SEKTOR TERBELAKANG SEKTOR POTENSIAL

SEKTOR TERBELAKANG SEKTOR POTENSIAL

PB < 0

4.3 Identifikasi Keunggulan Komparatif dan Kompetitif

4.3.1 Identifikasi Keunggulan Komparatif

Ukuran bagi suatu daerah agar dapat melakukan interaksi ekonomi serta dapat mengembangkan perekonomian daerah ialah pada keunggulan komparatif. Keunggulan komparatif seringkali melekat pada produk unggulan daerah yang juga merupakan sektor basis yaitu sektor yang memiliki kontribusi paling signifikan pada peningkatan perekonomian daerah terutama bagi pendapatan masyarakat dan juga sebagai dasar membangun daya saing daerah. Berdasarkan analisis LQ yang telah dilakukan sebelumnya sektor basis di Kabupaten Sampang terdiri dari sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; dan jasa-jasa. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa keunggulan komparatif di Kabupaten Sampang terletak pada sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; dan jasa-jasa.

Hal ini berarti sektor-sektor tersebut yang nantinya akan dapat membantu Kabupaten Sampang dalam mengembangkan perekonomian daerahnya. Dalam studi kasus ini akan difokuskan untuk membahas sektor basis yaitu sektor pertambangan dan penggalian terutama pada sub sektor penggalian. Berikut hasil analisis LQ untuk sub sektor pada sektor pertambangan dan penggalian.

Tabel 9 : Hasil Perhitungan LQ Sub Sektor dalam Sektor Pertambangan dan Penggalian

No.

Sub Sektor

LQ

Keterangan

1. Minyak dan Gas Bumi

0 Non Basis

2. Pertambangan Tanpa Migas

0 Non Basis

Sumber: Analisis Penulis, 2015

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sub sektor basis pada sektor pertambangan dan penggalian adalah sub sektor penggalian. Namun, pada analisis Shift-Share yang telah dilakukan, diketahui bahwa sektor pertambangan dan penggalian dalam tipologi Klassen termasuk ke dalam sektor potensial yang artinya sektor tersebut memang merupakan sektor basis akan tetapi pertumbuhannya masih lambat, sehingga masih perlu dikembangkan lagi.

4.3.2 Identifikasi Keunggulan Kompetitif

Berdasarkan sumber-sumber keunggulan kompetitif seperti SDA, lokasi geografis, investasi, inovasi, kekayaan, dan lain-lain. Adanya sektor basis yaitu sektor pertambangan dan penggalian harus didukung dengan sumber-sumber keunggulan kompetitif tersebut agar sektor tersebut dapat terus bertahan dan dapat bersaing secara global. Adanya sumber daya alam berupa bahan galian yaitu endapan fosfat di Bira Timur, Kecamatan Sokabanah, Kabupaten Sampang merupakan salah satu sumber keunggulan kompetitif karena tidak semua daerah mempunyai sumber daya tersebut. Perbedaan sumber daya dan kemampuan mengelola sumber daya tersebut akan memberikan keuntungan bagi Kabupaten Sampang terhadap pengembangan perekonomiannya. Selain itu, jumlah sumber daya maupun variasi kandungan fosfat yang paling banyak terdapat di Kabupaten Sampang dibanding dengan kabupaten-kabupaten lainnya di Pulau Madura. Hal tersebut juga dapat menjadi salah satu sumber keunggulan kompetitif dan dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi Kabupaten Sampang.

Namun, untuk sumber keunggulan kompetitif seperti iklim investasi, inovasi, dan kekayaan lainnya belum terlihat pengaruhnya terhadap sektor pertambangan dan penggalian terutama sub sektor penggalian di Kabupaten Sampang. Sehingga, masih diperlukan strategi-strategi dalam pengoptimalan ataupun pemanfaatan sumber-sumber keunggulan kompetitif tersebut.

4.4 Analisis SWOT

Tahapan SWOT berasumsi strategi yang efektif adalah dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang dan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal merupakan pembentuk matriks SWOT (Karo karo,2006).

Langkah dalam analisis ini akan menerangkan bagaimana analisis dilakukan, mulai dari data mentah yang ada sampai pada hasil penelitian yang dicapai. Dalam penelitian ini, langkah-langkah analisis data dilakukan sebagai berikut:

1. Melakukan pengklasifikasian data, faktor apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal organisasi, peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal organisasi. Pengklasifikasian ini akan menghasilkan tabel informasi SWOT.

2. Melakukan analisis SWOT yaitu membandingkan dengan cara pembobotan antara faktor eksternal Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) dengan faktor internal Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weakness).

3. Dari hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan dikembangkan menjadi keputusan pemilihan strategi yang memungkinkan untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih biasanya hasil yang paling memungkinkan (paling positif) dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.

Berdasarkan langkah diatas maka terlebih dahulu dilakukan identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal wilayah. Untuk faktor yang mempengaruhi internal wilayah dengan cara mendata seluruh kekuatan dan kelemahan. Kekuatan didata terlebih dahulu kemudian daftar kelemahan. Untuk faktor eksternal wilayah peluang terlebih dahulu didaftarkan kemudian ancaman.

Tabel. Analisis Matriks SWOT

Faktor Strategis

Strengths (S)

Weakness (W)

Internal

1. Posisi Kabupaten Sampang 1. Kualitas sumber daya

yang cukup strategis,

manusia yang masih rendah

karena dekat dengan

dalam mengelola sumber

Kabupaten Bangkalan yang

daya alam yang melimpah. merupakan pintu gerbang 2. Penggunaan teknologi yang

Pulau Madura.

masih kurang dalam proses

2. Kondisi sumber daya alam

penggalian berupa endapan fosfat yang 3. Prasarana air bersih kurang

potensial untuk

memadai

dimanfaatkan.

3. Keberadaan sumber daya

Faktor Strategis

alam berupa endapan fosfat

Eksternal

yang terbesar di Pulau Madura terletak di Kabupaten Sampang

4. Jumlah penduduk usia produktif yang banyak

5. Kondisi infrastruktur penghubung berupa jalan yang tergolong semakin membaik dari tahun ke tahun.

6. Terdapat industri pengolahan endapan fosfat

Opportunity (O)

Strategi S-O

Strategi W-O

1. Peningkatan kegiatan  Mengembangkan kegiatan  Meningkatkan kemampuan investasi

industri pengolahan

SDM (penduduk) dalam

2. Adanya Jembatan

mengelola sumber daya Suramadu

endapan fosfat sebagai

fosfat yang ada maupun menghubungkan Surabaya

yang

salah satu daya tarik

mengolahnya menjadi dan

investor di Kabupaten

pupuk untuk keberlanjutan berpotensi mendatangkan  Mengoptimalkan jumlah

kegiatan di sub sektor investor asing

penduduk produktif yang

tersebut.

3. Jumlah fosfat

 Pengoptimalan melimpah

yang

banyak untuk mengelola

pemanfaatan teknologi untuk

berpeluang

potensi endapan fosfat

dalam proses pengolahan kegiatan di sub sektor

keberlanjutan