IDENTIFIKASI DATA

BAB III IDENTIFIKASI DATA

A. Identifikasi Tokoh Utama

1. Biografi Singkat

Wiji Tukul, yang bernama asli Wiji Widodo lahir di kampung Sorogenen Solo, 26 Agustus 1963. Dia adalah seorang sastrawan dan aktivis yang sangat kritis terhadap pemerintah. Wiji Thukul lahir dari keluarga yang sederhana. Orang tuanya bekerja sebagai tukang becak. Meskipun lahir dari keluarga yang terhitung kurang mampu, Wiji Tukul adalah seorang anak yang rajin dan memiliki talenta di bidang seni sastra. Saat Sekolah Dasar (SD), ia mulai membuat puisi karangannya sendiri. Ia tertarik pada dunia seni peran teater ketika duduk di bangku Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).

Perkenalannya dengan dunia seni sastra membuat sejarah hidupnya berubah. Lewat karya-karya sastranya, ia membuat puisi-puisi tajam mengkritik kebijakan pemerintah saat itu. Bersama kaum buruh dan mahasiswa ia memperjuangkan kemerdekaan dan kesejahteraan untuk rakyat kecil.

Novel grafis Wiji Thukul ingin memperlihatkan semangat perjuangan Wiji Thukul lewat karya-karya sastra untuk melawan ketidak adilan

commit to user

dimana alur ceritanya mengarah pada perjalanan hidup Wiji Thukul.

2. Prestasi dari Karya Puisinya Setelah Dia dikabarkan Hilang

Wiji tukul tidak hanya mendapatkan apresiasi dari dalam negri saja, dia juga mencuri perhatian publik internasional yang kemudian memberinya segudang penghargaan, antara lain :

a. Tahun 1989, dia mendapatkan kehormatan dan diundang membaca puisi di Kedubes Jerman di Jakarta oleh Goethe Institut.

b. Tahun 1991, ia mendapatkan penghargaan dengan tampil ngamen puisi pada Pasar Malam Puisi (Erasmus Huis; Pusat Kebudayaan Belanda, Jakarta).

c. Tahun 1991, Puisinya “mencari Tanah Lapang” memperoleh Wertheim Encourage Award yang diberikan Wertheim Stichting, Belanda, bersama WS Rendra.

d. Tahun 2002, Wiji Tukul kembali mendapat penghargaan, dia dianugerahi penghargaan "Yap Thiam Hien Award 2002"

e. Tahun 2002, sebuah film dokumenter tentang Widji Thukul dibuat oleh Tinuk Yampolsky.

commit to user

B. Study Komparasi

Novel grafis “Sang Penyair Tinggal Nama?” merupakan buku novel bergambar yang menceritakan kisah hidup Wiji Tukul pra peristiwa kerusuhan

Mei 1998 silam. Berlatar belakang masa reformasi ‟98, novel grafis yang mungkin bisa juga disebut sebagai graphic biography ini ingin menyuguhkan kisah dibalik kerusuhan yang meruntuhkan rezim orde baru tersebut. Sebagai studi

perbandingan guna melancarkan pembuatan novel grafis “Sang Penyair Tinggal Nama? ” ini maka diperlukan beberapa buku novel grafis yang mengangkat tema

sama, yaitu :

1. Novel Grafis Barat “CHE”

a. Judul

CHE

b. Pengarang

Spain Rodriguez

c. Penerbit

Penerbit Gramedia Pustaka Utama

d. Tahun terbit

2009

e. Jumlah Halaman

152 halaman

Gambar 3 : Cover Novel Grafis “CHE” Sumber : Dokumen Pribadi (Scan Gambar)

commit to user

Guevara. Buku ini masuk subkategori graphic biography. Ceritanya mengenai pergerakan yang dilakukan oleh Che Guevara sebagai seorang pemimpin gerilya Kuba.

Guevara sering diejek sebagai tampilan lancar idealisme salah tempat, oleh militer Fulgencio Batista, warisan sejarah Che berfungsi sebagai tandingan yang relevan dengan ambisi kekaisaran Amerika pemimpin di Amerika Latin dan seterusnya. Karya seni yang kuat dari Spanyol, Rodriguez menerangkan kehidupan Che dan pengalaman yang membentuk dirinya, dari perjalanan sepeda motornya melalui Amerika Latin, naik nya menjadi terkenal sebagai pemimpin dalam gerakan revolusioner Fidel Castro, dan perjalanannya di Afrika, keterlibatannya dalam pemberontakan yang menyebabkan kematiannya di Bolivia.

2. Novel Grafis Indonesia “Selamat Pagi Urbaz”,

a. Judul

Selamat Pagi Urbaz

b. Pengarang

Beng Rahadian

c. Penerbit

Terrant Books

d. Tahun terbit

2009

e. Jumlah Halaman

86 halaman

commit to user

Gambar 4 : Cover No vel Grafis “ Selamat Pagi Urbaz” Sumber : Dokumen Pribadi Gus Medi (Scan Gambar)

Novel grafis “Selamat Pagi Urbaz” adalah novel grafis lokal yang memiliki latar penceritaan mengenai kehidupan urban di Jogja melalui

kacamata pena Beng Rahadian. Cerita ini mengkritik mengenai kehidupan urban dengan menyentil semua aspek kehidupan yang tercatat dalam diary penulisnya. Selamat Pagi Urbaz merupakan sebuah novel grafis yang punya gaya filosofis-puitis-idealis . Di komik ini, jadi mengingatkan kita betapa pentignya mencatat setiap peristiwa yang dialami dalam kehidupan. Dari beberapa buku yang diambil sebagai sarana studi komparasi yang akan

dilakukan, diharapkan akan membantu dalam pembuatan novel grafis “Sang Penyair Tinggal Nama?” supaya lebih bermutu dan berkualitas.

C. Analisis SWOT

Novel Grafis “Sang Penyair Tinggal Nama?” yang akan dibuat oleh penulis merupakan sebuah produk buku yang masih jarang terdapat di pasaran. Dengan

commit to user

berlatar belakang pada era sebelum dan menjelang reformasi menurunkan presiden Soeharto dan menghacurkan rezim-rezim orde baru yang berkuasa saat itu. Sebagai sebuah tema yang baru serta melalui konsep novel grafis yang masih jarang digunakan oleh pembuat cerita bergambar di Indonesia, akan sangat berpeluang sekali di pasaran apabila novel grafis tentang Wiji Tukul ini sukses dalam pengerjaannya.

Sebagai tahap untuk meraih keberhasilan perancangan serta pembuatan novel gafis “Sang Penyair Tinggal Nama?” ini, maka diperlukan ketepatan dalam analisa untuk melihat peluang serta potensinya di pasaran. Berikut analisa produk novel grafis “Sang Penyair Tinggal Nama?” melalui perbandingan dengan novel grafis “CHE” dan “Selamat Pagi Urbaz” dengan analisis SWOT : No Analisis

SWOT

“Sang

Penyair Tinggal Nama? ”

“CHE”

“Selamat Pagi Urbaz ”

1. Strengtht (Kekuatan)

Merupakan kisah nyata

Sebagai cerita dengan tokoh lokal

Latar belakang yang kontroversial (

masa

Merupakan kisah nyata

Sebagai sebuah cerita dari perjuangan yang nyata

Tokoh yang kontroversial

Berdasarkan kisah nyata Cerita

yang update Latar belakang kota

Jogja dengan penceritaan yang

kreatif

commit to user

reformasi „98)

Perjuangan melalui sastra (puisi-puisi yang kontroversial)

tidak diketahui nasibnya (akan mengundang ketertarikan pembaca)

Masalah yang masih

masyarakat Indonesia adalah keraguan terhadap pemerintahan,

pergerakannya gerilyanya

Mampu memberi inspirasi

Cara penceritaan seperti memvisualisasik an sebuah diary

commit to user

grafis

ini

mampu menjadi salah satu cerminan kehidupan saat ini.

2. Weakness (kelemahan)

kisah

yang

terkesan menggantung

tokoh belum begitu dikenal masyarakat umum

data

yang dikumpulkan berdasar catatan teman serta keluarga saja, sehingga banyak informasi yang

sebagai produk impor tentu

tokoh tidak begitu dikenal masyarakat umum

Masih banyak masyarakat yang

belum tahu

masalah Urban sendiri dan

mengeni Novel Grafis

commit to user

tersampaikan secara

yang bersangkutan hingga saat ini masih

jadi

sebuah rahasia Negara dan hal tersebut menjadi salah satu kendala penyampaian informasi secara lenkap.

3. Opportunity (kesempatan)

Memberi pengetahuan sejarah masa setelah kemerdekaan tepatnya masa

reformasi „98

Menambah pengetahuan dalam

hal

sejarah dari Negara lain

Membuka peluang bagi

Sebagai produk asli dari dalam

negeri dengan cerita lokal

Sebagai sebuah konsep

commit to user

sebagai sebuah produk novel grafis

yang

mengangkat tokoh pergerakan lokal

di

Indonesia yang pertama dengan format buku

novel

grafis. Sebagai produk

baru

buatan lokal di pasaran.

grafis “CHE” untuk memasarkan novek grafisnya ke Indonesia.

novel grafis

4. Threat (ancaman)

Cerita ini akan mengundang kontroversial dengan menimbulkan berbagai macam

Cerita mengenai sebuah pergerakan akan

selalu mengundang kontroversial

Sebagai produk

baru dan

belum dikenal masyarakat tentu

akan mempersulit

commit to user

pandangan masyarakat terhadap kekacauan tahun ‟98.

masyarakat, bahkan politisi.

Terlalu provokatif

D. Positioning

Sebagai produk novel grafis yang masih begitu baru di Indonesia maka novel grafis “Sang Penyair Tinggal Nama?” diposisikan sebagai sebuah produk lokal yang akan menjajal pasar dalam negeri. Novel grafis ini akan menjadi produk yang memberi pengetahuan serta hiburan kepada pembaca, dengan tujuan untuk memberi tahu pembaca tentang perjuangan Wiji Tukul serta puisi-puisinya yang mampu mengobarkan semangat para mahasiswa dan masyarakat di masa reformasi 1998. Sehingga positioning yang tepat untuk perancangan novel grafis “Sang Penyair Tinggal Nama?” ini adalah sebagai novel grafis Indonesia pertama

yang mengangkat tokoh sastrawan lokal dari Kota Solo.

commit to user

E. Unique Selling Preposition

Novel Grafis “Sang Penyair Tinggal Nama?” memiliki tema yang berbeda dengan kebanyakan novel grafis buatan lokal maupun manca negara. Tema yang

diangkat adalah mengenai sejarah Indonesia setelah masa kemerdekaan. Sebagai sebuah produk asli Indonesia dengan tokoh pribumi yang berasal dari kota kecil di Jawa Tengah yaitu Solo, maka novel grafis ini akan menjadi pioner produk dalam negeri yang mengangkat tokoh lokal dalam sebuah konsep buku Novel Grafis.

Novel Grafis ini memiliki unsur pembeda daripada novel grafis yang lain, yaitu dalam hal cara penceritaan, cara visual dan cara penyajian. Penceritaan menggunakan konsep buku catatan, kemudian dalam segi visual, konsep yang diangkat adalah grafis-kolase. Yaitu perpaduan seni grafis dan teknik tempel foto dan gambar atau teknik kolase. Konsep visual tersebut untuk menjelaskan perjalanan hidup tokoh utamanya yang berangkat dari dunia sastra seni yang kemudian merambah ke kekisruhan dunia politik. Dari segi penyajian, buku ini akan menggunakan kemasan sampul seperti buku catatan atau diary agar membedakannya dengan buku komik ataupun buku sejenis yang lainnya.

Sebagai sebuah produk yang memiliki kandungan sastra dan seni rupa maka sudah barang tentu menjadi sebuah keunggulan bagi novel grafis “Sang Penyair Tinggal Nama?” untuk unjuk gigi dalam pasar lokal dengan menyuguhkan karya

sastra dan visual yang akan menarik perhatian pembaca lokal.

commit to user

47

Dokumen yang terkait

Kualitas Gel Pembersih Tangan (Handsanitizer) dari Ekstrak Batang Pisang dengan Penambahan Alkohol, Triklosan dan Gliserin yang Berbeda Dosisnya

0 1 10

PERGESERAN BAHASA DAERAH LAMPUNG PADA MASYARAKAT KOTA BAND AR LAMPUNG Nandita Wana Putri Akademi Keperawatan Panca Bhakti Jl. Zainal Abidin Pagar Alam No 14, Gedong, Meneng, Rajabasa- Bandar Lampung Posel: nanditawanagmail.com ABSTRAK - PERGESERAN BAHASA

0 0 10

IDENTITY BUILDING OF ASIAN INDIANS IN AMERICAN SOCIETY Yanti Haryanti Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura – Surakarta Posel: Yanti.Haryantiums.ac.id ABSTRACT - IDE

0 0 10

PENGGUNAAN SALAM SEBAGAI UNGKAPAN SAPAAN DALAM DRAMA SEIGI NO MIKATA DAN OHITORISAMA Utami Sulistyaningrum Program Studi Magister Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember Posel: utamimichan91gmail.com ABSTRAK - PENGGUNAAN SALAM SEBAGAI UNGK

0 0 15

PEMAKNAAN KEPENASIHATAN AKADEMIK: SEBUAH STUDI FENOMENOLOGI DI PRODI AKUNTANSI UNIVERSITAS MADURA Rosy Aprieza Puspita Zandra Program Studi Akuntansi Universitas Madura Universitas Madura Posel: rosy.zandragmail.com ABSTRAK - PEMAKNAAN KEPENASIHATAN AKADE

0 0 11

SUBKULTUR REMAJA MUSLIM PUTRI PENGGEMAR MUSIK METAL (STUDI KASUS DI DESA SIGEDANG, KEJAJAR, WONOSOBO) Unik Dian Cahyawati Kajian Budaya dan Media Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada Posel: unik.dian.cmail.ugm.ac.id ABSTRAK - SUBKULTUR REMAJA MUS

0 0 10

Moh. Chairil Asmawan Dosen Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta e-mail: mca122ums.ac.id ABSTRACT - KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENDUKUNG GERAKAN LITERASI SEKOLAH

0 1 12

AFINITAS TEMBANG MACAPAT ASMARADANA KARYA MANGKUNEGARA IV PADA PUISI ASMARADANA KARYA GOENAWAN MOHAMMAD

0 14 10

Dewi Untari Universitas Sebelas Maret Surakarta dewi.untari70gmail.com Abstract - EKSISTENSI BAHASA JAWA DALAM WACANA MEME

0 0 9

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PEMBUATAN GLUKOSA dari KERTAS BEKAS SECARA HIDROLISIS ASAM dan ENZIM

0 1 6