Masyarakat dusun Gubugan juga mempunyai tingkat ketaatan terhadap agama yang cukup tinggi, ini bisa dilihat ketika sholat wajib dilaksanakan, masjid terlihat
penuh oleh para jamaah yang melaksanakan sholat lima waktu. Ada sebuah kejadian yang cukup mengagetkan penulis di dusun ini, yakni pelaksanaan sholat ashar
dilaksanakan pada jam 16.30 yang biasanya dilaksanakan kurang lebih jam 15.00, menurut pak Dahroni yang juga sebagai kepala dusun, pelaksanaan sholat yang
mundur dari waktu yang semestinya itu, dikarenakan menunggu masyarakat yang pada saat itu masih di ladang, sehingga tidak bisa melaksanakan sholat pada
waktunya.
48
Walaupun begitu pada saat dilaksanakannya sholat, masjid dipenuhi oleh para jamaahnya.
Seni budaya . Kesenian rakyat yang ada di desa Ketawang ini tak jauh
berbeda dengan desa-desa lain yang ada di kecamatan Grabag maupun kecamatan- kecamatan lain yang berada dalam wilayah kabupaten Magelang, kesenian itu
diantaranya adalah kesenian Kubrosiswo, warok, wayang orang dan rebana.
4. 2. Sekilas tentang Kesenian Kubrosiswo
Menurut pak Sutrisno kesenian Kubrosiswo berasal dari daerah Borobudur, kesenian ini selain berisi pesan-pesan dakwah juga bercerita tentang masa penjajahan
dahulu hingga kemerdekaan. Dalam ceritanya disebutkan bagaimana para pejuang megorbankan harta, keluarga bahkan nyawanya untuk merebut kemerdekaan yang
merupakan cita-cita bangsa sejak dahulu.
49
Menurut beliau kesenian Kubrosiswo dikenal oleh masyarakat desa Ketawang khususnya di dusun Pakel semenjak tahun 1982, awal perkembangan kesenian ini di
48
Wawancara dengan pak Dahroni pada tanggal 8 februari 2005
49
wawancara dengan pak Sutrisno tanggal 17 Februari 2005
dusun Pakel disambut antusiasme masyarakat yang sangat besar, karena senangnya dengan kesenian itu maka pada tahun itu juga dibentuk kelompok kesenian
Kubrosiswo.
50
Pak Sutrisno juga menuturkan dengan adanya dukungan yang diberikan oleh pemerintahan kecamatan dan kabupaten, dengan mengagendakan festival kesenian
Kubrosiswo yang diadakan setiap tahun, memberikan motivasi tersendiri kepada para pemain dan pendukung kesenian ini, ditambah kelompok ini sering mendapatkan
order untuk tampil ke desa lain dalam beberapa kesempatan, sehingga semangat untuk melestarikan kebudayaan nenek moyangnya juga cukup tinggi.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan kesenian Kubrosiswo pada masa sekarang dapat dibilang menghawatirkan, hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor:
51
1. Berasal dari para pemain dan pendukung kesenian Kubrosiswo. Pemain atau pendukung dari kesenian ini banyak yang bekerja
diluar daerah, dengan banyaknya masyarakat yang merantau keluar daerah itulah mengakibatkan kekurangan pemain,
walaupun kekurangan itu dapat ditutup oleh anggota dari anak- anak, namun menurut mereka kurang enak ditonton, disamping
mengurangi keserasian fisik pemain, juga mengurangi keserasian dalam permainannya.
2. Berkembangnya atau majunya ilmu pengetahuan dan tehnologi. Dengan adanya televisi membuat mereka enggan dan malas untuk
latihan, sehingga mengurangi kekompakan mereka pada saat tampil. Sedangkan dari segi antusiasme penontonnya, kalau
dibandingkan dengan zaman dahulu masih kalah jauh, kalau zaman dahulu penontonnya sesak bahkan menurut cerita saling
desak-desakan sehingga yang berada dibelakang tidak kelihatan,
50
wawancara dengan pak Sutrisno tanggal 17 Februari 2005
51
wawancara dengan pak Iwan Suyoto dan pak Sutrisno tanggal 16 Februari 2005
bahkan ada yang dibela-belain naik pohon agar supaya dapat melihat dengan jelas. Masyarakat sekarang merasa tontonan
seperti itu dianggapnya sudah kuno dan tidak menarik lagi untuk ditonton, apalagi para pemudanya lebih tertarik nonton televisi
yang banyak menyuguhkan acara yang lebih bagus dari kesenian itu.
3. Sepinya orderan untuk pentas dan kurangnya perhatian dari pemerintah kecamatan maupun pemerintahan kabupaten.
Kelompok kesenian Kubrosiswo di Dusun Pakel ini pernah mengalami kejayaan, sekitar tahun 82 sampai 90-an. Pada saat itu
kelompok kesenian ini sering dipanggil ke desa lain untuk tampil dalam rangka hajatan, baik nikahan, sunatan, maupun dalam
rangka memperingati hari-hari besar baik nasional maupun keagamaan. Tidak itu juga, Kelompok kesenian ini sering
mendapat juara dalam festival kesenian Kubrosiswo yang diselenggarakan baik ditingkat kecamatan maupun kabupaten.
Sehingga para anggotanya mempunyai semangat untuk terus menerus dalam melestarikan kebudayaan yang diwariskan oleh
nenek moyangnya tersebut. Tetapi masa-masa indah itu tinggal kenangan, sekarang orderan untuk pentas sepi dan kurangnya
dukungan dari pemerintah kecamatan, membuat pemain dan pendukung kesenian ini kurang bersemangat.
Dalam upaya melestarikan seni dan budaya bangsa, masyarakat di dusun ini menurunkan ketrampilannya bermain kesenian Kubrosiswo kepada anak-anak
mereka, yang merupakan generasi penerus dari dusun tersebut, mereka lakukan hal ini sejak dini sebagai tindakan preventif agar kesenian Kubrosiswo tidak musnah
diterjang masa.
4. 2. 1. Pementasan