Pemanfaatan bahan polimer sebagai campuran dalam memodifikasi aspal merupakan sebuah terobosan baru. Penelitian tentang Pemanfaatan polimer
sebagai bahan campuran aspal terus berkembang. Hasil penelitian menunjukkan modifikasi aspal dengan polimer dapat meningkatkan sifat-sifat dari aspal
tersebut. Hal ini dimungkinkan terjadi karena interaksi antara aspal dengan polimer dalam campuran sangat padu yang sehingga ikatan keduanya dapat
meningkatkan kualitas aspal dan tahan lama. Rianung 2007 menyatakan bahwa setelah pemakaian bahan tambah
aditif akan dapat merubah sifat-sifat aspal antara lain : a. Meningkatkan stabilitas
b. Mengurangi kepekaan terhadap suhu c. Meningkatkan ketahanan terhadap deformasi
Suroso 2011 menyatakan bahwa modifikasi aspal dengan karet adalah merupakan sistim dua campuran yang mengandung karet dan aspal yang
digunakan untuk meningkatkan kinerja aspal antara lain : 1. Mengurangi deformasi pada perkerasan.
2. Meningkatkan ketahanan terhadap retak. 3. Meningkatkan kelekatan aspal terhadap aggregat
Karet alam siklik memiliki daya rekat yang lebih besar dari karet alam asalnya sehingga mampu merekatkan satu benda pada permukaan logam, plastik,
kaca dan berbagai permukaan licin lainnya. Pemanfaatan karet alam siklit sebagai bahan campuran dalam modifikasi aspal diperkirakan akan meningkatkan kualitas
jalan. Karet alam siklik akan merekatkan aspal dengan agregat lainnya dalam pembuatan jalan. Dengan sifat karet yang masih dimilikinya akan meningkatkan
kualitas jalan, berpengaruh terhadap kelenturan jalan, mengurangi energi gesekan thermal cracking dan efek kebisingan Dibyantini, dkk, 2008.
2.8 Agregat
Agregat merupakan campuran dari pasar, kerikil, batu pecah atau material lain yang berasal dari bahan material alami atau buatan. Agregat merupakan
komponen utama dari struktur perkerasan jalan, yaitu 90-95 agregat
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan persentase berat. Dengan demikian kualitas struktur perkerasan jalan sangat ditentukan oleh sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material
lain Sukirman, 2012. Departemen pekerjaan umum dalam spesifikasi umum bidang jalan dan jembatan tahun 2007 membedakan agregat menjadi tiga bagian
yaitu: a. Agregar kasar, adalah agregat dengan ukuran butir lebih besar dari ayakan
no.8 =2,36 mm b. Agregar halus, adalah agregat dengan ukuran butir lebih halus dari ayakan
no.8 =2,36 mm c. Bahan pengisi filler adalah bagian dari agregat halus yang lolos dari ayakan
no.30 =0,60 mm Sifat dan bentuk agregat menentukan kemampuannya dalam memikul
beban lalu lintas. Agregat dengan kualitas dan sifat yang baik dibutuhkan untuk lapisan permukaan yang langsung memikul beban lalu lintas dan menyebarkannya
ke lapisan dibawahnya. Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai bahan konstruksi perkerasan jalan dapat dikelompokkan menjadi tiga Sukirman, 2012.
1. Menambah Kekuatan dan keawetan strength and durability.
2. Kemampuan dilapisi aspal yang baik,
3. Kemampuan dalam pelaksanaan dan menghasilkan lapisan yang nyaman dan
aman. Agregat sebagai bahan pencampuran dalam konstruksi pembuatan jalan
berfungsi untuk: 1.
Mempengaruhi nilai stabilitas dari campuran dengan memperkokoh sifat saling mengunci dari agregat dan untuk mengurangi rongga udara.
2. Bentuk dari agregat dapat berpengaruh terhadap kemampuan kerja
workability dari pada pemadatan juga campuran lapis perkerasan dan jenis perkerasan. Bentuk partikel juga mempengaruhi kekuatan dari suatu lapis
perkerasan selama masa layanan. 3.
Mempengaruhi nilai kelenturan atau fleksibilitas yaitu kemampuan beton aspal untuk menyesuaikan diri akibat penurunan fondasi atau tanah dasar
konsolidasi atau settlement, tanpa terjadi retak
Universitas Sumatera Utara
4. Mempengaruhi nilai kekesatan atau tahanan geser skid resistance yaitu
kemampuan permukaan beton aspal memberikan gaya gesek pada roda kendaraan sehingga kendaraan tidak tergelincir terutama pada kondisi basah.
2.9 Pengujian Karakteristik Aspal