Sektor Pertanian – Matriks Sub Sektor Tabama dan Peternakan
Lampiran 1 Sektor Pertanian – Matriks Sub Sektor Tabama dan Peternakan
A SPEK
MA SA LA H
KEBIJAKA N / PROGRAM
TINDAK LANJUT
Pengendalian konversi lahan
Penerapan ketentuan konversi lahan irigasi
Pembukaan lahan dan Pembuatan
Pembukaan lahan saw ah baru
peraturan rencana tata ruang dan
Penurunan pertumbuhan produksi:
tata guna lahan
- penggunaan lahan pertanian ke non pertanian
Intensifikasi pemanfaatan lahan
Perbaikan dan perluasan sarana
- ketersediaan bibit unggul
sawah
irigasi
- sarana produksi (pupuk, irigasi, dll)
Revitalisasi litbang: mendorong
PRODUKSI
peran swasta dalam bisnis jasa
Deregulasi litbang & industri
litbang dan input inovatif
perbenihan
Program inovasi varietas unggul
Alokasi dana penelitian perbaikan
baru dipercepat
varietas padi diperbesar
Perbaikan dan perluasan sarana
Masalah infrastruktur (seperti
irigasi
sarana irigasi, jalan, pelabuhan, dll).
Perbaikan dan pembangunan sarana jalan dan angkutan pedesaan
A SPEK
MA SA LA H
KEBIJA KA N / PROGRA M
TINDA K LA NJUT
Sistem transportasi dan
Perbaikan dan pembangunan
distribusi yang efisien
sarana jalan dan angkut an
Biaya distribusi yang besar
pedesaan
(terutama dari produsen ke konsumen)
Kaji ulang ret ribusi dan pungut an DISTRIBUSI / PEMASARAN
t erkait pemasaran hasil pertanian
Belum ada kebijakan pemerint ah
Pengemasan dan pergudangan
yang khusus menangani masalah pengemasan dan pergudangan komodit i pertanian
Kebijakan pemerintah t erlalu fokus pada kebijakan harga dasar gabah
Kebijakan revit alisasi indust ri
Perlu kajian ulang kebijakan subsidi
dan subsidi pupuk (khusus unt uk
perberasan t erpadu
pupuk dan HDG
subsektor tabama)
Informal price maker (terut ama unt uk komoditi subsektor t abama)
HARGA
Pangsa harga gabah yang diterima petani minimum dan tidak stabil
Peningkat an efisiensi pemasaran
Perbaikan dan pembangunan
dan st abilit asi harga gabah
sarana jalan dan angkut an pedesaan
Kaji ulang ret ribusi dan pungut an t erkait pemasaran hasil pertanian
ASPEK
MASALAH
KEBIJAKAN / PROGRAM
TINDAK LANJUT
Investasi yang minim (terutama untuk pengembangan infratruktur
Melibatkan sektor swasta dalam
dan pengembangan industri pasca
sektor pertanian
panen)
Rendahnya penyerapan modal kerja
Deregulasi program kredit sektor
Kredit Ketahanan Pangan
(terutama pada subsektor tabama)
pertanian
Berkaitan dengan permodalan,
Perlu dikembangkan sistem
perkreditan pertanian yang PEMBIAYAAN
dalam rangka meningkatkan
kapasitas produksi sub sektor
dikelola oleh sistem perbankan
tabama dan peternakan terutama
pertanian yang kuat sehingga
dalam jangka panjang, kebutuhan
akses petani terhadap
pendanaan tidak terbatas pada
pembiayaan perbankan dan
kebutuhan permodalan namun
permodalan meningkat sehingga
juga kebutuhan investasi.
dapat meningkatkan produksi. Perlu juga dipikirkan alternatif pendirian lembaga pembiayaan khusus untuk sektor pertanian, termasuk pembiayaan kepada sub sektor tabama dan peternakan.
ASPEK
MASALAH
KEBIJAKAN / PROGRAM
TINDAK LANJUT
TEKNOLOGI Program penyuluhan dan
Tingkat adopsi teknologi yang rendah di Memperkuat penelitian dan
tingkat petani
pengembangan (R & D)
pendampingan
Perlu visi dan misi yang jelas
Belum ada arah/prioritas kebijakan
mengenai pengembangan sektor
sektor pertanian yang jelas
pertanian KEBIJAKAN PEMERINTAH
Tidak ada kebijakan yang terpadu antar
Koordinasi kebijakan
departemen (fragmentasi kebijakan)
Sektor Pertanian – Matriks Sub Sektor Perkebunan
A SPEK
MA SA LA H
KEBIJA KA N / PROGRA M
TINDA K LA NJUT
Rendahnya produktivitas pada
Adanya sert ifikasi bibit unggul
Penyediaan bibit unggul bermut u
industri hulu, terutama karena:
dengan harga yang t erjangkau
komposisi tanaman yang masih didominasi tanaman asal biji/bibit
Penguat an riset sekt or
tidak unggul/bibit palsu dan
perkebunan
berumur tua, keterbatasan saran produksi dan pupuk yang masih
PRODUKSI
terbatas
Peningkat an t eknologi pengolahan
Laju pertumbuhan produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan konsumsi,
Perlu dikembangkan industri hilir
terutama untuk komoditi CPO,
perkebunan
karet dan kakao
hambatan perdagangan (tarif dan non tarif), terutama yang
Pengembangan lembaga
diterapkan negara pengimpor
penunjang ekspor
minyak sawit.
DISTRIBUSI / PEMASARAN Peningkat an akses dan perluasan
Persaingan
pasar ekspor (ant ara lain melalui market int elligence dan penyebaran informasi pasar)
Pembent ukan perusahaan gabungan ant ara BUMN dan sw ast a unt uk bersaing menghadapi perusahaan mult inasional
A SPEK
MA SA LA H
KEBIJAKA N / PROGRAM
TINDAK LANJUT
Harga produk primer mengalami
Kerjasama dengan negara
Masih mengikuti harga pasar
HARGA
fluktuasi yang cukup tajam di pasar
produsen utama untuk menjaga
int ernasional
internasional
kestabilan harga produk.
Belum memadainya fasilitas/insentif bagi pelaku usaha untuk
Pemberian insentif invest asi,
menanamkan modalnya di industri
sepert i keringanan bunga dan
hilir perkebunan
pajak
PEMBIAYAAN
Memerlukan investasi jangka panjang
Mengembangkan alt ernat if
dalam jumlah yang besar dan mempertimbangkan grace period.
pembiayaan sektor perkebunan.
TEKNOLOGI lembaga di sektor pertanian dan
T eknologi pengolahan belum
Perlu adanya koordinasi ant ar
Kebijakan mutu (SNI) dari
memberikan insent if bagi pelaku untuk meningkatkan mut u produk. pemerintah.
industri berkaitan dengan mutu produk.
Konflik kepentingan pemerintah pusat dan daerah
Kurangnya kepastian hukum dan
Penetapan UU No. 18 tent ang
jaminan keamanan yang berkaitan
KEBIJAKAN PEMERINTAH
dengan pemanfaat an lahan, jaminan
Perkebunan sebagai payung keamanan dan konflik sosial dengan Revitalisasi Pertanian, UU No. 18 ut ama pengambangan perkebunan masyarakat lokal
tahun 2004 tentang perkebunan,dll
Pemerintah perlu menerpakan
Inkonsistensi penerapan payung kebijakan/peraturan
kebijakan secara konsisten
Sektor Pertanian – Matriks Sub Sektor Perikanan
ASPEK
MASALAH
KEBIJAKAN / PROGRAM
TINDAK LANJUT
Perlunya investasi untuk membiayai pembangunan infrastruktur. Pengembangan
Minimnya infrastruktur :
infrastruktur tersebut
- Pelabuhan
memerlukan pendanaan yang
- Irigasi Perikanan
cukup besar sehingga diperlukan
- Stasiun pengisian bahan bakar
adanya dukungan lembaga
solar
keuangan, yang secara efektif dapat membantu realisasi pembangunan infrastruktur dimaksud
Overfishing di beberapa daerah
Pengalihan daerah penangkapan PRODUKSI
penangkapan, terutama untuk
yang masih under fishing
komoditi Tuna Kebijakan pemerintah yang
Penurunan produksi udang
mendukung usaha pertambakan
Peningkatan produksi budidaya
tangkapan
udang baik oleh rakyat maupun
udang.
swasta. Ketidakstabilan produksi terutama
untuk komoditas rumput laut
Penyuluhan petani mengenai
karena dominannya faktor alam dan kurangnya kemampuan petani
pengelolaan kegiatan produksi rumput laut
dalam mengelola kegiatan produksi
ASPEK
MASALAH
KEBIJAKAN / PROGRAM
TINDAK LANJUT
Perlu jaringan internasional yang
Lemahnya sistem distribusi
mempu menjembatani industri
pemasaran internasional
pengolahan subsektor perikanan dengan pasar dunia.
Sarana dan infrastruktur transportasi masih buruk sehingga
Perbaikan sarana transportasi.
menyebabkan mahalnya biaya transportasi.
Perlu dilakukan upaya peningkatan mutu hasil subsektor
DISTRIBUSI / PEMASARAN perikanan sehingga produk
Hambatan tariff dan non tariff
perikanan dapat memiliki mutu
menyulitkan penetrasi pasar
yang baik dan seragam, tersedia
Indonesia
secara teratur dan sinambung serta dapat disediakan secara masal.
Pangsa pasar Indonesia masih rendah
ASPEK
MASALAH
KEBIJAKAN / PROGRAM
TINDAK LANJUT
Meskipun Indonesia merupakan produsen besar, masalah domestik
HARGA
menyebabkan harga ditentukan oleh mitra internasionalnya
Adanya skim pembiayaan dari
Pengembangan mekanisme
Fasilitas permodalan untuk sektor
lembaga keuangan yang dapat
pendanaan secara mandiri
mempercepat pembangunan PEMBIAYAAN
perikanan masih minim atau masih
(Lembaga Mitra Mina - Mina
kurang membuka akses terhadap
perikanan, khususnya yang
Ventura - Asuransi Petani Ikan dan
usaha-usaha perikanan
diarahkan pada pembangunan
Nelayan)
infrastruktur pendukungnya Perlunya penguatan lembaga
Teknologi budidaya (misal vaname) DKP telah memiliki lembaga riset
riset di subsektor perikanan, TEKNOLOGI
mengancam eksistensi teknologi
perikanan yang kapasitasnya dapat
termasuk riset mengenai
budidaya lokal
diandalkan
teknologi budidaya
Adanya kebijakan revitalisasi, yang di dalamnya memberikan prioritas
KEBIJAKAN PEMERINTAH
besar terhadap tiga komoditas (Tuna, Udang dan Budidaya Rumput Laut)