filsafat india menguak potret kehidupan

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kita kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kata pengantar dikhususkan untuk para teman yang sedang ujian akhir semester untuk membuat sebuah buku untuk memenuhi standar kelulusanyang telah ditetapkan oleh dosen yang bersangkutan, maka dari itu semoga teman-teman yang sedang berjuang untuk mendapatkan kelulusan yang memuaskan dan juga mendapat ridha-Nya.

Pada kali ini saya dalam mebuat buku ini mengenai Filsafat India yang dimana akan diterangkan dalam buku ini dan dapat dipahami oleh dosen dan teman-teman, agar mendapat ilmu yang bermanfaat dari buku ini. Tujuan dosen untuk menginstruksikan membuat buku semata-mata untuk kepentingan mahasiswa masing-masing, karena dalam menghadapi tugas akhir kuliah akan membuat sebuah penelitian berdasarkan dengan apa yang kita ajukan dalam sidang skrispsi yang akan dilakukan pada mahasiswa semester

VII yang akan lulus. Semoga Allah Swt selalu membuat kita semakin terpacu untuk bersemangat mengerjakannya. Filsafat India memberikan sebuah paradigma tentang ketuhanan, kemanusiaan, alam dan jiwa. Sehingga filsafat India disebut sebagai humanism philoshop, yang dicirikan dengan metode tentang saling mencintai sesama manusia dan menjaga alam sekitar. Filsafat India ini memang sangat lama sekali lebih dari filsafat yunani dan filsafat Islam, diperkirakan 2000 SM filsafat India telah masuk dalam ranah ilmu hikmah dan VII yang akan lulus. Semoga Allah Swt selalu membuat kita semakin terpacu untuk bersemangat mengerjakannya. Filsafat India memberikan sebuah paradigma tentang ketuhanan, kemanusiaan, alam dan jiwa. Sehingga filsafat India disebut sebagai humanism philoshop, yang dicirikan dengan metode tentang saling mencintai sesama manusia dan menjaga alam sekitar. Filsafat India ini memang sangat lama sekali lebih dari filsafat yunani dan filsafat Islam, diperkirakan 2000 SM filsafat India telah masuk dalam ranah ilmu hikmah dan

Penulis,

Rizky Rahmatullah. H

BAB I PENDAHULUAN

Filsafat India merupakan filsafat yang berasal dari timur dekat selatan, mengapa disebut sebagai filsafat India. Karna India sejak 2000 SM sudah mengenal yang namanya kebijaksanaan, dalam segi kehidupan dan alam sekitar, sehingga filsafat India adalah kebijaksanaan yang mengatur kehidupan way of life untuk kesejahteraan kita hidup didunia ini dengan lebih tenang dan damai. Filsafat India membagi sejumlah zaman dalam penyebarannya ada empat zaman, yaitu Zaman Veda, Zaman Epos, Zaman Sutra, dan Zaman Scholastik. Dalam zaman filsafat India bukan hanya empat zaman itu saja, tetapi masih terdapat sekte dan aliran yang tersembunyi di masing-masing periode.

Filsafat India mengenalkan pada dunia modern saat ini berupa sebuah ketaatan dalam beribadah kepada sang maha rsi (kepercayaan hindu) untuk lebih menenangkan diri dari segala kehidupan duniawi yang fana, filsafat India memiliki ciri yang sangat khas untuk berkaitan dengan filsafatnya. Banyak tokoh- tokoh besar yang mengaplikasikan filsafat India di zaman kontemporer ini seperti, Mahatma Gandhi sebagai aktivis kemanusiaan dan masih banyak lagi. Kebanyakan bagi para filsuf India ia tak pernah mempunyai aplikasi untuk menyampaikan risalah kehidupan filsafat untuk masyarakatnya sehingga keterbatasan ini mengakibatkan filsafat India tidak terkenal seperti filsafat yunani yang membawa perubahan sampai saat ini.

Perbedaan yang sangat mendasar filsafat timur (India) dengan filsafat barat, yaitu tentang pemikiran mereka yang mana filsafat barat mengadopsi akal dan rasional sebagai satu- satunya kebenaran yang memberikan perubahan pada peradabannya, dan filsafat India mengadopsi pemikirannya dari kepercayaan terhadap dewa mereka (rsi) yang dapat membuat ketenangan dan kedamaian, saling memaafkan, saling tolong- menolong, saling menjaga alam semesta ini agar tidak rusak.

BAB II SEJARAH FILSAFAT INDIA

Sejarah Filsafat India menurut Dr. S. Radhakrishnan dibatasi mulai dari 2000 SM sampai 1000 SM yang dibagi menjadi 4 periode :

A. Zaman Veda (1500 SM-600 SM)

Kedatangan bangsa arya ke India membawa peradaban baru dan sebelumnya di India sudah ada peradaban lam yaitu Drawida , penduduk asli India. Peradaban arya peradaban yang berupa filsafat, pujia-pujian , dan nyanyian-nyanyian berbentuk teks keagamaan, selanjutnya timbulah Kitab Brahmana dan Kitab Upanisad. Zaman veda merupakan zaman yang dimana para pemuka-pemuka agama timbul, disanalah mereka membangun peradaban baru sebelumnya peradaban drawida itu peradaban yang sangat kuno dan percaya terhadap hal-hal yang berbau mitologi dan takhayul, Peradaban Drawida suku asli India sama dengan peradaban yunani kuno yang percaya terhadap takhayul yang beragam seperti, timbul raja naga yang dapat membunuh manusia dengan sekali semburan api panas, selain itu berbagai macam-macam sihir yang membuat orang menjadi gila dan adanya bidadari dari kaum suci datang mengampiri. Mitos-mitos yang berkembang pada zaman sebelum arya datang sangat banyak, sehingga bangsa arya datang sebagai penduduk baru dan sekaligus untuk menyebarkan Kitab Brahmana dan Kitab Upanishad.

Kata Samhita artinya “kumpulan”, bahwa syair-syair dari Rig-Veda dikumpulkan pada zaman bangsa Arya dan Non

Arya bertemu di India, (S. Radhakrishnan, Vol. I:1927:75). Manusia pada zaman ini melakukan penyembahan- penyembahan terhadap dewa-dewa. Dewa dari kata Div artinya sinar, sehingga berarti kepercayaannya dewa itu terang, dikaitkan dengan segala sesuatu yang bersifat terang seperti: matahari, bulan, bintang dan lain-lain. Sehingga dewa-dewa diibaratkan mempunyai kepribadian masing-masing.

Selanjutnya para dewa-dewa menikmati persembahan dari korban-korban dan diundang mantar-mantra yang diucapkan. Adapun dewanya diantaranya adalah “waruna, indra. Dewa-dewa itu berfungsi sebagai menguasai tertib alam semesta, termasuk tata kehidupan manusia. Tata tertib alam semesta itu disebut Rta yang berarti hukum atau keadilan, sehingga rta menjadi bapak dari segala sesuatu yang kemudian berkembang menjadi Dharma.

Para dewa itu telah disembahnya untuk menjadikan ia sebagai yang maha kuasa dan diberi korban-korban dan mantra ajaib untuk berkomunikasi dengan roh halus, masyarakat hindu pada saat itu masih percaya dengan ritual tidak berbeda dengan masyarakat hindu pada zaman kontemporer. Adanya sesajen- sesajen yang masih dilakukan di bali, kegiatan itu dikhususkan untuk para dewa yang telah memberikan keselamatan dan bermacam-macam alasannya. Dan itu bukti bahwa penyebaran hindu di Indonesia sudah lama terjadi pada tahun < 500 M dan sampai saat sekarang ini semakin eksis.

Ajaran tasawuf nya agama hindu antara lain, berusaha dalam keyakinan hidup dan focus dalam beribadah semata hanya karena sang mahadewa dan itu dalam filsafat Islam juga ada ajaran bertasawuf, mungkin tasawuf berasal dari agama hindhu sehingga filsafat Islam ada kesamaan tentang Ajaran tasawuf nya agama hindu antara lain, berusaha dalam keyakinan hidup dan focus dalam beribadah semata hanya karena sang mahadewa dan itu dalam filsafat Islam juga ada ajaran bertasawuf, mungkin tasawuf berasal dari agama hindhu sehingga filsafat Islam ada kesamaan tentang

Percampuran hindu di Indonesia tidak lepas dari bangsa-bangsa arya dan Kitab Veda, yang telah memberikan ilmu agama ke sebagian penganutnya di Indonesia. Mengapa hindu di Indonesia dapat menyesuaikan sejak abad ke 9 pada cerita-cerita Ramayana dan Mahabharata yang masih-masing punya keahlian peran dalam alur kepahlawan seperti, Pandawa

5 yaitu Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa yang lawannya adalah Urawa. Zaman Brahmana. Kata Brahmana berarti doa atau ucapan-ucapan sakti yang diutarakan oleh para Brahmana. Ucapan yang berbentuk mantra-mantra yang dapat menimbulkan petuah jika para brahmana marah kepada para pengikutnya maka ucapan itu akan jadi kenyataan, sehingga para pengikutnya akan tunduk kepada apa yang di berintah brahmana kepada para pengikutnya, tentunya dengan hal-hal yang baik dan sopan. Pembagian masyarakat menjadi 4 (empat) warna (Bhagavad-gita) yaitu, Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra

Brahmana yaitu, mereka yang berpengetahuan tinggi atau juga disebut para ulama, pendeta, pastur, budha gotama, dll. Sehingga dihormatilah kewibawaan sang Brahmana untuk menjadi wakil dewa di dunia dalam menegakan keserasian hidup lebih bertujuan dan lurus serta kemanfaatan hidup manusia di dunia ini.

Ksatria yaitu, para pejabat atau juga administrator pemerintahan, mereka yang mendapat julukan ksatria ini harus bertanggung jawab layaknya pejabat dan pemimpin untuk Ksatria yaitu, para pejabat atau juga administrator pemerintahan, mereka yang mendapat julukan ksatria ini harus bertanggung jawab layaknya pejabat dan pemimpin untuk

Waisya yaitu, para petani dan pedagang, mereka adalah kaum menengah yang mempunyai penghasilan cukup dan sudah taraf menengah dalam kehidupan kasta, sehingga tidak mengalami penindasan lagi oleh kaum ksatria yang ingin mengambil hak-hak para kaum sudra.

Sudra yaitu, para buruh pekerja kasar yang tugasnya membantu para Brahmana, Ksatria, dan Waisya. Mereka selalu menjadi tula ng punggung dan membawa beban yang sangat berat dalam kehidupan berkasta . Mereka yang selalu bertanggung jawab atas kegagalan dari tugas mereka , padahal mereka tidak mengetahui apa - apa tentang tugas-tugas yang diberikan kepada kaum sudra. Mereka hanya tahu tentang tugas kerja -kerja dan kerja tidak tahu tentang rencana dibalik rencana itu.

Ia selalu menjadi sasaran kekesalan para pejabat-pejabat yang tidak puas dengan hasil kerjanya, mereka selalu menangis dan selalu meminta kesempatan satu kali lagi agar kerjannya dapat dihargai lagi. Mereka meminta bantuan para dewa agar hidupnya tak sia -sia lagi untuk membantu para brahmana, ksatria, dan waisya, ia selalu berdoa dan berdoa agar hidupnya tak mendapat masalah lagi dan hidupnya lebih tenang, semoga doa mereka terkabul dan selalu dapat perlindungan dari rsi.

Masyarakat bersifat ritualistik yang selalu melakukan simbol-simbol dengan korban-korban, dan ritual penyembahan- Masyarakat bersifat ritualistik yang selalu melakukan simbol-simbol dengan korban-korban, dan ritual penyembahan-

Hubungan alam dengan manusia seperti halnya sayur tanpa garam, akan hambar rasanya dan kelezatannya, mereka sebenarnya mempunyai harmonis karena alam menyediakan tempat untuk bermukimnya manusia, tetapi ulah sekelompok manusia yang mengikuti hawa nafsunya untuk memperkaya diri dengan kekayaan-kekayaan alam yang ada dibumi ini, dan mulai hidup keabadian dalam alam semesta yaitu atman, manusia dilahirkan setelah kematian.

Manusia yang hidup dalam kesunyian takkan bisa hidup dalam keramaian dan manusia yang hidup dalam keramaian dapat hidup dalam kesunyian, begitu juga hidup setengah jiwa dalam nirwana penuh teka -teki dalam kenyataan, tak bisa ia menggapai setengah jiwa lagi karna hidup satu dalam kekuatan jiwa . Alam raya berseri-seri ketika makhluk manusia tidak lagi menjadi cakaran baginya, tetapi ia telah menjadi sutra kehidupan a lam. Keyakinan bayang-bayang nafsu terbuai asmara alam dengan manusia, sebelum cinta datang maka cinta datangi dulu aku. Manusia memanggil jangan paksakan alam untuk rusak, aku datang.

Zaman Upanisad, Upanisad berasal dari bahasa sankerta yaitu Upa artinya “dekat”, ni berarti “di bawah” dan Sad berarti “duduk”, Upanisad artinya, duduk berdekatan dibawah kaki guru. Maksudnya adalah bahwa sikap siswa yang duduk dihadapan guru untuk menerima ajaran yang bersifat rahasia.

Duduk dibawah dekat dengan guru yang selalu memberikan amalan-amalan yang bermanfaat, mereka sangat patuh dengan mu wahai Guru, tengoklah langkahmu kepada muridmu dengan tatapan kasih cinta , dan ajarkan kebaikan-kebaikan dengan sebenar-benarnya dan jangan biarkan orang lain mengetahuinya.

Pada zaman Upanishad pemikiran filsafat sudah menyebar dan sudah mengetahui tetapi belum sistematis dan terstruktur. Hal ini disebabkan karna pemikiran filsafat masih tersebar luas dan merupakan karya-karya Guru-Guru dalam pemikiran tentang beragama.

Wahai! Kau para pujangga tua, Guruku, kau membuat suatu karya menawan dan energi dalam membuatku jatuh dalam pemikiran agama yang kau sebarkan, jika engkau tahu akan makna agama sebenarnya maka filsafatlah kuncinya !!

Kitab Upanisad adalah pemikiran tentang agama, ajaran yang terlihat dalam Upanisad adalah pemikiran yang mutlak dan real. Maka Kitab ini adalah realitas yang tinggi, maka Brahmanlah. Dalam Kitab Upanisad Brahmanlah yang tertinggi, walaupun banyak dewa lain yang lebih rendah. Taittirija Upanisad mengatakan bahwa hanya ada satu dewa yaitu, Brahman. Dalam Katha Upanisad dikatakan bahwa

Brahman yang transeden berada di luar alam semesta, Brahman ada dalam diri manusia dan alam semesta katanya.

Brahman itu bersifat Saccitananda, Sat artinya ada. “Hanya Brahman yang memiliki keberadaan”, Cit berarti

kesadaran, bahwa Brahma bersifat rohani. Ananda artinya damai atau bahagia. Bahwa Brahma meliputi meliputi dan mempersatukan yang ada hanya merupakan kebahagiaan saja.

Kebahagiaan tidak bisa dibeli maupun dijual karna hakikatnya manusia perlu kebahagiaan yang hakiki dan immanen, yang Maha Kuasa lah yang dapat memberikan kebahagiaan itu dengan mudah.

Upanisad juga mengatakan bahwa hakekat manusia adalah atman, Keabadian yang disebutkan disini ialah adalah Brahman yang mempunyai kekuatan keabadian menurut kepercayaannya. Sehingga manusia yang mempunyai indera, pencium, perasa, penglihatan, pendengaran, dan peraba. “Hanya Brahman dan Atmaniah yang nyata” dan dunia ini

maya. Pada Zaman Upanisad banyak sekali karma-karma yang menyebar sehingga banyak manusia yang takut akan kesalahan yang ia perbuat, siapa yang berbuat dosa atau kesalahan maka ia akan mendapat karma dari yang Maha Kuasa. Manusia yang seharusnya mengoreksi diri dan bertaubat meninggalkan perbuatan yang salah dan khilaf.

Manusia ketika musnah akan lahir kembali dan menjadi asal mula kembali dan ini yang disebut reinkarnasi, samsara, punarbawa. Sehingga kehidupan berputar seperti jam big-bang.

Setiap manusia itu mempunyai sebuah kesalahan dan kebenaran yang terus berputar searah jarum jam, maka jika engkau sanggup memutar kembali arah jarum jam Setiap manusia itu mempunyai sebuah kesalahan dan kebenaran yang terus berputar searah jarum jam, maka jika engkau sanggup memutar kembali arah jarum jam

Jika engkau ingin dengan kemauan yang tidak tersampai, maka pikirkan dan khayalkan dalam realitasmu sendiri dan jangan anggap ini semua hanya omong kosong.

B. Zaman Epos (600 SM-200 M)

Zaman Epos ini adalah sebuah Zaman yang penuh denga karya-karya klasik sebuah pementasan drama yang selalu ditunggu oleh orang banyak, bukan hanya dalam pemikirannya saja tetapi dalam karya-karya seninya yang menjadi terkenal yaitu, kisah Ramayana dan Mahabharata, dan ini memberikan sejumlah inspirasi kepada semua industri- industri persenian yang di terjemahkan dalam masing-masing bahasa, dan ini menjadi strategi dalam penyebaran filsafat India di dunia.

Pesan-pesan seperti kepahlawanan dan ketuhanan serta hubungan antara umat Di dalam buku Ramayana (Vaisnawa Dharma, 1984, yang ditulis oleh M Darma). Dikatakan bahwa, cerita ini ditulis oleh Valmiki terdiri dari 24. 000 sloka, yang dibagi menjadi 7 kanda yaitu:

1. Bala Kanda: Menceritakan Raja dasaratha di Ayodya memerintah dengan adil dan bijaksana. Dari ketiga istrinya dilahirkan 4 orang putra. Dari Dewi Kausalya lahir Rama, dari Saturagha. Rama dan Laksmana membantu mengamankan asrama Visvamitra dari amukan raksasa-raksasa, sampai Rama pulang dari mengikuti sayembara do Mithila bersama istrinya Sita.

2. Ayodya Kanda :Rencana Dasaratha menyerahkan kerajaan kepada Rama, tapi digagalkan oleh Dewi Kekayi sampai Bharata gagal membujuk Rama untuk kembali pulang ke Ayodya.

3. Aranyaka Kanda : Rama dan Laksmana membantu para pertapa di hutan dari gangguan raksasa sampai bertemu dengan jatayu yang gagal menyelamatkan Sita dari tangan Ravana.

4. Kiskenda Kanda : Perjalanan Rama dan Laksmana, kemudian menolong Sugriwa sampai dengan Sugriwa megerahkan pasukan kera untuk mencari Sita.

5. Sundara Kanda : Hanuman ke Alengka menemui Sita, kemudian ia membakar istana Alengka dan akhirnya kembali menghadap Rama dengan berita tentang Sita

6. Yudha Kanda : Mulai dari pengerahan pasukan kera sampai Rama menjadi raja di Ayodya.

7. Uttara Kanda : Menceritakan Kusa dan Lava putera dari Rama

Maha Bharata terdiri dari 18 Parwa yang terdiri dari 100. 000 seloka yang ditulis oleh Kresna Dvipayana Vyasa dalam waktu 3 tahun lamanya. (V. Dharma 1984 Penerbit: Jaya M Dharma).

Dalam buku (Mahabharata, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2003, tulisan Nyoman S Pendit). Dikatakan bahwa: Dalam Aswalayana Strautasutra dikatakan bahwa Mahabharata edisi awal terdiri dari 24. 000 sloka :

1. Adi Parwa : Memuat asal usul dan sejarah keturunan keluarga Kaurawa dan Pandawa, kelahiran, watak, dan sifat Dritarasta, dan Pandu juga anak-anak mereka; 1. Adi Parwa : Memuat asal usul dan sejarah keturunan keluarga Kaurawa dan Pandawa, kelahiran, watak, dan sifat Dritarasta, dan Pandu juga anak-anak mereka;

2. Sabha Parwa : Upacara Rajasuya Yudistira, Sri Kresna yang mendapatkan penghormatan yang tertinggi untuk dicuci kakinya oleh Yudistira. Permain dadu dan penelajangan Drupadi oleh Dursasana.

3. Aranyaka/Wana Parwa : Kehidupan Pandawa di hutan Kamyaka sebagai masa pembuangan karena kalah judi. Buku ini adalah bukun terpanjang; antara lain memuat episode kisah Nala dan Damayanti dan pokok-pokok cerita Ramayana.

4. Virata Parwa : penyamaran Pancawa Pandawa ke kerajaan Virata yang dipimpin oleh Prabu Matsyapati ditahun yang ketiga belas dari pembuangannya. Perkawinan Uttari dan Abimanyu anak Arjuna.

5. Udyoga Parwa : Persiapan perang besar dimana Arjuna dan Duryudana secara bersamaan pergi meminta kesediaan Kresna untuk membantunya dalam perang Bharata Yuda. Pandawa mendapatkan Sri Kresna dan Duryudana mendapatkan semua pasukan Kresna. Usaha damai gagal. Perang tak dapat dihindari

6. Bhisma Parwa : Arjuna ragu-ragu dan bimbang untk berperang, Dharma Ksatrya harus dilaksanakan oleh Arjuna sebagai kewajiban. Nasehat Sri kresna (Bhagava Gita) kepada Arjuna. Penghormatan seorang siswa kepada Guru, walaupun Guru ada dipihak musuh. Kematian Mahasenapati Bhisma karena bertempur melawan Srikandi yang dibantu Arjuna

7. Drona Parwa : Kehebatan Drona sebagai Mahasenopati dengan berbagai macam taktik dan strategi perang melawan Pandawa sampai ia akhirnya ia gugur oleh Drstadyuma

8. Karna Parwa : Karna menjadi Mahasenopati sampai akhirnya ia gugur dipanah oleh Arjuna.

9. Salya Parwa : Salya menjadi Mahasenapati terakhir yang kemudian gugur dipanah oleh Yudistira. Istrinya Satyawati bunuh diri disamping mayat suaminya. Duryudana luka berat dan akhirnya gugur.

10. Saupthika Parwa : Perbuatan tidak terpuji Aswatama pada malam hari membunuh putra Pandawa dan Srikandi. Akhirnya Aswatama dikalahkan oleh Arjuna.

11. Stri Parwa : Para istri menangisi para suami mereka yang gugur dalam pertempuran melaksanakan Pitra Yadnya.

12. Shanti Parwa : Bhisma memberikan wejangan moral dan kewajiban seorang raja kepada yudistira dengan berbaring di atas panah yang menembus seluruh badanya, agar ia mendapatkan ketenangan jiwa dalam menghadapi kemusnahan bangsanya.

13. Asmaweda (Upacara Asmaweda Buku). Upacara Asmaweda, dan penobatan Yudistiran sebagai Maharaja di Astina.

14. Anusasasana Parwa (Buku Ajaran) : Merupakan lanjutan dari ajaran-ajaran Bima kepada Yudistira dan berpulangnya Bima ke Sorgaloka.

15. Asramawasa Parwa (Buku Pertapaan) : Drestarasta tetap menjadi raja dilayani oleh Pandawa. Akhirnya bersama Ganandrini istrinya serta Kunti da n Sanja ya 15. Asramawasa Parwa (Buku Pertapaan) : Drestarasta tetap menjadi raja dilayani oleh Pandawa. Akhirnya bersama Ganandrini istrinya serta Kunti da n Sanja ya

16. Maussala Parwa (Buku Senjata Ganda) : Setelah 36 tahun selesainya perang Bharatayudha. Anak Parikesit Janamejaya bertanya pada Rsi Vaisampayana mengenai sebab habisnya keluarga Yadu yang bermula dari saling mengejek dalam keadaan mabuk dan berakhir dengan bunuh-membunuh d engan menggunakan senjata gada ajaib.

17. Mahaprasthanikaparwa (Buku Perjalanan Suci) mendaki gunung Himalaya. Satu persatu Pandawa meninggal dalam perjalanan menaiki gunung itu dan tinggal Yudistira dengan seekor anjingnya sampai kepuncak

18. Svargarohana Parwa (Buku Naik Ke surga) : Bagaimana Pandawa sampai ke pintu gerbang surge dan ujian terakhir yudistira sebelum masuk surga.

Para puisi-puisi dan Prosa-prosa diangkat menjadi sebuah kisah yang menggambarkan

kepahlawan sekelompok orang yang menamakan dirinya Pandawa dan Kaurawa, dalam suka duka peperanga n yang melanda jiwa-jiwa suci penuh dengan hikmat dan martabat dengan memperjuangkan kerajaan tercinta dengan dayang- dayangnya. Cinta pada putri istana memberikan semangat untuk berperang dalam kehausan nafsu cinta pada sang putri indah dan menawan, putri telah menunggu untuk pulang kerumah sayang, maka tabahkanlah dirimu untuk ini semua. Kurasakan hati putri yang penuh gelisah dan kepahlawan sekelompok orang yang menamakan dirinya Pandawa dan Kaurawa, dalam suka duka peperanga n yang melanda jiwa-jiwa suci penuh dengan hikmat dan martabat dengan memperjuangkan kerajaan tercinta dengan dayang- dayangnya. Cinta pada putri istana memberikan semangat untuk berperang dalam kehausan nafsu cinta pada sang putri indah dan menawan, putri telah menunggu untuk pulang kerumah sayang, maka tabahkanlah dirimu untuk ini semua. Kurasakan hati putri yang penuh gelisah dan

kemenangan untuk bertemu aku lagi di kamar . Teringat ketika kakang mencium keningku sambil berkata

“Aku akan segera pulang putriku , semoga kamu tidak gelisah menungguku

Ketika sang pangeran berdoa dalam hatinya “Semoga putriku tidak kesepian karnaku, aku akan selalu ingin

menemuimu setiap aku teringat itu” , hanya itu yang bisa aku ucapkan sayangku, aku rindu padamu.

Sang pangeran pun sangat gigih dalam berperang untuk bisa bertemu dengan sang putri, akhirnya perang pun berakhir dan sang pangeran teringat janji-janjinya untuk bertemu dengan sang putri. Akhirnya mereka bertemu untuk melepaskan rindu-rindu, bagai awan yang mendayu- dayu akan segera hujan, mereka saling berpegangan dan berpelukan serta berterima kasih kepada dewa , karna telah mempertemukan kembali.

Buku ini menjelaskan tentang pertentangan, perang, percintaan, strategi dan moral. Inspirasi tentang Ramayana mengandung, puisi, seloka, nyanyian, drama, pola hidup manusia.

Dalam teori Ramayana ini mengandung banyak segi kepahlawanan, tetapi banyak sekali keganjilan dalam cerita ini, apa yang di ceritakan tidak adil dan mereka mengikuti hawa nafsu mereka untuk menjadi seorang ksatria.

C. Zaman Sutra (200 M)

Weda di zaman ini sangat kuno, sehingga membutuhkan ilmu untuk menerjemahkan dan mengetahui isinya, disamping itu menggunakan bahasa sansakerta dengan ditulis huruf Dewanagari, sehingga harus di terjemahkan ke dalam bahasa yang mudah dipahami, dengan itu filsafat menciptakan sutranya sendiri-sendiri.

Sutra dalam bentuk tulisan-tulisan filosofi yang singkat sebagai suatu kesimpulan sehingga sutra ini sulit ditangkap tanpa adanya komentar-komentar, yang pada akhirnya justru komentar-komentar, dan muncul pemikiran-pemikiran filsafat yang kritis dalam memecahkan problem-problem filsafat yang ada. Munculnya, enam pikiran filsafat yang disebut sebagai Sad Dharsana (Nyaya, Vaisesika, Yoga, Purwa Mimamsa, dan Wedanta), Ini saling mempengaruhi, Yoga menerima Samkhaya, Vaisesika memperkenalkan Nyaya dan Vaisesika, Sebaliknya Nyaya mengacu Vedanta dan Samkhaya serta Purwa Mimansa secara langsung atau secara tidak langsung. Prof Garbe menganggap Nyaya adalah yang tertua. (S. Radhakrsnan, Vol. II: 1927: 58).

Zaman Sutra merupakan zaman yang penuh dengan bingkai-bingkai filsafat penuh dengan pemikiran praktis keagamaan kritis, dan penuh dengan karya -karya indah Brahman dalam menuliskan secercak kata -kata yang menempel di buku itu. Vaiseska telah mengajarkan tentang kebebasan dalam kehidupan dan Vaiseska juga merupakan bapak-bapak filsafat India yang penuh wibawa dan sederhana, dan juga ada samkhaya yang memolak teori- teori evolusi yang ingin hidup serba berkembang, dia Yoga Olen Patanyali mengajarkan tentang jiwa -jiwa Zaman Sutra merupakan zaman yang penuh dengan bingkai-bingkai filsafat penuh dengan pemikiran praktis keagamaan kritis, dan penuh dengan karya -karya indah Brahman dalam menuliskan secercak kata -kata yang menempel di buku itu. Vaiseska telah mengajarkan tentang kebebasan dalam kehidupan dan Vaiseska juga merupakan bapak-bapak filsafat India yang penuh wibawa dan sederhana, dan juga ada samkhaya yang memolak teori- teori evolusi yang ingin hidup serba berkembang, dia Yoga Olen Patanyali mengajarkan tentang jiwa -jiwa

Dia Nyaya penuh dengan teka -teki pikirannya serta ajaran logikanya yang berpangkalan pada penafsiran dan penyelidikan, indra salah satu keajaiban manusia yang mempunyai banyak kelebihan tradisi atau kewibawaan dalam penalaran yang selalu menunjukan eksistensialism manusia itu sudah cukup mampu dikembangkan.

Vurpa Mimamsa ia yang mengajukan tentang teks kurban dan upacara-upacara saat akan melakukan ritual kepada sang dewa

Ia juga sangat berjasa terselenggaranya upacara umat hindu yang ada di seluruh dunia

Vedanda adalah sebuah karya klasik dari abad ini untuk menyebarkan ajaran keagama an bersumber dari sang Brahman. Sebuah intuisi murni dewa yang melekat pada ajaran ini berupa sikap-sikap suci indah nirwana , keindahan hidup merupakan harga diri yang tak pernah dapat tergantikan oleh apapun, siapapun itu. Ketatalakuan memaknai cinta akan diri sendiri, sungai-sungai Brahman dalam doa-doa indah

Karika dan Sankara, dengan menggunaka akal-akal rasio mereka dengan melambangkan Budhanisme, melanjutkan dan memperbaharui ajaran-ajaran Gaupada. Dalam karya-karya klasik filsafat India banyaklah akan itu sastrawan dan pujangga-pujangga untuk mengembalikan makna Brahman dalam anutannya . Banyak keragaman Karika dan Sankara, dengan menggunaka akal-akal rasio mereka dengan melambangkan Budhanisme, melanjutkan dan memperbaharui ajaran-ajaran Gaupada. Dalam karya-karya klasik filsafat India banyaklah akan itu sastrawan dan pujangga-pujangga untuk mengembalikan makna Brahman dalam anutannya . Banyak keragaman

keindahan alam ini dengan hati yang damai. Syair dan melodi-melodi menggelora dihati akan arti kepahaman cintawi.

D. Zaman Scholastik (200 M)

Zaman Scholastik sangat sulit untuk dipisahkan dengan zaman sutra karena tahun dan zamannya sama. Scholastik adalah zaman sekolah-sekolah pemikiran yang dalam bahasa Sanskerta disebut Archarya. Pemikiran Buddha dan perkembangnya menginspirasikan pada periode Scholastik, para pemikir didasari oleh veda yang enentang dogmatism dan tradisi dengan menjelaskan ulang kebiasaan yang menggunakan akal dan logika. Pertentangan tidak jadi masalah untuk para filsuf dalam menuangkan pemikirannya. (S. Radhakrishnan, Vol. II 1927:17).

Para pemikir yang selalu mengkritisi juga muncul pada zaman ini dan Sad Darsana, seperti Nyaya dari Gautama, Walsesika dari kanada, Samkya dari kapila, Yoga dari Patanyali, Mimansa dari Jaimini, dan Vedanta dari Badarayana semua sistem Brahmana diambil dari Veda. (S. Radhakrishnan, Vol. II: 1927:19). Sehingga aliran filsafat terbagi menjadi 2 kelompok besar yaitu, Astika (Ortodoks), dan Nastika (Heterodoks). Kelompok Astika ialah kelompok yang mengakui otoritas Veda. Sad Darsana masuk dalam kelompok ini dan kelompok Nastika kelompok termasuk tidak mengakui Para pemikir yang selalu mengkritisi juga muncul pada zaman ini dan Sad Darsana, seperti Nyaya dari Gautama, Walsesika dari kanada, Samkya dari kapila, Yoga dari Patanyali, Mimansa dari Jaimini, dan Vedanta dari Badarayana semua sistem Brahmana diambil dari Veda. (S. Radhakrishnan, Vol. II: 1927:19). Sehingga aliran filsafat terbagi menjadi 2 kelompok besar yaitu, Astika (Ortodoks), dan Nastika (Heterodoks). Kelompok Astika ialah kelompok yang mengakui otoritas Veda. Sad Darsana masuk dalam kelompok ini dan kelompok Nastika kelompok termasuk tidak mengakui

Filsafat Vedanta dikembangkan ke perguruan atau Acharya seperti : Sankara, Ramanuja, Madhva adalah tiga tokoh besar periode ini untuk menspasialkan ulang ajaran-ajaran kuno, sehingga membuat ide-ide baru dalam pemikiran di India. Banyak sekali ide-ide yang ditimbulkan dari pembaharuan ini untuk me-rasionalkan pemikirannya untuk dapat dimengerti oleh seluruh murid- murid di perguruan tinggi tersebut, perguruan tinggi itu adalah Sankaracharya, Ramanujacharya,

Perkembangan

pemikiran

Madhavacharya, Sri chaitanya dan lain-lain. Acharya memiliki seorang guru, dan ada anak muridnya yang lebih tinggi ilmunya maka diangkatlah menjadi guru, yang disebut Parampara.

Anak muridnya yang sudah terlihat keahliannya, maka dapat dijadikan sebagai guru, sama dengan halnya di barat juga sistem pendidikan yang maju merupakan sistem yang menganut sistem demokrasi murid dan gurunya.

Di abad 19 sampai 20 filsafat Vedanta dan Yoga sudah menyebar kebagian benua Eropa dan benua Amerika yang dibawa oleh ilmuwan India yang belajar di Eropa dan Amerika, dan mereka menyebarkan paham tentang mencintai alam dan kosmologi serta mencintai kehidupan dan cara memperbaiki diri, tokoh-tokoh seperti Ramakresna, Swami Vivekanda, Aurobindo, Sarvepali, Radhakrishnan, Prabhuphada, dan bahkan orang Amerika dan Eropa pun sangat mengaggumi pemikiran orang-orang India, sehingga mungkin pemikiran filsafat India diserap dan diamalkan hingga sekarang, bahkan Filsafat Barat dan Filsafat India harus dipadukan antara Di abad 19 sampai 20 filsafat Vedanta dan Yoga sudah menyebar kebagian benua Eropa dan benua Amerika yang dibawa oleh ilmuwan India yang belajar di Eropa dan Amerika, dan mereka menyebarkan paham tentang mencintai alam dan kosmologi serta mencintai kehidupan dan cara memperbaiki diri, tokoh-tokoh seperti Ramakresna, Swami Vivekanda, Aurobindo, Sarvepali, Radhakrishnan, Prabhuphada, dan bahkan orang Amerika dan Eropa pun sangat mengaggumi pemikiran orang-orang India, sehingga mungkin pemikiran filsafat India diserap dan diamalkan hingga sekarang, bahkan Filsafat Barat dan Filsafat India harus dipadukan antara

Pemikiran India selalu berpengaruh terhadap manusia untuk berbuat lebih arif dan bijaksana, sehingga manusia jangan sampai berbuat serakah dan sombong, karna semua itu milik Yang Maha Kuasa. Makanya mereka terus mengembangan pemikirannya sampai tingkat tinggi.

Batas-batas umur untuk membuat periode dalam filsafat India, kehidupan manusia dalam empat periode yaitu Brahmacari yaitu para pemegangnya harus hidup membujang dalam periode ini, Grhasta yaitu periode hidup berkeluarga dimana tujuannya untuk memperoleh keturunan Wanaprasta yaitu periode seseorang mengakhiri hidupnya Grhasta untuk masuk ke dalam dunia rohani diperdalam karena sudah mampu memasuki ranah Wanaprasta, dan yang terakhir adalah Biksuka yaitu periode dimana sesorang membebaskan diri dari keterikatan duniawi ialah Moksa, akhir dari segalanya tujuan dari Moksa ini.

Menurut, Huston, Smith, 1985 terj, 42-71), yaitu jalan- jalan yang dapat ditempuh oleh manusia untuk menuju ke tujuan akhir manusia berupa pembebasan atau moksa. Hal ini juga mengandaikan bahwa kemampuan manusia terbatas dan disamping

memiliki kecenderungan- kecenderungan spesialisasi pada bidang-bidang aktifitas tertentu yang menurutnya cocok.

terbatas

juga

Kelemahan jiwa bukan segalanya , jangan takut karna tuhan bersama jiwa-jiwa yang lemah. Tujuan manusia bukanlah keduniawi tetapi akhir pembebasan dari jeruji ujian duniawi, selalu merasa lemah dan lemah karna manusia memang lemah, bebaskan semua paksaan hati Kelemahan jiwa bukan segalanya , jangan takut karna tuhan bersama jiwa-jiwa yang lemah. Tujuan manusia bukanlah keduniawi tetapi akhir pembebasan dari jeruji ujian duniawi, selalu merasa lemah dan lemah karna manusia memang lemah, bebaskan semua paksaan hati

Tertawakan dunia yang hina selalu dalam karunia tuhanmu, kembalikan cinta duniamu dalam moksa.

Pagi matahari bersinar, tujuan manusia dalam pembebasan adalah menjadi guru ya ng bijak, untuk mengajarkan murid-muridnya dalam ilmunya , setelah menjadi pengabdi yang baik buat Brahman, sekarang waktunya menjadi guru yang teladan dan bijak, tatapan sang guru memberikan keyakinan akan pembebasan ilmuku, terima kasih kepada guruku telah mengajarkan pembebasan ini dalam hidup mereka semua .

Ngantri-ngantri ke Nirwana untuk bertemu Sang Hyang Ismaya, mereka para biksu segera dan segera untuk mengantri dalam pembebasan. Bhakti kasih biksu unruk para murid hindu, menyerahkan setulusnya pada Tuhan Yang Maha Kua sa.

Tidak ada yang lebih tinggi kecuali Tuhan Yang Maha Kuasa

Pemikiran filsafat India ialah berbasis klasik dan kuno, bertepatan dengan filsafat yunani dan filsafat cina pada abad 4 dan 5 M. Pemikiran Filsafat India sampai sekarang masih dikenal dan berkembang dalam dunia lingkungan dan alam, contoh aktivis lingkungan mengatasnamakan filsafat India, untuk saling menjaga alam ini dengan rasa tanggung jawab dan kepedulian. Kebebasan dalam kebudayaan dalam menanggapi pentingnya kemanusiaan lahir dari moksa yang mana inti dari kebebasan itu ialah kebebasan secara maknawiyah, jika dalam Pemikiran filsafat India ialah berbasis klasik dan kuno, bertepatan dengan filsafat yunani dan filsafat cina pada abad 4 dan 5 M. Pemikiran Filsafat India sampai sekarang masih dikenal dan berkembang dalam dunia lingkungan dan alam, contoh aktivis lingkungan mengatasnamakan filsafat India, untuk saling menjaga alam ini dengan rasa tanggung jawab dan kepedulian. Kebebasan dalam kebudayaan dalam menanggapi pentingnya kemanusiaan lahir dari moksa yang mana inti dari kebebasan itu ialah kebebasan secara maknawiyah, jika dalam

memang bersifat sombong dan perusak, sehingga dalam “Moksa” inilah manusia harus terbebas dari kesombongan dan

perusak alam sekitar. Jika di alihkan pada zaman kontemporer ini “Moksa” dapat diibaratkan kebebasan beragama dan kebebasan dalam menyatakan demokrasi, dengan demikian pemikiran-pemikiran filsafat India masih bertahan hingga kini dan tetap stagnant.

E. Ajaran-ajaran Filsafat India

Aliran-Aliran dalam filsafat India bermacam-macam dan masing-masing mempunyai maksud dari nas tersebut, sehingga disini akan menjelaskan bagaimana pemikiran itu bisa tersampaikan disini. Aliran itu ibaratkan selang-selang yang dilewati oleh air yang keluar dari sumbernya, maka masing- masing selang berbeda kualitas air dan semburannya, begitu juga dengan aliran-aliran dalam filsafat India masing- masing berbeda pemahaman dan penyebarannya tetapi dalam sumber yang sama yaitu Veda.

Menurut, Drs, Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, (2005:169), Bab XI, Ajaran- Ajaran dalam filsafat India ada 4, yaitu:

1. Ajaran tentang Kenyataan yang Tertinggi

Dalam spekulatif ini dasar-dasar ajaran yang berkaitan dengan kenyataan yang tinggi ialah Zat yang mutlak , dalam arti filsafati, ialah bahwa kenyataan tertinggi itu bebas dari segala sebutan (tidak dapat dikatakan bagaimana), dan bebas dari segala hubungan (tidak memiliki hubungan dengan siapa pun, karena memang tidak ada yang lain). Maksud dari pernyataan Dalam spekulatif ini dasar-dasar ajaran yang berkaitan dengan kenyataan yang tinggi ialah Zat yang mutlak , dalam arti filsafati, ialah bahwa kenyataan tertinggi itu bebas dari segala sebutan (tidak dapat dikatakan bagaimana), dan bebas dari segala hubungan (tidak memiliki hubungan dengan siapa pun, karena memang tidak ada yang lain). Maksud dari pernyataan

Dengan itu dapat mengetahui Kenyataan yang berbentuk Rasionalitas.

2. Ajaran tentang Jiwa

Ajaran tentang jiwa semuanya mengakui adanya tuhan, dan dapat dikatakan juga bahwa Jiwa itu mempunyai sikap meyakini dan perasa terhadap kepercayaan kepada Yang Maha Kuasa. Jiwa yang mutlak adalah jiwa yang abadi, yang memancarkan suatu sinar kebaikan dari tuhan, jiwa juga banyak berbagai sebutan contoh, Atman, Purusa atau jiwa, Jiwa merupakan hak mutlak manusia, bagian yang suci dari segala noda dan dosa, dan berada disamping naluri manusia. Hati yang bersih mereka yang selalu menjauhkan dari sikap kesombongan dan keserakahan, dengan demikina ajaran jiwa dalam filsafat Farabi dan Arazi yaitu tentang jiwa, jiwa ialah sesuatu yang kekal dan abadi, dan menurut Plotinus, jiwa juga termasuk dalam immanen, dan berbagai filsuf yang lain.

Jiwa yang bersifat suci ialah yang terhindar dari kejahatan pada hati-hati mereka dengan menggunakan akal sebagai stimulant dan jiwa sebagai pengontrol, maka jiwa yang bersih ialah jiwa yang kekal dari godaan-godaan duniawi.

Jiwa dan akal saling melengkapi, ketika akal merespon dari keinderaan maka dari situ hatilah yang mengontrol dan memberikan sejumlah seruan untuk memilih yang lebih baik atau juga sebaliknya.

3. Ajaran tentang Karma

Filsafat India mengajarkan jika berbuat salah mereka akan menanggung berbuatan itu juga dengan setimpal, dengan demikian timbulah sistem Karma dalam ajaran filsafat India. Apa yang menyebabkan manusia berbuat dalam kejahatan dan kebaikan, mereka semua sebenarnya punya tujuan untuk melakukan itu, dan bukan semata-mata karna kesenangan datau kesusahan, tetapi mereka mempunyai hasrat ingin memiliki sesuatu namun jalannya masing-masing, ada yang berbuat kejahatan dan kebaikan. Mereka akan mendapat balasan dari Karma itu, jika berbuat baik, maka akan baik juga, tetapi jika berbuat kejahatan, maka akan jahat juga. Di dalam Islam berbuat kebaikan itu wajib hukumnya dan perbuatan jahat haram hukumnya, namun jika Islam, manusia yang berbuat baik itu mendapat balasannya 2 kali lipat, maka jika perbuatan buruk akan mendapat balasan 1 kali, betapa baiknya agama Islam dalam menanggapi ini.

Manusia juga dipandang sebagai Samsara, yaitu perputaran jantera hidup, makannya dunia banyak sekali perbedaan, ada yang berbuat baik, setengah baik, dan berbuat jahat, setengah jahat. Filsafat memberikan pencerahannya Manusia juga dipandang sebagai Samsara, yaitu perputaran jantera hidup, makannya dunia banyak sekali perbedaan, ada yang berbuat baik, setengah baik, dan berbuat jahat, setengah jahat. Filsafat memberikan pencerahannya

4. Ajaran tentang Kelepasan

Ajaran tentang Kelepasan ini merupakan doktrin- doktrin yang bersifat optimis kepada masa depan manusia. Ajaran memberikan keyakinan dan semangat untuk menjalani hidup ini dengan damai dan bahagia, dengan demikian setelah manusia melepaskan diri dari perbuatan yang tidak bermanfaat (kejahatan), maka manusia harus bertobatdan jangan melakukan lagi kesalahan lagi, dan jangan berputus asa untuk masa depan yang lebih baik. Dengan melepaskan semua keburukan yang telah ia perbuat denga emosi, maka raihlah kebaikan dengan emosi juga dengan segala kemauan dan keinginan dalam merealisasikan diri lebih tinggi kedudukannya, sehingga manusia menjadi insan Tuhan yang bermanfaat dan berhasil.

BAB III POTRET TENTANG KEHIDUPAN

Mungkinkah dalam cinta sejati ada yang namanya kehidupan sejati,? Apakah engkau dapat mengartikan kehidupan ini lebih jelas, apakah kehidupan cinta yang murni dapat jadi satu, mungkinkah kehidupan dapat berulang, apakah sanggup untuk mengulanginya kembali. Mengapa kehidupan duniawi takkan bisa terganti, jika kau mengulang lagi mengenai cinta , cinta bukan hanya sekedar asmara 2 sejoli, cinta ibaratkan 2 mata pisau yang saling menguliti sampai masuk ke dalam jiwa , Tuhan kan berada pada sisi yang benar, jika engkau mengetahui itu pergilah dalam kebenaran, jauhilah kesalahan, hidup

penuh dengan kekhusyuk’an mengikhtibarkan setiap teka - teki manusia, Cinta manusia Cinta pada Tuhan dan Alam,

selalu berdawai jiwa -jiwa manusia ketika mengingat Yang Maha Agung, selalu dan selalu. Masih ku ingat indah senyumnya yang selalu menyinari alam dengan kebaikan yang ada , Engkau Ibu Pertiwi betapa luas alam yang panjang sampai diujung pelupuk mata, Kurasa semua insanpun kagum padamu, Terurai rambut panjang diselimuti kerudung simponi yang membuatku menganggumimu, seperti aku mencintai-Mu dengan penglihatanku. Apa yang kini kurasa? Memandangi-Mu aku pun tak bisa , mungkin aku hanya seorang pujangga yang kagum pada ciptaan-Mu, terbawa aku dalam tenggelam cinta pada-Mu, memakan sebuah cinta itu seperti kau menggali harta selalu berdawai jiwa -jiwa manusia ketika mengingat Yang Maha Agung, selalu dan selalu. Masih ku ingat indah senyumnya yang selalu menyinari alam dengan kebaikan yang ada , Engkau Ibu Pertiwi betapa luas alam yang panjang sampai diujung pelupuk mata, Kurasa semua insanpun kagum padamu, Terurai rambut panjang diselimuti kerudung simponi yang membuatku menganggumimu, seperti aku mencintai-Mu dengan penglihatanku. Apa yang kini kurasa? Memandangi-Mu aku pun tak bisa , mungkin aku hanya seorang pujangga yang kagum pada ciptaan-Mu, terbawa aku dalam tenggelam cinta pada-Mu, memakan sebuah cinta itu seperti kau menggali harta

Oh…Cinta . . ku selamanya tetap kamu dalam bayang- bayangku, daftar-daftar cinta yang menunggu mu itu

sangat menarik bagiku, aku hanya lelaki pecinta kebijaksanaan dalam ini, cacian dan hinaan takkan pernah ampuh dalam ini, jika aku memegang pundakmu apakah kamu mau kembali dalam pelukan ku, impian- impian cinta dalam ku terpenuhi dalam hidupmu,

pandangan jauh dalam kehidupan dengan kekhusyu’an alam, Cerita-cerita lama pernah kuurai dalam tulisan ku

dan itu membuatku bangkit lagi, falsafah mengantarkan aku dalam pelukan bijak ibuku, kutundukan jiwaku pada - Mu, dengan serpihan takluk akan penghormatanku pada alam, lelah dan letih jangan jadi penghalang untuk maju dalam keharmonian, merasuk sukma kalbuku, dengan insan cinta-Mu, agar ada kedamaian jiwa dan raga dalam Syair-Syair tentang-Mu, membuka tabir keagungan-Mu Tuhan, sehingga hati-hati mereka mengenal-Mu.

Berbagai cara mereka ingin menampakan kepekaan cintanya dalam melihat alam-alam sekitar dengan teguh dan luruh, teraikan dalam aku yang selalu dalam keutuhan cinta pada-Mu.

Nafsu-Nafsu yang menjadikan ku budaknya kau, dan kumau kamu jauh dariku akan Nafsu-Nafsu burukmu itu.

Mungkinkah aku akan kehabisan kata -kata dalam merangkai sebuah kalimat? Janganlah kau merendah diri seperti itu, Jika kau suka sama dia itu, lebih baiklah kau merangkai kata-kata yang kau bisa untuknya , dia-dia juga sebenarnya menyukai itu tetapi, hanya keberanian sang pujangga suatu saat nanti.

Selamanya akan terkenang dalam benakku dan pikiranku, resah, kusut, letih, dalam karya ku

Keteguhan sang surya dalam menyinari bumi dengan kesetiaan yang tinggi, pada sang bumi serta planet-planet yang lain, mengapa engkau tak setia kepada sang pujangga saat ia mulai menyinarimu dengan sadar dan tanpa pamrih, ketika hari itu terbitlah suasana hati yang membawakan rembulan dengan bintang menjadi pertentangan dan perpisahan, tanpa ada bintang pun rembulan jadi, tanpa ada rembulan pun bintang jadi, jika salah satu berpisah maka mereka punya kelebihan sendiri- sendiri untuk tetap terang di jalannya masing-masing.

Nada dalam seni hidup sudah menjadi biasa , ketika dibumbuhi dengan masalah-masalah tanpa mengenal siapa itu dia, apa jalannya sudah dapat ditempuh ?jika Nada dalam seni hidup sudah menjadi biasa , ketika dibumbuhi dengan masalah-masalah tanpa mengenal siapa itu dia, apa jalannya sudah dapat ditempuh ?jika

Mereka yang selalu membenci dan dengki, bagaikan api membakar kayu bakar sampai habis da n tak terisa , dan mereka akan merugi dalam kenyataan, lebih baik diam seribu bahasa daripada berbicara banyak kosong dan nyaring.

Kekalahan memang bukan akhir dari segalanya , tetapi jadikan kekalahan itu sebagai motivasi, dengan merangkai bingkai-bingkai diangkasa dan kalahkan mereka di akhir segalanya.

Orang iri tanda-tanda sebagai orang yang tidak mampu untuk hidup di masa depan, ia hanya memikir hal-hal yang tidak penting dalam hidupnya .

Liku-liku hidup memang seperti jalan kereta yang panjang, sepanjang jalan dan sepanjang rel, jika sepanjang rel itu ada akhirnya , tetapi kalau sepanjang jalan itu tetap lurus dan berbelok.

Kehidupan yang nyata ialah kehidupan yang diambil dari kehidupan sehari-hari, jika kamu mampu, maka kehidupan menjadi luar biasa.

Hidup itu bagaikan permainan, kamu tidak akan bisa kembali ke setting awal, jika pun bisa pasti akan berbeda dalam awalannya.

Jadilah diri sendiri, dan jangan menjadi sendiri jadi Cintanya bagaikan cinta kasmaran dan daun asmara yang

terus diterpa angin

Aku mau menjadi apa yang ku mau dan menjadi seorang yang hebat, sehingga mereka dapat mengerti diriku dalam pikirannya itu, biarkan sesuatu yang dianggap aneh dan gila menjadi sesuatu yang besar perbedaan-perbedaan yang suci.

Jangan tertawa dalam kesedihan orang, jika kaau ditertawakan maukah dirimu melawan ?biarkan uberman dapat menjadi simbol kebesaran diriku biar merubah perbedaan ini.

Aku hanya sebagai manusia lemah dan hina , dan dapat dihina oleh manusia yang hina juga , sehingga mereka semuanya manusia lemah dan hina .

Mengucapkan kata “ya” itu berati mau , tetapi jika mengatakan “saya bersedia” itu lebih dari sebuah

kemauan. Aku adalah sang empedu hitam yang selalu disalahkan

dan menjadi bulan untuk orang, sehingga ku bisa membuat mereka segan dengan kemampuanku

Dewi yang baik adalah wanita yang mengerti akan orang lain dan pasangannya, agar dapat dicintai dan disayangi oleh semua mata yang memandang.

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat mengerti, sehat, pintar, akhlak karimah, dan berfilsafat, sehingga mereka akan segan padamu.

Cintai negara mu dan benahi negara mu, jangan pergi keluar sebelum negara mu berhasil dan Berjaya .

Jangan berbicara tuhan, jika kamu belum mengenal tuhan.

Rumah-rumah kehidupan adalah rumah yang berisi dengan doa-doa kepada tuhan, agar rumah itu mendapat doa dari tuhan

Suara kehidupan adalah suara yang menyerukan tentang kebenaran yang sejati

Jauhilah sifat-sifat burukmu agar baik datang menghampiri dengan bergembira .

Aku akan membuat istana bintang dan membuat orang lain mengunjungi istana itu dengan bersama -sama, sengaja aku datang ke istanamu agar ku tahu telah berbeda

Jika kamu sudah memasuki sekolah-sekolah itu dengan terpaksa, maka jangan kau hina dan caci ataupun menyesal, tapi jadikan dirimu berguna untuk sekolah- sekolah itu