PENGARUH RISIKO SISTEMATIS, FIRM SIZE DAN MARKET TO BOOK VALUE (MBV) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BEI TAHUN 2011-2013.

PENGARUH RISIKO SISTEMATIS, FIRM SIZE DAN MARKET TO BOOK
VALUE (MBV) TERHADAP RETURN SAHAM PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
GO PUBLIC DI BEI TAHUN
2011-2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :
EVIE AGUSTINA
NIM. 7112210002

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT. Yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Risiko Sistematis, Firm Size dan
Market to Book Value (MBV) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
Manufaktur yang Go Public di BEI Tahun 2011-2013.”
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan. Dalam penelitian skripsi ini, penulis banyak menerima
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan sepenuh hati
penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik M.Si, selaku Rektor Universitas
Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, M.E, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan dan selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah membimbing, memberikan saran, arahan dan masukan yang sangat
berharga kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.
3. Ibu T.Teviana SE, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Ahmad Hidayat, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik
yang telah membantu penulis selama perkuliahan.


iii

5. Ibu Dita Amanah, MBA, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Medan.
6. Bapak dan Ibu Dosen di Lingkungan Fakultas Ekonomi yang telah
membekali penulis dengan segudang ilmu di bangku perkuliahan.
7. Teristimewa kepada orangtuaku tercinta Bapak Alm. M.Rumin dan Ibu
Sutiah. Terimakasih atas segala pengorbanan yang diberikan, doa, cinta
dan kasih sayang, nasehat, motivasi, dana dan didikan hingga penyelesaian
skripsi ini.
8. Abang, kakak, dan adik-adikku tersayang Suyanto, Ayu Rahayu, Heru
Prasetyo, dan Heri Budiarjo. Terimakasih untuk kehadiran kalian yang
selalu menyemangati dan memberi keceriaan.
9. Untuk sahabat-sahabat terbaikku, Miftah, Arum, Nonik dan Selvi.
Terimakasih atas semua dukungan, bantuan, masa senang susah bersama
selama perkuliahan, semoga tetap berlanjut MANES kita.
10. Untuk adik sepupuku tersayang, Wulandari, dan abang sepupu Rahmad
Sinaga dan Waskito. Terimakasih untuk doa, semangat, dan dukungannya.
11. Untuk Tante Rubi, Paklek Heru, Paklek Miyan, Pakde dan Bu’de lain yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas nasehat yang

sangat membangun, masukan, doa, dukungan dan semangatnya yang
sangat berharga yang selalu diberikan kepada penulis.
12. Terkhusus untuk Ibu Khairina Lubis dan Pak Iwan, terimakasih untuk
segala bantuan yang telah diberikan sejak SMA sampai sekarang, nasehat,
dukungan dan motivasi yang sangat berharga bagi penulis.

iv

13. Untuk adik-adik kos tersayang, Siska, Nurul, Juwita, dan Windi.
Terimakasih atas dukungan dan semangatnya ya sayang. Juga temanteman kos yang lain, Ike, Wulan, Deby, Kak Winda, dan Risma.
Terimakasih atas bantuan dan dukungannya.
14. Untuk teman-teman terbaik jurusan Manajemen B 2011, Amal, Hanif,
Ryan, Fachri, Wahyu, Eza, Nico, Tya, Oza, Santi, Nur, Christin, Alfara,
Yanti, Lisa dan semua yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga kesuksesan selalu menyertai langkah kita.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah penulis sebutkan di atas. Penulis mohon maaf atas segala kesalahan dalam
penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua. Amin.


Medan,

Maret 2015

Penulis,

Evie Agustina

v

ABSTRAK
EVIE AGUSTINA, NIM. 7112210002. PENGARUH RISIKO SISTEMATIS, FIRM
SIZE DAN MARKET TO BOOK VALUE (MBV) TERHADAP RETURN SAHAM PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BEI TAHUN 2011-2013.
Return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia telah terjadi penurunan
berdasarkan data return saham tahun 2011-2013, karenanya penelitian ini dilakukan untuk
melihat beberapa factor yang diduga berpengaruh terhadap return saham diantaranya risiko
sistematis, firm size dan market to book value. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh risiko sistematis terhadap firm size, pengaruh risiko sistematis terhadap
market to book value, pengaruh risiko sistematis terhadap return saham, pengaruh firm size

terhadap market to book value, pengaruh firm size terhadap return saham dan market to book
value terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Data dalam penelitian ini adalah data risiko sistematis, firm size, market to book value,
dan return saham. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang go public di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013 yang berjumlah 135 perusahaan, berdasarkan
teknik purposive sampling sebanyak 38 perusahaan ditentukan sebagai sampel penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi pada laporan keuangan
yang dimuat dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis jalur. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa risiko sistematis memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
market to book value dengan nilai critical ratio (C.R) sebesar 1.932 dan nilai signifikan
sebesar 0.053. Risiko sistematis memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
return saham dengan nilai critical ratio (C.R) sebesar 0.585 dan nilai signifikan sebesar
0.559. Firm size memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap risiko sistematis dengan
nilai critical ratio (C.R) sebesar -2.362 dan nilai signifikan sebesar 0.018. Firm size memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap market to book value dengan nilai critical ratio
(C.R) sebesar 5.123 dan nilai signifikan sebesar 0.00. Firm size memiliki pengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap return saham dengan nilai critical ratio (C.R) sebesar -0.590
dan nilai signifikan sebesar 0.555. Market to book value memiliki pengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap return saham dengan nilai critical ratio (C.R) sebesar 0.805 dan nilai

signifikan sebesar 0.421.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh firm size terhadap risiko sistematis dan firm size terhadap market to book
value diterima. Sedangkan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh risiko
sistematis terhadap market to book value, risiko sistematis terhadap return saham, firm size
terhadap return saham dan market to book value terhadap return saham ditolak.
Kata Kunci

: Risiko Sistematis, Firm Size, Market to Book Value dan Return Saham
Perusahaan Manufaktur.

i

ABSTRACT
EVIE AGUSTINA, NIM. 7112210002. THE EFFECT OF SYSTEMATIC RISK, FIRM
SIZE AND MARKET TO BOOK VALUE (MBV) TO STOCK RETURN IN
MANUFACTURING COMPANY THAT GO PUBLIC IN INDONESIA STOCK
EXCHANGE YEAR 2011-2013.
Stock return manufacturing company in Indonesia Stock Exchange has decreased by
stock return data in 2011-2013, therefore this study is done to see some of the factors that are

supposed to influence on stock returns including systematic risk, firm size and market-tobook value. The purpose of this study was to determine the effect of the systematic risk of the
firm size, the effect of the systematic risk of the market to book value, the effect of systematic
risk on stock returns, the effect of firm size on the market to book value, the effect of firm size
on stock returns and market to book value on stock returns manufacturing company in
Indonesia Stock Exchange.
The data in this study is the systematic risk, firm size, market to book value, and
stock returns. The population of this research is a manufacturing company that go public in
Indonesia Stock Exchange in 2011-2013, amounting to 135 companies, based on purposive
sampling as many as 38 companies defined as the study sample. Data collection techniques
used is the study documentation on the financial report contained in the Indonesian Capital
Market Directory (ICMD).
Data analysis techniques in this research is the path analysis. The results showed
that systematic risk has a positive and not significant effect on the market to book value with
the value of the critical ratio (C.R) of 1.932 and the significant value of 0.053. Systematic risk
has a positive and not significant effect on stock returns with the value of the critical ratio
(C.R) of 0.585 and the significant value of 0.559. Firm size has a negative and significant
effect on systematic risk with the value of the critical ratio (C.R) of -2.362 and significant
value of 0.018. Firm size has a positive and significant effect on the market to book value
with the value of the critical ratio (C.R) of 5.123 and the significant value of 0.00. Firm size
has a negative and not significant effect on stock returns with critical value ratio (C.R) of 0.590 and significant value of 0.555. Market to book value has a positive and not significant

effect to return stock to the value of the critical ratio (C.R) of 0.805 and the significant value
of 0.421.
The conclusion from this study is that the hypothesis that there are significant
systematic risk on the firm size and firm size on the market to book value received. While the
hypothesis that there are significant systemic risk on the market to book value, the systematic
risk on stock returns, firm size on stock returns and market to book value on the stock return
is rejected.

Keywords: Systematic Risk, Firm Size, Market to Book Value and Stock Return.

ii

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

Tabel 1.1 Pertumbuhan Return Perusahaan Manufaktur Periode 2011-2013 .. 3
Tabel 1.2


Pertumbuhan Expected Return Perusahaan Manufaktur
Periode 2011-2013 ........................................................................... 4

Tabel 1.3

Data Risiko Sistematis Perusahaan Manufaktur
Periode 2011-2013 ........................................................................... 7

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Statistik Deskriptif Penelitian ............................. 49
Tabel 4.2

Hasil Ringkasan Statistik Deskriptif Risiko Sistematis ................... 51

Tabel 4.3

Hasil Ringkasan Statistik Deskriptif Firm Size ............................... 52

Tabel 4.4

Hasil Ringkasan Statistik Deskriptif Market to Book Value ............ 54


Tabel 4.5

Hasil Ringkasan Statistik Deskriptif Return Saham ........................ 55

Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Uji Normalitas .................................................... 57
Tabel 4.7

Rangkuman Hasil Pengujian Linieritas Data ................................... 58

Tabel 4.8 Pengujian Autokorelasi .................................................................... 61
Tabel 4.9 Pengaruh Masing-Masing Variabel .................................................. 63
Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 65

x

DAFTAR GAMBAR
Gambar
Grafik 1.1


Halaman
Pertumbuhan Firm Size (Ukuran Perusahaan) Perusahaan
Manufaktur Tahun 2011-2013 ....................................................... 9

Grafik 1.2

Nilai MBV Perusahaan Manufaktur Periode 2011-2013 ............... 11

Gambar 2.1 Security Market Line ...................................................................... 25
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir .......................................................................... 37
Gambar 3.1 Diagram Jalur ................................................................................. 47
Gambar 4.1 Grafik Hasil Ringkasan Statistik Deskriptif Risiko Sistematis ...... 51
Gambar 4.2 Grafik Hasil Ringkasan Statistik Deskriptif Firm Size .................. 53
Gambar 4.3 Grafik Hasil Ringkasan Statistik Deskriptif Market to
Book Value ..................................................................................... 54
Gambar 4.4 Grafik Hasil Ringkasan Statistik Deskriptif Return Saham ........... 56
Gambar 4.5 Uji Heterokedastisitas .................................................................... 60
Gambar 4.6 Hasil Diagram Jalur........................................................................ 62

xi

DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

: Tabel Objek Penelitian

LAMPIRAN 2

: Tabel Data Variabel Penelitian

LAMPIRAN 3

: Hasil Data Penelitian Dengan AMOS dan SPSS

xii

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Industri manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di
sebuah negara. Dalam beberapa tahun terakhir sektor industri ini menjadi salah
satu industri strategis yang memiliki peran signifikan dalam pembangunan
ekonomi nasional. Ini merupakan bagian dari pengelolaan bahan-bahan baku
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang bernilai tambah lebih besar.
Hasil industri manufaktur Indonesia kian merambat ke pasar dunia, sebagai traded
sector, efisiensi sektor industri manufaktur akan meningkatkan daya saing
perekonomian di pasar dunia karena memiliki peran dalam penciptaan nilai
tambah, penyerapan tenaga kerja produktif, dan pendorong pertumbuhan
ekonomi. Akan tetapi kondisi perekonomian global yang tidak menentu
menyebabkan sektor-sektor pendukung perekonomian nasional mengalami
penurunan salah satunya adalah sektor manufaktur.
Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi
karena return merupakan keuntungan yang dinikmati investor atas investasi
saham yang dilakukannya. Menurut Wahyudi (2003), return memiliki dua
komponen yaitu current income dan capital gain. Bentuk dari current income
berupa keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik
berupa dividen sebagai hasil kinerja fundamental perusahaan. Sedangkan capital
gain berupa keuntungan yang diterima karena selisih antara harga jual dan harga
1

2

beli saham. Besarnya capital gain suatu saham akan positif, bilamana harga jual
dari saham yang dimiliki lebih tinggi dari harga belinya.
Pada tahun 2013 emiten yang bergerak di industri manufaktur mengalami
penurunan yang disebabkan oleh berbagai faktor negatif seperti kenaikan harga
gas, tarif dasar listrik, upah minimum pekerja, infrastruktur yang belum dapat
diandalkan, serta melemahnya nilai tukar, hal ini tentunya mengganggu
pertumbuhan sektor ini.
Sebelum

melakukan

investasi

di

pasar

modal,

investor

akan

mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusan investasi. Informasi yang bersifat fundamental dan teknikal dapat
digunakan sebagai dasar untuk memprediksi return, resiko atau ketidakpastian,
jumlah, waktu, dan faktor lain yang berhubungan dengan aktivitas investasi.
Informasi yang dapat dijadikan landasan bagi investor dalam menentukan
investasi antara lain harga saham, kinerja perusahaan dan lingkungan ekonomi
makro seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing,
serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah turut
berpengaruh pada fluktuasi harga dan volume perdagangan pada pasar modal
yang efisien (Manullang, 2004). Tabel berikut menunjukkan kinerja sektor
industri manufaktur pada tahun 2013 menurun. Tidak terjaganya pertumbuhan
sektor ini ditunjukkan pada perilaku investor dalam mengapresiasi negatif sahamsaham manufaktur. Return perusahaan manufaktur secara keseluruhan cenderung
mengalami penurunan selama 3 tahun berturut-turut.

3

Tabel 1.1
Pertumbuhan Return Perusahaan Manufaktur
Periode 2011-2013
Tahun
Return
2011
14.376%
2012
-0.58%
2013
-2.44%
Sumber: www.idx.co.id (Data diolah)
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pertumbuhan return perusahaan
manufaktur mengalami penurunan dari 14.376% pada tahun 2011 menjadi -2.44%
di akhir tahun 2013. Beberapa perusahaan manufaktur tersebut yang mengalami
penurunan diantaranya PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk yang menunjukkan return
pada tahun 2011 sebesar 16% dan di akhir tahun 2013 sebesar -40%. PT. Astra
International Tbk yang menunjukkan return 35.7% pada tahun 2011 dan di akhir
tahun 2013 sebesar -11%. PT. Gudang Garam Tbk yang menunjukkan return
55.1% pada tahun 2011 dan di akhir tahun 2013 sebesar -25%. PT. Asia Pasific
Fibers Tbk yang menunjukkan return 87.5% pada tahun 2011 dan di akhir tahun
2013 sebesar -59%. Selain itu PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk juga menunjukkan
return yang menurun yaitu sebesar 2.3% pada tahun 2011 dan di akhir tahun 2013
sebesar -31%. Penurunan return ini memberi makna bahwa harga jual selalu
dibawah harga beli saham sehingga keuntungan yang dinikmati investor atas
investasi saham yang dilakukannya cenderung mengalami penurunan setiap
tahunnya.
Investasi yang dilakukan oleh investor diasumsikan selalu didasarkan pada
pertimbangan yang rasional sehingga berbagai jenis informasi diperlukan untuk

4

pengambilan keputusan investasi, termasuk data return diatas. Data return diatas
merupakan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, yang akan dijadikan
sebagai dasar perhitungan dalam menentukan besarnya return yang diharapkan
(expected return) di masa mendatang. Dalam dunia yang sebenarnya hampir
semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Pemodal tidak
mengetahui dengan pasti hasil yang akan diperoleh dari investasi yang
dilakukannya. Pemodal hanya dapat memperkirakan berapa tingkat keuntungan
yang diharapkan dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti
akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Karena pemodal hanya menghadapi
kesempatan investasi yang berisiko, pilihan investasi tidak dapat hanya
mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return).
Semakin tinggi tingkat keuntungan (return) yang disyaratkan oleh investor maka
akan semakin tinggi pula risiko suatu kesempatan investasi (Jogiyanto, 2000).
Tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) pada perusahaan
manufaktur secara keseluruhan mengalami fluktuasi selama 3 tahun.
Tabel 1.2
Pertumbuhan Expected Return Perusahaan Manufaktur
Periode 2011-2013
Tahun
Expected Return
2011
5.057%
2012
11.043%
2013
0.36%
Sumber: www.idx.co.id (Data diolah)

Berbeda dengan tabel return realisasi sebelumnya, yang menunjukkan data
menurun tiap tahunnya, pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pertumbuhan

5

expected return perusahaan manufaktur mengalami kenaikan dari tahun 2011 ke
2012, dari 5.057% meningkat menjadi 11.043% di tahun 2012, kemudian
menurun menjadi 0.36% pada tahun 2013. Beberapa perusahaan manufaktur
tersebut yang mengalami peningkatan tahun 2011 ke tahun 2012 dan menurun
dari tahun 2012 ke tahun 2013 diantaranya PT. Barrito Pasific Tbk, expected
return tahun 2011 sebesar 1.080%, tahun 2012 sebesar 20.82%, dan tahun 2013
sebesar 0.409%. PT. Budi Starch & Sweetener Tbk, menunjukkan expected return
tahun 2011 sebesar 3.850%, tahun Jaya Pari Steel Tbk, menunjukkan expected
return tahun 2011 sebesar 3.4241%, tahun 2012 sebesar 22.0707%, dan tahun
2013 sebesar -1.289%. PT. Bentoel Internasional Investama Tbk, menunjukkan
expected return tahun 2011 sebesar 2.981%, tahun 2012 sebesar 19.525%, dan
tahun 2013 sebesar 0.271%. serta PT. Suparma Tbk, yang juga menunjukkan
expected return tahun 2011 sebesar 4.2188%, tahun 2012 sebesar 4.33497%, dan
tahun 2013 sebesar -2.409%. Berfluktuasinya expected return ini memberi makna
bahwa return yang diharapkan tidak sesuai dengan realisasinya yg menurun dari
tahun 2011-2013. Ketidaksesuaian return realisasi dengan return yang diharapkan
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya risiko, firm size, dan market to book
value.
Menurut Husnan (2001), ada dua jenis risiko, yaitu risiko sistematis dan
risiko tidak sistematis. Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang hanya
mempengaruhi satu atau sekelompok kecil perusahaan. Resiko ini dapat
dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, yaitu dengan menanam investasi
dalam beberapa portofolio aset. Sedangkan risiko sistematis merupakan risiko

6

yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi dan berdampak pada seluruh
jenis saham yang mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Penjumlahan dari
risiko sistematis dan risiko tidak sistematis disebut risiko total. Penelitian ini
hanya menilai risiko sistematis saja. Hal ini dikarenakan dilihat dari sifatnya yang
tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi, maka bagi investor risiko sistematis
lebih relevan untuk dipertimbangkan dalam melakukan investasi daripada risiko
total.
Risiko sistematis sering disebut dengan risiko pasar (market risk) yang
diukur dengan beta dan standar deviasi. Hal ini dikarenakan market risk
mempunyai pengaruh terbesar untuk saham. Menurut Brigham (2010), beta
adalah suatu ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana pengembalian suatu
saham tertentu bergerak naik dan turun mengikuti pasar saham. Risiko ini terjadi
akibat fluktuasi kondisi pasar dimana harga dari surat-surat berharga sangat
berfluktuasi melebihi dari perkiraan yang wajar. Sedangkan deviasi standar adalah
pengukur absolute penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai
ekspektasinya (Van Horne dan Wachowics. Jr, 1992). Hal ini berhubungan erat
dengan perubahan harga saham jenis tertentu atau kelompok tertentu yang
disebabkan oleh antisipasi investor terhadap perubahan tingkat pengembalian
yang diharapkan (expectation return). Untuk mengetahui sumbangan suatu saham
terhadap risiko portofolio yang didiversifikasi dengan baik, tidak bisa dengan
melihat seberapa besar risiko saham tersebut apabila dimiliki secara terpisah,
tetapi harus dengan mengukur risiko pasarnya dan ini akan mendorong untuk
mengukur kepekaan saham tersebut terhadap perubahan pasar. Maka risiko

7

sistematis menjadi hal penting yang perlu dipertimbangkan investor sebelum
melakukan keputusan investasi. Risiko sistematis perusahaan manufaktur secara
keseluruhan cenderung mengalami penurunan selama 3 tahun.
Tabel 1.3
Data Risiko Sistematis Perusahaan Manufaktur
Periode 2011-2013
Tahun
Risiko Sistematis
2011
0.120
2012
0.106
2013
0.083
Sumber: www.idx.co.id (Data diolah)
Tabel 1.3 di atas merupakan data yang telah diolah. Berdasarkan tabel 1.3
risiko cenderung menurun dikarenakan nilai IHSG dan harga penutupan saham
harian perusahaan manufaktur selama tahun 2011-2013 juga menurun. Risiko
paling rendah adalah PT. Multistrada Arah Sarana Tbk pada tahun 2013 dengan
nilai 0.01, sedangkan risiko paling tinggi adalah PT. Asiaplast Industries Tbk pada
tahun 2011 dengan nilai 0.28.
Menurut Tandelilin (2010), hal yang mendasar dalam mengambil
keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan
dan risiko investasi. Hubungan antara return dan risiko akan berbanding lurus,
sehingga jika seorang investor menginginkan tingkat pengembalian yang tinggi
maka risiko yang ditanggungnya akan semakin besar pula. Dalam beberapa
penelitian lebih sering menggunakan risiko sistematis yaitu risiko yang dihadapi
perusahaan yang berkaitan dengan kejadian-kejadian diluar kegiatan operasional
perusahaan (faktor makro) seperti inflasi, resesi, tingkat suku bunga, dan nilai

8

tukar valuta asing dan sebagainya. Menurut Solechan (2009), risiko pasar yang
besar akan memberikan informasi bagi investor untuk berhati-hati (cenderung
menunggu) ketika kondisi pasar tidak stabil, sehingga menimbulkan permintaan
saham menurun. Dengan menurunnya minat investor tersebut, maka harga saham
relatif menurun. Hal ini berdampak pada investor yang berani menghadapi risiko
tinggi menanamkan investasinya pada kondisi yang berisiko tinggi tersebut.
Dengan harapan harga saham akan meningkat dan return yang diperoleh investor
juga tinggi.
Di luar rasio keuangan yang ada, terdapat beberapa variabel yang memiliki
pengaruh terhadap return saham. Salah satunya adalah faktor firm size (ukuran
perusahaan). Faktor ini merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan
return saham (Hou dan Dijk, 2008). Dalam berinvestasi, investor tidak jarang
melihat firm size pada perusahaan tempat mereka berinvestasi. Dengan adanya
informasi ini para investor dapat mengetahui perkembangan perusahaan, sehingga
dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk membeli atau menjual
saham-saham yang dimiliki. Firm size (ukuran perusahaan) adalah suatu skala
dimana dapat diklasifikasikan menurut berbagai cara, antara lain: total asset, log
size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Penentuan ukuran perusahaan dalam
penelitian ini didasarkan kepada total aset perusahaan, karena total aset dianggap
lebih stabil dan lebih dapat mencerminkan ukuran perusahaan (Machfoedz, 1994
dalam Herawaty, 2005).
Menurut Yolana dan Martani (2005), aktiva merupakan tolak ukur besaran
atau skala suatu perusahaan. Biasanya perusahaan besar mempunyai aktiva yang

9

besar pula nilainya. Secara teoritis perusahaan yang lebih besar mempunyai
kepastian yang lebih besar daripada perusahaan kecil sehingga akan mengurangi
tingkat ketidakpastian mengenai prospek perusahaan kedepan. Ukuran perusahaan
yang besar dianggap sebagai suatu indikator yang menggambarkan tingkat risiko
bagi investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut, karena jika
perusahaan memiliki kemampuan finansial yang baik, maka diyakini bahwa
perusahaan tersebut juga mampu memenuhi segala kewajibannya serta memberi
tingkat pengembalian yang memadai bagi investor. Berikut ini disajikan data Firm
Size (Ukuran Perusahaan) perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek
Indonesia periode 2011-2013 sebagai berikut:
Grafik 1.1
Pertumbuhan Firm Size (Ukuran Perusahaan) Perusahaan Manufaktur
Tahun 2011-2013
29.382

29.253

29.266

Sumber: www.idx.co.id (Data diolah)
Firm size beberapa perusahaan manufaktur cenderung mengalami
kenaikan dari tahun 2011-2013. Seperti PT. Gudang Garam Tbk, firm size
perusahaan ini pada tahun 2011 adalah sebesar 31.297 dan diakhir tahun 2013
sebesar 31.558. PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk, firm size-nya pada tahun 2011

10

adalah 29.743 dan diakhir tahun 2013 sebesar 30.333. selain itu PT. Gajah
Tunggal Tbk juga menunjukkan firm size yang meningkat dari tahun 2011 sebesar
30.078 dan pada tahun 2013 sebesar 30.362, serta PT. Kalbe Farma Tbk yang firm
size-nya sebesar 29.744 pada tahun 2011 dan 30.057 pada tahun 2013. Keadaan
firm size yang meningkat tersebut terlihat pada grafik 1.1 yang menunjukkan
bahwa secara keseluruhan rata-rata firm size perusahaan manufaktur cenderung
meningkat dari tahun 2011-2013.
Menurut Hashemi et al. (2012), ukuran perusahaan secara positif dapat
mempengaruhi return saham. Perusahaan yang lebih besar dapat menghasilkan
earning yang lebih besar sehingga mendapatkan return yang lebih tinggi
dibanding perusahaan yang lebih kecil, hal ini sesuai dengan pernyataan
Nurningsih (2005) yang menyatakan bahwa pasar modal lebih mudah dimasuki
oleh perusahaan yang besar sehingga dengan kesempatan ini perusahaan akan
lebih optimal dalam menghasilkan output guna memaksimalkan laba yang akan
diperoleh untuk membayar dividen yang semakin besar kepada pemegang saham.
Tinggi rendahnya nilai firm size akan menentukan prospek perusahaan, yang
selanjutnya akan berpengaruh terhadap minat dan keyakinan investor untuk
memiliki saham perusahaan. Jika prospek perusahaan membaik maka makin besar
minat investor untuk membeli saham perusahaan yang bersangkutan dan hal ini
akan mempengaruhi harga saham dan selanjutnya akan mempengaruhi return
saham.
Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan emiten, nilai pasar
merupakan pembukuan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik merupakan

11

nilai sebenarnya dari saham. Salah satu pendekatan dalam menentukan nilai
intrinsik saham adalah Market to Book Value (MBV). Market to Book Value
(MBV) merupakan salah satu rasio penilaian yaitu rasio yang memberikan ukuran
kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi
dengan cara membandingkan nilai pasar saham terhadap nilai buku (Kasmir,
2009). Semakin tinggi rasio MBV dapat diartikan semakin berhasil perusahaan
menciptakan nilai bagi pemegang saham. Berikut ini disajikan data MBV
perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia periode 20112013 sebagai berikut:
Grafik 1.2
Nilai MBV Perusahaan Manufaktur
Periode 2011-2013

3.662

3.096

2.997

Sumber: (www.idx.co.id) Ringkasan Kinerja Perusahaan Tercatat (Data diolah)
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa nilai MBV perusahaan manufaktur
cenderung mengalami penurunan dari tahun 2011-2013. Seperti PT. Polychem
Indonesia Tbk, MBV perusahaan ini pada tahun 2011 adalah sebesar 0.88 dan
diakhir tahun 2013 sebesar 0.22. PT. Astra Internasional Tbk, MBV-nya pada
tahun 2011 adalah 3.95 dan diakhir tahun 2013 sebesar 2.79. selain itu PT. Barito

12

Pacific Tbk juga menunjukkan MBV yang menurun dari tahun 2011 sebesar 0.56
dan pada tahun 2013 sebesar 0.26. PT. Gudang Garam Tbk, MBV perusahaan ini
pada tahun 2011 adalah sebesar 4.86 dan diakhiri tahun 2013 sebesar 2.85. PT.
Gajah Tunggal Tbk juga menunjukkan MBV yang menurun dari tahun 2011
sebesar 2.36 dan pada tahun 2013 sebesar 1.02. PT. Jaya Pari Steel Tbk, MBVnya pada tahun 2011 adalah 1.08 dan diakhir tahun 2013 sebesar 0.55. PT.
Mustika Ratu Tbk juga menunjukkan MBV yang menurun dari tahun 2011
sebesar 0.60 dan pada tahun 2013 sebesar 0.51. PT. Sierad Produce Tbk, MBVnya pada tahun 2011 adalah 0.40 dan diakhir tahun 2013 sebesar 0.37. serta PT.
Indo Acidatama Tbk yang MBV-nya sebesar 1.29 pada tahun 2011 dan 1.07 pada
tahun 2013. Keadaan MBV tersebut terlihat pada grafik yang menunjukkan bahwa
secara keseluruhan rasio MBV yang cenderung menurun dapat diartikan
perusahaan kurang berhasil menciptakan nilai bagi pemegang saham.
Menurut Husnan. S dan Pudjiastuti (2006) semakin besar rasio MBV
semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal relatif dibandingkan dengan
dana yang telah ditanamkan di perusahaan. Perusahaan yang berjalan baik
umumnya mempunyai MBV diatas 1, yang menunjukkan nilai pasar lebih tinggi
dari nilai bukunya. Semakin tinggi harga saham, semakin berhasil perusahaan
menciptakan nilai bagi pemegang saham yang artinya jika MBV perusahaan
semakin tinggi, maka perusahaan juga dinilai semakin baik oleh investor. Hal ini
akan membuat investor tertarik meletakkan dananya sehingga permintaan akan
saham tersebut semakin banyak, yang dapat menyebabkan naiknya harga saham.
Salah satu faktor pembentuk harga pasar saham adalah banyaknya penawaran dan

13

permintaan yang dilakukan oleh investor dipasar modal. Harga saham di pasar
perlu dibandingkan dengan nilai bukunya untuk mengetahui apakah harga saham
di pasar tersebut dinilai terlalu rendah (undervalued), terlalu tinggi (overvalued),
atau berada dalam kondisi wajar. Jika harga pasar berada dibawah nilai bukunya,
hal ini menunjukkan bahwa investor memandang perusahaan tidak cukup
potensial, namun jika harga pasar berada diatas nilai bukunya, hal ini
menunjukkan bahwa investor tersebut optimistik. Sikap investor yang optimistik
terhadap saham yang dibelinya akan terus meningkatkan harga pasar tersebut
yang pada akhirnya akan meningkatkan return saham.
Adanya kecenderungan investor lebih senang menanamkan modal pada
perusahaan besar sebab investor percaya pada perusahaan besar memberikan
return per saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil. Tinggi
rendahnya nilai firm size akan menentukan prospek perusahaan, yang selanjutnya
akan berpengaruh terhadap minat dan keyakinan investor untuk memiliki saham
perusahaan. Semakin tinggi ukuran perusahaan, minat investor juga akan semakin
tinggi membeli saham tersebut dan pada akhirrnya harga saham akan berada di
atas nilai bukunya, hal ini berarti akan meningkatkan nilai market to book value
pada perusahaan tersebut. Tingginya minat investor akan saham tersebut
didasarkan pada semakin tingginya return yang diharapkan, sehingga semakin
tinggi pula risiko yang akan dihadapi oleh investor tersebut.
Dipilihnya variabel risiko sistematis, firm size, dan market to book value
dalam mempengaruhi return saham didasarkan pada dalam berinvestasi investor
sering kali terbuai dengan return yang tinggi tanpa mempertimbangkan risiko

14

yang ada. Padahal dalam berinvestasi besarnya return yang diharapkan juga sama
dengan besarnya risiko yang harus diterima. Disisi lain, dalam berinvestasi para
investor juga seringkali mengharapkan return yang tinggi dari investasinya pada
perusahaan-perusahaan besar dan mengabaikan perusahaan kecil, padahal tidak
semua perusahaan besar memberikan return sesuai yang diharapkan. Selain itu,
untuk memutuskan dimana para investor harus berinvestasi, tak jarang mereka
melihat nilai MBV nya, hal ini dikarenakan nilai MBV yang tinggi menunjukkan
bahwa saham perusahaan selalu diapresiasi positif oleh para investor lain sehingga
harga saham yang semakin tinggi diharapkan akan menghasilkan return yang
tinggi pula.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Risiko
Sistematis, Firm Size dan Market to Book Value (MBV) Terhadap Return
Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public Di BEI Tahun 20112013”.

1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apa sajakah faktor-faktor yang menyebabkan return perusahaan mengalami
penurunan?
2. Apakah penurunan return disebabkan oleh faktor risiko sistematis?

15

3. Apakah penurunan return disebabkan oleh faktor ukuran perusahaan?
4. Apakah penurunan return disebabkan oleh faktor Market to Book Value?
5. Variabel apakah yang paling dominan mempengaruhi return saham?
6. Hubungan apakah yang terdapat antara risiko sistematis, firm size, market to
book value dan return saham?

1.3

Pembatasan Masalah
Terdapat

banyak

permasalahan

atau

faktor-faktor

yang

dapat

mempengaruhi bidang penelitian ini, maka penulis membatasi masalah dengan
melihat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Return Saham diantaranya
adalah dengan melihat Risiko Sistematis, Firm Size, dan Market to Book Value
(MBV) pada perusahaan manufaktur periode 2011-2013.

1.4

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada pengaruh Risiko Sistematis terhadap Market to Book Value
(MBV) perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2013?
2. Apakah ada pengaruh Risiko Sistematis terhadap Return Saham
perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia periode
2011-2013?

16

3. Apakah ada pengaruh Firm Size terhadap Risiko Sistematis pada
perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia periode
2011-2013?
4. Apakah ada pengaruh Firm Size terhadap Market to Book Value (MBV)
perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia periode
2011-2013?
5. Apakah ada pengaruh Firm Size terhadap Return Saham perusahaan
manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013?
6. Apakah ada pengaruh Market to Book Value (MBV) terhadap Return
Saham perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2013?

1.5

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh Risiko Sistematis terhadap Market to Book
Value (MBV) perusahaan manufaktur periode 2011-2013.
2. Untuk mengetahui pengaruh Risiko Sistematis terhadap Return Saham
perusahaan manufaktur periode 2011-2013.
3. Untuk mengetahui pengaruh Firm Size terhadap Risiko Sistematis
perusahaan manufaktur periode 2011-2013.
4. Untuk mengetahui pengaruh Firm Size terhadap Market to Book Value
(MBV) perusahaan manufaktur periode 2011-2013.

17

5. Untuk mengetahui pengaruh Firm Size terhadap Return Saham perusahaan
manufaktur periode 2011-2013.
6. Untuk mengetahui pengaruh Market to Book Value (MBV) terhadap
Return Saham perusahaan manufaktur periode 2011-2013.

1.6

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Manfaat bagi Penulis
Sebagai sarana belajar untuk mengetahui sejauh mana teori yang
diperoleh dalam praktek juga menambah pengetahuan penulis mengenai
pengaruh risiko sistematis, firm size, dan Market to Book Value (MBV)
terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang go public di
Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.
2. Manfaat bagi UNIMED
Sebagai bahan literatur dan masukan untuk pihak UNIMED
maupun universitas lain yang menjadi obyek penelitian dalam upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai.

18

3. Manfaat bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
bahan masukan dalam pengambilan keputusan manajemen dan membantu
investor dalam mengambil keputusan investasi.
4. Manfaat bagi Pihak lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
pengetahuan dan menjadi referensi tambahan khususnya mengenai
pengaruh risiko sistematis, firm size, dan Market to Book Value (MBV)
terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang go public di
Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.
.

76

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan setelah diadakan pengujian hipotesis
terhadap permasalahan yang ada pada skripsi ini, maka dapat diambil simpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil perhitungan dari data yang telah diuji pada risiko
sistematis terhadap market to book value dihasilkan nilai critical ratio
sebesar 1.932 dan probabilitas yang lebih besar dari 0.05 yaitu 0.053.
Hasil ini menunjukkan bahwa risiko sistematis tidak berpengaruh terhadap
market to book value.
2. Berdasarkan hasil perhitungan dari data yang telah diuji pada risiko
sistematis terhadap return saham dihasilkan nilai critical ratio sebesar
0.585 dan probabilitas yang lebih besar dari 0.05 yaitu 0.559. Hasil ini
menunjukkan bahwa risiko sistematis tidak berpengaruh terhadap return
saham.
3. Berdasarkan hasil perhitungan dari data yang telah diuji pada firm size
terhadap risiko sistematis dihasilkan nilai critical ratio sebesar -2.362 dan
probabilitas yang lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.018. Hasil ini menunjukkan
bahwa firm size berpengaruh negatif dan signifikan terhadap risiko
sistematis.

76

77

4. Berdasarkan hasil perhitungan dari data yang telah diuji pada Firm size
terhadap market to book value dihasilkan nilai critical ratio sebesar 5.123
dan probabilitas yang lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.00. Hasil ini
menunjukkan bahwa Firm size berpengaruh positif dan signifikan terhadap
market to book value.
5. Berdasarkan hasil perhitungan dari data yang telah diuji pada Firm size
terhadap return saham dihasilkan nilai critical ratio sebesar -0.590 dan
probabilitas yang lebih besar dari 0.05 yaitu 0.555. Hasil ini menunjukkan
bahwa Firm size tidak berpengaruh terhadap return saham.
6. Berdasarkan hasil perhitungan dari data yang telah diuji pada Market to
book value terhadap return saham dihasilkan nilai critical ratio 0.805 dan
probabilitas yang lebih besar dari 0.05 yaitu 0.421. Hasil ini menunjukkan
bahwa Market to book value tidak berpengaruh terhadap return saham.

5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
penulis berikan adalah sebagai berikut:
1. Investor yang rasional harus memperhatikan risiko sistematis dan firm size
serta market to book value perusahaan jika ingin berinvestasi pada saham
perusahaan yang diinginkan. Karena berdasarkan hasil penelitian diperoleh
secara parsial risiko sistematis dan market to book value tidak berpengaruh
terhadap

return

saham

yang

mengindikasikan

bahwa

terjadinya

78

peningkatan risiko sistematis dan market to book value tidak terlalu
mempengaruhi return saham, sedangkan firm size juga tidak berpengaruh
terhadap return saham, meskipun tidak signifikan namun firm size
berpengaruh negatif. Hal ini dikarenakan ukuran perusahaan yang besar
dapat menimbulkan persepsi investor bahwa harga saham yang umumnya
dijual perusahaan dengan harga tinggi tidak akan mengalami pertumbuhan
harga, sebaliknya pada perusahaan dengan total aset kecil akan dipercaya
investor bahwa harga yang telah terbentuk akan dapat terus bertumbuh
sehingga return saham akan maksimal.

Langkah-langkah yang dapat

dilakukan oleh perusahaan adalah meningkatkan kembali kepercayaan
investor dengan memperbaiki sistem manajemen dan operasional agar para
investor tetap optimis berinvestasi pada saham tersebut.
2. Perusahaan dapat mempertimbangkan cara untuk mengelola dan
meningkatkan aset perusahaan karena tingkat firm size yang diukur
menggunakan total aset yang tinggi akan berdampak negatif pada risiko
sistematis. Hal ini menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya
ukuran perusahaan, risiko yang dihadapi akan semakin kecil. Hal ini
merupakan informasi yang penting karena perusahaan yang besar
dianggap mampu menghasilkan laba yang besar serta perusahaan besar
dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal, sehingga dianggap
mempunyai varian yang lebih kecil. Selain itu perusahaan dengan asset
yang besar cenderung mempunyai

jaminan

going

concern

dan

79

sustainability. Hal ini berarti akan mampu memberikan kontribusi untuk
menurunkan risiko perusahaan.
3. Peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian tentang faktor yang
mempengaruhi return saham sebaiknya menambahkan variabel-variabel
lainnya yang mempengaruhi return saham, sehingga penelitian yang
dilakukan akan lebih akurat dan bermanfaat.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

3 68 128

Pengaruh Price Earning Ratio, Price To Book Value, Dividend Yield, Dan Tingkat Bunga Deposito Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

3 98 75

Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Price To Book Value Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return SahamPada Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar Di Bei

2 85 88

Pengaruh Price Earnings Ratio, Dividend Yield, dan Market to Book Ratio Terhadap Stock Return Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 56 82

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Price to Book Value, Price Earning Ratio, Return On Investment, dan Total Assets Turn Over Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI

2 60 97

Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 105 93

Pengaruh Distress Risk,Firm Size, Dan Book To Market Ratio Terhadapreturn Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010 – 2014

1 29 90

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC Analisis Pengaruh Leverage Dan Market To Book Ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bei Tahun 2009-2011.

0 1 14

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Leverage Dan Market To Book Ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bei Tahun 2009-2011.

0 0 6

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC Analisis Pengaruh Leverage Dan Market To Book Ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bei Tahun 2009-2011.

0 2 15