Pembahasan Penelitian

3. Pembahasan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja dalam mengintervensi hubungan antara budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan administratif PT XYZ. Setelah dilakukan pegumpulan data baik melalui kuesioner dan observasi dengan bantuan SPSS 16, serta pengujian (uji t, F, R,

R 2 , Sobel, Linear Berganda) dalam pengolahan data, diperoleh bahwa terdapat pengaruh intervensi kepuasan kerja dalam hubungan budaya organisasi dan gaya kepemimpinan

terhadap kinerja, dengan persamaan Ŷ = 2.209 + 0.228X 1 + 0.280X 2 + 0.435YX 3 +

0.307X 3 X 1 + 0.119X 3 X 2 + ε.

Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara langsung terhadap kinerja karyawan sangat kecil. Untuk membantu meningkatkan kinerja, dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menciptakan kepuasan kerja melalui penciptaan dan pemahaman nilai-nilai organisasi yang lebih inovatif dan peningkatan penerapan manajemen partisipatif, serta penumbuhan kharismatik pemimpin. Semakin tinggi kepuasan kerja yang bersumber dari budaya organisasi dan gaya kepemimpinan, maka semakin tinggi kinerja karyawan secara keseluruhan.

Berdasarkan observasi, nilai-nilai organisasi PT XYZ kurang mendapat perhatian dan rendah sosialisasi sehingga karyawan tidak mengetahui dan memahami nilai-nilai yang dijunjung oleh PT XYZ, yang mengakibatkan munculnya nilai-nilai individual. Untuk meningkatkan kinerja karyawan melalui pendekatan budaya organisasi, PT XYZ dapat mengacu pada penelitian O’Reilly dkk (1991), bahwa budaya organisasi Berdasarkan observasi, nilai-nilai organisasi PT XYZ kurang mendapat perhatian dan rendah sosialisasi sehingga karyawan tidak mengetahui dan memahami nilai-nilai yang dijunjung oleh PT XYZ, yang mengakibatkan munculnya nilai-nilai individual. Untuk meningkatkan kinerja karyawan melalui pendekatan budaya organisasi, PT XYZ dapat mengacu pada penelitian O’Reilly dkk (1991), bahwa budaya organisasi

Berdasarkan hasil penelitian, observa si, dan penemuan O’Reilly dkk (1991), dapat disimpulkan bahwa:  Semakin inovatif nilai-nilai organisasi PT XYZ maka semakin tinggi kepuasan kerja,

yang memiliki pengaruh pada semakin tingginya kinerja karyawan administratif PT XYZ. Nilai-nilai organisasi yang inovatif menuntut karyawan untuk terus mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan tugas dan tujuan organisasi. Atas dasar tersebut, karyawan akan merasa puas dan memiliki semangat kerja yang tinggi, yang pada akhirnya akan memiliki kinerja yang baik juga.

 Semakin tinggi sosialisasi nilai-nilai PT XYZ kepada setiap karyawan, khususnya karyawan yang baru bergabung maka semakin tinggi kepuasan kerja, yang memiliki pengaruh pada semakin tingginya kinerja karyawan administratif PT XYZ. Sosialisasi yang rutin dan terjadwal akan memberikan pencerahan ( refresh ) atas nilai-nilai organisasi yang berlaku dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

 Semakin efektif jalinan komunikasi antara sesama rekan kerja dan seluruh karyawan PT XYZ maka semakin tinggi kepuasan kerja, yang memiliki pengaruh pada

semakin tingginya kinerja karyawan administratif PT XYZ. Jalinan komunikasi yang efektif dan dukungan dari rekan kerja dan pihak lainnya akan memudahkan seorang karyawan menyelesaikan tugasnya dengan baik, yang pada akhirnya dia akan puas dan kinerja akan terus meningkat.

 Sedangkan observasi mengenai gaya kepemimpinan yang berlangsung di PT XYZ, cenderung terlihat kurang memiliki daya untuk mempengaruhi bawahan untuk dapat

bersama-sama mencapai tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan yang berlangsung terlihat cukup partisipatif, namun hanya dari level kepala bagian ke atas, sedangkan peran karyawan administratif belum banyak dilibatkan, serta banyak keputusan yang dibuat tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya. Selain itu, beberapa pimpinan kurang karismatik sehingga kurang mendapat respon dari bawahan.

Untuk meningkatkan kinerja karyawan melalui pendekatan gaya kepemimpinan, PT XYZ dapat mengacu pada survey yang dilakukan Harris dan Ogbonna (2001), bahwa dari tiga gaya kepemimpinan yang dianalisis, ternyata Gaya Kepemimpinan Partisipatif menduduki peringkat pertama dalam hubungan dengan orientasi pasar. Gaya kepemimpinan ini diukur oleh keadaan dimana pemimpin mengijinkan bawahan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan dengan cara menanyakan masukan atau kontribusi dari karyawan.

Berdasarkan hasil penelitian, observasi, dan penemuan Ogbonna (2001), dapat disimpulkan bahwa:  Semakin baik manajemen partisipatif di PT XYZ, yaitu melibatkan bawahan dalam

pengambilan keputusan PT XYZ maka semakin tinggi kepuasan kerja, yang pengambilan keputusan PT XYZ maka semakin tinggi kepuasan kerja, yang

 Semakin baik dan akrab hubungan kerja sesama karyawan administratif PT XYZ maka karyawan berani mengajukan pendapat dan berdiskusi tentang pekerjaan itu

sendiri. Atas pendapat dan hasil diskusi tersebut, seorang karyawan akan lebih memahami pekerjaannya sehingga dengan mudah dia dapat menyelesaikan tugas- tugasnya, sehingga kepuasan dan kinerjanya akan meningkat.

 Semakin tinggi tanggungjawab pemimpin PT XYZ atas pekerjaan dan jabatan yang diemban, meningkatkan skill , karya, dan produktivitas kerja, maka akan semakin

tinggi karismatik pemimpin di mata karyawan. Akhirnya, karyawan akan semakin loyal dan akan terus meningkatkan kinerjanya.

 Semakin tinggi kebebasan yang diberikan kepada karyawan administratif PT XYZ dalam cara menyelesaikan pekerjaannya maka akan semakin tinggi kinerja karyawan

tersebut. Kebebasan akan menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam menyelesaikan pekerjaan, selama kebebasan tersebut masih berada pada jalur yang baik dan tidak bertentangan dengan norma-norma organisasi dan umum.

 Semakin sering karyawan administratif PT XYZ mendapatkan penghargaan atau promosi jabatan bagi karyawan yang berprestasi maka karyawan akan puas dan terus

meningkatkan kinerjanya. Pemberian penghargaan atau promosi akan memberikan dampak positif bagi karyawan lainnya untuk berkompetisi menjadi karyawan berprestasi.

 Semakin objektif kebijakan yang dibuat maka akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan administratif PT XYZ. Objektif kebijakan dituntut dapat mengakomodir semua pihak agar kebijakan tersebut dapat diterima semua pihak dan berjalan sesuai dengan harapan.

 Semakin baik dan objektif sistem penilaian kerja karyawan administratif PT XYZ maka akan meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja karyawan administratif PT

XYZ. Penilaian kerja ditujukan untuk mengetahui tingkat kinerja sekaligus perbaikan sistem kerja, dalam rangka pengembangan karir karyawan.