PENELITIAN SEBELUMNYA
2.6 PENELITIAN SEBELUMNYA
Penelitian mengenai pengembangan prosthetic tangan didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya, baik yang dicapai oleh peneliti dalam negeri maupun penelitian yang dicapai dari luar negeri untuk penelitian dengan kajian yang sama. Penelitian yang dilakukan ini lebih mengutamakan pada bagaimana prosthetic tangan kosmetik dapat memenuhi syarat fungsional secara baik dalam melakukan aktivitas enam model gerakan tangan.
Penelitian desain prosthetic jari tangan (sistem cable) dilakukan Dechev, et all, (1999). Hasil desain prosthetic jari tangan dapat dilihat pada gambar 2.9 dibawah ini.
commit to user
II-24
Gambar 2.9 Desain prosthetic jari tangan dengan sistem cable
Sumber: Dechev, et all, (1999)
Prosthetic jari tangan terdiri dari tiga link, yaitu phalanx proximal, medial phalanx, dan distal phalanx. Setiap link juga memiliki joint yang digunakan sebagai komponen penghubung antara komponen phalanx proximalis dan komponen medial phalanx serta komponen medial phalanx dengan komponen distal phalanx . Untuk sistem penggerak pada desain ini menggunakan sistem kabel yang dipasang pada setiap link dengan ketentuan sambungan pada phalanx proximal dihubungkan dengan distal phalanx, kemudian medial phalanx dihubungkan dengan phalanx base. Dimensi untuk prosthetic jari tangan didesain menggunakan bank data antropometri jari tangan manusia. Sistem penggerak menggunakan kabel menghubungkan komponen link yang berperan sebagai ruas- ruas jari pada tangan, dengan menautkan tali kabel pada poros penyangga yang terdapat pada setiap ruas jari yang seluruh rangkaian kabelnya terpusat pada tuas penarik, sehingga pada saat terjadi penarikan kabel pada ujung tuas penarik, maka kabel yang menghubungkan antara komponen tuas penarik dengan jari akan menegang dan jari akan membuka atau menutup.
Tabel 2.6 menerangkan mengenai fitur desain prosthetic jari tangan sistem cable hasil penelitian Dechev, et all, (1999).
commit to user
II-25
Tabel 2.6 Fitur desain prosthetic jari tangan sistem cable hasil penelitian Dechev, et all, (1999)
FITUR DESAIN
KETERANGAN
Terdiri dari 3 Phalanx : Proximal Phalanx, Medial Phalanx, dan Distal Phalanx Terdapat komponen joint sebagai penghubung antar Phalanx Menggunakan pipa silinder aluminium sebagai tempat sistem cable Penambahan komponen base sebagai pengganti fungsi telapak tangan Menggunakan tali atau cable untuk sistem penggeraknya Menerapkan pola 1 jalur lintasan cable untuk gerakan flexi Komponen Phalanx menggunakan material bahan aluminium Komponen joint menggunakan material bahan aluminium Komponen pipa silinder menggunakan material bahan aluminium Komponen base menggunakan material bahan aluminium Sistem penggerak menggunakan material bahan berupa tali nylon
Atribut Desain
Dapat melakukan gerakan flexi
Material Bahan
Desain Link
Sistem Penggerak
Kelebihan dari sistem ini adalah, dapat menghasilkan gerakan link yang maksimal pada saat melakukan gerakan pemegangan, hal ini disebabkan karena kabel yang digunakan bersifat fleksible sehingga tidak ada pembatasan gerak yang kaku terhadap link. Keterbatasan sistem ini terdapat pada komponen jari yang tidak stabil dalam menahan kekuatan untuk melakukan gerakan pemegangan, hal ini dipengaruhi oleh kelenturan kabel yang digunakan, sehingga saat kabel mulai mengendur, maka regangan pada tali akan menurun.
Penelitian desain prosthetic jari tangan (sistem bar) dilakukan Dechev, et all, (1999). Hasil desain prosthetic jari tangan dapat dilihat pada gambar 2.10 dibawah ini.
Gambar 2.10 Desain prosthetic jari tangan dengan sistem bar
Sumber: Dechev, et all, (1999)
Prosthetic jari tangan terdiri dari enam link, yaitu untuk link 1, 2, dan 3 adalah phalanx proximal, medial phalanx, dan distal phalanx, sedangkan untuk link 4, 5, dan 6 adalah link yang menghubungkan link pertama hingga ketiga
commit to user
II-26
sebagai sistem penggerak. Setiap link juga memiliki revolute joint yang digunakan sebagai komponen penghubung antar link. Dimensi untuk prosthetic jari tangan didesain menggunakan bank data antropometri jari tangan manusia. Tabel 2.7 menerangkan mengenai fitur desain prosthetic jari tangan sistem bar hasil penelitian Dechev, et al, 1999.
Tabel 2.7 Fitur desain prosthetic jari tangan sistem cable hasil penelitian Dechev, et al, 1999
FITUR DESAIN
KETERANGAN
Terdiri dari 6 rigid link saling terhubung hingga membentuk suatu rangkaian Terdapat komponen joint sebagai penghubung antar rigid link
Sistem Penggerak
Memanfaatkan rangkaian rigid link untuk mendapatkan gerakan menarik atau mendorong Komponen rigid link menggunakan material bahan aluminium Komponen joint menggunakan material bahan aluminium
Atribut Desain
Dapat melakukan gerakan flexi dan extensi
Material Bahan
Desain Link
Desain ini banyak digunakan karena dirasa lebih menyerupai desain tangan manusia normal, yaitu dengan tiga phalanx utama seperti phalanx proximal , phalanx medial, serta phalanx distal yang mekanismenya sama seperti ruas-ruas jari tangan pada umunya. Selain itu, dengan sifat kekakuan yang dimiliki oleh bar tersebut, gerakan yang terjadi cenderung lebih stabil. Namun desain ini memiliki keterbatasan, dimana pergerakan link yang kaku mengakibatkan tidak sempurnanya gerakan pemegangan. Selain itu, dari sudut pandang kosmetik, desain ini kurang mampu mencerminkan bentuk tangan manusia normal.
Pada tahun 2007, Saliba dan Axiax dari University of Malta, melakukan penelitian tentang desain prosthetic jari tangan dengan menggunakan mekanisme sistem penggerak cross cable. Sistem penggerak cross cable terdiri dari dua jalur cable yang terpasang bersilangan, sistem tersebut berfungsi untuk mendapatkan gerakan flexi dan extensi secara bergantian pada desain prosthetic jari tangan.
commit to user
II-27
Gambar 2.11 Desain prosthetic jari tangan sistem cross cable
Sumber : Saliba dan Axiax, 2007
Gambar 2.11 menunjukan desain prosthetic jari tangan cross cable bekerja dengan kondisi prosthetic jari tangan dalam keadaan terbuka. Jalur lintasan cable dirancang bersilangan sehingga membentuk 2 jalur agar menghasilkan gerakan fleksi dan ekstensi. Sistem penarikan yang diterapkan pada prosthetic jari tangan menggunakan mekanisme sistem kabel yang menghubungkan antar link pada prosthetic jari tangan, sehingga pada saat terjadi penarikan pada ruas pangkal jari dengan besar gaya tertentu, maka kabel pada setiap link akan menegang dan menarik link atau ruas jari yang lain. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saliba dan Axiax, 2007 mengenai desain prosthetic jari tangan cross cable ini dapat mengatasi permasalahn yang ada pada desain prosthetic jari tangan sistem cable hasil penelitian Dechev, et, al pada tahun 1999 yaitu, hanya mampu melakukan gerak untuk gearakan flexi saja, sehingga penggunaan sistem penggerak cross cable dapat dijadikan sebagai usulan pengembangan atribut perancangan prosthetic jari tangan.
Galih Eka Sanjaya di Laboratorium Perencanaan dan Perancangan Produk Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2010 melakukan eksperimen komparasi prosthetic tangan berdasarkan pengaruh desain metacarpal dan phalanx phalangeal terhadap tiga desain prosthetic tangan, diperoleh kesimpulan bahwa Rata-rata gaya tarik dinamis yang dibutuhkan tangan prosthetic sistem external stressing cable adalah 33,959 Newton. Sedangkan rata- rata gaya tarik dinamis pada tangan prosthetic sistem internal stressing cable
commit to user
II-28
tanpa puli adalah 35,498 Newton, dan rata-rata gaya tarik dinamis pada tangan prosthetic sistem internal stressing cable dengan puli adalah 24,226 Newton. Rata-rata gaya tarik statis yang dibutuhkan tangan prosthetic sistem external stressing cable adalah 8,23 Newton. Sedangkan rata-rata gaya tarik statis pada tangan prosthetic sistem internal stressing cable tanpa puli adalah 12,62 Newton, dan rata-rata gaya tarik statis pada tangan prosthetic sistem internal stressing cable dengan puli adalah 11,32 Newton. Rata-rata nilai efisiensi gaya tarik statis dari tangan prosthetic sistem external stressing cable adalah 0,28%. Sedangkan rata-rata nilai efisiensi gaya tarik statis pada tangan prosthetic sistem internal stressing cable tanpa puli adalah 0,18%, dan rata-rata nilai efisiensi gaya tarik statis pada tangan prosthetic sistem internal stressing cable dengan puli adalah 0,20%. Berdasarkan hasil eksperimen, dapat diketahui bahwa perbedaan desain tangan prosthetic (baik desain metacarpal dan phalanx phalangeal) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap besarnya gaya tarik dinamis. Dengan mempertimbangkan besarnya rata-rata nilai gaya tarik dinamis dan gaya tarik statis yang dihasilkan pada masing-masing tangan prosthetic, maka desain tangan prosthetic yang dapat dijadikan rekomendasi dalam pengembangan desain tangan prosthetic selanjutnya adalah desain tangan prosthetic sistem internal stressing cable dengan puli.
commit to user
III-1
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian menggambarkan langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam pemecahan masalah. Adapun langkah-langkah penyelesaian masalah adalah seperti dalam gambar 3.1.
Gambar 3.1 Metodologi penelitian
Identifikasi Awal
Pengumpulan dan Pengolahan Data
commit to user
III-2
Gambar 3.1 Metodologi penelitian (lanjutan)
Analisis dan Kesimpulan
Pengumpulan dan Pengolahan Data
commit to user
III-3
3.1 IDENTIFIKASI MASALAH
Tahap Identifikasi, diawali dengan penentuan latar belakang masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta studi pustaka mengenai prosthetic jari tangan, adapun uraian lebih jelasnya, sebagai berikut:
1. Latar belakang, Prosthetic tangan manusia sebagai alat fungsional diharapkan mampu menjalankan enam model gerakan dasar tangan manusia, yaitu cylindrical, lateral , palmar, hook, tip, dan spherical. Enam model gerakan tersebut sangat dipengaruhi oleh desain prosthetic jari tangan manusia, mekanisme sistem penggerak yang bekerja pada desain prosthetic jari tangan manusia serta gaya tarik yang bekerja pada sistem penggerak (Martel dan Gini, 2007). Aspek fungsional prosthetic tangan manusia yang paling penting adalah kemudahan dalam pengoperasiannya dan memiliki gaya tarik yang rendah ketika digunakan dalam melakukan penggenggaman objek benda (Wilmer Group, 2000). Dechev, et al (1999), melakukan penelitian mengenai desain prosthetic jari tangan manusia dengan menggunakan mekanisme sistem penggerak cable dan cross bar . Pada desain prosthetic jari tangan manusia dengan menggunakan mekanisme sistem penggerak cable, komponen cable dirangkaikan pada desain prosthetic jari tangan tepatnya pada ujung komponen distal phalanx, kemudian komponen cable dihubungkan pada komponen palm. Beberapa kekurangan yang ada pada desain ini adalah belum memiliki sistem tarik untuk gerakan extensi atau gerak jari membuka dan hanya memiliki sistem tarik untuk gerakan flexi atau gerak jari menutup. Pada penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Dechev, et al (1999), desain prosthetic jari tangan menggunakan sistem gerak cross bar terdiri dari beberapa komponen bar atau dapat juga disebut rigid link yang dirangkai dengan menggunakan komponen joint sebagai penghubung antar bar. Beberapa kekurangan yang ada pada desain ini adalah, pergerakan rigid link yang kaku mengakibatkan tidak sempurnanya gerakan menutup dan membuka pada prosthetic jari tangan. Selain itu dari aspek fisik desain prosthetic jari tangan tersebut kurang mencerminkan bentuk tangan manusia, karena desain ini belum mengadopsi
commit to user
III-4
struktur jari tangan manusia yang terdiri dari tiga segmen ruas jari yaitu proximal phalanx , medial phalanx, serta distal phalanx. Kemudian pada tahun 2007, Saliba dan Axiax dari University of Malta, melakukan penelitian tentang desain prosthetic jari tangan dengan menggunakan mekanisme sistem penggerak cross cable. Sistem penggerak cross cable terdiri dari dua jalur cable yang terpasang bersilangan, sistem tersebut berfungsi untuk mendapatkan gerakan flexi dan extensi secara bergantian pada desain prosthetic jari tangan. Jalur lintasan cable dirancang bersilangan sehingga membentuk 2 jalur agar menghasilkan gerakan fleksi dan ekstensi. Sistem penarikan yang diterapkan pada prosthetic jari tangan menggunakan mekanisme sistem kabel yang menghubungkan antar link pada prosthetic jari tangan, sehingga pada saat terjadi penarikan pada ruas pangkal jari dengan besar gaya tertentu, maka kabel pada setiap link akan menegang dan menarik link atau ruas jari yang lain. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saliba dan Axiax, 2007 mengenai desain prosthetic jari tangan cross cable ini dapat mengatasi permasalahn yang ada pada desain prosthetic jari tangan sistem cable hasil penelitian Dechev, et, al pada tahun 1999 yaitu, hanya mampu melakukan gerak untuk gearakan flexi saja, sehingga penggunaan sistem penggerak cross cable dapat dijadikan sebagai usulan pengembangan atribut perancangan prosthetic jari tangan. Berdasarkan alasan tersebut maka dalam penelitian kali ini, perlu dilakukan perancangan prototype prosthetic jari tangan manusia yang mengadopsi struktur jari tangan manusia dengan mengaplikasikan mekanisme cross bar dan cross cable sebagai sistem penggeraknya, kemudian melakukan perbandingan terhadap kedua prototype prosthetic jari tangan manusia tersebut dengan melakukan eksperimen untuk mencari gaya tarik dinamis terkecil yang dibutuhkan oleh kedua prototype prosthetic jari tangan manusia dalam melakukan gerakan flexi. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rekomendasi pengembangan penelitian tentang prosthetic tangan manusia fungsional selanjutnya.
2. Perumusan masalah, Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah “bagaimana merancang prototype prosthetic jari tangan
commit to user
III-5
manusia yang mengadopsi struktur jari tangan manusia dengan mengaplikasikan mekanisme cross bar dan cross cable sebagai sistem penggeraknya, kemudian melakukan perbandingan terhadap kedua prototype prosthetic jari tangan manusia tersebut dengan melakukan eksperimen untuk mencari gaya tarik dinamis terkecil yang dibutuhkan oleh kedua prototype prosthetic jari tangan manusia dalam melakukan gerakan flexi”.
3. Tujuan penelitian, Membuat dua prototype rancangan prosthetic jari tangan manusia yang masing-masing mengaplikasikan mekanisme sistem penggerak cross cable dan sistem cross bar . Selain itu juga untuk mendapatkan besar gaya tarik dinamis yang dibutuhkan oleh kedua prototype rancangan prosthetic jari tangan manusia yang masing-masing mengaplikasikan mekanisme sistem penggerak cross cable dan sistem cross bar, serta membandingkan besarnya gaya tarik dinamis prosthetic jari tangan manusia yang digunakan untuk melakukan gerakan flexi.
4. Manfaat penelitian, Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian yang telah dilakukan sebelumnya serta memberikan arahan rekomendasi pengembangan penelitian tentang prosthetic tangan selanjutnya.
3.2 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pengumpulan data dapat diperoleh dari sumber studi pustaka dan studi lapangan.
1. Studi pustaka, Studi pustaka dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai teori-teori dan konsep-konsep yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang diteliti dan untuk mendapatkan dasar- dasar referensi yang kuat dalam menerapkan suatu metode yang digunakan. Studi literatur dilakukan dengan mengeksplorasi buku-buku, jurnal, penelitian-penelitian dan sumber-sumber lain yang terkait dengan desain eksperimen, dan prosthetic jari tangan.
commit to user
III-6
2. Observasi Lapangan Observasi Lapangan dilakukan di Laboratorium Perencanaan dan Perancangan Produk Teknik Industri UNS. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa studi lapangan, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
3. Identifikasi Kebutuhan Perancangan Pengembangan Prosthetic Jari Tangan Identifikasi permasalahan pada pengembangan desain prosthetic jari tangan dilakukan dengan metode study literatur dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dari hasil identifikasi tersebut, dapat diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi pengembang desain prosthetic jari tangan. Dari penjabaran faktor-faktor tersebut, maka diperoleh data mengenai deskripsi permasalahan yang memunculkan atribut berupa kebutuhan perancangan link, kebutuhan perancangan base yang digunakan dalam pengembangan desain prosthetic jari tangan, serta dimensi yang dipakai dalam pengembangan desain prosthetic jari tangan. Data-data tersebut kemudian digunakan sebagai acuan dalam pembuatan protoype prosthetic jari tangan.
4. Perancangan Mekanisme Sistem Penggerak Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam perancangan mekanisme sistem penggerak diantaranya bentuk dan ukuran sistem penggerak disesuaikan dengan desain prosthetic jari tangan, serta penempatan sistem penggerak terdapat didalam desain. Dari penjabaran faktor-faktor tersebut, maka diperoleh data mengenai deskripsi permasalahan yang memunculkan atribut berupa pemilihan bahan yang digunakan, dimensi, bentuk sistem penggerak, serta penempatan sistem penggerak didalam desain prosthetic jari tangan.
5. Pembuatan Prototype Prosthetic Jari Tangan Pada tahap ini, pengumpulan data hasil identifikasi tersebut diaplikasikan dalam desain prototype prosthetic jari tangan. Proses manufaktur yang terjadi dalam pembuatan prototype prosthetic jari tangan, sebagai berikut:
a. Proses grinding, Proses grinding merupakan proses pemesinan untuk membentuk benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan dengan bantuan dari alat
commit to user
III-7
gerinda yang berputar dan memiliki permukaan yang. Proses grinding dilakukan pada komponen-komponen penyusun prototype prosthetic jari tangan yang terbuat dari bahan PVC serta logam.
b. Proses drilling, Proses drilling atau pengeboran merupakan proses pemesinan untuk membuat lubang pada objek dengan menekan pahat drill yang berputar. Proses drilling dalam pembuatan prototype prosthetic jari tangan sistem kabel dilakukan untuk membuat lubang pada komponen sebagai tempat joint dan porors penyangga. Proses ini dilakukan pada komponen yang terbuat dari bahan PVC. Besarnya diameter yang harus dibentuk, disesuaikan dengan besarnya komponen dan poros yang digunakan.
c. Proses assembling, Proses assembling merupakan proses terakhir dalam tahap pembuatan prototype prosthetic jari tangan. Dalam proses ini, komponen dirakit menjadi satu bagian sehingga prototype prosthetic jari tangan mampu melakukan fungsi pergerakan jari tangan manusia.
6. Pengukuran Kecepatan Respon dan Besar Gaya Tarik Dinamis Prototype Prosthetic Jari Tangan Pada proses ini dilakukan dalam beberapa tahapan, diantaranya :
a. Setting alat bantu pengukuran. Tahap ini diawali dengan persiapan alat bantu pengukuran berupa meja penyangga yang dilengkapi sistem katrol yang didesain khusus untuk eksperimen pengukuran prototype prosthetic jari tangan. Meja penyangga yang dilengkapi dengan sistem katrol yang didesain dengan perlakuan untuk 2 jenis eksperimen, 2 sistem katrol tersebut yaitu :
1) Sistem katrol tanpa sistem puli dengan 3 pembebanan yang masing- masing sebesar 500 gram, 550 gram, dan 600 gram. Alternatif desain sistem katrol tersebut diterapkan terhadap kedua desain prototype prosthetic jari tangan dengan tahap replikasi masing-masing sebanyak 3 kali.
2) Sistem katrol menggunakan sistem puli dengan 2 pembebanan yang masing-masing sebesar 79,74 gram dan 84,56 gram. Alternatif desain
commit to user
III-8
sistem katrol tersebut diterapkan terhadap kedua desain prototype prosthetic jari tangan dengan tahap replikasi masing-masing sebanyak 3 kali.
Penerapan 2 sistem katrol tersebut dilakukan karena pada penelitian ini dilakukan 2 eksperimen yang berbeda, sehingga dibutuhkan alat bantu berupa meja penyangga dengan sistem katrol yang khusus pada masing- masing eksperimen. Tujuan dari dilakukannya 2 eksperimen yaitu untuk mengetahui apakah variansi dari faktor pembebanan dan faktor desain dapat mempengaruhi besar gaya tarik dinamis yang dihasikan secara signifikan.
b. Pengkondisian penyetaraan objek pengukuran berupa prototype prosthetic jari tangan Pengkondisian penyetaraan sebelum dilakukan pengujian. Hal ini dilakukan agar kedua prototype prosthetic jari tangan mendapat perlakuan yang sama saat dilakukan pengukuran. Tahap penyetaraan dilakukan terhadap alat bantu pengukuran berupa media meja penyangga yang dilengkapi dengan sistem katrol untuk pengujian, dimana desain prototype prosthetic jari tangan dipasangkan sedemikian rupa pada sistem katrol yang telah dilengkapi oleh tali penarik dan bandul pendulum yang beratnya sudah ditentukan yang kemudian digunakan sebagai beban untuk menarik prototype prosthetic jari.
c. Pengukuran kecepatan respon prototype prosthetic jari tangan sistem penggerak cross cable dan cross bar Pada tahap ini kedua prototype prosthetic jari tangan secara bergantian dipasangkan pada sistem katrol kemudian dilakukan eksperimen dengan beberapa perlakuan yang telah ditentukan untuk menghasilkan data eksperimen berupa kecepatan respon gerakan yang dialami kedua prototype prosthetic jari tangan.
d. Perhitungan besar gaya tarik dinamis pada prototype prosthetic jari tangan Data hasil pengukuran kecepatan respon kemudian digunakan untuk perhitungan besar gaya tarik dinamis pada prototype prosthetic jari tangan. Besar gaya tarik dinamis dipengaruhi waktu respon pada prosthetic jari
commit to user
III-9
tangan dalam melakukan gerakan. Dalam tahap pengukuran kecepatan respon, didapatkan data mengenai waktu respon, data tersebut digunakan untuk perhitungan gaya tarik dinamis dari prototype prosthetic jari tangan saat melakukan gerakan.
Pada tahap pengukuran, digunakan peralatan yang dapat mendukung pengumpulan data untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan akurat. Alat- alat yang diperlukan dalam penelitian, sebagai berikut:
a. Unit penelitian, adalah dua unit prototype prosthetic jari tangan yang memiliki perbedaan mekanisme sistem gerak (sistem cable dan sistem bar ).
b. Jangka sorong, digunakan untuk mengukur dimensi tiap komponen prototype prosthetic jari tangan.
c. Penggaris, digunakan untuk mengukur dimensi tiap komponen prototype prosthetic jari tangan.
d. Meja penyangga yang dilengkapi sistem katrol, digunakan untuk melakukan pengujian mekanik terhadap prototype prosthetic jari tangan.
e. Kamera digital, digunakan untuk merekam secara visual dan sebagai pemantauan terhadap waktu respon pergerakan prototype prosthetic jari tangan.
7. Uji Komparasi Desain Prosthetic Jari Tangan Uji komparasi dilakukan untuk membandingkan kedua desain prosthetic jari tangan dengan pengujian statistik. Hasil dari perhitungan statistik tersebut digunakan dalam pemilihan desain prosthetic jari tangan. Pada penelitian ini, digunakan Teknik desain eksperimen dengan 2 model berbeda, yaitu: Teknik Randomize Block Design yang kemudian dilanjutkan dengan menggunakan teknik desain Factorial Eksperiment. Teknik desain Factorial Eksperimen digunakan untuk meneliti pengaruh faktor terhadap suatu respon. Faktor yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah faktor pembebanan dan faktor desain, sedangkan respon yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah besar gaya tarik dinamis prototype prosthetic jari tangan. Selain itu teknik desain Factorial Eksperimen digunakan untuk menentukan apakah terdapat interaksi yang berarti antar kedua faktor tersebut. Teknik Randomize Block Design
commit to user
III-10
digunakan karena eksperimen ini terdiri dari dua faktor, yaitu faktor pembebanan dan faktor desain prothestic tangan, dimana faktor pembebanan dijadikan pembatas atau block, selain itu Randomize Block Design digunakan untuk memperkecil galat percobaan, karena satuan-satuan dalam suatu blok mempunyai sifat-sifat yang lebih bersamaan daripada diblok yang berlainan. Eksperimen dilakukan untuk pengujian terhadap gaya tarik dinamis prosthetic jari tangan yang digunakan untuk melakukan gerakan flexi.
8. Analisis Uji Variansi Pada tahap ini dilakukan analisis hasil perhitungan dan pengujian statistik dari data hasil eksperimen. Tahap ini digunakan sebagai bahan masukan dalam pemilihan desain prosthetic jari tangan dengan mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya:
a. Besar gaya tarik dinamis pengoperasian prosthetic jari tangan. Desain tangan prosthetic yang dipilih adalah desain yang memiliki besar gaya tarik dinamis pengoperasian yang optimum.
b. Proses manufaktur pembuatan prototype prosthetic jari tangan
3.3 ANALISIS DAN KESIMPULAN
Pada tahap ini dilakukan analisis dan interpretasi hasil penelitian untuk memberikan gambaran secara menyeluruh dari hasil yang telah diperoleh pada tahap pengumpulan dan pengolahan data sebagai bahan pertimbangan dalam rekomendasi desain prosthetic jari tangan.
3.4 KESIMPULAN DAN SARAN
Tahap ini merupakan bagian akhir dari penelitian yang membahas kesimpulan dari hasil yang diperoleh serta usulan atau rekomendasi untuk implementasi lebih lanjut dan bagi penelitian selanjutnya.
commit to user
IV-1
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan data. Deskripsi permasalahan secara detail dalam perancangan prosthetic jari tangan meliputi perancangan link, perancangan base, dan perancangan mekanisme sistem gerak. Kemudian tahap penentuan fitur dan konsep perancangan meliputi kebutuhan perancangan berdasarkan kriteria dasar perancangan prosthetic jari tangan. Tahap selanjutnya pembuatan prototype serta dilakukan pengujian untuk mendapatkan data untuk dilakukan pengolahan data dengan menghasilkan rekomendasi rancangan terbaik.
4.1 PENGUMPULAN DATA
Data yang dikumpulkan dalam penelitian meliputi deskripsi masalah prosthetic jari tangan, identifikasi masalah prosthetic jari tangan, pengumpulan data kualitatif dan data kuantitatif. Penjelasan mengenai tahapan-tahapan dalam pengumpulan dan pengolahan data secara lengkap, dijelaskan pada subbab berikut.
4.1.1 Deskripsi Masalah Prosthestic Jari Tangan
Prosthetic difungsikan sebagai pengganti bagian tubuh yang hilang akibat amputasi ataupun cacat bawaan sejak lahir. Sesuai dengan fungsinya sebagai pengganti bagian tubuh yang hilang, maka prosthetic tangan dirancang dengan mengadopsi bentuk serta sistem kerja yang ada pada tangan manusia. Struktur tangan manusia pada umumnya terdiri dua bagian utama, yaitu bagian telapak tangan dan jari tangan. Bagian jari tangan manusia tersusun dari 3 ruas tulang dan sendi yang biasa disebut rus jari tangan manusia. Berikut adalah gambar struktur tangan manusia dan gambar struktur prosthetic tangan manusia.
commit to user
Gambar 4.1 (a) Struktur tangan manusia dan (b) struktur prosthetic tangan
Sumber : (a) Saliba dan Axiak, 2007 (b) Stellin, et all, 2007
Sejak awal diciptakan, prosthetic tangan terus mengalami perkembangan, baik dalam hal bentuk maupun fungsinya. Bagi para penyandang cacat tangan, prosthetic tangan memiliki dua fungsi, yaitu sebagai kosmetik dan sebagai alat fungsional. Prosthetic tangan sebagai alat fungsional diharapkan mampu menjalankan enam model gerakan dasar tangan manusia, yaitu cylindrical, lateral, palmar , hook, tip, dan spherical (Martel dan Gini, 2007). Enam model gerakan tersebut sangat dipengaruhi oleh desain prosthetic jari tangan dan mekanisme sistem penggeraknya. Terdapat dua mekanisme sistem penggerak yang digunakan dalam penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, mekanisme sistem penggerak tersebut adalah sistem penggerak cable dan bar. Sistem penggerak cable menggunakan penarik berupa kabel yang dirangkaikan pada desain prosthetic , sedangkan sistem penggerak bar menggunakan beberapa rigid link yang kemudian disusun dalam desain prosthetic jari tangan.
4.1.2 Identifikasi Masalah Prosthestic Jari Tangan
Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah prosthetic jari tangan terhadap beberapa penelitian terdahulu dengan tema prosthetic jari tangan yang telah dilakukan, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dechev, et al (1999), yang melakukan penelitian mengenai desain prosthetic jari tangan dengan menggunakan mekanisme sistem penggerak cable dan bar.
commit to user
IV-3
Gambar 4.2 Desain prosthetic jari tangan sistem cable
Sumber : Dechev, et al, 1999
Desain prosthetic jari tangan dengan menggunakan mekanisme sistem penggerak cable hasil penelitian Dechev, et al (1999) ini mengadopsi struktur jari tangan manusia yang terdiri dari tiga segmen ruas jari yaitu proximal phalanx, medial phalanx , serta distal phalanx. Material bahan yang digunakan untuk ketiga segmen phalanx tersebut adalah logam aluminium. Untuk menghubungkan ketiga segmen phalanx tersebut terdapat komponen joint yang terbuat dari material bahan aluminium berbentuk silinder. Komponen cable dirangkaikan pada desain prosthetic jari tangan tepatnya pada ujung komponen distal phalanx, kemudian komponen cable dihubungkan pada komponen palm melalui rongga pada komponen pipa kecil yang terpasang pada komponen proximal phalanx dan medial phalanx . Pada saat cable ditarik, maka cable menegang sehingga komponen distal phalanx akan tertarik kemudian bergerak mengikuti arah tarikan dari cable hingga membentuk gerakan flexi atau gerak jari menutup.
Beberapa kekurangan yang ada pada desain ini adalah belum memiliki sistem tarik untuk gerakan extensi atau gerak jari membuka dan hanya memiliki sistem tarik untuk gerakan flexi atau gerak jari menutup, serta dengan adanya komponen pipa kecil yang terpasang pada komponen proximal phalanx dan medial phalanx sebagai tempat penyalur cable, maka gerakan jari akan tertahan oleh komponen pipa tersebut, sehingga gerakan flexi yang terbentuk tidak maksimal.
Pada penelitian selanjutnya, Dechev, et al (1999) melakukan penelitian pula mengenai desain prosthetic jari tangan dengan menggunakan mekanisme
commit to user
IV-4
sistem bar. Berbeda dengan desain prosthetic jari tangan sistem cable, desain prosthetic jari tangan sistem gerak bar terdiri dari 6 komponen bar atau dapat juga disebut rigid link yang terbuat dari material bahan logam aluminium dengan bentuk dan ukuran berbeda yang dirangkai dengan menggunakan komponen joint sebagai penghubung hingga menyerupai bentuk jari tangan.
Gambar 4.3 Desain prosthetic jari tangan sistem bar
Sumber : Dechev, et al, 1999
Sistem kerja pada desain prosthetic jari tangan sistem gerak bar terletak pada rangkaian rigid link yang terhubung satu sama lain, sehingga saat terjadi pergerakan pada salah satu segmen, maka rigid link yang ada pada tiap segmen akan saling mendorong ataupun menarik sehingga terbentuk gerakan menyerupai gerakan jari yang membuka atau menutup.
Beberapa kekurangan yang ada pada desain prosthetic jari tangan sistem bar hasil penelitian Dechev, et al, 1999 ini adalah, pergerakan rigid link yang kaku mengakibatkan tidak sempurnanya gerakan menutup dan membuka pada prosthetic jari tangan. Selain itu dari aspek fisik desain prosthetic jari tangan tersebut kurang mencerminkan bentuk tangan manusia, karena desain ini belum mengadopsi struktur jari tangan manusia yang terdiri dari tiga segmen ruas jari yaitu proximal phalanx, medial phalanx, serta distal phalanx.
Permasalahan yang terdapat pada kedua desain prosthetic jari tangan hasil penelitian Dechev, et al, 1999, disajikan kedalam tabel 4.3.
commit to user
IV-5
Tabel 4.3 Permasalahan yang timbul pada desain prosthetic jari tangan mekanisme sistem penggerak cable dan bar penelitian Dechev, et al, 1999
Prosthetic Jari
Tangan
Permasalahan Yang Timbul
Hanya dapat melakukan gerak untuk gerakan flexi saja Gerak flexi yang kurang maksimal Pergerakan rigid link yang kaku mengakibatkan tidak sempurnanya gerakan menutup dan membuka pada prosthetic jari tangan Kurang mampu mencerminkan bentuk tangan manusia normal
Sistem Penggerak
Cross Cable
Sistem Penggerak
Cross Bar
Pada tahun 2007, Saliba dan Axiax dari University of Malta, melakukan penelitian tentang desain prosthetic jari tangan dengan menggunakan mekanisme sistem penggerak cross cable. Sistem penggerak cross cable terdiri dari dua jalur cable yang terpasang bersilangan, sistem tersebut berfungsi untuk mendapatkan gerakan flexi dan extensi secara bergantian pada desain prosthetic jari tangan. Gambar 4.4 menunjukan desain prosthetic jari tangan hasil penelitian Saliba dan Axiax, 2007.
Gambar 4.4 Desain prosthetic jari tangan sistem cross cable
Sumber : Saliba dan Axiax, 2007
Gambar 4.4 menunjukan desain prosthetic jari tangan cross cable bekerja dengan kondisi prosthetic jari tangan dalam keadaan terbuka. Jalur lintasan cable
commit to user
IV-6
dirancang bersilangan sehingga membentuk 2 jalur agar menghasilkan gerakan fleksi dan ekstensi. Sistem penarikan yang diterapkan pada prosthetic jari tangan menggunakan mekanisme sistem kabel yang menghubungkan antar link pada prosthetic jari tangan, sehingga pada saat terjadi penarikan pada ruas pangkal jari dengan besar gaya tertentu, maka kabel pada setiap link akan menegang dan menarik link atau ruas jari yang lain. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saliba dan Axiax, 2007 mengenai desain prosthetic jari tangan cross cable ini dapat mengatasi permasalahn yang ada pada desain prosthetic jari tangan sistem cable hasil penelitian Dechev, et, al pada tahun 1999 yaitu, hanya mampu melakukan gerak untuk gearakan flexi saja, sehingga penggunaan sistem penggerak cross cable dapat dijadikan sebagai usulan pengembangan atribut perancangan prosthetic jari tangan.
Mengacu pada hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Dechev, et, al pada tahun 1999, mengenai atribut dasar dalam perancangan prosthetic jari tangan, adalah sebagai berikut:
1. Prosthetic jari tangan diharapkan memiliki beban yang ringan, namun cukup kuat.
2. Ukuran prosthetic jari tangan harus serupa dengan ukuran jari tangan manusia normal, baik dalam ukuran panjang dan ukuran lebarnya.
( Dechev, et al, 1999)
Berdasarkan data-data mengenai permasalahan yang timbul pada prosthetic jari tangan dari penelitian terdahulu serta dengan penambahan informasi mengenai atribut dasar dalam perancangan prosthetic jari tangan dari penelitian yang dilakukan oleh Dechev, et, al pada tahun 1999, maka tahap selanjutnya adalah menterjemahkan data-data tersebut menjadi kriteria perbaikan dan pengembangan perancangan prosthetic jari tangan yang menghasilkan usulan pengembangan atribut perancangan seperti yang ditampilkan dalam tabel 4.2.
commit to user
IV-7
Tabel 4.2 Usulan pengembangan atribut perancangan prosthetic jari
tangan prosthetic jari tangan
Prosthetic Jari Tangan
Atribut Perancangan
Awal
Kriteria Pertimbangan Untuk Perbaikan dan Pengembangan
Perancangan Prosthetic Jari
Tangan
Usulan Pengembangan Atribut Perancangan
Hanya dapat melakukan gerak untuk gerakan flexi saja
Prosthetic jari tangan mampu melakukan gerakan ekstensi
Gerak flexi yang kurang maksimal
Prosthetic jari tangan mampu melakukan gerakan flexi yang maksimal
Prosthetic jari tangan memiliki beban yang ringan, namun cukup kuat
Prosthetic jari tangan diharapkan memiliki beban yang ringan, namun cukup kuat
Ukuran prosthetic jari tangan harus serupa dengan ukuran jari tangan manusia normal, baik dalam ukuran panjang dan ukuran lebarnya
Prosthetic jari tangan diharapkan memiliki dimensi yang serupa dengan jari tangan manusia
Pergerakan rigid link yang kaku mengakibatkan tidak sempurnanya gerakan menutup dan membuka pada prosthetic jari tangan
Prosthetic jari tangan mampu melakukan gerakan fleksi dan ekstensi yang sempurna
Kurang mampu mencerminkan bentuk tangan manusia normal
Ukuran prosthetic jari tangan harus serupa dengan ukuran jari tangan manusia normal, baik dalam ukuran panjang dan ukuran lebarnya
Prosthetic jari tangan memiliki beban yang ringan, namun cukup kuat
Prosthetic jari tangan diharapkan memiliki beban yang ringan, namun cukup kuat
Prosthetic jari tangan diharapkan memiliki dimensi yang serupa dengan jari tangan manusia
Sistem Penggerak Cross Cable
Dapat melakukan gerakan flexi
Sistem Penggerak Cross Bar
Dapat melakukan gerakan flexi dan extensi
Terdapat 7 usulan pengembangan atribut perancangan yang didapat dari hasil perwujudan kriteria perbaikan dan pengembangan perancangan prosthetic jari tangan. Dari usulan pengembangan atribut perancangan tersebut, kemudian diterjemahkan kedalam usulan perbaikan dan pengembangan prosthetic jari tangan untuk menyederhanakan dalam proses penentuan kebutuhan fungsional perancangan prosthetic jari tangan. Usulan perbaikan dan pengembangan prosthetic jari tangan dapat dilihat pada tabel 4.3.
commit to user
IV-8
Tabel 4.3 Usulan perbaikan dan pengembangan prosthetic jari
tangan
Prosthetic Jari Tangan
Usulan Pengembangan Atribut
Perancangan
Usulan Perbaikan dan Pengembangan
Prosthetic jari tangan mampu melakukan gerakan ekstensi Prosthetic jari tangan mampu melakukan gerakan flexi yang maksimal
Prosthetic jari tangan diharapkan memiliki beban yang ringan, namun cukup kuat
Prosthetic jari tangan diharapkan memiliki dimensi yang serupa dengan jari tangan manusia Prosthetic jari tangan mampu melakukan gerakan fleksi dan ekstensi yang sempurna
Desain sistem penggerak cross bar prosthetic jari tangan
Prosthetic jari tangan diharapkan memiliki dimensi yang serupa dengan jari tangan manusia
Prosthetic jari tangan diharapkan memiliki beban yang ringan, namun cukup kuat
Sistem Penggerak Cross Cable
Sistem Penggerak Cross Bar
Desain link dan base prosthetic jari tangan
Penggunaan desain penggerak sistem cross cable prosthetic
jari tangan
Desain link dan base prosthetic jari tangan
Pada tabel 4.3, dijelaskan bahwa terdapat 4 perwujudan usulan perbaikan dan pengembangan prosthetic jari tangan. Terdapat 2 usulan perbaikan dan pengembangan prosthetic jari tangan yang sama untuk kedua desain prosthetic jari tangan, yaitu sistem penggerak cable dan bar, perlu dilakukan perbaikan pada desain link dan base, hal tersebut dilakukan karena kedua desain tersebut belum mampu mencerminkan bentuk tangan manusia, serta belum memiliki kriteria prosthetic jari tangan diharapkan yaitu memiliki beban yang ringan, serta kuat. Selain itu, pada kedua desain prosthetic jari tangan sistem penggerak cable dan bar , perlu dilakukan perbaikan terhadap sistem penggeraknya.
4.2 PENGOLAHAN DATA
Pengembangan desain prosthetic jari tangan merupakan tahap pengolahan data yang telah dikumpulkan berdasarkan pengamatan untuk mengembangkan prosthetic jari tangan. Proses pengembangan desain prosthetic jari tangan, melalui tiga tahap yaitu, Functional Domain, tahap Physical Domain, dan tahap Process Domain .
commit to user
IV-9
4.2.1 Tahap Functional Domain
Tahap Functional Domain menterjemahkan usulan atribut perancangan ke dalam kebutuhan fungsional atau Functional Requirements (FR), kebutuhan fungsional dalam pengembangan prosthetic jari tangan ditunjukkan pada tabel 4.3
Tabel 4.4 Kebutuhan fungsional dalam pengembangan desain prosthetic jari
tangan manusia
Prosthetic Jari Tangan
Usulan Pengembangan Atribut
Perancangan
Usulan Perbaikan dan
Pengembangan
Kebutuhan Fungsional
Prosthetic jari tangan mampu melakukan gerakan ekstensi
Prosthetic jari tangan mampu melakukan gerakan flexi yang maksimal Prosthetic jari tangan diharapkan memiliki beban yang ringan, namun cukup kuat
Material bahan penyusun prosthetic jari tangan
Prosthetic jari tangan diharapkan memiliki dimensi yang serupa dengan jari tangan manusia
Ukuran panjang, lebar dan tebal prosthetic jari tangan disesuaikan dengan ukuran tangan manusia normal
Prosthetic jari tangan mampu melakukan gerakan fleksi dan ekstensi yang sempurna
Desain sistem penggerak cross bar prosthetic jari tangan
Desain rigid link (sistem penggerak bar )
Prosthetic jari tangan diharapkan memiliki dimensi yang serupa
dengan jari tangan manusia
Ukuran panjang, lebar dan tebal prosthetic jari tangan disesuaikan dengan ukuran tangan manusia normal
Prosthetic jari tangan diharapkan memiliki beban yang ringan, namun cukup kuat
Material bahan penyusun prosthetic jari tangan
Desain alur cable dalam sistem penarik (sistem penggerak cable )
Sistem Penggerak Cross Cable
Sistem Penggerak Cross Bar
Desain link dan base
prosthetic jari tangan
Penggunaan desain penggerak sistem cross
cable prosthetic jari
tangan
Desain link dan base
prosthetic jari tangan
Kebutuhan fungsional merupakan hasil analisis dari usulan atribut perancangan yang telah diterjemahkan kedalam usulan perbaikan dan pengembangan prosthetic jari tangan terhadap kedua desain prosthetic jari tangan. Dari hasil analisis tersebut, muncul enam kebutuhan fungsional dalam pengembangan, namun dari keenam kebutuhan fungsional tersebut, terdapat 2 kebutuhan fungsional yang sama dari masing-masing desain prosthetic jari tangan dan dapat digabungkan, sehingga secara keseluruhan terdapat empat kebutuhan fungsional dalam pengembangan desain prosthetic jari tangan.
commit to user
IV-10
Pada atribut dimensi prosthetic jari tangan sesuai dengan dimensi tangan manusia normal, diterjemahkan menjadi dua kebutuhan fungsional, yaitu jumlah phalanx prosthetic jari tangan dan ukuran panjang, lebar dan tebal prosthetic jari tangan yang disesuaikan dengan ukuran tangan manusia normal. Kemudian atribut prosthetic jari tangan diharapkan memiliki beban yang ringan, serta kuat diterjemahkan menjadi satu kebutuhan fungsional agar atribut tersebut mampu diaplikasikan dalam pengembangan, yaitu material bahan penyusun prosthetic jari tangan. Kedua atribut ini digunakan terhadap dua desain prosthetic jari tangan.
Pada atribut prosthetic jari tangan mampu melakukan gerakan ekstensi, diterjemahkan kedalam satu kebutuhan fungsional yaitu penggunaan sistem cross cable dalam sistem penarik. Kebutuhan fungsional ini hanya diterapkan pada desain desain prosthetic jari tangan sistem cable saja.
Pada atribut prosthetic jari tangan mampu melakukan gerakan fleksi dan ekstensi yang sempurna, diterjemahkan kedalam satu kebutuhan fungsional yaitu perbaikan desain rigid link dalam pengembangan prosthetic jari tangan sistem bar . Kebutuhan fungsional ini hanya diterapkan pada desain prosthetic jari tangan sistem bar saja.
4.2.2 Tahap Kebutuhan Fungsional
Perwujudan mengenai kriteria kebutuhan fungsional dalam pengembangan prosthetic jari tangan, adalah sebagai berikut :
A. Prosthetic jari tangan memiliki beban yang ringan, serta kuat
Berat prosthetic dipengaruhi oleh bahan yang digunakan dan jumlah komponen yang menyusunnya. Dalam pengembangan prosthetic jari tangan, terdapat 4 komponen utama penyusun prosthetic jari tangan yang terdiri dari komponen link, komponen joint, komponen poros penyangga, dan komponen base . Komponen-komponen tersebut terbuat dari material bahan yang berbeda. Kriteria utama bahan yang diperlukan untuk pembuatan prosthetic jari tangan adalah ringan dan kuat. Penjelasan mengenai penggunaan bahan yang muncul pada masing-masing komponen adalah sebagai berikut :
1. Komponen link dan base, Sejak penelitian mengenai proshetic tangan mulai berkembang, beberapa bahan atau material telah digunakan sebagai bahan penyusun utamanya,
commit to user
IV-11
beberapa bahan yang sering dijadikan eksperimen dalam pembuatan proshetic tangan diantaranya adalah aluminium dan nylon. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Dechev, et al (1999), yang melakukan penelitian mengenai desain prosthetic jari tangan dengan menggunakan mekanisme sistem penggerak cable dan sistem bar, kedua desain prosthetic jari tangan tersebut menggunakan aluminium sebagai material penyusun proshetic jari tangan. Aluminium merupakan material jenis logam yang kuat sedangkan nylon merupakan merupakan resin dengan ikatan amida -NH-Co-, dan dari strukturnya dapat dibagi menjadi [NH-R- NHCO-R’-CO] n dan [NH-R—CO] n. Sifat dasar dari plastik industri ini adalah kuat, dan mudah dibentuk. Namun dalam salah satu poin pada kriteria perbaikan dan pengembangan perancangan prosthetic jari tangan, menyatakan bahwa prosthetic jari tangan diharapkan memiliki beban yang ringan namun cukup kuat, maka material aluminium dan nylon dirasa belum sesuai dengan kriteria dasar dalam dan pengembangan perancangan prosthetic jari tangan yaitu dalam hal beban yang ringan. Oleh karena itu pada penelitian ini alternatif bahan yang digunakan adalah plastik industri jenis polivinil klorida atau sering disebut dengan PVC. PVC adalah polimer termoplastik urutan ketiga dalam hal jumlah pemakaian di dunia, setelah polietilena dan polipropilena.
Tabel 4.5 Kekuatan material
Sumber:Callister dan Rethwisch :Material science and engineering and introduction, 2009
commit to user
IV-12
Dari tabel 4.5, dapat dilihat bahwa ketiga material memiliki kemampuan menghasilkan kekuatan yang berbeda dimana, aluminium memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding bahan nylon dan PVC. Namun dari segi harga, PVC lebih murah dibanding aluminium dan nylon. Di seluruh dunia, lebih dari 50% PVC yang diproduksi dipakai dalam konstruksi. PVC diproduksi dengan cara polimerisasi monomer vinil klorida (CH2=CHCl). Karena 57% massanya adalah klor.
Gambar 4.5 Material bahan PVC yang digunakan untuk pembuatan komponen prototipe
prosthetic jari tangan
Selain lebih murah dibandingkan dengan bahan aluminium dan nylon, PVC juga merupakan material bahan yang tahan lama, kuat, ringan, mudah dibentuk dan mudah dirangkai. PVC bisa dibuat lebih elastis dan fleksibel dengan menambahkan plasticizer, umumnya ftalat. Selain itu, PVC mudah untuk diperoleh di pasaran dengan harga yang murah. Bahan PVC digunakan pada komponen utama prosthetic jari tangan, yaitu pada link 1 sebagai aplikasi dari proximal phalanx prosthetic jari tangan, link 2 sebagai aplikasi dari medial phalanx prosthetic jari tangan, link 3 sebagai aplikasi distal phalanx prosthetic jari tangan, serta link base sebagai aplikasi pengganti komponen telapak tangan. Keempat komponen tersebut merupakan bagian penting dalam menentukan berat prosthetic jari tangan.
2. Komponen joint, Komponen ini digunakan untuk menghubungkan komponen link, dimana alternatif bahan yang muncul adalah aluminium. Aluminium dipilih karena
commit to user
IV-13
memiliki permukaan yang halus serta rata, sehingga dapat mengurangi gesekan pada saat link pada prosthetic jari tangan bergerak.
Gambar 4.6 Komponen joint prosthetic jari tangan
Dimensi joint pada prosthetic jari tangan dalam satuan milimeter, dapat dilihat pada gambar 4.7 di bawah ini.
Tampak depan
Perspektif
Gambar 4.7 Dimensi komponen joint prosthetic jari tangan
3. Komponen poros penyangga Komponen poros penyangga berfungsi sebagai tempat tautan dari sistem penarik. Komponen ini menggunakan bahan aluminium pejal. Bahan ini dipilih karena ringan dan mudah untuk dibentuk melalui proses pemesinan. Panjang dan diameter dalam satuan milimeter dari komponen poros penyangga dapat dilihat pada gambar 4.8.
commit to user
IV-14
Gambar 4.8 Komponen poros penyangga Panjang dan diameter komponen poros penyangga disesuaikan dengan
dimensi dari komponen proximal phalanx, komponen medial phalanx dan, distal phalanx .
B. Ukuran Prosthetic Jari Tangan Harus Serupa Dengan Ukuran Jari Tangan Manusia Normal.
1. Ukuran panjang, lebar dan tebal prosthetic jari tangan disesuaikan dengan ukuran tangan manusia normal dengan beberapa ketentuan untuk kemudahan pembuatan. Jari dirancang memiliki dimensi yang sama. Tabel
4.6 menunjukan dimensi dari link prosthetic jari tangan.
Tabel 4.6 Dimensi prosthetic jari tangan
Sumber: Saliba dan Axiak , 2007
2. Jumlah phalanx prosthetic jari tangan, Desain ini mengadopsi struktur jari tangan manusia yang terdiri dari tiga segmen ruas jari yaitu proximal phalanx, medial phalanx, distal phalanx, serta phalanx base sebagai aplikasi dari telapak tangan. Perwujudan dari fitur yang ada dalam memenuhi kebutuhan perancangan link dan base, disajikan dalam bentuk rancangan prototype prosthetic jari
commit to user
IV-15
tangan. Prototype prosthetic jari tangan dirancang memiliki rongga pada bagian tengah, rongga tersebut berfungsi sebagai tempat sistem penggerak yang akan digunakan, baik menggunakan sistem penggerak cross cabel maupun cross bar. Gambaran lengkap mengenai rancangan prototype link dan base beserta dimensinya adalah sebagai berikut :
a) Prototype Link 1, Prototype Link
1 menggambarkan bagian jari tangan manusia yang biasa disebut Proximal phalanx. Komponen ini merupakan salah satu komponen utama pada bagian prosthetic jari tangan. Prototype link 1 ini terbuat dari bahan PVC. Pada bagian tengah rangka prototype link 1 terdapat joint penghubung antar link yang terbuat dari aluminium serta merupakan tempat sistem penarikan terhadap prosthetic jari berada.
Gambar 4.9 Komponen link 1 prosthetic
jari tangan
Gambar 4.9 menunjukkan bentuk dari prototype link 1 prosthetic jari tangan. Penentuan dimensi dari komponen prototype link 1 berdasarkan dimensi jari tangan manusia dengan satuan dimensi dalam milimeter.
Tampak Depan
Tampak Atas Gambar 4.10 Dimensi link 1 prosthetic jari tangan
commit to user
IV-16
b) Prototype Link 2, Prototype link 2 menggambarkan bagian jari tangan manusia yang biasa disebut medial phalanx. Komponen ini merupakan salah satu komponen utama pada bagian prosthetic jari tangan. Prototype link 2 ini terbuat dari bahan PVC.
Gambar 4.11 Komponen Prototype Link 2 prosthetic jari
tangan
Pada bagian tengah prototype link 2 terdapat joint penghubung antar link yang terbuat dari aluminium serta merupakan tempat sistem penarikan prosthetic jari tangan. Pada gambar 4.11 menunjukkan bentuk dari prototype link 2 prosthetic jari tangan. Penentuan dimensi dari komponen prototype link 2 berdasarkan dimensi dari tangan manusia dengan satuan dimensi dalam milimeter.
Tampak Depan
Tampak Atas Gambar 4.12 Dimensi link 2 prosthetic jari tangan
c) Prototype Link 3, Prototype link 3 menggambarkan bagian jari tangan manusia yang biasa disebut Distal phalanx. Komponen ini merupakan salah satu komponen utama pada bagian prosthetic jari tangan. Prototype Link 3 ini terbuat dari bahan PVC.
commit to user
IV-17
Gambar 4.13 Komponen Prototype Link 3 prosthetic jari
tangan
Pada bagian tengah Prototype link 3 terdapat joint penghubung antar link yang terbuat dari aluminium serta merupakan tempat sistem penarikan terhadap jari berada. Pada gambar 4.13 menunjukkan bentuk dari prototype link 3 prosthetic jari tangan kosmetik. Penentuan dimensi dari komponen prototype link berdasarkan dimensi dari tangan manusia dengan satuan dimensi dalam milimeter.
Tampak Depan
Tampak Atas Gambar 4.14 Dimensi link 3 prosthetic jari tangan
d) Desain Prototype Prosthetic Base, Prototype base menggambarkan bagian pangkal jari manusia yang mengaplikasikan telapak tangan manusia. Komponen ini merupakan salah satu komponen utama pada bagian prosthetic jari tangan. Prototype base ini terbuat dari bahan PVC.
Gambar 4.15 Komponen prototype base prosthetic jari tangan sistem
cross cable
commit to user
IV-18
Pada bagian tengah rangka base terdapat poros penyangga rangka, joint penghubung antar link yang terbuat dari aluminium serta merupakan tempat sistem penarikan terhadap jari berada. Gambar 4.15 menunjukkan bentuk dari base prosthetic jari tangan sistem bar. Penentuan dimensi dari komponen base berdasarkan dimensi dari tangan manusia dengan satuan dimensi dalam milimeter.
Tampak Depan
Tampak Atas
Gambar 4.16 Dimensi base prosthetic jari tangan sistem cross cable
C. Prosthetic jari tangan mampu melakukan gerakan ekstensi
1. Desain prosthetic jari tangan dengan sistem cross cable
Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Saliba dan Axiax, 2007, mengenai desain prosthetic jari tangan sistem cross cable, Jalur lintasan cable dirancang bersilangan sehingga membentuk 2 jalur agar menghasilkan gerakan fleksi dan ekstensi. Sistem penarikan yang diterapkan pada prosthetic jari tangan menggunakan mekanisme sistem kabel yang menghubungkan antar link pada prosthetic jari tangan, sehingga pada saat terjadi penarikan pada ruas pangkal jari dengan besar gaya tertentu, maka kabel pada setiap link akan menegang dan menarik link atau ruas jari yang lain.
Sistem penggerak cross cable menghubungkan komponen link yang berperan sebagai ruas-ruas jari pada tangan, dengan menautkan tali kabel pada poros penyangga yang terdapat pada setiap ruas jari yang seluruh rangkaian kabelnya terpusat pada tuas penarik, sehingga pada saat terjadi penarikan kabel pada ujung tuas penarik, maka kabel yang menghubungkan antara komponen tuas penarik dengan jari akan menegang dan jari akan membuka atau menutup.
2. Desain prosthetic jari tangan dengan sistem cross bar Sistem penggerak menggunakan bar atau dapat juga disebut (rigid link), menghubungkan komponen link yang berperan sebagai ruas-ruas jari pada
commit to user
IV-19
tangan, dengan menautkan bar pada poros penyangga yang terdapat pada setiap ruas jari yang seluruh rangkaian bar terpusat pada tuas penarik yang ujungnya dirangkaikan dengan tali penarik, sehingga pada saat terjadi penarikan tali pada ujung tuas penarik, bar yang menghubungkan antara komponen tuas penarik dengan jari akan mendorong ataupun menarik bar yang terdapat pada ruas jari yang lain sehingga jari akan membuka atau menutup.
Komponen bar merupakan salah satu komponen penting dalam sistem ini, komponen ini berfungsi sebagai sistem penggerak. Dimensi dari komponen bar pada gambar 4.17 dinyatakan dalam satuan milimeter,
Gambar 4.17 Komponen bar
Komponen bar terbuat dari bahan PVC karena ringan dan mudah untuk dibentuk. Komponen bar tersusun dari beberapa rigid link yang ditautkan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai sistem penggerak.
4.2.3 Process Domain
Kriteria Process Domain diwujudkan dalam bentuk prototype. Perwujudan Process Domain adalah prosthetic jari tangan yang terdiri dari:
A. Prototype Prosthetic Jari Tangan Dengan Sistem Cross Cable
Pembuatan prototype prosthetic jari tangan sistem cross cable ini, dilakukan dengan beberapa proses manufaktur, diantaranya :
commit to user
IV-20
1. Proses grinding, Proses grinding merupakan proses pemesinan untuk membentuk benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan dengan bantuan dari alat gerinda yang berputar. Proses grinding dilakukan pada komponen- komponen penyusun prosthetic jari tangan yang terbuat dari bahan PVC dengan mengikuti alur gambar atau desain mall sehingga terbentuk sesuai bentuk dari mall itu sendiri. Beberapa komponen yang dibentuk melalui proses grinding antaralain proximal phalanx, phalanx media, distal phalanx , serta komponen link base. Kesulitan yang terjadi pada proses ini adalah mendapatkan tingkat presisi yang baik. Tingkat presisi yang baik akan sangat diperlukan pada saat proses perakitan, dimana jika terdapat komponen yang kurang presisi maka dapat menghambat proses perakitan. Untuk mendapatkan tingkat presisi yang baik membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya karena dimensi dari komponen yang yang diproses, berukuran serta membentuk pola yang rumit.
Tabel 4.7 Hasil proses grinding komponen penyusun prosthetic jari
tangan
Desain Mal
Hasil Proses grinding Desain Proximal phalanx
Hasil proses grinding proximal phalanx
Desain Medial phalanx
Hasil Proses Grinding Medial phalanx
Desain Distal phalanx
Hasil Proses Grinding Distal phalanx
2. Proses drilling, Proses drilling atau pengeboran merupakan proses permesinan untuk membuat lubang pada objek dengan menekan pahat drill yang berputar. Proses drilling dalam pembuatan prosthetic jari tangan sistem kabel dilakukan untuk membuat lubang pada komponen sebagai tempat joint dan
commit to user
IV-21
porors penyangga. Proses ini dilakukan pada komponen yang terbuat dari bahan PVC. Besarnya diameter yang harus dibentuk, disesuaikan dengan besarnya komponen joint dan poros penyangga yang digunakan.
3. Proses assembling, Proses assembling merupakan proses terakhir dalam tahap pembuatan prosthetic jari tangan. Dalam proses ini, komponen dirakit menjadi satu bagian sehingga prosthetic jari tangan mampu melakukan fungsi pergerakan jari tangan manusia.
Gambar 4.18 Proses assembling pada bagian prosthetic jari tangan
prosthetic jari tangan sistem cross cable Hasil pengembangan desain prosthetic jari tangan sistem cable dapat
dilihat pada gambar 4.19 dibawah ini.
(a) (b)
Gambar 4.19 (a). Desain prosthetic jari tangan (sistem cross cable),
(b). prototype prosthetic jari tangan sistem ccross able
commit to user
IV-22
Tabel 4.8 menerangkan mengenai fitur pengembangan desain prosthetic jari tangan sistem cross cable.
Tabel 4.8 Fitur desain prosthetic jari tangan sistem cross cable
FITUR DESAIN
KETERANGAN
Terdiri dari 3 Phalanx : Proximal Phalanx, Medial Phalanx, dan Distal Phalanx Terdapat komponen joint sebagai penghubung antar Phalanx Menggunakan silinder aluminium sebagai poros penyangga Penambahan komponen base sebagai pengganti fungsi telapak tangan Menggunakan tali atau cable untuk sistem penggeraknya Menerapkan pola 2 jalur lintasan cable untuk gerakan flexi dan ekstensi Komponen Phalanx menggunakan material bahan PVC Komponen joint menggunakan material bahan aluminium Komponen poros penyangga menggunakan material bahan aluminium Komponen base menggunakan material bahan PVC Sistem penggerak menggunakan material bahan berupa tali nylon Prosthetic jari tangan mampu melakukan gerakan flexi dan ekstensi Prosthetic jari tangan mampu melakukan gerakan flexi yang maksimal Prosthetic jari tangan diharapkan memiliki beban yang ringan, namun cukup kuat Prosthetic jari tangan diharapkan memiliki dimensi yang serupa dengan jari tangan manusia
Material Bahan
Desain Link
Sistem Penggerak
Atribut Desain
Desain prosthetic jari tangan ini bekerja dengan sistem voluntary closing device , dimana kondisi normal prosthetic jari tangan dalam keadaan terbuka. Sistem penarikan yang diterapkan pada prosthetic jari tangan menggunakan sistem kabel yang menghubungkan antar link pada prosthetic jari tangan, sehingga pada saat terjadi penarikan pada ruas pangkal jari dengan besar gaya tertentu, maka kabel pada setiap link akan menegang dan menarik link atau ruas jari yang lain.
B. Desain Prototype Prosthetic Jari Tangan Dengan Sistem Bar Dalam pembuatan prototype prosthetic jari tangan sistem cable ini,
dilakukan dengan beberapa proses manufaktur, diantaranya :
1. Proses grinding, Proses grinding merupakan proses pemesinan untuk membentuk benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan dengan bantuan dari alat gerinda yang berputar. Proses grinding dilakukan pada komponen- komponen penyusun prosthetic jari tangan yang terbuat dari bahan PVC
commit to user
IV-23
dengan mengikuti alur gambar atau desain mall sehingga terbentuk sesuai bentuk dari mall itu sendiri. Beberapa komponen yang dibentuk melalui proses grinding antaralain proximal phalanx, phalanx media, distal phalanx , komponen link base, serta komponen rigid link yang digunakan sebagai sistem penarik dalam prosthetic jari tangan mekanisme sistem bar. Kesulitan yang terjadi pada proses ini adalah mendapatkan tingkat presisi yang baik. Tingkat presisi yang baik akan sangat diperlukan pada saat proses perakitan, dimana jika terdapat komponen yang kurang presisi maka dapat menghambat proses perakitan. Untuk mendapatkan tingkat presisi yang baik membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya karena dimensi dari komponen yang yang diproses, berukuran serta membentuk pola yang rumit terutama dalam proses pembuatan rigid link yang digunakan sebagai sistem penarik dalam prosthetic jari tangan mekanisme sistem bar, karena komponennya memiliki dimensi lebih kecil dari komponen lain, sehingga membutuhkan tingkat ketelitian yang lebih besar.
Tabel 4.9 Hasil proses grinding komponen penyusun prosthetic jari
tangan
Desain Mal
Hasil Proses grinding Desain Proximal phalanx
Hasil proses grinding proximal phalanx
Desain Medial phalanx
Hasil Proses Grinding Medial phalanx
Desain Distal phalanx
Hasil Proses Grinding Distal phalanx
Desain Rigid Link
Hasil Proses Grinding Rigid Link
commit to user
IV-24
2. Proses drilling, Proses drilling atau pengeboran merupakan proses permesinan untuk membuat lubang pada objek dengan menekan pahat drill yang berputar. Proses drilling dalam pembuatan prosthetic jari tangan sistem kabel dilakukan untuk membuat lubang pada komponen sebagai tempat joint dan porors penyangga. Proses ini dilakukan pada komponen yang terbuat dari bahan PVC. Besarnya diameter yang harus dibentuk, disesuaikan dengan besarnya komponen dan poros yang digunakan.
3. Proses assembling, Proses assembling merupakan proses terakhir dalam tahap pembuatan prosthetic jari tangan. Dalam proses ini, komponen dirakit menjadi satu bagian sehingga prosthetic jari tangan mampu melakukan fungsi pergerakan jari tangan manusia.
Gambar 4.20 Proses assembling pada bagian prosthetic jari tangan
prosthetic jari tangan sistem cross bar.
commit to user
IV-25
Pengembangan desain prosthetic jari tangan (sistem bar) dapat dilihat pada gambar 4.21,
(a) (b) Gambar 4.21 (a). Desain prosthetic jari tangan (sistem
bar), (b). prototype prosthetic jari tangan
sistem bar Tabel 4.10 menerangkan mengenai fitur pengembangan desain prosthetic jari tangan sistem cross bar
Tabel 4.10 Fitur desain prosthetic jari tangan sistem cross bar
FITUR DESAIN
KETERANGAN
Terdiri dari 3 Phalanx : Proximal Phalanx, Medial Phalanx, dan Distal Phalanx Terdapat komponen joint sebagai penghubung antar Phalanx Menggunakan silinder aluminium sebagai poros penyangga Penambahan komponen base sebagai pengganti fungsi telapak tangan
Sistem Penggerak
Memanfaatkan rangkaian rigid link untuk mendapatkan gerakan menarik atau mendorong Komponen Phalanx menggunakan material bahan PVC Komponen joint menggunakan material bahan aluminium Komponen poros penyangga menggunakan material bahan aluminium Komponen base menggunakan material bahan PVC Sistem penggerak menggunakan material bahan PVC Prosthetic jari tangan mampu melakukan gerakan fleksi dan ekstensi yang sempurna
Prosthetic jari tangan diharapkan memiliki beban yang ringan, namun cukup kuat
Material Bahan
Desain Link
Atribut Desain
Prosthetic jari tangan diharapkan memiliki dimensi yang serupa dengan jari tangan manusia
commit to user
IV-26
Desain prosthetic jari tangan bekerja dengan sistem voluntary closing device , sehingga tangan dalam keadaan extension seperti pada kondisi tangan manusia normal. Sistem penarikan yang diterapkan berbeda dengan sistem penarikan pada prosthetic jari tangan (sistem cable) yang dibahas sebelumnya. Perbedaannya terletak pada mekanisme penggerak prosthetic jari tangan pada desain ini tanpa menggunakan kabel melainkan menggunakan bar atau bisa disebut rigid link. Sistem penarikan yang diterapkan pada prosthetic jari tangan menggunakan sistem bar yang menghubungkan antar link pada prosthetic jari tangan, sehingga pada saat terjadi penarikan pada ruas pangkal jari dengan besar gaya tertentu, maka bar pada setiap link akan menarik bar yang terpasang pada link atau ruas jari yang lain.
4.3 UJI EKSPERIMEN
Pada tahap ini dilakukan pengujian eksperimen serta dilanjutkan dengan pengukuran kecepatan respon dalam menghitung besarnya gaya tarik dinamis pengoperasian prosthetic jari tangan saat melakukan gerakan, serta menentukan eksperimen empiris pada prosthetic jari tangan.
4.3.1 Tahap Pengujian Eksperimen
Pengujian dilakukan terhadap kedua prototype prosthetic jari tangan dalam mengukur besar gaya tarik dinamis yang dibutuhkan dalam pengoperasian prototype prosthetic jari tangan. Pengujian ini dilakukan dengan langkah sederhana, yaitu dengan memanfaatkan sistem katrol yang telah dirancang sebagai penyangga prototype prosthetic jari tangan untuk dikondisikan dalam posisi jari tangan menengadah keatas, seperti ditunjukan dalam gambar 4.22.
Gambar 4.22 prototype prosthetic jari tangan pada penyangga sistem katrol
commit to user
IV-27
Setelah prototype prosthetic jari tangan terpasang pada penyangga, kemudian pada ujung sistem katrol diberi beban yang dihubungkan dengan menggunakan tali nylon hingga sistem penarik dalam prototype prosthetic jari tangan mulai bekerja dan menghasilkan gerakan flexsi pada prototype prosthetic jari tangan, seperti ditunjukan pada gambar 4.23
Gambar 4.23 pengujian eksperimen
Pengujian dilakukan dengan 2 eksperimen yang berbeda, perbedaan tersebut terdapat pada besar kelompok beban yang digunakan. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah variasi dari faktor pembebanan dan faktor desain dapat mempengaruhi besar gaya tarik dinamis yang dihasikan secara signifikan. Penjelasan mengenai pengujian eksperimen yang dilakukan meliputi keterangan mengenai tahap pengujian dan penjelasan prosedur pengujian yang dilakukan serta pengkondisian pra eksperimen, akan diuraikan dalam subbab berikut :
A. Pengujian eksperimen 1 Pada pengujian eksperimen 1, beban yang digunakan adalah kelompok beban dengan berat 500 gram, 550 gram, 600 gram
1. Melakukan tahap pengkondisian dan pra eksperimen Eksperimen dilakukan terhadap dua jenis prosthetic jari tangan, yaitu prosthetic jari tangan sistem cross cable, prosthetic jari tangan sistem cross bar . Sebelum eksperimen dilakukan, perlu dilakukan pengkondisian terhadap prototype prosthetic jari tangan agar dapat diperbandingkan. Beberapa persiapan yang dilakukan, adalah:
commit to user
IV-28
a) Kedua jenis prototype prosthetic jari tangan dikondisikan menjadi sistem voluntary closing agar memudahkan dalam pengukuran gaya tarik dinamis prosthetic jari tangan.
b) Kabel yang digunakan pada kedua jenis prototype prosthetic jari tangan adalah kabel nylon dengan diameter 0,23 mm.
c) Pembebanan yang diberikan pada kedua prototype prosthetic jari tangan sebesar 500 gram, 550 gram, 600 gram.
d) Pengujian diakukan dengan tahap repikasi sebanyak 3 kali, hal ini dilakukan untuk memperoeh data variansi yang akan digunakan pada tahap pengolahan data statistik.
e) Pengujian kedua jenis prototype prosthetic jari tangan, dilakukan dengan penyesuaian pada posisi sudut maksimum yang dibentuk oleh prototype prosthetic jari tangan sistem bar.
2. Mempersiapkan meja penyangga sebagai alat bantu pengujian yang telah
dirancang khusus untuk pengujian prototype prosthetic jari tangan.
3. Mengatur atau set-up panjang dan tegangan kabel nylon yang digunakan untuk pengujian mekanisme pergerakan prototype prosthetic jari tangan.
4. Pemasangan beban pada ujung kabel nylon sebagai pemberat yang digunakan untuk merepresentasikan gaya tarik pada prototype prosthetic jari tangan.
5. Pemasangan prototype prosthetic jari tangan pada alat bantu meja penyangga kemudian dilakukan penyesuaian terhadap kabel dan beban yang telah dipasang.
6. Melakukan proses pengujian.
7. Mendokumentasikan pengujian menggunakan alat perekam visual untuk mengetahui waktu respon dari pergerakan prototype prosthetic jari tangan saat melakukan pergerakan.
8. Melakukan pengamatan dan pengukuran untuk menentukan besar gaya tarik dinamis yang dihasikan. Dalam mendapatkan data pengukuran besar gaya tarik dinamis yang dibutuhkan prototype prosthetic jari tangan saat melakukan gerakan, yaitu menggunakan perangkat software pembaca gerakan melalui rekaman video
commit to user
IV-29
yang telah diambil dalam proses pengujian. Data yang dihasilkan dalam proses ini adalah berupa percepatan gerakan prototype prosthetic jari tangan saat mengalami tarikan yang dipengaruhi oleh pembebanan. Data mengenai percepatan dan besar gaya disajikan dalam tabel 4.11.
Tabel 4.11 Data hasil pengujian eksperimen 1
B. Posedur pengujian eksperimen 2 Pada pengujian eksperimen 2, beban yang digunakan adalah kelompok beban dengan berat 79,74 gram dan 84,56 gram
1. Melakukan tahap pengkondisian dan pra eksperimen Eksperimen dilakukan terhadap dua jenis prototype prosthetic jari tangan, yaitu prototype prosthetic jari tangan sistem cross able, prototype prosthetic jari tangan sistem cross bar. Sebelum eksperimen dilakukan, perlu dilakukan pengkondisian prototype prosthetic jari tangan agar dapat diperbandingkan. Beberapa persiapan yang dilakukan, adalah:
a) Kedua jenis prototype prosthetic jari tangan dikondisikan menjadi sistem voluntary closing agar memudahkan dalam pengukuran gaya tarik dinamis prototype prosthetic jari tangan.
b) Kabel yang digunakan pada kedua jenis prototype prosthetic jari tangan adalah kabel nylon dengan diameter 0,23 mm.
a (m/s²)
DATA HASIL F (N) PENGUJIAN Pembebanan
sa
in
to
ty
sth
ti
ja
ta
si
ste
le
500 gram
550 gram
600 gram
500 gram
550 gram
600 gram
commit to user
IV-30
c) Pembebanan yang diberikan pada kedua prototype prosthetic jari tangan sebesar 79,74 gram dan 84,56 gram.
d) Pengujian diakukan dengan tahap repikasi sebanyak 3 kali, hal ini dilakukan untuk memperoeh data variansi yang akan digunakan pada tahap pengolahan data statistik.
e) Pengujian kedua jenis prototype prosthetic jari tangan, dilakukan dengan penyesuaian pada posisi sudut maksimum yang dibentuk oleh prototype prosthetic jari tangan sistem bar.
2. Mempersiapkan meja penyangga sebagai alat bantu pengujian yang telah
dirancang khusus untuk pengujian prototype prosthetic jari tangan.
3. Mengatur atau set-up panjang dan tegangan kabel nylon yang digunakan untuk pengujian mekanisme pergerakan prototype prosthetic jari tangan.
4. Pemasangan beban pada ujung kabel nylon sebagai pemberat yang digunakan untuk merepresentasikan gaya tarik pada prototype prosthetic jari tangan.
5. Pemasangan prototype prosthetic jari tangan pada alat bantu meja penyangga kemudian dilakukan penyesuaian terhadap kabel dan beban yang telah dipasang.
6. Melakukan proses pengujian.
7. Mendokumentasikan pengujian menggunakan alat perekam visual untuk mengetahui waktu respon dari pergerakan prototype prosthetic jari tangan saat melakukan pergerakan.
8. Melakukan pengamatan dan pengukuran untuk menentukan besar gaya tarik dinamis yang dihasikan. Dalam mendapatkan data pengukuran besar gaya tarik dinamis yang dibutuhkan prototype prosthetic jari tangan saat melakukan gerakan, yaitu menggunakan perangkat software pembaca gerakan melalui rekaman video yang telah diambil dalam proses pengujian. Data yang dihasilkan dalam proses ini adalah berupa percepatan gerakan prototype prosthetic jari tangan saat mengalami tarikan yang dipengaruhi oleh pembebanan. Data mengenai percepatan dan besar gaya disajikan dalam tabel 4.12.
commit to user
IV-31
Tabel 4.12 Data hasil pengujian eksperimen 2
DATA HASIL
PENGUJIAN
Pembebanan a (m/s² )
si 84.56 gram
4.3.2 Pengolahan Data Statistik
Tahap pengolahan data statistik menggunakan dua tipe teknik desain eksperimen. Kedua tipe teknik desain eksperimen yang digunakan yaitu Factorial Eksperimen dan Randomize Block Design. Teknik desain Factorial Eksperimen digunakan untuk meneliti pengaruh faktor terhadap suatu respon. Faktor yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah faktor pembebanan dan faktor desain, sedangkan respon yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah besar gaya tarik dinamis prototype prosthetic jari tangan. Selain itu teknik desain Factorial Eksperimen digunakan untuk menentukan apakah terdapat interaksi yang berarti antar kedua faktor tersebut. Teknik Randomize Block Design digunakan karena eksperimen ini terdiri dari dua faktor, yaitu faktor pembebanan dan faktor desain prothestic tangan, dimana faktor pembebanan dijadikan pembatas atau block. Pada tahap pengolahan data statistik dilakukan uji asumsi dasar dan uji Anova untuk mengetahui tingkat signifikansi variabel respon. Setelah itu dilakukan pemilihan desain prosthetic jari tangan berdasarkan nilai gaya tarik dinamis prosthetic jari tangan.
A. Uji asumsi dasar data hasil pengujian eksperimen 1 Uji asumsi dasar merupakan langkah awal dalam pengolahan data, yang meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji independensi. Apabila seluruh hasil pengujian asumsi dasar tidak terpenuhi, maka data hasil eksperimen harus ditransformasi ke bentuk lain sehingga data hasil transformasi memenuhi
commit to user
IV-32
asumsi dasar. Beberapa metode transformasi data adalah dengan cara dikuadratkan, di-akar-kan, di-log-kan, dan lainnya. Proses pengujian asumsi dasar dilakukan terhadap data hasil pengukuran gaya tarik dinamis pada masing-masing perlakuan.
1. Uji normalitas,
Uji normalitas dilakukan terhadap data observasi di tiap perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data observasi berdistribusi normal. Jumlah perlakuan yang terdapat pada eksperimen adalah 18 perlakuan. Cara perhitungan uji normalitas dilakukan dengan metode lilliefors. Data nilai gaya tarik dinamis yang telah didapat melalui pengukuran, selanjutnya dibuat dalam suatu tabel interaksi. Berdasarkan hasil perhitungan, terlihat bahwa nilai L hitung (0,2159) < L tabel
(0,2390), maka terima H 0 dan simpulkan bahwa ke-18 sampel data
observasi dari gaya tarik dinamis berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas,
Pengujian homogenitas dilakukan dengan metode levene test, yakni menguji kesamaan ragam data observasi antar level faktornya. Uji homogenitas dilakukan terhadap data yang dikelompokkan berdasarkan faktor pembebanan dan faktor desain. Uji homogenitas antar level faktor pembebanan dan faktor desain Prosedur pengujian adalah dengan mengelompokkan data berdasarkan besar pembebanan, kemudian dicari rata-rata tiap level pembebanan dan desain kemudian dihitung selisih absolut nilai pengamatan terhadap rata- ratanya.
Hasil perhitungan uji homogenitas terhadap faktor pembebanan dapat dilihat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16 Uji levene dikelompokkan berdasarkan faktor pembebanan
df SS
MS
F hit F tabel Keputusan
5 0.0000074 0.0000015 12 0.0000139 0.0000012 17 0.0000213
Desain dan Pembebanan
1.28 3.11
Data Homogen
Error
Total
Sumber Keragaman
commit to user
IV-33
Taraf nyata yang dipilih a= 0,05, dengan wilayah kritik penolakan terhadap F hitung < F tabel. Berdasarkan tabel 4.15 untuk pembebanan, nilai F hitung sebesar 1,28 < F tabel sebesar 3,11, sehingga H0 diterima dan disimpulkan bahwa data antar level faktor pembebanan memiliki ragam yang sama (homogen).
3. Uji independensi, Pengujian independensi dilakukan dengan membuat plot residual data untuk setiap perlakuan berdasarkan urutan pengambilan data pada eksperimen. Nilai residual tersebut merupakan selisih data observasi dengan rata-rata tiap perlakuan. Hasil perhitungan nilai residual untuk tiap perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.17.
Tabel 4.17 Residual data gaya tarik dinamis
1 2 3 1 2 3 1 A1B1 4.893 4.900 4.900 4.898
-0.00431401 0.002127 0.002187023 2 A1B2 4.899 4.900 4.900 4.900
-0.00014435 0.0001631 -1.8787E-05 3 A2B1 5.390 5.390 5.390 5.390 7.03661E-05 -0.000136 6.55516E-05 4 A2B2 5.389 5.389 5.389 5.389
-0.00011569 -3.48E-05 0.000150447 5 A3B1 5.880 5.880 5.878 5.879 0.000475536 0.000488 -0.00096352 6 A3B2 5.878 5.879 5.878 5.879
-9.8035E-05 0.0004218 -0.00032373
No Perlakuan
Data residual kemudian diplotkan berdasarkan urutan pengambilan data eksperimen seperti gambar 4.22
Experiment ke-
Grafik Uji Independensi
residual
Gambar 4.22 Plot residual data gaya tarik dinamis
commit to user
IV-34
Berdasarkan Gambar 4.22 terlihat bahwa nilai residual tersebar di sekitar garis nol dan tidak membentuk pola khusus, sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil eksperimen memenuhi syarat independensi. Hasil uji asumsi yang dibahas di atas, diketahui bahwa data observasi yang
dilakukan memenuhi asumsi normalitas dan independensi. Tingkat keseragaman data observasi tidak menimbulkan resiko yang serius, karena jumlah kasus pada setiap samplenya adalah sama. Oleh karena itu, data observasi tersebut dapat digunakan untuk pengolahan analisis variansi (Anova).
B. Uji asumsi dasar data hasil pengujian eksperimen 2, Uji asumsi dasar merupakan langkah awal dalam pengolahan data, yang meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji independensi. Apabila seluruh hasil pengujian asumsi dasar tidak terpenuhi, maka data hasil eksperimen harus ditransformasi ke bentuk lain sehingga data hasil transformasi memenuhi asumsi dasar. Beberapa metode transformasi data adalah dengan cara dikuadratkan, di-akar-kan, di-log-kan, dan lainnya. Proses pengujian asumsi dasar dilakukan terhadap data hasil pengukuran gaya tarik dinamis pada masing-masing perlakuan.
1. Uji normalitas, Uji normalitas dilakukan terhadap data observasi di tiap perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data observasi berdistribusi normal. Jumlah perlakuan yang terdapat pada eksperimen adalah 18 perlakuan. Cara perhitungan uji normalitas dilakukan dengan metode lilliefors. Data nilai gaya tarik dinamis yang telah didapat melalui pengukuran, selanjutnya dibuat dalam suatu tabel interaksi. Hasil perhitungan uji lilliefors untuk gaya tarik dinamis secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.19.
commit to user
IV-35
Tabel 4.19 Perhitungan uji lilliefors gaya tarik dinamis
P(x) |P(z)-P(x)| |P(x-1)-P(z)|
L hitung
0.2356
L tabel
0.2750
Berdasarkan hasil perhitungan, terlihat bahwa nilai L hitung (0,2356) < L tabel (0,2750), maka terima H 0 dan simpulkan bahwa ke-12 sampel data observasi dari gaya tarik dinamis berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas, Pengujian homogenitas dilakukan dengan metode levene test, yakni menguji kesamaan ragam data observasi antar level faktornya. Uji homogenitas dilakukan terhadap data yang dikelompokkan berdasarkan faktor pembebanan dan faktor desain. Uji homogenitas antar level faktor pembebanan dan faktor desain Prosedur pengujian adalah dengan mengelompokkan data berdasarkan besar pembebanan, kemudian dicari rata-rata tiap level pembebanan dan desain kemudian dihitung selisih absolut nilai pengamatan terhadap rata- ratanya.
Hasil perhitungan uji homogenitas terhadap faktor pembebanan dapat dilihat pada tabel 4.21.
Tabel 4.21 Uji levene dikelompokkan berdasarkan faktor pembebanan
df SS
MS
F hit F tabel Keputusan
3 0.0000290 0.0000097 8 0.0000463 0.0000058 11 0.0000753
Sumber Keragaman Desain dan Pembebanan
1.67 4.07
Data Homogen
Error Total
commit to user
IV-36
Taraf nyata yang dipilih a= 0,05, dengan wilayah kritik penolakan terhadap F hitung < F tabel. Berdasarkan tabel 4.20 untuk pembebanan, nilai F hitung sebesar 1,67 < F tabel sebesar 4,07, sehingga H0 diterima dan disimpulkan bahwa data antar level faktor pembebanan memiliki ragam yang sama (homogen).
3. Uji independensi, Pengujian independensi dilakukan dengan membuat plot residual data untuk setiap perlakuan berdasarkan urutan pengambilan data pada eksperimen. Nilai residual tersebut merupakan selisih data observasi dengan rata-rata tiap perlakuan. Hasil perhitungan nilai residual untuk tiap perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.22
Tabel 4.22 Residual data gaya tarik dinamis
1 2 3 1 2 3 1 A1B1 0.7567 0.7560 0.7456 0.7528 0.0040 0.0033 -0.0072 2 A1B2 0.7448 0.7509 0.7504 0.7487 -0.0039 0.0022 0.0017 3 A2B1 0.7975 0.7842 0.8002 0.7939 0.0035 -0.0098 0.0062 4 A2B2 0.7909 0.7898 0.7764 0.7857 0.0052 0.0041 -0.0093
GAYA
Residual No Perlakuan
Rata-rata
Data residual kemudian diplotkan berdasarkan urutan pengambilan data eksperimen seperti gambar 4.23
Experiment ke-
Grafik Uji Independensi
Series1
Gambar 4.23 Plot residual data gaya tarik dinamis
commit to user
IV-37
Berdasarkan Gambar 4.23 terlihat bahwa nilai residual tersebar di sekitar garis nol dan tidak membentuk pola khusus, sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil eksperimen memenuhi syarat independensi. Hasil uji asumsi yang dibahas di atas, diketahui bahwa data observasi yang
dilakukan memenuhi asumsi normalitas dan independensi. Tingkat keseragaman data observasi tidak menimbulkan resiko yang serius, karena jumlah kasus pada setiap samplenya adalah sama. Oleh karena itu, data observasi tersebut dapat digunakan untuk pengolahan analisis variansi (Anova).
4.3.3 Uji Anova
Pengujian analisis variansi (Anova) dilakukan terhadap nilai gaya tarik dinamis untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang diteliti berpengaruh signifikan terhadap variabel respon tersebut. Pengujian analisis variansi pada penelitian ini menggunakan dua tahap pengujian, yaitu dengan menggunakan Teknik Randomize Block Design kemudian dilanjutkan dengan menggunakan Teknik desain Factorial Eksperimen.
A. Pengujian analisis variansi Teknik Randomize Block Design
Dengan menggunakan taraf keberartian 0,05, hipotesis yang diajukan adalah perbedaan desain menimbulkan pengaruh terhadap besar gaya tarik dinamis yang diteliti. Hipotesis nol yang diajukan dalam analisis variansi, adalah:
꠨ 廸 =0 Perbedaan desain tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap gaya tarik dinamis.
Hipotesis umum yang diajukan adalah ada perbedaan yang signifikan antar faktor maupun level dalam setiap faktor yang diteliti. Hipotesis umum
ini disebut sebagai hipotesis satu (H 1 ).
Hipotesis umum yang diajukan dalam analisis variansi, adalah:
H 1 : ꠨ 廸 ≠0 Perbedaan desain menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap gaya tarik dinamis.
Model matematik yang dipakai dalam analisis ini, adalah:
commit to user
IV-38
Y ijk =m+A i +B j +e k ( ij ) dengan;
Y ijk : variabel respon
A i : faktor desain prosthetic jari tangan
B j : faktor pembebanan
e k ( ij ) : random error i
: jumlah faktor desain tangan prosthetic (B) j = 1, 2 j
: jumlah faktor pembebanan, (A) i = 1, 2, 3
: jumlah observasi k = 1, 2, 3
1. Anova eksperimen 1
a) Dua desain prototype prosthetic jari tangan, yaitu sistem cable dan sistem bar.
b) Pembebanan yang diberikan pada kedua prototype prosthetic jari
tangan sebesar 500 gram, 550 gram, 600 gram.
c) Pengujian dilakukan dengan tahap replikasi sebanyak 3 kali.
d) Keterangan :
: jumlah faktor desain jari tangan prosthetic (A) i = 1, 2
: jumlah faktor pembebanan, (B), j = 1, 2, 3
: jumlah observasi k = 1, 2, 3
e) Hipotesis nol yang diajukan dalam analisis variansi:
H’ 0 : α 1 = α 2 = α 3 = 0 (pengaruh desain nol)
f) Hipotesis umum yang diajukan dalam analisis variansi:
H’ 1 : α 1 ≠α 2 ≠α 3 ≠0
g) Taraf signifikansi: α = 0,05
Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai-nilai yang dibutuhkan untuk perhitungan jumlah kuadrat.
Hasil analisis variansi dari data pada tabel 4.24 disajikan dalam perhitungan ANOVA tabel 4.25.
commit to user
IV-39
Tabel 4.25 Anova untuk pengujian eksperimen 1
df SS
MS
F hitung F tabel Keputusan
Sumber Keragaman
Pembebanan Desain Desain dan Pembebanan Error
2. Anova eksperimen 2
a) Dua desain prototype prosthetic jari tangan, yaitu sistem cable dan sistem bar.
b) Pembebanan yang diberikan pada kedua prototype prosthetic jari tangan sebesar 79,74 gram, 84,56 gram.
c) Pengujian dilakukan dengan tahap replikasi sebanyak 3 kali.
d) Keterangan :
i : jumlah faktor desain jari tangan prosthetic (A) i = 1, 2 j : jumlah faktor pembebanan, (B), j = 1, 2, 3 k : jumlah observasi k = 1, 2, 3
e) Hipotesis nol yang diajukan dalam analisis variansi: H’ 0 : α 1 = α 2 = α 3 =0
f) Hipotesis umum yang diajukan dalam analisis variansi:
H’ 1 : α 1 ≠α 2 ≠α 3 ≠0
g) Taraf signifikansi:
α = 0,05 Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai-nilai yang dibutuhkan untuk perhitungan jumlah kuadrat. Hasil analisis variansi dari data pada tabel 4.26 disajikan dalam perhitungan ANOVA tabel 4.28.
Tabel 4.28 Anova untuk pengujian eksperimen 2
df SS
MS
F hitung F tabel Keputusan
Sumber Keragaman
Desain 5.32
Pembebanan Desain dan Pembebanan
Error
commit to user
IV-40
B. Pengujian analisis variansi teknik desain Factorial Eksperimen
Dengan menggunakan taraf keberartian 0,05, hipotesis umum yang diajukan adalah ada perbedaan yang signifikan antar faktor maupun level dalam setiap faktor yang diteliti. Hipotesis nol yang diajukan dalam analisis variansi, adalah:
H 0.1 :
꠨ 廸 =0 Perbedaan pembebanan tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan
terhadap gaya tarik dinamis.
H 0.2 : ꠨ . =0 Perbedaan desain prosthetic jari tangan tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap besarnya gaya tarik dinamis.
H 0.3 : ꠨ 廸. =0 Tidak ada interaksi antara perbedaan pembebanan dengan desain yang berlainan.
Hipotesis umum yang diajukan adalah ada perbedaan yang signifikan antar faktor maupun level dalam setiap faktor yang diteliti. Hipotesis umum
ini disebut sebagai hipotesis satu (H 1 ).
Hipotesis umum yang diajukan dalam analisis variansi, adalah:
H 1.1 : ꠨ 廸 ≠0 Perbedaan pembebanan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap gaya tarik dinamis.
H 1.2 : ꠨ . ≠0 Perbedaan desain prosthetic jari tangan menimbulkan pengaruh yang
signifikan terhadap besarnya gaya tarik dinamis.
H 1.3 : ꠨ 廸. ≠0 Ada interaksi antara perbedaan pembebanan dengan desain yang berlainan.
Model matematik yang dipakai dalam analisis ini, adalah: Y ijk =m+A i +B j + AB ij +e k ( ij ) dengan;
Y ijk : variabel respon
commit to user
IV-41
A i : untuk level pada faktor pembebanan.
B j : untuk level pada faktor desain prosthetic jari tangan. k
AB ij
: untuk observasi tiap kondisi eksperimen (tiap kombinasi i dan j) : interaksi faktor A dan faktor B.
e k ( ij ) : error dalam masing-masing treatment.
1. Anova eksperimen 1
a) Dua desain prototype prosthetic jari tangan, yaitu sistem cable dan sistem bar.
b) Pembebanan yang diberikan pada kedua prototype prosthetic jari
tangan sebesar 500 gram, 550 gram, 600 gram.
c) Pengujian dilakukan dengan tahap replikasi sebanyak 3 kali.
d) Keterangan :
i : jumlah faktor pembebanan, (A) i = 1, 2, 3 j : jumlah faktor desain tangan prosthetic (B), j = 1, 2 k : jumlah observasi k = 1, 2, 3
e) Hipotesis nol yang diajukan dalam analisis variansi:
f) Hipotesis umum yang diajukan dalam analisis variansi:
g) Taraf signifikansi: α = 0,05
Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai-nilai yang dibutuhkan untuk perhitungan jumlah kuadrat.
Hasil analisis variansi dari data pada tabel 4.29 disajikan dalam perhitungan ANOVA tabel 4.31.
commit to user
IV-42
Tabel 4.31 Anova untuk pengujian eksperimen 1
Sumber variansi
Derajat Kebebasan
Jumlah Kuadrat
Rataan Kuadrat
F hitungan
F tabel
1.5106 0.0242799 3.885 terima Desain
1 0.0003
0.0003 0.0000051 4.747 terima Interaksi AxB
2 0.0044
0.0022 0.0000351 3.885 terima Error
2. Anova eksperimen 2
a) Dua desain prototype prosthetic jari tangan, yaitu sistem cable dan sistem bar.
b) Pembebanan yang diberikan pada kedua prototype prosthetic jari tangan sebesar 79,74 gram, 84,56 gram.
c) Pengujian dilakukan dengan tahap replikasi sebanyak 3 kali.
d) Keterangan :
i : jumlah faktor pembebanan, (A) i = 1, 2 j : jumlah faktor desain tangan prosthetic (B), j = 1, 2 k : jumlah observasi k = 1, 2, 3
e) Hipotesis nol yang diajukan dalam analisis variansi:
f) Hipotesis umum yang diajukan dalam analisis variansi:
g) Taraf signifikansi:
α = 0,05 Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai-nilai yang dibutuhkan untuk perhitungan jumlah kuadrat. Hasil analisis variansi dari data pada tabel 4.32 disajikan dalam perhitungan ANOVA tabel 4.34.
commit to user
IV-43
Tabel 4.34 Anova untuk pengujian eksperimen 2
Sumber variansi
Derajat Kebebasan
Jumlah Kuadrat
Rataan Kuadrat
F hitungan
F tabel
0.0049 0.0027733 5.318 terima Desain
1 0.0000644
0.000064 0.0000361 5.318 terima Interaksi AxB
1 0.00000090 0.00000090 0.0000005 5.318 terima Error
4.3.4 Analisis Hasil Uji Variansi
Keputusan terhadap hipotesis nol didasarkan pada nilai F hitung, yakni hipotesis nol (H 0 ) ditolak jika F hitung > F tabel dan diterima jika F hitung < F
tabel . Penggunaan F hitung memberikan kesimpulan tentang hasil uji hipotesis analisis variansi, baik dengan menggunakan teknik Randomize Block Design maupun desain Factorial Eksperiment. Keputusan yang diambil terhadap hasil analisis variansi data eksperimen untuk gaya tarik dinamis, yaitu:
A. Analisis hasil uji variansi teknik Randomize Block Design
Dari hasil pengujian pada eksperimen 1 dan 2, dapat dianalisis bahwa ditinjau dari faktor desain prosthetic jari tangan (faktor B), nilai F hitung >F tabel , sehingga tolak H 0 dan disimpulkan bahwa pengaruh desain prosthetic jari tangan terhadap gaya tarik dinamis yang dihasilkan tidak ada perberbedaan signifikan untuk setiap level yang di uji.
B. Analisis hasil uji variansi teknik desain Factorial Eksperiment
1. Dari hasil pengujian pada eksperimen 1 dan 2, dapat dianalisis bahwa ditinjau dari faktor pembebanan (faktor A), nilai F hitung < F tabel, sehingga terima H 0 dan disimpulkan bahwa pengaruh pembebanan terhadap gaya tarik dinamis yang dihasilkan tidak ada perberbedaan signifikan untuk setiap level yang di uji.
2. Dari hasil pengujian pada eksperimen 1 dan 2, dapat dianalisis bahwa ditinjau dari faktor desain prosthetic jari tangan (faktor B), nilai F hitung
< F tabel, sehingga terima H 0 dan disimpulkan bahwa pengaruh desain prosthetic jari tangan terhadap gaya tarik dinamis yang dihasilkan tidak ada perberbedaan signifikan untuk setiap level yang di uji.
commit to user
IV-44
3. Dari hasil pengujian pada eksperimen 1 dan 2, dapat dianalisis bahwa tidak terjadi interaksi diantara kedua faktor, hal tersebut terlihat dalam
nilai F hitung < F tabel, sehingga terima H 0.
commit to user
V-1
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Pada bab ini dilakukan analisis dan interpretasi hasil terhadap hasil pengolahan data pada bab sebelumnya.
5.1 ANALISIS PERANCANGAN
Pada sub bab ini diuraikan mengenai analisis terhadap hasil pengembangan desain prosthetic jari tangan yang diwujudkan dalam bentuk prototype prosthetic jari tangan sistem penggerak cross cable dan cross bar, serta hasil eksperimen pengujian prosthetic jari tangan berupa besar gaya tarik dinamis yang dibutuhkan oleh prototype prosthetic jari tangan saat melakukan gerakan fleksi.
5.1.1 Kesetaraan Desain Prosthetic Jari Tangan
Hasil dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Dechev, et al (1999) mengenai prosthetic jari tangan sistem cable dan sistem bar, serta Saliba dan Axiax, 2007 mengenai prosthetic jari tangan sistem cross cable, terlebih dahulu dilakukan penyetaraan desain sebelum dilakukan tahap perbandingan. Tahap penyetaraan desain diberlakukan terhadap fitur - fitur desain yang ada, diantaranya desain link prosthetic jari tangan, material bahan yang digunakan, serta mekanisme penggerak yang digunakan dalam desain.
Tabel 5.1 menunjukan kesetaraan desain prosthetic jari tangan dari penelitian yang dilakukan oleh Dechev, et al (1999) mengenai prosthetic jari tangan sistem cable dan sistem bar serta Saliba dan Axiax, 2007 mengenai prosthetic jari tangan sistem cross cable yang dilengkapi dengan usulan perbaikan dan pengembangan desain prosthetic jari tangan.
Tabel 5.1 Kesetaraan desain prototype prosthetic jari tangan
Prototype Prosthetic
Usulan Jari Tangan
Dechev, et al (1999)
Saliba dan Axiax, 2007
Kesetaraan
Sistem Cable
Sistem Bar
Sistem Cross Cable
setara tidak
Sistem Cable Sistem Bar
Terdiri dari 3 Phalanx: Proximal
Terdiri dari 3 Phalanx : Proximal Phalanx, Medial Phalanx, dan Distal
Terdiri dari 6 rigid link saling Terdiri dari 3 Phalanx: Proximal
Phalanx, Medial Phalanx, dan Distal Phalanx
terhubung hingga membentuk Phalanx, Medial Phalanx, dan
suatu rangkaian
Distal Phalanx
Phalanx
Terdapat komponen joint sebagai
Terdapat komponen joint
Terdapat komponen joint
sebagai penghubung antar
sebagai penghubung antar
penghubung antar Phalanx
Desain Link
rigid link
Phalanx
Menggunakan pipa silinder Menggunakan silinder aluminium aluminium sebagai tempat sistem
sebagai poros penyangga cable
Penambahan komponen Penambahan komponen base sebagai base sebagai pengganti fungsi
pengganti fungsi telapak tangan telapak tangan
Melakukan pola gerakan flexi Melakukan pola gerakan flexi
Menerapkan pola cross cable dan
Sistem Penggerak
Melakukan pola gerakan flexi
dan extensi
dan extensi
cross bar untuk melakukan gerakan
Komponen Phalanx menggunakan Komponen Phalanx menggunakan
Komponen rigid link
Komponen Phalanx
menggunakan material bahan
menggunakan material bahan
material bahan aluminium material bahan PVC
aluminium
aluminium
Komponen joint menggunakan
Komponen joint
Komponen joint
material bahan aluminium
menggunakan material bahan
menggunakan material bahan
Material Bahan
aluminium
aluminium
Menggunakan komponen pipa Menggunakan komponen poros
silinder yang terbuat dari material -
penyangga yang terbuat dari material bahan aluminium bahan aluminium
Menggunakan komponen base yang terbuat dari material bahan - Menggunakan komponen base yang - √ terbuat dari material bahan PVC aluminium
V-2
commit to user
V-3
Dari tabel 5.1, diketahui bahwa kesetaraan desain dari ketiga penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Dechev, et al (1999) mengenai prosthetic jari tangan sistem cable dan sistem bar serta Saliba dan Axiax, 2007 mengenai prosthetic jari tangan sistem cross cable, dari sudut pandang desain link terdapat empat faktor yang diperbandingkan, dimana dari keempat faktor tersebut, terdapat
3 faktor yang tidak setara yaitu jumlah phalanx dan link yang digunakan dalam desain, tempat sistem penggerak, penggunaan komponen base serta terdapat 1 faktor yang setara, yaitu penggunaan komponen joint. Dari sudut pandang sistem penggerak, terdapat satu faktur dengan perbandingan yang tidak setara, yaitu pola gerakan dari sistem penggerak. Kemudian dari sudut pandang material bahan, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi kesetaraan, dimana terdapat 2 faktor yang setara, yaitu pengunaan material alumunium pada komponen phalanx dan joint, serta terdapat pula 2 faktor yang tidak setara, yaitupenggunaan poros penyangga serta komponen base yang masing-masing menggunakan material aliminium serta PVC.
Berdasarkan hasil identifikasi terhadap desain prosthetic jari tangan pada penelitian sebelumnya, diperoleh data-data mengenai permasalahan yang timbul pada desain prosthetic jari tangan yang dijabarkan menjadi usulan perbaikan dan pengembangan, kemudian diterjemahkan menjadi atribut perancangan dan kebutuhan fungsional perancangan, sehingga diperoleh komponen-komponen spesifik yang digunakan dalam rancangan yang diwujudkan menjadi prototype prosthetic jari tangan.
5.1.2 Perwujudan Prototype Prosthetic Jari Tangan
Prototype prosthetic jari tangan dalam penelitian ini terdiri atas beberapa perangkat, dimana perangkat-perangkat tersebut tersusun oleh beberapa komponen didalamnya. Perangkat-perangkat prototype prosthetic jari tangan ini antara lain perangkat link prosthetic jari tangan yang tersusun oleh komponen link
1 sebagai aplikasi dari proximal phalanx prosthetic jari tangan, link 2 sebagai aplikasi dari medial phalanx prosthetic jari tangan, link 3 sebagai aplikasi distal phalanx prosthetic jari tangan, komponen joint, dan komponen poros penyangga, kemudian perangkat base sebagai aplikasi pengganti komponen telapak tangan
commit to user
V-4
yang tersusun oleh komponen link base, komponen joint, dan komponen poros penyangga, perangkat yang terakhir yaitu perangkat sistem penggerak.
Analisis untuk tiap perangkat dan komponen penyusun prototype prosthetic jari tangan dengan akan dijabarkan dalam bahasan berikut ini.
A. Perangkat link prosthetic jari tangan.
Perangkat link prosthetic jari tangan berfungsi sebagai kerangka prosthetic jari tangan manusia. Perangkat link prosthetic jari tangan ini terdiri dari komponen link 1 sebagai aplikasi dari proximal phalanx prosthetic jari tangan, link 2 sebagai aplikasi dari medial phalanx prosthetic jari tangan, link 3 sebagai aplikasi distal phalanx prosthetic jari tangan, komponen joint, dan komponen poros penyangga. Perangkat link prosthetic jari tangan ini diharapkan sesuai dengan dimensi tangan manusia normal serta memiliki beban yang ringan, dan kuat.
Pada perangkat link prosthetic jari tangan ini, telah dilakukan pengembangan dan perbaikan dari desain pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dechev, et al (1999) serta Saliba dan Axiax, 2007. Beberapa pengembangan dan perbaikan tersebut terdapat pada desain phalanx yang telah menerapkan dimensi tangan manusia dalam perancangannya, serta pengguanaa material PVC untuk mengganti material bahan aluminium yang digunakan pada penelitian sebelumnya. Dengan mengadopsi struktur jari tangan manusia dengan penerapan data antropometri dari jari tangan manusia dalam proses perancangannya, serta penggunaan material bahan PVC yang memiliki sifat bahan tahan lama, kuat, ringan, mudah dibentuk dan mudah dirangkai dalam pembuatan komponen-komponen link 1, link 2, dan link 3, maka hal ini menunjukkan bahwa desain ini telah dapat memenuhi kebutuhan fungsional perancangan yang diharapkan.
Akan tetapi, perangkat link prosthetic jari tangan ini mengalami kendala dalam proses pembuatannya, kendala yang dihadapi yaitu, mendapatkan tingkat presisi yang baik pada proses pemesinan. Tingkat kepresisian akan sangat diperlukan pada saat proses perakitan, dimana jika terdapat komponen yang kurang presisi maka dapat menghambat proses perakitan. Untuk mendapatkan tingkat presisi yang baik membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
commit to user
V-5
menyelesaikannya karena dimensi dari komponen yang diproses berukuran kecil serta membentuk pola yang rumit. Jika terjadi kesalahan dalam proses pemesinan, maka harus mengulangi proses dari awal. Hal ini menyebabkan pemborosan komponen dan mempengaruhi besarnya biaya yang diperlukan untuk pembuatan alat.
Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan eksperimen awal dalam menetukan material bahan yang akan digunakan serta pada proses pemesinan, hendaknya menggunakan mesin produksi yang dapat memproses benda dengan tingkat presisi yang tinggi agar pada saat perakitan dan pengaplikasiannya tidak menimbulkan hambatan yang berarti terhadap penelitian, serta menghasilkan prototype prosthetic jari tangan yang lebih baik.
B.
Perangkat base prosthetic jari tangan berfungsi sebagai pengganti telapak tangan prosthetic jari tangan manusia. Perangkat base prosthetic jari tangan ini terdiri dari komponen link base, komponen joint, dan komponen poros penyangga.
Pada perangkat link base prosthetic jari tangan ini, telah dilakukan pengembangan dan perbaikan dari desain pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dechev, et al (1999) serta Saliba dan Axiax, 2007. Beberapa pengembangan dan perbaikan tersebut terdapat pada desain phalanx yang telah menerapkan dimensi tangan manusia dalam perancangannya, serta penggunaan material PVC untuk mengganti material bahan aluminium yang digunakan pada penelitian sebelumnya. Dengan mengadopsi struktur jari tangan manusia dengan penerapan data antropometri dari jari tangan manusia dalam proses perancangannya, serta penggunaan material bahan PVC yang memiliki sifat bahan tahan lama, kuat, ringan, mudah dibentuk dan mudah dirangkai, maka hal ini menunjukkan bahwa desain ini telah dapat memenuhi kebutuhan fungsional perancangan yang diharapkan.
Pada penelitian ini perangkat base prosthetic jari tangan ini digunakan sebagai penyangga prototype prosthetic jari tangan pada saat dilakukan tahap eksperimen pengujian untuk menghitung gaya tarik dinamis yang dibutuhkan oleh prototype prosthetic jari tangan saat melakukan gerakan fleksi.
commit to user
V-6
Bentuk dan dimensi perangkat base prosthetic jari tangan pada penelitian ini, disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian, dalam hal ini perangkat base prosthetic jari tangan digunakan sebagai penyangga prototype prosthetic jari tangan pada saat dilakukan tahap eksperimen pengujian, sehingga bentuk dan ukurannya harus disesuaikan dengan prototype prosthetic jari tangan dan alat bantu eksperimen yang berbentuk tiang penyangga.
C. Perangkat sistem penggerak cross cable
Pada perangkat sistem penggerak cross cable pada prosthetic jari tangan ini, telah dilakukan pengembangan dan perbaikan dari desain pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dechev, et al (1999). Beberapa pengembangan dan perbaikan tersebut terdapat pada jalur lintasan cable yang pada penelitian sebelumnya hanya menggunakan satu jalur lintasan cable, pada penelitian ini dilakukanpengembangan dan perbaikan dengan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Saliba dan Axiax, 2007 yang menggunakan sistem cross cable sebagai sistem penggerak pada desain prosthetic jari tangan. Sistem cross cable merupakan sistem cable dengan menambahkan satu jalur yang bersilangan untuk menghasilkan gerakan saling berlawanan, sehingga prosthetic jari tangan dapat melakukan gerakan fleksi dan ekstensi. Dengan demikian menunjukkan bahwa desain ini telah dapat memenuhi kebutuhan fungsional perancangan yang diharapkan.
D. Perangkat sistem penggerak cross bar
Pada perangkat sistem penggerak cross bar pada prosthetic jari tangan ini, telah dilakukan pengembangan dan perbaikan dari desain pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dechev, et al (1999). Beberapa pengembangan dan perbaikan tersebut yaitu dengan pengguanaan material PVC untuk mengganti material bahan aluminium yang digunakan pada penelitian sebelumnya. Komponen bar terbuat dari bahan PVC karena ringan dan mudah untuk dibentuk. Komponen bar tersusun dari beberapa rigid link yang ditautkan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai sistem penggerak.Dengan demikian menunjukkan bahwa desain ini telah dapat memenuhi kebutuhan fungsional perancangan yang diharapkan.
commit to user
V-7
Sistem penggerak menggunakan bar atau dapat juga disebut (rigid link), menghubungkan komponen link yang berperan sebagai ruas-ruas jari pada tangan, dengan menautkan bar pada poros penyangga yang terdapat pada setiap ruas jari yang seluruh rangkaian bar terpusat pada tuas penarik yang ujungnya dirangkaikan dengan tali penarik, sehingga pada saat terjadi penarikan tali pada ujung tuas penarik, bar yang menghubungkan antara komponen tuas penarik dengan jari akan mendorong ataupun menarik bar yang terdapat pada ruas jari yang lain sehingga jari akan membuka atau menutup.
5.2 ANALISIS UJI EKSPERIMEN
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pengujian eksperimen serta dengan pengukuran kecepatan respon dalam menghitung besarnya gaya tarik dinamis pengoperasian prosthetic jari tangan saat melakukan gerakan fleksi.
A. Analisis Tahap Eksperimen
Pengujian dilakukan terhadap kedua prototype prosthetic jari tangan dalam mengukur besar gaya tarik dinamis yang dibutuhkan dalam pengoperasian prototype prosthetic jari tangan. Pengujian dilakukan dengan 2 eksperimen yang berbeda, perbedaan tersebut terdapat pada besar kelompok beban yang digunakan. Pada pengujian eksperimen 1, beban yang digunakan adalah kelompok beban dengan berat 500 gram, 550 gram, 600 gram. Pada pengujian eksperimen 2, beban yang digunakan adalah kelompok beban dengan berat 79,74 gram dan 84,56 gram Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah variasi dari faktor pembebanan dan faktor desain dapat mempengaruhi besar gaya tarik dinamis yang dihasikan secara signifikan.
Gambar 5.1 Pengujian Eksperimen
commit to user
V-8
Gambar 5.1 menunjukan proses pengujian eksperimen dengan memanfaatkan sistem katrol yang telah dirancang sebagai penyangga prototype prosthetic jari tangan untuk dikondisikan dalam posisi jari tangan menengadah keatas. Hasil pengujian eksperimen berupa besar gaya tarik dinamis yang dibutuhkan dalam pengoperasian prototype prosthetic jari tangan pada saat melakukan gerakan fleksi.
B. Analisis Gaya Tarik Dinamis
Gaya tarik dinamis berkaitan erat dengan kecepatan respon gerak prototype prosthetic jari tangan. Selain dari beberapa parameter tersebut, beberapa hal yang dapat mempengaruhi besar gaya tarik dinamis yang dibutuhkan oleh prototype prosthetic jari tangan dalam melakukan gerakan fleksi yaitu diantaranya : Jumlah komponen penyusun prototype prosthetic jari tangan, Berat komponen penyusun prototype prosthetic jari tangan, serta gaya gesek yang terjadi pada sistem gerak prototype prosthetic jari tangan. Pada hasil pengembangan prosthetic jari tangan, rata-rata besar gaya tarik dinamis yang dibutuhkan untuk melakukan gerakan menutup jari tangan atau gerakan flexi pada prototype prosthetic jari tangan sistem gerak cross cable sebesar 0,773 N. Sedangkan pada prototype prosthetic jari tangan sistem gerak cross bar, gaya yang dibutuhkan yaitu sebesar 0,767 N.
Dari hasil pengukuran gaya tarik dinamis yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa untuk melakukan gerakan fleksi, desain prototype prosthetic jari tangan sistem gerak cross cable membutuhkan gaya lebih besar daripada desain prototype prosthetic jari tangan sistem gerak cross bar, hal tersebut dipengaruhi oleh gaya gesek pada sistem cross cable, dimana terjadi kontak langsung antara komponen cable nylon dengan poros joint penghubung antar link pada saat melakukan gerakan.
C. Analisis Hasil Uji ANOVA
Dari hasil pengujian pada eksperimen 1 dan 2, dapat dianalisis bahwa ditinjau dari faktor desain prosthetic jari tangan (faktor B), nilai F hitung > F tabel , sehingga tolak H 0 dan disimpulkan bahwa pengaruh desain prosthetic jari
tangan terhadap gaya tarik dinamis yang dihasilkan tidak berbeda secara signifikan untuk setiap level yang di uji.
commit to user
V-9
Dari hasil pengujian pada eksperimen 1 dan 2, dapat dianalisis bahwa ditinjau dari faktor pembebanan (faktor A), nilai F hitung < F tabel, sehingga terima H 0 dan disimpulkan bahwa pengaruh pembebanan terhadap gaya tarik
dinamis yang dihasilkan tidak berbeda secara signifikan untuk setiap level yang di uji.
Dari hasil pengujian pada eksperimen 1 dan 2, dapat dianalisis bahwa ditinjau dari faktor desain prosthetic jari tangan (faktor B), nilai F hitung < F tabel , sehingga terima H 0 dan disimpulkan bahwa pengaruh desain prosthetic jari
tangan terhadap gaya tarik dinamis yang dihasilkan tidak berbeda secara signifikan untuk setiap level yang di uji.
Dari hasil pengujian pada eksperimen 1 dan 2, dapat dianalisis bahwa tidak terjadi interaksi diantara kedua faktor, hal tersebut terlihat dalam nilai F hitung <
F tabel , sehingga terima H 0.
5.3 INTERPRETASI HASIL PENELITIAN
Desain pengembangan prosthetic jari tangan terdiri atas dua mekanisme sistem penggerak, yaitu mekanisme sistem penggerak cross cable dan cross bar. Desain tersebut diwujudkan dalam dua prototype prosthetic jari tangan dengan desain jari terdiri dari tiga ruas, yaitu proximal phalanx, medial phalanx, serta distal phalanx . Prototype prosthetic jari tangan sistem penggerak cross cable digerakkan dengan menggunakan kabel, sedangkan prototype prosthetic jari tangan sistem penggerak cross bar digerakkan dengan menggunakan rigid link.
Bahan yang digunakan pada proses pembuatan prototype prosthetic jari tangan bagian link, berasal dari plastik industri jenis PVC (polivinil klorida). Pemilihan bahan PVC karena selain murah, bahan ini juga mudah dalam dibentuk, awet, dan ringan, sedangkan komponen lain diperoleh dalam bentuk jadi.
Hasil pengembangan prosthetic jari tangan saat ini terlihat dari kemampuan melakukan gerakan flexi dan extensi. Dalam melakukan gerakan flexi, pembentukan sudut pada prototype prosthetic jari tangan sistem penggerak cross cable lebih baik dari pada prototype prosthetic jari tangan sistem penggerak cross bar . Hal tersebut dikarenakan pada prototype prosthetic jari tangan sistem penggerak cross bar belum didapatkan bentuk dan dimensi yang optimal dari rigid link yang digunakan sebagai sistem penggerak, sehingga perlu dilakukan
commit to user
V - 10
penelitian lebih lanjut tentang optimasi bentuk dan dimensi dari rigid link, sehingga gerakan yang dilakukan prototype prosthetic jari tangan tidak terhambat oleh rigid link dan sudut dari gerakan flexi dapat disesuaikan dengan kondisi tangan manusia normal.
Gaya tarik dinamis hasil pengembangan prosthetic jari tangan pada kedua mekanisme sistem penggerak terdapat perbedaan namun tidak signifikan, rata-rata besar gaya tarik dinamis yang dibutuhkan untuk melakukan gerakan menutup jari tangan atau gerakan flexi pada prototype prosthetic jari tangan sistem gerak cross cable sebesar 0,773 N. Sedangkan pada prototype prosthetic jari tangan sistem gerak cross bar, gaya yang dibutuhkan yaitu sebesar 0,767 N. Prototype prosthetic jari tangan sistem gerak cross cable memiliki gaya tarik dinamis yang lebih besar karena dipengaruhi oleh gaya gesek yang menghambat laju kabel.
commit to user
VI - 1
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Kajian mengenai pengembangan prosthetic jari tangan merupakan usaha untuk memperbaiki fungsi prosthetic tangan sebagai pengganti ketiadaan tangan manusia. Ikhtisar hasil penelitian terangkum dalam kesimpulan serta masukan perbaikan untuk penelitian selanjutnya tertuang dalam saran penelitian.
6.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan antara lain:
1. Penelitian ini menghasilkan prototype prosthetic jari tangan yang tersusun atas beberapa perangkat, antara lain perangkat link prosthetic jari tangan, perangkat base prosthetic jari tangan, perangkat sistem penggerak.
2. Hasil pengembangan prosthetic jari tangan saat ini terlihat dari kemampuan melakukan gerakan flexi dan extensi. Dalam melakukan gerakan flexi, pada prototype prosthetic jari tangan sistem penggerak cross cable lebih baik dari pada prototype prosthetic jari tangan sistem penggerak cross bar. Hal tersebut dikarenakan pada prototype prosthetic jari tangan sistem penggerak cross bar belum didapatkan bentuk dan dimensi yang optimal dari rigid link yang digunakan sebagai sistem penggerak.
3. Gaya tarik dinamis hasil pengembangan prosthetic jari tangan pada kedua mekanisme sistem penggerak terdapat perbedaan namun tidak signifikan, rata- rata besar gaya tarik dinamis yang dibutuhkan untuk melakukan gerakan menutup jari tangan atau gerakan flexi pada prototype prosthetic jari tangan sistem gerak cross cable sebesar 0,773 N. Sedangkan pada prototype prosthetic jari tangan sistem gerak cross bar, gaya yang dibutuhkan yaitu sebesar 0,767 N. Prototype prosthetic jari tangan sistem gerak cross cable memiliki gaya tarik dinamis yang lebih besar karena dipengaruhi oleh gaya gesek yang menghambat laju kabel.
commit to user
VI - 2
6.2 SARAN
Saran yang diberikan pada penelitian selanjutnya agar prosthetic jari tangan mampu dikembangkan menjadi produk yang lebih baik, sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan perbaikan terhadap desain rigid link, yaitu dengan melakukan penelitian lebih lanjut tentang optimasi bentuk dan dimensi dari rigid link, sehingga gerakan yang dilakukan prototype prosthetic jari tangan tidak terhambat oleh rigid link dan sudut dari gerakan flexi dapat disesuaikan dengan kondisi tangan manusia normal.
2. Untuk mendapatkan tingkat akurasi yang lebih baik, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang sistem katrol yang digunakan sebagai alat pendukung eksperimen, dalam pengukuran gaya tarik dinamis yang dibutuhkan oleh prototype prosthetic jari tangan.
3. Mengacu pada perkembangan prosthetic tangan di luar negeri, perlu dilakukan pengembangan terhadap kontrol pengoperasian prosthetic tangan dengan menerapkan prinsip semi otomatis, sehingga beban pengguna untuk mengoperasikan prosthetic tangan menjadi lebih ringan.