Perancangan ulang Kurikulum Vokasi
D. Perancangan ulang Kurikulum Vokasi
Perancangan ulang sebagai bagian dari pengembangan kurikulum pendidikan vokasi merupakan keniscayaan. Hal ini terkait dengan misi utama pendidikan vokasi untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dalam dunia usaha dan dunia industri (DUDI) yang senantiasa berubah sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat dan perkembangan Ipteks. Perubahan kebutuhan masyarakat dan perkembangan DUDI memerlukan seperangkat kompetensi baru yang dapat merupakan pengembangan kompetensi lama dan atau kompetensi yang benar-benar baru sebagai tuntutan teknologi yang baru. Karena pendidikan vokasi pada hakikatnya difokuskan untuk memenuhi kebutuhan lapangan kerja, perancangan ulang kurikulum mesti berbasis kompetensi dengan standar tertentu sebagai patokan pencapaian pelaksanaannya. Artinya, acuan Perancangan ulang sebagai bagian dari pengembangan kurikulum pendidikan vokasi merupakan keniscayaan. Hal ini terkait dengan misi utama pendidikan vokasi untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dalam dunia usaha dan dunia industri (DUDI) yang senantiasa berubah sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat dan perkembangan Ipteks. Perubahan kebutuhan masyarakat dan perkembangan DUDI memerlukan seperangkat kompetensi baru yang dapat merupakan pengembangan kompetensi lama dan atau kompetensi yang benar-benar baru sebagai tuntutan teknologi yang baru. Karena pendidikan vokasi pada hakikatnya difokuskan untuk memenuhi kebutuhan lapangan kerja, perancangan ulang kurikulum mesti berbasis kompetensi dengan standar tertentu sebagai patokan pencapaian pelaksanaannya. Artinya, acuan
Di samping itu, asupan untuk perancangan ulang kurikulum vokasi juga diperoleh dari hasil penilaian pembelajaran sebagai pelaksanaan kurikulum yang ada berdasarkan ketercapaian dan bahkan melampaui standar kompetensi lulusan, dengan menyoroti standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Hasil semua ini akan menjadi asupan bagi pengembangan kurikulum, yang salah satu bentuknya adalah perancangan ulang atau modifikasi. Jika semua ini dilakukan secara berkesinambungan, maka asupan tersebut akan sangat memadai.
Dari uraian di atas, perancangan ulang kurikulum dapat mengikuti kerangka kerja seperti diilustrasikan pada Gambar II-8.
Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja
UN
Penjabaran SKL, SI, SPr, SPen
TT
UT
Pelaksanaan Kurikulum
JD
Penilaian Pembelajaran
Evaluasi Program
Gambar II-8. Kerangka Kerja Perancangan Ulang Kurikulum Vokasi
Penerapan kerangka kerja dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Analisis kebutuhan tenaga kerja yang ada dan proyeksi pengembangannya dengan acuan tuntutan dunia DUDI masa sekarang dan 10 tahun mendatang. Dalam hal ini, tuntutan kebijakan kurikulum tetap dipertimbangkan. Kemudian hasil analisis ini digunakan untuk menyoroti dokumen kurikulum yang ada untuk menilai apakah kebutuhan yang berkembang masih terakomodasi dalam dokumen kurikulum yang ada.
2. Menganalisis standar kurikulum yang ada (Standar SKL, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian) dari sisi kebutuhan kompetensi tenaga kerja dalam dunia nyata dan proyeksi perkembangannya.
3. Menganalisis pelaksanaan kurikulum untuk melihat apakah kurikulum yang ada telah mendukung sekedar pencapaian standar atau bahkan melampauinya dan sambil mengembangkan kompetensi yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.
4. Melakukan analisis tentang cara dan hasil penilaian pembelajaran untuk melihat apakah telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas dan masih sesuai dengan tuntutan penilaian pembelajaran yang mendukung pengembangan kompetensi yang dituntut oleh DUDI dan proyeksi pengembangannya.
5. Melakukan evaluasi program untuk melihat apakah program telah berjalan dengan baik sekedar menuju tercapainya SKLatau sampai melampauinya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dengan mempertimbangkan hasil langkah 1-4. Hasil evaluasi dapat merupakan keputusan untuk merancang ulang kurikulum yang ada atau memodifikasinya.
6. Perancangan ulang dan modifikasi dipertajam dengan menganalisis ulang seluruh tahapan dengan fokus pada tuntutan DUDI sebagai patokan