POTRET TENTANG KEHIDUPAN

A. Aliran Materialisme

Aliran ini berpendapat bahwa yang penting adalah tubuh manusia. Jiwa dalam tubuh merupakan masalah yang kurang penting karena jiwa hanya membonceng saja dalam tubuh. (Drs, Surajiyo, 2005). Maka manusia sangat menjaga tubuh mereka dengan jiwa mereka, agar dalam hidup mereka tidak ada saling berbenturan dengan sistem kehidupan mereka. Manusia sebagai makhluk materialism juga bisa disebut “manusia yang sangat serakah dalam hal materialism, dengan itu manusia disebut juga sebagai makhluk materialism.

Manusia itu kuat dan handal dibidang finansial, maka tidak heran jika manusia lebih cepat tanggap ketika berbicara mengenai finansial. Jika kita menghayati hidup kita, sebenarnya manusia termasuk orang-orang yang merugi, karna mereka saling bereksistensial dalam mencapai tujuan, kadang Manusia itu kuat dan handal dibidang finansial, maka tidak heran jika manusia lebih cepat tanggap ketika berbicara mengenai finansial. Jika kita menghayati hidup kita, sebenarnya manusia termasuk orang-orang yang merugi, karna mereka saling bereksistensial dalam mencapai tujuan, kadang

B. Aliran Spiritualisme

Spiritualisme berpendapat bahwa yang terpenting pada diri manusia adalah jiwa ( psyche), bahwa manusia berada dalam roh dan jasad, maka roh ini berada dalam jasad, yang mengambang dalam sistem tubuh, sehingga ketika jasad mati, maka roh akan tetap abadi dan berada dalam tempat yang berbeda dengan alam yang berbeda. Jasad manusia juga terdiri dari unsur kehidupan berasal dari tanah seperti, air, tanah, udara. Dan menjadi suatu mahkluk yang disebut manusia.

Dalam ajaran agama, Spritualisme dijadikan patokan bahwa harus percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan kitab- kitabnya, karna arti kata spirit itu tentang Jiwa yang dekat Tuhan, sehingga diibaratkan spirit sebagai rangkaian ingat terhadap Tuhannya.

Manusia sebagai penyelamat spiritualis dalam hidupnya untuk memenuhi kebutuhan jiwanya, agar tenang dan damai, sehingga terhindar dari sikap apatis terhadap kepedulian terhadap agama. Manusia yang berjiwa spritualis dapat terlihat sikap yang ditonjolkan, apakah lebih baik sikapnya atau sebaliknya, itu dapat diukur dalam ilmu psikologi.

Dunia yang indrawi yang merupakan bayangan dari dunia itu sehingga tugas filsafat adalah melatih diri dalam menanggalkan hubungan yang mengikat jiwa dan merupakan persiapan untuk mati. Paham dari Plato yang spiritualis itu bersifat ethis-religius.

C. Aliran Dualisme

Aliran Dualisme berpendapat bahwa tubuh dan jiwa sama pentingnya, tokohnya antara lain Rene Descartes (1596- 1650), yang mengatakan bahwa jiwa adalah substansi yang berpikir, sedangkan badan sebagai substansi yang berkeluasan, maksud dari ini adalah badan yang sebagai inti dari kehidupan duniawi, di bantu oleh roh yang hakikatnya untuk menghidupkan jasad yang berdiam dan tak bisa bergerak. Maka manusia sebagai penyelamat disini ialah dalam segi menggunakan raga dan jiwa untuk berbuat kebajikan dan mencegah

manusia lebih mengekspresikan dalam aliran ini. Manusia yang menjadi sebuah manusia utuh ialah manusia yang menggunakan akal badan mereka dengan jiwa suci mereka, takkan mungkin manuia bisa hidup dengan kebaikan yang ada tanpa ada perpaduan antara jasad dengan roh.

kemunkaran,

sehingga

Semua manusia dalam manusia dalam arti sebenarnya bila tubuh dan jiwa merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan (Supartono Widyoismoyo, 1996, hlm. 17-19).

Manusia itu sebagai hewan , ditambah lagi mempunyai (akal, roh, dan budi). Manusia dianggap sebagai hewan yang berakal, dalam genusnya manusia sebagai makhluk yang berakal.

Walaupun manusia sebagai hewan yang berpikir tetapi, sangatlah berbeda dengan hewan, karena hewan tidak mempunyai akal, sedangkan manusia memmpunyai akal untuk berpikir dan memahami. Ernest Cassirer mengatakan bahwa biar pun reaksinya diperlambat, manusia tidak vital memberikan reaksi terhadap dunia luar. Manusia sebagai Walaupun manusia sebagai hewan yang berpikir tetapi, sangatlah berbeda dengan hewan, karena hewan tidak mempunyai akal, sedangkan manusia memmpunyai akal untuk berpikir dan memahami. Ernest Cassirer mengatakan bahwa biar pun reaksinya diperlambat, manusia tidak vital memberikan reaksi terhadap dunia luar. Manusia sebagai

Manusia juga sebagai Mono Pluralis

Notonagoro dalam buku (Drs, Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar) mengupas hakikat manusia dengan menggunakan metode abstraksi metafisis, berpendapat bahwa manusia itu hakikatnya bisa dilihat dari:

1. Dilihat dari susunan kodrat, manusia itunterdiri atas jiwa dan raga, Jiwa unsurnya ada Cipta, Rasa, Karsa. Raga unsurnya ada zat benda mati, hewani, dan tumbuh-tumbuhan, Monodualis

2. Dilihat dari kodrati, manusia memang terdiri dari sifat sosial dan individu

3. Makhluk manusia dan makhluk tuhan, dilihat dari kedudukan kodrati.

Manusia sebagai penyelamat Raga dan Jiwa

Manusia dipandang sebagai penyelamat raga dan jiwa manusia itu sendiri, sehingga manusia dikategorikan sebagai (self solve) penyelamat diri sendiri, dan juga sebagai penyelamat raga dan jiwa orang lain, sebagaimana Brahman telah mengajarkan kepada umat hindhu bahwa, manusia harus dapat saling tolong-menolong dalam hal-hal apapuun, sehingga dapat memberikan satu poin dalam merebut pembebasan (moksa). Dengan demikian manusia jangan dianggap hanya sebagai pembuat kerusakan semata, tetapi lihatlah dari sisi yang baik, dan itu merupakan sebuah kebijaksanaan.

Kekuatan manusia dapat melebihi sekian kekuatan hewan-hewan yang lainnya, sehingga makhluk yang bernama manusia ini, harus dapat didik dengan semestinya agar menghasilkan manusia manusia yang berbudaya dan beretika.

Dalam kaitan hubungan dengan ajaran filsafat India ini, merupakan ajaran sang Brahman untuk selalu merendah hati dan tidak congkak dan membusungkan dada dihadapan orang lain. Eksisitensi manusia harus sesuai dengan peraturan- peraturan yang ada dimasyarakat. Sehingga manusia mendapati dirinya dalam kesadaran untuk menyelamatkan dirinya, dan orang lain.

Rene Descartes mengatakan bahwa manusia merupakan gabungan dari dua substansia, yaitu substansia yang dapat berpikir (Jiwanya, rohani), dan sbustansia yang terhampar didalam ruang (raganya, jasmani). Dapatkah kedua substansi ini dapat digabungkan, sehingga dapat menjadi substansia yang sempurna untuk dapat bereksistensi di dalam masyarakat.

Manusia yang dapat menggabungkan antara “Jiwanya” dengan “Raganya”, akan lebih mudah untuk menggunakan “Akalnya”, karna substansi jiwa itu adalah immanen dan tak terlihat oleh kasat mata, yang akan menggunakan sepenuhnya jiwa dalam dirinya. Dengan “Raganya” yang dapat mengaplikasikan jiwa kedalam realitas yang nyata, sehingga “Akal” dapat digunakan secara maksimalkan, dengan baik dan buruk tergantung jiwanya.

Manusia Dalam Budaya, Antropologi, dan Sosial

Manusia sangat berpengaruh dalam kebudayaan untuk dapat mengembangkan kebudayaan masing-masing, sehingga manusia memiliki berbagai keragaman di tiap-tiap wilayah seluruh Indonesia. Indonesia memiliki 18 kebudayaan yang sebagian besar orang mengetahui kebudayaan itu, kebudayaan itu mempengaruhi manusia dalam bertindak dan berpikir, dengan demikian manusia dapat dipengaruhi oleh kebudayaan untuk dapat, berkomunikasi dengan manusia sejawatnya, atau Manusia sangat berpengaruh dalam kebudayaan untuk dapat mengembangkan kebudayaan masing-masing, sehingga manusia memiliki berbagai keragaman di tiap-tiap wilayah seluruh Indonesia. Indonesia memiliki 18 kebudayaan yang sebagian besar orang mengetahui kebudayaan itu, kebudayaan itu mempengaruhi manusia dalam bertindak dan berpikir, dengan demikian manusia dapat dipengaruhi oleh kebudayaan untuk dapat, berkomunikasi dengan manusia sejawatnya, atau

Kebudayaan mistis dalam bangsa Drawida sebelum datangnya bangsa arya dalam mengenal ajaran Brahman, mereka selalu mempercayai akan mitos-mitos yang berkembang dimasyarakat, sehingga kurang lebih 2. 500 SM, di bayangi dengan hal-hal yang berhubungan dengan mitos- mitos yang beredar. Suatu budaya yang mistis merupakan perwujudan dari aku yang mistis (Drs, Surajiyo), maka pemikiran mereka yang mistis dipengaruhi oleh ulah pikiran manusia itu sendiri, sehingga manusia yang selalu berpikir mistis, mereka termasuk dipengaruhi oleh ulah pikiran mereka sendiri, demikian mereka tersiksa dengan pikirannya.

Objek pikiran mereka adalah, rasa kepercayaan serta turun-temurun hasil olah pikiran para pendahulu mereka di wariskan kepada anak-cucunya. Maka fungsi kebudayaan dalam masyarakat dapat menyelamatkan, atau juga dapat menjerumuskan kedalam olah pemikiran yang salah. Sebelum manusia mempercayai sesuatu, mereka harus lebih dahulu menanyakan apa itu manfaatnya untuk kehidupan manusia di kemudian hari, sehingga tidak keliru hidupnya. Kebudayaan Agama dimasyarakat sangat diperlukan untuk membentengi sikap manusia dalam memahami realitas yang ada, mereka yang cenderung melihat realitas yang ada, tetapi hanya dalam informasi yang kurang lengkap, sehingga mereka menjadi Objek pikiran mereka adalah, rasa kepercayaan serta turun-temurun hasil olah pikiran para pendahulu mereka di wariskan kepada anak-cucunya. Maka fungsi kebudayaan dalam masyarakat dapat menyelamatkan, atau juga dapat menjerumuskan kedalam olah pemikiran yang salah. Sebelum manusia mempercayai sesuatu, mereka harus lebih dahulu menanyakan apa itu manfaatnya untuk kehidupan manusia di kemudian hari, sehingga tidak keliru hidupnya. Kebudayaan Agama dimasyarakat sangat diperlukan untuk membentengi sikap manusia dalam memahami realitas yang ada, mereka yang cenderung melihat realitas yang ada, tetapi hanya dalam informasi yang kurang lengkap, sehingga mereka menjadi

Realitas dalam memahami Agama Budaya itu sendiri sebenarnya manusia yang telah membuat ajaran-ajaran itu dengan berbagai filsafat-filsafat tentang kehidupan, sehingga ajaran Agama Budaya itu sendiri, sering di anggap sebagai ajaran yang sesat, sehingga mereka dikucilkan dalam pergaulan masyarakat. Andai manusia seluruhnya dapat memahami arti Manusia Sebagai Penyelamat, dalam ajaran Brahman, Hindhu, Budha, manusia itu sangat berpengaruh dalam hidup ini sehingga kebudayaan, sebagai media Manusia Sebagai Penyelamat.

Manusia Sebagai Antropologis

Kata “Antropologis” berasal dari kata Antropos yang berarti manusia dan logos yang berarti pikiran. Antropologi ini dibagi menjadi tiga disiplin yang berbeda, yaitu:

1. Antropologi yang bersifat dari asal-usul fisik dan raga (Antropologi Fisik).

2. Anropologi yang berarti studi mengenai manusia dilihat dari sudut asal-usul historis (Antropologi Budaya).

3. Antropologi dilihat dari segi asas-asas yang fundamental (Antropologi Filsafat). (Drs. Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar.) Antropologi yang dikaitkan saat ini adalah tentang

Antropologi Manusia, manusia yang berpikir keras untuk mencari letak diri mereka, itu termasuk dalam Konsep, Antropologi Filsafat, yang dimana manusia ingin mengetahui letak antropologis didalam dirinya, sebagai mediator, antropologis menjadi sebuah disiplin ilmu untuk meretas dan Antropologi Manusia, manusia yang berpikir keras untuk mencari letak diri mereka, itu termasuk dalam Konsep, Antropologi Filsafat, yang dimana manusia ingin mengetahui letak antropologis didalam dirinya, sebagai mediator, antropologis menjadi sebuah disiplin ilmu untuk meretas dan

Manusia Sebagai Penyelamat dalam Ilmu Antropologis Fisik yaitu manusia dapat membawa diri mereka untuk selamat dalam fisik dan raga dalam pembebasan (moksa) ke dalam Nirwana, sebelum ada pembebasan, maka manusia diharuskan untuk mendapatkan gelar (karma) untuk lancar dalam menyelamatkan diri mereka dalam (moksa).

Manusia Sebagai Penyelamat dalam Ilmu Antropologis Budaya ialah mereka harus bisa menyelamatkan budaya dalam kesenggangan zaman kontemporer ini, dan juga manusia yang berbudaya harus juga menetralisir ajaran irrasional dari kakek dan nenek moyang mereka tentang mitos-mitos mereka. Sehingga ibu- bapak kita tidak mempengaruhi anak-anaknya.

Manusia Sebagai Penyelamat dalam ilmu Antropologis Filsafat yaitu ahli-ahli filsafat harus dapat menyeleksi apa saja, pemikiran-pemikiran yang terdapat pada masyarakat plural yang terpengaruh oleh aliran-aliran ortodoks dan menyimpang, apabila masyarakat susah untuk dikendalikan, maka kendalikan dengan kekuatan pikiran.

Manusia Sebagai Sosial

Manusia yang disebut sebagai social human, sudah menjadi menjadi hal yang pasti dan ciri-ciri manusia yang bersosial adalah melakukan kontak sosial dengan masyarakat, sehingg manusia memiliki cara dalam menemukan pemecahan masalah untuk membantu permasalahan orang lain, sehingga manusia dituntut untuk melakukan hal yang terbaik untuk masyarakat dan dirinya, didalam lingkungan sosial.

Jika tanpa keberadaan manusia dalam hitungan satu demi satu menghilang, maka kestabilan kehidupan akan mengalami penurunan fungsi sosial, sehingga manusia akan kehilangan sepertiga manfaatnya untuk menyelamatkan manusia-manusia itu. Nilai manusia dihadapan manusia itu sangatlah berbeda, jika manusia meminta bantuan kepada sesama manusia, hasilnya akan berbeda jika yang membantu ikhlas untuk menolongnya, jelas itu dapat dilihat perbedaan nilai masing-masing individu itu sendiri, walaupun demikian manusia juga sebagai penyelamat manusia itu sendiri.

Pada masyarakat multicultural juga sikap saling berrgotong royong juga dapat menjadikan sekumpulan manusia itu saling membantu satu sama lain, dan termasuk dalam sekumpulan manusia yang menyelamatkan manusia itu sendiri dalam dewasa ini.

Jika manusia berbuat kebaikan menurut hatinya ikhlas, maka kebaikan akan menanggung dan menyelamatkan kamu sebagai manusia (Dr. RR).

Manusia sebagai makhluk yang terbentuk oleh lapisan- lapisan (kosa): lapisan fisik yang melahirkan pengetahuan empiris, lapisan rasio yang melahirkan pengetahuan intelektual, lapisan spiritual yang melahirkan pengetahuan agama dan lapisan mistik yang melahirkan pengetahuan tentang metafisika. (Ach. Dhofir Zuhry).

Sekian banyak masalah yang dihadapi manusia, masing-masing mempunyai penyelesaiannya sendiri-sendiri, jika manusia saling tolong-menolong, akan timbulah sekelompok sosial yang menamakan dirinya adalah sang penolong, mungkin sang penolong tak bisa membantu lebih Sekian banyak masalah yang dihadapi manusia, masing-masing mempunyai penyelesaiannya sendiri-sendiri, jika manusia saling tolong-menolong, akan timbulah sekelompok sosial yang menamakan dirinya adalah sang penolong, mungkin sang penolong tak bisa membantu lebih

Filsafat Kehidupan Masa Kini

Pemikiran-Pemikiran Filsafat dapat mewarnai dunia, dengan berbagai pencerahan-pencerahan di dunia, timbulah filsafat kehidupan tentang Manusia Menyelamatkan Manusia. Filsafat mengenai manusia, memang sangat nyentrik bagi kita, karna dengan hal-hal itu kita dapat mengetahui manusia dengan lebih dekat. Pemikiran-pemikiran Filsafat India masih berpengaruh dalam zaman kontemporer, seperti diibaratkan mata pisau yang membelah menjadi dua, Filsafat pun demikian ia membelah menjadi dua bagian, yang satu masuk dalam zona masa lalu dan yang kedua masuk ke zona masa depan, sehingga filsafat harus menyesuaikan dengan masing-masing zamannya, ketika zaman kontemporer seperti, maka penyapaian filsafat harus dengan, filsafat kontemporer, mengenai pembicaraan tentang hari kiamat, pembicaraan perkembangan teknologi yang semakit cepat, sehingga filsafat yang besar biasanya menyesuaikan dengan zaman-zaman tersebut.

Dewasa itu akan lebih memudahkan tercapainya suatu tujuan tanpa harus bersusah payah untuk mendapatkannya. Filsafat tentang masa kini selain itu juga dapat memberikan perubahan untuk negeri ini, seharusnya para pemimpin di negeri ini harus memakai filsafat dalam menyampaikan wejangan atau juga pidato, di istana kepresiden maaupun di wilayah yang akan dikunjungi.

Filsafat lebih menarik ketika dipakai dalam penyampaian orasi calon kepala daerah di masing-masing Filsafat lebih menarik ketika dipakai dalam penyampaian orasi calon kepala daerah di masing-masing

Dengan aksiologi ini, filsafat dapat mengembangkan artha budi, dalam hal ini artha dapat mewujudkan sistem keberhasilan mempengaruhi akal manusia untuk lebih mengikuti kemauan sang narrator. Maka Filsafat digunakan untuk selalu mengajak dalam kebaikan yang hakikat. Salah anggapan bahwa filsafat itu sesat dan rancu, maka pernyataan itu dibantah dengan kata “apa yang membuat Filsafat itu sesat, dan tunjukan kesesatan itu”. Pada filsuf-filsuf muda ini. Kemudian jika menemukan sesuatu kejanggalan dalam kemodernan ini, maka filsafat harus menjadi penangkal dan menyeimbangkan segala bentuk kejahatan-kejahatan dalam segala bentuk.

Mengingat dan menimbang keputusan, bahwa filsafat merupakan kunci dari semua ilmu pengetahuan, sehingga membentuk suatu kumpulan isi dari disiplin ilmu yang menjadikan filsafat dapat memegang kokoh suatu permasalahan umum.

Dengan demikian, Manusia Sebagai Penyelamat Manusia, dalam filsafat kekinian yaitu, menjadi manusia Dengan demikian, Manusia Sebagai Penyelamat Manusia, dalam filsafat kekinian yaitu, menjadi manusia

Pertemuan Filsafat dengan Manusia

Sesudah manusia bertemu dengan filsafat, manusia akan berubah dengan sendirinya, yang awalnya manusia itu polos mejadi berwarna-warni dan indah untuk di sampaikan. Manusia memang tidak akan lepas dari filsafat, karna manusia sejak lahir sudah dapat berfilsafat dengan sendirinya, walaupun belum mengenal tokoh-tokohnya, tetapi mereka ketika sudah menghirup telah berfilsafat layaknya seseorang filsuf. Manusia juga dapat berkembang dengan melalui filsafat layaknya seseorang penyair yang telah lahir didunia dengan menangis sangat kencang, sehingga filsafat berkaitan dengan kehidupan yang sedang lahir didunia.

Menyanyikan sebuah lagu dengan menggunakan syair- syair termasuk pertemuan filsafat dengan manusia, karna syair merupakan salah satu praktisi dari sebuah filsafat, maka manusia dengan filsafat adalah saudara sekandung dalam makna arti.

Seringkali masyarakat memberi tanggapan negative terhadap filsafat, masyarakat juga sebagian belum mengetahui filsafat itu dengan kepahamannya sendiri, hanya sekedar mengetahui kata filsafatnya saja. Masyarakat harus semua mengerti dan memahami tentang filsafat itu sendiri, agar negara ini dapat maju dari kebodohan dan kepalsuan. Jika bisa negara ini mempunyai filsafatnya sendiri, kalau pancasila itu sendiri merupakan dasar-dasar negara yang harus dipegang teguh dan tak bisa digoyahkan, Indonesia harus selalu Seringkali masyarakat memberi tanggapan negative terhadap filsafat, masyarakat juga sebagian belum mengetahui filsafat itu dengan kepahamannya sendiri, hanya sekedar mengetahui kata filsafatnya saja. Masyarakat harus semua mengerti dan memahami tentang filsafat itu sendiri, agar negara ini dapat maju dari kebodohan dan kepalsuan. Jika bisa negara ini mempunyai filsafatnya sendiri, kalau pancasila itu sendiri merupakan dasar-dasar negara yang harus dipegang teguh dan tak bisa digoyahkan, Indonesia harus selalu

Di dalam sistem berumah tangga filsafat jika mungkin harus selalu diterapkan dalam kehidupan suami dan istri juga anak-anak, sehingga mereka sangat mungkin lebih harmonis untuk bertahan hidup lebih lama. Pengajaran terhadap anak- anak tentang makna dari orang tua dan makna tentang diri mereka sendiri sebagai anak-anak, anak-anak ketika menghadapi kedewasaan mereka sudah menerapkan kefilsafatan sejak diasuh oleh orang tua mereka, sehingga mereka menerapkan nanti kepada anak-anaknya kelak.

Ajarkan pertemuan Filsafat ini dengan cara yang santun, berbahasa, dan paham. Mereka pun akan mengerti ketika sudah paham tentang strategi mengajarkan filsafat ini sendiri. Ajarkan nilai-nilai kepada semua manusia, terutama anak-anak, agar mereka menjadi manusia yang terdidik dan hebat. Menyoalkan masalah bagaimana filsafat harus tersampaikan kepada negara dan manusia, dewasa ini kita harus merencanakan sejauh mana negara ini berfilsafat, sehingga filsafat negara dalam suatu paradigm yang mendasar yaitu pancasila, bagaimana cara pancasila ini dapat secara keseluruhan di praktisikan kepada seluruh komponen negara dengan rakyatnya, dengan demikian filsafat negara dalam pertemuan dengan manusia dewasa ini dapat merubah pola pikir dan selingan dorongan untuk memajukan ini.

Ajakan untuk berbuat dalam kebenaran itu sangatlah berat dan hampa, ketika kita ingin menyampaikan suatu kebenaran dalam kenyataannya tidak seperti realitas yang ada. Mereka sebenarnya membutuhkan suatu bahasa yang dapat dimengerti, agar kefilsafatan itu sampai kepada diri mereka dan Ajakan untuk berbuat dalam kebenaran itu sangatlah berat dan hampa, ketika kita ingin menyampaikan suatu kebenaran dalam kenyataannya tidak seperti realitas yang ada. Mereka sebenarnya membutuhkan suatu bahasa yang dapat dimengerti, agar kefilsafatan itu sampai kepada diri mereka dan

Pertemuan filsafat dengan Manusia juga mengandung rasa kasih dan sayang antara keduanya, mereka saling melengkapi kekurangannya dalam hidup ini. Kasih sayang filsafat terhadap manusia mengandung makna yang besar untuk manusia lebih hidup bermanfaat, menjauhkan dari sikap hedonism, serakah, acuh, dan congkak. Mereka (filsuf) berusaha untuk memberikan kasih sayang mereka dengan hati yang paling tulus untuk menutun mereka kepada kebanaran. Maka filsuf itu harus mempunyai rasa kasih dan sayang kepada semua makhluk hidup beserta alam yang melingkupi.

“Jadilah Filsuf (Filsafat) yang berdedikasi lebih untuk masyarakat dan tebarkan kasih sayang kepada seluruh alam”.

Pandangan Filsafat Untuk Masa Depan

Seringkali dunia ini menjadi sesuatu yang berbeda dalam peradabannya dan itu lah kehidupan zaman sebelumnya dan sesudahnya. Betapa peradaban dunia sangat penting bagi berlangsung nya kehidupan ini, sehingga ada peran filsafat untuk dapat merubah zaman.

Zaman itu diartikan sebuah jarum jam yang berputar pada porosnya dan kembali lagi pada titik nol, sebuah zaman dikatakan dimana ada kemajuan dan ada kemunduran. Sekarang kita hidup di zaman serba mudah dan modern, nanti suatu saat tiba zaman yang modern dan mudah ini akan bergantikan dengan zaman kehampaan tak ada satupun fasilitas-fasilitas dunia yang akan memadai, karna mereka memasuki zaman pembebasan yaitu (Moksa), dimana zaman akan menghadapi kemunduran fase perang dunia 3. Nah, filsafat sebagai ilmu penerawang akan memantau perkembangan dunia, sehingga filsuf dapat memprediksi hal- hal yang akan terjadi di masa depan.

Ketika Filsafat telah memprediksi apa yang akan terjadi pada masa depan, mereka akan menemukan solusi-solusi untuk menurunkan resiko-resiko yang terjadi pada masa depan. Mereka membuat sebuah karangan syair untuk mengingatkan akan masa depan dunia. Dalam karangan syair itu banyak sekali penolakan dan pengacuhan daripada masyarakat yang tidak percaya terhadap perkataan para filsuf, maka mereka pun menyebut filsuf sebagai, penggila kebijaksanaan. Maka dari itu Ketika Filsafat telah memprediksi apa yang akan terjadi pada masa depan, mereka akan menemukan solusi-solusi untuk menurunkan resiko-resiko yang terjadi pada masa depan. Mereka membuat sebuah karangan syair untuk mengingatkan akan masa depan dunia. Dalam karangan syair itu banyak sekali penolakan dan pengacuhan daripada masyarakat yang tidak percaya terhadap perkataan para filsuf, maka mereka pun menyebut filsuf sebagai, penggila kebijaksanaan. Maka dari itu

Apa mungkin mereka benar-benar serius dalam penolakan itu, bukankah filsuf itu adalah menyampaikan realitas yang terjadi di masyarakat, mengapa mereka melakukanya ?. Jawabannya, karena mereka dari awalnya tidak mengenal dan tidak paham tentang realitas ini, mereka hanya sibuk dengan kemegahan zaman sekarang dan kecanggihanya, mereka tertipu oleh ini semua dan tidak mau melihat ke masa yang akan datang, apakah semua ini bisa abadi atau tidak. Di sinilah kerja keras para filsuf untuk meyakini masyarakat untuk jangka waktu yang lebih jauh kedepan.

Banyak sekali ramalan-ramalan yang dilakukan oleh para penerawang, tetapi Nabi Saw lah sebaik-sebaik penerawang. Sehingga kita kembalikan pada diri masing- masing, dan kita kembalikan kepada Yang Maha Kuasa.

Maka filsuf juga selain menerawang dari segi realitasnya tetap harus berpegang teguh pada Kitab Al- Qur’an. Untuk menghubungkan realitas yang ada, para filsuf menggunakan teori sosio onto untuk dapat mengetahui kenyataan dalam masyarakat, sehingga filsuf tak salah menerawang.

Melihat realitas zaman ini perkembangan zaman inner sangatlah cepat dan berkembangnya teknologi, dan perkembangan zaman outer ini sangatlah mundur, karena zaman outer itu adalah zaman yang meninginkan dan mengambil kekuasaan terhadap negara-negara kecil, seperti zaman ini.

Hendaknya kita harus berwaspada dengan zaman- zaman ini.

Eksistensi Filsafat Tenggara

Seringkali kita mendengar jika filsafat itu Barat dan Timur saja, tetapi dalam penjelasan ini, saya akan menambahkan Filsafat Tenggara khususnya di Indonesia, mengapa harus Indonesia ? karena indonesia merupakan negeri yang kaya akan kebudayaan, dengan demikian Indonesia seharusnya menjadi salah satu yang dikenal di asia timur dan asia barat. Karena dengan kekayaan budayanya Indonesia menjadi negara Super Power dibidang budaya menurut UNESCO, dan ini buktinya: Menurut, Paris, Netral News. com Indonesia memiliki kekayaan budaya yang telah mendapat pengakuan dari Organisasi Badan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan ( The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization - UNESCO). Mulai dari Kawasan Candi Borobudur dan Prambanan di tahun 1991 sampai dengan Lanskap Budaya Bali: Sistem Subak di tahun 2012.

Warisan Budaya Tak Benda Indonesia juga sudah banyak yang diakui UNESCO, mulai dari wayang, keris, batik, pelatihan batik, angklung, noken Papua, hingga tari Saman dan Tari Bali.

Karena itu lah, UNESCO menilai Indonesia adalah negara super power di bidang budaya. Pengakuan UNESCO itu disampaikan oleh Asisten Direktur Jendral UNESCO Bidang Budaya (ADG Culture) Fransesco

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, di sela-sela menghadiri Sidang Umum UNESCO ke 39 yang berlangsung di Markas Besar UNESCO, Paris hingga tanggal 14 November.

Bandarin

kepada

"Tidak ada rasanya negara di dunia mana pun yang punya warisan budayanya sekaya Indonesia maupun sebanyak warisan budaya tidak benda Indonesia, " ujar Muhadjir Effendy, dilansir dari laman Antara, Selasa (21/11/2017).

Dengan demikian mengapa Indonesia saya sebutkan sebagai bagian dari Filsafat Tenggara, karena dengan mengenal masing-masing budaya kita tahu bahwa dalam ajaran-ajaran kebudayaan itu terdapat, kata-kata yang bermaknawi kehidupan tentang segalanya, mereka mengadopsi pemikiran tentang kehidupan, karena tunduk dan patuh terhadap kepala suku atau yang dituakan, jika saja Indonesia menjadi negara penghasil Filsafat Kebudayaan, tentu saja Indonesia dapat mengembangkan kebudayaan Indonesia lebih kaya lagi dan dapat dijadikan eksistensi untuk dunia.

Faktor utama untuk Indonesia dalam mengembangkan filsafatnya, terutama dalam mengembangkan mental orang- orang Indonesia sendiri, menurut, Prof. Dr. Koentjaraningrat, faktor penghambat kebudayaan Indonesia adalah karena sikap mental orang Indonesia sendiri terlalu menutup diri sendiri untuk berkembang.

Berasal makna dari sikap mental sendiri yaitu dengan pengucapan ilmiah disebut “sistem nilai-budaya ( Cultural Value System) dan “sikap” ( attitude). (Prof. Dr. Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia , 1975, Djambatan).

Jika sikap Indonesia memiliki mental yang terbuka dan men-eksplore semua kebudayaannya, maka Indonesia dapat menjadi negara Filsafat tentang Kebudayaan. Dewasa ini mengharuskan Indonesia berpikir terbuka dan bebas, agar tak terkekang dengan inner kebudayaan itu sendiri.

Indonesia dalam harapan kedepan menjadi negara yang memiliki kefilsafatan budaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dalam rohani serta kepuasan bathin. Mengembangkan potensi Indonesia itu sendiri harus dengan usaha yang kerja keras dalam meningkatkan sumber daya manusianya, sehingga mereka dapat melihat dunia luar dengan memiliki potensi yang kuat untuk berkarya lebih dari manusia modern lainnya.

Filsafat Tenggara juga tidak kehilangan jati diri dari negara-negara, karena dengan memakai nama kata Tenggara, jadi negara-negara lain yang berfilsafat juga mahir dalam membuat perubahan-perubahan dalam negaranya. Dalam eksistensi filsafat tenggara ini, mereka harus mengenal jati diri negara mereka masing-masing, dengan itulah negara tesebut dapat diperkenalkan kepada dunia, dengan hasil karya- karyanya yang terbaik.

Dengan demikian, Filsafat Tenggara menjadi pegangan untuk negara-negara yang, memiliki kesamaan Rasa, Ras, Rasional, dengan Manusia Menyelamatkan Manusia diwilayahnya

Menjadi Nirwana di Negeri Sendiri

Menjadi sebuah kebanggaan terbesar jika menjadi nirwana di negeri sendiri, jika boleh semua yang lain di negeri tercinta ini harus menjadi nirwana-nirwana kecil dalam membangkitkan semangat membangun negeri. Jika kita tengok kepada negeri dekat dengan atlantik, masyarakatnya itu selalu menjadi nirwana-nirwananya negeri itu. Sehingga mereka sampai sekarang tetap menjadi nirwana negerinya, apa sih yang dimaksud, Menjadi Nirwana di Negeri Sendiri , dewasa ini mungkin agak bingung. Menjadi Nirwana di Negeri Sendiri maksudnya adalah mengangkat derajat negaranya dengan kemampuannya masing-masing untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dan ilmu pengetahuan. Maka lihatlah negara- negara adidaya itu, mereka besar dan mapan karena nirwana- nirwana itu, mereka bekerja keras dari nol hingga 100 untuk menjadi yang besar dan raksasa. Apakah kita tidak sungkan dengan negara-negara adidaya itu, padahal mereka SDAnya lebih rendah daripada negeri kita yang penuh dengan sumringah dan lojinawi.

Nirwana-nirwana Indonesia hanya kurang mengasah mental saja, karna orang-orang cerdas, dan jenius di Indonesia Nirwana-nirwana Indonesia hanya kurang mengasah mental saja, karna orang-orang cerdas, dan jenius di Indonesia

sepenuhnya kepada pemuda untuk meneruskan Indonesia ini masuk dan meyusuri pintu gerbang dengan aman dan sentosa.

“Jangan sekali-kali melupakan merah putih” . Ini yang menjadi pegangan para pemuda masa depan cerah Indonesia akan lebih baik dan terus menjadi macan Asia dan Eropa.

Mungkin menjadi Nirwana Indonesia tak segampang membalikan telapak tangan dengan mudah, tetapi bawalah tangan-tangan itu untuk dikumpulkan menjadi tumpukan para tangan pemuda yang hebat. Inilah mimpi para pemuda yang harus diwujudkan, dan harus dijadikan lebih besar mimpinya.

Banyak sekali yang menghambat para nirwana Indonesia untuk dapat menirwanakan negerinya, contoh saja pemuda yang kurang mampu untuk bersekolah, namun tidak di perhatikan oleh pemerintah malah dibiarkan begitu saja. Sehingga mungkin pemerintah tidak mau ada perubahan di negeri ini, jangan sampai rakyat Indonesia menagih janji-janji pemerintah dengan cara demo apalagi sampai menduduki gedung MPR lagi.

Untuk menjadi Nirwana tidak harus selalu besar, tetapi dengan hal-hal yang kecil saja bisa menjadi Nirwana di Negeri sendiri, menjadi seorang yang jujur juga termasuk Nirwana di negeri sendiri, dengan jujur itu sudah menyelamatkan Indonesia dari praktek-praktek KKN di negeri ini. Dengan orang jujur manusia dapat meyelamatkan diri mereka sendiri dengan negerinya sendiri, ketika orang jujur dipercaya menjadi Untuk menjadi Nirwana tidak harus selalu besar, tetapi dengan hal-hal yang kecil saja bisa menjadi Nirwana di Negeri sendiri, menjadi seorang yang jujur juga termasuk Nirwana di negeri sendiri, dengan jujur itu sudah menyelamatkan Indonesia dari praktek-praktek KKN di negeri ini. Dengan orang jujur manusia dapat meyelamatkan diri mereka sendiri dengan negerinya sendiri, ketika orang jujur dipercaya menjadi

Kita tentu saja melihat para pemuda 28 oktober 1928, untuk tetap setia dan bangga pada bahasa dan persatuan Indonesia, nilai-nilai ini harus dapat diterapkan untuk dijadikan salah satu kunci majunya sebuah peradaban baru Indonesia di masa yang akan datang. Rawatlah putra bangsa Indonesia agar tumbuh menjadi putra-putra bangsa, sehingga kau keluh kesah kepada sang fajar muda. Sebuah gerakan menuju negeri yang sejahtera dan damai, harus dengan aksi dan kerja keras untuk menjadi mata air yang mengalir.

Merah Putih yang berkibar melambangkan semangat para pemuda yang membangun negeri ini dengan hati yang bersih, akan menghasilkan negeri yang berani dan suci, filosofi ini harus dipegang oleh para pemuda. Sungguh jika suatu saat nanti Indonesia berkibar di berbagai penjuru, maka bersyukurlah kepada Yang Maha Kuasa.

Bongkar semua Nirwana-Nirwana muda yang ada di negeri ini, untuk menjadi para pembesar-pembesar di negeri ini. Jadilah pemuda yang hebat untuk negeri ini dan bicara lah yang lantang.

Masa depan negeri ini tergantung apa kemauan para pemudanya, jika pemudanya hanya main-main dan bermacam- macam, negeri ini lambat majunya, sehingga negeri ini gampang di tindas oleh para penjajah- penjajah muda juga.

Menjaga Nama baik Filsafat

Perlukah kita menjaga nama baik Filsafat ? Perlu, karena jika nama baik Filsafat tak dijaga kepercayaan masyarakat akan hilang dalam kebijaksanaannya, maka dengan menjaga nama baik Filsafat kita masih dapat dipercaya oleh masyarakat untuk mencerahkan mereka lagi. Sikap-sikap untuk menjaga nama baik yaitu, menjaga wibawa serta sikap saling Perlukah kita menjaga nama baik Filsafat ? Perlu, karena jika nama baik Filsafat tak dijaga kepercayaan masyarakat akan hilang dalam kebijaksanaannya, maka dengan menjaga nama baik Filsafat kita masih dapat dipercaya oleh masyarakat untuk mencerahkan mereka lagi. Sikap-sikap untuk menjaga nama baik yaitu, menjaga wibawa serta sikap saling

Dengan demikian sebagai filsuf harus bisa menjaga nama baik Filsafat itu sendiri, maka dengan adanya wejangan ini diharapkan para filsuf dapat melaksanakannya. Untuk menghilangkan pola pikir masyarakat tentang buruknya filsafat maka, tugas filsuf untuk menarik semua ucapan buruk tentang filsafat, maka filsafat akan digabungkan dengan agama agar masyarakat mengerti tentang filsafat yang sebenarnya. Penggabungan antara filsafat dengan agama, didasari karna manusia memilih syariah daripada dengan filsafat, mereka sudah terpengaruh oleh orang lagi. Sehingga filsafat akan digabungkan dengan agama sebagai saling berkaitan.

Walaupun filsafat dan agama tidak menyatu, tetapi dalam maknanya dapat digabungkan dengan pemahaman rasionalitas, sehingga dengan agama sudah dijelaskan disambung lagi dengan filsafat, agar mereka mengetahui makna isi Al- Qur’an sebenarnya. Maka filsafat dan agama dapat dimengerti serta dipahaminya. Dewasa ini masyarakat dapat mengerti tentang filsafat dalam arti tunggal, dan belum di partikularkan.

Menurut Ibnu Rusyd dalam bukunya yang berjudul Mendamaikan Agama & Filsafat, Ibnu Rusyd menjelaskan tentang agama dan filsafat sebagai disiplin ilmu yang berbeda tapi dapat berkorelasi dengan baik, dia berpendapat bahwa filsafat mempunyai kelebihan tersendiri dalam bidang filsofof yang meninggi agama dan tuhan agar mereka (pendengar kaum) dapat mengerti maknanya dan hikmahnya setelah kita mengetahui Tuhan dan Agama. Untuk lebih dekat Tuhan maka Menurut Ibnu Rusyd dalam bukunya yang berjudul Mendamaikan Agama & Filsafat, Ibnu Rusyd menjelaskan tentang agama dan filsafat sebagai disiplin ilmu yang berbeda tapi dapat berkorelasi dengan baik, dia berpendapat bahwa filsafat mempunyai kelebihan tersendiri dalam bidang filsofof yang meninggi agama dan tuhan agar mereka (pendengar kaum) dapat mengerti maknanya dan hikmahnya setelah kita mengetahui Tuhan dan Agama. Untuk lebih dekat Tuhan maka

kepada Tuhan dalam pengamalannya, dan jika kita berfilsafat tetapi tidak bertasawuf, maka jurang akan terbuka lebar bagi.

hakikat

Dengan dewasa ini, menjaga nama baik filsafat itu harus pada filsuf untuk filsafat tetap di percaya dalam eksistensinya.

Filsafat Sebagai Penguat Agama

Agama saat ini sedang krisis dikalangan masyarakat desa maupun kota, maka adanya penelitian tentang tingkat keyakinan terhadap tuhan, dan tingkat penyebaran agama di Indonesia dan masing-masing agama apakah masih menerima orang yang ingin masuk dalam agama mereka atau masih sedang istirahat. yang terpenting kita sebagai orang yang beragama untuk sling memantau pergerakan agama kita di tanah air ini. Sehingga agama harus selalu menjadi utama bagi hidup kita dan harus memaknai semua pendekatan, agar ketika berhadapan dengan realitas, maka kita dapat mengetahui sistem-sistemnya. Fenomena ilmu sosial, seperti sejarah , sosiologi, antropologi, dan psikologi, beberapa problem insider dan outsider, harus di peerhatikan agar tidak salah dalam menyampaikan keilmuannya didepan umum.

Kita mampu mengetahui fenomena yang ada pada realitas masyarakat tentang adanya sekte-sekte agama yang notabenenya mengatasnamakan agama yang selalu membuat keresahan di hadapan masyarakat yang belum mengetahui sepenuhnya masalah agama yang benar. Filsafatlah yang sebagai penengah dalam masa ini karna dalam Filsafat banyak Kita mampu mengetahui fenomena yang ada pada realitas masyarakat tentang adanya sekte-sekte agama yang notabenenya mengatasnamakan agama yang selalu membuat keresahan di hadapan masyarakat yang belum mengetahui sepenuhnya masalah agama yang benar. Filsafatlah yang sebagai penengah dalam masa ini karna dalam Filsafat banyak

Dengan itu Filsafat sebagai penguat Agama diyakini pasti berhasil

dalam menyelesaikan bentuk-bentuk permasalahan yang ada di sekitar kita. Filsafat memberikan ruang waktu untuk memberikan kesempatan orang menyampaikan pendapat beserta dengan kritisisme. Dengan metode kualitatif, Filsafat dapat menguatkan Agama dengan lewat penelitian radix (mengakar ). Dengan demikian, adanya Filsafat Agama yaitu untuk membela agama dalam pertentangan terhadap tujuannya.

Agama adalah keyakinan dan pegangan untuk kita dalam menjalani hidup ini agar lebih baik dan dalam kenormalan, masyarakat masih memandang agama ini masih hitam dan putih , karna mereka masih belum paham mengenai agama dan maknanya dalam sesungguhnya, jika kita menghubungkan antara agama dengan filsafat maka ini tidak lah ada pertentangan. Masyarakat harusnya lebih disajikan dulu filsafat ketimbang syariat agama, agar masyarakat menyadari betapa pentingnya agama dalam hidup kita untuk mendapat ketenangan serta kebahagian yang hakiki.

Keseriusan filsafat dalam menguatkan agama yaitu dengan teori emanasi Ibn Farabi, tentang bagaimana ciptaan tuhan menjadi lebih disitu akan dijelaskan bagaimana tuhan memikirkan dirinya sendiri, dan timbulah alam semesta ini dll. Berarti filsafat itu menunjukan eksistensialis Agama dalam penciptaan alam semesta ini. Di dalam ini di bicarakan tentang tuhan yang menciptakan alam semesta dengan isinya. Sehingga Keseriusan filsafat dalam menguatkan agama yaitu dengan teori emanasi Ibn Farabi, tentang bagaimana ciptaan tuhan menjadi lebih disitu akan dijelaskan bagaimana tuhan memikirkan dirinya sendiri, dan timbulah alam semesta ini dll. Berarti filsafat itu menunjukan eksistensialis Agama dalam penciptaan alam semesta ini. Di dalam ini di bicarakan tentang tuhan yang menciptakan alam semesta dengan isinya. Sehingga

Mengenai perhitungan ilmu filsafat manusia yang mendukung adanya filsafat, itulah yang mengetahui tentang Tuhannya dan mengetahui tentang kebijaksanaan tentang Tuhannya, dan biasanya orang yang menolak filsafat biasanya mereka belum sepenuhnya mengenal Tuhannya, padahal Tuhan juga berfilsafat, dan Para Nabi juga berfilsafat.

Filsafat Itu Menyenangkan ?

Apakah Filsafat itu menyenangkan ?ya, betul filsafat itu memang menyenangkan. filsafat yang menyenangkan itu ketika filsafat diterapkan pada anak-anak Tk, Sd, Smp, dan Sma, agar mereka merasakan filsafat itu menyenangkan bukan menyeramkan dan bukan untuk ditakuti pula, maka filsafat yang menyenangkan ketika berhubungan dengan anak-anak sebagai tujuannya. Seharusnya filsafat di praktekan kepada anak-anak agar lebih mengetahui filosofnya bermain dan orang tuanya. Sehingga filsafat bermanfaat bukan hanya pemikirannya, tetapi dapat di aplikasikan kepada masyarakat umum, agar mereka sejahtera dan bahagia serta maju.

Menyenangkan bukan berarti hanya bermain dan bersuka ria, tetapi filsafat menebar kesenangan untuk terus berfilsafat, karna filsafat itu menyenangkan bukan menyeramkan atau menghasutkan.

Filsafat juga membuat kita panjang umur dan menghilangkan penyakit-penyakit dalam tubuh kita, karna dengan berfilsafat kita menemukan sebuah bahasa, dimana bahasa itu dapat membuat jiwa dan raga menyerap sukma filsafat itu, sehingga filsafat sangat baik ketika di bahasakan Filsafat juga membuat kita panjang umur dan menghilangkan penyakit-penyakit dalam tubuh kita, karna dengan berfilsafat kita menemukan sebuah bahasa, dimana bahasa itu dapat membuat jiwa dan raga menyerap sukma filsafat itu, sehingga filsafat sangat baik ketika di bahasakan

- Marilah kita meninggalkan dunia yang penuh dengan kegelapan menuju penerangan cahaya dari timur. - Cintailah temanmu maka teman perempuanmu lebih akan mencintaimu. - Bebaskan aku dari rasa rindu pada wanita yang bukan milikku. - Hati yang bersih merupakan ciri orang-orang yang bijak. - Mencintaimu karna aku manusia dan kamu manusia yang lemah, maka jadikan aku sebagai sayap pelindungmu. - Perubahan untuk indonesiaku, perubahan hari demi hari, saat ini terlewati dalam perubahan sekian kali. - Aku, serta Indonesia bertasbih dan mengabdi untuk- Mu. - Berikan Cinta-Mu pada aku dan indonesiaku dalam menempuh getirnya zaman ini.

- Oh… Indonesiaku aku rela menjadi pendampingmu saat aku bangkit dari keterpurukan, dan Indonesia harus maju. - Dapati tekad dalam diriku ini tidak akan pergi dan sirna dari hati dan pikiranku. - Untuk masa depan ini, aku pun tahu aku bukan orang yang biasa seperti orang lain. - Walaupun banyak godaan yang aku rasakan ini, semua untuk kebaikan diriku. - Indonesia harus mewujudkan Nirwananya dan menjadi yang terbesar lagi.

- Siapa yang cinta pada negerinya, maka ia akan berpikir untuk masa depannya. - Aku hanya sebagai manusia bodoh, dan tak tahu tentang dirimu. - Sendiri di tengah hamparan pasir yang luas, dan saat itu aku merasakan akan menyambut diri-Mu.

- Ku buka hatiku untuk alam ini, dan terbayang diri- Mu.

- Aku mau membuat film tentang diriku, dan menceritakan

semua orang betapa berharganya diri mereka masing-masing. - F ilm itu adalah gambaran diri kita pada layar kaca yang sudah di setting dengan alur, tempat dan waktu. - Semua orang harus membuat film mereka sendiri dalam catatannya sehingga tahu tentang jalan hidupnya. - Meski aku rapuh dalam langkah dan hati, tetapi aku tetap mencintaimu - Semoga Tuhan mempertemukan kita pada saat yang tepat, karena Tuhan Mengetahuinya - Semoga ini menjadi Mimpi Yang Sempurna untukku, amin

kepada

Dan itulah bahasa-bahasa yang menyenangkan untuk kita maknawi sebagai manusia yang lebih bijak. Masihkah anda ragu dengan filsafat? Mari kita hindarkan keraguan dalam dirimu dan beralihlah pada filsafat.

Sebenarnya filsafat itu, membicarakan tentang hal-hal yang lumrah, atau mengenai permasalahan yang ada disekitar kita, sehingga filsafat tidak terlalu sulit untuk dicerna. Objek filsafat yaitu tentang manusia, dan alam sekitar. Dengan Sebenarnya filsafat itu, membicarakan tentang hal-hal yang lumrah, atau mengenai permasalahan yang ada disekitar kita, sehingga filsafat tidak terlalu sulit untuk dicerna. Objek filsafat yaitu tentang manusia, dan alam sekitar. Dengan

Yang terpenting adalah filsafat itu adalah alat disiplin ilmu mencakupi semua ilmu yang ada, untuk memberikan penjelasan tentang definisi-definisi yang akan dituju secara bebas, mendasar, universal, kompherensif, kritis, bertanggung jawab, jujur dan rasional.

Filsafat itu Imajinasi

Ketika kita ditanya tentang “imajinasi”, pasti kita akan menjawab, imajinasi adalah khayalan yang mengawang-

ngawang. Memang betul imajinasi itu “berkhayal” tapi bukan khayal melamun, tetapi berkhayal yang menghasilkan sesuatu untuk berinovasi lebih membangun kekreatifan. Filsafat itu membutuhkan imajinasi yang tinggi untuk mengelola kebijaksanaan, dengan hal imanjinasi ini filsafat lebih berkreasi lebih kaya lagi dan untuk menghasilkan sejumlah pemikiran- pemikiran yang baru dan unik.

Filsafat juga itu “berpikir”, menurut, Solso (1988) mengatakan bahwa berfikir merupakan proses yang menghasilkan representasi mental yang baru melalui transformasi informasi yang melibatkan interaksi yang kompleks antara berbagai proses mental, seperti penilaian, abstraksi, penalaran, imajinasi, dan pemecahan masalah.

Apakah imajinasi dalam filsafat itu berpikir ? banyak sekali yang dipertanyakan dari hal ini, dan menurut, Mayer (1988) mengatakan bahwa berfikir meliputi 3 komponen pokok, yaitu:

1) Berfikir merupakan aktifitas kognitif

2) Berfikir merupakan proses yang melibatkan beberapa

manipulasi pengetahuan di dalam sistem kognitif

3) Berfikir diarahkan dan menghasilkan perbuatan pemecahan masalah.

Masalah

Masalah adalah suatu kondisi yang memilioki potensi untuk menimbulkan kerugian atau menghasilkan keuntungan yang luar biasa.

Dan dalam kreatifitas, menurut para ahli adalah yang mengacu kepada bagaimana sesorang berpikir kreatif. Syarat- syarat berpikir kreatif :

1. Kreatifitas melibatkan respon atau gagasan yang baru.

2. Dapat memecahkan persoalan secara realistis.

3. Merupakan usaha untuk mempertahankan ide yang orisinil, menilai dan mengembangkanya sebaik mungkin.

4. Berpikir divergen (memperkaya kata-kata) Dengan demikian ber-imajinasi dalam filsafat itu

termasuk dalam berpikir yang divergen (memperkaya kata- kata). Menghasilkan ide-ide yang orisinil.

Dan biasa kita lihat para sastrawan juga itu berfilsafat dengan menggunakan imajinasi, sehingga jangan berhenti untuk ber- imajinasi lebih tinggi lagi, karna hidup berawal dari ber- imajinasi.

Kemampuan mengelola imajinasi dalam filsafat, memberikan filsafat lebih kaya dalam mengubah dunia, bahkan dapat menjadi buku pedoman bagi kaum (Atheis). Sehingga orang yang menganggap filsafat sesat, dan akan menghindarkan dirinya bersentuhan dengan filsafat. Maka sebagai filsuf kita harus mengetahui sistem masyarakat.

Dengan demikian filsafat mempunyai berbagai kelebihan untuk dijadikan pegangan dasar untuk manusia di zaman sekarang ini. Teruslah berhati-hati dengan orang Dengan demikian filsafat mempunyai berbagai kelebihan untuk dijadikan pegangan dasar untuk manusia di zaman sekarang ini. Teruslah berhati-hati dengan orang