Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITY, CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, MARKET TO BOOK VALUE RATIO, CORPORATE TAX,

SALES GROWTH, DAN CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013

OLEH

RIMMA PAULINA SIMATUPANG 110503203

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Data yang saya peroleh dari lembaga dan saya kutip dari hasil karya penulis lain telah mendapatkan izin serta telah dicantumkan sumbernya secara jelas menurut norma dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi saya berikut ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Mei 2015

Yang Membuat Pernyataan

Rimma Paulina Simatupang NIM: 110503203


(3)

ABSTRAK

Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

Perusahaan manufaktur merupakan sub industri yang terbesar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia merupakan perusahaan korporasi yang kepemilikannya terbagi atas saham. Dividen merupakan return yang diberikan perusahaan kepada para pemegang saham selain capital gain. Dividend Payout Ratio merupakan suatu ukuran yang penting bagi para investor yang ingin berinvestasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap variabel dependen Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2009 – 2013.

Sejalan dengan tujuan penelitian ini, penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode purposive sampling, artinya sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Sampel dalam penelitian ini dari tahun 2009-

2013 berjumlah 7 perusahaan. Teknik pengumpulan data berdasarkan pada data sekunder. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (http://www.idx.co.id) pada tahun 2009-2013.

Hasil dari pengujian hipotesis pertama bahwa Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow secara simultan (uji F) tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2009 – 2013. Sedangkan Secara Parsial (uji t) variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio dan variabel Market to Book Value Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

Kata Kunci:

Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth,Cash Flow dan Dividend Payout Ratio


(4)

ABSTRACT

Analysis the Influence of Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, and Cash Flow at theManufacturing Companies

Listed on the Indonesia Stock Exchange in Period 2009-2013

The manufacturing companies is the largest industrial sub on Indonesia Stock Exchange. Companies listed on the Indonesia Stock Exchange is a corporation whose ownership is divided into shares. Dividends are given by the companies to shareholders other than capital gains. Dividend payout ratio is an important measure for investors who want to invest . This study aims to determine whether the variable Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, Cash Flow affects simultaneously and partially to the Dividend Payout Ratio at manufacturing companies on the Indonesia Stock Exchange the Period 2009-2013.

In line with the objectives of this study, the research was conducted by using purposive sampling method, meaning that the sample in this study were selected based on specific criteria. The sample in this study from the year 2009-

2013 amounted to 7 companies. Data collection techniques based on secondary data. In this study, the secondary data obtained from the Indonesia Stock Exchange (http://www.bei.co.id) in 2009-2013.

The results of testing the first hypothesis that the Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, Cash Flow simultaneously (F test) does not affect significant for Dividend Payout Ratio at the manufacturing companies on the Indonesia Stock Exchange in period 2009- 2013. While Partial (t test) is found that Debt to Equity Ratio have a significant negative impact on Dividend Payout Ratio and Market to Book Value Ratio have a positive impact on Dividend Payout Ratio .

Keywords:

Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, Cash Flow and Dividend Payout Ratio


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah mengatur dan memberi petunjuk. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat-Nya atas limpahan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan semangat, motivasi, bantuan dan bimbingan selama masa perkuliahan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Acc., Ak., CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., CPA dan Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Dapartemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Ibu Dra. Naleni Indra, M.M., Ak. selaku Dosen Pembimbing, Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak. selaku Dosen Penguji dan Ibu Yeti Meliany Lubis, S.E., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembanding/Penguji 2 penulis yang telah memberikan koreksi dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Kedua Orang Tua, Ir. Jonny M. T. Simatupang dan Marnala Simanjuntak yang dengan tulus memberikan kasih sayang, doa, semangat dan motivasi selama ini.

6. Adik-adikku (Lusianna F. Simatupang, Salomo Y. Simatupang, Cinta D. Simatupang, dan Josia I. Simatupang), ompungku (Alm. J. Simatupang, Alm. T. Purba, P. Simanjuntak dan J. Tampubolon, S.Pd.), tulang dan nantulangku (Mindo P. Simanjuntak, S.P., Jheksein M.T. Simanjuntak, S.E., Parmonangan M. Simanjuntak, S.T., Briptu. Pirgok Simanjuntak, Jerni Pinayungan, Alumina Tambunan, dan Verawaty Simbolon, S.T), kemenakan (Gilbert, Gabriel, Maria, Hizkia, dan Elnathan) dan keluarga yang tidak dapat disebutkan yang selalu memberikan semangat dan motivasi serta turut membantu doa.

7. Sahabat dan teman-teman lainnya, Rahma, Febri, Keke yang telah memberikan doa dan semangat, terimakasih atas kebersamaan kita selama ini.

Penulis juga menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan serta jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun, sangat penulis harapkan. Harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, April 2015 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRAC ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 12

2.1.1 Dividend Payout Ratio ... 12

2.1.2 Kebijakan Dividen ... 13

2.1.3 Profitability ... 14

2.1.4 Current Ratio ... 16

2.1.5 Debt to Equity Ratio ……… ... 17

2.1.6 Market to Book Value ……… ... 17

2.1.7 Corporate Tax ……… ... 18


(8)

2.1.8 Cash Flow……… ... 19

2.2 Penelitian Terdahulu ... 21

2.3 Kerangka Konseptual ... 30

2.2.1 Hubungan Return On Assets dan Dividend Payout Ratio ……… ... 31

2.2.2 Hubungan Current Ratio dan Dividend Payout Ratio ……… ... 32

2.2.3 Hubungan Debt to Equity Ratio dan Dividend Payout Ratio ……… ... 32

2.2.4 Hubungan Market to Book Value Ratio dan Dividend Payout Ratio ……… ... 33

2.2.5 Hubungan Corporate Tax dan Dividend Payout Ratio ……… ... 34

2.2.6 Hubungan Sales Growth dan Dividend Payout Ratio ……… ... 35

2.2.7 Hubungan Cash Flow dan Dividend Payout Ratio ……… ... 35

2.4 Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 38

3.1.1 Variabel Dependen ... 38

3.1.2 Variabel Independen ... 38

3.1.2.1 Profitability (ROA) ... 38

3.1.2.2 Current Ratio (CR) ... 39

3.1.2.3 Debt to Equity Ratio (DER) ... 39

3.1.2.4 Market to Book Value Ratio (MBV) ... 40

3.1.2.5 Corporate Tax (TAX) ... 41

3.1.2.6 Sales Growth (SG) ... 41

3.1.2.7 Cash Flow (FCF) ... 41

3.2 Populasi dan Sampel ... 44

3.2.1 Populasi ... 44

3.2.2 Sampel ... 44

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 46

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 46


(9)

3.5.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 46

3.5.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 48

3.5.2.1 Uji Normalitas ... 48

3.5.2.2 Uji Multikolonieritas ... 49

3.5.2.3 Uji Autokorelasi ... 51

3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 53

3.5.3 Pengujian Hipotesis ... 54

3.5.3.1 Analisis Koefisien Determinasi ... 54

3.5.3.2 Pengujian Hipotesis secara Simultan (F)... 55

3.5.3.3 Pengujian Hipotesis secara Parsial ... 56

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 57

4.2 Uji Asumsi Klasik ... 61

4.2.1 Uji Normalitas ... 62

4.2.2 Uji Multikolonieritas ... 65

4.2.3 Uji Autokorelasi ... 66

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 68

4.3 Pengujian Hipotesis ... 69

4.3.1 Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 70

4.3.3 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Simultan (Uji F) ... 71

4.3.3 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Parsial (Uji t) 73 4.3.3.1 Pengujian Pengaruh Profitability (X1) terhadap Dividend Payout Ratio (Y) 75 4.3.3.2 Pengujian Pengaruh Current Ratio (X2) terhadap Dividend Payout Ratio (Y) ... 76

4.3.3.3 Pengujian Pengaruh Debt to Equity (X3) terhadap Dividend Payout Ratio (Y) ... 77

4.3.3.4 Pengujian Pengaruh Market to Book Value Ratio (X4) terhadap Dividend Payout Ratio (Y)... 78

4.3.3.5 Pengujian Pengaruh Corporate Tax (X5) terhadap Dividend Payout Ratio (Y) ... 79


(10)

4.3.3.6 Pengujian Pengaruh Sales Growth (X6) terhadap Dividend Payout Ratio

(Y) ... 80

4.3.3.7 Pengujian Pengaruh Cash Flow (X7) terhadap Dividend Payout Ratio (Y) 81 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 85

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 85

5.2 Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 87


(11)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 21

3.1 Pengukuran Operasional Variabel-Variabel ... 42

3.2 Proses Seleksi Penentuan Jumlah Sampel... 45

3.3 Sampel Penelitian ... 45

3.4 Kriteria Keputusan (Durbin-Watson ) ... 52

4.1 Hasil Analisis Deskriptif Data Perusahaan ... 59

4.2 Uji Normalitas ... 63

4.3 Uji Multikolinieritas ... 66

4.4 Uji Autokorelasi ... 67

4.5 Koefisien Determinasi ... 70

4.6 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Simultan (Uji F) ... 71

4.7 Perhitungan Nilai Kritis F dengan Microsoft Excel ... 72

4.8 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Parsial (Uji t) ... 73


(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1 Bagan Pengaruh Variabel Profitability (ROA), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Market to Book Value Ratio (MBV), Corporate Tax (TAX), Sales Growth (SG), dan Cash Flow (FCF) dengan variable Dividend

Payout Ratio (DPR) ... 30

4.1 Normal Probability Plot Untuk Pengujian Asumsi Normalitas ... 64

4.2 Histogram Untuk Pengujian Asumsi Normalitas ... 64


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1 Jumlah Sampel Penelitian Berdasarkan Kriteria 1,2, dan 3 ... 92

2 Data Variabel Penelitian ... 100

3 Statistik Deskriptif ... 103

4 Uji Normalitas ... 105

5 Uji Multikolinieritas ... 108

6 Uji Autokorelasi ... 110


(14)

ABSTRAK

Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

Perusahaan manufaktur merupakan sub industri yang terbesar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia merupakan perusahaan korporasi yang kepemilikannya terbagi atas saham. Dividen merupakan return yang diberikan perusahaan kepada para pemegang saham selain capital gain. Dividend Payout Ratio merupakan suatu ukuran yang penting bagi para investor yang ingin berinvestasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap variabel dependen Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2009 – 2013.

Sejalan dengan tujuan penelitian ini, penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode purposive sampling, artinya sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Sampel dalam penelitian ini dari tahun 2009-

2013 berjumlah 7 perusahaan. Teknik pengumpulan data berdasarkan pada data sekunder. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (http://www.idx.co.id) pada tahun 2009-2013.

Hasil dari pengujian hipotesis pertama bahwa Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow secara simultan (uji F) tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2009 – 2013. Sedangkan Secara Parsial (uji t) variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio dan variabel Market to Book Value Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

Kata Kunci:

Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth,Cash Flow dan Dividend Payout Ratio


(15)

ABSTRACT

Analysis the Influence of Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, and Cash Flow at theManufacturing Companies

Listed on the Indonesia Stock Exchange in Period 2009-2013

The manufacturing companies is the largest industrial sub on Indonesia Stock Exchange. Companies listed on the Indonesia Stock Exchange is a corporation whose ownership is divided into shares. Dividends are given by the companies to shareholders other than capital gains. Dividend payout ratio is an important measure for investors who want to invest . This study aims to determine whether the variable Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, Cash Flow affects simultaneously and partially to the Dividend Payout Ratio at manufacturing companies on the Indonesia Stock Exchange the Period 2009-2013.

In line with the objectives of this study, the research was conducted by using purposive sampling method, meaning that the sample in this study were selected based on specific criteria. The sample in this study from the year 2009-

2013 amounted to 7 companies. Data collection techniques based on secondary data. In this study, the secondary data obtained from the Indonesia Stock Exchange (http://www.bei.co.id) in 2009-2013.

The results of testing the first hypothesis that the Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, Cash Flow simultaneously (F test) does not affect significant for Dividend Payout Ratio at the manufacturing companies on the Indonesia Stock Exchange in period 2009- 2013. While Partial (t test) is found that Debt to Equity Ratio have a significant negative impact on Dividend Payout Ratio and Market to Book Value Ratio have a positive impact on Dividend Payout Ratio .

Keywords:

Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, Cash Flow and Dividend Payout Ratio


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tujuan utama terbentuknya suatu perusahaan hingga beroperasi adalah untuk memperoleh laba. Laba perusahaan merupakan suatu tolok ukur daya tarik bagi para investor untuk berinvestasi di sebuah perusahaan. Ada banyak jenis investasi yang dapat dipilih investor dalam berinvestasi seperti membeli saham atau obligasi, dan sebagainya. Para investor tentu mengharapkan return atas investasi yang dilakukannya dalam melakukan investasi, yakni berupa dividen bagi investor saham dan capital again bagi investor obligasi.

Pada perusahaan korporasi laba dialokasikan dalam dua bentuk, yakni laba ditahan dan laba untuk pemegang saham yang berupa dividen. Laba ditahan (retained earning) merupakan laba bersih yang tidak dibagi kepada para pemegang saham. Laba ditahan juga dijadikan sebagai sumber dana terpenting untuk pembiayaan pertumbuhan perusahaan dengan harapan mendapatkan laba yang lebih besar di periode mendatang (reinvestment). Semakin besar pembiayaan perusahaan yang berasal dari laba yang ditahan maka akan semakin kuat posisi keuangan perusahaan tersebut. Selisih pengurangan atas laba operasi perusahaan terhadap laba ditahan merupakan dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham berdasarkan jumlah dan jenis saham yang dimiliki. Pada umumnya, perusahaan akan membagikan dividen pada periode tertentu, seperti pada pertengahan tahun, dan pada akhir tahun. Besarnya dividen yang akan dibagikan perusahaan kepada para pemiliknya dan laba


(17)

ditahan ditentukan oleh kebijakan perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan mengenai pembagian dividen tersebut disebut sebagai kebijakan dividen. Kebijakan perusahaan yang tepat akan mengarahkan perusahaan kearah yang tepat pula. Kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan kedepannya, oleh karena itu dibutuhkan ketepatan dalam penentuan kebijakan dividen. Kebijakan dividen yang tepat dapat memaksimumkan nilai perusahaan, dan sebaliknya jika salah akan dapat meminimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaaan ditentukan oleh besarnya nilai modal dan nilai utang. Besarnya dividen yang dibayar oleh perusahaan akan mempengaruhi harga saham dari perusahaan tersebut.

Hal inilah nantinya yang akan menentukan dividend payout ratio. Dividend Payout Ratio merupakan ukuran besarnya proporsi laba yang akan dibagikan perusahaan kepada pemegang saham dari laba sesudah dikurangkan dengan laba ditahan. Para investor seringkali menggunakan dividend payout ratio sebagai tolok ukur return dalam berinvestasi. Telah banyak dilakukan penelitian sebelumnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio, oleh karenanya tidak ada faktor yang paling dominan.

Laba merupakan selisih antara hasil operasional perusahaan dengan biaya operasional perusahaan. Dividen merupakan bagian pengalokasian dari laba perusahaan. Oleh karenanya, besar kecilnya laba sangat berpengaruh terhadap dividen yang akan dibayarkan kepada investor. Bukti empiris yang menghubungkan profitabilitas dengan dividen dilakukan oleh Lintner (1956) yang menyimpulkan


(18)

bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan. Lebih lanjut Lintner (1956) mengungkapkan bahwa perusahaan hanya meningkat dividennya, apabila earning (profit) meningkat. Penelitian ini juga didukung oleh Primawestri (2011), Armajit Gill et. al. (2010), dan Megawati (2011) yang menyatakan bahwa profitabilitas yang diukur melalui Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR). Namun demikian, hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Difah (2011) bahwa Return on Asset (ROA) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio.

Rasio likuiditas merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajibannya. Tingkat likuiditas suatu perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Current Ratio (CR).

Current ratio merupakan perbandingan antara asset lancar dengan hutang lancar pada suatu periode tertentu (Takumi, 2010). Jika suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan perusahaan, maka kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajibannya baik kepada kreditur maupun investor akan mengalami kendala. Tidak jarang kendala itu akan semakin meningkatkan jumlah kewajiban lancar perusahaan tersebut. Tingkat rasio likuiditas perusahaan yang tinggi adalah baik. Sebab semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan, maka akan semakin besar juga kemampuan perusahaan tersebut untuk menutup kewajibannya jangka pendeknya. Dan kemungkinan untuk melakukan pemmbayaran dividen semakin tinggi. Sehingga, tingginya Current Ratio (CR) menunjukkan keyakinan investor kepada perusahaan


(19)

untuk membayar dividen, menurut Marlina dan Danica (2009). Penelitian tersebut didukung juga oleh hasil penelitian Takumi (2012) yang menyatakan bahwa current ratio berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Namun hal tersebut, tidak sama dengan hasil penelitian oleh Primawestri (2011) yang menyatakan bahwa

current ratio berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio (DPR).

Leverage merupakan suatu istilah yang digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban finansialnya. Faktor hutang mempengaruhi perusahaan dalam membayar dividen kepada para pemegang saham perusahaannya. Penelitian ini menggunakan Debt to Equity Ratio

sebagai salah satu variabel independennya, yang merupakan bagian dari rasio

leverage karena menurut peneliti debt to equity ratio ini memiliki pengaruh terhadap pembayaran dividen yang akan dilakukan perusahaan. Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total hutang dan total aset. Berdasarkan Pecking Order Theory

bahwa rasio hutang berbanding terbalik dengan profitabilitas. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar hutang suatu perusahaan, maka akan semakin kecil profit yang akan dihasilkan perusahaan. Dan berarti juga, akan semakin kecil dividen yang akan dibayar perusahaan. Dengan kata lain bahwa debt to equity ratio

ini memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap dividend payout ratio. Hal ini didukung oleh Hadiwidjaja (2007), Putri (2014), dan Megawati (2011) pada hasil penelitiannya yang menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap dividend payout ratio. Berbeda dengan hasil penelitian


(20)

Primawestri (2011), Hermuningsih (2007), dan Takumi (2012) menyatakan bahwa

debt to equity ratio memiliki pengaruh yang positif terhadap dividend payout ratio.

Market to book value (MBV) merupakan salah satu bagian dari rasio nilai pasar. Rasio ini meupakan rasio ukuran terakhir dalam analisis laporan keuangan (Brigham dan Houston, 2010). Pada rasio ini akan terpancar hasil rasio sebelumnya yakni rasio likuiditas, pofitabilitas, dan leverage (solvabilitas). Market to book value (MBV) mencerminkan ukuran harga saham perusahaan. Perusahaan yang menginginkan agar harga sahamnya tetap tinggi akan tetap menjaga MBV-nya tetap tinggi. Hal tersebut dilakukan dengan cara tetap melihat peluang investasi yang ada. Untuk melakukan investasi, perusahaan akan membutuhkan dana. Pada umumnya, perusahaan yang membutuhkan dana terlebih dahulu melihat dana perusahaan yang dapat digunakan. Biasanya perusahaan akan menggunakan laba ditahan mereka. Jika perusahaan membutuhkan dana yang besar, maka laba ditahan yang akan digunakan perusahaan akan besar. Dengan adanya hal tersebut, maka dividen yang akan dibagikan perusahaan tersebut akan semakin kecil. Hal tersebut didukung oleh Armajitt et. al. (2010) pada penelitiannya yang menyatakan bahwa market to book value ratio

berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio dan market to book value

merupakan faktor yang paling signifikan terhadap dividend payout ratio. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Takumi (2012) yang menyatakan bahwa market to book value berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio.

Pajak (Tax) juga merupakan faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio


(21)

yang akan dialokasikan menjadi laba ditahan dan dividen yang akan dibayarkan. Sebab laba yang dialokasikan tersebut berupa laba sesudah dikurangkan dengan pajak. Hal tersebut juga didukung oleh Takumi (2012) yang menyatakan bahwa

corporate tax berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hairani (2005) menyatakan bahwa corporate tax berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio.

Salah satu ukuran pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari pertumbuhan penjualan perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang pesat dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki potensi yang lebih besar dalam membagikan dividennya dibandingkan dengan perusahaan yang pertumbuhan penjualannya lambat. Hal itu dikarenakan kemampuan perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang pesat dalam menghasilkan laba semakin baik. Armajit Gill et. al. (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa sales growth berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio dan hasil penelitian tersebut juga didukung oleh Laksono (2006). Namun tidak sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Chasanah (2008) dan Tangguh (2013) yang menyatakan bahwa sales growth berpengaruh negative tidak signifikan terhadap dividend payout ratio.

Free cash flow merupakan bagian dari dana bebas yang tidak digunakan perusahaan dalam operasionalnya, dan dana tersebutlah yang akan dibagikan berupa dividen. Oleh karenanya, dapat dikatakan bahwa free cash flow memiliki pengaruh terhadap dividen payout ratio. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Georgiana (2012) dan Al-Taleb (2013) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa free cash


(22)

flow memiliki pengaruh signifikan yang postif terhadap dividend payout ratio. Namun, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Muharam (2013) yang menyatakan bahwa free cash flow tidak memiliki pengaruh terhadap dividend payout ratio.

Dari uraian latar belakang di atas dan adanya ketidak konsistenan dari hasil penelitian terdahulu tentang variabel-variabel yang berpengaruh terhadap dividend payout ratio, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang dividend payout ratio.

Perkembangan perusahaan manufaktur semakin pesat. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebesar 139 emiten (data 2012 dari BEI) dari total keseluruhan perusahaan adalah 442 perusahaan, yang artinya 31,6% dari total perusahaan yang terdaftar di BEI merupakan perusahaan manufaktur data dari BPS (2010-2012) dalam perusahaan manufaktur mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 perusahaan manufaktur mengalami pertumbuhan 2,9% dari tahun sebelumnya. Dan pada tahun 2011 perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 4,10% dari tahun 2010. Dan pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar 4,12% dari tahun 2011. Pertumbuhan perusahaan manufaktur tersebut yang meyakinkan para investor untuk berinvestasi di perusahaaan manufaktur. Keyakinan akan pertumbuhan perusahaan tersebut akan sejalan dengan keyakinan investor akan kemampuan perusahaan dalam


(23)

membayarkan dividen. Hal inilah yang menarik peneliti untuk memilih perusahaan manufaktur sebagai tempat penelitian.

Adapun penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Takumi (2012) yang berjudul “Determinants of Dividend Payout Ratio; Evidennce From Karachi Stock Exchange (KSE)”. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dividend payout ratio dan variabel independennya adalah corporate profitability, operating cash flow per share, corporate tax, market to book value, debt to equity ratio, dan current ratio. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; 1. Corporate profitability, debt to equity ratio, current ratio dan corporate tax berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio, 2. Variabel operating cash flow per share, dan market to book value ratio memiliki hubungan negatif terhadap dividend payout ratio, dan 3. Variabel corporate profitability dan debt to equity dan market to book value menjadi pengaruh yang paling signifikan terhadap dividend payout ratio. Alasan peneliti memodofikasi yaitu peneliti ingin mengetahui bagaimanakah pengaruh variabel-variabel tersebut berpengaruh terhadap perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow

Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013”. Adapun yang membedakan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh Takumi (2012) yaitu dengan mengganti variabel


(24)

operating cash flow per share dengan free cash flow dan menambahkan variabel sales growth. Alasan peneliti mengganti variabel operating cash flow per share dikarenakan menurut peneliti free cash flow secara teori dan penjelasan di atas lebih berpengaruh terhadap dividend payout ratio daripada operating cash flow per share. Penambahan sales growth dilakukan karena peneliti beranggapan bahwa sales growth memiliki pengaruh yang besar terhadap dividend payout ratio dan juga karena adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu tentang pengaruh sales growth terhadap dividend payout ratio.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil dari penelitian-penelitian terdahulu, mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR) terdapat beberapa perbedaan hasil penelitian (research gap). Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh beberapa peneliti, antara lain : Penelitian oleh Laksmi Primawestri (2011), Armajit Gill, Nahum Bigger dan Rajendra Tribewala (2010), dan Vicky Megawati (2011) yang menyatakan bahwa profitabilitas yang diukur melalui Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap dividend payout ratio. Sedangkan, hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Difah (2011) bahwa Return on Asset (ROA) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

dividend payout ratio. Penelitian Current Ratio (CR) oleh Lisa Marlina dan Clara Danica (2009) dan Takumi (2012) menyatakan bahwa Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio, sedangkan penelitan oleh Laksmi


(25)

Primawestri menyatakan bahwa Current Ratio berpengaruh negative terhadap

dividend payout ratio.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Primawestri (2011), dan Takumi (2012), dan Hermuningsih (2007) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hadiwidjaja (2007), Putri (2014) dan Megawati (2011) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh negatif terhadap dividend payout ratio.

Atas dasar research gap dari hasil penelitian-peneltian sebelumnya dan perlunya perluasan penelitian yang didukung oleh teori yang mendasari, maka diajukan permasalahan faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR), adapun terdapat tujuh faktor yang berpengaruh. Ketujuh variable tersebut adalah : (1) Profitability (ROA), (2) Current Ratio (CR), (3) Debt to Equity Ratio (DER), (4) Market to Book Value Ratio (MBV), (5) Tax Ratio (TR), (6) Sales Growth (SG), dan (7) Cash Flow (FCF).

Secara rinci permasalahaan penelitian ini dapat diajukan pertanyaan penelitian (research question), yaitu:

Apakah Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow berpengarus secara simultan dan parsial terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)?


(26)

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio baik secara simultan maupun parsial.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti khususnya dalam bidang manajemen keuangan dan memberikan kajian empiris tentang dampak informasi keuangan khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Dividen Payout Ratio.

2. Investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu informasi dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan investasi sehubungan dengan harapannya untuk mendapatkan dividen.

3. Perusahaan (emiten), hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan pengambilan keputusan manajer dalam menetapkan kebijakan dividen dengan penentuan sumber pendanaan (internal/eksternal) jika akan melakukan reinvestment.

4. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan refrensi bagi peneliti / mahasiswa lain yang ingin mengembangkan penelitian selanjutnya.


(27)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori

2.1.1 Dividend Payout Ratio

Dividen merupakan bagian dari laba bersih yang dibayarkan kepada para pemegang saham berupa kas maupun saham. Dividen merupakan return yang diterima para pemegang saham selain capital again. Menurut Robert Ang (1997) dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dan dikurangi laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan perusahaan. Laba ditahan merupakan bagian dari laba bersih perusahaan yang akan digunakan oleh perusahaan untuk operasional perusahaan. Besarnya pembagian dividend dan laba ditahan sebuah perusahaan pada diputuskan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan perbandingan antara Dividend per Share (DPS) dengan Earning per Share (EPS). Kajian mengenai Dividend Payout Ratio ini pertama kali dikenalkan oleh Litner pada tahun 1956. Litner mengembangkan suatu kebijakan modern yakni kebijakan dividen. Semakin besar dividen yang dibagikan, maka akan semakin besar Dividend Payout Ratio. Terkadang, besarnya Dividend Payout Ratio mencerminkan besarnya laba bersih sesudah pajak perusahaan. Oleh karena itu, semakin tinggi Dividend Payout Ratio sebuah perusahaan maka akan semakin tinggi juga cerminan laba bersih


(28)

perusahaan tersebut. Hal tersebut, tentu akan lebih menarik lagi minat para investor untuk berinvestasi. Sehingga, terkadang perusahaan tetap mempertahankan tingkat dividend payout ratio yang tinggi, meskipun jumlah laba yang diperoleh perusahaan tersebut sedang mengalami penurunan.

2.1.2 Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan kebijakan perusahaan dalam menentukan besarnya proporsi dividen yang akan dibagikan perusahaan dan laba ditahan perusahaan untuk kepentingan operasional perusahaan terhadap laba bersih sesudah pajak yang dihasilkan perusahaan. Laba ditahan merupakan bagian dari laba bersih sesudah pajak perusahaan yang akan digunakan perusahaan untuk melakukan operasional perusahaan, dan dividen berupa arus kas yang akan mengalir kepada pemegang saham perusahaan. Dari pengertian tersebut terdapat adanya ketimpangan antara kepentingan para pemegang saham dan pihak internal perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah kebijakan yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang (Brigham dan Houston, 2010).

Dengan demikian pihak manajemen perlu mempertimbangkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebijakan dividen yang ditetapkan oleh perusahaan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen,


(29)

oleh karenanya sangat sulit untuk menentukan faktor mana yang paling dominan yang mempengaruhi kebijakan dividen.

Beberapa penelitian tentang faktor penentu kebijakan dividen telah dilakukan. Parthington (1989) dalam penelitiannya menunjukkan beberapa variabel yang mempengaruhi penentuan dividen yaitu: (1) profitabilitas, (2) stabilitas dividen dan earning, (3) likuiditas dan cash flow, (4) investasi, dan (5) pembiayaan. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator utama dari kemampuan perusahaan untuk memperoleh dividen, sehingga profitabilitas merupakan faktor utama terpenting terhadap dividen, Lintner (1956).

2.1.3 Profitability

Profitability merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasinya selama periode waktu tertentu. (Armajitt et. al., 2010) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan faktor yang terpenting yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam kebijakan dividen, demikian pula investasi yang diukur dari aset (bersih) operasi. Tingkat profitability perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio yang disebut dengan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan semua sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas modal, dan sebagainya.


(30)

Dalam penelitian ini profitability diukur dengan Return on Asset (ROA). Return on Asset (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang ada dan setalah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai aset). Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai dividen (Sudarsi, 2002). Oleh karenanya perusahaan akan lebih berupaya dalam memaksimumkan profit, agar dapat memenuhi kewajbannya dalam membayarkan dividen para pemegang saham.

Return on Asset (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aset yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya, jika ROA negatif menunjukkan total aset yang digunakan tidak memberikan keuntungan, namun memberikan kerugian. Semakin besar ROA menunjukkan semakin baik kinerja perusahaan tersebut, karena tingkat pengembalian investasi (return) semakin besar. Dengan demikian meningkatnya ROA akan meningkatkan dividen (dividen cash). Seperti yang diungkapkan Armajit et. al. (2010) dan Chasanah (2008) bahwa tingkat profitabilitas yang diukur melalui ROA mempengaruhi dividen secara positif.

Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut : ���= �������������������������� (EAT ), (Armajit et, al)


(31)

2.1.4 Current Ratio

Likuiditas merupakan tingkat kemampuan sebuah perusahaan atau lembaga dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Tingkat likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Current Ratio (CR).

Current Ratio mengukur kemampuan aset lancar membayar hutang lancar (Subramanyam dan Wild, 2010). Unsur yang mempengaruhi Current Ratio adalah aset lancar dan hutang lancar. Pada umumnya aset lancar suatu perusahaan terdiri atas : kas, surat berharga, piutang, dan persediaan.

Hutang lancar terdiri atas hutang dagang, wesel bayar jangka pendek, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, pajak yang beum dibayar (accrued) dan biaya-biaya yang belum dibayar (accrued) lainnya. Semakin tinggi Current Ratio (CR) suatu perusahaan, maka akan semakin baik perusahaan tersebut, dan sebaliknya. Dengan tingginya Current Ratio (CR) perusahaan tersebut, maka peluang perusahaan untuk membayarkan dividen kepada para pemegang saham semakin besar. Sehingga, perusahaan yang memiliki Current Ratio (CR) tinggi akan lebih menarik para investor untuk berinvestasi karena keyakinan akan tingginya Current Ratio (CR) perusahaan tersebut (Marlina dan Danica, 2009). Dengan demikian, Current Ratio (CR) memiliki pengaruh positif terhadap pembayaran dividen.


(32)

2.1.5 Debt to Equity Ratio

Kebijakan perusahaan untuk melakukan pembayaran dividen kepada pemegang saham dipengaruhi oleh faktor hutang terhadap kreditor. DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (pengukuran hutang) terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan (Ang, 1997). Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham kepada pemberi pinjaman. Semakin rendah DER, maka akan semakin baik. Sebab kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya akan semakin baik.

Proporsi hutang yang besar dalam struktur modal mengartikan bahwa perusahaan tersebut memiliki jumlah kewajiban perusahaan tersebut besar. Besarnya beban hutang tersebut akan mempengaruhi laba bersih yang karena dibagikan menjadi dividen. Sebab, pemenuhan kewajiban lebih diutamakan daripada pembayaran dividen. Sehingga DER memiliki pengaruh negatif terhadap pembayaran dividen.

2.1.6 Market to Book Value Ratio

Pengertian rasio pasar (market value ratio) menurut Brigham dan Houston (2010:151) adalah menghubungkan harga saham perusahaan pada laba, arus kas dan nilai buku per sahamnya. Rasio-rasio ini dapat memberikan indikasi kepada manajemen mengenai apa yang dipikirkan oleh investor tentang kinerja masa lalu dan prospek perusahaan di masa mendatang. MBV yang tinggi mengindikasikan sesuatu yang baik. Sebab semakin


(33)

tingginya MBV mengindikasikan bahwa harga saham tersebut di pasar adalah tinggi. Harga saham yang tetap tinggi merupakan keinginan investor. Oleh karenanya perusahaan akan tetap menjaga MBV nya tetap meningkat.

Rajan dan Zingales (1995) mendefenisikan rasio ini untuk mengetahui seberapa besar harga saham yang ada di pasar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya. Rasio ini merupakan tolok ukur untuk menentukan seberapa jauh perusahaan tersebut memilih peluang investasi (opportunity investment).

MBV biasanya dijadikan panduan sebagai investasi. Peluang investasi pada dasarnya adalah kesempatan yang memungkinkan perusahaan untuk memperoleh keuntungan atas pendanaan asset yang dilakukan. Untuk dapat merealisasikan kesempatan investasi yang tersedia diperlukan dana yang dapat diperoleh dari berbagai sumber pendanaan, salah satunya berasal dari laba ditahan. Apabila perusahaan proporsi laba ditahan perusahaan besar, maka bagian laba bersih yang akan dibagikan perusahaan untuk membayarkan dividen semakin kecil. Sehingga MBV memiliki hubungan negatif terhadap DPR.

2.1.7 Corporate Tax

Menurut Undang-Undang No.28 Pasal 1 Tahun 2007, pajak adalah konstribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang sifatnya memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak


(34)

mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Penghitungan besarnya pajak perusahaan berdasarkan ketentuan Undang-undang Perpajakan No.17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, khsusnya Pasal 17 ayat (1) yang mengatur tarif pajak yang ditetapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Badan dalam negeri. Corporate tax yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah besarnya corporate tax dengan laba sebelum pajak (EBT) yang diukur dengan skala rasio.

2.1.8 Sales Growth

Suatu perusahaan yang berada dalam industri yang mempunyai laju pertumbuhan yang tinggi, harus menyediakan modal yang cukup untuk membelanjai perusahaan. Perusahaan yang bertumbuh pesat, cenderung mampu membagikan dividen yang lebih tinggi. Sebaliknya, perusahaan yang pertumbuhan penjualannya rendah akan lebih kecil kemungkinannya dalam membagikan dividen (Komrattanapanya dan Suntraruk, 2013). Bagi perusahaan dengan tingkat penjualan dan laba yang tinggi, kecenderungan untuk membagikan dividen lebih stabil dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tingkat penjualannya rendah (Hatta,2004).

2.1.9 Cash Flow

Laporan arus kas merupakan salah satu komponen laporan keuangan menurut PSAK ayat 1 (2009). Informasi mengenai arus kas suatu perusahaan berguna bagi pengguna laporan keuangan sebagai dasar


(35)

penilaian kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas, serta menilai kebutuhan perusahaan dalam penggunaan kasnya.

Free cash flow (arus kas bebas) adalah arus kas yang benar-benar tersedia untuk dibayarkan kepada investor (pemegang sham dan pemilik utang) setelah perusahaan melakukan investasi dalam asset tetap, produk baru, dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan (Brigham dan Houston, 2010)

Georgiana (2012) menyatakan bahwa variabel yang dapat menyatakan pendistribusian dividen adalah free cash flow karena perusahaan dengan peluang pertumbuhan rendah dan free cash flow yang lebih tinggi akan membayar dividen yang lebh tinggi untuk mencegah manajer dalam melakukakan investasi pada biaa modal, pembayaran, dividen yang tinggi juga dapat menurunkan arus kas yang diguakan oleh maajer untuk investasi proyek-proyek yang tidak efektif.

Semakin tinggi free cash flow perusahaan,maka akan semakin besar peluang perusahaan tersebut untuk membayarkan dividen perusahaannya dalam jumlah yang bsear. Sebalinya, apabila penggunaan free cash flow (FCF) yang berlebihan oleh pihak manajemen dapat mempengaruhi jumalah dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham yang kemungkinan akan lebih sedikit, oleh karenanya free cash flow dapat digunakan menjadi informasi mengenai pembayaran dividen. Hal ini mengindikasikan bahwa free cash flow berpengaruh positif terhadap DPR.


(36)

2.2 Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah penilitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam penelitian ini dirangkum dalam tabel 2.1 di bawah ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti

Thn Judul Variabel Teknik Penelitian

Hasil Penelitian

1. Sutrisno 2001 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Indonesia Dependen : Dividend Payout Ratio Independen: - Cash Position - Growth Potential - Firm Size - Debt to

Equity Ratio - Profitabil ity - Holding AMOS (Analysis of Moment Structure)

1. Cash Postion dan Debt to Equity Ratio, dan Holding berpengaruh signifikan terhadap DPR, sedangkan variable yang lainnya tidak signifikan. 2. Cash position berhubungan secara positif dan signifikan terhadap DPR. 3. Debt to equity ratio berhubungan secara negatif dan signifikan terhadap DPR. 2. Sudarsi 2002 Analisis

faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada perusahaan perbankan yang listed di Bursa Efek Jakarta Dependen : Dividend Payout Ratio Independen: - Cash position - Profitabil ity - potensi pertumb uhan Analisis Regresi 1. Secara simultan dan parsial ketiga variable yaitu cash position, profitability, dan potensi pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap DPR. Sedangkan dua


(37)

- ukuran perusaha an - DER

variable lainnya yakni Size dan DER tidak memenuhi asumsi klasik multikolinieritas sehingga harus dikeluarkan dari model.

3. Usman 2006 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio, dengan sampel penelitian LQ 45 yang terdaftar di BEI

pada periode 2000-2002 Dependen : Dividend payout ratio Independen : - Profitabil itas - posisi kas - aktiva tetap bersih - peluang investasi - ukuran perusaha an - DER Analisis regresi linier berganda 1. Profitabilitas, ukuran perusahaan, peluang investasi dan DER berpengaruh positif terhadap DPR. Sedangkan, posisi kas tidak signifikan terhadap DPR.

4. Maria Andriyan i

2008 Analisis

Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity, Insider Ownership, Investment Opportunity, Investment Opportunity Set (IOS) dan Profitability terhadap Kebijakan Dividen Dependen : dividend payout ratio Independen - cash ratio - debt to

equity - insider ownershi p - investme nt opportun Analisis regresi berganda

1. Cash ratio, debt to equity, insider ownership, investment opportunity set (IOS), dan return on assets secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap DPR. 2. Debt to equity ratio, dan


(38)

ity - investme nt opportun ity set (IOS) - return

on assets insider ownership berpengaruh negative terhadap DPR, sedangkan variable lainnya berpengaruh positif terhadap DPR. 3. Insider ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR, sedangkan variable lainnya berpengaruh signifikan terhadap DPR. 5. Marlina

dan Danica

2009 Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return on Assets terhadap Dividend Payout Ratio Dependen : Dividend payout ratio Independen : - cash position (CP) - debt to

equity ratio (DER) - return on

assets (ROA) Analisis regresi berganda 1. Secara simultan, variable CP, DER dan ROA berpengaruh secara signifikan terhadap DPR. 2. Secara parsial variable CP dan ROA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap DPR, sedangkan variable independen yang lain yakni DER tidak mempunyai pengaruh yang signifikan


(39)

terhadap DPR 6. Puspita 2009 Analisis Faktor

yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio (Studi Kasus pada Peusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007) Dependen : Dividend payout ratio Independen : - cash ratio - firm size - return on

assets - growth - debt to

total assets (DTA) - debt to equity ratio (DER)

Analisis regresi

Cash ratio, firm size, dan return on assets berpengaruh positif terhadap DPR, sedangkan faktor-faktor lain yakni growth, debt to total assets (DTA), dan debt to equity ratio (DER) berpengaruh negative terhadap DPR.

7. Armajit Gill, Nahum Biger, dan Rajendra Tribewal a

2010 Determinants of Dividend Payout Ratio : evidence of United States Dependen : Dividend payout ratio Independen : - profitabil ity - cash flow - corporate tax - growth - Market to Book Value - Debt to

Equity Ratio Ordinary Least Square (OLS) 1. Profitability dan debt to equity ratio berpengaruh negative terhadap DPR. 2. Cash flow, tax, growth, market to book value memiliki pengaruh positif terhadap DPR.

8. Laksmi Primawe stri

2011 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio

Dependen: Dividend payout ratio Independen : Analisis regresi berganda

1. Secara parsial variable return on asset, debt to equity ratio, dan ukuran


(40)

(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEI Periode 2006-2009)

- Return on Asset (ROA) - Debt to

Equity Ratio (DER) - Current Ratio (CR) - Ukuran Perusaha an (SIZE) perusahaan berpengaruh signifikan terhadap DPR. 2. Current ratio tidak berpengaruh terhadap DPR. 3. Secara simultan variable return on asset, debt to equity ratio, dan ukuran

perusahaan berpengaruh signifikan terhadap DPR. 9. Dr

Ghassan Al Taleb

2012 Measurement of Impact Agency Cost Level of Firms on Dividend and Leverage Policy : An Empirical Study

Dependen : Dividend Payout Ratio

Independen : - Free cash

flow - Leverage - Growth - Profit - size - risk Analisis regresi linier berganda

1. Secara parsial variable free cash flow berpengaruh negative signifikan terhadap variable dividend payout ratio namun berpengaruh positif signifikan terhadap variable leverage untuk mengurangi agency cost. 2. Variable cash flow sebagai proksi agency cost berpengaruh negative signifikan terhadap


(41)

kebijakan dividen. 3. Variable size dan risk berpengaruh positif tidak signifikan terhadap DPR untuk mengurangi agency cost, sedangkan variable growth berpengaruh negative tidak signifikan terhadap kebijakan dividen untuk mengurani agency cost. 10. Georgian

a

2012 Determinant Agent Analysis of Dividend Policy Practiced by Companies Listed in Great Britain and Fance Dependen : Dividend payout ratio Independen : - Earning per share - return on

equity - dividend

distribute d in previous year (DIVt-1) - free cash

flow - firm size - debt to

Equity ratio - tax - dummy Ordinary Least Square (OLS)

1. DIVt-1 , tax, EPS, free cash flow dan DUM memiliki pengaruh yang signifkan terhadap dividen. 2. EPS, DPR, dan TAX memiliki hubungan negatif terhadap dividen, sedangkan variable lainnya memiliki pengaruh positif terhadap dividen.


(42)

variable for ownershi p structure (DUM) 11. Abdul

Rahman dan Haruto Takumi

2012 Determinants of Dividend Payout Ratio ; Evidence of Karachi Stocks Exchange (KSE) Dependen : Dividend payout ratio Independen : - profitabil ity - operating cash flow per share - corporate tax - current ratio - market to

book value - debt to

equity ratio

Analisis regresi

1. Profitability, debt to equity ratio, current ratio and corporate tax berpengaruh positif terhadap DPR. 2. Operating cash flow per share, dan market to book value ratio memiliki hubungan negatif terhadap DPR. 3. Profitability dan debt to equity dan market to book value menjadi pengaruh yang paling

signifikan terhadap DPR. 12. Unzu

Marietta

2013 Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return on Assets, Growth, Firm Size, Debt to Equity terhadap Dividend Payout Ratio (Studi pada Peusahaan Dependen : Dividend payout ratio Independen : - Cash Ratio - Return on Assets - Growth Analisis regresi berganda

1. Cash ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap DPR. 2. Return on assets dan size secara bersamaan berpengaruh negative dan


(43)

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011)

- Firm Size - Debt to

Equity signifikan terhadap DPR. 3. Growth berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap DPR. 4. Debt to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. 13. Roro

Ayu Istiningty as

2013 Analisis Free Cash Flow, Leverage, Profitability, Risk, Growth, dan Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Empiris pada Peusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2007-2011)

Dependen : Dividend payout ratio

Independen : - free cash

flow - debt to

equity ratio - return on

equity - risk - growth - firm size

Analisis regresi berganda

1. Secara parsial variable profitability (ROE) dan variable firm size berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. 2. Leverage (DER) berpengaruh negative dan signifikan terhadap DPR. 3. Free cash flow, risk, dan growth tidak berpengaruh terhadap


(44)

14. Fanni Novianin g Putri

2014 Analisis Leverage, Growth, Collateralizable Asset dan Risiko Sistematis terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dependen : Dividend payout ratio Independen : - leverage - growth - collateral izable asset - risiko sistemati s Analisis regresi

1. Leverage dan collateralizable asset berpengaruh secara negative dan tidak signifikan terhadap DPR. 2. Growth berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap DPR. 3. Risiko sistematis berpengaruh secara negative dan signifikan terhadap DPR.


(45)

2.3 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1

Bagan Pengaruh Variabel Profitability (ROA), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Market to Book Value Ratio (MBV), Corporate Tax (TAX), Sales Growth (SG), dan Cash Flow (FCF) dengan variable Dividend

Payout Ratio (DPR)

Perusahaan mempertimbangkan banyak hal dalam membuat keputusan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham, diantaranya

H1

H8

H7 H6 H5 H4 H2

H3 Profitability (X1)

Current Ratio (X2)

Cash Flow (X7) Sales Growth (X6) Debt to Equity Ratio (X3)

Market to Book Value Ratio (X4)

Corporate Tax (X5)

Dividend Payout Ratio (Y)


(46)

profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, perumbuhan, dan sebagainya. Pada penelitian ini, peneliti memilih tujuh faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio (DPR) yakniProfitability (ROA), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), MBV, Corporate Tax, Sales Growth, dan Free Cash Flow (FCF).

2.3.1 Hubungan Return on Assets dan Dividend Payout Ratio

ROA mencerminkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memaksimalkan penggunaan total aset perusahaan untuk menghasilkan laba yang maksimum. Perusahaan yang memiliki laba yang tinggi lebih memungkinkan untuk membayarkan dividen. Sebab, tingginya laba perusahaan memungkinkan persentase laba untuk dibagikan sebagai dividen semakin besar. Sehingga Return on Assets (ROA) memiliki hubungan positif dengan dividend payout ratio (DPR).

Parthington secara eksplisit menunjukkan bahwa profitabilitas (earning after tax dan assets) merupakan variable yang penting sebagai dasar pertimbangan para manajer perusahaan dalam membuat kebijakan dividen. Profitabilitas yang tinggi akan meningkatkan harapan para investor untuk memperoleh dividen. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Primawestri (2011), Takumi (2012) dan Megawati (2011) yang menyatakan bahwa ROA memiliki pengaruh yang postif terhadap dividend payout ratio (DPR).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis alternative pertama (H1) yang diambil adalah :


(47)

H1 : ROA berpengaruh positif terhadap DPR.

2.3.2 Hubungan Current Ratio dengan Dividend Payout Ratio

Dalam melakukan pembayaran dividen tentulah mempertimbangkan besarnya hutang perusahaan tersebut. Sebab pembayaran hutang lebih diutamakan daripada pembayaran dividen.

Current Ratio (CR) merupakan rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi CR perusahaan, maka kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajibannya semaakin baik. Dengan tingginya CR perusahaan tersebut meyakinkan investor bahwa dividen akan dibayar (Takumi, 2012). Dengan kata lain, CR memiliki hubungan positif dengan DPR. Hal tersebut didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Danica (2009) yang menyatakan bahwa CR memiliki pengaruh signifikan terhadap DPR.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis alternative kedua (H2) yang diambil adalah :

H2 : CR berpengaruh positif terhadap DPR.

2.3.3 Hubungan Debt to Equity Ratio dengan Dividend Payout Ratio

DER merupakan rasio antara total ekuitas dan pemegang saham merupakan rasio yang mencerminkan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayarkan hutang perusahaan. Tingkat DER yang tinggi mengartikan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang baik


(48)

dalam menutupi seluruh kewajibannya dengan modal yang ada. Tingginya tingkat DER juga mengindikasikan besarnya utang prusahaan. Apabila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, hal ini dapat membuat kemampuan dalam membayarkan dividen yang tinggi akan semakin sulit. Ini dikarenakan perusahaan haruus lebih mengutamakan dalam hal memenuhi kewajibannya terhadap kreditor daripada pemegang saham. Hal tersebut juga di dukung oleh hasil penelitian Noviang (2014) dan Hadiwidjaja (2007) yang menyatakan dalam penelitiannya bahwa DER memiliki pengaruh yang negative dan signifikan terhadap DPR.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis alternative ketiga (H3) yang diambil adalah :

H3 : DER berpengaruh negatif terhadap DPR.

2.3.4 Hubungan Market to Book Value Ratio dengan Dividend Payout Ratio

MBV seringkali dijadikan bagi pihak manajemen perusahaan sebagai gambaran tentang keinginan investor terhadap masa depan perusahaan. Oleh karena pihak manajemen perusahaan akan berusaha untuk tetap memperhatikan investasi perushaannya dengan baik agar para investor tetap berinvestasi di perusahaannya tanpa ada rasa ragu. Untuk dapat melakukan investasi yang baik, perusahaan harus meminimumkan segala sesuatu bentuk investasi yang tidak berpotensi. Oleh karenanya, pada saat pihak manajemen perusahaan melihat peluang investasi yang baik, tentulah pihak manajemen perusahaan memerlukan dana yang besar untuk


(49)

dapat merealisasikan investasi tersebut. Dana yang akan digunakan tersebut pada umumnya diambil dari laba ditahan perusahaan. Apabila perusahaan menggunakan dana yang besar, maka akan semakin besar pula bagian laba bersih perusahaan yang akan dijadikan sebagai laba ditahan, yang pada akhirnya laba bersih yang akan dibagikan untuk pembayaran dividen akan menjadi lebih sedikit. Oleh karenanya MBV memiliki pengaruh negatif terhadap DPR. Hal tersebut juga sama dengan penelitian Armajit Gill et. al. (2010) yang menyatakan bahwa MBV mempengaruhi DPR secara signifikan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis alternatif keempat (H4) yang diambil adalah :

H4 : MBV berpengaruh negatif terhadap DPR.

2.3.5 Hubungan Corporate Tax dan Dividend Payout Ratio

Corporate memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen dan dividend payout ratio (Takumi, 2012). Hal tersebut dapat kita lihat dalam laporan keuangan perusahaan, bahwa laba yang akan dialokasikan untuk laba di tahan dan dividen merupakan laba sesudah pajak. Oleh karenanya pajak yang sebagai pengurang dalam laba tersebut memiliki pengaruh yang besar. Semakin besar pajak perusahaan maka akan semakin kecil laba yang dialokasikan, yang artinya dividen yang akan dibagikan juga akan semakin kecil. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa corporate tax memiliki hubungan negatif terhadap dividend payout ratio.


(50)

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipoteesis alternative kelima (H5) sebagai berikut :

H5 : Corporate Tax berpengaruh negatif terhadap DPR. 2.3.6 Hubungan Sales Growth dan Dividend Payout Ratio

Smith dan Watts (1992) menunjukkan dasar teori pada pengaruh dari ukuran yang diukur melalui pertumbuhan penjualan (sales growth) sangat kuat terhadap kebijakan dividen yang sangat kuat. Perusahaan yang memiliki akses pasar yang baik, seharusnya membayarkan dividen yang lebih besar daripada perusahaan yang memiliki akses pasar yang tidak baik, sehingga sales growth dan DPR memiliki hubungan positif (Laksono, 2006). Sama halnya dengan penelitian Armajit Gill et. al. (2010) yang menyatakan bahwa sales growth memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap DPR.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipoteesis alternative keenam (H6) sebagai berikut :

H6 : Sales Growth berpengaruh positif terhadap DPR. 2.3.7 Hubungan Cash Flow dan Dividend Payout Ratio

Menurut Jensen (1986) pengaruh free cash flow terhadap DPR bersifat positif yang artinya bahwa semakin tinggi free cash flow makin tinggi DPR atau semakin rendah free cash flow akan semakin rendah DPR. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Smith dan Watts(1992) dalam Rosdini (2009) yang menyatakan bahwa untuk menghindarinya


(51)

overinvestment (free cash flow problem), manajer akan membagikan dividen dalam jumlah yang tinggi. Sehingga semakin tinggi tingkat free cash flow akan berpengaruh positif terhadap DPR kepada pemegang saaham, tindakan tersebut dilakukan untuk mengurangi agency cost pada perusahaan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Dimas Abri (2013) dan Yunior Andreas (2010) yang menyatakan bahwa free cash flow memiliki pengaruh positif terhadap DPR.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipoteesis alternative ketujuh (H7) sebagai berikut :

H7 : Free Cash Flow (FCF) berpengaruh positif terhadap DPR. 2.4 HIPOTESIS PENELITIAN

Dari perumusan hipotesis dan penjelasan teori serta kerangka konseptual yang di atas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :

H1 : Return on Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap DPR. H2 : Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap DPR. H3 : Debt to Equity (DER) berpengaruh negatif terhadap DPR.

H4 : Market to Book Value (MBV) berpengaruh negatif terhadap DPR. H5 : Corporate Tax (TAX) berpengaruh negatif terhadap DPR.

H6 : Sales Growth (SG) berpengaruh positif terhadap DPR. H7 : Free Cash Flow (FCF) berpengaruh positif terhadap DPR.


(52)

H8 : Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow berpengaruh secara simultan terhadap DPR.


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri atas dua jenis, yakni : 3.1.1 Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang tergantung pada variable lainnya. Dalam penelitian ini variabel dependen (variabel Y) yang digunakan adalah Dividend Payout Ratio, yaitu perbandingan antara dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas dengan laba per saham (Yuniningsih, 2002). Dividend Payout Ratio (DPR) dapat dirumuskan sebagai berikut :

DPR =������������ℎ���

�����������ℎ���

3.1.2 Variabel Independen

Variabel independen adalah jenis variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variable yang lainnya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.1.2.1 Profitability (ROA)

Profitability dalam penelitian ini diproksikan oleh Return on Assets (ROA). ROA merupakan perbandingan antara earning after


(54)

tax dan total assets. ROA menjelaskan sejauhmana asset suatu perusahaan dapat menghasilkan laba yang maksimum. Sehingga, semakin tinggi ROA perusahaan maka kinerja perusahaan tersebut adalah baik, dan sebaliknya. ROA dapat dirumuskan sebagai berikut (Marietta, 2013) :

ROA =��������������� (���)

����������� 3.1.2.2 Current Ratio (CR)

Rasio ini seringkali disebut dengan rasio lancar. Current ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas, dihitung dengan membagi aset lancar (current asset) dengan hutang atau kewajiban lancar (current liabilities). Semakin besar tingkat current ratio perusahaan menyatakan bahwa semakin besar kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Dengan kata lain, investor akan semakin percaya terhadap perusahaan untuk membayarkan dividennya. CR dirumuskan sebagai berikut (Primawstri, 2011):

CR = Aset Lancar Hutang Lancar

3.1.2.3 Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio antara total hutang dan ekuitas pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini


(55)

menyatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya adalah baik. Peningkatan hutang ini akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedian bagi pemegang saham, artinya semakin banyak hutang perusahaan, maka akan semakin kecil dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan. DER dirumuskan sebagai berkut (Hadiwidjaja, 2010):

DER = ���������

����������� 3.1.2.4 Market to Book Value Ratio (MBV)

Market to Book Value Ratio (MBV) merupakan suatu rasio yang mengindikasikan antara market value perusahaan per lembar saham dengan book value per sahamnya. Raja dan Zingales (1995) menyatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar harga saham yang ada di pasar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya. Data MBV diambil dari data tahun lalu (n-1). MBV dirumuskan sebagai berikut (Musthikawati, 2010):

��� = Harga per Lembar Saham Book Value per Lembar Saham

Book value per lembar saham (Musthikawati, 2010) : �� = Jumlah ������������


(56)

3.1.2.5 Corporate Tax (TAX)

Corporate tax ini diukur dengan rasio yakni antara corporate tax dan earning before tax (EBT). Adapun rumus (Takumi, 2012) :

Corporate Tax = ������������

���������������� (EBT)

3.1.2.6 Sales Growth (SG)

Rasio ini merupakan rasio antara net sales (t) sekarang dengan net sales sebelumnya (t-1). Adapun rumus (Laksono, 2006) :

����������ℎ =��������(�)− �������� (� −1)

�������� 3.1.2.7 Cash Flow (FCF)

Cash flow dalam penelitian ini diproksikan oleh Free Cash FLow (FCF). Free cash flow merupakan dana yang tersedia pada perusahaan untuk didistribusikan kepada pemegang saham, namun dana ini dapat pula disebut sebagai aliran kas diskresioner perusahaan yang dapat digunakan perusahaan untuk tambahan investasi, pembayaran utang, membeli saham kembali, atau untuk menambah likuiditas. FCF dapat dirumuskan sebagai berikut (Istiningtyas, 2013) :

FCF =Laba Bersih Setelah Pajak−Dividen +Penyusutan Aset


(57)

Tabel 3.1

Pengukuran Operasional Variabel-Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Skala Pengukuran

1. Dividend Payout Ratio (DPR) Rasio antara dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas dengan laba per saham.

Rasio ������������ℎ��� �����������ℎ���

2. Profitabili ty (ROA)

ROA merupakan perbandingan antara earning after tax dan total assets.

Rasio ��������������� (���) Total Assets

3. Current Ratio (CR)

Current ratio merupakan

rasio antara aset lancar (current asset) dengan hutang atau kewajiban lancar (current liabilities).

Rasio Aset Lancar

Hutang Lancar

4. Debt to Equity

Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio antara total hutang dan ekuitas pemegang saham.

Rasio ���������

�����������

5. Market to Book Value Ratio (MBV) Market to Book Value Ratio (MBV) merupakan suatu rasio

Rasio Harga per Lembar Saham Book Value per Lembar Saham


(58)

yang mengindikasik an antara market value perusahaan per lembar saham dengan book value per sahamnya.

6. Corporate Tax (TAX) Corporate tax ini merupakan perbandingan antara corporate tax dan earning before tax (EBT).

Rasio Corporate Tax Earning Before Tax (EBT)

7. Sales Growth (SG)

Rasio ini merupakan

rasio antara net sales (t) sekarang dengan net sales tahun sebelumnya sebelumnya (t-1).

Rasio ��������(�)− �������� (� −1)

��������

8. Cash Flow (FCF)

Free cash flow merupakan dana yang tersedian pada perusahaan untuk didistribusikan kepada pemegang saham.

Rasio Laba Bersih Setelah Pajak−Dividen + Penyusutan Aset Total Aset x


(59)

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari objek yang diteliti. Populasi merujuk pada sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus (Santoso dan Tjiptono, 2001). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009 sampai dengan 2013. Dengan jumlah populasi sebanyak 139 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009 sampai dengan 2013.

3.2.2 Sampel

Sampel penelitian diambil setelah memenuhi beberapa kriteria yang berlaku bagi penerapan definisi operasional variable.Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode Purposive Sampling, yaitu pemilihan pengambilan sampel dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Adapun tujuan pengambilan sampel dengan metode ini adalah untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria tertentu. Beberapa criteria yang digunakan dalam pemilihan sampel :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berturut-turut dari tahun 2009 sampai dengan 2013.

2. Mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit setiap tahun selama periode 2009 sampai dengan 2013.


(60)

3. Perusahaan manufaktur yang membagikan dividen selama lima tahun berturut-turut pada tahun 2009 sampai dengan 2013.

Proses seleksi dalam menentukan kriteria yang telah ditentukan dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Tabel 3.2 menjelaskan hasilnya sebagai berikut ini :

Tabel 3.2

Proses Seleksi Penentuan Jumlah Tabel

No. Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan

1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berturut-turut dari tahun 2009 sampai dengan 2013.

139

2 Mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit setiap tahun selama periode 2009 sampai dengan 2013.

118

3 Perusahaan yang membagikan dividen selama lima tahun berturut-turut pada tahun 2009 sampai dengan 2013.

7

Sumber :dan ICMD 2011-2013

Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7 perusahaan, yaitu :

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode Saham

1 PT Arwana Citramulia, Tbk. ARNA

2 PT Astra Otoparts, Tbk. AUTO

3. PT Goodyear Indonesia, Tbk. GDYR

4. PT Gudang Garam, Tbk. GGRM

5. PT Mandom Indonesia, Tbk. TCID 6. PT Multi Bintang Indonesia, Tbk. MLBI 7. PT Tempo Scan Pacific, Tbk. TSPC


(61)

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria setiap perusahaan sampel dari tahun 2009 sampai dengan 2013. Sumber yang digunakan adalah laporan keuanganperusahaan sampel yang terdapat pada Indonesian Stock Exchange (IDX) dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan semua data sekunder yang dipublikasikan oleh IDX dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tentang perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi berganda untuk pengujian hipotesis. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dikarenakan penelitian ini menggunakan variabel independen yang berjumlah lebih dari satu variabel. Analisis regresi berganda ini selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variable dependen dengan variable independen (Ghozali, 2006).

3.5.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Model analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda yang akan diolah dengan menggunakan SPSS. Analisis linier


(62)

berganda dilakukan untuk mengetahui hubungan variable independen (Profitability (ROA), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Market to Book Value Ratio (MBV), Corporate Tax (TAX), Sales Growth (SG), dan Cash Flow (FCF)) dengan variable dependen (Dividend Payout Ratio (DPR)). Model analisis data dalam penelitian ini adalah :

Y = a +b1X1 +b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e

Keterangan :

Y : Dividend Payout Ratio a : konstanta

X1 : Profitability (ROA) X2 : Current Ratio (CR)

X3 : Debt to Equity Ratio (DER)

X4 : Market to Book Value Ratio (MBV) X5 : Sales Growth (SG)

X6 : Cash Flow (FCF)

b1,…, bn : Koefisien Regresi e : error term

Dalam analisis regresi, tidak hanya mengukur hubungan antara variable independen dan dependen tetapi juga menunjukkan arah hubungan antara variable dependen dan independen diasumsikan memiliki nilai tetap (Ghozali, 2006).


(63)

3.5.2 Pengujiian Asumsi Klasik

Model regresi linier dapat disebut sebagai model yang baik jika memenuhi asumsi klasik. Oleh karena itu, uji asumsi klasik sangat diperlukan sebelum melakukan analisis regresi. Pada penelitian ini juga akan dilakukan pengujian penyimpangan asumsi klasik terhadap model regresi yang telah diolah, yang meliputi :

3.5.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah daam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal (Ghozali, 2006).

Cara untuk melihat normalitas residual adalah melalui analisis grafik (Histogram dan Normal P-Plot) dan analisis statistic : 1. Analisis grafik, yaitu dengan melihat grafik histogram dan

grafik normal p-plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan :

• Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

• Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau garis miring dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau


(64)

grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Analisis statistik, yaitu dengan melihat uji statistic Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Apabila hasil atau nilai Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan nilai Asyimp. Sig (2-tailed) atau probabilitasnya di atas 0.05 (tingkat probabilitas), maka data telah memenuhi asumsi normalitas.

3.5.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas ini untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model korelasi yang baik seharusnya tidak terjad i korelasi diantara variabel independen. Jika dalam model terdapat multikolinieritas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan tinggi. Masalah multikolinieritas juga akan menyebabkan kesulitan dalam melihat pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. (Ghozali, 2006). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:


(65)

1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

2. Menganalisis matriks korelasi antar variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antarvariabel tidak berarti bebas dari multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. 3. Uji multikolinieritas ini dapat dilihat dari nilai (1) tolerance

dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabel bebas yang terilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (VIF=1/tolerance) dan menunjukkan adanya multikolinieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤0.10 atau nilai VIF ≥10. Jadi harus dapat menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir, dan meskipun nilai multikolinieritas


(66)

dapat dideteksi dengan nilai Tolerance dan VIF, namun tidak dapat menjelaskan variabel-variabel mana saja yang berkorelasi.

3.5.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau periode sebelumnya. Masalah autokorelasi ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntutan sepanjang waktu berkaitan antar yang satu dengan yang lainnnya. Keadaan tersebut mengakibatkan pengaruh terhadap variabel dependen tidak hanya karena variabel independen namun juga variabel dependen periode lalu.

Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson Test, dan hipotesis yang akan diuji yaitu :

H0 : tidak ada autokorelasi (p=0) Ha : ada autokorelasi (p≠0)


(1)

LAMPIRAN 5


(2)

Coefficients

a

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constan t)

.394 .117 3.353 .002

ROA .091 .318 .072 .286 .777 .376 2.662

CR .005 .035 .026 .140 .890 .688 1.454

DER -.152 .062 -.387 -2.444 .021 .951 1.052

MBV .038 .018 .382 2.060 .049 .695 1.438

TAX -.017 .209 -.013 -.082 .935 .887 1.127

SG -.253 .227 -.195 -1.117 .274 .782 1.278

FCF -.108 .232 -.116 -.465 .646 .383 2.610


(3)

LAMPIRAN 6


(4)

Model Summary

b

Model R R

Square Adjuste d R Square Std. Error of the Estimate

Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F Chang e

df1 df2 Sig. F Chang

e

1 .596a .356 .188 .15010 .356 2.128 7 27 .075 1.399 a. Predictors: (Constant), FCF, SG, TAX, DER, CR, MBV, ROA


(5)

LAMPIRAN 7


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Price Earnings Ratio, Dividend Yield, dan Market to Book Ratio Terhadap Stock Return Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 56 82

Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price Earning Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan yang Tergabung Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

0 15 112

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, CURRENT RATIO, RETURN ON ASSET TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 3 20

PENGARUH CURRENT RATIO (CR) DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011.

0 1 21

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Dividend Payout Ratio - Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan

0 0 26

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Burs

0 0 11

Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - PENGARUH RETURN ON ASSETS, OPERATING CASH FLOW, CORPORATE TAX, SALES GROWTH, MARKET-TO-BOOK VALUE, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tah

0 0 9

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 - PENGARUH RETURN ON ASSETS, OPERATING CASH FLOW, CORPORATE TAX, SALES GROWTH, MARKET-TO-BOOK VALUE, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indo

0 0 8

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, INVESTASI, DEBT TO EQUITY RATIO DAN CURRENT RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2013

1 0 12