S.Tp, Lina Sitohang S.Pd,
Maria, Morgan, Raven beserta seluruh keluargaku yang tercinta yang telah
memberikan semangat dan dukungan kepada penulis. Buatsahabat-sahabat penulis
Nanda, Renata, Tetra, Puji, Vera, Priska, Rista, Zita, Ria, Santika dan seluruh
teman-teman seperjuangan angkatan 2010 khususnya kelas Dik C yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari
segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis
berharap isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.
Medan,
Penulis
Januari 2015
Siska Juliani
4103111074
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LembarPengesahan
i
RiwayatHidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Tabel
ix
Daftar Gambar
xi
DaftarLampiran
xii
BAB I
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Identifikasi Masalah
7
1.3. Batasan Masalah
8
1.4. Rumusan Masalah
8
1.5. Tujuan Penelitian
9
1.6. Manfaat Penelitian
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KerangkaTeoritis
10
2.1.1. Belajar dan Pembelajaran matematika
10
2.1.2. Masalah dalam Matematika
15
2.1.3. Pemecahan Masalah Matematika
16
2.1.4. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
20
2.1.5. Model Pembelajaran
22
2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif
24
2.1.7. Teknik Think-Pair-Share (TPS)
27
2.1.8. Kajian Penelitian Yang Relevan
29
vii
2.1.9. Teori Belajar Yang Mendukung
31
2.1.10. Kurikulum 2013 Pada Matematika
33
2.1.11. Materi Pembelajaran Peluang
39
2.2
KerangkaKonseptual
47
2.3
HipotesisTindakan
49
BAB III METODE PENELITIAN
50
Jenis Penelitian
50
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
50
3.2. Subjek dan Objek Penelitian
50
3.3. Definisi Operasional
51
3.4. Prosedur Penelitian
51
3.5. Analisis Data
66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
70
4.1.
70
4.2.
4.3.
HasilPenelitianPadaSiklus I
4.1.1. Deskripsi Hasil Tes Diagnostik
70
4.1.2. PelaksanaanTindakan I
71
4.1.3. Deskripsi HasilTes Kemampuan Pemecahan Masalah I
72
4.1.4. Deskripsi Hasil Observasi
75
4.1.5. Hasil Refleksi I
78
Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II
81
4.2.1. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
81
4.2.2. PelaksanaanTindakan II
82
4.2.3. Deskripsi Hasil Observasi
86
4.2.4. Hasil Refleksi II
89
Pembahasan Hasil Penelitian
90
4.3.1. Pembahasan Hasil Observasi
93
4.3.2. Pembahasan Model Pembelajaran
96
viii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
102
5.1. Simpulan
102
5.2. Saran
102
Daftar Pustaka
103
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 :Langkah-LangkahPembelajaranKooperatif
TeknikThink Pair Share
27
Tabel 4.1: DeskripsiTingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Berdasarkan HasilTesDiagnostikAwal
71
Tabel 4.2: Tingkat KemampuanSiswaMemahamiMasalah
PadaTesDiagnostikPemecahanMasalah I
73
Tabel 4.3: Tingkat KemampuanSiswaMerencanakan
PemecahanMasalahPada TDPM I
73
Tabel 4.4: Tingkat KemampuanSiswaMelaksanakan
PemecahanMasalahPadaTDPM I
74
Tabel 4.5: Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali
PemecahanMasalah Pada TDPM I
74
Tabel 4.6: DeskripsiHasilObservasi Guru Melakukan
PembelajaranPadaSiklus I
75
Tabel 4.7: DeskripsiHasilObservasiSiswaMelakukan
PembelajaranPadaSiklus I
77
Tabel 4.8: Tingkat KemampuanSiswaMemahamiMasalah
PadaTesDiagnostikPemecahanMasalah II
83
Tabel 4.9: Tingkat KemampuanSiswaMerencanakanPemecahan
MasalahPadaTesDiagnostikPemecahanMasalah II
84
Tabel 4.10: Tingkat Kemampuan Siswa MelaksanakanPemecahan
Masalah Pada Tes Diagnostik Pemecahan Masalah II
84
Tabel 4.11: Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali
Hasil Diperoleh Pada TDPM II
85
Tabel 4.12: DeskripsiHasilObservasi Guru Melakukan
PembelajaranPadaSiklus II
86
x
Tabel 4.13: DeskripsiHasilObservasiSiswaMelakukan
PembelajaranPadaSiklus II
87
Tabel 4.14: HasilTesDiagnostik Pemecahan Masalah I
90
Tabel 4.15: HasilTesDiagnostik Pemecahan Masalah II
91
Tabel 4.16: DeskripsiObservasiKegiatan Guru siklus I danSiklus II
93
Tabel 4.17: DeskripsiObservasiKegiatasnSiswaPadaSiklus I dan II
94
Tabel 4.18: Desripsi Model PembelajaranTPS (Think Pair Share)
pada Siklus I dan II
96
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Skema prosedur penelitian
65
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (Siklus 1)
105
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 (Siklus 1)
112
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 (SiklusII)
118
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 (SiklusII)
131
Lampiran5
Kisi-KisiTes Diagnostik
132
Lampiran6
Kisi-KisiTDPM I
134
Lampiran 7
Kisi-Kisi TDPM II
136
Lampiran 8
Aspek Observasi Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran
139
Lampiran 9
Aspek Yang DiobservasiSiswa
140
Lampiran 10 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Guru Pada Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus I(Pertemuan I)
141
Lampiran 11 Kisi-Kisi InstrumenObservasi Guru Pada Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus I (Pertemuan II)
142
Lampiran 12 Kisi-Kisi InstrumenObservasi Guru Pada Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus II (Pertemuan I)
143
Lampiran 13 Kisi-Kisi InstrumenObservasi Guru Pada Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus II (Pertemuan II)
144
Lampiran 14 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Siswa Dan Melakukan
Pembelajaran
146
Lampiran 15 Lembar Validasi Soal TDPM I dan TDPM II
148
Lampiran 16 Lembar Validasi Soal Tes Diagnostik
149
Lampiran 17 Lembar Aktivitas Siswa I (Siklus I)
154
Lampiran 18 Lembar Aktivitas Siswa II (Siklus I)
160
Lampiran 19 Lembar Aktivitas Siswa I (Siklus II)
164
Lampiran 20 Lembar Aktivitas Siswa II (Siklus II)
169
Lampiran 21 Tes Diagnostik
173
Lampiran 22 TDPM I
177
Lampiran 23 TDPM II
178
Lampiran 24 Rubrik Penilaian Tes Diagnostik
179
xiii
Lampiran 25 Rubrik Penilaian TDPM I
182
Lampiran 26 Rubrik Penilaian TDPMI I
186
Lampiran 27 Pedoman Penskoran Nilai Tes Diagnostik
193
Lampiran 28 Pedoman Penskoran Pada TDPM I dan TDPM II
195
Lampiran 29 Lembar Observasi Guru Siklus I (Pertemuan I)
196
Lampiran 30 Lembar Observasi Guru Siklus I (Pertemuan II)
198
Lampiran 31 LembarObservasiSiswaSiklus I (Pertemuan I)
200
Lampiran 32 Lembar Observasi Siswa Siklus I (Pertemuan II)
202
Lampiran 33 Lembar Observasi Guru Siklus II (Pertemuan I)
204
Lampiran 34 Lembar Observasi Guru Siklus II (Pertemuan II)
206
Lampiran 35 Daftar Hasil Tes Diagnostik
208
Lampiran 36 Daftar Nilai Tes Diagnostik
211
Lampiran 37 Daftar NilaiTDPM I Aspek 1
213
Lampiran 38 Daftar NilaiTDPM I Aspek 2
215
Lampiran 39 Daftar NilaiTDPM I Aspek 3
218
Lampiran 40 Daftar NilaiTDPM I Aspek 4
220
Lampiran 41 Daftar NilaiTDPM II Aspek 1
222
Lampiran 42 Daftar NilaiTDPM II Aspek 2
224
Lampiran 43 Daftar NilaiTDPM II Aspek 3
226
Lampiran 44 Daftar NilaiTDPM II Aspek 4
228
Lampiran 45 Dokumentasi Penelitian
230
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Menghadapi tantangan masa depan dalam era globalisasi dan canggihnya
teknologi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai keterampilan
dan pengetahuan. Keterampilan dan kemampuan yang harus dimiliki tersebut
antara lain adalah kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan ini sangat
penting, karena dalam kehidupan sehari-hari setiap orang selalu dihadapkan pada
berbagai masalah yang harus dipecahkan dan menuntut pengetahuan untuk
menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya. Salah satu sarana untuk
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah bagi siswa pada pendidikan
adalah melalui pembelajaran matematika. Melalui pembelajaran matematika
diharapkan
peserta
didik
dapat
mengembangkan
kemampuan
berpikir,
mengkomunikasikan gagasannya serta dapat mengembangkan aktivitas kreatif
dalam memecahkan masalah.
Menurut Kline (dalam http:/ / file.upi.edu/ direktori/ dual-modes/ model-pembel
ajaran_matematika/ kegiatanbelajar1)
menyatakan bahwa “ Matematika itu bukan
menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika
itu terutama untuk
membantu manusia dalam memahami dan menguasai
permasalahan.”Sedangkan
Paling
(dalam
Abdurrahman,
2009
:
252)
mengemukakan bahwa:
Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap
masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi,
menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan
pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah
memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan
menggunakan hubungan-hubungan. Berdasarkan pendapat Paling tersebut
disimpulkan bahwa untuk menemukan jawaban atas tiap masalah yang
dihadapinya, manusia akan menggunakan (1) informasi yang berkaitan
dengan masalah yang dihadapi; (2) pengetahuan tentang bilangan, bentuk,
dan ukuran; (3) kemampuan untuk menghitung; dan (4) kemampuan untuk
mengingat dan menggunakan hubungan-hubungan.
2
Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika.Menurut
Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009, 253) mengemukakan bahwa:
Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan
(1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan
masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan
dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan
kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap
perkembangan budaya.
Dalam hal ini pemerintah melalui Dinas Pendidikan Nasional ( dalam
Muslich,2011:150)
terus
berupaya
mengembangkan
sistem pembelajaran
matematika di sekolah melalui pengembangan dan pembaharuan kurikulum
pembelajaran matematika yaitu kurikulum 2013 yang mengutamakan pendidikan
berkarakter dengan berisikan nilai-nilai: cinta Tuhan dan alam semesta beserta
isinya, tanggung jawab, kedisiplinan, kemandirian, kejujuran, kasih sayang,
kepedulian, hormat dan santun, serta kerjasama.
Menurut Soedjadi (2000:198) menyatakan bahwa: “Pendidikan sangat
penting memberikan pengalaman dan menumbuhkan kemampuan, khususnya
dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan matematika yaitu (1)
pemecahan masalah dalam matematika; (2) pemecahan masalah dengan
matematika; (3) pemecahan masalah dengan pemikiran matematik.”
Senada dengan Suharsono (dalam Wena.2011:53) yang mengemukakan
bahwa “kemampuan pemecahan masalah sangat penting artinya bagi siswa dan
masa depannya. Para ahli pembelajaran sependapat bahwa kemampuan
pemecahan masalah dalam batas-batas tertentu, dapat dibentuk melalui bidang
studi dan disiplin ilmu yang diajarkan.”
Sedangkan menurut Gagne (dalam Wena.2011:54) mengungkapkan
bahwa:
Apabila seseorang telah mendapatkan suatu kombinasi perangkat aturan
yang terbukti dapat dioperasikan sesuai dengan situasi yang sedang
dihadapi maka ia tidak saja dapat memecahkan suatu masalah, melainkan
juga telah berhasil menemukan sesuatu yang baru.sesuatu yang dimaksud
adalah perangkat prosedur atau strategi yang memungkinkan seseorang
dapat meningkatkan kemandirian dalam berpikir.
3
Namun, kenyataan di lapangan belum sesuai dengan yang diharapkan.
Hasil studi menyebutkan bahwa fokus dan perhatian pada upaya meningkatkan
kemampuan berpikir matematika siswa masih jarang dikembangkan. Utomo dan
Ruijter (dalam http://furahasekai.wordpress.com/2011/09/06/permasalahanpembel
ajaran-matematika-di-sekolah/)memaparkan bahwa:
Pada latihan pemecahan soal ternyata hanya sebagian kecil siswa yang
dapat mengerjakannya dengan baik, sebagian besar tidak tahu apa yang
harus dikerjakan. Setelah diberi petunjuk pun, mereka masih juga tidak
dapat menyelesaikan soal-soal tersebut, sehingga guru menerangkan
seluruh penyelesaiannya.
Sedangkan menurut Herman (dalam http://furahasekai.wordpress.com/201
1/09/06/permasalahanpembelajaran-matematika-di-sekolah/) mengemukakan
bahwa:
Masalah satu penyebab rendahnya penguasaan matematika siswa adalah
guru tidak memberi kesempatan yang cukup kepada siswa untuk
membangun sendiri pengetahuannya. Matematika dipelajari oleh
kebanyakan siswa secara langsung dalam bentuk yang sudah jadi (formal),
karena matematika dipandang oleh kebanyakan guru sebagai suatu
proses yang prosedural dan mekanistis.
Kenyataan tersebut secara jelas menyatakan bahwa penurunan kualitas
pendidikan matematika dan moral peserta didik. Hal tersebut jelas belum sesuai
dengan yang diharapkan.Hal ini disebabkan
masih banyak guru dalam
menyampaikan materi pelajaran hanya menjelaskan tanpa melibatkan siswa dan
kurang atau bahkan tidak memperdulikan kecerdasan emosi siswa sehingga model
pembelajaran tersebut masih konvensional atau sering dikatakan bersifat “teachercentered”. Pendekatan pembelajaran ini mengakibatkan rendahnya kemampuan
pemecahan masalah siswa dan siswa cenderung pasif. Padahal salah satu tujuan
pembelajaran matematika agar peserta didik memiliki kemampuan dalam
pemecahan masalah dan dapat mengkomunikasikannya. Untuk mengatasi
rendahnya nilai matematika dan moral karakter tersebut, para pendidik berusaha
mengadakan perbaikan dan peningkatan disegala segi yang menyangkut
pendidikan matematika.
Menurut Mulyasa (2013:111) menyatakan bahwa:
4
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil.
Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila
seluruhnya atau setidak-tidaknnya sebagian besar (80%) peserta didik
terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses
pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi,
semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Dalam
pembelajaran guru dan peserta didik sering dihadapkan pada berbagai
masalah, baik yang berkaitan dengan mata pelajaran maupun yang
menyangkut hubungan sosial. Pemecahan masalah pembelajaran dapat
dilakukan melalui berbagai cara dengan salah satunya melalui diskusi.
Berdasarkan hasil observasi awal (tanggal 1 Februari 2014) yang
dilaksanakan ke SMP Negeri 12 Binjai. Pembelajaran disekolah ini masih
menggunakan pola lama (pembelajaran konvensional, konsep dan aturan
matematika diberikan dalam bentuk jadi dari guru kepada para siswa, pemberian
contoh-contoh, interaksi satu arah, sesekali guru bertanya dan siswa menjawab,
pemberian tugas di rumah). Peneliti tidak menemukan siswa belajar secara
berkelompok.
Aktivitas
siswa
selama
kegiatan
pembelajaran
adalah
mendengarkan penjelasan guru, mencatat hal-hal yang dianggap penting. Siswa
sungkan bertanya pada guru dan temannya (khususnya siswa yang lemah)
walaupun diberi dorongan dan motivasi. Siswa yang pintar lebih senang bekerja
sendiri dan jika mengalami kesulitan langsung bertanya kepada guru tanpa
melewati hasil diskusi dalam kelompoknya. Guru melatih siswa mengerjakan
soal-soal rutin (menggunakan rumus dan aturan-aturan yang ada dalam materi
yang diajarkan). Guru kurang memperhatikan perkembangan belajar siswa, dan
sering tidak mengaitkan pengetahuan yang dimiliki siswa sebelumnya dengan
materi baru yang sedang diajarkan. Pembelajaran cenderung tidak bermakna bagi
siswa yang diindikasikan kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Peneliti juga mengadakan tes studi pendahuluan (tes diagnostik) kepada
siswa kelas VII SMP Negeri 12 Binjai. Tes yang diberikan berupa tes berbentuk
uraian untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam
matematika.
Seperti soal berikut ini : Tetangga baru yang belum kamu kenal katanya
mempunyai 2 anak. Kamu tahu salah satunya adalah anak laki-laki. Hitung
5
peluang kedua anak tetangga baru itu semuanya laki-laki!. Dalam menyelesaikan
soal di atas siswa belum mampu dalam mengartikan soal untuk membuat model
matematika karena terkait dengan dunia nyata yang dituntut siswa harus mampu
menganalisis soal dengan baik. Berikut adalah tingkat kemampuan siswa dalam
menyelesaikan tes yang diberikan.
Aspek
Persentase siswa telah
memahami aspek
Persentase siswa
belum
memahami
aspek
1. Memahami
86%
14%
Masalah
2. Merencanakan
55,5%
44,5 %
Masalah
3. Melakukan
8,3%
91,7%
Perhitungan
4. Memeriksa
0%
100%
Kembali Hasil
Yang Diperoleh
Dari hasil tes diagnostik terhadap pemecahan masalah siswa peneliti
mendapatkan 100% siswa belum mampu menyelesaikan soal tes diagnostik
tersebut dengan benar, dengan rincian 14% siswa tidak mampu memahami
masalah, 44,5 % siswa belum mampu memahami bagaimana merencanakan
pemecahan masalah, 91,7% siswa
belum mampu memahami bagaimana
melaksanakan pemecahan masalah tersebut. Hal ini diperlihatkan dengan
ketidakmampuan siswa mengaitkan, menyusun, dan menetapkan konsep dan
prinsip yang telah dipelajari untuk menyelesaikan masalah berdasarkan model
matematika serta siswa tidak mampu menyelesaikan operasi hitung dengan benar
serta tidak mampu menentukan hasil jawabannya, dan terdapat 100% siswa tidak
memahami bagaimana memeriksa kembali hasil yang diperoleh tersebut. Hal ini
diperlihatkan dengan masih kosongnya lembar jawaban siswa seluruhnya. Pada
aspek ini siswa tidak mampu mensubstitusikan hasil yang telah didapat kedalam
eumus atau persamaan serta tidak dapat membuktikan hasil yang diperoleh.
Pada kesempatan itu peneliti juga melakukan wawancara dengan guru
matematika kelas VII SMP Negeri 12 Binjai (Ibu Sinta Ngena, S.Pd) mengatakan
bahwa:
6
Banyak siswa yang tidak mampu dalam memecahkan masalah pada pokok
bahasan peluang dan hanya beberapa siswa saja yang dapat menyelesaikan
soal,karena mereka kurang mampu memahami makna soal. Ini juga terjadi
karena tingkat konsentrasi siswa yang tidak maksimal yang mungkin
disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan tidak cocok atau
model pembelajaranyang sering digunakan(konvensional) tidak membuat
siswa termotivasiserta pada kurikulum sebelumnya materi peluang belum
ada sehingga kebanyakan siswa kurang mampu memecahkan masalah
yang berhubungan dengan materi tersebut. Dan saya belum
pernah menerapka model pembelajaran kooperatif teknik TPS (Think Pair
Share).
Hamdani (2011:79) berpendapat bahwa:
Tugas guru dalam rangka optimalisasi proses belajar mengajar adalah
sebagai fasilitator yang mampu mengembangkan kemauan belajar siswa,
mengembangkan kondisi belajar, dan mengadakan pembatasan positif
terhadap dirinya sebagai seorang guru. Jadi, metode pembelajaran
merupakan salah satu faktor atau komponen pendidikan yang sangat
menentukan berhasil tidaknya suatu pembelajaran.
Muslich(2011:122) mengatakan bahwa “Dalam praktiknyaberbagai
metode pembelajaran yang digunakan dalam pendekatan perkembangan moral
kognitif dalam pendidikan berkarakter dengan salah satunya metode diskusi.
Penggunaan metode ini akan menghidupkan suasana kelas.”
Dalam hal ini guru dapat menerapkan teknik pembelajaran matematika
yang lebih bervariasi.Salah satu variasi model pembelajaran yang bersifat
kolaboratif adalah TPS (Think Pair Share). Dimana pada salah satu teknik dari
model pembelajaran kooperatif ini siswa dapat belajar dan bekerja sama dalam
kelompok kecil yang bersifat collaborative. Menurut Istarani (2012:68)
mengatakan bahwa: “Model pembelajaran Think Pair Share menekankan pada
peningkatan daya nalar siswa, daya kritis siswa, daya imajinasi siswa, dan daya
analisis terhadap suatu permasalahan.”
Sedangkan yang dikemukakan Lie (dalam Isjoni,2009:112) bahwa :
Model pembelajaran kooperatif teknik TPS ini memberi siswa kesempatan
untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain dengan
mengoptimalkan partisipasi siswa, yaitu memberi kesempatan delapan kali
lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan
partisipasi mereka kepada orang lain.
Menurut Dhanika(2011), dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa:
7
Terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
kelas VII SMP Negeri32Medan T. A 2011/2012 dengan Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share).Model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) ini disarankan
sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang efektif dalam
meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
matematika.
Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa pentingnya melibatkan peran
aktif, kerjasama, kepedulian, serta tanggung jawab siswa melalui pembelajaran
kooperatif teknik think-pair-share (TPS) ini siswa diharapkan mengalami
pembelajaran matematika yang lebih menarik, lebih mengaktifkan siswa, mampu
berkolaborasi, peduli, bertanggung jawab dan meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka peneliti
bermaksud mengadakan penelitian berjudul: Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Teknik TPS (Think Pair Share) dalam Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Peluang Dikelas VII
SMP Negeri 12 Binjai Tahun Ajaran 2013/2014.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka masalah yang dapat
diidentifikasi adalah :
1.
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
2.
Masih banyaknya siswa yang tidak mampu dalam memecahkan masalah
pada pokok bahasan peluang.
3.
Penguasaan guru terhadap berbagai model pembelajaran kurang tepat.
4.
Penguasaan guru masih menggunakan model pembelajaran yang bersifat
konvensional dan belum diterapkannya model pembelajaran kooperatif
teknik Think Pair Share dalam pengajaran matematika khususnya pada
pokok bahasan Peluang.
1.3
Pembatasan Masalah
8
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, masalah
penelitian dibatasi untuk mengetahui :
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada
pokok bahasan peluang dikelas VII SMP Negeri 12 Binjai tahun ajaran
2013/2014.
Kurangnya pengetahuan guru dalam menerapkan model pembelajaran
(masih konvensional) sehingga menghambat kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa pada pokok bahasan peluang dikelas VII SMP
Negeri 12 Binjai tahun ajaran 2013/2014.
Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik TPS (Think Pair Share)
dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
pada pokok bahasan peluang dikelas VII SMP Negeri 12 Binjai tahun
ajaran 2013/2014.
1.4 Rumusan Masalah
Dengan pembatasan di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaimana tingkat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Think-pair-Share (TPS)
pada pokok bahasan peluang di kelas VII SMP Negeri 12 Binjai tahun
ajaran 2013/2014?
2.
Bagaimana pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share
(TPS) berdasarkan pemecahan masalah pada pokok bahasan peluang di
kelas VII SMP Negeri 12 Binjai tahun ajaran 2013/2014?
9
1.5
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1.
Untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
teknik Think-Pair-Share (TPS) pada pokok bahasan peluang di kelas VII
SMP Negeri 12 Binjai tahun ajaran 2013/2014.
2.
Untuk mengetahui pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Think-PairShare (TPS) berdasarkan pemecahan masalah pada pokok bahasan peluang
di kelas VII SMP Negeri 12 Binjai tahun ajaran 2013/2014.
1.6
Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai diharapkan dapat bermanfaat bagi semua
kalangan, diantaranya yakni :
1.
Bagi siswa. Memberi pengalaman belajar siswa terkait pemecahan
masalah dan berkolaborasi secara kolaboratif melalui model pembelajaran
kooperatif teknik Think-Pair-Share (TPS).
2.
Bagi guru. Perangkat dan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan dan masukan dalam mengembangkan model pembelajaran
matematika upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
3.
Bagi sekolah. Hasil–hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan
dalam mengambil alternatif kebijakan penerapan model pembelajaran
yang inovatif di sekolah.
4.
Bagi peneliti. Hasil-hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan
dalam pengembangan penerapan model pembelajaran kepada siswa untuk
berbagai materi pelajaran.
102
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1.
Tingkat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Think-pair-Share
(TPS) pada pokok bahasan peluang di kelas VII SMP Negeri 12 Binjai
tahun ajaran 2013/2014 adalah dalam kategori baik.
2.
Pengelolaan
pembelajaran
yang
dilaksanakan
guru
dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share
(TPS) berdasarkan pemecahan masalah pada pokok bahasan peluang
di kelas VII SMP Negeri 12 Binjai tahun ajaran 2013/2014 adalah
dalam kategori baik.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan penelitian, bahwa saran (rekomendasi) yang diajukan
adalah :
Berdasarkan simpulan penelitian, saran yang diajukan adalah:
1. Bagi guru yang ingin meningkatkan pemecahan masalah matematika siswa
pada pokok bahasan peluang dapat menerapkan model pembelajaran
kooperatif teknik Think-Pair-Share (TPS).
2. Kepada peneliti selanjutnya agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif
teknik Think-Pair-Share (TPS) pada materi ajar kesebangunan ataupun
materi ajar yang lain.
102
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rine
ka Cipta : Jakarta
Arikunto, Suharsimi. 2010.Prosedur Penelitian. Rineka Cipta : Jakarta
Bahri Djamarah, Syaiful. 2011.Psikologi Belajar. Rineka Cipta : Jakarta
Daryanto.2010. Belajar Mengajar. Yrama Widya. : Bandung
Hamdani.2011. Stategi Belajar Mengajar. Pustaka setia : Bandung
Hudojo,
Herman.
2009.
Pengembangan
Kurikulum
dan
Pembelajaran
Matematika. Malang : UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Isjoni.2009.Pembelajaran Koooperatif Meningkatan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Pustaka Pelajar :Yogyakarta
Istarani.2012.58 Model Pembelajaran Inovatif.Media Persada :Medan
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Remaja Rosdak
arya :Bandung
Muslich, Masnur. 2011.Pendidikan Berkarakter. Bumi aksara :Jakarta
Purwanto,N. 2009. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung :
Remaja Rosda Karya
Rohman, Muhammad. Dan Sofan, Amri. 2012. Manajemen Pendidikan. Prestasi
Pustaka :Jakarta
Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika diIndonesia. Departemen Pendidi
kan Nasional : ___
Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada : Ja
karta
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM. Pusta
ka Pelajar : Yogyakarta
Tim dosen. 2010. Psikologi Pendidikan. PPS UNIMED :Medan
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Kencana : Jaka
rta
103
Turmudi. 2009. Taktik Dan Strategi Pembelajaran Matematika. Leuser Cita Pusta
ka :Jakarta
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara :J
akarta
Arasari. 2013. http://www.slideshare.net/ ARASARI/RPP Ala Kurikulum 2013
Untuk PPG(diakses 27 Desember 2013)
Cahaya
Kusuma,Deden.2013.http://berita.upi.edu/2013/04/01/ Komponen-
Pengembangan Kurikulum 2013 Pada Bahan Uji Publik Kurikulum 2013/(diakses
16 Januari 2014)
Sumangkut, Clieff. 2013. http://www.academia.edu/4372255/ All Silabus Mat Kel
as VII Kur 2013(diakses 17 Januari 2014)
Depdiknas. 2011. http://Sharrywatie90.wordpress.com/ 2011/ 12/ 29/ Perkemban
gan Pembelajaran Matematika di Indonesia/ (diakses 29 Desember 2013)
Dewi,
Asmi
Yuriana.2010.http:// Rian. Hilman. web. id/?p=52(diakses
15
Januari 2014)
Erwin, Roosilawati. 2012. http://www.lpmpjateng.go id/ web/ index.php/ arsip/art
ikel/802 Karakteristik Kemampuan Bernalar Dan Memecahkan Masalah
Peserta Diklat Peningkatan Kompetensi Guru(diakses 15 Januari 2014)
Haryani,Desti. 2011. http://eprints.uny.ac.id/ 7181/ 1/ PM16%20%20 Desti%20
Haryani. pdf(diakses 16 Januari 2014)
Furahasekai.2011.http://furahasekai.wordpress.com/2011/09/06/ Permasalahan
Pembelajaran Matematika di Sekolah/(diakses 27 Desember 2013)
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2012. http://Eziapino.blogspot.com/2012/04/ Ha
kikat Pembelajaran Matematika.html(diakses 29 Desember 2013)
Kline . 2013. http://file.upi.edu/direktori/dual-modes/ Model Pembelajaran Matem
atika/ kegiatan_belajar1 (diakses 27 Desember 2013)
Matstkipymbangko. 2012. http://www.matstkipypmbangko.tk/2012/08/ Kemamp
uan Pemecahan Masalah Matematika.html(diakses 30 Desember 2013)
The principles for school mathematics. 2013. http://www.nctm.org/standards/cont
ent.aspx?id=26802/Principles For School Mathematics (diakses 29 Desember
2013)
ii
RIWAYAT HIDUP
Siska Juliani dilahirkan di Binjai, Sumatera Utara pada tanggal 30 Juli
1992. Ayahanda bernama Ramli Rambertus Sitohang dan Ibunda bernama Ria
Sagala dan merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Pada tahun 1998,
penulis masuk SD Negeri 024753Binjai dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun
2004, penulis melanjutkan sekolah SMP Negeri 3Binjai dan lulus pada tahun
2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 4 Binjai dan
lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi
Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan dengan jalur SNMPTN.
(THINK PAIR SHARE) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA
POKOK BAHASAN PELUANG DIKELAS VII-3
SMP NEGERI 12 BINJAI T.A 2013/2014
Oleh :
Siska Juliani
NIM. 4103111074
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
i
J
I
:Pn
pnM
IP
blaj
TP
(Tbtnk
lr
ba
ma pu
abasan P lua 1 Dlk u
ada Pokok
J2 81 jai Tahun
m M h
~ifl¥1
: • .if!ika
r n
201~
luliani
. 4t0 1 t 107
:
rt~ndi
Muh.·nt tik
aa
: M I nt1tikn
l\1t
llo.'l'
y t ~ hjui:
J•t ntb intbin ,." k ripsi
r
.'1rt.
( /'
:n
1'
I \f.GW
-
/
l (,
K.u roHsih,M.Sc.rh.O
)9_ 00914 197 0. 2 002
Or .hi
M ·ngch hui:
Juru"' n
!, I
.•
u
201
II
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , atas
segala kasih karuniaNya yang telah memberikan kesehatan kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
Skripsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik TPS
(Think Pair Share) Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Peluang Dikelas VII SMP Negeri 12
Binjai Tahun Ajaran 2013/2014”. Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra.Ida
Karnasih,M.Sc,Ph.D, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal rencana
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Mulyono, S.Si., M.Si, Bapak Drs. Zul Amry,
M.Si.,Ph.D dan Bapak Drs. Marojahan Panjaitan, M.Pd selaku dosen penguji yang
telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr.Bornok Sinaga, M.Pd
selaku dosen pembimbing akademik, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si
selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan
FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku ketua Jurusan Matematika,
Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D selaku ketua Program Studi Pendidikan
Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah
SMP Negeri 12Binjai Bapak Drs. Zulkarnain dan Ibu Sinta Ngena, S.Pd sebagai
guru bidang studi matematika dan seluruh Bapak/ Ibu guru beserta Staf Pegawai
yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.
v
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis
Ayahnda Ramli Rambertus Sitohang dan Ibunda Ria Sagala tercinta yang selalu
memberikan limpahan kasih sayang, doa, dorongan, semangat dan pengorbanan
yang tak ternilai selama pendidikan sampai selesainya skripsi ini. Tidak lupa pula
penulis ucapkan terima kasih kepada Darwin Sitohang, S.Tp, Lina Sitohang S.Pd,
Maria, Morgan, Raven beserta seluruh keluargaku yang tercinta yang telah
memberikan semangat dan dukungan kepada penulis. Buatsahabat-sahabat penulis
Nanda, Renata, Tetra, Puji, Vera, Priska, Rista, Zita, Ria, Santika dan seluruh
teman-teman seperjuangan angkatan 2010 khususnya kelas Dik C yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari
segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis
berharap isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.
Medan,
Penulis
Januari 2015
Siska Juliani
4103111074
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LembarPengesahan
i
RiwayatHidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Tabel
ix
Daftar Gambar
xi
DaftarLampiran
xii
BAB I
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Identifikasi Masalah
7
1.3. Batasan Masalah
8
1.4. Rumusan Masalah
8
1.5. Tujuan Penelitian
9
1.6. Manfaat Penelitian
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KerangkaTeoritis
10
2.1.1. Belajar dan Pembelajaran matematika
10
2.1.2. Masalah dalam Matematika
15
2.1.3. Pemecahan Masalah Matematika
16
2.1.4. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
20
2.1.5. Model Pembelajaran
22
2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif
24
2.1.7. Teknik Think-Pair-Share (TPS)
27
2.1.8. Kajian Penelitian Yang Relevan
29
vii
2.1.9. Teori Belajar Yang Mendukung
31
2.1.10. Kurikulum 2013 Pada Matematika
33
2.1.11. Materi Pembelajaran Peluang
39
2.2
KerangkaKonseptual
47
2.3
HipotesisTindakan
49
BAB III METODE PENELITIAN
50
Jenis Penelitian
50
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
50
3.2. Subjek dan Objek Penelitian
50
3.3. Definisi Operasional
51
3.4. Prosedur Penelitian
51
3.5. Analisis Data
66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
70
4.1.
70
4.2.
4.3.
HasilPenelitianPadaSiklus I
4.1.1. Deskripsi Hasil Tes Diagnostik
70
4.1.2. PelaksanaanTindakan I
71
4.1.3. Deskripsi HasilTes Kemampuan Pemecahan Masalah I
72
4.1.4. Deskripsi Hasil Observasi
75
4.1.5. Hasil Refleksi I
78
Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II
81
4.2.1. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
81
4.2.2. PelaksanaanTindakan II
82
4.2.3. Deskripsi Hasil Observasi
86
4.2.4. Hasil Refleksi II
89
Pembahasan Hasil Penelitian
90
4.3.1. Pembahasan Hasil Observasi
93
4.3.2. Pembahasan Model Pembelajaran
96
viii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
102
5.1. Simpulan
102
5.2. Saran
102
Daftar Pustaka
103
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 :Langkah-LangkahPembelajaranKooperatif
TeknikThink Pair Share
27
Tabel 4.1: DeskripsiTingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Berdasarkan HasilTesDiagnostikAwal
71
Tabel 4.2: Tingkat KemampuanSiswaMemahamiMasalah
PadaTesDiagnostikPemecahanMasalah I
73
Tabel 4.3: Tingkat KemampuanSiswaMerencanakan
PemecahanMasalahPada TDPM I
73
Tabel 4.4: Tingkat KemampuanSiswaMelaksanakan
PemecahanMasalahPadaTDPM I
74
Tabel 4.5: Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali
PemecahanMasalah Pada TDPM I
74
Tabel 4.6: DeskripsiHasilObservasi Guru Melakukan
PembelajaranPadaSiklus I
75
Tabel 4.7: DeskripsiHasilObservasiSiswaMelakukan
PembelajaranPadaSiklus I
77
Tabel 4.8: Tingkat KemampuanSiswaMemahamiMasalah
PadaTesDiagnostikPemecahanMasalah II
83
Tabel 4.9: Tingkat KemampuanSiswaMerencanakanPemecahan
MasalahPadaTesDiagnostikPemecahanMasalah II
84
Tabel 4.10: Tingkat Kemampuan Siswa MelaksanakanPemecahan
Masalah Pada Tes Diagnostik Pemecahan Masalah II
84
Tabel 4.11: Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali
Hasil Diperoleh Pada TDPM II
85
Tabel 4.12: DeskripsiHasilObservasi Guru Melakukan
PembelajaranPadaSiklus II
86
x
Tabel 4.13: DeskripsiHasilObservasiSiswaMelakukan
PembelajaranPadaSiklus II
87
Tabel 4.14: HasilTesDiagnostik Pemecahan Masalah I
90
Tabel 4.15: HasilTesDiagnostik Pemecahan Masalah II
91
Tabel 4.16: DeskripsiObservasiKegiatan Guru siklus I danSiklus II
93
Tabel 4.17: DeskripsiObservasiKegiatasnSiswaPadaSiklus I dan II
94
Tabel 4.18: Desripsi Model PembelajaranTPS (Think Pair Share)
pada Siklus I dan II
96
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Skema prosedur penelitian
65
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (Siklus 1)
105
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 (Siklus 1)
112
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 (SiklusII)
118
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 (SiklusII)
131
Lampiran5
Kisi-KisiTes Diagnostik
132
Lampiran6
Kisi-KisiTDPM I
134
Lampiran 7
Kisi-Kisi TDPM II
136
Lampiran 8
Aspek Observasi Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran
139
Lampiran 9
Aspek Yang DiobservasiSiswa
140
Lampiran 10 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Guru Pada Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus I(Pertemuan I)
141
Lampiran 11 Kisi-Kisi InstrumenObservasi Guru Pada Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus I (Pertemuan II)
142
Lampiran 12 Kisi-Kisi InstrumenObservasi Guru Pada Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus II (Pertemuan I)
143
Lampiran 13 Kisi-Kisi InstrumenObservasi Guru Pada Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus II (Pertemuan II)
144
Lampiran 14 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Siswa Dan Melakukan
Pembelajaran
146
Lampiran 15 Lembar Validasi Soal TDPM I dan TDPM II
148
Lampiran 16 Lembar Validasi Soal Tes Diagnostik
149
Lampiran 17 Lembar Aktivitas Siswa I (Siklus I)
154
Lampiran 18 Lembar Aktivitas Siswa II (Siklus I)
160
Lampiran 19 Lembar Aktivitas Siswa I (Siklus II)
164
Lampiran 20 Lembar Aktivitas Siswa II (Siklus II)
169
Lampiran 21 Tes Diagnostik
173
Lampiran 22 TDPM I
177
Lampiran 23 TDPM II
178
Lampiran 24 Rubrik Penilaian Tes Diagnostik
179
xiii
Lampiran 25 Rubrik Penilaian TDPM I
182
Lampiran 26 Rubrik Penilaian TDPMI I
186
Lampiran 27 Pedoman Penskoran Nilai Tes Diagnostik
193
Lampiran 28 Pedoman Penskoran Pada TDPM I dan TDPM II
195
Lampiran 29 Lembar Observasi Guru Siklus I (Pertemuan I)
196
Lampiran 30 Lembar Observasi Guru Siklus I (Pertemuan II)
198
Lampiran 31 LembarObservasiSiswaSiklus I (Pertemuan I)
200
Lampiran 32 Lembar Observasi Siswa Siklus I (Pertemuan II)
202
Lampiran 33 Lembar Observasi Guru Siklus II (Pertemuan I)
204
Lampiran 34 Lembar Observasi Guru Siklus II (Pertemuan II)
206
Lampiran 35 Daftar Hasil Tes Diagnostik
208
Lampiran 36 Daftar Nilai Tes Diagnostik
211
Lampiran 37 Daftar NilaiTDPM I Aspek 1
213
Lampiran 38 Daftar NilaiTDPM I Aspek 2
215
Lampiran 39 Daftar NilaiTDPM I Aspek 3
218
Lampiran 40 Daftar NilaiTDPM I Aspek 4
220
Lampiran 41 Daftar NilaiTDPM II Aspek 1
222
Lampiran 42 Daftar NilaiTDPM II Aspek 2
224
Lampiran 43 Daftar NilaiTDPM II Aspek 3
226
Lampiran 44 Daftar NilaiTDPM II Aspek 4
228
Lampiran 45 Dokumentasi Penelitian
230
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Menghadapi tantangan masa depan dalam era globalisasi dan canggihnya
teknologi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai keterampilan
dan pengetahuan. Keterampilan dan kemampuan yang harus dimiliki tersebut
antara lain adalah kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan ini sangat
penting, karena dalam kehidupan sehari-hari setiap orang selalu dihadapkan pada
berbagai masalah yang harus dipecahkan dan menuntut pengetahuan untuk
menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya. Salah satu sarana untuk
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah bagi siswa pada pendidikan
adalah melalui pembelajaran matematika. Melalui pembelajaran matematika
diharapkan
peserta
didik
dapat
mengembangkan
kemampuan
berpikir,
mengkomunikasikan gagasannya serta dapat mengembangkan aktivitas kreatif
dalam memecahkan masalah.
Menurut Kline (dalam http:/ / file.upi.edu/ direktori/ dual-modes/ model-pembel
ajaran_matematika/ kegiatanbelajar1)
menyatakan bahwa “ Matematika itu bukan
menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika
itu terutama untuk
membantu manusia dalam memahami dan menguasai
permasalahan.”Sedangkan
Paling
(dalam
Abdurrahman,
2009
:
252)
mengemukakan bahwa:
Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap
masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi,
menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan
pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah
memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan
menggunakan hubungan-hubungan. Berdasarkan pendapat Paling tersebut
disimpulkan bahwa untuk menemukan jawaban atas tiap masalah yang
dihadapinya, manusia akan menggunakan (1) informasi yang berkaitan
dengan masalah yang dihadapi; (2) pengetahuan tentang bilangan, bentuk,
dan ukuran; (3) kemampuan untuk menghitung; dan (4) kemampuan untuk
mengingat dan menggunakan hubungan-hubungan.
2
Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika.Menurut
Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009, 253) mengemukakan bahwa:
Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan
(1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan
masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan
dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan
kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap
perkembangan budaya.
Dalam hal ini pemerintah melalui Dinas Pendidikan Nasional ( dalam
Muslich,2011:150)
terus
berupaya
mengembangkan
sistem pembelajaran
matematika di sekolah melalui pengembangan dan pembaharuan kurikulum
pembelajaran matematika yaitu kurikulum 2013 yang mengutamakan pendidikan
berkarakter dengan berisikan nilai-nilai: cinta Tuhan dan alam semesta beserta
isinya, tanggung jawab, kedisiplinan, kemandirian, kejujuran, kasih sayang,
kepedulian, hormat dan santun, serta kerjasama.
Menurut Soedjadi (2000:198) menyatakan bahwa: “Pendidikan sangat
penting memberikan pengalaman dan menumbuhkan kemampuan, khususnya
dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan matematika yaitu (1)
pemecahan masalah dalam matematika; (2) pemecahan masalah dengan
matematika; (3) pemecahan masalah dengan pemikiran matematik.”
Senada dengan Suharsono (dalam Wena.2011:53) yang mengemukakan
bahwa “kemampuan pemecahan masalah sangat penting artinya bagi siswa dan
masa depannya. Para ahli pembelajaran sependapat bahwa kemampuan
pemecahan masalah dalam batas-batas tertentu, dapat dibentuk melalui bidang
studi dan disiplin ilmu yang diajarkan.”
Sedangkan menurut Gagne (dalam Wena.2011:54) mengungkapkan
bahwa:
Apabila seseorang telah mendapatkan suatu kombinasi perangkat aturan
yang terbukti dapat dioperasikan sesuai dengan situasi yang sedang
dihadapi maka ia tidak saja dapat memecahkan suatu masalah, melainkan
juga telah berhasil menemukan sesuatu yang baru.sesuatu yang dimaksud
adalah perangkat prosedur atau strategi yang memungkinkan seseorang
dapat meningkatkan kemandirian dalam berpikir.
3
Namun, kenyataan di lapangan belum sesuai dengan yang diharapkan.
Hasil studi menyebutkan bahwa fokus dan perhatian pada upaya meningkatkan
kemampuan berpikir matematika siswa masih jarang dikembangkan. Utomo dan
Ruijter (dalam http://furahasekai.wordpress.com/2011/09/06/permasalahanpembel
ajaran-matematika-di-sekolah/)memaparkan bahwa:
Pada latihan pemecahan soal ternyata hanya sebagian kecil siswa yang
dapat mengerjakannya dengan baik, sebagian besar tidak tahu apa yang
harus dikerjakan. Setelah diberi petunjuk pun, mereka masih juga tidak
dapat menyelesaikan soal-soal tersebut, sehingga guru menerangkan
seluruh penyelesaiannya.
Sedangkan menurut Herman (dalam http://furahasekai.wordpress.com/201
1/09/06/permasalahanpembelajaran-matematika-di-sekolah/) mengemukakan
bahwa:
Masalah satu penyebab rendahnya penguasaan matematika siswa adalah
guru tidak memberi kesempatan yang cukup kepada siswa untuk
membangun sendiri pengetahuannya. Matematika dipelajari oleh
kebanyakan siswa secara langsung dalam bentuk yang sudah jadi (formal),
karena matematika dipandang oleh kebanyakan guru sebagai suatu
proses yang prosedural dan mekanistis.
Kenyataan tersebut secara jelas menyatakan bahwa penurunan kualitas
pendidikan matematika dan moral peserta didik. Hal tersebut jelas belum sesuai
dengan yang diharapkan.Hal ini disebabkan
masih banyak guru dalam
menyampaikan materi pelajaran hanya menjelaskan tanpa melibatkan siswa dan
kurang atau bahkan tidak memperdulikan kecerdasan emosi siswa sehingga model
pembelajaran tersebut masih konvensional atau sering dikatakan bersifat “teachercentered”. Pendekatan pembelajaran ini mengakibatkan rendahnya kemampuan
pemecahan masalah siswa dan siswa cenderung pasif. Padahal salah satu tujuan
pembelajaran matematika agar peserta didik memiliki kemampuan dalam
pemecahan masalah dan dapat mengkomunikasikannya. Untuk mengatasi
rendahnya nilai matematika dan moral karakter tersebut, para pendidik berusaha
mengadakan perbaikan dan peningkatan disegala segi yang menyangkut
pendidikan matematika.
Menurut Mulyasa (2013:111) menyatakan bahwa:
4
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil.
Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila
seluruhnya atau setidak-tidaknnya sebagian besar (80%) peserta didik
terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses
pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi,
semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Dalam
pembelajaran guru dan peserta didik sering dihadapkan pada berbagai
masalah, baik yang berkaitan dengan mata pelajaran maupun yang
menyangkut hubungan sosial. Pemecahan masalah pembelajaran dapat
dilakukan melalui berbagai cara dengan salah satunya melalui diskusi.
Berdasarkan hasil observasi awal (tanggal 1 Februari 2014) yang
dilaksanakan ke SMP Negeri 12 Binjai. Pembelajaran disekolah ini masih
menggunakan pola lama (pembelajaran konvensional, konsep dan aturan
matematika diberikan dalam bentuk jadi dari guru kepada para siswa, pemberian
contoh-contoh, interaksi satu arah, sesekali guru bertanya dan siswa menjawab,
pemberian tugas di rumah). Peneliti tidak menemukan siswa belajar secara
berkelompok.
Aktivitas
siswa
selama
kegiatan
pembelajaran
adalah
mendengarkan penjelasan guru, mencatat hal-hal yang dianggap penting. Siswa
sungkan bertanya pada guru dan temannya (khususnya siswa yang lemah)
walaupun diberi dorongan dan motivasi. Siswa yang pintar lebih senang bekerja
sendiri dan jika mengalami kesulitan langsung bertanya kepada guru tanpa
melewati hasil diskusi dalam kelompoknya. Guru melatih siswa mengerjakan
soal-soal rutin (menggunakan rumus dan aturan-aturan yang ada dalam materi
yang diajarkan). Guru kurang memperhatikan perkembangan belajar siswa, dan
sering tidak mengaitkan pengetahuan yang dimiliki siswa sebelumnya dengan
materi baru yang sedang diajarkan. Pembelajaran cenderung tidak bermakna bagi
siswa yang diindikasikan kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Peneliti juga mengadakan tes studi pendahuluan (tes diagnostik) kepada
siswa kelas VII SMP Negeri 12 Binjai. Tes yang diberikan berupa tes berbentuk
uraian untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam
matematika.
Seperti soal berikut ini : Tetangga baru yang belum kamu kenal katanya
mempunyai 2 anak. Kamu tahu salah satunya adalah anak laki-laki. Hitung
5
peluang kedua anak tetangga baru itu semuanya laki-laki!. Dalam menyelesaikan
soal di atas siswa belum mampu dalam mengartikan soal untuk membuat model
matematika karena terkait dengan dunia nyata yang dituntut siswa harus mampu
menganalisis soal dengan baik. Berikut adalah tingkat kemampuan siswa dalam
menyelesaikan tes yang diberikan.
Aspek
Persentase siswa telah
memahami aspek
Persentase siswa
belum
memahami
aspek
1. Memahami
86%
14%
Masalah
2. Merencanakan
55,5%
44,5 %
Masalah
3. Melakukan
8,3%
91,7%
Perhitungan
4. Memeriksa
0%
100%
Kembali Hasil
Yang Diperoleh
Dari hasil tes diagnostik terhadap pemecahan masalah siswa peneliti
mendapatkan 100% siswa belum mampu menyelesaikan soal tes diagnostik
tersebut dengan benar, dengan rincian 14% siswa tidak mampu memahami
masalah, 44,5 % siswa belum mampu memahami bagaimana merencanakan
pemecahan masalah, 91,7% siswa
belum mampu memahami bagaimana
melaksanakan pemecahan masalah tersebut. Hal ini diperlihatkan dengan
ketidakmampuan siswa mengaitkan, menyusun, dan menetapkan konsep dan
prinsip yang telah dipelajari untuk menyelesaikan masalah berdasarkan model
matematika serta siswa tidak mampu menyelesaikan operasi hitung dengan benar
serta tidak mampu menentukan hasil jawabannya, dan terdapat 100% siswa tidak
memahami bagaimana memeriksa kembali hasil yang diperoleh tersebut. Hal ini
diperlihatkan dengan masih kosongnya lembar jawaban siswa seluruhnya. Pada
aspek ini siswa tidak mampu mensubstitusikan hasil yang telah didapat kedalam
eumus atau persamaan serta tidak dapat membuktikan hasil yang diperoleh.
Pada kesempatan itu peneliti juga melakukan wawancara dengan guru
matematika kelas VII SMP Negeri 12 Binjai (Ibu Sinta Ngena, S.Pd) mengatakan
bahwa:
6
Banyak siswa yang tidak mampu dalam memecahkan masalah pada pokok
bahasan peluang dan hanya beberapa siswa saja yang dapat menyelesaikan
soal,karena mereka kurang mampu memahami makna soal. Ini juga terjadi
karena tingkat konsentrasi siswa yang tidak maksimal yang mungkin
disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan tidak cocok atau
model pembelajaranyang sering digunakan(konvensional) tidak membuat
siswa termotivasiserta pada kurikulum sebelumnya materi peluang belum
ada sehingga kebanyakan siswa kurang mampu memecahkan masalah
yang berhubungan dengan materi tersebut. Dan saya belum
pernah menerapka model pembelajaran kooperatif teknik TPS (Think Pair
Share).
Hamdani (2011:79) berpendapat bahwa:
Tugas guru dalam rangka optimalisasi proses belajar mengajar adalah
sebagai fasilitator yang mampu mengembangkan kemauan belajar siswa,
mengembangkan kondisi belajar, dan mengadakan pembatasan positif
terhadap dirinya sebagai seorang guru. Jadi, metode pembelajaran
merupakan salah satu faktor atau komponen pendidikan yang sangat
menentukan berhasil tidaknya suatu pembelajaran.
Muslich(2011:122) mengatakan bahwa “Dalam praktiknyaberbagai
metode pembelajaran yang digunakan dalam pendekatan perkembangan moral
kognitif dalam pendidikan berkarakter dengan salah satunya metode diskusi.
Penggunaan metode ini akan menghidupkan suasana kelas.”
Dalam hal ini guru dapat menerapkan teknik pembelajaran matematika
yang lebih bervariasi.Salah satu variasi model pembelajaran yang bersifat
kolaboratif adalah TPS (Think Pair Share). Dimana pada salah satu teknik dari
model pembelajaran kooperatif ini siswa dapat belajar dan bekerja sama dalam
kelompok kecil yang bersifat collaborative. Menurut Istarani (2012:68)
mengatakan bahwa: “Model pembelajaran Think Pair Share menekankan pada
peningkatan daya nalar siswa, daya kritis siswa, daya imajinasi siswa, dan daya
analisis terhadap suatu permasalahan.”
Sedangkan yang dikemukakan Lie (dalam Isjoni,2009:112) bahwa :
Model pembelajaran kooperatif teknik TPS ini memberi siswa kesempatan
untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain dengan
mengoptimalkan partisipasi siswa, yaitu memberi kesempatan delapan kali
lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan
partisipasi mereka kepada orang lain.
Menurut Dhanika(2011), dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa:
7
Terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
kelas VII SMP Negeri32Medan T. A 2011/2012 dengan Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share).Model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) ini disarankan
sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang efektif dalam
meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
matematika.
Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa pentingnya melibatkan peran
aktif, kerjasama, kepedulian, serta tanggung jawab siswa melalui pembelajaran
kooperatif teknik think-pair-share (TPS) ini siswa diharapkan mengalami
pembelajaran matematika yang lebih menarik, lebih mengaktifkan siswa, mampu
berkolaborasi, peduli, bertanggung jawab dan meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka peneliti
bermaksud mengadakan penelitian berjudul: Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Teknik TPS (Think Pair Share) dalam Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Peluang Dikelas VII
SMP Negeri 12 Binjai Tahun Ajaran 2013/2014.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka masalah yang dapat
diidentifikasi adalah :
1.
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
2.
Masih banyaknya siswa yang tidak mampu dalam memecahkan masalah
pada pokok bahasan peluang.
3.
Penguasaan guru terhadap berbagai model pembelajaran kurang tepat.
4.
Penguasaan guru masih menggunakan model pembelajaran yang bersifat
konvensional dan belum diterapkannya model pembelajaran kooperatif
teknik Think Pair Share dalam pengajaran matematika khususnya pada
pokok bahasan Peluang.
1.3
Pembatasan Masalah
8
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, masalah
penelitian dibatasi untuk mengetahui :
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada
pokok bahasan peluang dikelas VII SMP Negeri 12 Binjai tahun ajaran
2013/2014.
Kurangnya pengetahuan guru dalam menerapkan model pembelajaran
(masih konvensional) sehingga menghambat kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa pada pokok bahasan peluang dikelas VII SMP
Negeri 12 Binjai tahun ajaran 2013/2014.
Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik TPS (Think Pair Share)
dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
pada pokok bahasan peluang dikelas VII SMP Negeri 12 Binjai tahun
ajaran 2013/2014.
1.4 Rumusan Masalah
Dengan pembatasan di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaimana tingkat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Think-pair-Share (TPS)
pada pokok bahasan peluang di kelas VII SMP Negeri 12 Binjai tahun
ajaran 2013/2014?
2.
Bagaimana pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share
(TPS) berdasarkan pemecahan masalah pada pokok bahasan peluang di
kelas VII SMP Negeri 12 Binjai tahun ajaran 2013/2014?
9
1.5
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1.
Untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
teknik Think-Pair-Share (TPS) pada pokok bahasan peluang di kelas VII
SMP Negeri 12 Binjai tahun ajaran 2013/2014.
2.
Untuk mengetahui pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Think-PairShare (TPS) berdasarkan pemecahan masalah pada pokok bahasan peluang
di kelas VII SMP Negeri 12 Binjai tahun ajaran 2013/2014.
1.6
Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai diharapkan dapat bermanfaat bagi semua
kalangan, diantaranya yakni :
1.
Bagi siswa. Memberi pengalaman belajar siswa terkait pemecahan
masalah dan berkolaborasi secara kolaboratif melalui model pembelajaran
kooperatif teknik Think-Pair-Share (TPS).
2.
Bagi guru. Perangkat dan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan dan masukan dalam mengembangkan model pembelajaran
matematika upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
3.
Bagi sekolah. Hasil–hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan
dalam mengambil alternatif kebijakan penerapan model pembelajaran
yang inovatif di sekolah.
4.
Bagi peneliti. Hasil-hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan
dalam pengembangan penerapan model pembelajaran kepada siswa untuk
berbagai materi pelajaran.
102
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1.
Tingkat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Think-pair-Share
(TPS) pada pokok bahasan peluang di kelas VII SMP Negeri 12 Binjai
tahun ajaran 2013/2014 adalah dalam kategori baik.
2.
Pengelolaan
pembelajaran
yang
dilaksanakan
guru
dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share
(TPS) berdasarkan pemecahan masalah pada pokok bahasan peluang
di kelas VII SMP Negeri 12 Binjai tahun ajaran 2013/2014 adalah
dalam kategori baik.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan penelitian, bahwa saran (rekomendasi) yang diajukan
adalah :
Berdasarkan simpulan penelitian, saran yang diajukan adalah:
1. Bagi guru yang ingin meningkatkan pemecahan masalah matematika siswa
pada pokok bahasan peluang dapat menerapkan model pembelajaran
kooperatif teknik Think-Pair-Share (TPS).
2. Kepada peneliti selanjutnya agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif
teknik Think-Pair-Share (TPS) pada materi ajar kesebangunan ataupun
materi ajar yang lain.
102
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rine
ka Cipta : Jakarta
Arikunto, Suharsimi. 2010.Prosedur Penelitian. Rineka Cipta : Jakarta
Bahri Djamarah, Syaiful. 2011.Psikologi Belajar. Rineka Cipta : Jakarta
Daryanto.2010. Belajar Mengajar. Yrama Widya. : Bandung
Hamdani.2011. Stategi Belajar Mengajar. Pustaka setia : Bandung
Hudojo,
Herman.
2009.
Pengembangan
Kurikulum
dan
Pembelajaran
Matematika. Malang : UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Isjoni.2009.Pembelajaran Koooperatif Meningkatan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Pustaka Pelajar :Yogyakarta
Istarani.2012.58 Model Pembelajaran Inovatif.Media Persada :Medan
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Remaja Rosdak
arya :Bandung
Muslich, Masnur. 2011.Pendidikan Berkarakter. Bumi aksara :Jakarta
Purwanto,N. 2009. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung :
Remaja Rosda Karya
Rohman, Muhammad. Dan Sofan, Amri. 2012. Manajemen Pendidikan. Prestasi
Pustaka :Jakarta
Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika diIndonesia. Departemen Pendidi
kan Nasional : ___
Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada : Ja
karta
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM. Pusta
ka Pelajar : Yogyakarta
Tim dosen. 2010. Psikologi Pendidikan. PPS UNIMED :Medan
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Kencana : Jaka
rta
103
Turmudi. 2009. Taktik Dan Strategi Pembelajaran Matematika. Leuser Cita Pusta
ka :Jakarta
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara :J
akarta
Arasari. 2013. http://www.slideshare.net/ ARASARI/RPP Ala Kurikulum 2013
Untuk PPG(diakses 27 Desember 2013)
Cahaya
Kusuma,Deden.2013.http://berita.upi.edu/2013/04/01/ Komponen-
Pengembangan Kurikulum 2013 Pada Bahan Uji Publik Kurikulum 2013/(diakses
16 Januari 2014)
Sumangkut, Clieff. 2013. http://www.academia.edu/4372255/ All Silabus Mat Kel
as VII Kur 2013(diakses 17 Januari 2014)
Depdiknas. 2011. http://Sharrywatie90.wordpress.com/ 2011/ 12/ 29/ Perkemban
gan Pembelajaran Matematika di Indonesia/ (diakses 29 Desember 2013)
Dewi,
Asmi
Yuriana.2010.http:// Rian. Hilman. web. id/?p=52(diakses
15
Januari 2014)
Erwin, Roosilawati. 2012. http://www.lpmpjateng.go id/ web/ index.php/ arsip/art
ikel/802 Karakteristik Kemampuan Bernalar Dan Memecahkan Masalah
Peserta Diklat Peningkatan Kompetensi Guru(diakses 15 Januari 2014)
Haryani,Desti. 2011. http://eprints.uny.ac.id/ 7181/ 1/ PM16%20%20 Desti%20
Haryani. pdf(diakses 16 Januari 2014)
Furahasekai.2011.http://furahasekai.wordpress.com/2011/09/06/ Permasalahan
Pembelajaran Matematika di Sekolah/(diakses 27 Desember 2013)
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2012. http://Eziapino.blogspot.com/2012/04/ Ha
kikat Pembelajaran Matematika.html(diakses 29 Desember 2013)
Kline . 2013. http://file.upi.edu/direktori/dual-modes/ Model Pembelajaran Matem
atika/ kegiatan_belajar1 (diakses 27 Desember 2013)
Matstkipymbangko. 2012. http://www.matstkipypmbangko.tk/2012/08/ Kemamp
uan Pemecahan Masalah Matematika.html(diakses 30 Desember 2013)
The principles for school mathematics. 2013. http://www.nctm.org/standards/cont
ent.aspx?id=26802/Principles For School Mathematics (diakses 29 Desember
2013)
ii
RIWAYAT HIDUP
Siska Juliani dilahirkan di Binjai, Sumatera Utara pada tanggal 30 Juli
1992. Ayahanda bernama Ramli Rambertus Sitohang dan Ibunda bernama Ria
Sagala dan merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Pada tahun 1998,
penulis masuk SD Negeri 024753Binjai dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun
2004, penulis melanjutkan sekolah SMP Negeri 3Binjai dan lulus pada tahun
2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 4 Binjai dan
lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi
Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan dengan jalur SNMPTN.