Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah
4.1.1 Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah
Untuk mengetahui sumber atau komponen pertumbuhan suatu wilayah maka selanjutnya digunakan analisis Shift Share. Analisis Shift-share digunakan untuk mengetahui proses pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sampang dikaitkan dengan perekonomian daerah yang menjadi referensi, yaitu Provinsi Jawa Timur. Analisis Shift-Share dalam penelitian ini menggunakan variabel pendapatan, yaitu PDRB untuk menguraikanpertumbuhan ekonomi Kabupaten Sampang. Dalam analisis shift-share, perubahan ekonomi ditentukan oleh dua komponen, yaitu:
a. Komponen Pertumbuhan Proporsional (Proportional or Industrial Mix Growth Component/PP)
b. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (Regional Share Growth Component/PPW)
4.1.1.1 Proporsional Shift (PP)
Proporsional Shift sebuah nilai untuk mengukur perubahan relatif (naik/turun) suatu sektor daerah terhadap sektor yang sama ditingkat nasional. Dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Apabila PP > 0 berarti suatu daerah berspesialisasi dalam sektor-sektor yang secara nasional tumbuh secara cepat
2. Apabila PP < 0 berarti suatu daerah tidak memiliki spesialisasi dalam sektor-sektor yang secara nasional tumbuh secara cepat
Adapun hasil analisa Proporsional Shift Kabupaten Sampang dapat dilihat melalui tabel
berikut.
Tabel x. Nilai KPP Shift Share di Kabupaten Sampang
No. Sektor
Spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambat
2. Pertambangan dan Penggalian
Spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambat
3. Industri Pengolahan
Spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambat
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih
Spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambat
5. Bangunan
Spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh cepat
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh cepat
7. Pengangkutan dan Komunikasi
Spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh cepat
8. Keuangan,
Spesialisasi dalam sektor yang secara Perusahaan
nasional tumbuh cepat
9. Jasa-jasa
Spesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambat
Sumber: Analisis Penulis, 2015
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan bahwa Kabupaten Sampang memiliki nilai PP tertinggi dan menjadi sektor dengan nilai PP positif adalah Pengangkutan dan Komunikasi, sehingga sektor ini merupakan sektor berspesialisasi yang secara nasional tumbuh secara cepat pada Kabupaten ini. Sementara sektor-sektor lainnya memiliki spesialisasi yang secara nasional tumbuh secara lambat.
4.1.1.2 Differential Shift (PPW)
Differential Shift adalah nilai untuk mengetahui seberapa komparatif sektor tertentu daerah dibanding nasional. Pengukuran nilai Differential Shift/PPW ini dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu:
a. Jika PPW > 0, maka kota/kabupaten x memiliki daya saing yang baik di sektor i apabila dibandingkan dengan wilayah lain, atau dapat dikatakan kota/kabupaten x memiliki comparative advantage untuk sektor i dibandingkan dengan wilayah yang lain.
b. PPW < 0, maka sektor i pada kota/kabupaten x tidak dapat bersaing dengan baik apabila dibandingkan dengan wilayah lainnya.
Berikut merupakan hasil perhitungan Differential Shift pada Kabupaten Sampang.
Tabel x. Hasil Perhitungan KPPW pada Kabupaten Sampang
No. Sektor
Mempunyai daya saing
2. Pertambangan dan Penggalian
Mempunyai daya saing
3. Industri Pengolahan
Mempunyai daya saing
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih
Mempunyai daya saing
5. Bangunan
Mempunyai daya saing
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Mempunyai daya saing
7. Pengangkutan dan Komunikasi
Tidak mempunyai daya saing
8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa -1,25 Tidak mempunyai daya saing Perusahaan
9. Jasa-jasa
Mempunyai daya saing
Sumber : Analisis Penulis, 2015
Dari tabel diatas didapatkan bahwa sektor bangunan memiliki daya saing tinggi apabila dibandingkan dengan wilayah lainnya. Sedangkan sektor pengangkutan dan komunikasi, dan keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan tidak memiliki daya saing jika dibandingkan dengan wilayah lainnya di Jawa Timur.