B. Proses
1. Bagaimana proses pengumpulan data morbiditas?
Data morbiditas dari puskesmas, pustu, bidan desa seharusnya sudah diterima di tangan kakak tanggal 25 pada setiap bulannya
2. Apa kendala dalam proses pengumpulan data morbiditas?
Kendalanya ya sering terjadi keterlambatan dalam pengumpulan data kadang ada juga bidan desa yang tidak menyerahkan sampai batas waktu
yang ditetapkan data tidak terekap pernah juga terjadi, karna laporannya
terlambat, kakak jadi telat meng-entry nya, tapi kalau kakak sudah meng entry tentu tidak masuk lagi
3. Bagaimana proses pengolahan data morbiditas?
Satu secara manual baru kita entry ke programnya, data itu kakak rekap jenis penyakit dan jumlahnya dulu ke sini, kalau sudah selesai baru kakak
entry ke program simpus .
4. Bagaimana proses penyajian dan penyerbarluasan informasi?
Dilaporkan pada pihak dinas kesehatan kabupaten bagian SIMPUS....yang dikirim ya print out nya juga selain yang dikirim pake SIMPUS
5. Bagaimana proses penyimpanan data?
Setelah entry, nanti hasilnya akan tersimpan sesuai dengan jenis laporan yang kita kerjakan, kita print kan, hasil print nya kita simpan untuk
pertinggal juga untuk dikirim ke dinas
6.
Bagaimana keamanan data dalam yang disimpan oleh SIMPUS?
Gimana ya, secara keseluruhan bisa dibilang aman, tapi terkadang data yang sudah kita entry bisa tiba-tiba hilang begitu saja, tanpa kita ketahui
sebelumnya, waktu kita cek lagi eh ternyata data nya sudah hilang,,,memang sih tidak sering terjadi
7.
Apakah proses pencarian data yang sudah disimpan dapat dilakukan dengan mudah?
Kalau jaringan bagus, mudah dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
C. Output
1. Bagaimana keakuratan antara data dan informasi yang dihasilkan?
Akurat, karena data yang diasukkan tetap itu yang jadi informasi, tidak ada yang di ubah-ubah
2. Kapan dan kemana informasi dilaporkan?
Dilaporkan pada pihak dinas kesehatan kabupaten bagian SIMPUS setiap tanggal 5 bulan berikutnya untuk laporan bulan ini ya misalnya.
Telat...pernah juga tapi tidak sering
3. Bagaimana kelengkapan informasi LB1 yang dihasilkan SIMPUS?
Tidak semuanya diagnosa ada, misalnya myalghia, di SIMPUS tidak ada untuk diagnosa itu, jadinya ya tidak terdata la berapa jumlah diagnosa
tersebut
4. Apa manfaat informasi LB1 yang dihasilkan untuk pihak puskesmas?
Tentunya akan bermanfaat dalam penyusunan program.
Universitas Sumatera Utara
PANDUAN WAWANCARA ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PUSKESMAS SIMPUS DI PUSKESMAS PEGANG BARU KECAMATAN PANTI KABUPATEN PASAMAN SUMATERA BARAT
TAHUN 2014 Bagian perencanaan I 2
Data Responden 1.
Nama responden : Mairismawati 2.
Umur : 45 Tahun
3. Jenis kelamin
: Perempuan 4.
Alamat : Tapus
5. Jabatan
: Bagian Perencanaan 6.
Pendidikan : D3
Pertanyaan: 1.
Jenis-jenis perencanaan yang ada di puskesmas?
Pendanaan masing-masing program kan ada itu berdasarkan kalau kami kan ada panduan dari dinas, misalnya dari kesling tu apa-apa saja yang bisa
dibiayai kegiatannya dimana dimasukkan apakah di masukkan ke BOK, atau dimasukkan ke JKN
Sumber pendanaan dari BOK, JKN kapitasi, operasional, tapi ada juga yang pakai DIP kecil dari dinas provinsi , misalya kesling ada DIP kecil nya
tersendiri dan juga kalau dulu eeeeee TB paru ada DIP nya tersendiri Cuma kadang-kadang kan pas pembagian dari BOK, JKN ada program
—
program tertentu ndak bisa diambilkan dana dari situ, makanya ada DIP kecl itu tapi
tujuannya sama juga nya
2. Kapan perencanaan itu dilakukan?
Biasanya awal tahun perencanaan untuk sekarang, sebenarnya akhir tahun, tapi kadang akhir tahun kan sibuk SPJ, Januari, F ebruari soalnya dana
BOK kan bukan awal tahun juga keluarnya mungkin F ebruari atau Maret baru keluar, operasional biasanya sudah ditentukan dari dinas apa aja
kegiatan kedepannya Mislnya ATK, perjalanan dinas itu kita tidak bikin perencanaan sendiri.
Universitas Sumatera Utara
3. Siapa saja pihak yang dilibatkan dalam proses perencanaan puskesmas?
Eeeee seluruh pemegang program terlibat, kan membuat perencanaan masing-masing
4. Apa saja informasi yang dibutuhkan dalam menyusun perencanaan?
Tergantung programnya, karena kadang-kadang tidak bisa juga kiat buat informasi kan, masng-masing program menyusun perencanaan sendiri, KIA
kan banyak anggotanya, masih mending GIZI atau Kesling bikin sendiri, tidak perlu konsultasi, kalau orangtu kan konsultasi lagi dengan bidan desa,
pemegang program, kegiatan KIA banyak pula lagi tu, ada yang ke ibu nya, anaknya pokoknya hampir semua dilibatkan
5. Bagaimana proses pembuatan perencanaan?
Prosesnya yaaaaaaa mungkin kan evaluasi kegiatan yang tahun dulu sampai akhir tahun kan apa-apa kegiatan yang tidak memenuhi target, kira-
kira apa kegiatan tahun depan supaya bisa atau ada pula mungkin mana tahu ada target baru, kita bikin perencanaan pake target itu, atau mungkin
kalau ada inovasi-inovasi
6. Apakah SIMPUS berperan dalam proses perencanaan?misalnya berhubungan
dengan informasi yang dihasilkan
Berperan, soalnya dari simpus kita tahu apa kegiatan yang tidak tercapai, kalau ndak ada laporan mana tahu kita. Informasi ada juga yang kurang
karena ada kegiatan-kegiatan tu tidak ada laporannya secara khusus, makanya kalau kegiatan kakak kan turun ke lapangan untuk jamban, yang
ada Cuma berapa cakupan jamban sedangkan kalau umpanya dalam laporan kita tidak ada peningkatan akses berarti percuma aja kita turun
kelapangan, karena kita turun kan belum tentu berhasil, kita hanya menyampaikan sama masyarakat, tetapi dalam sebagian laporan tidak
tergambar hasil kerja kita. SIMPUS hanya memberikan informasi besarnya saja, kesling punya laporan sendiri, di SIMPUS masuk di LB4, kadang-
kadang itu laporan itu kurang nyambung karena mungkin tahun sekian bukan itu lagi yang dilaporkan jadi kadang-kadang kan tidak sinkron, tidak
nampak hasil kerja kita, tidak ada tergambar di situ kegiatan ini.
Universitas Sumatera Utara
7. Informasi yang dihasilkan oleh SIMPUS apa saja yang digunakan sebagai
dasar pembuatan perencanaan dan untuk perencanaan apa?
Kalau LB 1 eeeeeee lb 1 kan tiap bidan desa, pustu kan ada bikin laporan penyakit, dari poliklinik juga ada laporan penyakit, kita merekap. Kalau
untuk perencaaan ada mungkin penyakit-penyakit tertentu yang mengalami penigkatan, tapi kembali lagi ke pemegang program, misalnya ada
peningkatan kasus diare, pemegang program diare kan ada, mungkin nanti ada hipertensinya tinggi ada pemegang program yang PTM orang tu yang
menaikkan kegiatannya
8. Apakah informasi yang dihasilkan oleh SIMPUS sudah sesuai dan lengkap
dengan yang dibutuhkan?
Tentang kecukupan informasi, sebenarnya ada juga tidak karena tidak semua orang yang sakit itu berobat ke fasilitas kesehatan yang resmi,
misalnya ada yang ke praktek, kita kan tidak dapat laporannya atau mungkinkan eeeee tidak semua pula yang di wilayah kerja kita tu berobat ke
daerah kita, dari Pegang Baru, Lubuk Torob datang ke sini sehingga terjadi peningkatan kasus, sementara dilacak ternyata di daerah kita tidak terlalu
banyak, jadi kan pas yang di LB 1 itu kalau yang di bidan desa ada itu alamat nya masing-masing, tapi kalau umpama di pusksmas kita kan
merangkum, tidak dibagi lagi per daerah tapi nanti dikembalikan lagi ke pemegang program, nanti pemegang program tahu dimana terjadi
peningkatan penyakit yang itu ke PTM larinya
9. Apakah kekurangan dan kelebihan SIMPUS yang digunakan dalam
menghasilkan informasi yang digunakan sebagai bahan untuk perencanaan?
Simpus itu membantu, tapi kalau memudahkan, kalau tidak da SIMPUS gtidak bisa kita jalankan kegiatan kita karena tidak ada evaluasi tidak tahu
kita kegiatan, nambah kerja iya, setiap kegiatan pasti nambah kerja untuk evaluasi tidak ada laporan mana kita tahu kegiatan itu jalan apa tidak,
antara simpus dengan manual sekarang hampir tidak bisa dibedakan, SIMPUS itu juga, manual itu juga Cuma bedanya nanti simpus yang online
nya tapi yang manual pun masih d anggap SIMPUS, karena masih ada
Universitas Sumatera Utara
puskesmas yang masih manual, tidak da sinyal yang jauh. Kekurangannya ya itu la dua kali kerja
Universitas Sumatera Utara
PANDUAN WAWANCARA ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PUSKESMAS SIMPUS DI PUSKESMAS PEGANG BARU KECAMATAN PANTI KABUPATEN PASAMAN SUMATERA BARAT
TAHUN 2014 Kepala Tata Usaha I 3
Data Responden 1.
Nama responden : Minda Mukhtar SKM
2. Umur
: 45 Tahun 3.
Jenis kelamin : Perempuan
4. Alamat
:Air Bungkeh 5.
Jabatan : Ka.TU
6. Pendidikan
: S1 Kesehatan Masyarakat Pertanyaan:
A. Input